VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TUNGKU SEKAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TUNGKU SEKAM"

Transkripsi

1 VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TUNGKU SEKAM Keputusan pembelian didasari oleh beberapa tahapan yang pada umumnya dilalui oleh setiap konsumen sebelum akhirnya membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk. Tahapan proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan yang dimulai ketika konsumen mengenali kebutuhannya, melakukan pencarian informasi, mengevaluasi alternatif yang ada, melakukan keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian (evaluasi). Pada penelitian ini responden juga melalui beberapa tahapan proses keputusan sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli tungku sekam, antara lain: 6.1. Pengenalan Kebutuhan Konsumen baru akan menyadari bahwa dirinya memiliki suatu kebutuhan adalah di saat konsumen mempersepsikan adanya perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang dihadapi untuk kemudian akan membangkitkan dan mengaktifkan proses awal pengambilan keputusan pembelian yang dikenal sebagai proses pengenalan kebutuhan. Proses pengenalan kebutuhan responden terhadap pembelian tungku sekam lebih banyak dikarenakan responden merasa penggunaan tungku sekam dirasakan dapat meringankan biaya, hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar responden menjawab demikian dengan persentase sebesar 25,93 persen. Selain alasan tersebut, responden juga banyak yang beranggapan harga bahan bakar sekam padi yang murah membuat responden lebih tertarik dengan tungku sekam, hal ini ditunjukkan dengan besar persentase jawaban sebesar 22,22 persen. Persentase untuk masing-masing jawaban mengenai alasan responden tertarik dengan tungku sekam dapat dilihat pada Tabel 9. 32

2 Tabel 9. Alasan Konsumen Tertarik terhadap Tungku Sekam Jumlah Persentase Alasan Ketertarikan Jawaban (%) Harga minyak tanah/lpg terlalu mahal 16 14,82 Harga kompor minyak tanah/lpg terlalu mahal 3 2,78 Keberadaan minyak tanah/lpg yang langka 15 13,89 Harga sekam padi murah 24 22,22 Keberadaan sekam padi yang mudah diperoleh 13 12,04 Penggunaan tungku sekam tabur yang mudah dan praktis 8 7,41 Penggunaan tungku sekam tabur dirasakan dapat meringankan biaya 28 25,93 Biaya pengadaan dan perawatan tungku sekam tabur lebih murah 1 0,93 Jumlah Ketertarikan responden terhadap tungku sekam juga berimplikasi pada adanya harapan tertentu dari responden terhadap manfaat yang akan dirasakan dari penggunaan tungku sekam tersebut. Harapan yang paling banyak diinginkan dari penggunaan tungku sekam adalah responden ingin mendapatkan manfaat berupa keringanan biaya sehari-hari dari penggunaan tungku sekam tersebut, hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban yang dipilih responden hingga mencapai 55,56 persen. Persentase harapan dari responden dari penggunaan tungku sekam dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Manfaat dari Penggunaan Tungku Sekam Jumlah Persentase Manfaat Jawaban (%) Meringankan biaya sehari-hari 35 55,56 Memudahkan dalam memasak 4 6,35 Mendapatkan manfaat dari sisa pembakaran sekam padi 24 38,10 Jumlah Pencarian Informasi Proses kedua dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah pencarian informasi yang terkait dengan produk yang akan digunakan untuk 33

3 memenuhi kebutuhan. Dalam proses ini, konsumen akan mencari informasi yang disimpan di dalam otak berupa ingatan (pencarian internal) atau dapat juga dengan mendapatkan informasi yang relevan dengan bantuan dari orang-orang ataupun media yang berada di lingkungan konsumen (pencarian eksternal). Namun terkait dengan tungku sekam yang merupakan produk yang masih tergolong baru, proses pencarian informasi mengenai produk lebih didominasi oleh pencarian eksternal yang berasal dari berbagai pihak. Untuk kasus pencarian informasi terhadap tungku sekam ini, sebagian besar responden (48,6 persen) mendapatkan informasi mengenai tungku sekam ini dari pejabat setempat, dalam hal ini pejabat setempat yang dimaksud adalah aparat-aparat desa yang mendapatkan informasi mengenai tungku sekam ini langsung dari produsen (departemen Fisika FMIPA IPB). Selanjutnya sumber informasi terbesar kedua adalah informasi yang berasal dari event tertentu (20,76 persen) dalam hal ini event tertentu yang dimaksud adalah sosialisasi tungku sekam yang dilakukan departemen Fisika FMIPA IPB di kantor desa yang telah ditunjuk sebelumnya. Persentase sumber informasi yang diperoleh responden selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sumber Informasi mengenai Tungku Sekam Sumber Informasi Jumlah Jawaban Persentase (%) Teman 1 1,89 Keluarga/saudara 0 0 Pejabat setempat 26 48,06 Media massa 1 1,89 Event tertentu 14 26,42 Lainnya 11 20,76 Jumlah Saat responden menerima informasi terkait dengan tungku sekam yang dapat berasal dari beberapa pihak eksternal tersebut, ada beberapa informasi yang menjadi fokus atau mendapatkan perhatian utama dari responden. Informasi yang mendapatkan fokus perhatian terbesar adalah manfaat dari tungku sekam itu sendiri (69,05 persen). Sedangkan jawaban terbesar kedua dari responden mengenai informasi yang menjadi fokus perhatian terangkum dalam pilihan 34

4 lainnya (26,19 persen) yang di dalamnya terangkum berbagai macam jawaban diantaranya adalah karena keunikan bahan bakar yang digunakan, tungku sekam yang merupakan produk baru, dan lain-lain. Rincian informasi yang menjadi fokus perhatian responden dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Fokus Perhatian Konsumen mengenai Informasi Tungku Sekam Fokus Perhatian Jumlah Jawaban Persentase (%) Manfaat tungku 29 69,05 Dampak tungku bagi lingkungan 0 0 Harga tungku 2 4,76 Lainnya 11 26,19 Jumlah Departemen Fisika FMIPA IPB melakukan kegiatan sosialisasi tungku sekam tabur di kantor desa yang ditunjuk bukan hanya untuk memberikan contoh cara penggunaan tungku, tetapi juga bertujuan untuk mempromosikan tungku sekam di hadapan khalayak ramai. Kegiatan promosi ini pun tergolong sukses karena sebanyak 82,5 persen responden menyatakan bahwa menjadi tertarik membeli tungku sekam saat melihat kegiatan sosialisasi yang dilakukan Departemen Fisika FMIPA IPB tersebut. Dampak keseluruhan dari kegiatan sosialisasi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Dampak Promosi bagi Konsumen Dampak Jumlah Jawaban Persentase (%) Membuat menjadi tertarik membeli 33 82,5 Membuat menjadi tidak tertarik membeli 0 0 Tidak berpengaruh 7 17, Evaluasi Alternatif Konsumen akan mengevaluasi alternatif pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga akhirnya akan terdapat satu alternatif yang dianggap konsumen sebagai alternatif terbaik yang dipilih oleh konsumen saat itu. 35

5 Responden dalam mempertimbangkan pembelian tungku sekam pun bergantung pada berbagai pertimbangan utama. Atribut yang paling banyak mendapatkan perhatian utama adalah atribut harga dari tungku sekam itu sendiri (27,78 persen). Harga mendapatkan perhatian utama dalam pertimbangan pembelian, hal ini dikarenakan responden yang menjadi konsumen tungku sekam sebagian besar berasal dari keluarga menengah ke bawah. Atribut kemudahan penggunaan menempati urutan kedua dengan persentase jawaban responden sebesar 22,22 persen. Responden menjawab demikian juga dikarenakan responden memiliki harapan bahwa tungku sekam yang akan dibeli dan dikonsumsi dapat lebih memudahkan responden dalam kegiatan memasak karena sangatlah lazim bila manusia menginginkan sesuatu yang lebih baik setelah melakukan suatu pengorbanan tertentu. Atribut-atribut yang menjadi perhatian utama dari respoden dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Atribut yang Menjadi Perhatian Utama saat Mengambil Keputusan Pembelian Dampak Jumlah Jawaban Persentase (%) Harga 15 27,78 Efisiensi waktu memasak 3 5,56 Kemudahan penggunaan 12 22,22 Kemudahan memperoleh bahan bakar 6 11,11 Keamanan 10 18,52 Kemudahan mendapatkan produk 0 0 Daya tahan 4 7,41 Ukuran 0 0 Bahan dasar 1 1,85 Kemudahan penyalaan 3 5,56 Hasil masakan 0 0 Penyimpanan bahan bakar 0 0 Dampak terhadap kebersihan 0 0 Warna api/suhu 0 0 Jumlah

6 Tungku sekam yang saat ini beredar di pasaran memiliki tiga macam ukuran, yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar. Sebagian besar responden atau sebanyak 80 persen responden tanpa ragu menjawab ukuran yang dianggap paling ideal untuk dikonsumsi di rumah masing-masing responden adalah tungku sekam yang berukuran sedang. Hal ini dikarenakan ukuran sedang dianggap memiliki efektifitas kinerja yang lebih baik daripada tungku sekam yang berukuran kecil dan dianggap memiliki ukuran yang paling sesuai dengan ukuran dapur responden, sedangkan untuk tungku sekam ukuran besar dianggap tidak efisien untuk kebutuhan rumah tangga, selain itu juga dianggap responden memiliki ukuran yang terlalu besar untu digunakan di rumah. Perincian ukuran tungku sekam yang diinginkan konsumen dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Ukuran Tungku Sekam yang Dianggap Ideal bagi Konsumen Ukuran Jumlah Jawaban Persentase (%) Kecil 5 12,5 Sedang Besar 3 7,5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompor LPG tetap menjadi alat masak yang menjadi pilihan utama responden untuk digunakan di rumah saat akan membeli alat memasak, hal ini ditunjukkan dengan persentase jawaban sebesar 45 persen dari seluruh responden. Hal ini dikarenakan kompor LPG dianggap lebih praktis dan lebih cepat untuk digunakan saat memasak oleh sebagian besar responden yang memilih kompor LPG. Baru setelah kompor LPG, tungku sekam dianggap sebagai pilihan utama terbaik sebagai alat masak oleh 15 persen responden. Perincian pilihan utama responden terhadap alat memasak yang responden gunakan di rumah masing-masing dapat dilihat pada Tabel

7 Tabel 16. Pilihan Utama Konsumen Pilihan Utama Jumlah Jawaban Persentase (%) Kompor minyak tanah 0 0 Kompor LPG Tungku sekam 6 15 Semua saja Keputusan Pembelian Keputusan pembelian dapat dikatakan sebagai tujuan utama bagi konsumen dalam rangkaian proses pengambilan keputusan pembelian. Konsumen akan melakukan tindakan pembelian setelah konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau alternatif pengganti yang dianggap masih dapat diterima bila memang diperlukan. Berdasarkan penelitian, pihak eksternal yang paling besar memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian adalah dari pihak saudara ataupun anggota keluarga dari responden (80 persen). Selain itu, masih terdapat beberapa pihak eksternal lain yang turut andil dalam proses pemberian pengaruh terhadap responden dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Perincian dari pihak-pihak eksternal terkait yang mempengaruhi responden dalam proses pengambilan keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Pihak yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pihak Jumlah Jawaban Persentase (%) Teman 0 0 Saudara/keluarga Penjual 3 7,5 Lainnya 5 12,5 Berbagai pihak memberikan pengaruh terhadap responden yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan pengaruh terhadap responden dalam proses pengambilan keputusan pembelian dengan berbagai bentuknya. Namun, bentuk pengaruh yang paling berpengaruh terhadap proses 38

8 pengambilan keputusan responden adalah pengaruh dalam bentuk pihak eksternal meminta responden terkait untuk membeli tungku sekam dengan persentase jawaban sebesar 42,5 persen. Bentuk-bentuk pengaruh lain yang turut mempengaruhi responden dalam proses pengambilan keputusan dapat dilihat perinciannya pada Tabel 18. Tabel 18. Bentuk Pengaruh Pihak Eksternal terhadap Keputusan Pembelian Bentuk Pengaruh Jumlah Jawaban Persentase (%) Meminta untuk membeli 17 42,5 Memberitahukan pengalaman mengkonsumsi produk Tidak berkomentar apa-apa 9 22,5 Sebagian besar proses pengambilan keputusan untuk kegiatan pembelian tungku sekam ini dilakukan tidak dengan terencana sepenuhnya karena walaupun sebelumnya responden sudah memiliki keinginan untuk membeli tungku sekam, tetapi sebagian besar responden (57,5 persen) tetap melakukan kegiatan pengambilan keputusan pembelian dengan melihat situasi terlebih dahulu yang ada di lapangan seperti yang terlihat di Tabel 19. Hal ini sangat terkait dengan atribut harga, mengingat sebagian responden adalah masyarakat dengan pendapatan kurang dari Rp per bulan. Tabel 19. Cara Mengambil Keputusan Pembelian Cara Jumlah Jawaban Persentase (%) Terencana 11 27,5 Tergantung situasi 23 57,5 Tidak terencana 6 15 Penulis menilai sebagian besar responden masih termasuk dalam konsumen yang tidak setia/loyal terhadap produk tungku sekam. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan apabila responden dikondisikan pada suatu situasi yaitu pada saat responden hendak membeli tungku 39

9 sekam namun produk sedang tidak dijual di toko yang biasa menjual atau dalam kata lain produk sedang habis terjual, sebagian besar responden (57,5 persen) lebih memilih untuk segera mencari produk pengganti tanpa memiliki keinginan untuk menunggu hingga produk tersedia kembali atau mencari di toko lain. Hal tersebut digambarkan secara lengkap pada Tabel 20. Tabel 20. Reaksi Tindakan bila Produk Tidak Dijual di Toko yang Biasa Menjual Jumlah Persentase Reaksi Tindakan Jawaban (%) Berusaha mencari di toko lain 5 12,5 Mencari produk pengganti 3 57,5 Tidak jadi membeli dan menunggu hingga produk tersedia 9 22,5 Lainnya 3 7, Hasil Konsumen setelah melakukan tindakan pembelian akan melakukan evaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah produk tersebut dikonsumsi. Hasil akhir yang diharapkan tentu saja kinerja yang harus sesuai dengan harapan konsumen atau dengan kata lain konsumen merasa puas, biasanya kepuasan ini akan diekspresikan konsumen dalam bentuk rekomendasi positif kepada orang lain maupun maksud untuk membeli kembali produk tersebut di lain kesempatan. Akan tetapi bila kinerja produk yang dikonsumsi dipandang tidak dapat memenuhi harapan konsumen atau dengan kata lain konsumen merasa tidak puas, biasanya ketidakpuasan ini akan diespresikan dengan kekecewaan dan seringkali ekspresi kekecewaan tersebut bersifat vokal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai tingkat kepuasan terhadap manfaat aktual dari penggunaan tungku sekam tabur ini. Berdasarkan Tabel 19, dapat dilihat bahwa sebagian besar reponden (37,5 persen) masih merasa belum puas terhadap manfaat aktual dari penggunaan tungku sekam. Perincian dari tingkat kepuasan responden terhadap tungku sekam tabur dapat dilihat pada Tabel

10 Tabel 21. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Tungku Sekam Kepuasan Jumlah Jawaban Persentase (%) Puas 13 32,5 Biasa saja Tidak puas 15 37,5 Responden memiliki harapan yang berbeda-beda terhadap kinerja dari tungku sekam ini. Berdasarkan Tabel 22, sebagian besar responden (57,5 persen) berpendapat bahwa manfaat aktual yang diterima responden dalam mengkonsumsi tungku sekam masih belum sesuai dengan manfaat yang diharapkan oleh responden sebelumnya. Tabel 22. Kesesuaian Manfaat Aktual yang Dirasakan Konsumen terhadap Manfaat Harapan Tungku Sekam Kesesuaian Jumlah Jawaban Persentase (%) Sesuai 17 42,5 Tidak Sesuai 23 57,5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat 13 responden dari total 40 responden yang masih menggunakan tungku sekam. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor yang membuat responden masih bertahan menggunakan tungku sekam yang paling banyak dijawab adalah karena penggunaan tungku sekam tabur dirasakan dapat meringankan biaya hidup seharihari dan penggunaan tungku sekam ini membuat responden mendapatkan manfaat lain dari sisa pembakaran sekam padi dengan persentase jawaban masing-masing sebesar 26,09 persen. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa setidaknya lebih dari 50 persen alasan responden masih menggunakan tungku sekam dikarenakan alasan ekonomi. Faktor-faktor lain yang membuat responden tetap bertahan menggunakan tungku sekam dapat dilihat pada Tabel

11 Tabel 23. Faktor-faktor yang Membuat Responden Tetap Bertahan Menggunakan Tungku Sekam Faktor Jumlah Persentase Jawaban (%) Penggunaan tungku sekam relatif praktis dan dapat memudahkan dalam proses memasak 6 13,04 Penggunaan tungku sekam dapat meringankan biaya hidup sehari-hari 12 26,09 Penggunaan tungku sekam membuat mendapatkan manfaat lain dari sisa pembakaran 12 26,09 sekam padi Sekam padi mudah diperoleh 9 19,57 Harga bahan bakar lain (minyak tanah/lpg) dirasakan terlalu mahal 4 8,70 Bahan bakar lain (minyak tanah/lpg) langka di pasaran 3 6,52 Jumlah Di sisi lain dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27 orang responden dari total 40 responden yang sudah tidak menggunakan tungku sekam. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Jawaban terbanyak dari responden tidak menggunakan tungku sekam lagi adalah lebih dikarenakan sulitnya mendapatkan produk tungku sekam di pasaran dengan persentase jawaban sebesar 18,24 persen. Alasan terbesar kedua dari responden meinggalkan penggunaan tungku sekam adalah penggunaan tungku sekam yang dinilai responden mengakibatkan kotornya dapur dengan persentase jawaban sebesar 15,54 persen. Masih terdapat faktor-faktor lain yang mengakibatkan responden tidak bertahan atau meninggalkan pengunaan tungku sekam, faktor-faktor tersebut dapat dilihat secara lengkap pada Tabel

12 Tabel 24. Faktor-faktor yang Membuat Responden Tidak Bertahan Menggunakan Tungku Sekam Faktor Jumlah Persentase Jawaban (%) Harga tungku sekam dirasakan terlalu mahal 21 14,19 Daya tahan tungku sekam yang lemah (pecah) 20 13,51 Sekam sudah sulit diperoleh 17 11,49 Kesulitan dalam menyimpan bahan bakar (sekam padi) 9 6,08 Penggunaan tungku sekam membuat dapur kotor 23 15,54 Kesulitan dalam penggunaan tungku sekam 16 10,81 Kesulitan dalam proses penyalaan awal 15 10,14 Kesulitan dalam mendapatkan tungku sekam 27 18,24 Jumlah Loyalitas responden terhadap tungku sekam, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, masih tergolong rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 65 persen responden masih memiliki keinginan untuk beralih kembali menggunakan alat masak lain seperti kompor minyak tanah atau kompor LPG. Keinginan untuk beralih kembali tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 25. Tabel 25. Keinginan untuk Beralih Kembali Menggunakan Kompor Minyak Tanah/LPG Keinginan Beralih Kembali Jumlah Jawaban Persentase (%) Ya Tidak

13 Secara ringkas tahapan proses keputusan pembelian yang telah dijabarkan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Ringkasan Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian No Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Variabel yang Menonjol 1 Pengenalan Kebutuhan Alasan konsumen tertarik terhadap tungku sekam Manfaat dari penggunaan tungku sekam 2 Pencarian Informasi Sumber informasi Fokus perhatian mengenai informasi Dampak promosi 3 Evaluasi Alternatif Atribut yang menjadi perhatian utama saat mengambil keputusan pembelian Ukuran tungku yang dianggap ideal Pilihan utama konsumen 4 Keputusan Pembelian Pihak yang mempengaruhi Bentuk pengaruh Cara mengambil keputusan Reaksi tindakan bila produk habis dijual 5 Hasil Tingkat kepuasan konsumen Kesesuaian manfaat aktual dan manfaat harapan Faktor-faktor yang membuat responden tetap bertahan menggunakan tungku sekam*) Faktor-faktor yang membuat responden tidak bertahan menggunakan tungku sekam**) Keinginan untuk beralih kembali menggunakan kompor minyak tanah/lpg Penggunaan tungku sekam dirasakan dapat meringankan biaya Meringankan biaya seharihari Pejabat setempat Manfaat tungku Membuat menjadi tertarik membeli Harga Sedang Kompor LPG Saudara/keluarga Meminta untuk membeli Tergantung situasi Mencari produk pengganti Tidak puas Tidak sesuai Penggunaan tungku sekam dirasakan dapat meringankan biaya seharihari/membuat responden mendapatkan manfaat lain dari sisa pembakaran sekam Kesulitan dalam mendapatkan tungku sekam Ya *) Responden masih menggunakan tungku sekam **) Responden sudah tidak menggunakan tungku sekam Persentase (%) 25,93 55,56 48,06 69,05 82,5 27, ,5 57,5 57,5 37,5 57,5 26,09 18,

Lampiran 1. Areal Panen, Produktivitas Rata-Rata, dan Produksi Padi Indonesia Tahun Areal Panen (Ha)

Lampiran 1. Areal Panen, Produktivitas Rata-Rata, dan Produksi Padi Indonesia Tahun Areal Panen (Ha) LAMPIRAN Lampiran 1. Areal Panen, Produktivitas Rata-Rata, dan Produksi Padi Indonesia 2003-2009 Tahun Areal Panen (Ha) Produktivitas Rata- Rata (Kuintal/Ha) Produksi (Ton) 2003 11.488.034 45,38 52.137.604

Lebih terperinci

VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN. Tabel 27. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) pada Atribut Tungku Sekam Evaluasi* Kepercayaan Atribut

VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN. Tabel 27. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) pada Atribut Tungku Sekam Evaluasi* Kepercayaan Atribut VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN 7.1. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) Atribut Tungku Sekam Atribut- atribut tungku sekam yang dinilai adalah efisiensi (lama) waktu memasak, kemudahan penggunaan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan dan menunjang

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung

DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung PETUNJUK PENGISIAN 1. Jawablah pertanyaan ini dengan sejujurnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Konsumsi bahan bakar fosil dan kebutuhan sumber daya alam yang semakin meningkat adalah masalah yang penting untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, analisis terhadap proses keputusan pembelian produk, analisis terhadap tingkat kepentingan dan tingkat

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION 7.1 Analisis Tingkat Kepuasan 7.1.1 Indeks Kepuasan Konsumen Pengukuran terhadap kepuasan konsumen

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis wilayah yang ada di Indonesia maka industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian deskriptif explanatory dengan

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian deskriptif explanatory dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian deskriptif explanatory dengan jenis dua data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Memberi janji yang berlebihan (overpromise) hanya akan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Memberi janji yang berlebihan (overpromise) hanya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman maka semakin banyak pula merek merek yang menghasilkan produk yang sama. Dengan banyaknya merek yang ada, hal itu dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA

EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA Nama : Aldi Antono Purwanto NPM : 10212571 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ir. Titiek Irewati, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat tinggi dalam kehidupan pribadi, organisasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat tinggi dalam kehidupan pribadi, organisasional maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang ini berjalan semakin pesat,terutama dalam hal teknologi telekomunikasi dan informasi. Di Indonesia kebutuhan informasi sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, khususnya di kota Bandung, maka kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan mandi, sembako, dan lain-lain, juga

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh Pemerintah adalah mengurangi beban subsidi Pemerintah terhadap minyak tanah, mengalokasikan kembali minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable).jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun batu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).

Lebih terperinci

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Menurut Engel, et al (1995), proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3)

Lebih terperinci

Gambar 10. Sebaran Usia Petani Responden

Gambar 10. Sebaran Usia Petani Responden VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Profil Responden Karakteristik petani dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, statuss pernikahan, jumlah anggota keluarga, pendapatan diluar usahatani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel Sense Experience (panca indera) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap experiential

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran pemasaran. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai seperangkat alat pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di pasar domestik (nasional) maupun dipasar internasional atau global.

BAB I PENDAHULUAN. di pasar domestik (nasional) maupun dipasar internasional atau global. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelanggan harus dipuaskan kalau mereka tidak dipuaskan maka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing. Makin banyak pelanggan yang meninggalkan

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan yang memproduksi produk-produk yang saat ini beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba menciptakan komunikasi yang unik agar

Lebih terperinci

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK Pada bulan Agustus 2005 PT Sinar Sosro meluncurkan varian produk minuman teh berkarbonasi dengan merk TEBS di daerah pemasaran Jawa Barat. Masalah yang terjadi pada produk TEBS adalah jumlah pemesanannya

Lebih terperinci

Permintaan konsumen terhadap buah jeruk ini tidak dapat dipenuhi oleh produksi jeruk dalam negeri sehingga dipenuhi oleh jeruk impor.

Permintaan konsumen terhadap buah jeruk ini tidak dapat dipenuhi oleh produksi jeruk dalam negeri sehingga dipenuhi oleh jeruk impor. PENDAHULUAN Pemberlakuan pasar bebas dapat menjadi peluang sekaligus juga ancaman bagi perdagangan komoditas kita, termasuk komoditas pertanian. Selain itu, saat ini muncul fenomena global yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN 6.1 Kesadartahuan (Awareness) Responden pada Iklan Marjan 6.1.1 Acara Televisi yang Sering Menayangkan Iklan Marjan Iklan memiliki

Lebih terperinci

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Persoalan Penggunaan Energi Memasak Dari komposisi penggunaan energi yang ditampilkan pada Gambar 1, terlihat energi yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga untuk

Lebih terperinci

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat A. KEPUASAN PASIEN 1. Definisi Pengertian kepuasan pasien Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan BAB II Penampilan makan Rasa makanan TINJAUAN PUSTAKA Keramahan pramusaji Kebersihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 21 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Konsumen secara sederhana dapat didefinisikan sebagai individu yang membeli atau menggunakan barang atau jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat. 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi ini merupakan hasil kerja keras dari rasa ingin tahu manusia terhadap

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) BIDANG KEGIATAN : PKM Artikel Ilmiah Diusulkan Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, keberadaan bisnis ritel atau bisnis eceran di tengahtengah masyarakat kota Surabaya menjadi semakin marak, dinamis, dan kompetitif. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 75 BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 6.1. identitas Karakteristik Karakteristik konsumen diperlukan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan karena bertujuan

Lebih terperinci

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Keputusan konsumen menurut Engel, dkk (1995) tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu proses yang terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan

Lebih terperinci

perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang banyak,

perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan teknologi semakin ketat, begitu juga dengan persaingan produk mengalami peningkatan yang sangat pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA Keputusan pembelian dalam mengkonsumsi barang atau jasa ditentukan oleh perilaku konsumen yang bersangkutan. Perilaku proses keputusan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK 45 ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi dangke dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat setempat. Konsumsi dangke sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan bersifat turun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah menguraikan mengenai kebijakan Segmentasi Pasar terhadap Loyalitas Konsumen di Perusahaan Matahari Pagi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan khususnya aspek

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Dewasa ini perekonomian tengah berkembang dengan pesatnya. Persaingan dalam dunia bisnis mulai mengarah pada perekonomian bebas yang semakin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, yaitu: Wafer yang memiliki tingkat awareness paling tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, seseorang akan melakukan sesuatu kegiatan yang disebut konsumsi. Konsumsi merupakan suatu kegiatan menikmati nilai daya guna dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman dahulu, manusia hanya membutuhkan barang barang sehari-hari (barang umum) untuk kelangsungan hidupnya. Orientasi konsumen pada zaman tersebut hanya kepuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Perilaku Konsumen Di Indonesia menurut Saragih (1998), pada awal Orde Baru, kegiatan ekonomi berbasis sumber daya hayati praktis hanya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran seorang Public Relations (PR) dalam sebuah organisasi atau perusahaan menjadi semakin penting. Menurut Cutlip (2009:6), PR adalah fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan mereka (Body dkk, 2000: 3). Bagian penting dari instrument

I. PENDAHULUAN. kebutuhan mereka (Body dkk, 2000: 3). Bagian penting dari instrument I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu keberhasilan dunia usaha adalah pemasaran. Pemasaran mengantisipasi dan mengukur pentingnya kebutuhan dan keinginan dari kelompok konsumen tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan berpengaruh dalam naik turunnya perusahaan, khususnya penyampaian informasi dari perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun 2005 2008 Tahun Laki-laki Perempuan Total Pertumbuhan (jiwa) (jiwa) (jiwa) (persen) 2005 424,819 406,752 831,571 1.32 2006 431,862

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis sekarang ini, persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini semakin ketat, dimana perusahaan dituntut untuk mengenal pasar dan konsumennya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 79 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain penelitian deskriptif, di mana tujuan penelitian adalah untuk menguraikan sifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal ini diduga terjadi antara lain karena daya tarik efisiensi biaya dan perawatan, tipikal jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dan untuk kriteria respondennya adalah konsumen lembaga pendidikan GO di Kota

BAB V PENUTUP. Dan untuk kriteria respondennya adalah konsumen lembaga pendidikan GO di Kota BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini direplikasi berdasarkan model dari penelitian sebelumnya yang menggunakan enam item kesadaran merek, lima item asosiasi merek, lima item persepsi kualitas, enam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam perilaku pembelian dimana konsumen memutuskan untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan dalam hal ini melakukan

Lebih terperinci

Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan

Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan Seperti yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya, penghematan dilakukan dengan menggunakan selubung pengumpul aliran gas hasil pembakaran di sekitar panci. Percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia saat ini menciptakan persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Makanan Keberhasilan suatu pelayanan gizi di ruang rawat inap di evaluasi dengan pengamatan sisa makanan tidak di konsumsi setelah makanan disajikan (Sutarjo, 1999 dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia, banyak sekali makanan yang unik dipasaran saat ini. Kebutuhan pangan adalah kebutuhan yang

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Karakteristik identitas responden adalah profil terhadap obyek penelitian yang dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen untuk membeli produknya. Kebutuhan konsumen yang. Dalam persaingan yang tajam seperti ini, keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen untuk membeli produknya. Kebutuhan konsumen yang. Dalam persaingan yang tajam seperti ini, keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin cerdasnya konsumen dan bertambahnya pilihan produk yang tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang sangat ketat pada produsen dalam usaha untuk memprebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama meningkatnya perkembangan teknologi dalam dunia industri. Dengan adanya laju perkembangan

Lebih terperinci

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 - Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 Lampiran L1-1 Validitas Konstruksi Lampiran L1-2 Validitas Konstruksi Lampiran L1-3 Validitas Konstruksi - Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 2 - Data Mentah Kuesioner Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut ini. 1. Atmosphere di distro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecap manis merupakan salah satu produk turunan kedelai yang mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber karbohidrat dan protein yang diperoleh

Lebih terperinci