2 PENDAHULUAN Kebutuhan akan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 PENDAHULUAN Kebutuhan akan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi"

Transkripsi

1 1 RESOURCE MODEL FOR AGENT USE AS A TOOL EVENT IN INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT IN INSTITUTIONS NON-FORMAL PAYROLL Leo SukmaWijaya Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University Keywords: REA, Payroll Information Systems. ABSTRACT This research s aimed to provide a description of the accounting information system design techniques using REA diagram for payroll cycle Primagama Education Institutions Branch Cilandak KKO and making the early stages database be in the form of tables, attributes, and programs. The data used are observation, interview and literature study. In this study, the author uses descriptive analysis is to analyze problems with a way to describe through the use of REA model in the diagrams. Based on the results of REA model making can we know that to create charts REA through the stages (1). They need to note the activities that occurred at the Primagama Education Institutions Branch Cilandak KKO, (2). Identify the event and organizing these activities, (3). Identify resources and agents involved in these activities, and (4). Identify the relationship between resource, event and agent. The events that happened is the service request guidance, to do teach, and receive payment. Further, resources are influenced by events, namely the student guidance, teacher s resources, and also the cash resources. While agents that involved are student s guidance, marketing, academic, and staff. After maked with the REA model formed tables amount 16, the number of tables were calculated from the number of entities which amounted to 10 and 6 relationship N: M..

2 2 PENDAHULUAN Kebutuhan akan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi yang didapatkan untuk kegiatan bisnis adalah sebagai dasar dari pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi, penyajian informasi yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat didapat / tepat waktu, akurat, dan relevan. Sampai saat ini telah banyak literature sistem informasi yang membahas mengenai keunggulan metodologi berorientasi objek dalam berbagai aplikasi sistem informasi, termasuk didalamnya proses dalam melakukan analisis dan perancangan sistem informasi, bahkan dunia pemrogramanpun mulai beralih dari pendekatan terstruktur menjadi pendekatan objek. Para pengembang sistem yang telah berpengalaman dalam menggunakan metodologi pengembangan sistem mengakui keunggulan dari metodologi ini, yaitu pemodelan menjadi lebih mudah dan lebih efisien karena dapat dipergunakan kembali (reusability), dan dapat mengintegrasikan berbagai aplikasi dari berbagai sumber (interoperability). Walaupun metode ini masih terhitung baru, tetapi dalam perkembangannya metode ini telah banyak digunakan untuk kepentingan pembuatan program berbasis objek. Melihat telah meluasnya program-program aplikasi maupun bahasa pemrograman yang berbasis objek dan pendekatan pengembangan sistem mempunyai hubungan yang erat dengan implementasi sistem yang diwujudkan di dalam bentuk pemrograman, sehingga dipandang perlu untuk memperkenalkan metode berorientasi objek dalam sistem informasi akuntansi terutama untuk pengelolaan database perusahaan. Pendekatan yang umum digunakan dalam pengembangan sistem sejak tahun 1950-an sampai dengan 1970-an adalah pendekatan yang menekankan pada pengembangan terstruktur dengan menggunakan alat-alat pembuatan model proses seperti diagram alir (flowchart), dan diagram arus data (Data flow diagram) yang kemudian berkembang pada tahun 1980-an bergeser menjadi pendekatan model data menggunakan Diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram) dan dilengkapi dengan pembuatan kamus data (Data Dictionary). Namun sejak tahun 1990-an kecenderungan telah berubah pengembangan sistem melakukan kombinasi antara model proses dan data menjadi model objek (object oriented). Dapat dikatakan bahwa metodologi pendekatan objek merupakan hasil evolusi dari banyak metodologi sebelumnya, seperti metodologi prosedural, sekuensial, konkurensi maupun modular. Perananan sistem informasi untuk akuntansi sangat besar, karena merubah dari pencatatan yang manual ke pencatatan yang terkomputerisasi. Pada organisasi kecil yang hanya mengolah data keuangan saja, SIA (sistem informasi akuntansi) hampir mewakili semua SIM (sistem informasi manajemen). Pada organisasi besar, SIA merupakan subsistem dari SIM dan merupakan subsistem yang terbesar dari SIM. Penggunaan model untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar, yaitu : model Entity Relationship Diagrams, Data Flow Diagrams (DFD), flowchart, dll. Dimana dimasing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dari berbagai model tersebut tidak satupun yang bisa menangkap data yang bersifat non keuangan.pada tahun 1982, McCarthy mengembangkan model REA (Resources Events Agents) yang digunakan untuk merancang sistem informasi akuntansi. Dimana model ini dapat menangkap infomasi keuangan, non keuangan, dan relasi antara proses bisnis.

3 3 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Menurut Moscove, suatu sistem adalah suatu entitiy ( kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuantujuan tertentu. Menurut Murdick, suatu sistem adalah kumpulan elemenelemen yang dijadikan satu untuk tujuan umum. Sedangkan menurut penulis, sistem adalah kumpulan jaringan kerja dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan menjadi satu untuk menyelesaikan sasaran tertentu. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Suatu SIM adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi. Menurut Frederick H. Wu SIM adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi merupakan bahasa dalam bisnis. Setiap perusahaan menerapkan sebagai alat komunikasi. SIA adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen). DFD DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem terstruktur. DFD digunakan oleh analis untuk mendokumentasikan desain logika suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.dfd memungkinkan pengguna mengetahui konsep analis sistem mengenai masalah yang dihadapi pengguna. ERD Model E-R diperkenalkan oleh Peter Chen pada tahun 1976 dan digunakan serta dikembangkan oleh Kroenke. Model E-R didokumentasikan dengan E-R Diagram (ERD). Kroenke berpendapat bahwa model data digunakan untuk mendokumentasikan kebutuhan user dan kebijakan perusahaan dalam rangka merancang database secara logis dengan menggunakan model E-R atau Semantic-Object.

4 4 Contoh ERD Elemen ERD Model REA Model REA adalah suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang untuk melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. Dalam model REA ditentukan : entitiy apa yang harus disertakan dalam database SIA dan bagaimana susunan relationship antara entitiy dalam database SIA. Tipe entitiy dalam model REA dibedakan dalam tiga kategori, yaitu : Resources, Event, dan Agents. Resources didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi organisasi tersebut. Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik, dan tanah. Events menunjukkan aktivitas-aktivitas bisnis, dimana manajemen ingin mengumpulkan informasi untuk tujuan perencanaan atau pengawasan. Sebagai contoh, aktivitas penjualan akan mengurangi persediaan dan aktivitas penerimaan kas akan menambah jumlah kas. SIA harus dirancang untuk memperoleh dan menyimpan informasi aktivitas tersebut. Sedangkan agents adalah orang dan organisai yang berpartisipasi dalam aktivitas dan kepada siapa informasi diserahkan untuk tujuanperencanaan, pengawasan, dan pengevaluasiaan. Contoh agents adalah pegawai, pelanggan, dan pemasok.

5 5 The REA Pattern Menyusun Diagram REA Dalam rangka menyusun diagram REA diperlukan informasi tentang: resource, event, agent dan kebijaksanaan perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk setiap perusahaan berbeda. Untuk menggambarkan diagram REA, kertas dibagi tiga kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource, kolom tengah untuk event, dan kolom kanan untuk agent. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan aktivitas. Langkah-langkah untuk menyusun diagram REA suatu siklus transaksi adalah : 1. Tentukan pasangan aktivitas yang saling memberi dalam siklus tersebut. Model REA terdiri dari sepasang event, satu menambah resource dan yang lain mengurangi resource. Tentukan eventevent bisnis yang perlu dimodelkan dalam siklus tersebut. 2. Tentukan resource yang dipengaruhi oleh event dan agent yang berpartisipasi pada event tersebut. Setelah event ditentukan, resource yang dipengaruhi oleh event tersebut ditentukan. Resource digambarkan pada kolom resource. Kemudian gambarkan relationship antara entity resource dengan entity event. Langkah selanjutnya menentukan agent yang berpartisipasi dalam event. Akan selalu terdapat paling sedikit satu internal agent dan external agent yang terlibat dalam event. Gambarkan relationship untuk menunjukkan agent mana yang berpartisipasi dalam event tertentu. Sedapat mungkin penggambaran agent tidak ganda. 3. Tetapkan cardinality untuk setiap relationship. Cardinality yang ditentukan harus mencerminkan perusahaan dan praktek bisnis yang dimodelkan. Manfaat REA Diagaram REA digunakan sebagai dokumentasi pelengkap, yang berguna untuk mendokumentasikan pembentukan advanced SIA. Diagram REA menyediakan dua informasi database SIA, yang tidak ditujukan oleh bentuk dokumentasi lain. Informasi yang disajikan oleh diagram REA adalah relationship antara data dan praktek bisnis perusahaan. Diagram REA secara tegas menggambarkan relationship antara bermacammacam data item yang disimpan dalam database akuntansi. Kardinalitas diagram REA menyajikan informasi yang berguna untuk menggambarkan prinsip dan kebijaksanaan perusahaan yang dimodelkan. Menaksirkan

6 6 dengan benar cardinality diagram REA membutuhkan pemahaman secara tepat yang menunjukkan orang atau organisasi tertentu. Hal yang sama setiap kejadian dari entity agent menunjukkan orang atau organisasi tertentu. Hal yang sama setiap kejadian suatu entitiy event menunjukkan aktivitas atau transaksi bisnis spesifik. Kardinalitas (Cardinality) Hubungan kardinalitas menunjukkan berapa banyak kejadian pada suatu entitas dalam suatu hubungan yang dapat dihubungkan dengan satu kejadian dari entitas lain dalam hubungan tersebut. Kardinalitas sering dinyatakan sebagai pasangan bilangan (X:Y). X menyatakan hubungan kardinalitas minimum dan Y menyatakan hubungan kardinalitas maksimum. Hubungan kardinalitas minimum menunjukkan jumlah baris yang paling sedikit dalam suatu hubungan. Kardinalitas minimum bisa 0 atau 1. Kardinalitas minimum 0 maksudnya setiap baris dalam tabel tidak perlu dihubungkan ke beberapa baris pada tabel lain. Kardinalitas minimum 1 menunjukkan bahwa setiap baris dalam tabel tersebut harus dihubungkan dengan paling sedikit satu baris dari tabel lain. Hubungan kardinalitas maksimum menunjukkan jumlah baris terbanyak dalam hubungan. Kardinalitas maksimum bisa 1 atau N, simbol tersebut menunjukkan setiap baris dalam tabel dapat dihubungkan dengan beberapa baris pada tabel lain. Kardinalitas maksimum 1 menunjukkan bahwa satu baris dari tabel dapat dihubungkan ke paling banyak satu baris dari tabel lain. Kardinalitas maksimum N menunjukkan bahwa satu baris dari tabel dapat dihubungkan dengan lebih dari satu baris dari tabel lain. Tipe hubungan tergantung pada kardinalitas maksimum yang menghubungkan setiap entity, ada lima tipe ralationship yaitu: 1. Ralationship zero-to-one (0:1) pada saat kardinalitas masksimum dari suatu entitas adalah 0 dan kardinalitas maksimum dari entitas lain adalah Relationship zero-to-many (0:N) pada kardinalitas maksimum dari suatu entitas adalah 0 dan kardinalitas maksimum dari entitas lain adalah N. 3. Relationship one-to-one (1:1) pada saat kardinalitas maksimum setiap entitas adalah Relationship one-to-many (1:N) pada saat kardinalitas maksimum dari suatu entitas adalah 1 dan kardinalitas maksimum dari entitaslai adalah N. 5. Relationship many-to-many (N:N) pada saat kardinalitas maksimum kedua entitas adalah N. Pembahasan dan Hasil Penelitian METODE PENELITIAN Bagian Yang Terlibat dan Pekerjaan Bagian-bagian yang ada di Pekerjaan bagian Lembaga Pendidikan Primagama 1. Marketing - Mempromosikan juga data jumlah siswa bimbingan 2. Akademik - Mangatur belajar mengajar 3. Staff - Mendata kegiatan atau transaksi yang berlangsung Lembaga Pendidikan Primagama Cabang Cilandak KKO rincian penggajian pada pengajar adalah dari ; (1) grade, (2) Kelas mengajar, (3) tambahan. Sedangkan dokumen yang digunakan kartu hadir, sebagai bukti telah hadir selama

7 7 mengajar. Alur kegiatan layanan dimulai oleh pendaftaran yang datang dengan menanyakan pengenalan yang terjadi pada jasa yang ditawarkan mereka pada bagian pendaftaran, kemudian pendaftaran memberitahukan pada bagian konsultasi perihal penempatan kelas siswa baru hingga berlangsung kegiatan belajar yang ikuti oleh siswa sampai akhir program yang menhasilkan siswa yang siap dalam menghadapi masalah belajar disekolahnya. ABSENSI PENGAJAR TINGKATAN PENGAJAR STAF GAJI PENGAJAR Alur Penggajian Alur kegiatan penggajian dimulai oleh absensi pengajar yang hadir dengan mengisi form hadir masuk karyawan sesuai tingkatan mengajar yg telah ditetapkan bagian akademik sesuai grade mengajar kemudian staff merekap absensi kehadiran pengajar untuk gaji pengajar setiap bulannya. Proses Layanan Utama Proses Layanan utama yang terdapat pada Lembaga Pendidikan Primagama adalah: 1. Proses Layanan Marketing Karena layanan utama dari Lembaga Pendidikan Primagama adalah jasa bimbingan belajar maka, proses marketing ini berperan penting untuk membayar gaji pengajar dan karyawan. 2. Proses Layanan Akademik Lembaga Pendidikan Primagama, dalam mengatur jadwal mengajar membagi sesuai tingkatan kemampuan pengajar sehingga mendapatkan tenaga dari pengajar dan dari tenaga tersebut menghasilkan jasa. 3. Proses Layanan Staff Dengan mendata setiap kegiatan yang berlangsung, maka imbal balik yang didapatkan oleh perusahaan adalah Laporan keuangan yang disampaikan ke pada manajemen untuk mengambil keputusan.

8 8 ENTERPRISE VALUE CHAIN LEVEL INFLOW JASA BIMBINGAN SISWA OUTFLOW BUSINESS PROCESS DECOMPOTITION LEVEL MARKETING AKADEMIK STAFF PENGAJAR KONSULTAN TASK LEVEL SPECIFICATION 1. PERENCANAAN PENGAJAR 2. SUPERVISI PENGAJAR 3. EVALUASI PENGAJAR 1. PERENCANAAN KONSULTAN 2. SUPERVISI KONSULTAN 3. EVALUASI KONSULTAN Dekomposisi Dari Proses Bisnis Rancangan Sistem Informasi Pembahasan rancangan sistem informasi layanan ini terfokus pada perancangan database konseptual menggunakan model REA dan aplikasi program. Perancangan diawali dengan penjabaran aktivitas-aktivitas yang terjadi pada siklus penggajian. Aktivitas Penggajian Lembaga Pendidikan Primagama 1. Pengajar datang untuk mendapatkan kelas mengajar pada tingkatan kelas yang sudah ditetapkan dari bagian akademik Lembaga Pendidikan Primagama. 2. Untuk pengajar melakukan pengecekan jadwal mengajar yang ada di bagian akademik. 3. Setelah diketahui jadwal mengajar pada bagian akademik, pengajar mengajar pada kelas yang sudah dijadwalkan. 4. Setiap selesai mengajar, pengajar disarankan untuk mengisi kartu hadir pengajar yang dibuatkan oleh bagian akademik. 5. Selanjutnya setiap minggu ke 4, bagian akademik menyerahkan kartu hadir pengajar pada staff. 6. Kartu hadir yang diterima staff dari bagian akademik direkap untuk diserahkan oleh pengajar. 7. Setelah melakukan rekap oleh staff, pengajar dapat mengambil gajinya stiap tanggal 25 akhir bulan secara tunai. Model REA Aktivitas Sebelum mengambarkan model REA, ada beberapa langakah yang perlu dilakukan.langkah-langkah membuat model REA adalah: A. Mengidentifikasi dan mengorganisir peristiwa-peristiwa operasi (events) yang harus dimasukkan kedalam model tersebut menurut urutan kejadiannya. Peristiwa-peristiwa operasi dalam aktivitas jasa ini adalah : 1. Adanya permintaan jasa dari siswa bimbingan 2. Mengatur jadwal pengajar 3. Mengajar sesuai tingkatan yang telah ditetapkan 4. Menerima pembayaran Dari empat peristiwa operasi tersebut kita padatkan menjadi tiga kegiatan, yaitu : 1. Permintaan jasa dari siswa bimbingan (2 kegiatan, yaitu permintaan jasa dari siswa bimbingan dan Mengatur jadwal dijadikan satu)

9 9 2. Mengajar sesuai tingkatan yang telah ditetapkan 3. Menerima pembayaran M SHIFT M TENTOR 1 M AKADEMIK MODUL MENGAJAR 1 1 BIMBINGAN GIVE TAKE DUALITY SISWA 1 M KWITANSI KAS 1 1 LAP. KEU PEMBAYARAN 1 M REKAP STAFF Peristiwa Yang Terjadi B. Mengidentifikasi sumber daya (resources) dan agen-agen (agents) yang terlibat dalam setiap peristiwa operasi. Dari proses jasa pelayanan Lembaga Pendidikan Primagama, dapat kita lihat sumber daya yang dipengaruhi oleh peristiwa mengajar adalah penggunaan siswa bimbingan, sumber daya pengajar, dan juga sumber daya kas yang bertambah akibat peristiwa ini. Adapun, agen-agen yang terlibat dalam aktivitas jasa pelayanan Lembaga Pendidikan Primagama adalah: 1. Siswa bimbingan 2. Marketing 3. Akademik 4. Staff C. Mengidentifikasi hubungan diantara sumber daya, peristiwa dan agen. Dalam tahap ini dibangun rancangan model REA aktivitas jasa Lembaga Pendidikan Primagama. Dalam rancangan ini terdapat tiga sumber daya yaitu siswa bimbingan, sumber daya pengajar, dan juga sumber daya kas. Didalam pandangan rantai nilai, relasi antara tiga sumber daya tersebut identik dengan give-get relationship, apabila salah satu sumber daya mengalami perubahan maka akan berdampak sama pada peubahan sumber daya yang lainnya. Sumber daya jasa berelasi dengan beberapa peristiwa operasi, yaitu: 1. Siswa bimbingan melakukan permintaan jasa 2. Marketing melakukan jasa promosi dan pendaftaran 3. Pengajar melakukan jasa mengajar 4. Staff Sumber daya kas berelasi dengan satu peristiwa operasi yaitu menerima pembayaran dimana pembayaran dilakukan secara tunai. Pembuatan DFD

10 10 JASA MENGAJAR SISWA BIMBINGAN MENERIMA SISWA BIMBINGAN AKADEMIK SISWA BIMBINGAN JASA KONSULTASI STAFF MENERIMA PEMBAYARAN KAS GAJI PENGAJAR Diagram Zero Untuk Proses Penggajian Pembuatan Diagram REA RESOURCES EVENTS AGENTS MELAYANI PERMINTAAN SISWA BIMBINGAN JASA PENGAJAR PENGAJAR KELAS BIMBINGAN KONSULTAN MELAKUKAN JASA PELAYANAN STAFF SISWA BIMBINGAN KAS MENERIMA PEMBAYARAN Diagram REA Berdasarkan Proses Penggajian Setelah diketahui kegiatan / aktivitas yang terjadi, sumber daya, dan pelaku yang terlibat, selanjutnya adalah menempatkan entity resources pada sisi kiri, entity event ditengah, dan entitiy agents pada sisi sebelah kanan. Pada sisi kiri atau entity resources didapatkan entity jasa, pengajar, dan kas. Untuk sisi tengah didapatkan entity events melayani permintaan siswa bimbingan, melakukan jasa pelayanan, dan menerima pembayaran. Sedangkan disisi kanan, didapatkan entity agents siswa bimbingan, staff, konsultasi, dan mengajar kelas bimbingan.

11 11 RESOURCES EVENTS AGENTS 0 : N MELAYANI PERMINTAAN 1 : 1 1 : 1 0 : 1 0 : 1 0 : N JASA PENGAJAR PENGAJAR KELAS BIMBINGAN KONSULTAN 0 : N 0 : N MELAKUKAN JASA PELAYANAN STAFF 1 : 1 1 : 1 SISWA BIMBINGAN 1 : 1 1 : 1 KAS 1 : 1 MENERIMA PEMBAYARAN Diagram REA Dengan Kardinalitas Pembuatan Database Diagram REA yang dihasilkan terdiri dari sepuluh entity dan enam relationship N:M ( jasa dan melayani permintaan siswa bimbingan, pengajar dan melayani permintaan siswa bimbingan, jasa dan melakukan jasa pelayanan, pengajar dan melakukan jasa pelayanan, melayani permintaan siswa bimbingan dan melakukan jasa pelayanan, melakukan jasa pelayanan dan menerima pembayaran). Sehingga dalam menerapkan diagram REA ke database relational masingmasing entity dan relationship N:M dijadikan tabel, yang jumlahnya ada enam belas tabel. Langkah selanjutnya mencantumkan atribut pada masing-masing tabel, tentukan atribut primary key untuk setiap tabel. Langkah terakhir adalah mengimplementasikan relationship 1:1 dan 1:N dengan atribut foreign key. Tabel 4.2 Tabel dan Atribut Database Awal NO NAMA TABEL ATRIBUT ( Primary Key, foreign key, dll) 1. Jasa Kode Jasa, Nama Jasa, Tarif 2. Pengajar Kode Pengajar, Nama, Alamat, pendidikan, Tingkatan Pengajar 3. Kas Nomor Akun, Tanggal Transaksi, DK, Saldo 4. Melayani Permintaan Siswa Bimbingan No Permintaan, Tanggal Pendafataran, No No Siswa Bimbingan, Kelas siswa Bimbingan, Bimbingan konsultasi 5. Melakukan Jasa Pelayanan No SJP, Tanggal Pengajar, Kelas Mengajar, Kelas Bimbingan Konsultasi, Jam mengajar 6. Menerima Pembayaran No Faktur, Tanggal Transaksi, No Pegawai Kasir, Tingkatan Kelas, TotalPembayaran 7. Mengajar Kelas Bimbingan No Pengajar, Nama Pengajar, Tanggal Lahir, Alamat, Gaji, No Telp, No KTP

12 12 8. Konsultan No Pengajar, Nama Pengajar, Tanggal Lahir, Alamat, Gaji, No Telp, No KTP 9. Staff No Staff, Nama Staff, Tanggal Lahir, Alamat, Gaji, No Telp, No KTP 10. Siswa Bimbingan No SB, Nama Siswa, Alamat, Kelas, No. Telp Bimbingan 11. Jasa-Melayani Permintaan Siswa Kode Jasa,No Permintaan Bimbingan 12. Jasa-Melakukan Jasa Pelayanan Kode Jasa, No SJP 13. Pengajar -Melayani Permintaan Siswa Bimbingan Kode Pengajar, No Permintaan 14. Pengajar-Melakukan Jasa Pelayanan Kode Pengajar, No SJP 15. Melayani Permintaan Siswa Bimbingan- Melakukan Jasa Pelayanan 16. Melakukan Jasa pelayanan-menerima pembayaran No Permintaan, No SJP No SJP, No Faktur Setelah dibuat model REA, sekarang saatnya membuat databaserelational dengan cara membuat tabel sesuai dengan jumlah entity dalam model REA dan relationship N:M. Setelah keenam belas tabel tersebut dibuat, maka dibuatlah atribut dari tabel tersebut yang mewakili tabel tersebut dan atribut tabel (primary key) harus memiliki nilai yang unik (contoh: tabel jasa, primary key-nya adalah kode jasa). Setelah pembuatan atribut, selanjutnya adalah mengimplementasikan relationship 1:1 dan 1:N dengan memasukan primary key suatu entity sebagai foreign key pada entity lain, contoh pengimplementasian 1:N adalah table melayani permintaan siswa bimbingan dengan tabel konsultan, primary key dari staff yaitu No Staff menjadi foreign key pada tabel melayani permintaan siswa bimbingan yang ditandai dengan kata yang ditulis miring. Contoh pengimplementasian 1:1 hampir sama dengan 1:N yakni dengan cara membuat primary key pada suatu entity sebagai foreign key pada entity lain. Contoh dari pengimplementasian 1:1 adalah tabel melayani permintaan siswa bimbingan dengan tabel staff dimana primary key pada tabel satff dijadikan foreign key pada tabel melayani permintaan siswa bimbingan yang ditandai dengan kata yang ditulis miring pada tabel tersebut. Perhitungan Penggajian Perhitungan penggajian pada Lembaga Pendidikan Primagama Cabang Cilandak KKO mempunyai 3 perbedaan dalam proses perhitungannya, yaitu : grade A, B, dan C. Perhitungan Penggajian Secara Manual A. grade A Nama Tentor : Ahmad Riyadi Tanggal : 7-Ags-10 Bidang Studi : Matematika Halaman : 1 Grade : A Cabang Asal : Cilandak Pendapatan

13 13 Jumlah Honor 1. SD = 6 x Rp. 43,000 = Rp. 58, SMP = 5 x Rp. 43,000 = Rp. 15, SMU = 9 x Rp. 45,000 = Rp. 405,000 Jumlah Honor = Rp. 878,000 Potongan (Transport/Kelebihan Grade/Telat) = Rp. - Tambahan (Konsis) = Rp. - Jumlah Yang Diterima = Rp. 878,000 B. grade B Nama Tentor : Ahmad Riyadi Tanggal : 7-Ags-10 Bidang Studi : Matematika Halaman : 1 Grade : B Cabang Asal : Cilandak Pendapatan Jumlah Honor 1. SD = 6 x Rp. 35,000 = Rp. 210, SMP = 0 x Rp. 35,000 = Rp SMU = 0 x Rp. 37,000 = Rp. - Jumlah Honor = Rp. 210,000 Potongan (Transport/Kelebihan Grade/Telat) = Rp. - Tambahan (Konsis) = Rp. - Jumlah Yang Diterima = Rp. 210,000 C. Grade C Nama Tentor : Ahmad Riyadi Tanggal : 7-Ags-10 Bidang Studi : Matematika Halaman : 1 Grade : C Cabang Asal : Cilandak

14 14 Pendapatan Jumlah Honor 1. SD = 2 x Rp. 29,000 = Rp. 58, SMP = 5 x Rp. 29,000 = Rp. 145, SMU = 2 x Rp. 31,000 = Rp. 62,000 Jumlah Honor = Rp. 265,000 Potongan (Transport/Kelebihan Grade/Telat) = Rp. - Tambahan (Konsis) = Rp. - Jumlah Yang Diterima = Rp. 265,000 Perhitungan Penggajian Secara Program Dalam pembuatan alur program perhitungan ini menggunakan struktur navigasi dimana pengertian struktur navigasi adalah struktur atau alur cerita dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan dan rantai kerja dari beberapa area yang berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh elemen-elemen yang digunakan dalam p ro gra m pe rhi tunga n ga ji dengan pemberian perintah dan pesan. Menentukan struktur navigasi merupakan hal yang sebaiknya dilakukan sebelum membuat suatu aplikasi. Pada struktur navigasi user termasuk struktur navigasi non linear karena, pada struktur non linear diperkenankan membuat penjejakan bercabang. Percabangan ini berbeda dengan percabangan pada struktur hirarki. Pada percabangan non linear walaupun terdapat percabangan tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai kedudukan yang sama tidak ada pada master page, slave page,dan halaman pendukung.

15 15 LOGIN HOME PROFILE PENULIS SISTIMATIKA PENULISAN KALKULAKTOR EXIT PERHITUNGAN GRADE A PERHITUNGAN GRADE B PERHITUNGAN GRADE C ISI PROFILE ISI SISTIMATIKA HASIL PERHITUNGAN HASIL PERHITUNGAN HASIL PERHITUNGAN HASIL PERHITUNGAN AKHIR Struktur Navigasi Program

16 4.2.7 Struktur Penggajian Untuk menjamin ketentuan pelaksanaan dan kegiatan dalam melaksanakan tugasnya, maka setiap tentor dalam mengajar wajib melaksanakan dan memelihara hubungan konsultasi dan kerja sama dengan bagian akademik. Dengan demikian sistem penggajian harus mendapatkan penanganan dan pengawasan yang khusus agar tidak terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan dalam pembayaran gaji. Proses pembayaran gaji pada pengajar yang dilakukan secara tetap per bulan dan dibayarkan setiap akhir bulan dengan jumlah yang berbeda-beda menurut mengajar dan konsultan akan tetapi pengajar dapat menerima gaji dipertengahan jika ada keperluan mendadak. Nilai gaji pokok ditentukan oleh grade atau jabatan dan masa kerja. Gaji yang diterima karyawan terdiri: A. Honor Tentor Grade A dengan tingkatan SD dan SMP sebesar Rp serta SMA Rp Grade B dengan tingkatan SD dan SMP sebesar Rp serta SMA Rp Grade C dengan tingkatan SD dan SMP sebesar Rp serta SMA Rp

17 17 B. Potongan Kebijakan master price dan kepala cabang untuk memberikan potongan potongan kepada pengajar sangat dipertimbangkan sekali, untuk kelalaian pengajar dikenakan potongan Rp untuk setiap melakukan kelalaian yang sudah ditetapkan oleh primagama. Pengajar dapat mengambil gaji sewaktu- waktu jika dalam keadaan tertentu dan disetujui oleh master price yang direkomendasikan oleh kepala cabang, gaji yang akan di ambil sesuai pengajar yang sudah mengajar. Gaji yang sudah di ambil oleh pengajar, jumlahnya akan dimasukan ke potongan sesuai jumlah yang di terima. C. Tambahan (Konsis) Pengajar akan mendapatkan tambahan gaji jika sudah melakukan jasa konsultan kepada siswa bimbingan. Untuk jadwal konsultasi sangat tidak menentu karna tidak semua siswa melakukan jasa konsultasi. Selain menerima jasa konsultasi pengajar juga mendapatkan tambahan gaji sebelum hari raya idul fitri dan natal, namun untuk angka nominalnya disesuaikan dengan kondisi keuangan, kondisi seperti ini yang sering kali dikeluhkan oleh pengajar. Untuk staf, marketing, akademik, dan karyawan diberikan tambahan yang berbeda sesuai ketentuan yang berlaku pada setiap cabang primagama Perlakuan Akuntansi atas Gaji A. Penilaian (Penghitungan Gaji) Gaji dihitung dengan memformulasikan elemen-elemen yang ada pada gaji. Dari semua elemen yang ada, hanya elemen potongan lah yang menjadi factor pengurang besarnya nilai gaji. Sedangkan elemen lainnya merupakan faktar penambah besarnya nilai Gaji. Gaji dapat diformulasikan sebagai berikut : [Gaji Pokok] - [Potongan] + [Tambahan/konsis] Dengan formula ini, besarnya biaya gaji yang akan timbul dapat ditentukan. B. Pengakuan Atas Gaji Gaji yang dibayarkan dengan tunai diakui pada saat pembayaran dilaksanakan, gaji yang dibayarkan dalam bentuk tunai (cash) diakui pada saat gaji diserahkan. Besarnya biaya gaji yang diakui adalah sebesar nilai hasil formulasi di atas. C. Pencatatan (Jurnal Penggajian) Gaji dicatat pada saat pengakuannya, yaitu : sesuai tanggal yang tertera di slip gaji. Adapun jurnal atas gaji adalah sebagai berikut : Biaya Gaji (debit) Rp Kas (kredit) Rp D. Pelaporan Gaji Pada Laporan Rugi Laba, Gaji termasuk di dalam kelompok besar biaya operasional dan dinyatakan di dalam akun Biaya Gaji, yang nantinya akan mempengaruhi besar-kecilnya laba atau rugi perusahaan/instasi. Pernyataan Laba rugi akan memberi kontribusi terhadap Akun laba ditahan (retained earning) pada Neraca. 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian Dari hasil pembuatan model REA dapat kita ketahui bahwa untuk membuat diagram REA melalui tahap: 1. Perlunya diketahui aktivitas-aktivitas yang terjadi 2. Mengindentifikasi event dan mengorganisir kegiatan tersebut 3. Mengindentifikasi resource dan agent yang terlibat dalam kegiatan tersebut 4. Mengindentifikasi hubungan antara resource, event dan agent. Dari diagram REA dapat dibuat database dengan membuat tabel-tabel sesuai

18 18 dengan entity yang terbentuk. Dari diagram tersebut ada sepuluh entity (jasa, pengajar, kas, melayani permintaan siswa bimbingan, melakukan jasa pelayanan, menerima pembayaran, staff, pengajar, mengajar kelas bimbingan, dan siswa bimbingan). Melihat adanya enam relationship N:M, maka keenam relationship N:M tersebut harus dibuat tabel, sehingga tabel yang akan dibuat berjumlah enam belas tabel yang nama masingmasing tabel sesuai dengan nama entity nya. Keenam belas table tersebut adalah : NO Tabel 4.3 Rangkuman Nama-Nama Tabel Yang Terbentuk NAMA TABEL 1. Jasa 2. Pengajar 3. Kas 4. Melayani Permintaan Siswa Bimbingan 5. Melakukan Jasa Pelayanan 6. Menerima Pembayaran 7. Mengajar Kelas Bimbingan 8. Konsultan 9. Staff 10. Siswa Bimbingan 11. Jasa-Melayani Permintaan Siswa Bimbingan 12. Jasa-Melakukan Jasa Pelayanan 13. Pengajar - Melayani Permintaan Siswa Bimbingan 14. Pengajar - Melakukan Jasa Pelayanan 15. Melayani Permintaan Siswa Bimbingan - Melakukan Jasa Pelayanan 16. Melakukan Jasa pelayanan - Menerima pembayaran SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pembuatan model REA dapat kita ketahui bahwa untuk membuat diagram REA melalui tahap: 1. Perlunya diketahui aktivitas-aktivitas yang terjadi di Lembaga Pendidikan

19 19 Primagama Cabang Cilandak KKO. 2. Mengindentifikasi event yaitu melayani permintaan, melakukan jasa pelayanan, dan menerima pembayaran serta mengorganisir kegiatan tersebut. 3. Mengindentifikasi resource yaitu jasa dan pengajar kemudian agent yaitu pengajar, konsultan, siswa, dan staff yang terlibat dalam kegiatan tersebut. 4. Mengindentifikasi hubungan antara resource, event dan agent. Setelah dibuatnya model REA langkah selanjutnya membuat tabel untuk database dengan cara mebuat 10 entity yang muncul dalam model REA dan 6 relationship N:M menjadi tabel yang sesuai dengan nama entity yang muncul, sehingga jumlah keseluruhan ada 16 tabel yang masing-masing tabel mempunyai atribut yang menggambarkan tabel secara jelas. Saran Dengan adanya sistem informasi maka dapat membantu pemilik dalam membuat keputusan karena tepatnya informasi (akurat), relevan, dan tepat waktu. Untuk penelitian berikutnya, dari database tersebut perlunya dilakukan normalisasi agar menghindari dari masalah anomaly update, insert, dan delete.

20 20 DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Bodnar, George H., dan Hopwood, William S., 2006, Sistem Informasi Akuntansi, edisi 9, ANDI, Yogyakarta. Jogiyanto H.M., 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, ANDI, Yogyakarta. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J.,Warfield, Terry D., 2005, Intermediate Accounting, Eleventh Edition, John Wiley & Sons, New Jersey. McCarthy, W, E. The REA Modelling Approach to Teaching Accounting Information System. Issues in Accounting Education, Vol. 18, No. 4, hal Oviliani Yenty Yuliana, Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 3, No. 1, Mei 2001, Universitas Kristen Petra, hal Ramadhan Kurniadi, 2008, Pendekatan Model REA Dalam Perancangan Sistem Informasi Berdasarkan Proses Bisnis Pabrik Tahu Sumedang Pa Dana Sebagai Pemasok Kepada Carrefour, Skripsi Sarjana FE Universitas Gunadarma, Depok. Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart, 2006, Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi), Buku Satu, Edisi Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI MENGGUNAKAN MODEL RESOURCE EVENT AGENT SEBAGAI ALAT BANTU PADA BENGKEL RESMI EDDY MOTOR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI MENGGUNAKAN MODEL RESOURCE EVENT AGENT SEBAGAI ALAT BANTU PADA BENGKEL RESMI EDDY MOTOR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI MENGGUNAKAN MODEL RESOURCE EVENT AGENT SEBAGAI ALAT BANTU PADA BENGKEL RESMI EDDY MOTOR Ardiprawiro ardee_uchiha@yahoo.com Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE

PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE 1/total Outline PROSES DESAIN DATABASE DIAGRAM HUBUNGAN-ENTITAS (ENTITY- RELATIONSHIP) MODEL DATA REA MEMBANGUN DIAGRAM REA UNTUK SATU SIKLUS TRANSAKSI MENGIMPLEMENTASIKAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 MANAJEMEN DESAIN DATABASE

PERTEMUAN 6 MANAJEMEN DESAIN DATABASE PERTEMUAN 6 MANAJEMEN DESAIN DATABASE A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan database managemen system. mahasiswa harus mampu: 1. Menggunakan REA sebagai alat design

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA BMT QM SEJAHTERA MANDIRI. Muhammad Sodikin

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA BMT QM SEJAHTERA MANDIRI. Muhammad Sodikin ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA BMT QM SEJAHTERA MANDIRI Muhammad Sodikin Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma muhammadsodikin25@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006).

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006). 2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Kas Kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan ke rekening bank perusahaan. Kas meliputi uang koin, uang kertas, cek, wesel (kiriman uang

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE

BAB III PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE BAB III PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE A. Proses Desain Database Enam langkah dasar dalam mendesain dan mengimplementasikan sistem database: 1. Identifikasi kebutuhan informasi para pemakai.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

sedang mengadakan perkumpulan arisan, rapat PKK, dan perkumpulan RT yang

sedang mengadakan perkumpulan arisan, rapat PKK, dan perkumpulan RT yang 1. Pendahuluan Laksono adalah sebuah perusahaan dagang yang didirikan pada tahun 2010. Perusahaan ini menjual segala jenis tikar secara kredit. Area pemasaran produk ini tidak menetap pada satu daerah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DENGAN METODE REA PADA UKM PT ABIRAWA. Ivica Olivia 4EB03 / Pembimbing : Dr. Widyatmini

SISTEM INFORMASI DENGAN METODE REA PADA UKM PT ABIRAWA. Ivica Olivia 4EB03 / Pembimbing : Dr. Widyatmini SISTEM INFORMASI DENGAN METODE REA PADA UKM PT ABIRAWA Ivica Olivia 4EB03 / 20208674 Pembimbing : Dr. Widyatmini Latar Belakang Kebutuhan dan manfaat informasi dalam kegiatan bisnis Meluasnya program aplikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti: BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENDATAAN PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA TOKO 7KOMPUTER. Neosa Tyas Hapsari

PENGEMBANGAN SISTEM PENDATAAN PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA TOKO 7KOMPUTER. Neosa Tyas Hapsari PENGEMBANGAN SISTEM PENDATAAN PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA TOKO 7KOMPUTER Neosa Tyas Hapsari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jalan Nakula

Lebih terperinci

12Feb. Sistem Informasi Akuntansi I. Pendekatan REA Untuk Membuat Model Proses Bisnis Afrizon, SE, M.Si, Ak. Modul ke: Fakultas

12Feb. Sistem Informasi Akuntansi I. Pendekatan REA Untuk Membuat Model Proses Bisnis Afrizon, SE, M.Si, Ak. Modul ke: Fakultas Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 12Feb Pendekatan REA Untuk Membuat Model Proses Bisnis Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Pendekatan SPA / REA Filosofi SPA / REA : Pengakuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE SISTEM PENJUALAN MENGGUNAKAN DELPHI DAN MICROSOFT SQL SERVER

PERANCANGAN DATABASE SISTEM PENJUALAN MENGGUNAKAN DELPHI DAN MICROSOFT SQL SERVER Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-3 November 2015 PERANCANGAN DATABASE SISTEM PENJUALAN MENGGUNAKAN DELPHI DAN MICROSOFT SQL SERVER Ayu Astrid Adiyani 1), Ni Nyoman Alit Triani 2) 1 Jurusan

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA DAN DESAIN DATABASE

PEMODELAN DATA DAN DESAIN DATABASE Week 4 PEMODELAN DATA DAN DESAIN DATABASE Awalludiyah Ambarwati AGENDA Model Data Relasional Model data REA (Resources, Events, Agents) Merancang diagram REA Mengimplementasikan diagram REA dalam database

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem a. Sistem adalah merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari unsurunsur atau variable-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ANEKA JAYA AUTOMOBIL. Arischa Octavicha Aryanitha

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ANEKA JAYA AUTOMOBIL. Arischa Octavicha Aryanitha ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ANEKA JAYA AUTOMOBIL Arischa Octavicha Aryanitha arischa_o_a@student.gunadarma.ac.id Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini, antara lain: 3.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001,P2) : Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE (lanjutan)

PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE (lanjutan) PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE (lanjutan) 1/total Outline MEMBANGUN DIAGRAM REA UNTUK SATU SIKLUS TRANSAKSI (lanjutan) MENGIMPLEMENTASIKAN DIAGRAM REA DALAM DATABASE -RELASIONAL 2/total Decomposing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simskin: Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts:

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simskin: Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts: 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simskin: Suatu sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA UD. WAHYU PUDAKPAYUNG SEMARANG

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA UD. WAHYU PUDAKPAYUNG SEMARANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA UD. WAHYU PUDAKPAYUNG SEMARANG Risna Ayu Nirmala 1, Yupie Kusumawati 2 1,2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula 1 No

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Modul ke: 02 Islamiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMROSESAN TRANSAKSI Kamil, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi SIKLUS AKUNTANSI Pengertian Siklus Akuntansi Siklus akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. PRAWISA ARYO SERASI (PAS)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. PRAWISA ARYO SERASI (PAS) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. PRAWISA ARYO SERASI (PAS) Febrianti Saputry (20208491) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012 Email : ebhyfebrianti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI DENGAN FITUR KUSTOMISASI UNTUK PERUSAHAAN JASA PERSEWAAN VCD/DVD

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI DENGAN FITUR KUSTOMISASI UNTUK PERUSAHAAN JASA PERSEWAAN VCD/DVD PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI DENGAN FITUR KUSTOMISASI UNTUK PERUSAHAAN JASA PERSEWAAN VCD/DVD Yulia 1, Felicia 2, Irawati 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) Valentina Stefany Muljono

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) Valentina Stefany Muljono PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) Valentina Stefany Muljono Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL REA DALAM PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN

PENDEKATAN MODEL REA DALAM PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PENDEKATAN MODEL REA DALAM PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN Oviliani Yenty Yuliana Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Petra ABSTRAK Database

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem hampir selalu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sistem yang sedang diterapkan oleh Penerbit Katahati wisdom- adalah

BAB V PENUTUP. Sistem yang sedang diterapkan oleh Penerbit Katahati wisdom- adalah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sistem yang sedang diterapkan oleh Penerbit Katahati wisdom- adalah sistem informasi akuntansi pada siklus pendapatan yang masih bersifat manual. Berdasarkan hasil analisis,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci

perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini membuat banyak perusahaan

perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini membuat banyak perusahaan 1. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini seiring dengan berjalannya waktu, teknologi dan arus informasi berkembang dengan pesat dan berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. GRANITOGUNA BUILDING CERAMICS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. GRANITOGUNA BUILDING CERAMICS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. GRANITOGUNA BUILDING CERAMICS Nurbani Ismei Daryani (20208922) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksitransaksi tersebut dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem Informasi dibangun oleh dua unsur utama yaitu sistem dan informasi. Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai Sistem Informasi, maka definisi

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP DAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 BERBASIS WEB

APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP DAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 BERBASIS WEB ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.3 December 2016 Page 1229 APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP DAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 BERBASIS WEB WEB BASED PERMANENT EMPLOYEE PAYROLL

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT Pieter Octaviandy Program Studi Sistem Informasi STMIK TIME MEDAN pieter.lecture@gmail.com Abstrak Penulisan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Prosedur Usulan Perhitungan Harga Pokok Produk Di bawah ini adalah usulan prosedur perhitungan harga pokok produk dan pemberian label dengan menggunakan metode Specific Identification

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

eksternal maupun internal perusahaan, disusunlah suatu sistem informasi akuntansi secara manual maupun terkomputerisasi.

eksternal maupun internal perusahaan, disusunlah suatu sistem informasi akuntansi secara manual maupun terkomputerisasi. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam menjalankan bisnis, perusahaan membutuhkan informasi. Informasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA 1 Ria Ayu Anggraini Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Tanty Oktavia,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI KOPITAMA DEPOK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI KOPITAMA DEPOK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI KOPITAMA DEPOK ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi simpan pinjam pada koperasi KOPITAMA Sawangan - Depok. Penelitian

Lebih terperinci

Bab III. PERANCANGAN SISTEM

Bab III. PERANCANGAN SISTEM Bab III. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Ruang Lingkup Aplikasi Berdasarkan kebutuhan pengguna dan pertimbangan kinerja aplikasi yang optimal, dirancang Aplikasi Desktop yang dibagi menjadi 2 jalur pengoperasian

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan serta melakukan perbaikan terhadap sistem yang sedang berjalan. Pada tahap ini, dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI Oktafiana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Pendahuluan Sejalan dengan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP DAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 BERBASIS WEB

APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP DAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 BERBASIS WEB APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP DAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 BERBASIS WEB WEB BASED PERMANENT EMPLOYEE PAYROLL AND CALCULATION OF PPH ARTICLE 21 APPLICATION Santika Dyah Perwitasari Prodi D3 Komputerisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang kegiatan utamanya adalah menjual barang dagang, sedangkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dagang kegiatan utamanya adalah menjual barang dagang, sedangkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa berkembang dengan pesat, walaupun lebih mengutamakan kualitas pelayanan, juga akan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera II Padalarang yang beralamat di Jl. Gadobangkong 145 Cimareme Padalarang.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Pada Perusahaan Jasa yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

BAB I PENDAHULUAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perum Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang bertujuan untuk membantu program pemerintah memberikan solusi keuangan yang terbaik

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PRODUKSI BERBASIS KOMPUTER PADA PERUSAHAAN KRIPTON GAMA JAYA. Leonardus Aditya Saka Utama Anastasia Fenyta Dewi

DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PRODUKSI BERBASIS KOMPUTER PADA PERUSAHAAN KRIPTON GAMA JAYA. Leonardus Aditya Saka Utama Anastasia Fenyta Dewi DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PRODUKSI BERBASIS KOMPUTER PADA PERUSAHAAN KRIPTON GAMA JAYA Leonardus Aditya Saka Utama Anastasia Fenyta Dewi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI DATABASE SISTEM PENJUALAN, PENERIMAAN KAS, PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS PADA TOKO SARANA KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

PERANCANGAN APLIKASI DATABASE SISTEM PENJUALAN, PENERIMAAN KAS, PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS PADA TOKO SARANA KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS PERANCANGAN APLIKASI DATABASE SISTEM PENJUALAN, PENERIMAAN KAS, PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS PADA TOKO SARANA Oleh: IVAN SUBIJANTO NIM : 232008013 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PELAYANAN SISWA PADA SMK SURYA DHARMA

SISTEM INFORMASI PELAYANAN SISWA PADA SMK SURYA DHARMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA School of Information System Jurusan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2012/2013 SISTEM INFORMASI PELAYANAN SISWA PADA SMK SURYA DHARMA July

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem Model Pendekatan Pendekatan terstruktur Mempertimbangkan data dan proses yang mentransformasikan data sebagai

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas CV. Seribu Satu

Sistem Informasi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas CV. Seribu Satu JURNAL ILMIAH CORE IT ISSN 2339-1766 Sistem Informasi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas CV. Seribu Satu Tiarma Simanuhuruk 1) Hendra Powandi 2) STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan e-mail: tiarma.simanihuruk@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan bagian-bagian atau prosedur-prosedur yang saling

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan bagian-bagian atau prosedur-prosedur yang saling BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem merupakan bagian-bagian atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dijelaskan analisis dan perancangan sistem dalam pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Transaksi Keuangan Pada Klinik Graha Amani

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN 4.1 Sistem Informasi Akuntansi Yang Diusulkan 4.1.1 Formulir/Dokumen yang Diusulkan Adapun dokumen yang diusulkan dalam perancangan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM ANALISIS PERANCANGAN SISTEM A. Pengantar Sistem adalah kumpulan elemen yang masing-masing elemen tersebut memiliki fungsi masingmasing, namun secara bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan dari adanya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian atau komponenkomponen dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pertama kali dimulai dari pelanggan memilih barang yang dibeli,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pertama kali dimulai dari pelanggan memilih barang yang dibeli, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Sistem penjualan pada CV. Sukses yaitu penjualan secara tunai. Dan berikut penjelasannya di bawah ini. 3.1.1 Analisis Proses Penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Sistem pengolahan data secara manual akan membuat keterbatasan penyajian informasi yang terkadang informasi ini sangat dibutuhkan secepat mungkin oleh pengguna

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG DAN JASA

APLIKASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG DAN JASA ISSN : 8-408 APLIKASI PEMBELIAN DAN DAN Lia Septiningrum (liaseptiningrum@rocketmail.com) Wawan Laksito ( wlaksito@yahoo.com) Tri Irawati (irawati@yahoo.co.id) ABSTRAK Tujuan skripsi ini adalah untuk membuat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NORMALISASI DATABASE AKADEMIK TERHADAP MySQL

IMPLEMENTASI NORMALISASI DATABASE AKADEMIK TERHADAP MySQL IMPLEMENTASI NORMALISASI DATABASE AKADEMIK TERHADAP MySQL Dwita Mentari 1 Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia 1 dwitamentari@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Transfer Bank Transfer adalah pemindahan dana antar rekening di suatu tempat ke tempat yang lain, baik untuk kepentingan nasabah atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Pihak-pihak

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT (Studi Kasus di PT. Penerbit Erlangga Cabang Yogyakarta)

ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT (Studi Kasus di PT. Penerbit Erlangga Cabang Yogyakarta) ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT (Studi Kasus di PT. Penerbit Erlangga Cabang Yogyakarta) Oleh : Aprilia Dian Kurnia Wati NIM. 12061137 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE

PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE N. Tri Suswanto Saptadi 4/8/2016 nts/sia 1 Pendahuluan Bagaimana kita dapat mendokumentasikan SIA yang diimplementasikan sebagai database relasional? Bab ini menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem, dan menentukan kebutuhan dari

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira Bandung di bagian pendaftaran konsumen. Yang berlokasi di jalan rajawali timur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Gaji Gaji merupakan salah satu hal yang mendorong atau memotivasi pegawai untuk bekerja atau mengabdi secara menyeluruh terhadap perusahaan. Gaji sering disebut juga sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi sistem dan informasi Untuk memahami definisi dari sebuah sistem informasi secara lengkap, sebaiknya kita harus mendefinisikan terlebih dahulu arti dari sistem dan informasi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

Basis Data. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

Basis Data. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Basis Data DATABASE Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Sistem Basis data Material Covered 1. Proses Pengembangan Database 2. Model Data 3. Model E-R Proses Pengembangan Database Proses pengembangan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT Basiroh 1), Teknik Informatika Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali Cilacap Jl Kemerdekaan Barat no. 17 kesugihan, Cilacap 53274

Lebih terperinci

. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi seperti saat ini, kemajuan teknologi informasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap aspek kehidupan.

. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi seperti saat ini, kemajuan teknologi informasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap aspek kehidupan. ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT GUNA PERTIWI CEMERLANG FIRSTY ANASTASIA DELAROSA Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 0 ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL REA DALAM PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN

PENDEKATAN MODEL REA DALAM PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PENDEKATAN MODEL REA DALAM PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN Oviliani Yenty Yuliana Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Petra ABSTRAK Database

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015

ANALISIS SISTEM. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 ANALISIS SISTEM Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah mendefinisikan kebutuhan terkait sistem yang akan dikembangkan. Hasil akhir dari tahap analisis di

Lebih terperinci

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Merupakan sistem pengolahan data dengan komputer yang menghasilkan suatu Informasi yang dapat digunakan oleh manusia dalam mendukung keputusan mereka.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi petty cash pada PT. ZC Industries (Swagelok Medan) menggunakan metode tidak tetap yang meliputi analisa sistem yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di PT. Sriwidjaja dalam hal pengolahan penjualan pupuk masih dilakukan dengan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu landasan atau dasar-dasar yang dapat menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pembuatan sistem. Teoriteori tersebut antara lain: 3.1 Perancangan

Lebih terperinci