Pemanfaatan Metode Manchester Pada Sistem Pengunci Pintu Otomatis Berbasis Nirkabel. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemanfaatan Metode Manchester Pada Sistem Pengunci Pintu Otomatis Berbasis Nirkabel. Abstract"

Transkripsi

1 Pemanfaatan Metode Manchester Pada Sistem Pengunci Pintu Otomatis Berbasis Nirkabel 1) Aloysius Alfa Adji Putra 1)Program Studi Sistem Komputer STIKOM Surabaya. Abstract The development of wireless-based communications are increasingly required in many applications. Automatic door locking applications requiring wireless technology in its application. Wireless modules in general are relatively large and have a high price. By using a wireless module RLP & TLP 434 can resolve these problems, yet these modules can only transmit digital data is a pulse wave and therefore requires an appropriate method of data transmission. Manchester is one method of data delivery methods appropriate to do so. In practice the algorithm takes the sending and receiving data on the writing of programs that are made. Manchester method is the main point in this study that required a more detailed analysis in its application again. The results given by using the method of Manchester is in accordance with the theory. RLP & TLP module to function properly so that the transmission of data managed in line with expectations. Manchester method has the advantage of the data length and data delivery rules can be changed according to need. Keyword: Manchester, Wireless, Microcontroller. Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik atau kawat. Untuk dapat melakukan komunikasi secara wireless, sebuah mikrokontroler membutuhkan peralatan penerima dan juga pengirim. ( /27/komunikasi-Wireless/ diakses Mei 2011). Jaringan wireless memiliki keunggulan dan keuntungan dibanding dengan jaringan kabel. Mobilitas jaringan wireless menyediakan pengaksesan kepada pengguna dimana saja, selama berada dalam batas aksesnya. Kecepatan instalasi proses yang cepat dan mudah karena tidak membutuhkan kabel yang harus dipasang melalui atap atau tembok. Fleksibilitas tempat jaringan wireless sangat fleksibel terhadap tempat 1 berbeda dengan jaringan kabel yang dipasang tanpa kabel. Pengurangan anggaran biaya terjadi saat terdapat perpindahan tempat walaupun investasi awal pada wireless lebih besar daripada jaringan kabel. Biaya instalasi dapat diperkecil karena tidak membutuhkan kabel dan biaya pemeliharaan yang lebih murah. Kemampuan jangkauan konfigurasi jaringan dapat diuubah dari jaringan peer-to-peer untuk jumlah pengguna yang sedikit menjadi jaringan infrastruktur yang banyak hingga mencapai ribuan pengguna yang dapat menjelajah dengan jangkauan luas. Penggunaan wireless diatas dapat diterapkan keberbagai macam aplikasi. Dengan tujuan untuk menerapkan budaya disiplin di STIKOM Surabaya maka penerapan wireless akan digunakan dalam pembuatan aplikasi penguncian pintu kelas otomatis.

2 Penguncian pintu kelas otomatis ini bermanfaat dalam penerapan aturan Nol Menit demi terlaksananya budaya disiplin di STIKOM Surabaya. Aturan Nol Menit merupakan sebuah aturan dimana kelas harus dikunci saat jam kuliah berlangsung, sehingga dapat membudayakan kedisiplinan pada setiap mahasiswanya. Metode Manchester merupakan metode yang umum digunakan pada komunikasi data. Penerapan implementasi standar menggunakan digital signaling (baseband) pada 10 Mbps. Pada pengirim, data diubah menjadi sinyal digital menggunakan skema Manchester. Pada penerima, sinyal yang diterima diinterpretasikan sebagai Manchester dan diterjemahkan menjadi data. Gambar 1 memperlihatkan skema pengkodean untuk Standard Ethernet. Gambar 1 Encoding dalam implementasi standart Ethernet [ Neno, 2010 ] Selain umum digunakan pada pengiriman data pada peralatan jaringan, metode Manchester ini pun telah diterapkan pada aplikasi Remote Keyless Entry. Remote Keyless Entry merupakan aplikasi penguncian pintu mobil dengan komunikasi wireless. Pada suatu artikel metode ini telah diterapkan dengan menggunakan 8400bps kecepatan data digital dengan Manchester Coding yang dikirimkan pada frekuensi 433MHz menggunakan ASK. [pdfserv.maximic.com/en/ej/mer_6.pdf, diakses Agustus 2011] 2 RWS dan TWS 434 merupakan salah satu modul wireless yang berbentuk kecil dan harganya sangat murah jika dibandingkan dengan modul wireless yang lainnya. Komunikasi wireless yang digunakan merupakan komunikasi dengan gelombang radio pada frekuensi 433MHz. Modul RWS dan TWS 434 telah diterapkan pada sebuah hasil karya mengenai perancangan alat ukur suhu jarak jauh pada tugas akhir fakultas teknik di Sumatera Utara. Penerapan pada aplikasi tersebut menggunakan sebuah IC decoder dan encoder HT12E/D. Modul wireless ini tidak dapat digunakan dengan memberikan logika high ( 1 ) atau dengan logika low ( 0 ) secara langsung, tetapi harus menggunakan sebuah pulsa. Oleh karena itu untuk dapat mengaplikasikan modul wireless ini diperlukan sebuah IC Encoder dan Decoder seperti HT12E/D atau dengan menggunakan suatu teknik pengiriman data. [Mario, 2009] Salah satu teknik pengiriman data yang kerap digunakan dalam tansmisi data adalah dengan menggunakan metode Manchester. Dengan menggunakan metode ini maka pengiriman data diubah menjadi sebuah pulsa, karena data asli nol akan menjadi pulsa high low dan logika satu menjadi pulsa low high. Teknik Manchester ini telah di terapkan yang salah satunya terdapat pada jurnal yang berjudul One-Time Collision Arbitration Algorithm In Radio-Frequency Identification Based On The Manchester Code. Tujuan penggunaan Manchester code pada jurnal ini adalah untuk mendeteksi adanya tabrakan bit data. Hasil dari eksperimen dan analisis performa menunjukan bahwa dengan algoritma Manchester terdapat 3 keunggulan. Oleh karena itu pemanfaatan metode Manchester dibutuhkan pada

3 alat pengunci pintu otomatis berbasis wireless sehingga pengiriman data menggunakan pulsa yang dihasilkan oleh pengkodean Manchester. [Liu Chen-Chung, Yin-Tsung Chan One-Time Collision Arbitration Algorithm In Radio-Frequency Identification Based On The Manchester Code. Journal Paper Vol 2 : 2] Modul RWS dan TWS 434 RWS & TWS 434 merupakan salah satu modul RF ( Radio Frequency ) yang banyak beredar dipasaran modul ini merupakan modul Wireless komunikasi dengan menggunakan gelombang radio. Disamping kemampuannya untuk dapat berkomunikasi secara tanpa kabel dengan handal, modul ini juga tergolong modul yang relatif murah. Gambar 2 RWS & TWS 434 Modul RF buatan LAIPAC ini sering sekali digunakan sebagai alat untuk komunikasi data secara Wireless. Biasanya kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan digital yang lainnya. Input data adalah Serial dengan level TTL (Transistor Transistor Logic). Jarak pancar maksimum dari modul RF ini adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam gedung. Ukuran ini dapat dipengaruhi oleh faktor antena, kebisingan, dan tegangan kerja dari pemancar. Panjang antena yang 3 digunakan adalah 17 cm, dan terbuat dari kawat besi. [ innovative_electronics/download_files/ artikel/an60.pdf, diakses mei 2011] Mikrokontroler AVR Mikrokontroler AVR merupakan mikrokontroler yang dibuat oleh perusahaan Atmel. Jenis mikrokontroler ini sangat banyak digunakan oleh para pengembang peralatan-peralatan elektronika. Fitur yang tersedia padaatmega 8535 adalah : 1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz. 2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam PortA, PortB, PortC dan PortD. 3. Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input. 4. Timer/Counter sebanyak 3 buah. 5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 Register. 6. Watchdog Timer dengan osilator internal. 7. SRAM sebesar 512 byte. 8. Memori Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write. 9. Interrupt internal maupun eksternal. 10. Port komunikasi SPI. 11. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 12. Analog Comparator. 13. Komunikasi Serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. Pada mikrokontroler jenis ini terdapat 40 pin yang memiliki fungsi berbeda-beda. Gambar 3 merupakan gambar mikrokontroler AVR tipe 8535:

4 Gambar 3 Pin Mikrokontroler 8535 [Soebhakti,2007] Berbagai seri mikrokontroler AVR telah diproduksi oleh Atmel dan digunakan di dunia sebagai mikrokontroler yang bersifat low cost dan high performance. Di Indonesia, mikrokontroler AVR banyak dipakai karena fiturnya yang cukup lengkap, mudah untuk didapatkan, dan harganya yang relatif terjangkau. Berikut ini merupakan perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atmel terlihat pada tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Seri Mikrokontroler AVR Keterangan: Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler. RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running. 4 EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running. Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program. Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa. UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous. PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa. ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu. SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous. ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal. [ Tutorial-AVR/Overview- Mikrokontroler-AVR.html, diakses September 2011] Metode Manchester Manchester encoding ( juga dikenal sebagai Biphase Code) adalah teknik encoding dengan menggunakan synchronous clock untuk encode data dari aliran bit synchronous. Teknik ini, sebenarnya merupakan data biner yang di pancarkan melalui kabel. Keuntungan utama dari penggunaan Manchester encoding adalah :

5 1. Memudahkan dalam penterjemahan jika terdapat aliran bit 0 atau 1 secara berturut-turut. 2. Mudah dalam mendeteksi error pada implementasinya. Pada umumnya, pengiriman data serial ke penerima harus diatur saat terdapat nilai nol yang panjang (kelebihan waktu yang terbatas, dapat menyebabkan noise). Oleh karena itu demodulator pada penerima umumnya selalu membedakan penerimaan data 1 dan 0. Manchester encoding dapat menyediakan hal tersebut. Setiap transmisi data memiliki sebuah aturan yang harus dilakukan. Aturan pada Manchester coding adalah sebagai berikut : 1. Jika data sebenarnya adalah logika 0, maka kode Manchester adalah 0 ke Jika data sebenarnya adalah logika 1, maka kode Manchester adalah 1 ke 0. Aturan pada Manchester coding (Sesuai dengan IEEE) : 1. Jika data sebenarnya adalah logika 0, maka kode Manchester adalah 1 ke Jika data sebenarnya adalah logika 1, maka kode Manchester adalah 0 ke 1. Gambar 4 Manchester Code Jadi setiap pengiriman satu bit data yang sebenarnya, diperlukan dua buah bit Manchester yang harus dikirimkan. Kerugian yang diterima dengan penggunaan Manchester encoding adalah kebutuhan bandwidth yang lebih.[mills,2009] 5 Pada Journal yang berjudul Enhanced performance of RSOA-based WDM PON by using Manchester coding memberi kesimpulan bahwa sinyal Manchester-encoded memiliki jumlah komponen pada frekuensi rendah yang diabaikan karena transisi yang terjadi di tengah-tengah setiap periode bit. Serta dari hasil eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa jarak transmisi maksimum dapat ditingkatkan km dengan modulasi sinyal downstream dalam format Manchester bukannya format NRZ yang konvensional. (Kim, S.Y, S.B. Jun, dkk Enhanced performance of RSOAbased WDM PON by using Manchester coding. Vol 6 : ) Sampling Based Manchester Decode Diharuskan untuk melakukan sampling serta menyimpan nilai dari input data kedalam media penyimpanan, banyak nilai (S) yang diperlukan harus lebih cepat dari pesan data rate. Ini membutuhkan memory yang lebih serta membuat prosesor bekerja lebih, oleh karena itu untuk mencegah kerusakan data maka dibutuhkan interupsi. Interupsi tersebut dapat diatur dengan timer atau dengan menggunakan interupsi pin pada umumnya. 1. Set up timer ke interupsi setiap 2T / S 2. SR routine selalu memeriksa san menyimpan perubahan pin mikrokontroller (1 or 0) 3. Ulangi langkah 2 diatas hingga menapatkan jumlah dari bit S. 4. Proses berlangsung dengan mengambil sampel dan menghitung jumlah berapa banyak nilai satu dan nol. 5. Ketika nilai logika berikutnya berubah. a. Cek seandainya count >= (S/2); kemudian teruskan ke langkah 6 b. Selain itu reset count dan mengulang ke langkah 4.

6 6. Set bit saat ini = nilai logika yang ditunjuk pada penympanan. 7. Reset count dan hitung hingga logika berikutnya berubah a. Bandingkan count dengan (S/2) b. Seandainya count < (S/2) i. Reset dan hitung hingga logika berikutnya berubah. ii. Pastikan juga count < (S/2) iii. Bit berikutnya = bit saat ini iv. Simpan bit berikutnya dalam penyimpanan. c. Salain itu jika count >= (S/2) i. Bit berikutnya = Kebalikan bit saat ini ii. Simpan bit berikutnya dalam penyimpanan. d. Selain itu i. Kembalikan error 8. Ulangi langkah 7 hingga seluruh data terbaca. 9. Keluar untuk proses data lebih lanjut. Gambar 5 berikut ini merupakan gambaran tentang decode Manchester dengan cara sampel. Manchester encoding (transmitter) dan Manchester decoding (receiver). Penjelasan mengenai flowchart diatas akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian agar mempermudah dalam penjelasan. Sub bab berikutnya akan membahas mengenai kedua flowchart besar diatas. Flow Chart Transmitter Flow chart pada sisi transmitter terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu main program terlihat pada gambar 6 dan sub program interrupt serial terlihat pada gambar 7. Gambar 5 Sampling Base Manchester Decoding [ ocuments/doc9164.pdf, diakses Febuari 2011] Gambar 6 Flowchart Blok Utama Encoding Flow chart blok utama memiliki 3 blok yaitu delay, Manchester encoding, dan pengubah data. Delay digunakan untuk mengatur kecepatan pengiriman data yang dilakukan. Flow Chart Mikrokontrol Manchester coding merupakan algoritma pengiriman data yang di tanamkan kedalam mikrokontroler. Algoritma transmisi data ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu 6

7 Gambar 7 Flowchart Blok Intterupt Serial Routine Encoding Flow Chart Receiver Flow chart pada sisi receiver terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu main program terlihat pada gambar 8 dan sub program interrupt timer terlihat pada gambar 9. Gambar 8 Flowchart Blok Main Program Decoding Secara umum fungsi dari main program ini sebagai pengkontrol alat penguncian pintu agar terbuka dan tertutup secara otomatis. Dibutuhkan penekanan tombol (PIND.2) dan status penguncian (flag tombol) telah menyatakan terbuka maka alat pengunci akan menyala. 7

8 Gambar 9 Flowchart Blok Intterupt Timer Sub Routine Decoding Bagian kedua dari flowchart receiver terdapat pada interrupt timer terlihat pada gambar 9. Blok ini merupakan blok utama dari sistem yang digunakan sebagai penterjemah data Manchester. Secara garis besar blok ini terbagi lagi menjadi 4 blok yaitu blok manchster decoding, blok pengolah hasil, blok pemeriksa sinkronisasi, dan blok penghasil delay manual. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Secara Keseluruhan Pengujian secara keseluruhan dilakukan untuk menguji sistem dari awal hingga akhir. Pengujian dilakukan dengan melihat jarak terjauh yang dapat dibaca oleh wireless dan melakukan pengujian apakah wireless dapat diterapkan secara nyata. Tujuan Pengujian komunikasi metode manchester ini bertujuan untuk mengetahui apakah software Visual Basic, mekanik, hardware, dan 8 komunikasi metode manchester telah terintegrasi dengan baik sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan harapan. Serta melakukan pengujian jangkauan wireless dan uji kelayakan jika diterapkan pada kenyataan. Alat yang digunakan 1. PC beserta software Visual Basic Rangkaian penerima dan pemancar. 3. Osiloskop. 4. Power supply. 5. Rangkaian modul I/O. 6. Pintu miniatur beserta electric door lock. Prosedur Pengujian 1. Rangkai power supply, rangkaian modul wireless, dan electric door lock dengan benar. 2. Nyalakan power supply pada receiver dan transmitter. 3. Pastikan bahwa seluruh komponen hardware tidak mengalami kerusakan. 4. Nyalakan PC dan buka program penjadwalan Visual Basic. 5. Hubungkan kabel serial ke PC. 6. Pastikan antena telah terpasang dengan baik. 7. Amati lampu indikator pada rangkaian receiver dan transmitter, terutama pada lampu 4 (indikator status pintu). 8. Perhatikan jadwal yang tertera pada program Visual Basic. 9. Lakukan double klik pada label tanggal untuk melihat pengiriman data serial. 10. Amati apakah pengiriman telah sesuai dengan indikator. 11. Saat indikator menandakan status pintu on, maka coba tekan tombol pada pintu. Jika electric door lock terbuka maka telah berhasil. 12. Lakukan pengujian pada status pintu off sesuai langkah sebelumnya.

9 13. Buka pintu saat electric door lock terbuka. 14. Lakukan pengecekan pada seluruh komponen. Hasil Pengujian Secara Keseluruhan Pengujian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pada prosedur pengujian. Gambar 10 merupakan gambar kondisi awal pada sisi penerima, dimana lampu 4 pada kedua penerima masih menyala (kondisi awal). Gambar 12 Uji Electric Door Awal Berikutnya adalah percobaan saat pengguna melakukan penekanan tombol disaat posisi pintu diizinkan terbuka seperti gambar 13. Terlihat bahwa electric door dalam kondisi aktif yang nantinya akan membuka pintu miniatur. Gambar 10 Uji Awal Setelah seluruh komponen telah berfungsi dengan baik, maka melakukan pengujian pengiriman data yang secara otomatis dikirimkan oleh program Visual Basic setiap 50 detik. Gambar 11 memperlihatkan bahwa program telah member perintah untuk membuka salah satu pintu. Gambar 11 Uji Menerima Data Lampu indikator memberikan tanda bahwa electric door dapat dibuka dengan tanda bahwa lampu 4 telah padam. Lihat pada gambar 12, posisi lampu padam dan electric door dalam keadaan menutup (untuk mempermudah pengamatan maka electric door dilepas dari pintu miniatur). 9 Gambar 13 Uji Electric Door Berfungsi Hasil Pengujian Jarak Pancaran Mengetahui jarak pancaran pada wireless sangatlah penting sehingga dapat diketahui berapakah jarak maksimal yang dapat didukung oleh modul wireless pada rangkaian yang telah dibuat. Pengujian jarak dilakukan dengan menggunakan rangkaian penerima dan pemancar serta indikator penerimaan data. Untuk mempermudah pemahaman mengenai posisi pemancar dan penerima maka diasumsikan bahwa pemancar berada pada posisi koordinat ( 0, 0 ). Contoh gambaran terlihat pada gambar 14.

10 menandakan bahwa pengujian dilakukan pada posisi secara nyata yaitu pada kampus STIKOM sesuai dengan gambar 15 dibawah ini. Gambar 14 Gambaran Jarak Pengujian Pada gambar 14 terlihat bahwa titik berwarna jingga adalah pemancar (transmitter), titik berwarna hijau adalah penerima (receiver) dan garis ungu adalah jarak diagonal antara kedua rangkaian. Tabel 2 dan 3 berikut ini memperlihatkan hasil pengujian tersebut. Tabel 2 Pengujian Transmiter Dengan Antena Kabel Pengujian Ke- Jarak (Meter ) x y Diagonal Hasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Gagal Tabel 3 Pengujian Transmiter Dengan Antena Wireless Pengujian Ke- Jarak (Meter ) x y Diagonal Hasil Gagal Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Pada tabel 2 dan 3 terdapat angka dengan warna jingga yang bertujuan untuk menandakan bahwa pada pengujian tersebut adalah pengujian dengan hasil maksimal. Baris dengan warna latar belakang jingga 10 Gambar 15 Denah Pengujian Real Simpulan Metode Manchester merupakan metode yang cocok dengan modul wireless RLP & TLP 433 dengan demikian aplikasi penguncian pintu otomatis dapat dibuat dengan baik. Penggunaan metode Manchester ini mentitikberatkan pada pemrograman algoritma encoding dan juga decoding. Algoritma manchester encoding jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan algoritma untuk melakukan decoding. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai power supply, keterhubungan antar jalur pada kaki komponen, pengaturan program CVAVR, dan antena yang memadai. Secara keseluruhan sistem dapat berjalan dengan baik, dari program Visual Basic hingga melakukan penguncian pada pintu miniatur. Pada implementasi secara nyata jika diterapkan pada gedung kelas di STIKOM Surabaya maka modul ini dapat digunakan sesuai dengan harapan. Saran Berikut ini terdapat beberapa saran yang penulis berikan untuk

11 peneliti berikutnya apablia ingin mengembangkan sistem yang telah dibuat ini agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut : 1. Tampilan pada program Visual Basic yang masih sederhana, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut. 2. Program Visual Basic versi 6.0 dapat diganti menjadi versi yang terbaru. 3. Pintu miniatur sebaiknya diterapkan pada pintu secara nyata. 4. Algoritma metode Manchester terutama pada bagian decoding dapat lebih disempurnakan lagi sehingga lebih effisien dan hemat memori. 5. Peneliti berikutnya dapat membandingkan antara pengiriman dengan metode Manchester dengan medote lain seperti UART ataupun menggunakan IC decoder HT12E/D. 6. Komunikasi wireless ini dapat digunakan pada aplikasi yang lain sehingga lebih berguna dan bermanfaat untuk kasus yang berbeda. 7. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna memaksimalkan jarak jangkauan wireless agar lebih mendekati hasil pada datasheet. DAFTAR PUSTAKA Liu Chen-Chung, Yin-Tsung Chan One-Time Collision Arbitration Algorithm In Radio-Frequency Identification Based On The Manchester Code. Journal Paper Vol 2 : 2. Kim, S.Y, S.B. Jun, dkk Enhanced performance of RSOA-based WDM PON by using Manchester coding. Journal Of Optical Networking Vol 6 : Atmel Manchester Coding Basics. ( 11 ocuments/doc9164.pdf, diakses Febuari 2011) Soebhakti, Hendrawan.2007.Basic AVR Microcontroller Tutorial. Batam Centre: Batam. Yunianto, Redi Wireless RF Communication. ( innovative_electronics/download_files/ artikel/an60.pdf diakses Mei 2011). Mills, Adrian Manchester encoding using RS-232. Summit Electronics Ltd. Mario, Hendra.2009.Perancangan Alat Ukur Suhu Jarak Jauh Dengan Memanfaatkan Frekuensi Radio 434Mhz Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8535 Dengan Display LCD. Fakultas Teknik: Medan. Prasimax, Tim Apa itu Mikrokontroler?. ( Tutorial-AVR/Apa-itu- Mikrokontroler.html, diakses September 2011). Maxim Microcontroller Engineering Review Volume 6. (pdfserv.maximic.com/en/ej/mer_6.pdf, diakses Agustus 2011). Neno, Mikael, dkk Ethernet. (te.ugm.ac.id/~risanuri/v01/wpcontent/uploads/2011/02/ethernet.pdf, diakses Agustus 2011). Ibrahim, Amrullah Komunikasi Wireless. ( /27/komunikasi-Wireless/ diakses Mei 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik atau kawat. (Amrullah, 2011). Untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Software Visual Basic Pengujian software Visual Basic dilakukan dengan menguji kinerja dari program penjadwalan apakah telah berfungsi sesuai dengan harapan dan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN METODE MANCHESTER PADA SISTEM PENGUNCI PINTU OTOMATIS BIDANG KEGIATAN: PKM-AI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN METODE MANCHESTER PADA SISTEM PENGUNCI PINTU OTOMATIS BIDANG KEGIATAN: PKM-AI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN METODE MANCHESTER PADA SISTEM PENGUNCI PINTU OTOMATIS BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan Oleh: Aloysius Alfa Adji Putra NIM 08.41020.0036 Angkatan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Amrullah (2011) komunikasi Wireless adalah transfer informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Amrullah (2011) komunikasi Wireless adalah transfer informasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Wireless Menurut Amrullah (2011) komunikasi Wireless adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik ditingkatkan atau kawat Jarak yang terlibat

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Secara garis besar, terdapat 3 macam pengujian, yaitu: 1. Pengujian hardware (troubleshooting).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Pengatur Scoring Digital Wireless Futsal Berbasis Mikrokontroller AVR ATMEGA8. Perancangan rangkaian pengatur scoring digital untuk mengendalikan score,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air

Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air Ulfah Mediaty Arief Teknik Elektro, Fak. Teknik UNNES ABSTRAK Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. 2.1. Mikrokontroler ATMega 128 Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL Disusun Oleh: Nama : Robert Anthony Koroa NRP : 0722016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH no.

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam pembuatan proyek akhir ini. Adapun materi yang akan dibahas yaitu: robot, mikrokontroller ATMega 16, ATMega 8, frekuensi

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

REALISASI SISTEM KEYLESS CAR ENTRY BERBASIS DIRECT SEQUENCE SPREAD SPECTRUM ABSTRAK

REALISASI SISTEM KEYLESS CAR ENTRY BERBASIS DIRECT SEQUENCE SPREAD SPECTRUM ABSTRAK REALISASI SISTEM KEYLESS CAR ENTRY BERBASIS DIRECT SEQUENCE SPREAD SPECTRUM Nama : Aditya Nugraha Pradana Nrp : 0622039 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. no.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8

APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8 APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Pengontrol Tirai (Korden) dengan Gelombang Radio (RF)

Pengontrol Tirai (Korden) dengan Gelombang Radio (RF) Pengontrol Tirai (Korden) dengan Gelombang Radio (RF) Sulistyo Warjono, Suwinardi, Eko Sugiharto, M. Ichsan Ansori, Vinasthika Andewi H Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : kaklist123@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Fasilitas Kamar Hotel

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Fasilitas Kamar Hotel Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Nama Fasilitas Kamar Hotel Disusun oleh: : Indra Ardian NRP : 1022037 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164,

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, APLIKASI MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC SECARA NIRKABEL MELALUI GELOMBANG RADIO Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 085222266776 Email: hendramanase@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz Hanif Alfian, Ari Wijayanti, Akwan Saleh, Haniah Mahmudah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV Fajrin Aryuanda 1, Budi Aswoyo 2, Akuwan Saleh 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Laboratorium Digital Signal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT

SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT Disusun Oleh : Nama : Hendrianto Nrp : 0522012 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha,

Lebih terperinci

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Pada dunia digital terdapat dua metode pengiriman data yang umum digunakan, yaitu pengiriman data secara pararel dan pengiriman data secara serial. Pada pengiriman

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

PROTOTIPE PENGEREMAN OTOMATIS UNTUK MOBIL LISTRIK

PROTOTIPE PENGEREMAN OTOMATIS UNTUK MOBIL LISTRIK PROTOTIPE PENGEREMAN OTOMATIS UNTUK MOBIL LISTRIK Noer Soedjarwanto 1, Osea Zebua 2 Abstrak Teknologi transportasi dengan menggunakan energi listrik semakin berkembang. Mobil listrik semakin banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor 2 2016 PENGENDALI OTOMATIS KUALITAS AIR KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS DENGAN RFM12-433S Pius Yozy Merucahyo*, Andreas Bagus Sadewo, Christin Karuru, Martanto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak dibutuhkan. Besaran fisik yang senantiasa mempengaruhi objek penelitian diantaranya adalah

Lebih terperinci

DESAIN DAN UJI COBA SINK SEPARATOR SEBAGAI PENGKONDISI SINYAL UNTUK SISTEM PENDETEKSI KEJERNIHAN VIDEO PADA TELEVISI ANALOG

DESAIN DAN UJI COBA SINK SEPARATOR SEBAGAI PENGKONDISI SINYAL UNTUK SISTEM PENDETEKSI KEJERNIHAN VIDEO PADA TELEVISI ANALOG DESAIN DAN UJI COBA SINK SEPARATOR SEBAGAI PENGKONDISI SINYAL UNTUK SISTEM PENDETEKSI KEJERNIHAN VIDEO PADA TELEVISI ANALOG Herti Miawarni 1*, Dwi Edi Setyawan 2, Eko Setijadi 2 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAMMABLE IR REMOTE CONTROL. Arjana Permana Putra GD Moch. Farid Noer R

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAMMABLE IR REMOTE CONTROL. Arjana Permana Putra GD Moch. Farid Noer R PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAMMABLE IR REMOTE CONTROL Arjana Permana Putra GD 2207030003 Moch. Farid Noer R. 2207030021 Abstrak Pada era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Alfa Anindita. [1], Sudjadi [2], Darjat [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang,

Lebih terperinci

Sistem Antar Muka Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

Sistem Antar Muka Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz Sistem Antar Muka Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz Hanif Alfian, Ari Wijayanti, Akwan Saleh, Haniah Mahmudah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS Pada BAB II ini akan dibahas gambaran cara kerja sistem dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan untuk pembentuk sistem. Pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci