PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMA (OPT )PADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMA (OPT )PADI"

Transkripsi

1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMA (OPT )PADI 1 DEFINISI Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam hal ini Tanaman Padi yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman padi dan kerugian bagi petani Sedangkan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Padi adalah upaya manusia untuk menekan besarnya populasi OPT sampai batas tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman padi dan menndatangkan kerugian bagi petani/yang melakukan usaha tani padi tersebut 2 TUJUAN Peserta diklat diharapkan mampu mengendalikan OPT pada tanaman padi 3 MANFAAT Peserta diklat dapat menggunakan informasi ini (yang dibuat sendiri) sebagai antisipasi pengendalian Organisme Pengganggu tanaman padi di musim berikutnya pada lokasi yang sama 4 METODE Praktek, ceramah, Tanya jawab 5 Alat dan Bahan Alat tulis, kertas 6 Tempat Lapangan/Sawah

2 7 LANGKAH KEGIATAN PENGENDALIAN OPT No Tahapan Uraian Kegiatan Alat Bantu 1 Pengamatan Agroekosistem Pada Tahap ini, anda diminta untuk bergabung dalam kelompok kecil menghimpun untuk semua keragaan : Keragaan OPT, Keragaan Musuh Alami, Keragaan Komoditas, Keragaan iklim mikro dan perlakuan petani Mengisi format yang sudah disediakan berdasarkan temuan pada tanaman sampling Tanaman sampling ditentukan dengan berjalan searah diagonal dari petakan sawah yang akan diamati, tentukan 3 titik lokasi mewakili daerah pinggir terdekat, tengah dan pinggir terjauh dari arah diagonal tersebut: Petakan sawah 10 rumpun tanaman sampling di lokasi pinggir terdekat 10 rumpun tanaman sampling di lokasi tengah petakan sawah 10 rumpun tanaman sampling di lokasi pinggir terjauh Format keragaan OPT Format keragaan iklim mikro 2 Analisa agroekosistem Anda diminta untuk menggambarkam kembali hasil pengamatannya di lapangan sesuai dengan kondisi yang ada Diskusikan : mengelompokka n hasil pengamatan berdasarkan keragaan yang ada mengidentifikasi jenis hama, penyakit, gulma dan musuh alami Format padi sawah Agroekosistem

3 berdasarkan kriteria dan ciriciri yang dimiliki Menghitung populasi hama, musuh alami dan intensitas serangan penyakit Kelompok anda mempresentasi kan hasil diskusi kelompok Tindakan Pengendalian Tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan kesimpulan kegiatan sebelumnya Keragaan OPT No Item Keragaan Jumlah Keterangan 1 Serangga/Organisme Hitung populasinya : jumlah yang ditemukan dibagi jumlah rumpun 2 Penyakit Hitung persentase intensitas serangannya 3 Gulma Hitung persentase areal yg tertutupinya

4 Keragaan Iklim Mikro No Item Kondisi Lapangan A Keragaan Iklim Mikro 1 Sinar Matahari Cerah/Mendung/Hujan 2 Tanah Kering/Macakmacak/Tergenang 3 Kecepatan angin, dan Arah angin 4 Kebersihan lahan Bersih/banyak gulma B Keragaan Komoditas 1 Varietas yang ditanam 2 Umur Tanaman 3 Tinggi Tanaman 4 Fase Pertumbuhan Tanaman C Keragaan Perlakuan Petani 1 Melakukan aplikasi Pestisida 2 Melakukan penyiangan 3 Melakukan Pemupukan 4 Tindakan Pengendalian yang dilakukan 8 HASIL Simpulkan,bagaimana hasil kerja Saudara dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Padi Dalam melakukan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Padi Saudara mengalami kesulitan? Beri tanda pada gambar berikut!!! bisa melakukan pengendalian OPT Taman padi secara benar bisa melakukan pengendalian OPT tanaman padi secara benar i dengan dibimbing belum bisa melakukan pengendalian OPT tanaman padi secara benar

5 INFORMASI POKOK Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam hal ini Tanaman Padi yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman padi dan kerugian bagi petani Sedangkan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Padi adalah upaya manusia untuk menekan besarnya populasi OPT sampai batas tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman padi dan menndatangkan kerugian bagi petani/yang melakukan usaha tani padi tersebut Organisme Pengganggu Tanaman ini terdiri atas : a Hama yang umumnya adalah dari golongan serangga, tikus, dan binatang lainnya b Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, nematoda, tungau dan virus c Gulma yaitu tumbuhan/ tanaman liar yang dapat menjadi pesaing dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, bila populasi hama telah melewati ambang batas pengendalian, gunakan pestisida secara berkala dan sesuai dengan dosis yang diajurkan Beberapa cara penanggulangan OPT yang telah dilakukan, diantaranya: 1 Cara Budidaya Tanaman atau Penggunaan Praktek Agronomi a Penggunaan Varietas resisiten dari tanaman b Rotasi tanaman c Penghancuran tanaman yang tidak berguna d Pembajakan /pengoalahan tanah dengan baik e Keseragaman waktu tanam atau waktu panen f Pemangkasan g Pemupukan h Sanitasi dan Pengelolaan air

6 2 Cara Mekanik a Penghancuran dengan tangan b Pencegahan dengan tirai atau pembatas c Perangkap, alat penghisap 3 Cara Fisik a Tempratur panas atau dingin b Kelembaban c Energi, perangkap lampu d Suara 4 Cara Biolog/Hayatii a Perlindungan dan pemantapan musuh alami b Introduksi, pemanfaatan parasit dan predator c Perbanyakan dan penyebaran patogen (bakteri, virus, fungi dan protozoa) 5 Cara Kimiawi a Bahan penarik (attractants) b Bahan penolak (repellents) c Pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida, herbisida dll) 6 Cara Genetik Perbanyak dan pelepasan OPT steril atau yang secara genetic tidak kompatibel 7 Cara Peraturan Yaitu melaui Karantina tumbuhan dan hewan 1 Pengendalian Penggerek Batang a Pada Daerah Serangan Endemik 1) Pengaturan Pola Tanam Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi

7 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya 2) Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan di pertanaman Fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati 3) Pengendalian Hayati Pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma japonicum: dosis 20 pias/ha (1 pias = telur terparasit) sejak awal pertanaman) 4) Pengendalian Secara Kimiawi Dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep Insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari sebelum tanam dengan dosis 2 gram insektisida granule/m2 [800 gram/400 m2 (luas persemaian)] Pada pertanaman stadium vegetatif dianjurkan menggunakan insektisida butiran berbahan aktif : Carbofurant (Furadan), Carbosulfan (Marshal), dosis 20 kg insektisida granule/ha Disemprot dengan insektisida seperti Dimehipo (Dipho), Bensultap (Spontan), Amitraz (Mitac), Fipronil (Regent) 2 WERENG COKLAT (Nilaparvata lugens) Wereng coklat merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi, karena pada serangan yang berat dapat menyebabkan puso (gagal panen) Ekobiologi Wereng Coklat Ekobiologi hama wereng adalah sebagai berikut Menyukai tanaman yg dipupuk N dosis tinggi dengan jarak tanam rapat Siklus hidup hari Stadia rentan adalah sejak pembibitan hingga fase masak susu

8 Hama menghisap cairan tanaman pada sistem vaskuler (pembuluh) Imago Wereng Coklat Tanda Serangan Tanaman padi yang terserang hama wereng coklat menunjukkan gejala menguning dan mengering dengan cepat Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi dan melingkar (hopperburn) Selain sebagai hama, wereng coklat juga merupakan vektor (penular) penyakit virus kerdil rumput pada tanaman padi Tanda Serangan Hama Wereng Coklat Pengendalian Wereng Coklat a Penanaman Varietas tahan b Tanam padi serentak c Perangkap lampu Keputusan:

9 Wereng yang tertangkap di kubur Keringkan pertanaman padi secara serentak Kendalikan dengan insektisida yang direkomendasikan d Waktu persemaian padi Wereng imigran tidak tumpang tindih : 15 hari setelah puncak imigran Wereng imigran tumpang tindih 15 hari setelah puncak imigran ke-2 e Tuntaskan pengendalian pada generasi ke-1 Puncak imigran awal = Go hari kemudian = imago G hari kemudian = imago G hari kemudian = imago G3 Pengendalian terbaik: pada G0 dan G1 paling lambat pada G2 pada G3 tidak akan berhasil f Pengamatan di pertanaman Menghitung wereng coklat dan musuh alami Contoh: Pengendalian wereng berdasar musuh alami pada padi Stadia vegetatif NO RUMPUN W COKLAT + W P PUTIH PREDATOR CYRTORHINUS TOTAL A i - (5B i + 2C i ) 635 (5x55+ 2x101) D i = = = 79 ekor 20 20

10 g Penggunaan insektisida Keringkan pertanaman sebelum aplikasi Aplikasi saat air embun tidak ada : jam 8-11 Tepat dosis dan tepat jenis: Imidacloprid, fipronil, theametoxam, buprofezin Tepat air pelarut liter air/ha 3 WERENG HIJAU Wereng hijau merupaka hama dari kelompok Hemiptera Ada 4 (empat) jenis hama wereng hijau yang biasa menyerang padi yaitu : a Nephotettix virescens b N nigropictus c N cincticeps d N malayanus Bioekologi Wereng Hijau Umumnya ditemukan pada padi sawah irigasi & tadah hujan, tdk pada padi gogo Jarang menimbulkan kerusakan Merupakan vektor virus tungro Populasi hanya meningkat pd saat tanam sd pembentukan malai, tertinggi 1 ekor/ rumpun Siklus hidup hari Tanda Serangan Wereng lebih menyukai menghisap cairan tanaman pada daun bagian pinggir Sangat menyukai tanaman yg dipupuk dgn Nitrogen dosis tinggi Tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah warna menjadi kuning hingga kuning oranye Pengendaliannya Menanam varietas tahan seperti Tukad Petanu, Tukad Balian

11 Tindakan pengendalian dilakukan jika sudah terlihat gejala tungro Insektisida yg dianjurkan berbahan aktif : 4 TIKUS SAWAH (RATTUS ARGENTIVENTER) Bioekologi Tikus Sawah a Tikus adalah hama yang sangat merugikan pada banyak jenis tanaman pangan (polyfag) b Sangat adaptif pada berbagai lingkungan pada berbagai lingkungan Habitatnya : tempat gelap dan semak-semak sekitar sumber pakannya c Kelebihannya : 1) Dapat berenang hingga 72 jam; 2) Dapat melompat ke atas setinggi 90 cm, datar sejauh 1,2 3 m; 3) Tidak cedera meski jatuh dari ketinggian 10 m d Mengerat utk mencegah pertumbuhan giginya yg mencapai cm per tahun e Maksimal berat badan 130 gram f Warnanya kelabu gelap pada punggung, putih pada bagian dada dan perut g Perkembangbiakan Umur 1,5 5 bln sdh dapat berkembang biak Usia bunting 21 hari, dan dapat melahirkan 6-10 ekor anak Anak yang sudah berumur 21 hari sudah pisah dari induk dan setiap ekor dapat melahirkan sebanyak 4 kali Cara Pengendalian Tikus a Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan memadukan beberapa cara pengendalian yaitu : Gropyokan, pengemposan, tanam serempak, sanitasi habitat, musuh alami dan Rodentisida serta pengendalian dengan TBS-LTBS b Langkah-langkah pengendalian : Pengendalian mulai pratanam sampai panen Pengorganisasian gerakan operasional Kerjasama antar pemerintah daerah/batas wilayah Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait

12 5 KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata) Bioekologi hama kepinding tanah a Hama ini menimbulkan masalah karena menyerang Padi mulai dari fase pembibitan hingga dewasa b Siklus hidupnya : hari Tanda Serangan Hama merusak tanaman dengan menghisap cairan tanaman Di sekitar lubang bekas hisapan berubah warna menjadi coklat menyerupai penyakit blas Daun menjadi kering dan menggulung membujur Gabah yg terbentuk umumnya berisi separo/ hampa Imago pada pangkal malai Tanda serangan berat Pengendalian a Kepinding tanah bertelur pada pelepah daun di ketinggian 10 cm dari permukaan lumpur Oleh karena itu pengendalian dapat dilakukan dengan menggenang lahan setinggi 15 cm selama semalam b Memasang lampu petromak yang digantungkan diatas bejana yang telah diisi minyak tanah (kerosin), sehingga kepinding yang jatuh dari lampu dapat ditampung dalam bejana c Aplikasi dengan Beauveria bassiana atau Metarhizium anisopliae d Pengendalian dengan kimia masih sedikit informasinya 6 WALANG SANGIT Bioekologi Walang Sangit Walang sangit adalah hama yg merusak bulir padi pada fase pemasakan

13 Apabila ada gangguan akan mengeluarkan bau utk mempertahankan diri dan menarik sesamanya Hama Walang Sangit Gabah bekas serangan W Sangit Tanda Serangan a Fase padi yg rentan adalah mulai keluarnya malai hingga masak susu b Hama menghisap butiran gabah yang sedang mengisi/ masak susu c Kerusakan yg terjadi: gabah hampa, beras berubah warna dan mengapur Cara Pengendalian a Membersihkan gulma di pematang, pertanaman, dan di sekeliling tanaman padi a Walang sangit datang di pertanaman sebelum tanaman padi berbunga, hidup pada gulma b Memasang bangkai binatang Walang sangit tertarik kapada bau bangkai, setelah berkumpul dapat disemprot dengan insektisida c Menggunakan bahan kimia (Regent, BPMC) bila populasi sudah mencapai ambang ekonomi 10 ekor/20 rumpun 7 HAMA PELIPAT DAUN Hama pelipat daun padi Cnaphalocrosis medinalis (Guenee) di Indonesia diberi nama yang keliru sebagai hama putih palsu Ulat-ulat yang baru menetas mengeluarkan benang untuk melipat daun Ulat hidup dalam lipatan daun dan makan bagian dalam lipatan Bila populasi ulat tinggi maka akan terjadi kerusakan yang cukup tinggi sehingga dapat menurunkan produksi padi Bioekologi Hama putih palsu a Menjadi masalah bila kerusakan daun bendera mencapai > 50% pd fase anakan maksimum dan fase pematangan

14 b Ngengat berwarna kuning coklat, pada sayap depan terdapat 3 pita hitam c Siklus hidup : hari d Bila dijumpai adanya ngengat maka ini pertanda akan adanya serangan Imago Daun terserang Larva Tanda Serangan a Larva menggerek jaringan hijau daun (klorofil) dari dalam lipatan daun b Kerusakan yg terjadi berupa adanya warna putih pada daun di pertanaman Pengendaliannya a Bila menyerang padi dibawah umur 30 hari tdk perlu dilakukan penyemprotan, cukup diberikan air dan pupuk yang dikelola dgn baik b Secara kimiawi gunakan insektisida karbofuran atau fipronil (seperti : Regent) 8 HAMA PUTIH Ekobiologi Hama Putih (Nympula depunctalis (Guenee)

15 a Hama putih nama yang benarnya adalah penggulung daun (leaf role = case worm) b Gulungan daun yang berisi larva hama putih mengapung di atas permukaan air Tanda Serangan Tanda serangannya adalah daun tanaman padi yang terserang seperti terpotong dengan gunting Cara Pengendalian a Keringkan lahan selma 3-5 hari pada stadia larva sering dipermukaan air b Gunakan insektisida pada saat mencapai ambang ekonomi 9 ULAT GRAYAK Ekobiologi Ulat Grayak a Menyerang tanaman pada malam hari secara tiba-tiba b Bersifat polypag c Menyerang pucuk dan daun tanaman d Pada serangan berat dapat menimbulkan puso Cara Pengendalian Ulat gryak dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida yaitu disemprot dengan insektisida sistemik seperti Regent 10 ANJING TANAH /ORONG-ORONG Bioekologi Anjingtanah, Gryllotalpa orientalis (=africana) disebut mole cricket (Ing), gaang (Sunda) atau orong-orong (Jawa) Berwarna kecoklat-coklatan sangat sintal (montok) Tungkai dimodifikasi untuk menggali Tibia dimodifikasi sebagai struktur sekop Membuat terowongan sampai bermeter-meter Telur menetas hari Nimfa 3-4 bulan Dewasa hidup lebih dari 6 bulan

16 Univoltin Tertarik lampu Polyfag dan makan bagian tanaman di dalam tanah dari hampir seluruh tanaman darat Tanda Serangan a Menyerang bagian akar dan dasar tanaman padi yang sedang tumbuh di pesemaian kering b Anjingtanah menyerang tanaman padi di pesawahan irigasi, lebak, dan pasang surut apabila tidak ada genangan air Cara Pengendaliannya a Pengolahan tanah akan membantu membunuh telur dan nimfa b Mekanis pada saat pengolahan tanah terhadap anjing tanah c yang berenang d Penggenangan air pada lahan (pada lahan pasang surut penggenangan pada tipe luapan A dan B) e Penggunaan bibit umur hari dianjurkan hanya untuk f varietas berumur panjang seperti IR42 dan Lematang g Penggunaan insektisida karbofuran pada saat tanam dapat h menekan intensitas serangan sampai menjadi 10% i Umpan beracun yang terdiri dari satu bagian Sodium fluosilicate (atau insektisida lain) dan satu bagian gula merah yang dicampur dengan 10 bagian karir (dedak beras), kemudian dibuat pasta dengan mencampurkan air secukupnya j Menggunakan perangkap lampu 11 Keong Mas Bioekologi a Keong mas merupakan salah satu hama tanaman yang sering menimbulkan kerugian pada tanaman padi, karena hama ini menyerang tanaman muda dengan cara memotong daun dan batang tanaman yang dapat menyebabkan kematian b Keong mas dapat hidup cukup lama di dalam tanah c Keong akan aktif dan berkembang biak bila ada air dan tanaman padi muda

17 d Meletakkan telur-telurnya di tempat yang kering seperti : rumput, dahan, kayu di atas air Tanda Serangan/ kerusakan a Pesemaian, tanaman yang baru tumbuh dipotong daunnya hingga tanaman mati b Menyerang tanaman dibawah umur 15 hari setelah tanam Cara Pengendaliannya a Secara mekanik ; dilakukan terus menerus dengan cara mengumpulkan keong kemudian dimusnahkan b Pengendalian secara budi daya sebar benih lebih banyak untuk persiapan nyulam Tanam bibit lebih tua tidak menggenangi sampai 7 hari setelah tanam Buat caren untuk memudahkan mengambil keong Pupuk dasar sebelum tanam + saponin c Pengendalian secara kimiawi Hanya untuk lahan yang sangat tinggi populasi keong dan sukar diatur air, sebab pestisida juga toksik terhadap fauna air lain Perlakuan benih Aplikasi dengan bahan nabati seperti rerak 12 Burung a Burung juga merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi karena pada serangan berat dapat menyabakan kerugian yang cukup besar bahkan gagal panen, b Burung menyerang tanaman padi yang sudah dalam fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum panen) c Serangan mengakibatkan: Biji hampa Adanya gejala seperti beluk Biji banyak hilang Cara Pengendaliannya a Penjaga burung mulai jam 6-10 pagi dan jam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman diserang burung

18 b Gunakan jaring untuk mengisolasi sawah dari serangan burung; luas sawah yang diisolasi kurang dari 0,25 hektar c Bila tanam tabela: benih yang sudah disebar di sawah ditutup dengan tanah benih yang digunakan harus lebih banyak gunakan orang-orangan atau tali yang diberi plastik untuk menakut-nakuti burung tanam serentak dengan sekitarnya, jangan menanam atau memanen di luar musim agar tidak dijadikan sebagai satu-satunya sumber makanan d Kendalikan habitat/sarang burung II JENIS JENIS PENYAKIT PENTING, GEJALA SERANGA DAN PENCEGAHANNYA 1 Hawar Pelepah (Rhizoctania solani) a Gejala serangannya Jamur ini sebagai penyebab berbagai penyakit pada berbagai tanaman Nama latinya akan muncul berulang kali pada setiap tanaman Pemantauan penyakit ini perlu dilakukan karena keganasan serangannya Penyebab penyakit ini kelembaban tinggi pemberian pupuk nitrogen berlebihan Disamping penggunaan varietas yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi kelembaban disekitar tanaman tinggi kondisi seperti ini merangsang munculnya penyakit ini b Pencegahannya Untuk mencegah serangan penyakit ini dapat menggunakan fungisida dengan aplikasi pada saat anakan maksimun dan awal fase produktif 2 Busuk Pelepah Acrocylindrium oryzae a Gejala serangan Gejala serangan penyakit ini yaitu rusaknya jaringan tanaman dalam berbagai ukuran, berwarna gelap dan di bagian tengah berwarna terang Akhirnya jaringan yang rusak berkembang bersaman dan meluas kebagian pelepah Didalam pelepah tersebut terbentuk tepung berwarna putih tepatnya pada bulir yang baru

19 mumcul Akibat serangan penyakit ini bulir tidak muncul karena terganggu pertumbuhannya b Pencegahan Sejauh pengetahuan tentang penyakit ini masih sedikit, sedikit pula usaha yang dilakukan untuk mencegah penyakit ini Belum ada varietas tanaman padi yang tahan terhadap serangan penyakit ini 3 Penyakit Busuk Batang Helminthosporium sigmoideum a Gejala serangan Penyakit ini disebabkan oleh jamur dengan spora yang sangat tahan di dalam tanah Spora jamur ini menginfeksi pangkal batang ketika spora tersebut mengapung dipermukaan air dan mencapai tanaman Infeksi jamur ini mneyebabkan pelepah daun berubah warnanya menjadi gelap kemudian terkulai Infeksi tersebut kemudian meluas kepelepah berikutnya dan pada akhirnya pada batang Apabila batang terserang maka seluruh tanaman tumbang atau tanaman terkulai Spora jamur ini berada pada jerami dan tanah hingga musim tanah berikutnya dan akan menginfeksi tanaman baru b Pencegahan Penyakit ini dapat ditekan pengaruhnya dengan mengurangi banyaknya spora jamur disawah dengan cara sanitasi Pembersiahan atau pembakaran jerami dan tunggul jerami merupakan cara sanitasi yang terbaik Pengaturan pengeringan sawah hingga tanah retak retak dapat mengurangi serangan penyakit ini Penyakit muncul pada lahan yang berlebihan dalam penggunaan pupuk urea dan fospor 4 Penyakit Blas Pyricularia oryzae a Gejala serangan Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae Bibit jamur ini berupa spora yang penyebarannya terbawa angin dan air serta terdapat di lahan sawah

20 Pertumbuhan dan perkembangan jamur ini,serta gejala penyakit berupa bercak pada daun atau batang ditentukan oleh banyak factor diantaranya : pemupukan nitrogen dosis tinggi, dengan kondisi yang lembab Penyakit ini menyerang daun, batang dan malai terutama pada leher malai padi, dimulai dari bercak kecil tetapi melebar sampai beberapa centimeter panjangnya Gejala itu biasanya panjang dan meuncing dibagian akhir, di bagian tepi gelap dan bagian tengah abu-abu, pada serangan berat dapat mematikan bagian daun b Pencegahan Penyakit blas paling baik dicegah dengan pengunaan varietas tahan Pemberian pupuk nitrogen sesuai dengan anjuran (rekommendasi setempat) 5 Penyakit Bakteri Bergaris ((Xanthomonas campestris pvorizae (=Xanthomonas oryzae) a Gejala serangan Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae yang terdapat di sawah sepanang waktu Bakteri ini menginfeksi tanaman melalui luka atau bagian lain yang terbuka, kemudian tumbuh didalam system jaringan pengangkutan tanaman yang mirip pembuluh darah manusia Pertumbuhan bakteri menyumbat saluran tersebut sehingga air dan zat makanan tidak dapat masuk kedalam atau keluar dari ujung daun Hal ini menyebabkan gejala kekuningan, layu dan mati pada ujung daun Di persemaian gejala serangan bakteri ini menyebabkan daun menjadi kuning, kering dan mati Gejala serangan seperti ini disebut dengan kresek Penyakit ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman Pada tanaman tua, serangan bakteri ini diawali dari bagian tepi ujung daun kemudian meluas ke daun bagian bawah Gejala kuning tersebut pertama terjadi sekitar fase bunting sampai malai keluar Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan bakteri hawar daun b Pencegahan Cara pencegahan penyakit bakteri hawar daun yang paling praktis adalah dengan penanaman varietas tahan

21 Tidak ada varietas yang tahan untuk waktu yang lama, oleh karena itu perlu dilakukan pergiliran varietas Sanitasi dan penggunaan benih bermutu dapat mengurangi sumber infeksi bakteri ini di lapangan Jerami-jerami tua yang terinfeksi dibakar, dibersihkan atau dibenam dalam tanah Hujan yang lebat dan angin kencang yang menyebabkan lukanya tanaman dapat membantu penyerangan bakteri ini 6 Virus Tungro a Gejala serangan Virus tungro dapat ditularkan dari tanaman satu ketanaman yang lain, dan dari suatu lahan kelahan lainnya oleh wereng hijau, yang disebut sebagai vector Wereng hijau dapat memperoleh virus hanya dari tunbuhan yang terinfeksi virus, dan harus makan untuk waktu yang pendek sekitar 30 menit sebelum Wereng Hijau dapat menularkan pada tanaman yang lain Wereng Hijau hanya dapat menularkan virus pada tanaman lain setelah ia mengandung virus tersebut, kemudian memakan tanaman yang sehat Setelah menyuntikan partikel virus tongro, virus memerlukanwaktu 2 minggu masa inkubasi Tingkat serangan virus tungro ini dipengaruhi oleh : ketahanan varietas, iklim, dan teknologi budidaya Serangan virus tungro menyebabkan tanaman menjadi kuning secara bertahap, pada serangan berat menyebabkan timbulnya kombinasi warna hijau dan kuning Warna kuning tersebut dimulai dari ujung daun meluas ke bagian bawah Bila infeksi terjadi pada awal pertumbuhan tanaman (fase vegetative) tumbuhan akan terlihat sangat kerdil, dengan sedikit anakan dan tidak menghasilkan malai Sebagai inang dari Virus ini adalah singgang tanaman padi

22 b Pencegahan Tungro merupakan penyakit sporadic pada padi Tungro jarang bertahan di suatu lahan secara terus menerus Dinamika infeksi tungra tidak diketahui dengan baik Ada banyak cara untuk mengurangi kemunculan virus Pertama, dengan menggunakan varietas tahan terhadap tungro di wilayah tertentu Cara ini memerlukan pemantauan dan pengujian varietas Bila daerah endemic tungro, penggunaan varietas tahan merupakan strategi yang terbaik dan sangat ekonomis Kedua, mengendalikan populasi wereng hijau yang merupakan vector virus tungro Ketiga, melakukan sanitasi lingkungan seperti membersihkan singgang yang bertujuan untuk membersihkan tanaman inang virus ini 7 Virus Hampa dan Kerdil Rumput a Gejala serangan Virus kerdil hampa mudah dikenali yaitu adanya daun yang memutar dengan tepi daun yang tak teratur, serta tanaman kerdil Virus kerdil rumput juga mudah dikenali yaitu pertumbhan tanaman yang sangat kerdil, daun kaku dan sempit, pembentukan anakan berlebihan, terdapat bercak coklat dan merah pada daun Virus kerdil hampa dan kerdil rumput ditularkan oleh hama wereng coklat b Pencegahan Virus kerdil hampa dan kerdil rumput dapat dicegah dengan mudah yaitu dengan mengendalikan hama wereg coklat Ledakan penyakit ini dapat disebabkan berkurangnya populasi musuh alami akibat dari penggunaan pestisida yang kuang bijaksana Untuk pengendalian virus ini dapat juga dilakukan dengan beberapa cara seperti penggunaan varietas tahan, pergiliran varietas antar musim, pergilran varietas dalam satu musim,

23 JENIS-JENIS GULMA PADA TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Gulma yaitu tumbuhan/tanaman liar yang tidak dikehendaki yang dapat menjadi pesaing dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok A Klasifikasi gulma dan penyebarannya Gulma secara umum ( marfologi ) dapat dibedakan 3 golongan yaitu : 1, Golongan Rumput ( Grasses ) Rumput pada umumnya berdaun panjang, lurus, urat- urat daunnya sejajar batangnya bulat dan berongga contohnya al : Echinochloa colonum ( L ) Link Jejagoan leutik ( sunda ), Tuton ( Jawa ) Echinochloa erusgalli ( P ) Beauv Jajagoan,Gagajahan ( sunda ), Jawan( jawa ) 2, Golongan Teki ( Sedges ) Tumbuhan ini hampir serupa dengan rumput, bedanya adalah daunnya berjajar tiga dan batangnya berbentuk segi tiga serta tidak berongga Kerapkali mempunyai rhizoma ( akar tinggal ), yang berbeda beda bentuknya sesuai dengan fungsinya, yakni untuk penyimpanan makanan dan untuk pembiakan Contohnya : Cyperus difformis L Jakut papayungan ( sunda ) Welut ( jawa) Fimbristylis miliaecae Wahl ( F littoralis Gaudich) Tumbaran ( Jawa ), 3 Golongan Berdaun lebar ( broad leaves ) Tumbuhan ini pada umumnya berdaun lebar contohnya : - Marsilea crenata Prest Semanggi ( sunda ) Semanggen ( Jawa ) - Monochoria vaginalis ( Burm f ) Presl Enceng lembut ( sunda ), Bengok ( Jawa ) 4 Gulma Padi gogo rancah Gulma pada tanaman padi gogorancah hampir mirip dengan padi sawah tadah hujan Gulma yang tumbuh umumnya dapat menyesuiakna diri dengan kondisi kering dan basah 5 Gulma Padi gogo Gulma pada tanaman padi gogo umumnya didominasi oleh golongan rumput, sebagian kecil berdaun lebar dan teki Ada daerah daerah khusus yang

24 didominasi oleh golongan teki terutama bila lahan-lahan yang sangat intensif diusahakan dengan pemupukan N yang tinggi 6 Gulma padi pasang surut Sawah pasang surut umunya didominasi oleh gulma golongan rumput Dari golongan teki terdapat cyperus iria Gulma golongan berdaun lebar relatif jarang ditemukan di sawah pasang surut B Penyebaran Gulma : Penyebaran gulma dapat terjadi melalui : 1 Melalui benih yang terkomtaminasi dengan biji gulma 2 Perantara hewan yang membawa biji pada saluran pencernakan atau bulu dan kotoran 3 Melalui pupuk kandang yang kurang matang 4 Melalui sisa tanaman pada waktu panen, khususnya yang dilakukan dengan mesin 5 Penyebaran melalui angin 6 Penyebaran melalui air irigasi C Pengamatan Gulma : Tujuan pengamatan gulma adalah untuk mengetahui dominasi gulma yang ada sehingga apabila akan dikendalikan dengan herbisida dapat digunakan dasar pemilihan herbisida yang tepat D Kerapatan Gulma Untuk mengukur kerapatan gulma digunakan dua ukuran yaitu : 1 Untuk gulma yang berkompetisi terhadap sinar matahari, ciri gulma ini adalah pertumbuhannya ke atas dan menaungi tanaman pokokkompetisi gulma yang tumbuh tegak diukur dengan menghitung jumlah gulma per meter pesegi ( ukuran ini dibandingkan dengan jumlah tanaman pokok per meter pesegi ) 2 Kompetisi gulma yang tumbuh rendah ( menjalar ) diukur dengan membandingkan luas lahan yang tertutup gulma Dengan dua cara tersebut nilai yang kecil akan memperlihatkan jumlah gulma yang sedikit dan tingkat kompetisinya kecil Hal ini dilakukan dalam rangka menentukan jenis, dosis dan cara pengendalian dengan herbisida

25 E Cara Pengendalian Gulma Ada beberapa tehnik pengendalian gulma yang umum dilakukan yaitu : 1, Preventif ( Pencegahan ) Cara ini dilakukan melalui pengelolaan tanah dan pengelolaan air 2 Mekanis ( dengan alat alat baik sederhana / modern ) a Manual/tenaga manusia : dengan tangan dan alat-alat sederhana (kored, cangkul, sabit, garu, dan ternak) b Semi mekanis : mesin-mesin sederhana (mower, cultivator, dsb) c Mekanisasi penuh : alat-alat modern (traktor, ratavator, weed craster, dsb) d Penggunaan dengan api (mekanis / physik) 3 Kimiawi a Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik b Penggunaan herbisida harus memenuhi kriteria 5 (lima) tepat yaitu : tepat jenis, tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI Oleh : M Mundir BPKK Nglegok I LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi

Lebih terperinci

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam

Lebih terperinci

Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah

Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo Tim : BPTP Jawa Tengah HAMA UTAMA PADI WERENG PENGGEREK BATANG PADI WALANG SANGIT LUNDI/ORONG-ORONG/ANJING TANAH PENYAKIT UTAMA PADI BLAST/NECK BLAST HAWAR DAUN BAKTERI

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R Luas areal padi sawah setiap tahun di Jawa Timur mencapai 1,62 juta ha berupa padi sawah dan padi gogo. Areal padi sawah irigasi maupun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Syarat Tumbuh Padi merupakan tanaman ordo Graminales, family Graminae, genus Oryza, dan spesies Oryza spp.. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 650 sampai 1500 m dpl dengan

Lebih terperinci

I. KEBERADAAN OPT PADI

I. KEBERADAAN OPT PADI I. KEBERADAAN OT ADI ada periode 1-15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman padi di Jawa Timur seluas 534.325,40 Ha dan terpantau 22 jenis OT yang menyerang tanaman dengan keberadaan serangannya (keadaan dan

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera

Lebih terperinci

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan. BLAS (BLAST) Patogen penyebab blas: Pyricularia grisea P. oyzae Cavara Magnaporthe grisea Magnaporthe oryzae Peyakit blas berkembang terbawa udara melalui konidia cendawan yang mungkin berasal dari inang.

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal Oleh : Budi Budiman Nak, kemungkinan hasil panen padi kita tahun ini berkurang!, sebagian besar padi di desa kita terserang hama wereng. Itulah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya Pengendalian Wereng Batang Cokelat dan Walang Sangit pada Tanaman Padi dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata) Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA MODUL BUDIDAYA PADI Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4-5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fauna Tanah 4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna tanah pada petak dengan jarak pematang sempit (4 m)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN PADI UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI PENANGGULANGAN

MODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN PADI UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI PENANGGULANGAN MODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN PADI UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI PENANGGULANGAN Yulianto 1), Ade Setiadi 2), Imam Firmansyah 3), Ihsan Maulana 4), Dimas Asmoro 5), Haris Kamal 6) 1) Sistem Informasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika Basaruddin N. Tumarlan T. Penyunting Hermanto Ilustrasi Hendi Bachtiar Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KARAKTERISTIK USAHATANI

KARAKTERISTIK PETANI KARAKTERISTIK USAHATANI LAMPIRAN 57 Lampiran 1 Kuesioner pengendalian hama terpadu tanaman padi Lokasi : KARAKTERISTIK PETANI Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Tanggungan keluarga : Pengalaman bertani (tahun) : Pekerjaan sampingan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing. Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR disusun oleh: Kelompok 01 Lutfi Afifah A34070039 Zhenita Vinda Tri Handini

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

OPT PADA TANAMAN PADI

OPT PADA TANAMAN PADI OPT PADA TANAMAN PADI Penyakit blas pada tanaman padi pada umumnya dapat menyerang tanaman pada bagian daun, batang, malai, dan gabah, tetapi umum pada daun dan leher malai. Gejala serangan yang muncul

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu ttd. Organisme Pengganggu 1 Agroekologi (Ekologi Pertanian) adalah

Lebih terperinci

Mengenal Tikus Sawah

Mengenal Tikus Sawah AgroinovasI Mengenal Tikus Sawah Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) merupakan hama utama tanaman padi dari golongan mammalia (binatang menyusui), yang mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss Tikus merupakan salah satu hama utama pada kegiatan pertanian. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama tikus

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah

Lebih terperinci

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT Oleh : Chairunas, Yardha,Adli Yusuf, Firdaus, Tamrin, M.Nasir Ali PENDAHULUAN Rendahnya produktivitas komoditas tanaman pangan dalam skala usahatani di lahan

Lebih terperinci

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu) KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan

Lebih terperinci

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Penyusun E. Sutisna Noor Penyunting Arif Musaddad Ilustrasi T. Nizam Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

II. PERANAN PHT DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN IP PADI

II. PERANAN PHT DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN IP PADI I. PENDAHULUAN Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya, tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang tinggi untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat 1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27 Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal

Lebih terperinci

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH Implementasi Budidaya Tanaman Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Oleh : ASEP FIRMANSYAH Produksi padi nasional belum mencapai target sementara kebutuhan beras nasional terus meningkat Telah terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Sawah organik dan non-organik Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida kimia dan hasil rekayasa

Lebih terperinci

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT: Cultural Control Dr. Akhmad Rizali Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya Mengubah paradigma pengendalian OPT: Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica. 6 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Padi (Oryza sativa L.) berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumput-rumputan (Gramineae) yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat

Lebih terperinci

Oleh : Nur Fariqah Haneda

Oleh : Nur Fariqah Haneda 7 MODULE PELATIHAN HAMA DAN PENYAKIT HUTAN Oleh : Nur Fariqah Haneda ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.

Lebih terperinci

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS Oleh: Silman Hamidy, Jamal Khalid, M. Adil, Hamdani PENDAHULUAN Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci