Telaah Nilai Pendidikan Karakter dalam Konsep Pendidikan Akhlak (Kajian Pendidikan Akhlak di Madrasah) Dina Marlina

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Telaah Nilai Pendidikan Karakter dalam Konsep Pendidikan Akhlak (Kajian Pendidikan Akhlak di Madrasah) Dina Marlina"

Transkripsi

1 Telaah Nilai Pendidikan Karakter dalam Konsep Pendidikan Akhlak (Kajian Pendidikan Akhlak di Madrasah) Dina Marlina Abstraksi: Tujuan dari pendidikan Islam secara tersurat sudah memberikan kesan bahwa dalam pendidikan Islam, selain tercapainya keterampilan-keterampilan tertentu, juga yang menjadi fokus dari sebuah proses pendidikan itu sendiri adalah pembentukan karakter yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan akhir pendidikan Islam yang disebutkan yakni terwujudnya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspekaspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam, yakni dalam sikap, keterampilan, dan perbuatan seseorang. Hal tersebut senada dengan apa yang diharapkan dari pencanangan pendidikan karakter oleh pemerintah. Inti dari pembangunan karakter adalah terwujudnya sikap hidup yang baik dari adanya seperangkat nilai yang diyakini, dan pendidikan Islam pun menghendaki hal serupa dengan tujuan pendidikan karakter tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan judul Bagaimana dasar normatiffilosofis pendidikan karakter perspektif Islam? Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pendidikan akhlak? Bagaimana implikasi pendidikan karakter terhadap pendidikan akhlak di madrasah? Kata Kunci: Pendidikan, Pendidikan Islam, Pendidikan Karakter, Muslim, Pendidikan Akhlak, Madrasah. P endidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan suatu bangsa, sehingga sering terdengar ungkapan yang mengatakan, Jika ingin memajukan suatu bangsa maka majukanlah pendidikannya. Ungkapan tersebut terbukti dengan melihat bangsa yang lebih memprioritaskan pendidikan cenderung menjadi bangsa yang maju. Eropa mampu membuat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan memprioritaskan pendidikan. Cina mampu menguasai teknologi Penulis adalah Alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram. dina_marlinacaem@yahoo.co.id 1

2 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 dengan tidak meninggalkan budaya lokalnya. Negera-negara tetangga semisal Malaysia, Singapura maupun Brunei dapat memajukan secara kuantitas dan kualitas infrastruktur penunjangpendidikan yang demikian dinamis. Padahal di era tahun 1960-an, mereka masih banyak mengekspor tenaga pendidik di negara ini. Kemajuan pun dapat dilihat ketika Islam telah menoreh sejarah peradaban yang panjang dengan masa kejayaannya di tanah Baghdad, Andalusia (Spanyol) dan sekitarnya. Pada saat itu ilmu pengetahuan mendapatkan ruang yang luas di kalangan masyarakat. Para tokoh dan cendikiawan muslim bermunculan, bahkan tidak jarang pada saat itu seorang ahli agama (alim-ulama) juga terkenal sebagai seorang saintis. Ilmu pengetahuan pada waktu itu berkembang sangat pesat karena pemerintah sangat memperioritaskan pendidikan, sehingga hasilnya bisa dilihat yakni kemajuan dalam segala bidang. Demikianlah sedikit gambaran kemajuan bahkan kejayaan yang dihasilkan karena memperioritaskan ilmu pengetahuan (baca: pendidikan). Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut. Oleh karena itu, pendidikan merupakan usaha melestarikan, mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus. Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan yang merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi generasi penerusnya, sehingga nilai-nilai cultural-religious yang dicitacitakan tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu-kewaktu. Pendidikan dengan cita-citanya humanizing of human being menjadi satu kunci untuk merubah segala bentuk keterbelakangan baik intelektual maupun moral. Pendidikan memiliki peran dalam meningkatkan kualitas manusia dalam segala aspeknya, karena itu tugas pendidikan adalah tugas kemanusiaan seperti yang 2

3 diungkapkan di atas, yaitu bagaimana memanusiakan manusia agar mencapai harkatnya secara utuh, maksudnya bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar dapat hidup sesuai dengan fitrahnya. Hal tersebut senada dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Namun belakangan cita-cita luhur tersebut hanya menjadi sebatas ungkapan pemenuh otak saja. Pendidikan yang idealnya diharapkan dapat membentuk seseorang menjadi pribadi-pribadi yang unggul secara mental dan spiritual ternyata tidak mampu menjalankan perannya tersebut. Begitu banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Dimulai dari profesionalisme guru dalam mengajar, sistem pendidikan, bahkan kurikulum yang terkesan bongkarpasang. Semua problem yang terjadi membuat pendidikan saat ini menjadi carut-marut. Ketika disoroti semua elemen atau komponen pendidikan, maka setiap komponen tersebut akan menampakkan penyakitnya tersendiri. Tilaar dalam sejarah Pendidikan Islam menyebutkan sedikitnya ada delapan masalah pokok sistem pendidikan nasional, yakni: 1) menurunnya moral dan akhlak peserta didik; 2) pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pemerataan kualitas 1 Tim Penulis, UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Bandung: Citra Umbara, 2006), h

4 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 pendidikan; 3) rendahnya mutu pendidikan diberbagai jenjang dan jenis pendidikan; 4) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan nasional; 5) masih rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan dan pelatihan; 6) kelembagaan pendidikan dan pelatihan; 7) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional; dan 8) sumber daya yang belum profesional. 2 Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Tilaar tersebut, sesuai dengan apa yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini yaitu merosotnya nilai-nilai moral dan akhlak peserta didik. Kemerosotan nilai-nilai moral yang berujung pada banyaknya tindakan-tindakan yang meresahkan seperti kenakalan remaja, budaya mabuk-mabukkan, free sex, tawuran antar pelajar, pembunuhan dan aksi-aksi kejahatan lainnya yang melibatkan para pelajar, menjadi kehawatiran tersendiri. Sehingga semua pihak baik lembaga pendidikan, orang tua, negara, dan lembaga kemasyarakatan mulai memandang betapa perlunya sebuah rekonstruksi dalam bidang pendidikan, sebab manusia dewasa ini yang dihasilkan dari hasil pendidikan formal ternyata tidak mampu menghidupi gerak dan dinamika masyarakat yang lebih membawa berkah dan kebaikan bagi semua orang. Berdasarkan realita di lapangan itulah pendidikan karakter menjadi isu yang sangat hangat diperbincangkan terlebih sejak dicanangkan oleh pemerintah Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada 2 Mei Asumsi yang mengatakan bahwa salah satu penyebab merosotnya moral bangsa tersebut adalah lemahnya pendidikan karakter. Sisi lain dari pencangan pendidikan karakter adalah adanya kesan kegagalan dari pencanangan Pendidikan Agama Islam, PKN/KWN/Civic, dan pendidikan akhlak yang telah berjalan berpuluh-puluh tahun dalam sistem pembelajaran di sekolah. Pendidikan karakter dalam penerapnnya di beberapa wilayah semisal Thailand, dapat dikatakan mampu membentuk 2 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia (Jakarta: Kencana, 2008), h. viii. 4

5 karakter/sikap hidup yang lebih baik bagi pelakunya. Namun, dengan tidak menapikan keberadaan konsep baru yang ditawarkan pemerintah, perlulah setidaknya merespon secara kritis mengenai isu pendidikan karakter dalam Islam. Hal tersebut mengingat dalam tradisi pendidikan Islam, pendidikan akhlak telah melampaui batas kesempurnaan dan keampuhannya dalam membentuk tatanan masyarakat yang harmonis pada masa profetik. Pendidikan akhlak merupakan konsep ideal untuk membangun pribadi dan masyarakat ke arah perbaikan moral. Namun, ternyata pemerintah menyuguhkan sesuatu yang baru untuk diterapkan dalam sistem pendidikan sekarang. Dalam konteks kekinian, pelajaran Pendidikan Agama Islam atau Pendidikan Akidah Akhlak masih mewarnai kurikulum pendidikan, yang memfokuskan pada pembentukan karakter atau akhlak yang mulia. Namun, meskipun kedua mata pelajaran tersebut telah terintegral di sekolah-sekolah umum maupun madrasah, tetap saja mata pelajaran tersebut ternyata belum mampu menjawab dan tanggap terhadap berbagai persoalan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari adanya upaya pemerintah untuk mencanangkan kembali sebuah konsep baru yang diharapkan dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada yakni pendidikan karakter itu sendiri. Di sisi lain, seperti yang diketahui bahwa dalam tradisi pendidikan di Indonesia, ada satu term yang cukup populer di kalangan masyarakat yakni Pendidikan Islam, yang secara normatif sarat dengan nilai-nilai transendental-ilahiah di samping insaniah. Ahmad D. Marimba membagi tujuan Pendidikan Islam menjadi dua tujuan yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara di sini maksudnya adalah tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani. Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim yakni 5

6 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam. 3 Tujuan dari pendidikan Islam tersebut secara tersurat sudah memberikan kesan bahwa dalam pendidikan Islam, selain tercapainya keterampilan-keterampilan tertentu, juga yang menjadi fokus dari sebuah proses pendidikan itu sendiri adalah pembentukan karakter yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan akhir pendidikan Islam yang disebutkan yakni terwujudnya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam. Seluruh aktifitas dalam kehidupan yang mencerminkan ajaran Islam, merupakan hasil akhir dari serangkaian kegiatan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi jasmani dan rohani seseorang. kegiatan atau proses pendidikan yang berjalan secara dinamis sesuai dengan perkembangan anak, menunjukkan adanya aspekaspek dalam rangka pembentukan manusia ke arah yang lebih baik, yakni dalam sikap, keterampilan, dan perbuatan seseorang. kegiatan mendidik tidak hanya terbatas pada kegiatan didaktis yang mencerminkan pengajaran antara guru dan murid dalam kelas, tetapi kegiatan mendidik menyentuh hal-hal yang lebih substansial, yakni bagaimana seseorang dapat memiliki kepribadian muslim yang mampu menjadi motor penggerak dari setiap perbuatan baik yang dilakukan, yang mencerminkan keyakinan agama (Islam) yang kuat. Hal tersebut senada dengan apa yang diharapkan dari pencanangan pendidikan karakter oleh pemerintah. Inti dari pembangunan karakter adalah terwujudnya sikap hidup yang baik dari adanya seperangkat nilai yang diyakini, dan pendidikan Islam pun menghendaki hal serupa dengan tujuan pendidikan karakter tersebut. 3 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 1 (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), h

7 Istilah Pendidikan Karakter, Pendidikan Akhlak, Pendidikan Etika, Pendidikan Agama Islam ataupun Pendidikan Budi Pekerti, pada dasarnya memiliki esensi tujuan yang sama, yakni untuk memperbaiki karakter atau memperbaiki akhlak seseorang. Namun, saat ini pemerintah menggunakan istilah pendidikan karakter dalam menjawab tantangan dari bobroknya moral bangsa. Tentunya program pemerintah ini dicanangkan dengan adanya landasan teoritik dan konsep yang jelas mengenai keabsahan atau keampuhan dari suatu teori pendidikan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan judul Bagaimana dasar normatif-filosofis pendidikan karakter perspektif Islam? Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pendidikan akhlak? Bagaimana implikasi pendidikan karakter terhadap pendidikan akhlak di madrasah? Analisis Silabus Pendidikan Akidah Akhlak dalam Sistem Pembelajaran di Sekolah Analisis nilai dalam silabus yang digunakan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang tertuang dalam pendidikan akidah akhlak. Secara umum materi yang dibahas dalam pendidikan akidah akhlak, terdiri dari dua fokus pembahasan yakni tema akidah dan akhlak. 1. Analisis Nilai dalam Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) a. Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas I berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 4 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Rukun iman; 2) Syahadat tauhid dan rasul; 4 Wiyadi, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 1 Untuk Kelas I Madrasah Ibtidaiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

8 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember ) Asmaul husna: al-wahid dan al-khaliq; 4) Berakhlak terpuji dan beradab islami meliputi: akhlak terpuji bagi diri-sendiri (hidup bersih, kasih sayang, dan rukun), serta adab dalam mandi dan berpakaian dalam kehidupan sehari-hari; 5) Menghindari akhlak tercela: hidup kotor. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Memahami kalimat tayibah (basmallah); 2) Asmaul husna: ar-rahman, ar-rohim, as-sami, melalui kisah nabi sulaiman; 3) Berakhlak terpuji dan beradab islami yakni: akhlak kepada orang tua, guru, dan teman. Serta pembahasan akhlak tentang cara berterima kasih, hormat, dan menyayangi; 4) Berakhlak terpuji dan beradab Islami yakni adab dalam belajar, bermain, makan, dan minum; 5) Menghindari akhlak tercela: berbicara kotor dan bohong. b. Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas II berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 5 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Beriman kepada Allah melalui pemahaman terhadap kalimat tayibah (hamdalah); 2) Asmaul husna (as-syakur, al-hamid, al-musni, dan ar-raziq); 3) Shalat 5 waktu sebagai wujud beriman kepada Allah; 4) Akhlak terpuji dan beradab islami yakni: akhlak syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati. Serta adab dalam berpakaian, makan, minum, dan bersih; 5) Menghindari akhlak tercela (sombong), melalui kisah masa kecil Nabi Muhammad. 5 Wiyadi, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 2 Untuk Kelas II Madrasah Ibtidaiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

9 Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Memahami kalimat Tayibah (Lafaz tasbih); 2) Asmaul husna: al-qudus, as-somad, al-muhaimin, dan albadi ; 3) Akhlak terpuji dan beradab islami meliputi: jujur, rajin, dan percaya diri serta pembahasan adab islami: adab dalam belajar, mengaji, dan bermain; 4) Mengindari akhlak tercela (malas) melalui kisah masa remaja Nabi Muhammad. c. Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas III berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 6 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Memahami kalimat tayibah (maasya-allah); 2) Sifat Allah dalam asmaul husna: al-karim, al-halim, dan almusyawir; 3) Mengenal malaikat Allah; 4) Membiasakan akhlak terpuji meliputi: rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan, serta akhlak terhadap orang tua melalui kisah Nabi Ismail; 5) Menghindari akhlak tercela: bodoh, pemarah, kikir, dan boros. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Memahami kalimat tayibah (taawuz); 2) Sifat Allah dalam asmaul husna: al-bathin, al-wahiy, almuhib, al-wahab; 3) Beriman kepada makhluk gaib selain malaikat (jin dan setan); 6 Wiyadi, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 3 Untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

10 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember ) Akhlak terpuji meliputi: rukun dan suka menolong, serta akhlak terpuji terhadap saudara; 5) Akhlak tercela: khianat, iri, dan dengki melalui kisah kelicikan saudara nabi yusuf. d. Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 7 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Kalimat tayibah (inna lillahi wa inna ilaihi raji un); 2) Asmaul husna: al- azim, al-hadi, al-adlu, dan al- hakam; 3) Beriman kepada kitab-kitab Allah; 4) Akhlak terpuji meliputi: hormat, patuh, sabar, dan tabah dalam menghadapi cobaan; 5) Akhlak tercela melalui kisah Sa labah. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Kalimat tayibah (asalamualikum warahmatullahi wabarokatuh); 2) Asmaul husna: as-salam, al-mu min, dan al-latif; 3) Beriman kepada rasul Allah; 4) Akhlak terpuji meliputi: siddiq, amanah, tablig, fatanah dan Akhlak terpuji pada teman; 5) Akhlak tercela: munafik. e. Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas V berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 8 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 7 Wiyadi, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 4 Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h Wiyadi, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 5 Untuk Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

11 1) Memahai kalimat tayibah (allahu akbar); 2) Asmaul husna: ar-razaq, al-fatah, asy-syukur, dan almughni; 3) Beriman kepada hari akhir (kiamat); 4) Akhlak terpuji meliputi: sikap optimis, qanaah, dan tawakal, serta akhlak ketika di tempat ibadah dan umum; 5) Akhlak tercela: sifat pasimis, bergatung, dan putus asa dalam hidup sehari-hari. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Akhlak tayibah (tarji ); 2) Asmaul husna: al-muhyi, al-mumit, dan al-baqi; 3) Akhlak terpuji meliputi: teguh pendirian dan dermawan, serta akhlak dalam bertetangga dan bermasyarakat; 4) Akhlak tercela (kikir dan serakah) melalui kisah Qarun. f. Silabus Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas VI berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 9 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Kalimat Tayibah (Astagfirullahal- azim); 2) Asmaul Husna: al-qawiyy, al-hakim, al-musawwir; 3) Beriman kepada takdir Allah (Qada dan Qadar); 4) Akhlak terpuji: tanggung jawab, adil, dan bijaksana; 5) Akhlak tercela: Marah, fasiq, dan murtad. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Kalimat Tayibah (Tobat); 2) Asmaul Husna: al-gafur, al-afuww, as-sabur, al-halim; 3) Akhlak terpuji meliputi: sabar dan tobat, yang tertuang dalam kisah Nabi Ayub dan Adam, serta akhlak terpuji terhadap binatang dan tumbuhan. 9 Wiyadi, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 6 Untuk Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

12 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 Susunan materi yang tertuang dalam silabus MI pada kelas I- VI secara garis besar memuat masalah akidah dan akhlak. Aspek akidah banyak menyinggung tentang keimanan, baik keimanan kepada Allah, rasul, kitab, malaikat, hari akhir/alam gaib, qada dan qadar, juga materi tentang kalimat-kalimat tayibah yang ditujukkan untuk meningkatkan keimanan seperti; kalimat tayibah basmallah, hamdalah, tasbih, maasya-allah, taawuz, takbir, tarji, salam, dan istighfar/taubat. Aspek akhlak terbagi menjadi dua pembahasan, yakni akhlak terpuji dan tercela. Nilai-nilai karakter dapat ditemukan dalam pembahasan mengenai akhlak terpuji. Ruang lingkup materi pembahasan yang disajikan dalam aspek akhlak terpuji meliputi akhlak terpuji terhadap diri sendiri, orang lain (orang tua, saudara, guru, teman, tetangga, dan masyarakat), tumbuhan, dan binatang. Sedangkan kandungan isi akhlak terpuji yang menjadi nilai karakter adalah; kasih sayang, rukun, bersih, hormat, patuh, suka berterimakasih, hidup sederhana, rendah hati, syukur nikmat, jujur, rajin, percaya diri, santun, ikhlas, dermawan, suka menolong, optimis, qana ah, tawakal, teguh pendirian, tanggung jawab, adil, bijaksana, sabar, siddiq, amanah, tablig, dan fatanah. Dalam pembahasan adab/etika, materi yang disajikan adalah; adab ketika mandi, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, mengaji, bermain, ketika ditempat ibadah, dan umum. Sedangkan kandungan isi dalam pembahasan akhlak tercela meliputi; hidup kotor, berbicara kotor, bohong, sombong, malas, bodoh, pemarah, kikir, boros, khianat, iri, dengki, serakah, pesimis, putus asa, bergantung pada orang lain, munafik, marah, fasiq dan murtad. Pembahasan asmaul husna yang ditujukkan untuk meningkatkan keimanan kepada Allah, dapat juga masuk dalam pembahasan akhlak, karena semua sifat/perilaku baik bersumber dari sifat-sifat Allah. Sebagaimana yang diyakini oleh Ari Ginanjar bahwa pada dasarnya semua sifat baik/perilaku baik bermuara pada sifat-sifat Allah dalam 99 asmaul husna. Kandungan isi dalam 12

13 pembahasan asmaul husna pada tingkat MI adalah; ar-rahman, ar- Rahim, as-sami, as-syukur, al-hamid, al-mugni, ar-raziq, al- Qudus, as-somad, al-muhaimin, al-badi, al-karim, al-halim, al- Musawwir, al-bathin, al-waliy, al-muhib, al-wahab, al-fattah, al- Muhyi, al-mumit, al-baqi, al- Azim, al-hadi, al-adlu, al-hakam, as-salam, al-mu min, al-latif, al-qowwiy, al-hakim, al-qodir, al- Gafur, al- Afuww, dan as-sabur. 2. Analisis Nilai dalam Silabus Madrasah Tsanawiyah (MTs) a. Silabus Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas VII berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 10 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Dasar dan tujuan akidah Islam: iman, Islam, ihsan; 2) Keimanan kepada Allah melalui sifat-sifat wajib Allah (nafsiyah, salbiyah, ma ani, ma nawiyah, serta sifat-sifat mustahil dan jaiz; 3) Akhlak terpuji kepada Allah: Ikhlas, taat, khauf, dan tobat. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Asmaul Husna: al- Aziz, al-ghaffar, al-basit, an-nafi, ar- Ra uf, al-barr, al-hakim, al-fattah, al- Adl, dan al-qayyum; 2) Keimanan kepada malaikat Allah dan Makhluk Gaib selain Malaikat seperti Jin, Iblis, dan setan; 3) Akhlak tercela kepada Allah: Ria dan Nifak. 10 T. Ibrahim & H. Darsono, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 1 Untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

14 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 b. Silabus Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas VIII berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 11 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Keiman kepada kitab-kitab Allah; 2) Akhlah terpuji kepada diri-sendiri: Tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qanaah; 3) Akhlak tercela pada diri-sendiri: Ananiah, putus asa, gadab, tamak, dan takabur. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Keimanan kepada Rasul-rasul Allah; 2) Mukjizat dan kejadian luar biasa lain: karamah, maunah, dan irhas; 3) Akhlak terpuji kepada sesama: Husnuzan, tawaduk, tasamuh, dan taawun; 4) Akhlak tercela kepada sesama manusia: Hasad, dendam, gibah, fitnah, dan namimah. c. Silabus Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas IX berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 12 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Iman kepada hari akhir dan alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir; 11 T. Ibrahim & H. Darsono, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 2 Untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h T. Ibrahim & H. Darsono, MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 3 Untuk Kelas IX Madrasah Tsanawiyah (Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h

15 2) Akhlak terpuji pada diri-sendiri: beriman, kerja keras, kreatif, dan produktif. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Iman kepada Qada dan Qadar; 2) Akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Susunan materi yang tertuang dalam silabus MTs pada kelas VII-IX secara garis besar memuat masalah akidah dan akhlak. Aspek akidah berbicara mengenai arkanul iman dengan perincian pembahasan; materi tentang dasar dan tujuan akidah (iman, Islam, ihsan), sifat wajib, mustahil, dan ja iz bagi Allah, iman kepada malaikat dan makhluk ghaib, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul Allah, pembahasan mengenai mukjizat, karamah, ma unah, dan irhas, iman kepada hari kiamat, iman kepada qada dan qadar. Pembahasan mengenai ruang lingkup akhlak terpuji dibagi menjadi empat yakni; akhlak terpuji kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, dan akhlak dalam pergaulan remaja. Nilai-nilai karakter yang dapat ditemukan dalam aspek akhlak diantaranya; dalam pembasan akhlak kepada Allah terdiri dari ikhlas, taat, khauf dan tobat. Akhlak kepada diri sendiri meliputi tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qanaah, berilmu, kerja keras, kreatif, dan produktif. Akhlak kepada sesama manusia meliputi husnuzan, tawadu, tasamuh, dan taawun. Ruang lingkup pembahasan mengenai akhlak tercela terbagi menjadi tiga yakni akhlak tercela kepada Allah dengan pembahasan ria dan nifak. Akhlak tercela pada diri sendiri meliputi ananiah, putus asa, gadab, tamak, dan takabur. Akhlak tercela pada sesama manusia meliputi hasad, dendam, gibah, fitnah, namimah. Pembahasan asmaul husna hanya diajarkan pada kelas VII semester I dengan materi pembahasan al- Aziz, al-ghaffar, al- Basit, an-nafi, ar-ra uf, al-barr, al-hakim, al-fattah, al- adl, dan al-qayyum. 3. Analisis Nilai dalam Silabus Madrasah Aliyah (MA) 15

16 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 a. Silabus Madrasah Aliyah (MA) Kelas X berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 13 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas akidah; 2) Tauhid; 3) Syirik dalam Islam; 4) Akhlak dan metode meningkatkan kualitas akhlak. Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Asmaul Husna: al-muqsid, al-waris, an-nafi, al-bashit, alhafidz, al-walyi, al-wadad, ar-rafi, al-muis, al-afwaw; 2) Perilaku terpuji: husnuzan dan taubat; 3) Perilaku tercela: Riya, aniaya, diskriminasi. b. Silabus Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 14 Susunan materi pembahasan pada semester I terdiri dari: 1) Ilmu kalam; 2) Aliran ilmu kalam dan tokoh-tokohnya; 3) Perilaku terpuji: akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu; 4) Menghindari perilaku tercela: dosa besar (mabuk-mabukan, berjudi, berzina, mencuri, dan konsumsi narkoba). Susunan materi pembahasan pada semester II terdiri dari: 1) Tasawuf; 2) Perilaku terpuji: adil, ridha, amal shalih, persatuan, dan kerukunan; 3) Perilaku terpuji: akhlak terpuji dalam pergaulan remaja; 2) perilaku tercela: ishraf, tabdzir, dan fitnah. 13 Direktorat Pendidikan, Model Kurikulum, h Ibid., h

17 Kandungan isi materi pelajaran akidah akhlak dalam tingakt MA (Madrasah Aliyah) meliputi dua pokok pembahasan yakni akidah dan akhlak. dalam aspek akidah materi yang disajikan adalah; prinsip dan metode pningkatan kualitas akidah, tauhid, syirik, ilmu kalam dengan pembahasan aliran-aliran dan tokohtokohnya, dan terakhir membahas masalah tasawuf. Ruang lingkup aspek akhlak terbagi menjadi dua, yakni akhlak terpuji dan tercela. Materi akhlak terpuji yang disajikan adalah husnuzan dan bertaubat, adil, ridha, amal shaleh, persatuan dan kerukunan. Adapun yang dapat dikategorikan sebagai adab Islami meliputi pembahasan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, menerima tamu, dalam pergaulan remaja. Materi mengenai akhlak tercela meliputi; riya, aniaya, diskriminasi, mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba, ishraf, tabzir dan fitnah. Demikianlah pemaparan mengenai content dari materi pembelajaran akidah akhlak pada tingkat MI-MA. Adapun mengenai perincian nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan akidah akhlak yang tertuang dalam silabus sebagai berikut: Tabel 3. Pemetaan nilai-nilai akhlak dalam silabus mata pelajaran akidah akhlak Ruang Lingkup Akhlak 1. Diri sendiri 2. Sesama manusia (orang tua, guru, saudara, teman, tetangga, dan masyarakat SILABUS AKIDAH AKHLAK Kelas Nilai-nilai yang dikembangkan MI/ I-VI 1. Kasih sayang 2. Rukun 3. Hidup bersih 4. Hormat 5. Santun 6. Patuh 7. Suka berterimakasih 8. Hidup sederhana 9. Rendah hati 10. Syukur 17

18 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember Tumbuhan dan binatang (alam) 11. Jujur 12. Rajin 13. Percaya diri 14. Ikhlas 15. Dermawan 16. Suka menolong 17. Optimis 18. Qana ah 19. Tawakal 20. Teguh pendirian 21. Bertanggung jawab 22. Adil 23. Bijaksana 24. Sabar 25. Siddiq 26. Amanah 27. Tabligh 28. fathonah 1. Allah 2. Diri sendiri 3. sesama manusia Allah Sesama manusia MTs/ VII-IX MA/ X-XI 1. Ikhlas 2. Taat 3. Khauf 4. Tobat 5. Tawakal 6. Ikhtiar 7. Sabar 8. Syukur 9. Qana ah 1. Husnuzan 2. Bertobat 3. Ridha 4. Adil 10. Berilmu 11. Kerja keras 12. Kreatif 13. Produktif 14. Husnuzan 15. Tawadu 16. Tasamuh 17. Ta awun 5. Amal shaleh 6. Persatuan 7. Rukun Berdasarkan pemetaan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan akhlak, dapat ditemukan adanya persamaan nilai yang juga menjadi kandungan isi dari pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan karakter. Dalam silabus mata pelajaran akidah akhlak terdapat 56 nilai yang dikembangkan, dalam kerangka yang mengacu kepada pembentukan kepribadian yang baik (akhlakul karimah) dari tingkat sekolaah MI-MA. Namun, walaupun jumlahnya 56 ada beberapa nilai yang diajarakan sama pada tingkat MI, MTs, dan MA yakni 7 nilai (rukun, rendah hati/qana ah, syukur, ikhlas, tawakal, adil, dan sabar) sehingga nilai tersebut berjumlah 37. Dari ke-37 nilai tersebut yang memiliki kesamaan dengan nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter 18

19 berjumlah 14 nilai yakni: adil, baik, bergaya hidup bersih/sehat, fathonah (berpikir inovatif, kritis, logis), bertanggung jawab, cinta/kasih sayang, dapat dipercaya/amanah, hormat, jujur, kerja keras, patuh, percaya diri, rendah/murah hati, dan toleransi/tasamuh. Catatan akhir Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Dalam tataran institusi/lembaga sekolah terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang memiliki kesamaan dengan nilai yang dikembangkan dalam pendidikan Islam khususnya pendidikan akhlak. Berdasarkan hasil analisis silabus mata pelajaran akidah akhlak nilai tersebut hanya berjumlah 14 nilai, yakni: adil, baik, bergaya hidup bersih/sehat, fathonah (berpikir inovatif, kritis, logis), bertanggung jawab, cinta/kasih sayang, dapat dipercaya/amanah, hormat, jujur, kerja keras, patuh, percaya diri, rendah/murah hati, dan toleransi/tasamuh. Sedangkan jumlah nilai karakter berdasarkan pendapat para pakar pendidikan berjumlah 47 nilai, dan untuk nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan akhlak berjumlah 68 nilai. Hal ini berarti, wilayah kajian nilai yang menjadi fokus dalam pendidikan akhlak lebih luas daripada pendidikan karakter. Adapun secara umum nilai-nilai akhlak yang sama dan juga menjadi content dari pendidikan karakter berjumlah 20 nilai yakni: jujur, disiplin, adil, setia, baik, cinta/kasih sayang, kesucian diri, murah/rendah hati, sopan-santun, berani, persatuan, hormat, amanah, fathonah (berpikir inovatif, kritis, dan logis), bertanggung jawab, hidup sehat/bersih, patuh, percaya diri, kerja keras, dan toleransi. 2. Dasar normatif-filosofis pembangunan karakter dalam perspektif Islam dapat ditemukan dalam ayat al-qur an surat al-ahzab (33): 21 dan surat al-qalam (68): 4, serta hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Sunannya. Ayat al-qur an tersebut 19

20 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 menjelaskan tentang sosok Nabi Muhammad SAW sebagai pribadi yang menjadi simpul akhlak mulia, yang dapat dipedomani umat muslim dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan hadis riwayat Ahmad menginformasikan tentang misi diutusnya Nabi Muhammad sebagai penyempurna akhlak manusia. 3. Relevansi pendidikan karakter dengan pendidikan akhlak dapat dilihat melalui dua sudut pandang. Pertama dilihat dari segi teori-konseptual, dan kedua dapat dilihat dari segi realitaempiris. Dari segi teori-konseptual menjelaskan bahwa antara istilah karakter dan akhlak yang digunakan dalam konteks pendidikan memiliki makna yang sama. Makna kedua istilah tersebut merujuk kepada seperangkat nilai-nilai yang tertanam dalam jiwa, yang menjadi dasar/pedoman dari setiap pikiran, perkataan, sikap, dan perbuatan seseorang. Tujuan dicanangkannya pendidikan karakter juga merupakan tujuan dari pendidikan akhlak yakni untuk menumbuhkembangkan karakter yang bermuara kepada pembentukan sikap hidup yang baik atau dengan bahasa sederhana membentuk akhlakul karimah (akhlak yang baik). Sedangkan pendidikan karakter pada tataran realitaempiris dapat dikatakan merupakan elaborasi dari pendidikan akhlak. Dalam arti, dalam praktik penerapannya di institusi/kelembagaan sekolah, pencanangan pendidikan karakter tidak berbentuk mata pelajaran yang berdiri sendiri (otonom) seperti mata pelajaran akidah akhlak. Melainkan spirit nilai-nilai dari pendidikan karakter masuk di semua jenis mata pelajaran, entah mata pelajaran umum/eksak maupun mata pelajaran keagamaan. Penerapanya yang lebih terstruktur dicanangkan melalui tiga wilayah sebagai medium dalam mengimplementasikan pendidikan karakter yakni melalui kegiatan pembelajaran dikelas, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah. Pada kegiatan pembelajaran dikelas wujud pendidikan karakter dapat dilakukan dalam PBM, dengan menciptakan kegiatan didaktis yang memungkinkan peserta didik terlatih 20

21 untuk mengaktualisasikan seperangkat nilai yang sudah direncanakan guru akan diterapkan selama pembelajaran. Selain hal tersebut, wujud pendidikan karakter juga berupa keteladanan yang diberikan oleh guru. Dalam ekstrakurikuler diprogramkan kegiatan-kegiatan yang mampu menumbuhkan minat dan kepemilikan nilai-nilai karakter disiplin, hormat, percaya diri, tanggung jawab dan nilai karakter lainnya. Sedangkan pada wilayah budaya sekolah, pihak lembaga merancang budaya akhlakul karimah yang melibatkan seluruh warga sekolah. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid & Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Alfaqih. Strategi Pendidikan Karakter: Mempertimbangkan Tradisi Profetik. Mataram: Larispa, Al-Ghazali. Mengobati Penyakit Hati: Membenttuk Akhlak Mulia. Karisma: Bandung, Beni Ahmad Saebani & Abdul Majid. Ilmu Akhlak. Bandung: CV. Pustaka Setia, Budi. Ono. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung, Definisi Komparatif dalam uraian.html, diambil tanggal 26 Februari Departemen Agama RI. al-quran dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-qur an, Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI. Model Kurikulum Tingkat Satuan 21

22 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 Pendidikan (KTSP) Madrasah Aliyah. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Madrasah, Doni Koesoema Albertus. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo, Fatchul Mu in. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Madia, Hendra, Fungsi Bahasa Dan Kedudukan Bahasa Indonesia, dalam n-dan-contoh-paragraf-induktif-deduktif-dan-campuran/), diambil tanggal 9 september 2012, pukul 10:00 WITA. Ibrahim, T. & H. Darsono. MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 1 Untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009., MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 2 Untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009., MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 3 Untuk Kelas IX Madrasah Tsanawiyah. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Imam Ahmad bin Hanbal. Musnad Ahmad bin Hanbal (Beirut: Mu asasatu ar-risalah, 1995 M/1416 H. Ismail Thoib. Wacana Baru Pendidikan: Meretas Filsafat Pendidikan Islam. Mataram: Alam Tara Institute, Istighfarotur Rahmaniyah. Pendidikan Etika: Konsep Jiwa dan Etika Perspektif Ibnu Miskawaih dalam Kontribusinya di Bidang Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Press, Jamal Ma mur Asmani. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press, Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

23 Kementerian Agama RI. Pendidikan, Pembangunan Karakter, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-qur an, Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Maulana Muhammad Ali. Islamologi (Dinul Islam). Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, Mulawarman. Eksistensi Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk Kepribadian Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram. Skripsi, IAIN Mataram, Mulyasa, H. E. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara, Nashruddin al-albani, M. Ringkasan Shahih Muslim 1. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007., Ringkasan Shahih Muslim 2. Jakarta: Pustaka Azzam, Nurdiana. Ilmu Alamiah Dasar. Mataram: LKIM, Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 1. Bandung: CV. Pustaka Setia, Roli Abdul Rahman & M. Khamzah. Menjaga Akidah dan Akhlak. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Rosihon Anwar. Akidah Akhlak. Bandung: CV. Pustaka Setia, Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia. Jakarta: Kencana, Sanapiah Faisal. Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Statistics Center Data dan Analisis Data dalam by=updated, diambil tanggal 26 Februari 2010, pukul 9:02 WITA. Syarif Al-Qusyairi, H. Kamus Akbar: Arab-Indonesia Disertai Cara Membacanya Surabaya: Giri Utama, tt. 23

24 El-HIKMAH, Volume 6, Nomor 2, Desember 2012 Syekh al-zarnuji, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu: Terjemah Ta liim al-muta allim Thariiq al-ta allum, terj. A. Ma ruf Asrori. Surabaya: Pelita Duia, Umi Chulsum & Windy Novia. Kamus Besar Bahasa Indonesa: Dilengkapi Panduan Kebahasaan. Surabaya: Kashiko, UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Bandung: Citra Umbara, Wirjani. Peranan Eksistensi Lingkungan Sekolah dalam Menunjang Pembentukan Karakter Siswa di Mts NW Ketangga Kecamatan Suela Lombok Timur Tahun 2009/2010. Skripsi, IAIN Mataram, Wiyadi. MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 1 Untuk Kelas I Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009., MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 2 Untuk Kelas II Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009., MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 3 Untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009., MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 4 Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009., MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 5 Untuk Kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

25 , MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Membina Akidah dan Akhlak 6 Untuk Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Zainal Aqib. Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya, Zainuddin, A. & Muhammad Jamhari. Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlaq. Bandung: CV. Pustaka Setia, Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana,

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL(UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL(UAMBN) TAHUN PELAJARAN 1 Jenjang/Program : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Kurikulum : 2013 KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL(UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2017-2018 1 Memahami dalil, dasar dan tujuan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Jumlah soal : 50 butir

Lebih terperinci

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Bentuk : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Jumlah soal : 50 Butir Kurikulum : Standar

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Non Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG) Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Jumlah Soal : 50 Kurikulum acuan

Lebih terperinci

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Agama

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1217 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Agama memiliki peran

Lebih terperinci

4. Manusia tidak dapat mengelak dari kehendak Allah SWT karena Ia bersifat. A. qudrat B. iradat C. ilmu D. hayat

4. Manusia tidak dapat mengelak dari kehendak Allah SWT karena Ia bersifat. A. qudrat B. iradat C. ilmu D. hayat Pilihlah Jawaban yang paling benar! 1. Dasar hukum akidah Islam yang kedua adalah... A. al-qur`an B. hadis C. ijma D. qiyas 2. Memelihara manusia dari kemusyrikan. Pernyataan ini merupakan. A. tujuan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS - 1677 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

Bagian 1 Petunjuk Umum

Bagian 1 Petunjuk Umum Bagian 1 Petunjuk Umum A. Struktur Kurikulum Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah Akhlak untuk Kelas VII madrasah tsanawiyah memiliki 4 (empat) (KI) yang dijabarkan dalam 39 (KD). Berikut kami tampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU - 396 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendididkan sangat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi orang tua bahkan lebih khusus lagi bagi anak-anak generasi penerus bangsa. Karena munculnya berbagai

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : 10/D/KR/2017 TANGGAL : 4 April 2017 TENTANG STRUKTUR KURIKULUM, KOMPETENSI INTI-, DAN PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

Lebih terperinci

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA - 855 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan ketika masih kecil sampai ketahap dewasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Ibtidaiyah : Akhlak : 5 (Lima) : 1 (Satu)/Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Menerima, menjalankan, dan menghargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat di era modern dengan mengglobalnya budaya yang tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas semakin tipis. Semisal agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 NO. KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 STANDAR KOMPETENSI 1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak, MA Kelas X Semester I KIKD 3. Kognitif 4. Psikomotor. 1. Sikap Spiritual

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak, MA Kelas X Semester I KIKD 3. Kognitif 4. Psikomotor. 1. Sikap Spiritual Pembagian Pengembangan Pembelajaran Akidah Akhlak dan Serumpun Mata Pelajaran : Akidah Akhlak, MA Kelas X Semester I 3. Kognitif 4. 1. Sikap Spiritual 2. Sikap Sosial 1 Akidah Islam 1.1 2.1 3.1 4.1 184-186

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. WAKTU Menghayati nilainilai. Penghayatan nilai-

SILABUS PEMBELAJARAN. WAKTU Menghayati nilainilai. Penghayatan nilai- SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Madrasah Tsanawiyah : Ahlak : VII (Tujuh) : Ganjil : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUM PELAJARAN 2015/2016 KTSP

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUM PELAJARAN 2015/2016 KTSP KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUM PELAJARAN 2015/2016 KTSP NO. STANDAR KOMPETENSI 1. M e n i n g k a t k a n pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kebahagian baik di dunia maupun akhirat. Kebahagian hidup manusia itulah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju berkembang menjadi lebih baik. Keinginan tersebut diupayakan melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA - 1467 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN KEGIATAN ALOKASI PENILAIAN POKOK. WAKTU Meyakini adanya dan PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN KEGIATAN ALOKASI PENILAIAN POKOK. WAKTU Meyakini adanya dan PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Satuan pendidikan Kelas Semester Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Akhlak : Madrasah Tsanawiyah : VIII (delapan) : Ganjil : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Lampiran 2 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA - 260 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 1 Pada umumnya

Lebih terperinci

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) T. Ibrahim dan H. Darsono MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Membangun Akidah dan Akhlak 2 untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Berdasarkan Standar Isi Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Agama memiliki peran

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN MADRASAH ALIYAH PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAK KELAS XI SEMESTER 1

PERANGKAT PEMBELAJARAN MADRASAH ALIYAH PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAK KELAS XI SEMESTER 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN MADRASAH ALIYAH PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAK KELAS XI SEMESTER 1 PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan : MAN BARAKA Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Kelas / Semester

Lebih terperinci

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas.

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah akhlak dan moralitas di kalangan muda-mudi, khususnya pelajar dan mahasiswa sudah menjadi problema umum dan merupakan persoalan yang belum ada jawabannya

Lebih terperinci

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 122 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 Hana Navi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU - 649 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga menjadi manusia yang utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan dilakukan secara sadar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekolompok orang yang ditransfer dari generasi ke generasi berikutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitan Pendidikan merupakan bahasan penting dalam setiap insan. Keberadaannya dianggap suatu hal yang mendasar dan pokok dalam setiap kehidupan manusia. Kerap kali pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang pendidikan dan pengajaran adalah sebuah perintah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah pengikutnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh karena

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI KISI-KISI PENULISAN USBN PAI Jenjang Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum : Kurikulum 2013 Alokasi Waktu : 120 Menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Nomor 1.s.d.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila dikategorikan melalui karakteristik dan tatanan kehidupan masyarakatnya dikenal sebagai bangsa yang memangku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak wacana pengembangan kurikulum 2013 digulirkan muncul tanggapan pro dan kontra dari kalangan masyarakat, khususnya dari kalangan pendidikan. Alasan penolakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada dasarnya adalah transformasi pengetahuan ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan potensi manusia.oleh karena itu pendidikan tidak mengenal ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al- qur an, Jakarta: Amzah, 2007.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al- qur an, Jakarta: Amzah, 2007. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al- qur an, Jakarta: Amzah, 2007. Akhmad Al-Miskawaih, Abu Ali, Tahdzib Al-Akhlaq (Menuju Kesempurnaan Akhlak), terj. Helmi Hidayat, Bandung:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian tentang pendidikan adalah sebuah kajian yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain, 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Konteks Penelitian Anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun kejiwaan, sejak lahir seorang anak sudah dianugerahi fitrah (potensi) untuk mengenal Allah swt dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan masyarakat yang menyedihkan, perubahan yang terjadi justru cenderung mengarah pada krisis moral dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci