5.1. Pertanian. Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5.1. Pertanian. Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2012"

Transkripsi

1 5.1. Pertanian Temperatur udara yang berkisar antara C, kelembaban udara berkisar antara % serta rata-rata curah hujan per tahun dan ketinggian tempat antara m dpl, Kabupaten Jembrana sangat cocok untuk mengembangkan berbagai komoditas Pertanian Komoditas Tanaman Pangan Persediaan pangan sebagai sumber gizi bagi kehidupan, merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari. Kebutuhan pangan bagi masyarakat merupakan salah satu komoditas strategis, karena erat kaitannya dengan upaya stabilitas Ketahanan Nasional. Pengadaan pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, serta sesuai persyaratan gizi, selalu menjadi perhatian Pemerintah dan masyarakat sesuai UU Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan dan PP Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan. Ketersediaan tanaman pangan khususnya beras di Kabupaten Jembrana mencapai ,70 ton, sedangkan kebutuhan beras di Kabupaten Jembrana sesuai standar Pola 113

2 Pangan Harapan (Nasional) ,10 ton, sehingga masih ada kelebihan pangan sejumlah 1.225,60 ton. Komoditas tanaman pangan yang merupakan kebutuhan utama, yang sering disebut Bama (Bahan Makanan Utama), terdiri dari : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Adapun data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.1. Data Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Jembrana Jenis Komoditas Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan Padi , ,33 Gabah Kering Giling (GKG) Jagung , ,46 Pipilan Kering Kedelai , Biji Kering Kacang Tanah , Biji Kering Kacang Hijau ,12 160,12 Biji Kering Ubi Kayu Ubi Basah Ubi Jalar ,5 39,3 Ubi Basah Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Berdasarkan data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana tahun 2010, tanaman pangan yang paling banyak dihasilkan adalah jenis komoditas padi dengan produksi sebesar ,33 ton, jagung dengan produksi sebesar 1.621,46 ton dan kedelai sebesar ton. Adapun data komoditas tanaman pangan tersebut lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: 114

3 A. Komoditas Padi Secara umum produksi padi dihasilkan di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Produksi padi paling banyak adalah pada tahun 2009 dengan jumlah produksi ,08 Ton dengan luas tanam sebesar Ha. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 produksi padi terus mengalami penurunan yaitu pada tahun 2010 produksi sebanyak ,78 Ton dengan luas tanam Ha sedangkan pada tahun 2011 produksi sebanyak ,45 Ton dengan luas tanam Ha. No. Tabel 5.2. Komoditas Padi di Kabupaten Jembrana Tahun Luas Tanam Luas Panen Ratarata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan , ,00 Gabah , ,00 Kering Giling , ,08 (GKG) , , , ,45 Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana 115

4 70, , , , , Produksi (Ton) 20, , Gambar Produksi Komoditas Padi Tahun B. Komoditas Jagung Produksi jagung di Kabupaten Jembrana terutama dihasilkan di tiga kecamatan di Kabupaten Jembrana, yaitu : Melaya, Jembrana dan Mendoyo. Produksi terbesar adalah di Kecamatan Melaya dengan total produksi 1.120,91 Ton dengan luas tanam 229 Ha. Berikut adalah data komoditas jagung lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. 116

5 Tabel 5.3. Komoditas Jagung di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Melaya , ,91 Pipilan Kering 2. Negara Jembrana ,48 210,49 4. Mendoyo ,60 370,24 5. Pekutatan Jembrana , , ,73 664, ,33 460, , ,00 Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Produksi (Ton) Gambar Produksi Komoditas Jagung Tahun

6 C. Komoditas Kedelai Produksi kedelai tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Jumlah produksi terbesar adalah di Kecamatan Mendoyo dengan total produksi 545 Ton dengan luas tanam 458 Ha. Sedangkan wilayah Kabupaten Jembrana dengan total produksi paling sedikit adalah di Kecamatan Pekutatan dengan total produksi hanya 61 Ton dengan luas tanam 53 Ha. Berikut adalah data komoditas kedelai di Kabupaten Jembrana lima tahun terakhir. Tabel 5.4. Komoditas Kedelai di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Melaya , Biji Kering 2. Negara , Jembrana , Mendoyo , Pekutatan ,51 61 Jembrana , , Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana 118

7 Produksi (Ton) Gambar Produksi Komoditas Kedelai Tahun Komoditas Hortikultura Tanaman yang termasuk dalam Komoditas Hortikultura terdiri dari komoditas sayuran dan buahbuahan semusim, komoditas buah-buahan dan sayuran tahunan, Tanaman biofarmaka (tanaman obat) dan tanaman hias. Komoditas buah-buahan yang ada di Jembrana disajikan dalam profil ini antara lain : Jenis tanaman buah-buahan tahunan seperti : mangga, durian, pepaya, pisang dan rambutan. Sedangkan yang digolongkan dalam sayuran : kacang panjang, cabe dan ketimun. Perkembangan produksi beberapa tanaman hortikultura 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. 119

8 Tabel 5.5. Data Komoditas Tanaman Hortikultura di Kabupaten Jembrana No. Jenis Komoditas Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Semangka , Buah Segar 2. Kacang Panjang ,46 61,10 3. Cabe Besar ,36 2,58 4. Ketimun ,79 96,11 5. Terung , Melon ,23 170,39 Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Tabel 5.6. Data Komoditas Tanaman Hortikultura di Kabupaten Jembrana No. Jenis Komoditas Jumlah Pohon Produksi (Ton) 1. Mangga ,60 2. Durian ,6 3. Pisang Rambutan Pepaya Nenas Sawo Jeruk Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Pada Sub Sektor Hortikultura yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Jembrana yaitu tanaman semangka dimana setiap tahun terus dikembangkan dan telah mampu memenuhi kebutuhan lokal, regional dan nasional. Berikut adalah data komoditas semangka di Kabupaten Jembrana lima tahun terakhir. 120

9 Tabel 5.7. Komoditas Semangka di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Melaya , Buah Segar 2. Negara Jembrana , Mendoyo , Pekutatan , Jembrana , , , , , Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana tahun Berikut disajikan grafik produksi komoditas semangka di Kabupaten Jembrana Produksi (Ton) Gambar Produksi Komoditas Semangka Tahun

10 Mutasi Lahan Sawah Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Jembrana adalah digunakan untuk Tegal/ Kebun sebesar 42 % dengan luas lahan Ha. Wilayah Kabupaten Jembrana yang memiliki luas Tegal/Kebun terbanyak adalah Kecamatan Pekutatan dengan luas sebesar Ha. Data Luas Lahan Sawah dirinci menurut kecamatan selama 5 (lima ) tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik berikut ini. Luas Tegal/Kebun 36% Luas Lahan Sawah 34% Luas Pekarangan 30% Gambar Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana Tahun

11 Tabel 5.8. Data Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Jembrana No Kecamatan Irigasi 1/2 teknis Luas Lahan Sawah Irigasi Sederhana Irigasi Non PU Tadah Hujan Jumlah Luas Pekarangan Luas Tegal/ Kebun Jumlah 1 Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Jembrana Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana 123

12 Luas lahan sawah di Kabupaten Jembrana tahun 2010 mengalami peningkatan seluas 12 Ha, dimana luas lahan sawah pada tahun 2009 yaitu Ha sedangkan pada tahun 2010 bertambah menjadi seluas Ha. Peningkatan luas lahan sawah disebabkan karena alih fungsi lahan dari lahan kebun menjadi lahan sawah karena persediaan air irigasi sudah mencukupi. Disamping itu juga karena harga gabah yang cenderung stabil jika dibandingkan dengan hasil kebun menyebabkan petani mengalihkan lahannya menjadi lahan sawah. Luas Lahan Sawah Gambar Mutasi Lahan Sawah di Kabupaten Jembrana Tahun 2006 s/d Program dan Kegiatan Bidang Pertanian Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan yang terkait urusan pertanian pada tahun 2011 meliputi 6 program dengan 9 kegiatan yang dibiayai oleh APBD yang terdiri dari : 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan : - Kegiatan DAK Pertanian untuk Pembenihan, Ketahahan Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan - Kegiatan Pengembangan Balai Benih/Bibit Pertanian Terpadu - Kegiatan Pengembangan Kawasan Penggunaan Pupuk Organik 2. Progran Peningkatan Kesejahteraan Petani : 124

13 - Kegiatan Pekan Nasional KTNA XIII di Kabupaten Kutai Kerta Negara Kalimantan Timur 3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan : - Kegiatan Demonstrasi Pengembangan Tanaman Tembakau - Kegiatan Demonstrasi Pengembangan Kawasan Konservasi Penyangga Terhadap Lahan Tembakau 4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan : - Kegiatan Gerakan Serentak Pengendalian Hama PBK Kakao (Gertak Dal PBK Kakao) 5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak : - Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak. 6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan : - Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan Perkebunan Luas Areal dan Produksi Melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jembrana, komoditas yang dibina dalam Bidang Perkebunan terdapat beberapa jenis tanaman yang dibina antara lain Kakao, Cengkeh, Panili, Kopi Robusta, Kelapa Dalam, Kelapa Genjah, Kelapa deres, Kelapa Hybrida dan kapok. Dari komoditas tersebut di atas yang menjadi komoditi Unggulan dalam bidang Perkebunan di Kabupaten Jembrana adalah Komoditi Kakao. Kabupaten Jembrana memiliki areal komoditas Perkebunan seluas Ha dari luas total Kabupaten Jembrana. Luas Perkebunan Rakyat sampai dengan Desember 2011 di masing-masing Kecamatan sebagai berikut: 125

14 Tabel Luas Areal Komoditas Perkebunan di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Luas Areal 1. Melaya 2. Negara 3. Jembrana 4. Mendoyo 5. Pekutatan Jumlah Sumber: Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Sedangkan Luas Perkebunan Swasta Besar yang berada di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel Berikut Tabel Luas Areal Perkebunan Swasta Besar di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Luas Areal 1. Pulukan Sanghyang 110 Jumlah 1210 Sumber: Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Komoditas Perkebunan Luas areal komoditas perkebunan yang ada di Kabupaten Jembrana sampai dengan Desember 2011 sekitar Ha meliputi komoditas Kelapa Ha, Kakao Ha, Cengkeh Ha, Kopi Robusta Ha dan komoditias lainnya seperti Panili, Kapok, Lada, Kemiri, Kenanga, Pinang dan Kapas pada lahan Ha yang relatif kecil. 126

15 Dalam pola pengembangannya komoditas perkebunan dibedakan menjadi 3 komoditas yaitu A. Komoditas Unggulan Komoditas yang paling menguntungkan bagi petani untuk dikembangkan, mempunyai prospek pasar, serta sifat-sifat unggul lainnya seperti luas areal dan animo petani. Tergolong dalam komoditas unggulan adalah Kakao dengan luas areal tanaman kakao sampai dengan Desember 2011 seluas Ha dengan areal produktif Ha. Produksi kakao sekitar ton atau dengan rata-rata produktivitas 427 Kg/Ha/Thn yang melibatkan KK Petani pekebun. Tanaman kakao kini sedang berkembang pesat di Kabupaten Jembrana. Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah memiliki bangunan sebagai pabrik pengolahan biji kakao. Tabel Luas Areal Tanaman dan Produksi Kakao di Kabupaten Jembrana sampai dengan Desember 2011 No. Kecamatan Luas Areal Produksi (Ton) KK.Petani 1. Melaya 2. Negara 3. Jembrana 4. Mendoyo 5. Pekutatan Jumlah Sumber: Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana 127

16 B. Komoditas Andalan Kriteria yang digunakan adalah Komoditas tersebut menjadi penghasilan utama petani dan disesuaikan dengan Agroekosistem (AES). Tergolong komoditas tersebut adalah "Kelapa Dalam" adalah salah satu komoditi andalan Kabupaten Jembrana. Kabupaten Jembrana memiliki perkebunan kelapa yang paling luas di Bali dan masih berpeluang untuk dikembangkan lagi. Tergolong komoditas ini adalah: cengkeh, Kelapa Dalam, Vanili dan Kopi Robusta. Tabel Luas Areal Komoditas Andalan dan Produksinya di Kabupaten Jembrana No. Komoditas Luas Areal Produksi (Ton) 1. Cengkeh 3.446,85 686,53 2. Kelapa dalam , ,05 3. Vanili 228, Kopi robusta 1.216,75 290,45 Sumber: Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana C. Komoditas Binaan Kriterianya adalah Komoditas tersebut dapat dipadukan pengusahaannya dengan komoditas pokok (Unggulan/andalan) yang dikembangkan di suatu lokasi dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya (lahan, tenaga kerja, sarana/prasarana) dan peningkatan pendapatan petani melalui peningkatan produksi maupun keterpaduan pengusahaannya. Tergolong komoditas ini diantaranya adalah : Kelapa Genjah, Kelapa Deres dan Kelapa Hybrida. 128

17 Tabel Luas Areal Komoditas Andalan dan Produksinya di Kabupaten Jembrana No. Komoditas Luas Areal Produksi (Ton) 1. Kelapa Genjah 345,01 234,43 2. Kelapa Deres 357, ,70 3. Kelapa Hybrida ,21 Sumber: Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana 5.3. Peternakan Potensi Budidaya Peternakan Daerah potensial sebagai kawasan peternakan di Kabupaten Jembrana berkisar km2 atau sekitar 44,94 % dari luas Wilayah Kabupaten Jembrana, yang terdiri dari daerah persawahan, perkebunan, tegalan dan lain sebagainya. Berbagai pepohonan seperti waru, bunut, nangka, rumput gajah, rumput raja, rumput setaria dan rumput lapangan dapat tumbuh subur sebagai pakan ternak. Dengan kondisi yang demikian berbagai potensi ternak dapat berkembang di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari ternak besar, kecil dan unggas Komoditas Peternakan Untuk memudahkan dalam pendataan dan penerapan skala prioritas dalam perencanaan, komoditas yang dikelola di Bidang Peternakan Kabupaten Jembrana di kelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : 129

18 1. Komoditas Strategis adalah komoditas yang memegang kendali motivasi manusia yang paling mendasar, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pakan hewani dari daging dan telur. Termasuk dalam komoditas strategis adalah Ayam Buras dan Ayam Ras Petelur 2. Komoditas Andalan adalah komoditas yang dikembangkan di Kabupaten Jembrana sesuai dengan Agro Ekosistem (AES) dan menjadi komoditas sebagai penghasilan utama peternak. Termasuk dalam komoditas andalan adalah sapi, babi dan Ayam Broiler. 3. Komoditas Unggulan adalah salah satu dari komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk dikembangkan, mempunyai prospek pasar, SDA yang cukup dan sifat-sifat unggul karakteristik. Seperti ternak sapi bali. 4. Komoditas Binaan adalah komoditas yang terinventarisasi di Bidang Peternakan Kabupaten Jembrana. Termasuk di dalamnya adalah ternak kerbau, kambing, kuda, itik dan aneka ternak Perkembangan Ternak 5 (lima) tahun terakhir Berdasarkan hasil pendataan Registrasi Ternak di Kabupaten Jembrana tahun 2011, populasi ternak sapi ekor, kerbau ekor, kuda 104 ekor, kambing ekor, babi ekor, ayam pedaging ekor, ayam petelur ekor, ayam buras ekor, itik ekor, aneka ternak ekor (angsa 774 ekor, merpati ekor, kelinci 520 ekor). Sementara itu, potensi areal untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) adalah seluas ha (20%) dari luas wilayah Kabupaten Jembrana, dengan rincian : Lahan Sawah Ha (25,0%) dan Lahan Kering seluas Ha (75,0%). 130

19 Tabel Populasi Ternak 5 tahun terakhir di Kabupaten Jembrana No. Jenis Ternak Populasi Ternak (Ekor) Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam Pedaging Ayam Petelur Ayam Buras Itik Aneka Ternak Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Produksi Daging dan Telur 5 (lima) tahun terakhir Produksi daging terutama dihasilkan dari jenis ternak sapi yaitu dengan produksi sebesar 4.873,68 Ton pada tahun Dibandingkan dengan tahun sebelumnya produksi daging sapi tersebut mengalami peningkatan sebesar 7,53 % dari produksi tahun 2009 yaitu sebesar 4.528,08 Ton. Peningkatan produksi untuk daging sapi yang paling signifikan adalah pada tahun 2007 dengan produksi 503,72 Ton dan pada tahun 2008 dihasilkan produksi daging sapi sebesar 4.412,30 Ton. Berikut adalah produksi daging dalam 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. 131

20 No. Jenis Ternak Tabel Produksi Daging di Kabupaten Jembrana Produksi Daging (Ton) Sapi 390,05 503, , , ,68 2. Kerbau ,51 401,22 345,36 3. Babi 1.881,11 62, ,70 999,26 955,62 4. Kambing 188,94 20,16 26,13 25,92 23,04 5. Ayam Buras 833,69 609,87 683,69 681,74 759,86 6. Ayam Petelur 57,38 48,19 36,72 11,47 11,47 7. Ayam Pedaging 466,97 425,13 404,12 466,47 561,18 8. Itik 31,43 28,72 23,56 26,70 13,98 Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Sapi Kerbau Babi Kambing Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik Gambar Produksi Daging Dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Produksi telur terutama dihasilkan dari jenis ternak Ayam Buras dengan jumlah produksi telur sebanyak 457,29 Ton pada tahun Selain menghasilkan telur Ayam Buras, juga dihasilkan telur Ayam Petelur sebanyak 118,65 Ton dan telur Itik sebanyak 311,03 Ton. Melihat perkembangan selama lima tahun terakhir, produksi telur di Kabupaten Jembrana secara umum adalah mengalami penurunan. Terutama produksi ayam petelur yang sejak pada tahun 2006 terus mengalami penurunan produksi dari 132

21 529,73 Ton menjadi 118,65 Ton pada tahun Produksi telur dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No. Jenis Ternak Tabel Produksi Telur di Kabupaten Jembrana Produksi Telur (Ton) Ayam Buras 523,81 383,18 429,56 428,34 457,29 2. Ayam Petelur 592,73 498,79 379,68 118,65 118,65 3. Itik 412,56 372,56 305,36 346,00 311,03 Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Berikut adalah disajikan grafik perkembangan produksi telur dalam 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan grafik di bawah ini diketahui perkembangan produksi telur kurang mengalami perkembangan. Produksi telur itik dan ayam petelur selama kurun tahun terus mengalami penurunan, dan kenaikan pada tahun pun kurang signifikan Ayam Buras Ayam Petelur Itik Gambar Produksi Telur dalam 5 (lima) Tahun Terakhir 133

22 Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jembrana di tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1). Penyebaran dan pengembangan ternak 2). Pelayanan kegiatan kawin suntik 3). Pelayanan vaksinasi (AI, Hog Cholera, ND, SE Dan Vaksinasi Rabies) 4). Pengobatan hewan sakit. 5). Surveillance dan monitoring epidemiologis penyakit hewan. 6). Pemeriksaan ante mortem dan post mortem di RPH 7). Pengawasan pemotongan ternak di RPH 8). Pembinaan-pembinaan di Kelompok ternak 9). Lomba kelompok tani ternak 10). Magang dan study banding kelompok tani ternak. 11). Kursus/pelatihan tani ternak 12). Penyertaan modal usaha peternakan 13). Pengawasan dampak lingkungan pada usaha peternakan. 14). Inventarisasi usaha peternakan dan pengolahan hasil peternakan 15). Pemantauan situasi harga pasar mingguan komoditi peternakan 16). Investasi dan Tenaga Kerja Di Bidang Peternakan 17). Pendataan Statistik Peternakan 18). Pengembangan Usaha Sapi Kereman 19). Pengadaan Obat-obatan dan Vaksin. 134

23 20). Pelatihan dan Pengkajian Teknologi Peternakan 5.4. Kehutanan Luas Hutan dan Fungsinya Pembangunan kehutanan harus dilaksanakan atas dasar etika pembangunan yang menjamin sistem dan fungsi sumber daya hutan yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar hutan. Kebijakan Kementrian Kehutanan dalam pengelolaan Hutan yang mengamanatkan terbentuknya Kesatuan Pengelolaan Hutan di tiap daerah, diharapkan mampu menjawab berbagai macam permasalahan Pengelolaan Hutan Lestari. Harapan besar Pemerintah Daerah diberikan kepada Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan ini, guna mengembalikan dan mempertahankan Hutan Lestari serta mengangkat perekonomian masyarakat utamanya masyarakat penyanding Hutan hingga akhirnya bisa menciptakan peningkatan pembangunan daerah. Oleh karena itu, sinergi masyarakat Kehutanan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten mutlak diperlukan guna mendukung Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) demi terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana adalah ,27 Ha atau 7,34 % dari Luas Pulau Bali; atau 31,83 % dari luas Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 49,07 % dari luas daratan Kab. Jembrana. Kawasan Hutan Jembrana hampir 80,47 % berupa Kawasan fungsi Lindung. Pengelolaan Hutan Lindung Kabupaten Jembrana dititikberatkan pada fungsi Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan Daerah Bawahan, namun pada kenyataannya sebagian areal Hutan sekitar 27 % tidak berfungsi optimal karena terjadinya perubahan secara fisik dan mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi Hutan menjadi Kawasan Budidaya akibat dari perilaku illegal logging, perambahan/pengawenan, pengembalaan ternak, dll. Berdasarkan kondisi Bali merupakan Ekosistem Pulau maka dalam manajemen Pengelolaan Ekosistem harus berpikir Orientasi Satu kesatuan Manajemen (Komando). Skala prioritas Pengeloaan harus mengarah pada Prinsip Ekologi, kemudian prioritas masalah Sosial selanjutnya orientasi Ekonomi. Dalam Pembangunan sektor ekonomi, Bidang Pertanian sebagai tulang punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata lingkungan dan tata air serta Ekosistem 135

24 wilayah Hulu sebagai sarana pendukung Produksi. Oleh sebab itu kondisi Lingkungan di Wilayah Hulu Jembrana mutlak dipertahankan. Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana No. Jenis Fungsi Hutan Luas Persentase (%) 1. Hutan Fungsi Lindung ,27 80, Hutan Produksi Terbatas 2.610,20 6, Hutan Produksi Tetap 383,10 0, Hutan Konservasi/TNBB 5.073,70 12,283 Jumlah , % Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana Hutan Produksi Tetap 1% Hutan Produksi Terbatas 6% Hutan Konservasi/TN BB 12% Hutan Fungsi Lindung 80% Gambar Lahan Hutan Berdasarkan Fungsinya Tahun

25 Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya per-kecamatan Tahun 2010 No. Kecamatan FUNGSI HUTAN (HA) Kelompok No. Hutan Hutan Produksi Hutan Hutan RTK TN Lindung Tetap Terbatas Mangrove Wisata Tahura Jumlah 1. Melaya Bali Barat ,50 383, , , ,80 2. Negara Bali Barat , ,00 3. Mendoyo Bali Barat , ,47 4. Pekutatan Bali Barat , ,00 5. Yeh Leh-Yeh , ,00 Lebah Jumlah ,97 383, ,20 0, ,00 0,00 0, ,27 Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana 137

26 Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana kawasan tersebut disepakati dipertahankan sebagai Sistem Penyangga Kehidupan wilayah hilir. Berdasarkan kondisi Bali merupakan Ekosistem Pulau maka didalam manajemen Pengelolaan Ekosistem harus berpikir Orientasi Satu Kesatuan Manajemen Pengelolaan. Skala prioritas Pengelolaan harus mengarah pada Prinsip Ekologi, kemudian prioritas masalah Sosial selanjutnya orientasi Ekonomi. Dalam Pembangunan sektor ekonomi, Bidang Pertanian sebagai tulang punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata lingkungan dan tata air serta Ekosistem wilayah Hulu sebagai sarana pendukung Produksi. Oleh sebab itu kondisi Lingkungan di Wilayah Hulu Jembrana mutlak dipertahankan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Jembrana terbagi dalam 2 Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS yaitu : 1. SWP DAS Klatakan Lubang seluas Ha yang meliputi : - Kec. Melaya : Ha - Kec. Negara : Ha - Kec. Mendoyo : Ha 2. SWP DAS Biluk Poh Gumbrih seluas Ha - Kec. Mendoyo : Ha - Kec. Pekutatan : Ha Tabel Luas Sub DAS Klatakan Lubang dan Biluk Poh Gumbrih Tahun 2010 No. Sub DAS Cakupan Luas Luas Dalam Kawasan Hutan Kawasan Hutan Jumlah 1. Biluk Poh Gumbrih , , Klatakan Lubang , , Jumlah , , Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana 138

27 Lahan Kritis Kerusakan Hutan dan Lahan sampai dengan Tahun 2009 seluas ± ,95 Ha atau 27 % dari luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana, dengan rincian yaitu : a. Hutan Produksi : 2.408,10 Ha (80,45 % dari luas Fungsi Produksi) b. Hutan Lindung : 8.914,14 Ha (28,31 % dari luas Fungsi Lindung). Sedangkan luas lahan kritis di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Kawasan Sangat Kritis Tingkat Kekritisan Lahan Potensial Kritis Agak Kritis Kritis Jumlah Dalam Kawasan Luar Kawasan Jumlah Prosentase 3,97 % 22,41 % 73,55 % 100 % Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana Kritis 4% Agak Kritis 22% Potensial Kritis 74% Gambar Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Adapun luas lahan kritis di masing-masing wilayah di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. 139

28 Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Keterangan 1. Melaya Blimbing Sari Ekasari Gilimanuk Manistutu Melaya 587 Tukadaya Warna Sari Mendoyo Mendoyo Dangin Tukad 412 Penyaringan Pergung Pohsanten Tegalcangkring Yeh Embang Yeh Embang Kangin Yeh Sumbul Negara Baler Bale Agung Batu Agung Berangbang Dauhwaru 817 Pendem Pekutatan Asahduren Gumbrih Manggi Sari Medewi Pangyangan 393 Pekutatan 425 Pengeragoan Pulukan Total Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana 140

29 Berdasarkan Citra Landset Satelit Penutupan Lahan Kawasan Hutan Jembrana Tahun 2007, diketahui bahwa Kawasan Hijau Jembrana yang sebagian besar adalah Kawasan Hutan terus mengalami penurunan kondisi kualitas. Walaupun dari segi kwantitas, perkembangan Kawasan Hijau Jembrana masih merupakan bagian terluas dari peruntukan kawasan lainnya sebagaimana yang ditunjukkan dengan dimasukkannya Kabupaten Jembrana dalam 10 besar kabupaten di Indonesia yang memiliki Persentase Kawasan Hijau terluas oleh Kementrian Lingkungan Hidup dalam Lomba Menuju Indonesia Hijau Tahun 2007 dan Perikanan Pembangunan Perikanan budidaya di Kabupaten Jembrana meliputi budidaya ikan air tawar, budidaya laut, budidaya air payau (tambak) termasuk pembenihan ikan dan udang. Pemilihan jenis usaha budidaya yang diterapkan di masing-masing wilayah disesuaikan dengan potensi yang ada. Budidaya air tawar dilaksanakan di kecamatan Mendoyo, Pekutatan dan Melaya. Budidaya laut dilaksanakan di kecamatan Melaya dan Negara dengan usaha budidaya kerang mutiara dan budidaya rumput laut. Sedangkan untuk budidaya air payau (tambak) dilaksanakan di Kecamatan Pekutatan, Mendoyo, Jembrana, Negara dan Melaya dengan komoditi udang dan bandeng. Kabupaten Jembrana memiliki luas wilayah Laut kurang lebih 604,24 Km2 merupakan penghasil ikan laut terbesar di Provinsi Bali, pantai yang terbentang di bagian selatan Kabupaten Jembrana mulai dari Desa Pengeragoan sampai ke wilayah paling barat Kabupaten Jembrana yaitu Gilimanuk. Penduduk yang menetap di sepanjang pantai ini mengandalkan mata pencaharian sebagai Nelayan, baik tradisional atau semi modern. 141

30 A. Potensi Lestari Jembrana memiliki perairan laut seluas ± 604,24Km2 Potensi lestari Sumber Daya Perikanan Laut di perairan Bali Barat ton per tahun o o Jenis pelagis ton per tahun Jenis demersal ton per tahun Komoditas hasil tangkapan: Lemuru, Tongkol, Layang Lobster, Cumi, Kerapu dan jenis ikan lainnya Alat tangkap dominan; Purse Seine, dan Gillnet o o Purse Seine 74 Unit Gillnet Unit Armada Penangkapan o o o Perahu Motor: 8 Unit Jukung Motor Tempel: Unit Jukung Tanpa Motor: 312 Unit Produksi ikan tahun 2010 o o o o Ikan Laut: ,5 ton Budidaya Tambak: 1.414,7 ton Perairan Umum: 36 ton Kolam: 226,8 ton B. Daerah Penghasil Ikan Tangkapan di Jembrana: 1. Kecamatan Negara: Desa Pengambengan Desa Banyu Biru Desa Tegal Badeng Desa Yeh Kuning 142

31 Desa Cupel 2. Kecamatan Jembrana: Desa Air Kuning Desa Perancak 3. Kecamatan Pekutatan: Desa Medewi Desa Pulukan Desa Pekutatan 4. Kecamatan Mendoyo: Desa Yeh Sumbul 5. Kecamatan Melaya: Desa Candikusuma Kelurahan Gilimanuk Tabel Data Potensi Perikanan Budidaya di Kab. Jembrana Tahun 2011 No. Jenis Budidaya Potensi Pemanfaatan Prosentase 1. Budidaya Laut 3.000,00 311,00 74,94 2. Perairan Umum 12,85 5,00 38,91 3. Budidaya Air payau 1.129,00 363,45 32,19 4. Budidaya Kolam 100,00 7,88 31,84 5. Budidaya di sawah 652,00 50,78 9,67 6. Budidaya terintegrasi 3.000,00 60,00 2,00 Jumlah 7.893,85 798,11 10,11 Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana 143

32 Tabel Data Perikanan Kabupaten Jembrana Tahun 2007 s/d 2011 PERIODE/TAHUN NO. URAIAN Jumlah Nelayan org org org org org 2 Jumlah Kapal/Perahu 74 unit (148 buah) 75 unit (148 buah) 76 unit (148 buah) 77 unit (148 buah) 78 unit (148 buah) 3 Jumlah Hasil kg kg kg kg kg Tangkapan 4 Luas Tambak 1.129,22 Ha 1.129,22 Ha 1.129,22 Ha 1.129,22 Ha 1.129,22 Ha 5 Luas Kolam 57,75 Ha 57,75 Ha 57,75 Ha 57,75 Ha 57,75 Ha 6 Jumlah Produksi kg kg kg kg kg Tambak 7 Jumlah Produksi kg kg kg kg kg Kolam 8 Jumlah Kelompok Nelayan 59 klp 76 klp 87 klp 87 klp 92 klp Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana C. Unit Pembenihan PT. Suri Tani Pemuka (Penyaringan) CV. Windu Jaya (Yeh Kuning) CV. Sari Laut (Yeh Kuning) CV. Sari Laut II (Yeh Kuning) CV. Laut Mas (Yeh Kuning) PT. Urang Ayu (Perancak) BBI Dinas Tegak Gede (Air Tawar) UPR 7 unit (Air Tawar) D. Komoditas Benih Air Laut/Air Payau Kerapu UdangWindu Udang Putih Udang Panemi Bandeng 144

33 E. Komoditas Benih Air Tawar Kamper Gurami Lele Nila Ikan Hias Air Tawar (Koi) 145

5.1. Pertanian Komoditas Tanaman Pangan

5.1. Pertanian Komoditas Tanaman Pangan 5.1. Pertanian 5.1.1. Komoditas Tanaman Pangan L uasan areal yang potensial untuk pengembangan komoditas pertanian seluas 32.702 Ha atau 38,87 % dari luas wilayah Kabupaten (84.140 Ha), terdiri dari lahan

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 30 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Sub Sektor Pertanian Unggulan Pengenalan wilayah merupakan hal yang penting dilakukan dalam mengembangkan suatu wilayah. Suatu wilayah memiliki karakteristik geografi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2013-2018 DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017 Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2018 1 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM Sebagai daerah yang bersifat agraris, Kabupaten Sumba Barat didominasi oleh sektor pertanian sekaligus sebagai potensi unggulan daerah Kabupaten Sumba Barat, sedangkan potensi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN

BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN A. Sekilas tentang Kabupaten Jembrana dan Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana memiliki luas

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar KOTA BALIKPAPAN I. KEADAAN UMUM KOTA BALIKPAPAN 1.1. LETAK GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km 2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160,1 km 2. Kota Balikpapan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Lamandau yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Terlaksananya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 201-2018 DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gianyar 201-2018 telah mengamanatkan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

3.6 ALIH FUNGSI LAHAN

3.6 ALIH FUNGSI LAHAN laut, batu dan terumbu karang dan lain lain) dilakukan kegiatan patroli laut bekerjasama dengan pihak Pelabuhan Perikanan Pantai Pengambengan. b. Membentuk dan menumbuhkan Kelompok Masyarakat Pengawas

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 No.07/02/36/ Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2016 SEBESAR 106,61 ATAU

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT Peranan dan kinerja agribisnis dalam pembangunan ekonomi Faktor produksi utama sektor pertanian di NTB adalah lahan pertanian. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK PERTANIAN ROTE NDAO 2015.. ISBN : No. Publikasi / Publication Number : 53140.1623 Katalog BPS / BPS Catalogue : 5101006.5316 Ukuran Buku / Book Size : 21,59 cm x 27,94 cm Jumlah Halaman / Total

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN 2010 2015 JENIS BARANG TAHUN MINYAK BUMI (000 barel) GAS BUMI (MMBTU) BATUBARA (ton) BIJIH BESI (ton) 2010 6.588,05 17.410,00 3.876.280,00 317.300,00 2011

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN No. 20/04/14/Th.XVI, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 97,55

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

S. Andy Cahyono dan Purwanto

S. Andy Cahyono dan Purwanto S. Andy Cahyono dan Purwanto Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk PENGANTAR Latar Belakang Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga yang berbasis pada keragaman bahan pangan asal ternak dan potensi sumber

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci