PENGARUH NATTO KEDELAI HITAM (Glycine soja L) TERHADAP JUMLAH FOAM CELL DAN KETEBALAN DINDING AORTA MENCIT MODEL ATEROSKLEROSIS
|
|
- Sucianty Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH NATTO KEDELAI HITAM (Glycine soja L) TERHADAP JUMLAH FOAM CELL DAN KETEBALAN DINDING AORTA MENCIT MODEL ATEROSKLEROSIS Qori Nurhalida *, Susilowati, Sri Rahayu Lestari Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No.5, Malang, Indonesia *) qori.nrhld@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh natto kedelai hitam terhadap jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta pada mencit model aterosklerosis. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral setiap hari selama 4 minggu, kemudian pada akhir perlakuan mencit dibedah untuk diambil aortanya. Aorta akan dibuat preparat irisan melintang dengan pewarnaan HE (Hematoxylin Eosin) untuk mengetahui jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh natto kedelai hitam dalam menurunkan jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta mencit model aterosklerosis dengan konsentrasi yang paling optimum adalah 400 mg/ml. Kata Kunci: natto kedelai hitam, foam cell, ketebalan dinding aorta, aterosklerosis ABSTRACT: The aim of the study was to determine the effect of Black Soy natto on the amount of foam cell and the density of aorta s wall in Atherosclerosis subject mice. The extract orally given everyday for 4 weeks, then in the end of the treatment objects were surged to take the aorta. The aorta was measured by treating it on cross-section with Hemotoxilyn Eosin staining to count the amount of the foam cell and the wall density. The result showed that the black soy natto effected on the decreasing amount of foam cell and the aorta s wall density in Atherosclerosis mice, with the optimum result in 400 mg/ml concentrate. Keywords: black soy natto, foam cell, the density of aorta s wall, atherosclerosis Gaya hidup mengkonsumsi makanan cepat saji dengan kandungan lemak yang tinggi disertai aktivitas fisik yang kurang, dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko penyebab aterosklerosis (Virgianto, 2006; Jafar, 2011). Aterosklerosis merupakan salah satu penyebab utama kematian pada negara berkembang. Pada tahun 2020, penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian yang ada di dunia (Srinivasa dan Kiranmayi, 2012). Aterosklerosis merupakan penebalan dan pengerasan dinding arteri sedang dan besar yang disebabkan oleh penumpukan Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah. Penumpukan LDL akan menyebabkan disfungsi (kerusakan fungsi) endotel menjadi endotel yang memiliki adesivitas tinggi terhadap monosit yang akan berdeferensiasi menjadi makrofag. Makrofag akan memfagosit LDL yang telah teroksidasi sehingga terbentuklah foam cell. Penumpukan foam cell beserta proliferasi sel otot polos dapat memicu pembentukan fibrous plaque. Fibrous plaque dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (Srinivasa dan Kiranmayi, 2012). Natto merupakan makanan tradisional Jepang berupa kedelai fermentasi dari bakteri Bacillus subtilis (Sumi et al., 1987). Ekstrak natto memiliki aktivitas 1
2 2 antioksidan dan dapat mengurangi adesi monosit ke dalam dinding endotelium, sehingga dapat menghambat pembentukan plak pada dinding aorta (Chang et al., 2010). Selama ini makanan natto masih menggunakan bahan kedelai kuning. Alternatif bahan lain yang pernah digunakan sebagai substrat fermentasi makanan natto adalah kedelai hitam varietas detam 2 (Astuti, 2014). ). Kedelai hitam mengandung isoflavon glikosida dan aglikon. Kandungan isoflavon aglikon daidzein dan genistein pada natto kedelai hitam lebih tinggi daripada kedelai hitam tanpa fermentasi karena pada proses fermentasi terjadi hidrolisis isoflavon glikosida menjadi aglikon. Isoflavon aglikon merupakan jenis isoflavon yang mudah diserap tubuh. Isoflavon dapat meningkatkan enzim antioksidan dalam tubuh (Astuti, 2014) dan dapat menurunkan kadar LDL pada tikus aterosklerosis (Kholis dan Yanti, 2011). Astuti (2014) menjelaskan adanya peningkatan isoflavon daidzein dan genistein sebanyak 8 kali lipat dari kedelai hitam detam 2 mentah menjadi natto kedelai hitam. Efek antioksidan natto kedelai hitam lebih besar daripada natto kedelai kuning (Dajanta et al., 2013). Pemberian ekstrak natto kedelai hitam ini diharapkan mampu mencegah pembentukan foam cell dan ketebalan dinding aorta sehingga tidak terjadi aterosklerosis. METODE Mencit jantan strain Swiss berumur 7 minggu dengan berat badan ± 30 gram sejumlah 25 ekor dibagi dalam lima kelompok yaitu K-, K+, P1, P2, dan P3. Kelompok K- tanpa perlakuan, K+ diberi diet aterogenik, P1 diberi diet aterogenik dan natto konsentrasi 200 mg/ml, P2 diberi diet aterogenik dan natto konsentrasi 400 mg/, P3 diberi diet aterogenik dan natto konsentrasi 800 mg/ml. Pemberian diet aterogenik dan ekstrak natto secara oral dilakukan secara bersamaan setiap hari selama 4 minggu. Perlakuan diet aterogenik dilakukan dengan memberikan injeksi adrenalin pada hari pertama kemudian dilanjutkan dengan memberikan kuning telur puyuh dan minyak kelapa sawit yang dicampurkan pada pakan Hi-Gro Medicated 551. Pembedahan dilakukan pada akhir minggu ke-4 perlakuan untuk diambil organ aortanya. Aorta dibuat preparat irisan melintang dengan pewarnaan HE. Parameter yang diamati dari preparat adalah jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta pada empat bidang pandang. Hasil akan dianalisis menggunakan Anava tunggal. HASIL Hasil perhitungan terhadap jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta diperoleh dari empat bidang pandang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Ekstrak Natto Kedelai Hitam terhadap Jumlah Foam Cell dan Ketebalan Dinding Aorta Parameter Jumlah Foam cell Ketebalan Dinding Aorta (µm) Kelompok K- K+ P 1 P 2 P 3 6,1 ± 1,12 38,45 ± 3,31 17,17 ± 2,56 12,95 ± 1,29 19,85 ± 2,32 41,36 ± 5,81 58,86 ± 2,19 52,61 ± 2,75 43,49 ± 2,14 52,71 ± 2,08
3 3 Keterangan: K- = Tanpa perlakuan K+ = Perlakuan diet aterogenik P 1 = Diet aterogenik dan natto konsentrasi 200 mg/ml P 2 = Diet aterogenik dan natto konsentrasi 400 mg/ml = Diet aterogenik dan natto konsentrasi 800 mg/ml P 3 Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa rerata jumlah foam cell (12,95) dan ketebalan dinding aorta (43,49 µm) yang paling rendah dari perlakuan pemberian ketiga macam konsentrasi natto adalah P2, tetapi apabila dibandingkan dengan kelompok perlakuan K- masih lebih tinggi. Rerata jumlah foam cell pada kelompok perlakuan K- adalah 6,1, sedangkan rerata ketebalan dinding aorta pada perlakuan K- adalah 41,36 µm. Rerata jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta dari perlakuan P2 bila dibandingkan dengan kelompok P1 dan P3 secara berurutan adalah 17,17 dengan rerata ketebalan 52,61 µm dan 19,85 dengan rerata ketebalan 52,71 µm. Berdasarkan analisis (F sig < 0,05) menunjukkan bahwa ada pengaruh natto kedelai hitam terhadap jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta dengan konsentrasi optimum adalah 400 mg/ml (P2). K- K+ P1 P2 P3 80x 800x Gambar 1 Preparat Irisan Melintang Aorta dengan Pewarnaan HE. = Foam cell = Miosit (sel otot polos) Ciri-ciri foam cell adalah berwarna putih (tidak terwarna) karena mengandung lemak dengan inti sel berwarna gelap terletak dibagian tepi (Gambar 1). Sel otot polos pada preparat terlihat berwarna merah muda dengan inti berwarna gelap. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi optimum dari natto kedelai hitam dalam menurunkan jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta pada kelompok perlakuan P2 (konsentrasi 400 mg/ml). Injeksi adrenalin pada diet aterogenik dapat memicu terjadinya lipolisis (pemecahan lipid). Adrenalin
4 meningkatkan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan adiposa dan meningkatkan laju lipolisis trigliserida pada plasma darah (Lamanepa, 2005). Makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar fruktosa 2,6 bifosfat dan menyebabkan fosfofruktokinase-1 menjadi lebih reaktif. Reaksi glikolisis menjadi meningkat dan menyebabkan jumlah asam lemak dari glukosa juga meningkat (Tsalissavrina, 2006). Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL di dalam darah (Sulastri, et al., 2005). LDL akan beredar bersama aliran darah menuju sel ekstrahepatik kemudian masuk secara endositosis dan dipecah menjadi kolesterol untuk dibawa ke dalam sel yang membutuhkan. Jumlah LDL yang berlebih di dalam darah dapat memicu terjadinya aterosklerosis (Tortora dan Derrickson, 2009; Nelson dan Cox, 2004). Aterosklerosis merupakan penebalan dan pengerasan dinding arteri yang disebabkan oleh penumpukan LDL dalam darah. Penumpukan LDL di dalam darah akan memicu stres oksidatif dan menyebabkab disfungsi endotel (Lusis, 2000; Chhabra, 2009). Disfungsi endotel akan memicu penarikan monosit dan LDL ke dalam tunika intima. Monosit akan berdeferensiasi menjadi makrofag dan mensekresikan senyawa kimia sitokin. Penumpukan LDL di dalam tunika intima akan dioksidasi oleh reactive oxygen species (ROS) menjadi LDL teroksidasi. LDL teroksidasi akan difagositosis oleh makrofag sehingga terbentuk foam cell (Chhabra, 2009). Foam cell yang terbentuk akan ditutupi oleh sel otot polos yang berproliferasi dari tunika media ke tunika intima membentuk fibrous plaque sehingga dinding pembuluh darah menjadi lebih tebal (Tortora dan Derrickson, 2009). Tindakan pencegahan aterosklerosis dapat dilakukan dengan meredam radikal bebas menggunakan antioksidan untuk mencegah terjadinya peristiwa oksidasi LDL dan disfungsi endotel. Natto kedelai hitam merupakan kedelai hitam yang difermentasi dengan bakteri Bacillus subtilis. Komponen antioksidan alami dari kedelai adalah isoflavon. Isoflavon termasuk dalam golongan flavonoid yang merupakan senyawa polifenolik (Astuti, 2008). Kedelai hitam diketahui mengandung isoflavon golongan glikosida dan aglikon. Fermentasi kedelai hitam menjadi natto menyebabkan adanya peningkatan jumlah isoflavon genistein dan daidzein sebanyak 8 kali lipat dari sampel kedelai mentah menjadi natto kedelai hitam (Astuti, 2014). Antioksidan primer seperti pada kedelai berperan sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menghambat mekanisme radikal bebas pada proses oksidasi. Mekanisme isoflavon pada kedelai dalam meredam radikal bebas adalah dengan cara mendonorkan ion H dan sebagai scavenger secara langsung (Astuti, 2008). Adanya peredaman radikal bebas oleh isoflavon dapat mencegah terjadinya proses oksidasi LDL sehingga jumlah LDL yang teroksidasi pada tunika intima akan menurun. Penurunan jumlah LDL teroksidasi akan menurunkan jumlah foam cell karena LDL teroksidasi yang difagosit oleh makrofag juga sedikit. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari (Grassi et al., 2010). Natto juga berpotensi dalam mengurangi adesi monosit pada endotel dengan cara menghambat kerja senyawa kimia MCP-1(Monocyte Chemoattractant Protein-1) yang disekresikan oleh endotel. MCP-1 berfungsi untuk memicu adesi monosit ke dalam endotel, sehingga apabila kerja MCP-1 dihambat maka adesi monosit juga berkurang. Natto dapat mengurangi pembentukan makrofag oleh monosit dan mengurangi 4
5 5 inflamasi sel otot polos oleh sitokin. Sitokin merupakan senyawa kimia yang disekresikan oleh monosit seperti IL-1 dan TNF α. Sitokin dapat memicu proliferasi sel otot polos dari tunika media menuju tunika intima pembuluh darah. Adanya proliferasi sel otot polos tersebut akan menutupi foam cell yang terbentuk menjadi sebuah fibrous plaque (Pan et al., 2009). Pada konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 800 mg/ml cenderung tidak efektif dibandingkan kedua konsentrasi yang lain. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Grassi et al (2010) bahwa konsekuensi dari pendonoran ion H dari isoflavon akan menghasilkan radikal bebas baru dari isoflavon, sehingga dalam jumlah banyak dapat meningkatkan jumlah radikal bebas baru. PENUTUP Kesimpulan Natto kedelai hitam berpengaruh terhadap penurunan jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta mencit model aterosklerosis. Konsentrasi natto kedelai hitam yang paling optimum dalam menurunkan jumlah foam cell dan ketebalan dinding aorta adalah 400 mg/ml. Saran Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh natto kedelai hitam dengan menggunakan rentang konsentrasi yang lebih kecil, pengamatan dengan parameter kadar sitokin seperti IL-1 dan TNF-α, sehingga dapat diketahui pengaruh natto kedelai hitam terhadap inflamasi sel otot polos, serta parameter kadar MCP-1, sehingga dapat diketahui pengaruh natto kedelai hitam terhadap adesi monosit pada disfungsi endotel. DAFTAR RUJUKAN Astuti, P Fermentasi Kedelai Hitam Detam 2 oleh Bacillus subtilis natto untuk Meningkatkan Kandungan Isoflavon Aglikon. Skripsi. Bogor : IPB Astuti, S Isoflavon Kedelai dan Potensinya sebagai Penangkap Radikal Bebas. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, 20(2) : Chabbra, N Endothelial Dysfunction A Predictor of Atherosclerosis. Internet Journal of Medical Update, 4 (1) : Chang, C. H., Chen, K. T., Lee, T. H., Wang, C. H., Kuo, Y. W., Chiu, Y. H., Hsieh, C. L., Wu, C. J. & Chang, Y. L Effects of Natto Extract on Endothelial Injury in a Rat Model. Acta Med Okayama, 64 (6) : Dajanta, K., Janpum, P. & Leksing, W Antioxidant Capacities, Total Phenolics and Flavonoids in Black and Yellow Soybeans Fermented by Bacillus subtilis: A Comparative Study of Thai Fermented Soybeans (Thua nao). International Food Research Journal, 20(6): Grassi, D., Dessideri, G. & Ferri, C Flavonoids: Antioxidants Against Atherosclerosis. Nutrients, 2 :
6 6 Jafar, N Sindrom Metabolik. (Online) diakses 4 Oktober 2014 Kholis, N & Yanti, V.A.D Therapy o f Endogenous Thrombolysis with Dietary Natto Based on Inferior Local Beans in Atherogenic Rat ( Rattus norvegicus ) Model, 12(1) : 8-15 Lamanepa, M. E. L Perbandingan Profil Lipid dan Perkembangan Lesi Aterosklerosis pada Tikus Wistar yang Diberi Diet Perasan Pare dengan Diet Perasan Pare dan Statin. Tesis : Universitas Diponegoro Lusis, A. J. Atherosclerosis. Nature, Vol 407. (Online) ( diakses 20 Agustus 2014 Nelson, D.L., Cox, M. M Lehninger Principle of Biochemistry 4 th Edition. Madison : University of Wisconsin Pan, H. C., Yang, D. Y., Ho, S. P., Sheu, M. L., Chen, C. J., Hwang, S. M., Chang, M. H. & Cheng, F. C Escalated Regeneration in Sciatic Nerve Crush Injury by The Combined Therapy of Human Amniotic Fluid Mesenchymal Stem Cells and Fermented Soybean Extracts, Natto. Journal of Biomedical Science, 16 (75):1-12 Srinivasa, P.V.L.N. & Kiranmayi, V.S Biochemical Mechanism Underlying Atherogenesis. J Clin Sci Res, 1: Sulastri, D., Rahayuningsih, S. & Purwantyastuti Pola Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid pada Laki-laki Etnik Minagkabau. Majalah Kedokteran Indonesia, 55(2) : Sumi, H., Hamada, H., Tsushima, H., Mihara, H. & Muraki, H A Novel Fibrinolytic Enzyme (Nattokinase) in the Vegetable Cheese Natto; a Typical and Popular Soybean in Food of the Japanese Diet. Experientia, 43: Tortora, G. J., dan Derrickson, B Principles of Anatomy and Physiology 12 th edition. United States of America : John Willey & Sons Inc Tsalissavrina, I., Wahono, D. & Handayani, D Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Karbohidrat Dibandingkan Diet Tinggi Lemak terhadap Kadar Trigliserida dan HDL Darah pada Rattus novergicus galur wistar. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 22 (2) : Virgianto, G Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas pada Remaja Usia Tahun ( Studi Kasus di SMUN 3 Semarang ). Artikel Ilmiah. Semarang : Universitas Diponegoro
PENGARUH NATTO KEDELAI HITAM (Glycine soja L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HEPAR MENCIT YANG DIINDUKSI DIET TINGGI LEMAK
PENGARUH NATTO KEDELAI HITAM (Glycine soja L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HEPAR MENCIT YANG DIINDUKSI DIET TINGGI LEMAK Yunita E. K. Putri *, Susilowati 2, Sri Rahayu Lestari 2 1) Program Studi
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan
BAB 6 PEMBAHASAN Pare (Momordica charantia) mempunyai efek menurunkan kadar gula darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan kadar glukosa, sebagai anti inflamasi dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap tahun, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dengan memilih makan yang siap saji menjadi pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. Masyarakat kita, umumnya diperkotaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola makan modern yang banyak mengandung kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi, stres yang menekan sepanjang hari, obesitas dan merokok serta aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar di dunia. WHO mencatat hingga tahun 2008 sebanyak 17,3 juta orang telah meninggal akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Senyawa sulfida merupakan senyawa yang banyak jumlahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi batas normal. Low density lipoprotein
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia sekarang mengalami penderitaan akibat dampak epidemik dari berbagai penyakit penyakit akut dan kronik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian ke-11. Pada 1986 kondisi naik menjadi peringkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem yang tumbuh di daerah Asia, dan Afrika bagian timur, Pasific. Di Indonesia sendiri, Buah pinang banyak terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kadar kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis
Lebih terperinciRINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan
95 RINGKASAN Aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama di negara berkembang dan melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan berbagai tipe sel yang saling berpengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada sistem peredaran darah. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memaparkan kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan masyarakat (WHO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi lemak. Lemak memang dibutuhkan bagi tubuh karena mempunyai berbagai fungsi, namun konsumsi lemak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak penduduk Indonesia memiliki pola makan yang salah, cenderung menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Pada umumnya, makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan.kebutuhan
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat di zaman modern ini erat hubungannya dengan perubahan kadar lemak darah. Masyarakat dengan kesibukan tinggi cenderung mengkonsumsi makanan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit metabolik dan obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Pada penyakit metabolik dapat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi
Lebih terperinciPERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak yang seimbang adalah satu banding satu antara asupan lemak jenuh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi makanan berbahan santan dan daging, membuat asupan lemak jenuh mereka lebih tinggi. Ratio asupan lemak yang seimbang adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol, dan disertai proliferasi miosit. Hal tersebut dapat menimbulkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aterosklerosis adalah suatu respon akibat peradangan pada pembuluh darah yang bersifat progresif dan ditandai dengan deposit masa kolagen, lemak, kolesterol, dan disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan sekresi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh (Siagian, 2004). Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini meningkatnya pencemaran lingkungan berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal bebas secara alami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan bahwa 30% kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dengan jumlah 17 juta kematian pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,
lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori yang melebihi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi epidemik dalam dunia kesehatan. Cara hidup modern memicu faktor risiko PJK. PJK merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya abnormalitas kadar lipid yang ditandai dengan peningkatan salah satu atau kombinasi dari kadar kolesterol
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL, EKSTRAK PROTEIN BIJI KEDELAI DAN FRAKSI ETIL ASETAT TEMPE KEDELAI Detam 1 TERHADAP KADAR HDL SERUM MENCIT GALUR Balb/C JANTAN Allen Albert Pelapelapon, 2011. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, baik pada pria maupun wanita. Diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010 diketahui
Lebih terperinciDi seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini studi tentang hubungan antara makanan dan kesehatan memerlukan metode yang mampu memperkirakan asupan makanan biasa. Pada penelitian terdahulu, berbagai upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar telah memasuki arus modernisasi. Hal ini menyebabkan pergeseran ataupun perubahan, terutama dalam gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang utama di dunia dengan 16,7 juta kematian per tahunnya dan cenderung mengalami peningkatan (Anonim, 2010b).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia (WHO, 2009). Hal tersebut tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat berkurangnya sekresi insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penyebab kematian di dunia telah mengalami pergeseran dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Menurut data American Heart Association (AHA)
Lebih terperinciKolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat mengalami perubahan pola hidup termasuk diantaranya pola makan. Dalam hal pola makan, masyarakat cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat. Kemajuan teknologi dan industri secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam darah meningkat melebihi ambang normal yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang telah dikenal sejak lama dan dimanfaatkan menjadi obat tradisional sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang makin modern menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat, termasuk pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat, akibatnya terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat sekarang sudah mulai menyadari pentingnya nilai kesehatan, hal ini terjadi seiring dengan banyaknya penyakit mematikan yang menyerang usia muda, usia produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan tradisional ke pola makan yang tinggi lemak. 1, 2 Akibat konsumsi makan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada gaya hidup masyarakat terutama pada perubahan pola makan. Karena pengaruh budaya asing, kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolisme pada tubuh yang dicirikan dengan kadar gula yang tinggi atau hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam serum, mencakup peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan endokrin yang sekarang banyak dijumpai (Adeghate, et al., 2006). Setiap tahun jumlah penderita DM semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit penyebab kematian dan kesakitan pada masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran yaitu dari penyakit infeksi (penyakit menular) menjadi penyakit metabolik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada masyarakat modern dewasa ini, penyakit jantung koroner merupakan salah satu dari masalah kesehatan yang paling banyak mendapat perhatian serius. Hal ini dikarenakan penyakit
Lebih terperinciABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan banyak mengalami perubahan di era globalisasi ini, terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOLOGI AORTA TIKUS WISTAR DENGAN DIET LEMAK BABI SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata L.)
Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014 GAMBARAN HISTOLOGI AORTA TIKUS WISTAR DENGAN DIET LEMAK BABI SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata L.) 1 Reinaldo Maramis 2 Marie
Lebih terperinci2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Transisi epidemiologi penyakit merupakan pola pergeseran dan perubahan penyakit. Perubahan tersebut dapat berupa dengan berkurangnya jumlah penderita penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciMitos dan Fakta Kolesterol
Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini
61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker paru dan tumor ganas lainnya, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan kardiovaskular.
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global,
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global, jumlah penderita DM
Lebih terperinciBAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari
BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Arteri karotid merupakan bagian dari sistem sirkulasi darah yang terdapat pada ke dua sisi leher yaitu sisi kiri yang disebut arteri karotid kiri dan sisi kanan yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional maupun pasar modern. Kacang kedelai hitam juga memiliki kandungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan di era modern ini semakin beragam bahan yang digunakan, tidak terkecuali bahan yang digunakan adalah biji-bijian. Salah satu jenis biji yang sering digunakan
Lebih terperinciHISTOPATOLOGI ARTERI KORONER Rattus novergicus STRAIN WISTAR JANTAN PADA MINGGU KE-12 SETELAH PEMBERIAN DIET ATEROGENIK
1 HISTOPATOLOGI ARTERI KORONER Rattus novergicus STRAIN WISTAR JANTAN PADA MINGGU KE-12 SETELAH PEMBERIAN DIET ATEROGENIK Anwar Syaputra Enikarmila Asni Zulkifli Malik Ismawati anwarsyaputra14@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN JATI BELANDA
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS AORTA TIKUS YANG DIBERI DIET ATEROGENIK Ryan Julio Permana, 2015, Pembimbing 1: Cherry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang kehidupan. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Energi dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftasnya. Energi didapatkan dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Sebagai sumber energi, lemak memberikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Perilaku Tikus terhadap Aroma Minyak Atsiri Jahe Dari hasil pengamatan perilaku dalam waktu 4 jam pengamatan, tikus mendatangi sumber air minum dan bahkan sengaja mendatangi
Lebih terperinci