BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan PT Bank Syariah Mega Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan PT Bank Syariah Mega Indonesia"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Sejarah Perusahaan PT Bank Syariah Mega Indonesia Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Selanjutnya pada Tanggal 7 November 2007, Bank Mega Syariah yang merupakan sister company dari PT. Bank Mega Tbk. mengganti logo baru yang memiliki bentuk yang sama dengan Bank Mega. Namun logo Bank Mega Syariah mempunyai ciri khusus yaitu warna logo rich magenta dan yellow gold. Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas untuk menjadikan PT Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan lnasabahsan utama untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin 71

2 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 72 meningkat dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki semboyan "untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang dinasabahnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT. Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa. Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang keuangan, PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini dilakukan agar nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis, dan nyaman Visi Dan Misi PT Bank Syariah Mega Indonesia Visi Misi : Bank Syariah Kebanggaan Bangsa : Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa Nilai Nilai : Visioner, Amanah, Profesional, Konsisten, Interpreneurship, Teamwork, Berbagi

3 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mega Indonesia Struktur yang terdapat pada setiap organisasi pada dasarnya merupakan kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawai yang melaksanakan pekerjaan. Setiap unsur-unsur harus dirancang dan ditaati sebaikbaiknya, sebagai pertimbangan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Kejelasan dari struktur ini didapat dalam satu organisasi dan dapat diketahui hubungan kerjanya secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun struktur organisasi Bank Mega Syariah Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Rapat Umum Pemegang Saham / RUPS (General Share Holders Meeting) 2. Dewan Komisaris (board of commisioner) 3. Dewan Pengawas Syariah (syaria supervisory board) 4. Dewan Direksi 5. Presiden Direktur (President Director) 6. Direktur Bisnis (business director) Job Description PT Bank Syariah Mega Indonesia Pada Bank Mega Syariah Indonesia dijabarkan uraian tugas untuk mengetahui wewenang, tugas pokok, dan tanggung jawab masing-masing jabatan, yaitu sebagai berikut : 1. Rapat Umum Pemegang Saham / RUPS (Annual Share Holders Meeting) Bertindak sebagai pemilik modal yang mempunyai wewenang tertinggi dalam perusahaan, beranggotakan umat Islam yang berpartisipasi membeli

4 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 74 saham BSMI dan bertugas mengangkat dan meminta pertanggungjawaban direksi. 2. Dewan komisaris Dewan Komisaris Bank Mega Syariah berjumlah 3 (tiga) orang termasuk diantaranya 1 (satu) orang Komisaris Utama. Seluruh Dewan Komisaris merupakan pihak independen yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Tugas dan Tanggung Jawabnya Dewan Komisaris sebagai berikut : a. Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. b. Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu, serta memberikan nasihat kepada Direksi. c. Dalam rangka tugas pengawasan, Komisaris telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelak-sanaan kebijakan strategis Bank. d. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

5 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 75 e. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomen-dasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya. f. Dewan Komisaris memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. g. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. h. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit,Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi. i. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif. j. Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. k. Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. 3. Dewan Direksi Sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Bank Mega Syariah, secara umum, tugas dan tanggung jawab Direksi adalah melakukan pengelolaan Bank Mega Syariah untuk kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

6 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 76 Direksi berhak mewakili Bank Mega Syariah di dalam dan luar pengadilan, mengikat Bank Mega Syariah dengan pihak lain, serta menjalankan tindakan dengan batasan tertentu. Dalam menjalankan tugasnya, Direksi tidak diperkenankan untuk memberikan kuasa secara penuh kepada pihak lain sehingga seluruh tugas dan tanggung jawab Direksi beralih kepada pihak lain. Terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Mega Syariah, Direksi sudah melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Direksi sudah mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku. b. Direksi sudah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. c. Direksi telah membentuk SKAI, SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan. d. Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. e. Direksi sudah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. f. Direksi sudah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai.

7 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 77 g. Direksi telah menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini dan tepat waktu kepada Komisaris h. Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. Pola Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi : Hubungan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi adalah hubungan pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan pengawasan dengan mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mega Syariah juga tidak saling mempunyai hubungan keuangan dan hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Komisaris lainnya dan atau anggota Direksi. Dengan demikian independensi pengambilan keputusan dapat senantiasa terjaga. Dewan Komisaris dan Direksi sudah menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja yang sudah ditetapkan, hal ini merupakan wujud dari penerapan sistem pengendalian internal yang hnasabahl guna memastikan kualitas GCG tetap memiliki peringkat baik. Dalam menjalankan usaha seluruh organ tersebut akan selalu bekerjasama sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing guna mewujudkan visi dan misi perusahaan, namun demikian tidak tertutup kemungkinan terdapat perbedaan pendapat dalam menindaklanjuti suatu kondisi atau situasi yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha. Maka musyawarah selalu menjadi jalan utama yang ditempuh

8 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 78 untuk menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut. Dengan demikian pola hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi merupakan hubungan partnertship dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi perusahaan. Sistem dan Struktur Pengambilan Keputusan Sistem pengambilan keputusan pada Dewan Komisarisdan Direksi dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila tidak tercapai mufakat maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Semua keputusan yang telah dihasilkan melalui berbagai upaya diatas bersifat mengikat bagi semua anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 4. Dewan Pengawas Syariah (syaria supervisory board) Badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) di BSMI. Dewan Pengawas Syariah terdiri dari tiga orang atau lebih dengan profesi yang ahli dalam hukum Islam, yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas Syariah, berfungsi memberikan Fatwa Agama terutama dalam produk-produk PT Bank Mega Syariah Indonesia. Kemudian bersama dengan Dewan Komisaris mengawasi pelaksanaannya. Dewan Pangawas Syariah Dipimpin oleh KH. Ma'ruf Amin, yang bertugas untuk mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak meyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang difatwakan oleh DSN. 5. Presiden Direktur (President Director) Tugas dan wewenang Presiden Direktur pada Bank Mega Syariah Indonesia diantaranya adalah : a. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.

9 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 79 b. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan MD atau CEO). c. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tatatertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah consensus, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. d. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar. e. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas. f. Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meetingmeeting BOD. g. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum. h. Direktur Bisnis (business director) Bertindak sebagai Direktur yang mengemban tugas melakukan fungsi Planning, organizing, actuating dan controlling tehnik secara umum dan tehnical asssistance secara khusus. secara sistemik Aspek Kegiatan PT Bank Syariah Mega Indonesia Guna memenuhi berbagai kebutuhan nasabah yang beragam, PT Bank Syariah Mega Indonesia merancang dan mengambangkan aneka produk dan jasa yang beragam. Seluruh produk tersbut berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam

10 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 80 kerangka keadilan, kebaikan, dan tolong menolong demi terciptanya kemaslahatan seluruh lapisan masyarakat dengan spesifikasi produk sebagai berikut : a. Produk Simpanan a. Tabugan Utama ib Tabungan Utama ib, leluasa dan sesuai syariah adalah simpanan wadiah yang memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus memperoleh kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan. Tabungan Utama ib diperuntukkan bagi perorangan dan institusi. b. Mega Syariah Fleksi ib Fleksi ib, Simpanan Fleksibel Sesuai Syariah adalah simpanan dengan konsep syariah titipan (wadiah) yang dapat nasabah manfaatkan untuk berinvestasi dalam waktu yang lebih leluasa. Fleksi ib memungkinkan Nasabah: Menempatkan dana sesuai syariah dalam jangka waktu sesuai kebutuhan Nasabah (sekurang - kurangnya 1 minggu) Mendapatkan keleluasaan untuk menarik dana sewaktu-waktu Menjadikan Fleksi ib jaminan bagi kebutuhan pembiayaan Nasabah. c. Mega Syariah Pendidikan Plus ib Perencanaan Dana Pendidikan Sesuai Syariah. Merupakan simpanan terencana untuk mempersiapkan masa depan dana pendidikan anak sesuai prinsip syariah Mudharabah Muthlaqah plus manfaat tambahan perlindungan asuransi jiwa.

11 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 81 d. Mega Syariah Haji ib Tabungan ini diperuntukkan bagi nasabah yang berencana untuk menunaikan ibadah haji. Dengan menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah, produk tabungan ini bisa memberikan dana talangan kepada nasabah agar lebih cepat berangkah ke tanah suci. e. Mega Syariah Umrah Plus ib Memudahkan langkah ke Tanah Suci. Tabungan Umrah Plus ib adalah simpanan terencana sesuai syariah yang memudahkan nasabah mempersiapkan biaya perjalanan umrah dengan berbagai keunggulan dan manfaat. Beberapa keunggulan tabungan ini adalah nisbah yang menarik, perlindungan simpanan selama masa menabung, dan perlindungan asuransi selama perjalanan umrah, termasuk baggage loss. f. Mega Syariah Giro Utama ib Giro Utama ib, adalah rekening koran wadiah yang kemungkinan nasabah mengelola dana dengan nyaman sesuai kebutuhan. Giro Utama ib memberikan : Cek dan bilyet giro sebagai alat transaksi pembayaran Kemudahan menjadikannya jaminan bagi kebutuhan pembiayaan Nasabah Kemudahan mendapatkan fasilitas bank garansi untuk keperluan usaha Nasabah g. Mega Syariah Deposito Plus ib Deposito yang dapat dibuka dengan mata uang Rupiah maupun Dollar yang dikelola sesuai syariah. Deposito Plus ib merupakan simpanan

12 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 82 berjangka dengan akad mudhrabah yang tidak sekedar mem-berikan bagi hasil relative tinggi, tetapi juga dapat dijadukan fasilitas jaminan untuk kebutuhan pembiayaan. b. Produk Pembiayaan a. KPR Utama ib KPR Utama ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) bagi nasabah. Tujuan : Untuk pemilikan rumah, ruko, rukan dan apartemen dilingkungan perumahan maupun bukan baik baru maupun lama. Untuk pembangunan dan renovasi rumah. b. KPM Utama ib KPM Utama ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) bagi nasabah. Tujuan : Untuk pemilikan mobil baik baru maupun lama. c. Multi Guna ib Multi Guna ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai

13 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 83 kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) bagi nasabah. Tujuan : Untuk pembelian barang-barang multi guna yang halal selain pembelian rumah dan mobil. d. Multi Jasa ib Multi Jasa ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah ijarah dengan angsuran sewa sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) sewa bagi nasabah. Tujuan : Paket Umroh dan Paket Pendidikan. e. Pembiayaan Bisnis Investasi ib Pembiayaan Bisnis Investasi ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) bagi nasabah. Tujuan : Pembelian barang-barang investasi usaha produktif ( properti, kendaraan, mesin, alat-alat berat, dan barang-barang investasi lainnya). f. Pembiayaan Bisnis Modal Kerja ib Pembiayaan Bisnis Modal Kerja ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah mudharabah

14 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 84 dan musyarakah dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati antara bank dan nasabah. Tujuan : Modal kerja usaha produktif (pengadaan bahan baku, barang dagangan/persediaan, kebutuhan menutupi hutang / piutang usaha dan kebutuhan operasional dan ekspansi usaha lainnya). g. Gadai Syariah ib Gadai Syariah ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pinjaman dana dengan menggadaikan barang berharga termasuk fasilitas penyimpanannya tanpa adanya tambahan pada saat pengembalian pinjaman dengan menggunakan konsep syariah qardh yaitu pinjaman tanpa tambahan dan konsep syariah Ijarah yaitu perjanjian sewa tempat penyimpanan barang berharga. Tujuan : Pinjaman untuk menjalankan usaha, kebutuhan mendesak dan keperluan lainnya yang jelas dan sesuai syariah. h. Bank Garansi ib Bank Garansi ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah kafalah yaitu akad penjaminan yang diberikan oleh Bank Mega Syariah kepada pihak penerima jaminan (nasabah) atas permintaan pihak terjamin. Tujuan : Garansi Penawaran (Tender Guarantee / Bid Bond). Garansi Pelaksanaan (Performance Guarantee). Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond). Garansi Pemeliharaan (Retention/Maintenance Bond).

15 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 85 i. PRK Syariah ib PRK Syariah ib dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan line facility dimana penarikan dana nya dapat dilakukan sewaktuwaktu melalui penggunaan rekening koran/giro berdasarkan kebutuhan usaha nasabah yang telah disepakati menggunakan konsep syariah musyarakah dengan nisbah bagi hasil yang disepakati antara bank dan nasabah. Tujuan : Modal Kerja Usaha Produktif dengan Line Facility. c. Jasa dan Layanan a. Mega Syariah CARD MegaSyariah CARD merupakan fasilitas kartu ATM serbaguna bagi nasabah rekening tabungan Bank Mega Syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai pada seluruh AMT berlogo ATM Bersama. b. Mega Syariah SAFE DEPOSIT BOX MegaSyariah SAFE DEPOSIT BOX adalah fasilita penyimpanan barang berharga (safe deposit box) dengan berbagai ukuran dan harga hemat. 4.2 Pembahasan Analisis Kualitatif Analisis Biaya Operasional PT Bank Syariah Mega Indonesia Untuk mengetahui bagaimana kondisi biaya operasional pada PT Bank Syariah Mega Indonesia sebagai variabel X diperoleh dari data laporan keuangan neraca dan laba rugi tahunan selama periode 2004 sampai dengan Variabel X yang nilainya diperoleh dengan mengalikan total biaya operasional (biaya operasional dan biaya non operasional) dengan porsi pembiayaan murabahah

16 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 86 terhadap total pendapatan operasional (pendapatan operasional dan pendapatan non operasional) dengan rumus : Biaya Pembiayaan Murabahah = Operasional Total Pendapatan Operasional Sumber: Amad Chumsoni; 2006 X Total Biaya Operasional Besarnya biaya operasional dari periode tahun dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tahun Pembiayaan Murabahah Tabel 4.1 Biaya Operasional PT Bank Syariah Mega Indonesia Total Total Biaya Pendapatan Operasional Operasional Biaya Operasional (dalam jutaan rupiah) Perkem- Selisih bangan ( ) -53,93% ,76% ( ) -24,04% ,91% ,28% Sumber: Laporan keuangan neraca dan laba rugi PT Bank Mega Syariah Indonesia Untuk lebih jelas dan memudahkan dalam mengetahui biaya operasional dari tabel di atas maka dibuatlah grafik biaya operasional. Berikut grafik dari biaya operasional pada PT Bank Mega Syariah Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 :

17 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 87 Gambar 4.1 Grafik Biaya Operasional PT Bank Mega Syariah Indonesia periode tahun Penjelasan data beserta unsur-unsur biaya operasional berdasarkan dari grafik diatas adalah sebagai berikut : 1. Pada tahun 2004 tepatnya bulan September 2004 bank mega syariah melakukan operasinya dan menjadi bank umum syariah, dengan biaya operasional sebesar Rp juta biaya ini digunakan untuk membangun 2 kantor pusat operasional dan 1 kantor pusat serta kebutuhan lainnya dalam rangka mangembangkan usaha jasa di bidang keuangan perbankan syariah melalui pembiayaan. 2. Pada tahun 2005 biaya operasional sebesar Rp juta menurun 53,93% dari tahun sebelumnya dari penurunan biaya ini bank tetap melakukan investasi yang disalurkan, salah satunya untuk menambah 2 unit kantor pusat operasional atau kantor cabang sehingga total ada 4 unit kantor pusat operasional, serta 3 unit kantor cabang pembantu, bila kita lihat dari rasio keuangan aktiva produktif dimana PPAP atau Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif menurun yaitu 0,73% dari tahun sebelumnya yaitu 2,39% artinya Bank Mega Syariah pada tahun 2005 belum

18 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 88 banyak melakukan penyaluran dana sehingga berpengaruh terhadap keuntungan. Bila dilihat dari tingkat efisiensi bank tahun 2005 BOPO naik sebesar 95,01% dibanding tahun ,50% artinya, kinerja bank di tahun 2005 tingkat efisiensinya rendah (rasionya meningkat) dari tahun sebelumnya. Mengingat semakin tinggi rasio BOPO suatu bank, menunjukkan semakin rendah efisiensi bank tersebut, diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (Darmin Nasution). 3. Pada tahun 2006 biaya operasional mengalami kenaikan sebesar Rp juta atau mengalami perkembangan 278,76%, diantaranya kenaikan biaya tenaga kerja sebesar Rp juta, biaya administrasi sebesar Rp juta, biaya PPAP sebesar Rp juta dan biaya lainnya sebesar Rp juta, kenaikan rata-rata ini disebabkan pada saat tahun 2006 Bank Mega Syariah melakukan kebijakan pengembangan perbankan syariah yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis yang meliputi: a. Pemenuhan kepatuhan pada prinsip syariah. b. Penyempurnaan ketentuan kehati-hatian. c. peningkatan efisiensi operasi dan daya saing. d. Pemeliharaan kestabilan sistem dan kemanfaatan bagi perekonomian. e. Peningkatan kompetensi profesionalisme sumber daya insani. f. Serta pemberdayaan fungsi sosial bank syariah (voluntary sector) secara optimal. Berdasarkan kebijakan pengembangan perbankan syariah ini bank syariah khususnya Bank Mega Syariah gencar dalam melakukan promosi serta serta pelayanan yang baik sebagai daya tarik untuk memperbanyak nasabah. Bila

19 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 89 dilihat dari rasio keuangan maka terlihat Giro Wajib Minimum (GWM) yaitu 6.46% lebih kecil dari tahun sebelumnya yg mencapai 9,80%, GWM ini bertujuan agar perbankan dapat mengelola likuiditas yang lebih baik serta mampu menghadapi tantangan perekonomian di masa depan. Terbukti di tahun 2006 penyaluran pembiayaan untuk murabahah saja naik sebesar Rp juta yang di tahun sebelumnya yaitu Rp juta dengan selisih yang sangat besar yaitu Rp juta. 4. Pada tahun 2007 Bank Mega Syariah mengalami penurunan biaya operasional sebesar Rp juta. Dengan rincian biaya tenaga kerja sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami kenaikan 53,97% atau sebesar Rp juta, biaya administrasi sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami penurunan 17,85% atau sebesar Rp juta. Pada tahun 2007 telah dibukukan beban biaya Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar Rp juta, sedangkan pada tahun lalu beban biaya PPAP adalah sebesar Rp juta mengalami kenaikan 11,12% atau sebesar Rp juta, serta biaya lainnya sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami peningkatan 122,95% atau sebesar Rp juta. Penurunan biaya operasional ini disebabkan porsi penyaluran dana atau pembiayaan pada tahun 2007 lebih kecil Rp juta dibanding tahun lalu yaitu sebesar Rp juta mengalami penurunan 10,71% atau sebesar Rp juta. Pada tahun 2007 diungkapkan oleh team leader Bank Mega Syariah Budi Sulistiyo, merupakan tahun dimana outstanding pembiayaan murabahah

20 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 90 mengalami penurunan yang sangat besar, penurunan outstanding yang didominasi pembiayaan murabahah melalui lessing ini banyak diambil oleh bank lain, sehingga bank melakukan kehati-hatian yang ekstra dalam menyetujui proposal pengajuan pembiayaan. Selain itu Bank Mega Syariah juga menyiapkan investasi untuk masuk ke sektor usaha mikro kecil menengah dengan produk mega mitra syariah (M2S), UKM syariah dan gadai mega syariah. Namun, bila dilihat dari rasio keuangan maka terlihat rasio BOPO menurun sebesar 67,84% dari tahun sebelumnya 79,44%, artinya tingkat efisiensi bank pada tahun tersebut membaik (rasio BOPO menurun) sehingga kenaikan biaya operasional tahun 2007 dinilai wajar. 5. Pada tahun 2008 biaya operasional mangalami kenaikan pesat Rp juta dengan rincian biaya operasional yaitu biaya tenaga kerja sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami kenaikan 253,75% atau sebesar Rp juta, biaya administrasi sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami kenaikan 42,98% atau sebesar Rp juta. Pada tahun 2008 telah dibukukan beban biaya Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar Rp juta, sedangkan pada tahun lalu beban biaya PPAP adalah sebesar Rp juta mengalami kenaikan 18,51% atau sebesar Rp juta. Serta biaya lainnya yaitu sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami kenaikan 39,32% atau sebesar Rp juta. Kenaikan biaya operasional ditahun 2008 terkait dengan system aplikasi baru, diantaranya masuknya Bank Mega Syariah ke sektor usaha mikro kecil menengah dengan produk

21 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 91 mega mitra syariah (M2S), UKM syariah dan gadai mega syariah, dan ekspansi jaringan kantor yang memerlukan investasi cukup besar diantaranya penambahan 202 kantor dengan rincian diantaranya : 1 kantor pusat, 18 kantor cabang, 177 kantor cabang pembantu dan 6 kantor kas. Jaringan ini telah tersebar diberbagai kota di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi guna menjangkau nasabah diseluruh pelosok Indonesia. Disamping itu bila dilihat berdasarkan tingkat efisien bank maka dapat dilihat perhitungan rasio keuangan berdasarkan rentabilitas rasio BOPO yaitu meningkat sebesar 89,03% dari tahun sebelumnya 67,84%, artinya tingkat efisiensi bank pada tahun 2008 memburuk (rasionya meningkat), mengingat faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah kemampuan mengelola dan menekan biaya tenaga kerja dan optimalisasi penggunaan teknologi informasi, hal ini diungkapkan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi. Terbukti dari biaya tenaga kerja yang mencapai porsi tertinggi dari seluruh biaya operasional bank. 6. Pada tahun 2009 biaya operasional sebesar Rp juta atau naik 44,28% dari tahun lalu, dengan rincian biaya operasional yaitu biaya tenaga kerja selama 2009 sebesar Rp juta, disbanding tahun 2008 sebesar Rp juta mengalami kenaikan 112,55% atau sebesar Rp juta, biaya administrasi sebesar Rp juta, meningkat Rp juta atau 220,08% dibanding tahun 2008 sebesar Rp juta. Pada tahun 2009 telah dibukukan beban biaya Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar Rp juta. Sementara di tahun 2008 beban biaya PPAP adalah sebesar Rp juta mengalami kenaikan %

22 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 92 atau sebesar Rp juta, serta biaya lainnya yaitu sebesar Rp juta, dibanding tahun lalu sebesar Rp juta mengalami kenaikan 109,53% atau sebesar Rp. 29,489 juta. Kenaikan biaya operasional tahun 2009 terkait dengan Bank Mega Syariah yang terus fokus pada sektor usaha mikro kecil menengah dengan produk mega mitra syariah (M2S), UKM syariah dan gadai mega syariah.. Bila kita lihat tingkat efisiensinya maka rasio BOPO menurun sebesar 84,42% dari tahun lalu sebesar 89,03% artinya tingkat efisiensinya membaik (rasionya menurun). Dan kondisi peningkatan biaya operasional ini dianggap wajar oleh Bank Mega Syariah. Berdasarkan Analisa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya operasional setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 278,76%, hal ini dikarenakan pada tahun 2006 kebijakan pengembangan perbankan syariah diarahkan pada pencapaian sasaran strategis, namun kenaikan ini dianggap wajar, dilihat dari tingkat BOPO yang menurun dari 95,01% menjadi 79,44% artinya efisiensi biaya operasional bank lebih baik dari tahun sebelumnya. Kenaikan biaya operasional yang pesat juga dialami pada tahun 2009 yaitu Rp atau 145,91% dari tahun 2008, kondisi ini terkait ekspansi yang makin meluas serta berfokus pada sektor usaha mikro kecil menengah dengan produk mega mitra syariah (M2S), UKM syariah dan gadai mega syariah. Sedangkan pada tahun tahun 2007 Bank Mega Syariah mengalami penurunan biaya operasional sebesar Rp juta hal ini disebabkan karena outstanding pembiayaan muarabahah mengalami penurunan yang sangat besar, sehingga Bank Mega Syariah melakukan efisiensi biaya operasional serta melakukan kehati-hatian yang ekstra dalam menyetujui

23 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 93 proposal pengajuan pembiayaan yang menyebabkan penyaluran dana di tahun 2007 menjadi lebih kecil dibanding tahun lalu Analisis Margin Murabahah PT Bank Syariah Mega Indonesia Untuk mengetahui besarnya pendapatan margin murabahah yang diperoleh, sebagai variabel Y diperoleh dari data laporan neraca dan laba rugi selama periode Besarnya pendapatan margin murabahah dapat dilihat dari tabel yang disajikan di bawah ini: Tahun Tabel 4.2 Margin Murabahah PT Bank Syariah Mega Indonesia (dalam jutaan rupiah) Margin Murabahah Selisih Perkembangan ,36% ,57% ,44% (92.617) -25,78% ,04% Sumber ; laporan keuangan neraca dan laba rugi PT Bank Mega Syariah Indonesia Untuk lebih jelas dan memudahkan dalam mengetahui margin murabahah dari tabel di atas maka dibuatlah grafik biaya operasional. Berikut grafik dari margin murabahah pada PT Bank Mega Syariah Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 :

24 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 94 Gambar 4.2 Grafik Margin Murabahah PT Bank Mega Syariah Indonesia periode tahun Penjelasan data margin murabahah berdasarkan dari grafik diatas : 1. Meskipun tergolong bank yang baru melakukan operasinya pada bulan November 2004 Bank Mega Syariah mendapatkan margin murabahah sebesar Rp dari total pembiayaan murabahah yang disalurkan sebesar Rp juta dengan harga margin pembiayaan yang cukup rendah yaitu sebesar 11.8%. 2. Pada tahun 2005 mengalami kenaikan margin murabahah Rp juta atau mengalami perkembangan sebesar 152,36% dari pembiayaan yang telah di salurkan, hal ini seiring dengan efisiensi biaya operasional yang dilakukan oleh Bank Mega Syariah serta tercapainya target pendapatan yang diharapkan (expected yield). Selain itu bertambahnya pembiayaan yang disalurkan naik sebesar Rp juta yang di tahun sebelumnya Rp juta dengan selisih Rp juta, yang juga menjadi faktor naiknya margin murabahah. Namun bila dilihat dari rasio keuangan yaitu rasio BOPO ditahun 2005 yaitu naik sebesar 95,01% yang di tahun sebelumnya 86,50%, hal ini berarti tingkat efisiensi bank pada tahun 2005

25 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 95 tergolong memburuk, namun masih tergolong wajar karena diimbangi dengan naiknya margin yang mencapai 152,36%. 3. Pada tahun 2006 bank mega syariah mengalamin kenaikan margin murabahah sebesar Rp juta yang sebelumnya yang hanya mengalami kenaikan Rp juta hal ini berkenaan dengan menurunnya harga jual margin pembiayaan, sehingga menyebabkan banyak nasabah yang mengincar pembiayaan dengan margin yang rendah. Selain itu faktor yang mempengaruhi naiknya margin murabahah yaitu UU No. 3 tahun 2006 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama. Bila dibandingkan dengan ketentuan pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989, dalam pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006 terdapat 3 (tiga) tambahan kewenangan baru bagi Pengadilan Agama, yaitu : zakat huruf (g), infaq huruf (h) dan ekonomi syari ah huruf (i). Penjelasan huruf (i) pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ekonomi syari ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari ah, antara lain meliputi : a. Bank syari ah; b. Lembaga keuangan mikro syari ah; c. Asuransi syari ah; d. Reasuransi syari ah; e. Reksa dana syari ah; f. Obligasi syari ah dan surat berharga berjangka menengah syari ah; g. Sekuritas syari ah; h. Pembiayaan syari ah;

26 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 96 i. Pegadaian syari ah; j. Dana pensiun lembaga keuangan syari ah; dan k. Bisnis syari ah Berdasarkan Pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006, bank syariah secara tidak langsung mendapat dukungan besar dari pemerintah sehingga pada tahun 2006 bank syariah khususnya Bank Mega Syariah melakukan pembiayaan dan promosi dengan gencar sehingga masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang perbankan syariah, sehingga selisih pembiayaan murabahab meningkat tajam yaitu sebesar Rp juta, dari pada tahun sebelumnya yang hanya mengalami kenaikan Rp juta. Bila kita lihat dari tingkat rasio keuangan maka terlihat bahwa rasio BOPO mengalami penurunan yaitu dari 95,01% menjadi 79,44% artinya pada tahun ini Bank Mega Syariah tergolong dalam tingkat yang efisien yang baik, karena mengingat BOPO yang ideal bergerak antara 70% - 80%, ungkap Ukay Karyadi dalam harian Koran Jakarta edisi Pada tahun 2007 margin murabahah naik Rp atau mengalami perkembangan sebesar 76,44% hal ini terkait oleh strategi bisnis yang dijalankan oleh Bank Mega Syariah diantaranya : a. Peningkatan penyaluran pembiayaan kepada masyarakat melalui lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan koperasi, baik yang sudah eksis maupun baru. b. Peningkatan kualitas layanan, proses IT, dan kepuasan nasabah. c. Eliminasi pemborosan dan reduksi biaya operasional secara berkelanjutan.

27 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 97 d. Penambahan dan perluasan jaringan (Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu) di wilayah-wilayah pusat bisnis dan perdagangan. e. Meningkatkan kualitas SDM khususnya di bidang sales. Namun dari sisi pembiayaan murabahah tahun 2007 mengalami penurunan hingga mencapai Rp juta, hal ini dipengaruhi oleh kehati-hatian Bank Mega Syariah dalam menyalurkan pembiayaan. Hal ini terkait outstanding pembiayaan murabahab yang menurun. 5. Pada tahun 2008 bank mega syariah mengalamin penurunan margin murabahah sebesar 25,78%, kondisi ini disebabkan kerena Bank Mega Syariah mengurangi penyaluran dana pada sektor korporasi dan komersil, yang sebelumnya menjadi fokus utama, dan beralih fokus ke sektor baru yaitu usaha mikro kecil menengah dengan produk mega mitra syariah (M2S), UKM syariah dan gadai mega syariah, selain itu, Bank Mega Syariah juga melakukan kehati-hatian dalam melakukan pembiayan karena belum sepenuhnya yakin dengan kinerja beberapa sektor ekonomi akibat menurunnya ekonomi nasional ditandai meningkatnya inflasi pada akhir tahun 2008 sehingga, Direktur Utama Bank Mega Syariah (BMS), Benny Witjaksono menyatakan, Bank Mega Syariah menaikkan margin pembiayaan antara setengah hingga satu persen menjadi 15 hingga 15,5 %, margin pembiyaan bank umum syariah itu sebelumnya ditawarkan pada posisi sekitar 14,5%. Peningkatan margin pembiayaan ini dipicu kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), yang sebelumnya 8,50 menjadi 8,75%. Dipakainya suku bunga Bank Indonesia sebagai dasar penetapan

28 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 98 margin dikarenakan bank syariah mengantisipasi akan adanya penurunan nilai uang di masa yang akan datang. 6. Pada tahun 2009 terjadi kenaikan margin murabahah yaitu sebesar 127,04%, berdasarkan data Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2009, peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang mulai membaik dilihat dari inflasi pada akhir desember 2008 mencapai 11,06% menjadi 2,71% pada bulan juli 2009 yang secara tidak langsung mempengaruhi naiknya margin murabahah. Penurunan inflasi ini mendorong Bank Indonesia mengurangi BI Rate hingga 250 basis point ke level 6,75%, yang mengakibatkan daya beli masyarakat meningkat, kepercayaan terhadap pasar keuangan juga terus meningkat. Maka dari itu Bank Mega Syariah mengambil kebijakan langkah bisnis dengan lebih fokus pada pembiayaan mikro melalui Mega Mitra Syariah (M2S) dan Gadai Syariah Mega. Bisnis joint financing, pembiayaan komersil dan Koperasi tetap dipertahankan, namun porsi pembiayaan dibatasi, sementara itu pembiayaan korporasi dikurangi. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut reprofiling pembiayaan di Bank Mega Syariah ditahun 2008, ungkap Direktur Utama Bank Mega Syariah (BMS), Benny Witjaksono. Reprofiling merupakan program penawaran pertukaran dengan maksud untuk menata ulang struktur jatuh tempo obligasi agar menjadi lebih seimbang. Perkembangan margin murabahah dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan margin murabahah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 127,04%, kenaikan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan

29 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 99 ekonomi nasional yang mulai membaik. Sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat meningkat, dengan kepercayaan terhadap pasar keuangan juga terus meningkat, yang pada akhirnya pendapatan bank meningkat seiring dengan besarnya pembiayaan murabahah yg di salurkan oleh Bank Mega Syariah. Namun pada tahun 2008 margin murabahah juga mengalami penurunan yaitu sebesar 25,78%, kondisi ini disebabkan karena pada tahun ini pembiayaan murabahah mengalami kenaikan namun tidak dibarengi dengan efisiensi biaya operasional, sehingga pendapatan operasional menurun, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya rasio BOPO sebesar 89,03% dari tahun sebelumnya 67,84%, artinya tingkat efisiensinya memburuk atau bank banyak melakukan pemborosan biaya operasional sehingga margin murabahah menurun Analisis Kuantitatif Analisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Margin Murabahah Pada PT Bank Syariah Mega Indonesia Biaya operasional sebagai variabel independen (variabel X) berpengaruh terhadap margin murabahah sebagai variabel dependen (variabel Y). Setiap kenaikan biaya operasional belum tentu diikuti pula oleh penurunan margin murabahah, dan sebaliknya setiap terjadi penurunan biaya operasional belum tentu diikuti oleh kenaikan margin murabahah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

30 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 100 Tabel 4.3 Biaya Operasional dan Margin Murabahah PT Bank Syariah Mega Indonesia (dalam jutaan rupiah) Biaya Margin Tahun Perkembangan Perkembangan Operasional Murabahah 2004 Rp Rp ,93% ,36% 2006 Rp ,76% ,57% 2007 Rp ,04% ,44% 2008 Rp ,91% ,78% 2009 Rp ,28% ,04% Sumber: Laporan keuangan neraca dan laba rugi PT Bank Mega Syariah Indonesia Berdasarkan data biaya operasional dan margin murabahah diatas, maka dapat dianalisis besarnya pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tersebut, dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 4.3 Grafik analisis pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah PT Bank Mega Syariah Indonesia periode tahun

31 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 101 Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 biaya operasional dan margin murabahah mengalami peningkatan yang cukup tinggi, hal ini terjadi karena dilihat dari tingkat rasio BOPO lebih kecil dari tahun sebelumnya, artinya pada tahun 2009 Bank Mega Syariah mengalami efisiensi biaya operasional. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin efisien biaya operasional bank maka semakin besar bank mendapatkan margin murabahah. Hal ini sesuai dengan teori Perwataatmadja: 2005, yang menyatakan bahwa, semakin efisien biaya operasi bank maka akan semakin murah harga jual bank atau semakin tinggi peluang memperoleh margin, dengan catatan expected yield bank tidak terlalu besar. Karena jika expected yield bank besar maka akan mempengaruhi tingginya harga margin yang menyebabkan peluang mendapatkan nasabah pembiayaan dan memperoleh margin murabahah semakin kecil. Untuk mengetahui lebih jelas, penulis akan melakukan analisis biaya operasional terhadap margin murabahah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu Analisis Regresi Linier Sederhana, Korelasi Pearson, dan Koefisien Deteriminasi yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah dan berapa besar pengaruhnya. a. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi sederhana adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun perhitungannya sebagai berikut :

32 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 102 Tabel 4.4 Perhitungan Variabel X dan Variabel Y X Y XY X 2 Y X = Y = XY = X² = Y² = Sumber : Output hasil perhitungan microsoft exel Nilai a dan b dicari dengan menggunakan rumus least square sebagai berikut : = = = a 2 X XY 2 n X X 2 ( )( )-( )( ) 6( )-( ) 2 ( )-( ) ( )-( ) a = 485,798 b n n XY X 2 X Y X 2 = = 6( )-( )( ) 6( )-( ) 2 ( )-( ) ( )-( )

33 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 103 = b = 0, Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 12.0 for windows adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Tabel Statistik SPSS Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 485, ,358,005,996 BiayaOperasional,362,114,847 3,187,033 a Dependent Variable: MarginMurabahah Sumber : Hasil output SPSS versi 12.0 for windows Dari hasil perhitungan manual dan output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + bx Y = 485, ,362.X, artinya nilai a dan b tersebut adalah : a = 485,798 ini menunjukkan apabila tidak terdapat biaya operasional maka margin murabahah = 485,798 b = 0,362 ini menunjukkan setiap adanya kenaikan biaya operasional akan diikuti dengan kenaikan margin murabahah sebesar 0,362 begitupun sebaliknya. Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah sebesar 0,033. Angka probabilitas

34 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 104 0,033< dari 0,05, maka model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi margin murabahah pada PT Bank Mega Syariah Indonesia. b. Analisis Korelasi (pearson) Untuk memastikan kuat atau lemahnya hubungan antara antara variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi yang dinyatakan dengan r dari pearson dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: r n( XY) ( X)( Y ) n X X n Y Y 2 r = 6( )-( )( ) [6( )-( )²][6( )-( )²] = ( )-( ) [ ][ ] = ( )( ) = = r = 0,

35 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 105 Untuk memperkuat hasil perhitungan di atas maka penulis juga menyajikan hasil perhitungan menggunakan SPSS 12.0 For Windows mengenai Analisis Koefisien Pearson sebagai berikut: Tabel 4.6 Tabel Statistik SPSS Correlations Margin Murabahah Biaya Operasional BiayaOperasional Pearson Correlation 1,847(*) Sig. (2-tailed).,033 N 6 6 MarginMurabahah Pearson Correlation,847(*) 1 Sig. (2-tailed),033. N 6 6 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber ; Hasil output SPSS versi 12.0 for windows Berdasarkan hasil perhitungan manual maka di peroleh hasil nilai korelasi untuk pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah adalah 0,847 atau >0,75 1, artinya korelasi variabel biaya operasional dan margin murabahah sangat kuat. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara biaya operasional dan margin murabahah sangat kuat dan searah, artinya jika biaya operasional menigkat 0,847 maka margin murabahah menigkat 0,847. Sedangkan berdasarkan hasil dari tabel 4.6 dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows dapat diambil keputusan dengan ketentuan : Jika probabilitas value < 0,05 maka Ho ditolak dan pengujian signifikan. Jika probabilitas value > 0,05 maka Ho diterima, maka pengujian tidak signifikan. Pada tabel 4.6 terlihat uji nilai-r atau probabilitas value adalah 0,033 atau < 0,05 maka Ho diterima dan pengujian signifikan. Dari kedua hasil koefisien korelasi pearson baik dengan cara manual atau dengan menggunakan program

36 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 106 SPSS versi 12.0 for windows, ternyata hasilnya adalah signifikan, artinya biaya operasional memiliki hubungan erat dengan margin murabahah pada PT Bank Mega Syariah Indonesia. c. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui berapa persentase biaya operasional mempunyai pengaruh terhadap margin murabahah, digunakan koefisien determinasi. Perhitungan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut : Kd = (r) 2 x 100 % = (0,847) 2 x 100% = 0,717 x 100% Kd = 71,7% Sedangkan perhitungan koefisien determinasi berdasarkan program SPSS versi 12,0 for windows adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Tabel Statistik SPSS Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1,847(a),717, ,783 a Predictors: (Constant), BiayaOperasional Dengan demikian berdasarkan perhitungan manual dan menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows diperoleh koefisien determinasi, yaitu (0,847) 2 = 0,717= 71,7%. Dengan demikian, pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah pada PT Bank Mega Syariah Indonesia adalah sebesar 71,7% yang artinya kontribusi biaya operasional terhadap margin murabahah cukup besar. Hal ini tidak lain karena biaya operasional merupakan biaya-biaya yang

37 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 107 dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba Amad Chumsoni (2006; 37). biaya operasional yang diperhitungkan dalam konsep syariah adalah riil cost yang terdapat dalam biaya tenaga kerja, biaya administrasi, biaya penyisihan penghapusan aktiva produktif dan biaya lainnya. Margin murabahah yang diperoleh ini merupakan pendapatan operasional yang diperoleh bank dari kegiatan pembiayaan atau penyaluran dana. Dan sisanya sebesar 28,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti diantaranya adalah biaya dana atau biaya bagi hasil diantaranya terdiri dari tabungan, giro, deposito, semakin efektif perhitungan biaya dana maka akan memperbesar dana yang akan disalurkan, sehingga akan memberikan porsi pembiayaan yang lebih besar yang akan meningkatkan keuntungan margin murabahah. Dan faktor kedua adalah keuntungan yang diharapkan (expected yield bank) dengan keuntungan yang diharapkan kecil maka akan menurunkan harga jual margin bank yang mengakibatkan banyaknya nasabah akan mengambil pembiayaan dengan margin yang rendah sehingga potensi mendapatkan margin murabahah lebih besar. Faktor ketiga yaitu dana pihak ketiga (DPK), semakin besar dana pihak ketiga yang di terima maka akan menambah kemampuan bank untuk melakukan pembiayaan Pembahasan Hipotesis 1. Hipotesis Statistik Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara biaya operasional dan margin murabahah PT Bank Mega Syariah Indonesia. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara biaya operasional dan margin murabahah PT Bank Mega Syariah Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum 9 BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH 2.1 Sejarah Bank Mega Syari ah 1 Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG. Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG. Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG 2.1 Sejarah Bank Mega Syariah Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bak Umum Tugu yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank

BAB II. Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank BAB II Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia 2.1. Sejarah Berdirinya 13 Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH. Dalam sejarahnya, Bank Mega Syariah muncul dikarenakan Para Group

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH. Dalam sejarahnya, Bank Mega Syariah muncul dikarenakan Para Group BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH 2.1 Sejarah Bank Mega Syariah Dalam sejarahnya, Bank Mega Syariah muncul dikarenakan Para Group mengakuisisi PT Bank Umum Tugu di Jakarta yang merupakan bank konvensional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mega Syari ah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mega Syari ah 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mega Syari ah Bank Mega Syariah ialah salah satu Bank swasta terbesar di Indonesia yang menerapkan prinsip syariah dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH. A. Sejarah singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH. A. Sejarah singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH A. Sejarah singkat dan Perkembangan Perusahaan Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH

BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Fee Based Income di BRI Syariah Dewasa ini persaingan di dunia perbankan sudah semakin

Lebih terperinci

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012 Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Bagi Hasil Dana Mudharabah Nasabah di Bank Muamalat Indonesia Syariah kini sudah menjadi komoditi di Indinesia. Tak terkecuali di bidang ekonomi. Menjamurnya

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BANK MEGA SYARIAH MEDAN

BAB II PROFIL BANK MEGA SYARIAH MEDAN BAB II PROFIL BANK MEGA SYARIAH MEDAN A. Sejarah Perusahaan Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Profil PT Bank Mega Syariah a. Sejarah PT Bank Mega Syariah Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank ini yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan Bab 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia tanggal 19 Desember 2007 dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Primkopad Kupus II Ditkuad Kota Bandung 4.1.1.1 Sejarah Singkat Primkopad Kupus II Ditkuad Kota Bandung Badan usaha Primkopad

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

II. PT. BANK GANESHA

II. PT. BANK GANESHA II. PT. BANK GANESHA 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Bank Ganesha adalah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Keuangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Bank, yaitu sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Dewan Komisaris PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank, disusun

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri (BSM) Hadir dengan cita-cita membangun negeri.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri (BSM) Hadir dengan cita-cita membangun negeri. 48 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Bank Syariah Mandiri (BSM) Hadir dengan cita-cita membangun negeri. Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 20 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) SYARIAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia No.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH

BAB II PROFIL BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH BAB II PROFIL BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH A. Sejarah Bank Riau Kepri Cabang Syariah Bank Pembangunan Daerah Riau adalah bank milik pemerintahan Provinsi Riau, Pemerintahan Kabupaten/Kota se Propinsi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : /DEKOM-BTN/ /2016 DAN DIREKSI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : SKB- /DIR-BTN/ /2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 91 BAB IV HASIL PENELITIAN A. GambarUmum Bank Mega Syariah Objek dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan Bank Mega Syariah. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Mega Syariah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis sangat penting bagi pendorong kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh modal sendiri dan modal Asing Terhadap Sisa Hasil Usaha KUD Kabupaten Kampar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh modal sendiri dan modal Asing Terhadap Sisa Hasil Usaha KUD Kabupaten Kampar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh modal sendiri dan modal Asing Terhadap Sisa Hasil Usaha KUD Kabupaten Kampar Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian Resp Nama Koperasi Modal Asing (X1) Modal

Lebih terperinci

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan good corporate governance, bank perlu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bank Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bank Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah Singkat Bank Permata Syariah Bank Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin

Lebih terperinci

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: a. kecukupan komposisi, kriteria dan independensi Dewan Komisaris; b. efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah berdiri pada tahun 1995 di

Lebih terperinci

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.348, 2014 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5626) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH CILEGON MANDIRI

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/5/DPNP Tanggal 9 April 03 Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS TUJUAN : Sebagai pedoman kerja bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai Perundang-undangan yang berlaku. Pedoman Kerja Dewan Komisaris ini

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Tata Kelola BPR Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR PT BPR KEPRI BINTAN JL. D.I. Panjaitan KM. IX No.

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk Pedoman Direksi (Piagam Direksi) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Ketentuan Umum Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan pengurusan Perseroan, sesuai dengan visi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah 1.1.1 Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri PT. Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan syariah, bank syariah adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Bank Mega Syari ah. 1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mega Syari ah

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Bank Mega Syari ah. 1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mega Syari ah 28 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Bank Mega Syari ah 1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Mega Syari ah Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH A. Sejarah PT. Bank BRI Syariah Berawal dari akuisisi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM DAN NAMA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH) KABUPATEN

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dalam skripsi ini pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 1, Jakarta 10130. Dimana perusahaan

Lebih terperinci

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan Good Corporate Governance di PT Bank Syariah Bukopin secara umum adalah Baik, sebagaimana tercermin

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

STIE DEWANTARA Manajemen Bank Manajemen Bank Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 4 Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat alam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk2 lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/47/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/47/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/47/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA AGI ANK PERKREDITAN RAKYAT PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA AGI PR - 1 - Penjelasan Umum Pedoman

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF-ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA Tujuan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan lembaga perbankan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI. A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin (BSB)

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI. A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin (BSB) 10 BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin (BSB) Perbankan syariah sebagai salah satu pilihan investasi berbasis syariah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Bank Syari'ah Mandiri PT Bank Syari'ah Mandiri (Bank) didirikan pertama kali dengan nama PT Bank Industri National disingkat PT BINA atau disebut juga PT

Lebih terperinci