BAB IV FATWA DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG TABUNGAN. A. Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan
|
|
- Yohanes Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV FATWA DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG TABUNGAN A. Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan Sejalan dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di tanah air, berkembang pulalah jumlah DPS yang berada dan mengawasi masing-masing lembaga tersebut. Banyaknya dan beragamnya DPS di masing-masing lembaga keuangan syariah adalah suatu hal yang harus disyukuri, tetapi juga diwaspadai. Kewaspadaan itu berkaitan dengan adanya kemungkinan timbulnya fatwa yang berbeda dari masing-masing DPS dan hal itu tidak mustahil akan membingungkan umat dan nasabah. 1 DPS adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan syariah tersebut. Fungsi DPS: a) Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada di bawah pengawasannya b) Mengajukkan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN c) Melaporkan perkembangan produk dana operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran. 1 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori dan Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm
2 46 d) DPS merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan-pembahasan DSN. DPS dalam struktur perusahaan berada setingkat dengan fungsi komisaris sebagai pengawas direksi. Jika fungsi komisaris adalah pengawas dalam kaitan dengan implementasi sistem dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah Islam. Bertanggung jawab atas pembinaan akhlak seluruh karyawan berdasarkan sistem pembinaan keislaman yang telah diprogramkan setiap tahunnya. Ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai Islam di lingkungan perusahaan tersebut. Bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan baru yang dilaksanakan oleh sekretaris DPS. Dengan berkembangnya Lembaga Keuangan Syariah, berkembang pula jumlah DPS yang berada pada masing-masing lembaga tersebut. Terkadang muncul fatwa yang berbeda antara DPS satu lembaga dengan yang lainnya, dan hal seperti ini dikhawatirkan akan membingungkan umat. 2 Oleh karena itu, MUI sebagai payung dari lembaga dan organisasi keislaman di tanah air, menganggap perlu dibentuknya satu dewan syariah yang bersifat nasional dan membawahi seluruh lembaga keuangan, termasuk di dalamnya bank-bank syariah. Lembaga ini dikenal dengan Dewan Syariah Nasional atau DSN. Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produkproduk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah Islam. Dewan ini bukan hanya mengawasi bank syariah, tetapi juga lembaga-lembaga lain 2 Di akses tanggal 1 Mei 2015, jam WIB.
3 47 seperti asuransi, reksadana, modal ventura, dan sebagainya. Untuk keperluan pengawasan tersebut, Dewan Syariah Nasional membuat garis panduan produk syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam. Garis panduan ini menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Pengawas Syariah pada lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya. 3 Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa No. 02/DSN-MUI/IV/2000, yaitu: Produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah, sehingga kita mengenal tabungan mudharabah dan tabungan wadiah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah. 4 Berikut Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. Bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam kekayaan, pada masa kini, memerlukan jasa perbankan; dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang 3 Muhammad Syafi i Antonio, Op.cit, hlm Di akses tanggal 2 Maret 2015, jam WIB.
4 48 telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Bahwa kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (Syari ah); c. Bahwa oleh karena itu, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang bentuk-bentuk mu amalah syar iyah untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tabungan pada bank syari ah. Mengingat : 1. Firman Allah QS. al-nisa [4]: 29: ا أ ه ا ال ذ ن آم ن وا ال ج أ ك ل وا أ م و ال ك م ب ن ك م ب ال ب اط ل ال أ و ج ك وو ج اا ة ن ج ا ضا م ن ك م Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283: ا ب و أ م ن ب ك م ب ةا ل د ال ذ اا ج ن أ م اا ح ل ح...Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya....
5 49 3. Firman Allah QS. al-ma idah [5]: 1: ا أ ه ا ال ذ ن آم ن وا أ وا ب ال و Hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu Firman Allah QS. al-ma idah [5]: 2: ج ح د ا ج ا ا وا ل ي ال ب د الح و ى dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan Hadis Nabi riwayat Ibnu Abbas: ك او د ا اال ب اا ب ن ب د ال ل ا ال اا م اا ب ة ةا ش ح ط ل ي ص اح ب أ و ال س ل ك ب ب ح ةا ال ن ز ا ب ا ةا ال ش ح ب اب ة ة ات ك ب ضد ا ط ب ضة و ل ل ك ض ن ب ل غ ش ط ا و ا ص ل ي ل ا ال ل م أ اا (ا ا ال ب ا ا ي اال ط ن ابن باا ( Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar
6 50 tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratn yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas). 6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah: أ و الن ب ص ل ي ل ا ال ل م اا : ث خ ه ن ال ب ك ة : ا ل ب ل ي أ ضل ال اا ض ة ل ط ال ب ب الش ل ل ب ث ال ل ل ب )ا ا ابن ما ن صه ( Nabi bersabda, Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib). 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi: ا لل ل ا ز ب ن ال س ل ن ال ة ص ل ةحاح ح ةال أ أ ح ل ح اما ة ال س ل وو ل ي ش ط ه م ال ش ط ة ح ح ال ة أ أ ح ل ح ا ةما )ا ا الح مذ ن بن وف) Perdamaian dapat dilakukan di antara kamu muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
7 51 dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang menghalalkan yang halal atau menghalalkan yang haram: (HR. Tirmidzi dari Amr bin Auf). 8. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebaagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma (Wahbah Zuhaily, al-fiqh al-islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838). 9. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah. 10. Kaidah fiqh: ا ال ة ص ل ال ا م ت ا اال ب اح ة ال أ و د ا ل ل ل ج ح ه ا Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 11. Para ulama menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama di antara kedua pihak tersebut Di akses tanggal 1 Oktober 2014, jam WIB.
8 52 Menetapkan : FATWA TENTANG TABUNGAN Pertama : Tabungan ada dua jenis: 1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah. Kedua : Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
9 53 Ketiga : Ketentuan Umum berdasarkan Wadi ah: 1. Bersifat simpanan 2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ( athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. 6 B. Penerapan Akad Mudharabah Muthlaqah pada Tabungan Investasi Pendidikan (INTAN) di Kospin Jasa Syariah capem Pemalang Dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa produk tabungan investasi pendidikan (INTAN) di Kospin Jasa Syariah capem Pemalang menggunakan akad mudharabah muthlaqah, sehingga mudharib memiliki kewenangan penuh untuk menjalankan bisnis apa saja, di mana, kapan, dan dengan siapa saja. Karena maksud dari mudharabah adalah mendapatkan keuntungan, dan keuntungan tidak akan didapatkan tanpa dengan melakukan transaksi bisnis. 7 Dengan demikian produk tabungan investasi pendidikan (INTAN) di Kospin Jasa Syariah capem Pemalang memiliki kriteria-kriteria tertentu yang digunakan untuk penerapan akad mudharabah tersebut. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola usaha (mudharib). Keuntungan usaha yang didapatkan dari akad 6 Ibid. 7 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet ke-1, hlm. 231.
10 54 mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, dan biasanya dalam bentuk nisbah (persentase). Pembagian keuntungan anatara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola modal (mudharib) berdasarkan kesepakatan awal (akad) antara shahibul mal dengan mudharib. Kedudukan pemilik modal dengan pengelola modal adalah sejajar karena pemilik modal dan pengelola modal saling berkepentingan dan saling membutuhkan. Inti dari pada sistem bagi hasil terletak pada kesepakatan dalam akad atau perjanjian yang harus ditaati oleh kedua belah pihak baik bagi pemilik modal maupun pengelola modal. Dalam pelaksanaan sistem bagi hasil di Kospin jasa syariah capem Pemalang, dalam pembagian keuntungannya dengan prosentase dari modal yang diberikan oleh nasabah, hal ini menunujukkan bahwa keuntungan ditentukan denagan nilai nominal. Sedangkan dalam ketentuan syariah, nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase dari keuntungan yang akan di raih, dimana pemilik modal tidak boleh menentukan pembagian keuntungan dengan menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba. Disini membuktikan bahwa Kospin jasa syariah capem Pemalang kurang mentaati adanya ketentuan yang sudah dijelaskan terkait dengan nisbah keuntungan. Secara etimologis mudharabah mempunyai arti berjalan di atas bumi yang biasa dinamakan bepergian, hal ini sesuai dengan Allah dalam QS. an- Nisa 4: 101:
11 55 ا ض ب ح م ااا ا ل ل ك م ن اا أ و ج ل ا م ن الل Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-qashar shalat. Secara terminologis mudharabah adalah kontrak (perjanjian) antara pemilik modal (shahibul mal) dan pengguna dana (mudharib) untuk digunakan untuk aktivitas yang produktif di mana keuntungan dibagi dua antara pemodal dan pengelola modal. Kerugian jika ada ditanggung oleh pemilik modal, jika kerugian itu terjadi dalam keadaan normal, pemodal (shahibul mal) tidak boleh intervensi kepada pengguna dana (mudharib) dalam menjalankan usahanya. Menurut Pasal 20 ayat (4) Komplikasi Hukum Ekonomi Syariah, mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana dengan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 8 Menurut Zuhaili, sebagaimana dikutip Dimyauddin Djuwaini, jika usaha yang dijalankan mengalami kerugian, maka kerugian itu ditanggung oleh shahibul maal sepanjang kerugian itu bukan akibat kelalaian mudharib. Sedangkan mudharib menanggung kerugian atas upaya, jerih payah dan waktu yang telah dilakukan untuk menjalankan usaha. Namun, jika kerugian itu diakibatkan karena kelalaian mudharib harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 9 8 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm Dimyauddin Djuwaini, Op.cit, hlm. 224.
12 56 Jumhur ulama menetapkan bahwa pengelola usaha tidak boleh melakukan akad mudharabah lagi dengan orang lain menggunakan uang tersebut, karena modal (uang) yang diberikan kepadanya merupakan amanah. Sementara penyerahan modal oleh pengelola kepada pihak lain merupakan bentuk pengkhianatan yang nantinya akan merugikan pemberi modal yang sebenarnya. Karena itu, menurut Sayyid Sabiq, bahwa apabila akad mudharabah telah terjadi dan pekerja telah menerima modalnya, maka usaha yang dilakukan adalah amanat yang harus dijaga sebaik-baiknya. Apabila dia tidak mengusahakan dengan baik, maka dia harus menanggung resiko yang ada, termasuk mengganti modal tersebut jika mengalami kerugian. 10 Menurut Sayyid Sabiq, sebagaimana dikutip Helmi Karim, mudharabah itu terjadi bila terdapat ijab kabul yang dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian, yaitu antara pihak pemberi modal atau kuasanya dan pihak yang akan menjalankan usaha atau kuasanya. Tidak ada suatu ketentuan tentang apa lafaz yang harus diucapkan dalam ijab kabul itu. Yang penting dalam pelaksanaan ijab kabul bukanlah bentuk lafaz, tetapi adanya bentuk persetujuan kedua belah pihak untuk melakukan kerja sama dalam bentuk mudharabah. 11 Ketentuan-ketentuan umum keikutsertaan tabungan investasi pendidikan (INTAN) meliputi: hlm Qamarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), Cet ke-1, hlm Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997), Ed-1 Cet-2,
13 57 1. Prosedur pembukaan rekening a) Memberikan penjelasan kepada calon penabung tentang syaratsyarat umum tabungan (misalnya: setoran awal, saldo minimum dan lain sebagainya). b) Mengisi dan menandatangani permohonan pembukaan rekening dan syarat-syarat umum tabungan. c) Meminta kartu pengenal atau identitas calon penabung yang sah dan masih belaku seperti KTP. d) Lakukan pembukaan nomor rekening tabungan pada komputer. e) Meminta anggota untuk memberikan tanda tangan pada buku tabungan. f) Menyerahkan buku tabungan tersebut langsung kepada bagian teller untuk cetak transaksi. g) Setelah selesai buku tabungan dapat diberikan kepada nasabah Pembayaran setoran bulanan tabungan dan premi a) Selama jangka waktu tabungan investasi pendidikan (INTAN), penabung berkewajiban untuk melakukan pembayaran atas setoran bulanan yang meliputi pembayaran premi asuransi dan setoran tetap ke tabungan investasi pendidikan (INTAN). b) Pembayaran setoran bulanan dilakukan dengan cara pemindahbukuan secara otomatis dari rekening penabung yang terdapat pada Kospin Jasa Syariah (rekening asal) ke tabungan 12 Wawancara dengan Pimpinan Kospin Jasa Syariah capem Pemalang Bapak Jamaludin. (tanggal 23 Maret 2015 ).
14 58 investasi pendidikan (INTAN), dan sehubungan dengan hal tersebut, penabung dengan ini memberikan kuasa kepada Kospin Jasa Syariah untuk melakukan pendebetan langsung dari rekening asal pada setiap bulannya yang besarnya sesuai dengan jumlah dan tanggal pendebetan. c) Untuk pembayaran premi asuransi, Kospin Jasa Syariah akan melakukan pendebetan pada setiap bulannya dari rekening tabungan investasi pendidikan (INTAN) sebesar sesuai dengan pilihan jangka waktu tabungan investasi pendidikan (INTAN). 13 Jangka Waktu Menabung Besarnya Premi 0-5 tahun 2,50 % 6-10 tahun 3,75 % tahun 5,00 % tahun 6.50 % Sumber: Brosur dari Kospin Jasa Syariah capem Pemalang. d) Apabila penabung menunggak setoran bulanan selama tiga bulan berturut-berturut, maka manfaat atas perlindungan asuransi otomatis gugur, dan setoran bulanan untuk bulan-bulan selanjutnya otomatis berakhir. 3. Penarikan Tabungan a) Dalam kondisi tertentu dan atas persetujuan Kospin Jasa Syariah dana yang terdapat pada tabungan investasi pendidikan (INTAN) 13 Data diperoleh dari brosur Kospin JASA Syariah Capem Pemalang.
15 59 dapat ditarik sebelum jatuh tempo dengan dikenakan biaya sesuai ketentuan. b) Penarikan dana dari tabungan investasi pendidikan (INTAN) tersebut harus memperhatikan ketentuan saldo tersedia minimal sebesar Rp ,- atau jumlah tertentu yang disyaratkan Kospin Jasa Syariah yang tetap harus tersedia direkening tabungan investasi pendidikan (INTAN). c) Penarikan tabungan investasi pendidikan (INTAN) disertai dokumen-dokumen sebagaimana dipersyaratkan oleh Kospin Jasa Syariah. d) Dana hasil penarikan dari tabungan investasi pendidikan (INTAN) akan dikreditkan oleh Kospin Jasa Syariah dengan ketentuan sebagai berikut: i. Jika penarikan dilakukan oleh penabung, maka dana tersebut akan dikreditkan ke rekening asal. ii. Jika penarikan dilakukan oleh penerima manfaat atau walinya yang sah (dalam kondisi penabung meninggal dunia), maka dana tersebut akan dikreditkan ke rekening penerima manfaat atau rekening wali yang sah Penutupan Rekening a) Dalam kondisi tertentu dan atas persetujuan Kospin Jasa Syariah, tabungan investasi pendidikan (INTAN) dapat ditutup sebelum jatuh 14 Data diperoleh dari brosur Kospin JASA Syariah Capem Pemalang.
16 60 tempo, dan atas penutupan tersebut, penabung dikenakan biaya administrasi sebesar Rp ,-. b) Penutupan tabungan investasi pendidikan (INTAN) wajib disertai dokumen-dokumen sebagaimana dipersyaratkan oleh Kospin Jasa Syariah. c) Tabungan investasi pendidikan (INTAN) akan ditutup oleh Kospin Jasa Syariah apabila: i. Penabung mengajukan permohonan untuk menutup tabungan investasi pendidikan (INTAN) sebelum atau sesudah jatuh tempo. ii. Terjadi pembayaran manfaat perlindungan asuransi dari perusahaan dan penerima manfaat atau wali yang sah tidak menghendaki untuk meneruskan tabungan investasi pendidikan (INTAN) sampai jatuh tempo. iii. Tidak terdapat mutasi penyetoran kecuali mutasi bagi hasil dan biaya administrasi selama enam bulan berturut-berturut dengan saldo minimal Rp ,-. d) Dana hasil penutupan dari tabungan investasi pendidikan (INTAN) berikut bagi hasilnya (setelah dikurangi kewajiban jika ada) akan dibayarkan oleh Kospin Jasa Syariah ke rekening yang dituju sesuai permintaan penabung atau penerima manfaat.
17 61 5. Perlindungan Asuransi Penabung tabungan investasi pendidikan (INTAN) berhak mendapat manfaat perlindungan asuransi dari perusahaan jasa asuransi yang bekerjasama dengan Kospin Jasa Syariah yaitu asuransi Takaful. Atas perlindungan asuransi tersebut, perusahaan asuransi akan menerbitkan sertifikat bukti kepesertaan asuransi dan perlindungan asuransinya berlaku efektif pada tanggal pembukaan rekening tabungan investasi pendidikan (INTAN). Hal-hal yang menyangkut perlindungan asuransi tunduk pada syarat atau ketentuan yang diberlakukan oleh asuransi Takaful. 15 Pembayaran manfaat perlindungan asuransi: a) Manfaat perlindungan asuransi akan dibayarkan oleh asuransi takaful kepada tertanggung atau penerima manfaat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada sertifikat asuransi yang yang dikeluarkan oleh asuransi takaful. b) Jika penabung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap dan tabungan investasi pendidikan (INTAN) dalam status aktif serta memenuhi ketentuan asuransi akan membayarkan manfaat perlindungan asuransi kepada penerima manfaat sebagai berikut: Meninggal Dunia Manfaat Perlindungan Tahun Penyebab Asuransi Pertama Kecelakaan Manfaat takaful sebesar Data diperoleh dari brosur Kospin JASA Syariah Capem Pemalang.
18 62 kali Pembayaran sisa setoran bulanan untuk masa yang belum dijalani Sakit Santunan meninggal sebesar Kedua Seterusnya Konversi Manfaat dan 50 kali setoran bulanan. (setelah 3 bulan kesertaan dan maksimal Rp ,-. Kecelakaan Manfaat takaful sebesar 100 kali setoran bulanan Pemabayaran sisa setoran bulanan untuk masa yang belum dijalani. Sakit Manfaat takaful sebesar 100 kali setoran bulanan Pembayaran sisa setoran bulanan untuk masa yang belum dijalani. Setoran bulanan yang diteruskan asuransi dapat dikonversi menjadi lumpsum
19 63 dan di bayar didepan tanpa di-present value-kan dan dikurangi biaya administrasi Rp ,-. Sumber: Brosur dari Kospin Jasa Syariah capem Pemalang. c) Dalam melakukan klaim, penerima manfaat harus menyerahkan dokumen-dokumen kepada Kospin Jasa Syariah yaitu: sertifikat asuransi, surat keterangan meninggal dari instansi terkait, surat berita acara dari kepolisian apabila penabung meninggal dunia karena kecelakaan paling lambat tiga bulan setelah kematian penabung. d) Jika penabung meninggal dunia atau cacat tetap disebabkan karena mengalami kecelakaan atau meninggal dunia disebabkan karena sakit saat tabungan dalam status batal oleh karena alasan apapun, maka penerima manfaat tidak berhak atas manfaat perlindungan asuransi. e) Penabung memahami dan dengan ini menyetujui bahwa pembayaran manfaat perlindungan asuransi sepenuhnya merupakan tanggung jawab perusahaan asuransi, karena Kospin Jasa Syariah dibebaskan dari segala tuntutan, gugatan, klaim, dan tuntutan ganti rugi apapun serta dari pihak manapun juga (termasuk dari penerima manfaat) berkaitan dengan pembayaran manfaat perlindungan asuransi tersebut Data diperoleh dari brosur Kospin JASA Syariah Capem Pemalang.
20 64 C. Kesesuaian Penerapan Akad Mudaharabah Muthlaqah pada Tabungan Investasi Pendidikan (INTAN) dalam Perspektif Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 Dari hasil penelitian, penulis telah memberikan keterangan tentang konsep dasar akad mudharabah. Dilihat dari aspek yang ada, kesesuian penerapan akad mudharabah dalam produk tabungan investasi pendidikan (INTAN) di Kospin Jasa Syariah capem Pemalang sudah sesuai dengan Fatwa No. 02/DSN-MUI/IV/2000 yang menyatakan sebagai akad mudharabah sebagai tabungan, baik secara teori maupun secara teknis. Meskipun ada sedikit yang kurang mentaati ketentuan yang sudah dijelaskan terkait dengan nisbah keuntungan. Dalam pelaksanaan sistem bagi hasil di Kospin jasa syariah capem Pemalang, dalam pembagian keuntungannya dengan prosentase dari modal yang diberikan oleh nasabah, hal ini menunujukkan bahwa keuntungan ditentukan denagan nilai nominal. Sedangkan dalam ketentuan syariah, nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase dari keuntungan yang akan di raih, dimana pemilik modal tidak boleh menentukan pembagian keuntungan dengan menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba. Tabungan investasi pendidikan (INTAN) merupakan tabungan berjangka dengan setoran bulanan tetap yang dirancang sebagai investasi dana pendidikan bagi putra putri di masa depan. Untuk mengantisipasi sesuatu yang buruk terjadi, misalnya, meninggal karena kecelakaan, maka produk ini juga dilengkapi dengan asuransi jiwa.
21 65 Dalam tabungan investasi pendidikan (INTAN) akad yang digunakan yaitu mudharabah muthlaqah. Jenis mudharabah muthlaqah ini merupakan bentuk akad kerjasama dimana mudharib diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal usaha. Mudharib juga tidak dibatasi dengan tempat usaha, tujuan maupun jenis usaha. 17 Artinya mudharib memiliki kewenangan untuk menjalankan bisnis apa saja, dimana, kapan, dan dengan siapa saja. 18 Landasan hukum dalam tabungan ini juga sama dengan teori yaitu Al- Qur an surat al-muzammil ayat (20): آ و ب وو ااا ا ب ح وو م ن ل...dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT.... Ketentuan umum dalam produk ini adalah bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan alat penarikan lainnya kepada penabung. Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 17 Dimyauddin Djuwaini, Op.cit, hlm Ibid,. hlm. 231.
22 66 Bank syariah akan membayar bagi hasil kepada nasabah setiap akhir bulan, sebesar sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan pada saat pembukaan rekening tabungan mudharabah. Bagi hasil yang akan diterima nasabah akan selalu berubah pada akhir bulan. Perubahan bagi hasil ini disebabkan karena adanya fluktuasi pendapatan bank syariah dan fluktuasi dana tabungan nasabah. Bagi hasil tabungan mudharabah sangat dipengaruhi oleh: 1. Pendapatan bank syariah 2. Total investasi mudharabah muthlaqah 3. Total investasi produk tabungan mudharabah 4. Rata-rata saldo tabungan mudharabah 5. Nisbah tabungan mudharabah yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian 6. Metode perhitungan bagi hasil yang diberlakukan 7. Total pembiayaan bank syariah 19 Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal tersebut terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Perjanjian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan. 19 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2011), hlm. 89.
23 67 Nisbah merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerja sama usaha yang telah disepakati antara bank dan nasabah investor. Karakteristik nisbah akan berbeda-beda dilihat dari beberapa segi, antara lain: a. Persentase nisbah antarbank syariah akan berbeda, hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah. b. Persentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang dihimpun. c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada besarnya persentase nisbah bagi hasil. 20 Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal, keuntungan adalah tujuan akhir dari kontrak mudharabah. Syarat keuntungan yang harus terpenuhi adalah: kadar keuntungan harus diketahui, berapa jumlah yang dihasilkan. Keuntungan tersebut harus dibagi secara proporsional kepada kedua pihak, dan proporsi (nisbah) keduanya harus sudah dijelaskan pada waktu melakukan kontrak. Shahibul mal berkewajiban untuk menanggung semua kerugian dalam akad mudharabah sepanjang tidak diakibatkan karena kelalaian mudharib. 21 Agama tidak memberikan suatu ketentuan yang pasti tentang kadar keuntungan yang akan dimiliki oleh masing-masing pihak yang melakukan perjanjian mudharabah. Persentase keuntungan yang akan dibagi antara pemilik modal dan pelaksana usaha bisa berbentuk bagi rata atau tidak dibagi rata. Hal ini dipulangkan lagi kepada kesepakatan yang sudah mereka buat 20 Ibid,. hlm Dimyauddin Djuwaini, Op.cit, hlm. 229.
24 68 sebelumnya. Salah satu prinsip penting yang diajarkan oleh Islam dalam lapangan muamalah ini adalah bahwa pembagian itu dipulangkan kepada kesepakatan yang penuh kerelaan serta tidak merugikan dan dirugikan oleh pihak manapun. 22 Dalam ketentuan Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000 untuk penerapan tabungan mudharabah yakni pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Ini jelas bahwa menunjukkan kesesuaian antara penerapan akad mudharabah pada produk tabungan investasi pendidikan (INTAN). Begitu juga dengan ketentuan umum tabungan mudharabah lainnya yang dikeluarkan Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000 sudah terpenuhi. Tabungan investasi pendidikan (INTAN) dalam menentukan bagi hasilnya sesuai dengan fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000, yaitu: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam hal ini nasabah tabungan investasi pendidikan (INTAN) sebagai shahibul mal, dimana nasabah menginvestasikan dananya untuk perencanaan masa yang akan datang. Sedangkan Kospin Jasa Syariah bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana, yang bertugas mengelola dana nasabah untuk mendapatkan keuntungan. 22 Helmi Karim, Op.cit, hlm. 15.
25 69 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. Dalam hal ini pemilik modalnya adalah nasabah tabungan investasi pendidikan (INTAN). Modal disini dalam bentuk setoran awal minimal Rp ,-.Setoran tetap bulannya minimal Rp ,-. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Besarnya nisbah bagi hasil masing-masing pihak tidak diatur dalam syariah, tetapi tergantung kesepakatan mereka. Nisbah bagi hasil bisa dibagi rata 50:50, tetapi bisa juga 30:70, 60:40, atau proporsi lain yang disepakati. Yang akan dijelaskan dalam bentuk akad yaitu akad mudharabah muthlaqah dalam setiap pembukaan rekening tabungan investasi pendidikan (INTAN). 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Untuk penutupan biaya operasional Kospin Jasa Syariah menggunakan metode perhitungan profit and loss sharing (bagi hasil). 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Dalam hal ini Kospin Jasa Syariah tidak diperbolehkan mengurangi nisbah keuntungan nasabah karena sudah
26 70 perjanjian dari awal yang tidak boleh di langgar kecuali dari persetujuan nasabah tabungan investasi pendidikan (INTAN). Dengan demikian jelas konsep dasar mudharabah merupakan penanaman dana dari pemilik dana (shahibul mal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha, dengan pembagian hasil berdasarkan metode bagi pendapatan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Mudharabah (Qiradh) Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciKEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SYARIAH
Lampiran I KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SYARIAH Terakreditasi A SK BAN-PT Depdiknas Nomor: 013/BAN-PT/Ak- X/S1/VI/2007 Jl. Gajayana No. 50 Malang 65144
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
Dewan Syari ah Nasional setelah FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH) ب س م االله الر ح من الر ح ي م Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA A. Aplikasi Tabungan Rencana Multiguna PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk Cabang Surabaya
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang MURABAHAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Minat 1. Pengertian Minat Pengertian Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memiliki arti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Jadi harus
Lebih terperinci1. Firman Allah QS. al-nisa' [4]: 29: 2. Firman Allah QS. al-ma'idah [5]: 1: 3. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283:
Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) رمس للٱ للٱر ٱل للٱ س Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN A. Analisis Penerapan Syarat Hasil Investasi Minimum Pada Pembiayaan Mudharabah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah berasal dari kata dharb, berari memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Impor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA
BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA A. Pengertian Produk Penghimpunan dana Produk Penghimpunan Dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang data-data yang di
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang data-data yang di dapatkan berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi ketikan melaksanakan riset.
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang MURABAHAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran
Lebih terperinciFATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang
Fatwa Pedoman Asuransi Syariah 1 FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang PENGEMBALIAN KONTRIBUSI TABARRU BAGI PESERTA ASURANSI YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR ا ا رل
Lebih terperinciBAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL
BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL A. BAGI HASIL 1. Pengertian Bagi Hasil Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tabungan Mudharabah SIRELA KJKS BINAMA mempunyai beberapa produk penghimpunan dana (funding) salah satunya adalah produk SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) yang merupakan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga turut berkembang dan semakin komplit. 1 Dengan adanya lembaga keuangan pada hakikatnya adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum Mudhârabah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan-kegiatan investasi Bank Islam oleh para teoritis Perbankan Islam membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum Mudhârabah dan Musyarakah, atau yang dikenal
Lebih terperinciBAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota
BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Akad Wadi ah Akad adalah ikatan yang terjadi antara dua pihak, yang satu menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian menimbulkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG A. Analisis Praktik Utang Piutang Hewan Ternak Di Desa Ragang Dari data mengenai proses dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH A. Analisis Terhadap Aplikasi Pembiayaan Ekspor Impor Melalui Leter of Credit (L/C) di Bank Mandiri Syari ah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pemasaran Bank Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Deposito Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syari ah, deposito adalah Investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARI AH MUSYARAKAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah: Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperincib. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 20/ DSN-MUI/IX/2000 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARIAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH A. Analisis Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah. Klaim adalah aplikasinya oleh peserta untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK
101 BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan dan penganalisaan terhadap penentuan
Lebih terperincimonay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DANA KJKS AL-MUBAROK CANDI SIDOARJO DI BANK KONVENSIONAL A. Analisis terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sodoarjo di Bank Konvensional Dalam perekonomian konvensional,
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 37/DSN-MUI/IX/2002 Tentang PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARI AH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperincis}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN BAGI HASIL SIJANGKA MUD{Arabah Ketentuan bagi hasil dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA A. Kedudukan Koperasi Dalam Perspektif Hukum Islam Dalam garis besarnya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah 1. Pengertian Deposito Pengertian deposito menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud deposito
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 31/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PENGALIHAN UTANG ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK TERCANTUM PADA AKAD MUSHArakah di KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Pemberian Komisi Kepada
Lebih terperinciBAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH
BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga perbankan, namun dilihat dari padanan istilah dan penekanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Tabungan Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati,
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Tentang SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTAR BANK (SERTIFIKAT IMA) Dewan Syari ah Nasional, setelah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Prosedur Performance Bond di Bank Bukopin Syariah Cabang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tabungan ib Pendidikan 1. Pengertian Tabungan ib Pendidikan Tabungan ib Pendidikan merupakan jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah 1. Pengertian Akad Akad berasal dari bahasa Arab al-aqdu dalam bentuk jamak disebut al-uquud yang berarti ikatan atau simpul tali.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TENTANG IMPLEMENTASI SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO)
BAB III TINJAUAN TENTANG IMPLEMENTASI SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) A. Pengertian Deposito Mudharabah 1. Deposito Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Akad Pembiayaan Mudharabah Dengan Sistem Kelompok di BMT
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah
Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Fatwa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi mudharabah berasal dari akar kata dharb (,(ضرب yang
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Secara etimologi mudharabah berasal dari akar kata dharb (,(ضرب yang berarti memukul/ berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA A. PEMBIAYAAN MURABAHAH 1. Pengertian Murābahah Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang bermakna tumbuh dan
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembukaan sampai Penutupan Tabungan Harian Mudharabah
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembukaan sampai Penutupan Tabungan Harian Mudharabah (Taharah) di BPRS PNM Binama 1. Pengertian Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO
59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang
BAB II LANDASAN TEORI A. Musyarakah Musyarakah merupakan istilah yang sering dipakai dalam konteks skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang musyarakah, landasan hukum musyarakah,
Lebih terperinciMUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUD{A
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
Tamwil. 2 Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 21 Tahun BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang
BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian. A. Pengertian Koperasi Di dalam ilmu ekonomi, pengertian Koperasi adalah suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS
81 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS A. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Produk Penghimpunan Dana Di
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
1 Dewan Syari'ah Nasional setelah: FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 37/DSN-MUI/X/2002 Tentang PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARI AH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Menimbang : a. bahwa bank
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok
BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan. Murabahah adalah jual beli barang harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG
BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG A. ANALISIS TENTANG APLIKASI BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG Bonus Haji gratis
Lebih terperinciA. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN AKAD MUDHARABAH DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNGGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak
Lebih terperinciMusha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya
BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP PENANGGUNGAN RISIKO OLEH NASABAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUSHᾹRAKAH DI BMT MUDA KEDINDING SURABAYA A. Analisis Aplikasi Penanggungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah 1. Pengertian Musyarakah Secara etimologis, musyarakah berasal dari kata Arab syirkah yang berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Ekspor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam belum mampu menjalankan syariat Islam secara total (kaffat) dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk menjalankan segala sesuatu yang diperintah Allah dan menjauhi segala yang dicegah-nya. Akan tetapi umat Islam belum
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO A. Analisis Penerapan Bagi Hasil dalam Pembiayaan Musha>rakah di BMT An- Nur Rewwin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti. seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mudharabah Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti memukul dan bergerak. 15 Pengertian memukul ini lebih tepatnya adalah seseorang memukulkan
Lebih terperinciBAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH
BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH A. Pengertian Murabahah 1. Secara Bahasa Secara bahasa murabahah mempunyai pengertian saling menguntungkan dapat dipahami bahwa keuntungan itu dimiliki oleh kedua pihak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Sistem Bagi Hasil Akad Mudharabah dalam Kegiatan Pertanian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Sistem Bagi Hasil Akad Mudharabah dalam Kegiatan Pertanian 1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan di KSPPS Tamzis Cabang Batur Banjarnegara Penerapan akad
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN
53 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Tentang Pelaksanaan Praktik Simpanan Wadi ah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI
59 BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO
65 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Qard\\} Al-H\}asan Bi An-Naz ar di BMT
Lebih terperinciMURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL AKAD MURA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pensiun 1. Pengertian Pensiun Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun, yaitu suatu pembayaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam
Lebih terperinciGG(%#C 4FCDE")-"& J H)I Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi la
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah satu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Surabaya Wadi< ah adalah suatu akad antara dua orang (pihak)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Akad Mudharabah Akad dalam bahasa Indonesia disebut perjanjian sedangkan dalam hukum ekonomi syariah disebut akad. Kata akad berasal dari kata al-
Lebih terperinciHILMAN FAJRI ( )
HILMAN FAJRI (10220053) PRAKTIK MURÂBAHAH DI KOPERASI SERBA USAHA UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH ALHAMBRA KANTOR CABANG KEDUNG BARUK NO 58 RUNGKUT SURABAYA (Prespektif Fatwa Dewan Syariah Nasional No.4 Tahun
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya,(ب ب ( dharb Mudharabah berasal dari kata yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian
Lebih terperinciPada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUSHA@RAKAH MUTANA@QIS}AH SEBAGAI SOLUSI AKAD PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SURABAYA Pada hakikatnya pembiayaan
Lebih terperinciBAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni
15 BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH A. PENGERTIAN SYIRKAH Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan yang lainnya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO
BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Aplikasi Penetapan Ujrah Dalam Akad Rahn di BMT UGT Sidogiri
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA PELUNASAN ANGSURAN MURABAHAH DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU SYARI'AH GRESIK A.
Lebih terperinciBAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan
66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Pada UU No.21 Tahun 2008 dijelaskan mengenai Perbankan Syariah dan Bank syariah. Perbankan Syariah adalah segala yang menyangkut bank syariah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat Dalam terjadinya hutang piutang dana zakat yang terjadi
Lebih terperinciBAB II AKAD MUDHARABAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH DALAM FIQIH MUAMALAH. A. Akad Mudharabah dalam Fiqih Muamalah
BAB II AKAD MUDHARABAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH DALAM FIQIH MUAMALAH A. Akad Mudharabah dalam Fiqih Muamalah 1. Pengertian akad Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau berjalan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan
BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN 1. Analisis Terhadap Diskripsi Pinjam Meminjam Uang Dengan Beras di Desa Sambong Gede
Lebih terperinciBAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA
BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA A. Analisis Pembulatan Harga jual pada transaksi jual beli BBM (Bahan Bakar
Lebih terperinciال رح ی م ال رح من االله ب س م
84 Lampiran 1. Fatwa MUI DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang T A B U N G A N ال رح ی م ال رح من االله ب س م Dewan Syari ah Nasional
Lebih terperinci