LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL: PENERAPAN PSAK 107 ATAS PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO. Oleh.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL: PENERAPAN PSAK 107 ATAS PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO. Oleh."

Transkripsi

1 LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL: PENERAPAN PSAK 107 ATAS PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO Oleh Noviyana Antula (NIM , Program Studi S1 Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo) Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi Pembimbing I Pembimbing II Rio Monoarfa, SE., Ak., M.Si Amir Lukum, S.Pd., MSA NIP : NIP

2 PENERAPAN PSAK 107 ATAS PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO Noviyana Antula 1, Rio Monoarfa 2, Amir Lukum 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan PSAK 107 serta Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo dengan studi interpretatif. Kehadiran peneliti merupakan unsur penting dalam penelitian ini, dimana peneliti sebagai perencana yang melaksanakan pengumpulan data dan informasi, menganalisis, dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitian. Adapun data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Untuk penentuan informan pada penelitian ini menggunakan metode purpose sampling dan snowball sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis komparasi. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa PSAK 107 untuk ijarah multijasa dalam hal ini, pembiayaan umroh dan pembiayaan lanjut studi belum sepenuhnya diterapkan di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, baik dari segi pengakuan dan pengukuran, maupun penyajian dan pengungkapannya. Dalam implementasinya PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo menggunakan metode pencatatan cash basic. Selain itu, akad ijarah dalam pembiayaan umroh dan pembiayaan lanjut studi masih diikuti dengan akad wakalah. Sedangkan dalam Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 hanya memberlakukan 2 (dua) akad dalam pembiayaan multijasa, akad ijarah dan akad kafalah, dan metode pencatatan berdasarkan PSAK 107 adalah accrual basic. Kata Kunci: Penerapan, PSAK 107, Ijarah, Pembiayaan Multijasa 1 Noviyana Antula Mahasiswa Program Studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. 2 Rio Monoarfa, SE., Ak, M.Si Dosen Pembimbing 1, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 3 Amir Lukum, S.Pd., MSA Dosen Pembimbing 2, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2

3 Bank Islam memiliki ciri karakter sendiri yang berbeda dengan bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh transaksinya, tetapi didalamnya terdapat sistem yang membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 21 April 2009, cakupannya meliputi: pengakuan dan pengukukuran aset ijarah, pendapatan ijarah dan IMBT, piutang pendapatan ijarah dan IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan, perpindahan hak milik objek sewa, terjadinya penurunan nilai objek sewa secara permanen. PSAK 107 untuk akuntansi ijarah telah pula terangkum dalam PAPSI 2013, yang terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu ijarah atas aset berwujud dan ijarah atas jasa. Kepatuhan perbankan syariah di indonesia terhadap PAPSI 2013 telah pula dijelaskan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/26/DPbS perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia Dalam Effendi (2013), Ijarah biasanya digunakan untuk pembiayaan yang bersifat pelayanan jasa. Setelah melakukan wawancara dengan Operasional Pembiayaan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, peneliti lebih terfokus pada produk pembiayaan dengan akad ijarah. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Iya selaku Operasional Pembiayaan bahwa, pembiayaan dengan akad ijarah ini masih terhitung baru, karena baru diedarkan tahun 2013, dan ini juga terlihat dari data pembiayaan 5 (lima) bulan terakhir periode oktober 2013 sampai Februari 2014 yang diberikan Bapak Wildi selaku Operasional Pembiayaan. Adapun data pembiayaan Bank Muamalat Cabang Gorontalo telah peneliti sajikan pada tabel berikut ini: Tabel 1: Data Pembiayaan Bank Muamalat Cabang Gorontalo Periode Oktober 2013 s/d Februari 2014 No. Jenis Pembiayaan Jumlah Pembiayaan Persentase 1 Murabahah % 2 Mudharabah 35 1% 3 Musyarakah % 4 Ijarah 85 1% 5 Al-Qard % Sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, Februari

4 Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan Bapak Alva selaku Head Funding, bahwa pembiayaan yang menggunakan akad ijarah di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo adalah pembiayaan umroh, dan pembiayaan pendidikan lanjut studi, dimana pembiayaan lanjut studi. Akan tetapi, akad ijarah pada pembiayaan lanjut studi tersebut menggunakan akad pendamping wakalah. Pembiayaan umroh dan pembiayaan lanjut studi ini, secara historis adalah produk jasa. Dalam penjelasan PAPSI 2013, bahwa transaksi ijarah atas jasa dikenal dengan istilah pembiayaan multijasa, yang muncul karena adanya permintaan dari bank untuk mengembangkan produk pembiayaan pada tiga macam keperluan: pembiayaan untuk upacara perkawinan, pembiayaan untuk wisata ibadah (umro h) dan pembiayaan untuk studi tingkat lanjut. Dalam perkembangannya, ia bermutasi menjadi produk yang meliputi berbagai produk pembiayaan yang melayani semua jasa. Bahkan di daerah, produk ini juga digunakan untuk pembiayaan pengurusan TKI yang akan berangkat keluar negeri. Produk ini lahir dari Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/ VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa. Terkait akad wakalah yang mendampingi akad ijarah pada pembiayaan lanjut studi di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, ini berbeda dengan penjelasan Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/ VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa, dimana pada poin pertama menjelaskan bahwa Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau akad Kafalah. Akad wakalah yang mendampingi akad ijarah nantinya dapat mempengaruhi perlakuan akuntansi pembiayaan lanjut studi, seperti terjadinya perbedaan waktu pengakuan aset ijarah. Dimana pihak bank seharusnya mengakui aset ijarah tersebut saat terjadi kerjasama dengan pihak ketiga. Namun dikarenakan akad wakalah ini, maka kerjasama dengan pihak ketiga hanya dilakukan oleh nasabah. Selanjutnya, mengenai metode pencatatan transaksi ijarah, PSAK 107 menerapkan metode accrual basic dalam hal pengakuan pendapatan, dimana transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Namun, dari penelitian yang dilakukan terkait pencatatan pembiayaan umroh bahwa, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo menggunakan metode cash basic, pencatatan ketika transaksi terjadi 4

5 dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Sehingga, bank tidak perlu membuat pencadangan untuk kas yang belum tertagih (piutang pendapatan sewa multijasa). Berdasarkan fenomena dan masalah yang ada terkait dengan pembiayaan ijarah, maka penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan studi interpretatif. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti mengenai implementasi akad ijarah di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, yang hanya berorientasi pada pembiyaan jenis jasa serta pengakuan transaksi-transaksi keuangannya dalam akuntansi syariah, sehingga diangkatlah judul mengenai: Penerapan PSAK 107 atas Pembiayaan Ijarah Multijasa di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo. KERANGKA TEORITIS Bank Syariah Muhammad (2011: 15) menyatakan bahwa bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadits Nabi SAW, atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Salah satu perbedaan yang mendasar dalam struktur organisasi bank konvensional dan bank syariah adalah kewajiban memposisikan Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada perbankan syariah yang telah diatur dalam Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI tentang Pembentukan Dewan Syariah Nasional (DSN) No. Kep-754/MUI/II/1999. Dewan pengawas syariah merupakan satu dewan pakar ekonomi dan ulama yang menguasai bidang fiqh mu amalah (islamic commercial jurisprudence) yang berdiri sendiri dan bertugas mengamati dan mengawasi operasional bank dan semua produk-produknya agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam. Ijarah Menurut Sudarsono (2012: 75), ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan 5

6 pemindahan kepemilikan ( ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan ( equipment) kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge). Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda, Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya. (HR. Ibnu Majah) Ijarah atas Jasa Berikut ini penjelasan oleh PAPSI 2013 terkait ijarah atas jasa: Ijarah atas jasa adalah ijarah dimana obyek ijarah adalah manfaat yang bukan berasal dari aset berwujud. Adapun dasar dari pengaturan standar akuntansi keuangan untuk ijarah atas jasa ini adalah PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah. Transaksi ijarah atas jasa dikenal dengan istilah pembiayaan multijasa. Manfaat (jasa) yang bisa di -ijarah-kan, antara lain; jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa pariwisata rohani. Dalam melakukan transaksi multijasa, bank melakukan akad ijarah dengan pihak pemasok dan kemudian melakukan akad ijarah lebih lanjut dengan nasabah. Perolehan aset ijarah atas jasa diamortisasi sesuai dengan jangka waktu akad ijarah bank dengan pemasok. Perlakuan akuntansi transaksi multijasa mengikuti akuntansi untuk ijarah dengan skema sewa dan sewa-lanjut. 1. Perlakuan Akuntansi 1) Pengakuan dan Pengukuran a. Perolehan aset ijarah atas jasa diakui sebagai aset ijarah pada saat perolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi. b. Pendapatan ijarah diakui selama masa akad Bank dengan nasabah. c. Amortisasi atas perolehan aset ijarah diakui sebagai beban ijarah. d. Bank wajib membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk piutang pendapatan multijasa sebesar porsi pokok sewa yang tertunda sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK yang terkait. 6

7 2) Penyajian a. Perolehan atas jasa disajikan sebagai bagian aset ijarah dan disajikan terpisah dari aset ijarah lain. b. Amortisasi atas perolehan aset ijarah disajikan sebagai pos lawan dari aset ijarah. c. Porsi pokok atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar disajikan sebagai piutang sewa. d. Porsi ujrah atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar disajikan sebagai pendapatan sewa multijasa yang akan diterima yang merupakan bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka pendapatan sewa multijasa yang akan diterima disajikan pada rekening administratif. e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang sewa disajikan sebagai pos lawan (contra account) piutang sewa. f. Beban amortisasi aset ijarah disajikan sebagai pengurang pendapatan ijarah pada laporan laba rugi. 3) Pengungkapan a. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah. b. Rincian perolehan atas jasa berdasarkan jenis. c. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir. d. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi. Fatwa Dewan Syari ah Nasional No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa 1. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah. 2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah. 3. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah. 4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee. 5. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase. 7

8 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang penerapan PSAK 107 untuk ijarah ini sebelumnya telah diteliti oleh beberapa peneliti di masing-masing lokasi yang berbeda. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dian Gunawan Tahun 2013 yang berjudul Penerapan PSAK 107 atas Transaksi Ijarah pada PT. BNI Syariah Cabang Makassar mengungkap perlakuan akuntansi PT. BNI Syariah Cabang Makassar mengacu pada PSAK Nomor 101, PSAK Nomor 107, maupun International Accounting Standards. PT. BNI Syariah Cabang Makassar telah menerapkan perlakuan akuntansi sesuai dengan PSAK Nomor 107 (2009) tentang Akuntansi Ijarah dalam mencatat transaksi ijarah dan menyajikannya dalam laporan keuangan. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian secara kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln (Moleong, 2012: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi interpretatif. Menurut Morissan (2009) paradigma interpretatif merupakan paradigma yang dilakukan dengan menginterprestasikan karya seni berdasarkan sudut pandang pengamat, baik dari kesamaan pengalaman, unsur estetis, dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengamat. Dalam hal ini, penelitian terfokus untuk menganalisa perlakuan akuntansi pembiayaan multijasa sesuai PSAK 107 dan Fatwa DSN- MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 pada PT. Pegadaian Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo. Sumber Data Menurut Lofland (Moleong, 2012: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui wawancara yang dilengkapi dengan pedoman wawancara menggunakan alat tulis menulis dan alat bantu perekam (handphone). Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari 8

9 berbagai sumber yang relevan dengan tujuan penelitian seperti data sejarah berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, struktur organisasi, catatan-catatan akuntansi terkait pembiayaan multijasa, dan lain sebagainya. Teknik yang digunakan menentukan informan dalam penelitian ini ada dua yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiyono (2012: 392), teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan informan sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan data yang lengkap dan pasti, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dengan menggunakan metode perbandingan tetap. Menurut Moleong (2012:288), metode perbandingan tetap atau comparative method ini disebut juga dengan grounded research karena dalam analisis data, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lain, dan secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Tahap-tahap Penelitian Secara umum tahap-tahap penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu 1) Tahap pra lapangan 2) Tahap pelaksanaan penelitian 3) Tahap akhir atau tahap analisis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis terhadap Konsep Perbankan Syariah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo Secara umum, analisis ini terlebih dahulu diarahkan mengenai sejarah ringkas, aktivitas, struktur organisasi perusahaan. Dalam sejarah perkembangan Bank Syariah di Gorontalo, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo merupakan bank syariah pertama berdiri dan menjadi pelopor bank-bank syariah lainnya di Gorontalo. Selain itu wawancara yang telah dilakukan dengan bagian Head Funding terkait konsep perbankan syariah di PT. bank Muamalat Indonesia 9

10 Cabang Gorontalo, membuktikan bahwa sebagai bank syariah, produk-produk yang ditawarkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia cabang Gorontalo selalu dijaga kualitasnya agar selalu berlabel nilai-nilai syariah. Selain itu, keberadaan Dewan Pengawas Syariah yang kedudukannya setara dengan Dewan Komisaris, selalu mengawasi kegiatan dan produk-produk PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo agar tidak melenceng dari nilai-nilai syariah. Sehingga, dapat dikatakan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo telah menerapkan konsep syariah yang berlaku umum. Analisis terhadap Penerapan Akad Ijarah pada Pembiayaan Multijasa di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan bagian Head Funding PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, dalam implementasinya, yang menggunakan akad ijarah adalah pembiayaan sewa jasa dalam hal ini pembiayaan umroh dan pembiayaan lanjut studi. Namun, akad ijarah dalam pembiayaan lanjut studi masih diikuti dengan akad wakalah, dikarenakan pihak bank ingin mempermudah nasabah dalam hal pembiayaan. Sedikit melirik pada Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa pada poin pertama yang menjelaskan bahwa, pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah. Sehingga dapat dikatakan, bahwa dari kedua produk pembiayaan jasa tersebut yang menggunakan akad ijarah, pembiayaan umroh-lah yang telah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004. Sedangkan untuk pembiayaan studi tingkat lanjut, belum sepenuhnya sesuai dengan Fatwa DSN- MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004, karena akad ijarah-nya masih diikuti dengan akad wakalah. Penerapan PSAK 107 Atas Pembiayaan Ijarah Multijasa Di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo 1. Pengakuan dan Pengukuran PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo mengakui biaya perolehan aset ijarah saat terjadi pencairan dana atau biasa disebut dropping. Sebelum dropping, nasabah akan melunasi biaya-biaya seperti biaya administrasi, biaya asuransi, biaya ATK dan materai, yang tentunya menjadi pendapatan bagi pihak bank dan pihak asuransi yang bekerjasama dengan PT. Bank Muamalat 10

11 Indonesia Cabang Gorontalo. Berikut jurnal terkait pelunasan biaya pencairan dana: Rekening Nasabah Pendapatan Administrasi Ijarah dan Rekening Nasabah Pendapatan ATK, Materai, dll Rekening Nasabah Rekening Asuransi Aset Ijarah Kas/Rekening Nasabah Setelah transfer dilakukan ke rekening nasabah, barulah kemudian pihak bank akan melakukan kerjasama dalam hal ini pembelian aset ijarah (paket umroh) dengan memindahbukukan sejumlah dana pembiayaan dari rekening nasabah ke rekening biro travel sebagai supplier. Rekening Nasabah Rekening Supplier Meskipun bank telah bertindak sebagai pemilik, karena telah ada kesepakatan kerja dengan hiratur ( travel) sebelumnya, tetapi belum ada perolehan (transaksi) atas aset ijarah yang menjadi hak milik bank. Hal ini tidak sejalan dengan PSAK 107, bahwa poin pertama dari pengakuan dan pengukuran PSAK 107 adalah perolehan aset ijarah atas jasa diakui sebagai aset ijarah pada saat perolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi. Sehingga pencatatan langsung dilakukan pada saat terjadi transaksi atau kerjasama dengan pihak ketiga sebagai supplier. Jurnal yang terbentuk adalah: Aset Ijarah Kas/RekeningSuplier Selanjutnya untuk pendapatan ijarah pada tanggal laporan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo tidak melakukan pengakuan, karena pencatatannya hanya dilakukan sekali saja yaitu saat terjadi dropping. 11

12 Sedangkan, PSAK 107 melakukan pengakuan atas pendapatan ijarah pada tanggal laporan tersebut dengan jurnal: Piutang Sewa (porsi pokok) Piutang Pendapatan Sewa Multijasa (porsi ujrah) Pendapatan Ijarah Terkait amortisasi atas perolehan aset ijarah yang diakui sebagai beban ijarah, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo juga tidak melakukan pencatatan. Sedangkan dalam PSAK 107, terdapat amortisasi aset ijarah yang diakui sebagai beban ijarah. Adapun jurnalnya sebagai berikut: Beban Amortisasi Akumulasi Amortisasi Kemudian dalam hal penerimaan sewa dari nasabah, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo mengakui penerimaan sewa tersebut sebagai pendapatan sewa yang berlangsung selama masa akad pembiayaan, dengan jurnal: Rekening Nasabah Pendapatan Pokok Ijarah Pendapatan Margin Ijarah Hampir sejalan dengan pencatatan yang dilakukan oleh PSAK 107, hanya saja PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo mencatat penerimaan sewa sebagai penambahan pendapatan dengan akun yang disajikan adalah rekening nasabah di debet dan kreditnya pendapatan pokok ijarah dan pendapatan margin ijarah. Sedangkan PSAK 107 mencatatnya sebagai pelunasan piutang yang akan menambah kas bank sehingga akun yang disajikan adalah kas/rekening disis debet dan kreditnya adalah piutang sewa sebagai porsi pokok dan piutang pendapatan sewa multijasa sebagai porsi ujrah. Berikut jurnal berdasarkan PSAK 107: Kas/Rekening Piutang Sewa (porsi pokok) Piutang Pendapatan Sewa Multijasa (porsi ujrah) Selanjutnya untuk metode pencatatan saat terjadi tunggakan sewa, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo mencatatnya dengan metode cash basic atau pencatatan akan dilakukan saat kas atau uang telah diterima. Sehingga 12

13 tidak perlu membuat pencadangan untuk kas yang belum tertagih (piutang pendapatan ijarah). Selain itu terdapat akun tambahan saat nasabah membayar angsuran setelah jatuh tempo, yaitu akun pendapatan denda. Pendapatan denda tersebut tidak akan masuk dalam kas bank muamalat. Diakhir periode nanti, pendapatan denda ini akan diakumulasi dan disalurkan untuk dana kebajikan ke BMM ( Baittul Maal Muamalat). Akan tetapi, ketika pembayaran angsuran nasabah kembali normal (rutin setiap bulannya), sistem akan membaca dengan cepat dan denda tersebut secara otomatis akan berpindah (menambah) ke rekening nasabah. Jurnal yang terjadi adalah: Rekening Nasabah Pendapatan Pokok Ijarah Pendapatan Margin Ijarah Pendapatan Denda Jika melihat dari kacamata PSAK 107 yang telah dirangkum dalam PAPSI 2013, bahwa pencatatan angsuran PT. Bank Muamalat belum sesuai PSAK 107. Dalam PSAK 107 mengakui tunggakan sewa dengan metode accrual basic. Berikut ini jurnal saat terjadi pengakuan tunggakan sewa oleh PSAK 107: a. nasabah masih tergolong performing Piutang Sewa (porsi pokok) Piutang Pendapatan Sewa Multijasa (porsi ujrah) Pendapatan Ijarah b. nasabah tergolong non-performing i. dilakukan jurnal balik pendapatan sewa: Pendapatan Ijarah Piutang pendapatan sewa multijasa (porsi ujrah) ii. pengakuan atas porsi pokok sewa: Piutang sewa (porsi pokok) Pendapatan Ijarah Pencatatan selanjutnya adalah pada saat pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa, dimana PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo tidak melakukan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa. Hal ini belum sejalan dengan pengakuan dan 13

14 pengukuran PSAK 107, dimana bank wajib membentuk cadangan kerugian penurunan nilai untuk piutang pendapatan sewa multijasa sebesar porsi pokok sewa yang tertunda sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK yang terkait. Berikut jurnal pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa berdasarkan PSAK 107: Beban Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Piutang Sewa Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Piutang Sewa Kemudian saat pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo juga tidak melakukan pencatatan pengakuan ataupun penjurnalan. Tentunya tidak sejalan dengan PSAK 107 yang melakukan pencatatan saat terjadi pemulihan atas pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa dengan jurnal sebagai berikut ini: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Piutang Sewa Beban Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Piutang Sewa /Keuntungan Pemulihan Nilai Piutang Sewa Perbedaan juga ditemukan dalam penelitian mengenai pembiayaan studi tingkat lanjut. Secara keseluruhan perlakuan akuntansi untuk studi tingkat lanjut sama dengan pembiayaan umroh, hanya saja kerjasamanya dengan pihak ketiga dilakukan oleh nasabah selaku pihak kedua, sedangkan pengakuan aset ijarah oleh PT. Bank Muamalat Indonesia terjadi saat bank melakukan dropping atau pencairan dana. Sehingga jurnal yang terbentuk adalah jurnal saat dropping, seperti berikut ini: Aset Ijarah Kas/Rekening Nasabah Hal ini tentu berbeda dengan PSAK 107, dimana perolehan aset ijarah atas jasa diakui sebagai aset ijarah pada saat bank melakukan perolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi, sehingga transfer akan dilakukan ke rekening induk atau yang menjadi supplier. Jurnal berdasarkan PSAK 107 adalah: 14

15 Aset Ijarah Kas/RekeningSuplier Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan umroh dan pembiayaan lanjut studi di Bank Muamalat Cabang Gorontalo menunjukkan belum adanya kesesuaian pengakuan dan pengukuran berdasarkan pedoman PSAK 107 ijarah atas jasa. 2. Penyajian Berdasarkan temuan hasil wawancara dengan bagian operasional pembiayaan bahwa perolehan atas jasa disajikan sebagai aset ijarah. Selanjutnya, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo menyajikan porsi pokok atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar sebagai pendapatan pokok ijarah dan porsi ujrah atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar disajikan sebagai pendapatan margin ijarah. Meskipun penamaan akun-akunnya masih belum sesuai penyajian PSAK 107 dan ada beberapa poin seperti amortisasi, cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa dan beban amortisasi aset ijarah yang tidak disajikan karena metode yang digunakan adalah cash basic, namun PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo sudah sedikit mengimbangi PSAK Pengungkapan PT. Bank Mumalat Indonesia Cabang Gorontalo tidak melakukan pengungkapan jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir, dan ini belum sesuai dengan PSAK 107. Tetapi sistem tetap membaca tunggakan tersebut yang berdampak pada laporan kolektabilitas nasabah. Selanjutnya untuk pengungkapan lainnya, PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo terlihat sedikit mengimbangi PSAK 107, dimana bank muamalat melakukan pengungkapan sumber dana yang digunakan atas transaksi pembiayaan umroh dan pembiayaan lanjut studi di laporan keuangan, begitu pula dengan transaksi pihak kedua (nasabah), maupun pihak ketiga (supplier), meskipun tidak terlalu merincikan masing-masing transaksi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, dalam hal pengakuan, pengukuran masih belum sempurna seperti PSAK 107, sedangkan untuk penyajian dan pengungkapannya meskipun masih terdapat kekurangan, tetapi 15

16 sudah mampu mengimbangi PSAK 107. Selain itu akad ijarah pada pembiayaan lanjut studi belum sesuai Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa, karena masih diikuti oleh akad wakalah, ini dikarenakan pihak bank ingin mempermudah pihak nasabah. Saran Sedikit catatan bagi PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo untuk lebih memperhatikan standar-standar yang diberlakukan, baik berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Iindonesia, Pengaturan Standar Akuntansi Keuangan, dsb. Sehingga PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo, yang juga sebagai bank syariah pertama dan pelopor terbentuk bankbank syariah lainnya dapat menjadi contoh atau sosok bank syariah yang patuh dan disiplin. DAFTAR PUSTAKA Al-qur anul Karim (Terjemahan Indonesia) Bank Indonesia Pedoman PAPSI Diunduh tanggal 14 Agustus 2014 jam am Deliyani, Indah Skripsi. Analisis Terhadap Aplikasi Pembiayaan ijarah Multijasa Pada BMT Al-Munawwarah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta Effendi, Rizkita Skripsi. Analisis Penerapan PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah dalam Pembiayaan Perbankan Syariah. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama (MUI) No. 44/DSN - MUI/VII/2000 tentang Pembiayaan Multiguna. Gunawan, Dian Skripsi. Analisis Penerapan PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah dalam Pembiayaan Perbankan Syariah. Unversitas Hasanuddin. Makassar Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Morissan, Teori Komunikasi Dan Paradigma Penelitian, serta Tinjauan Terhadap Analisa Wacana dan Bingkai. 20 Februari Muhammad Manajemen Bank Syariah. STIM YKPN. Yogyakarta Sudarsono, Heri Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi). Ekonisia. Yogyakarta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung diunduh jam am tanggal 20 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank Islam memiliki ciri karakter sendiri yang berbeda dengan bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah untuk mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara yang mayoritas Muslim, akan tetapi

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak ANALISIS PENERAPAN PRINSIP DAN STANDAR AKUNTANSI SYARIAH YANG BERLAKU DI INDONESIA MENGENAI PENJADUALAN ULANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH (STUDI KASUS PADA PT BANK XYZ) Rizky Andrianto Evony Silvino Violita

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)

Lebih terperinci

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

BAB VI AKUNTANSI IJARAH BAB VI AKUNTANSI IJARAH A. Ijarah Atas Aset Berwujud 1. Pengertian Ijarah atas Aset Berwujud Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 7: Akuntansi Akad Ijarah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA DEFINISI 2 Bahasa: al Ajru = al Iwadhu (kompensasi) Terminologi: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: IJARAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id 12.1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

SESI : 07 ACHMAD ZAKY SESI : 07 ACHMAD ZAKY akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (MUI,2000)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang memberikan cukup pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ± 85% dari 220 juta penduduk Indonesia, memberikan kesempatan bagi berkembang pesatnya sektor Perbankan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah 98 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di Bank BRI Syariah Cabang Ngagel Jaya Selatan yang berlokasi di Jl Ngagel Jaya Selatan, praktik akuntansi pembiayaan murabahah

Lebih terperinci

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan BAB IV ANALISIS FATWA MUI NO.04/DSN-MUI/IV/2000 DAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.7/46/PBI/2005 TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA MURA>BAH}AH BIL WAKA>LAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kepemilikan emas dengan menggunakan akad Murabahah. Produk kepemilikan

BAB V PENUTUP. kepemilikan emas dengan menggunakan akad Murabahah. Produk kepemilikan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dalam kurun waktu tertentu pada Objek yaitu Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasar Atom. Bank Syariah Mandiri Kantor

Lebih terperinci

Dealin Mahaputri Leonika

Dealin Mahaputri Leonika Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah Dealin Mahaputri Leonika-21210718 Analisis Pembiayaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ibadah Haji sesungguhnya menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Ibadah ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah.

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag

Lebih terperinci

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH A. Definisi 01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai pemilik obyek Ijarah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGUNAAN AKAD KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT SIDOGIRI CAPEM SUKOREJO KOTA BLITAR Pembiayaan take over merupakan pembiayaan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan perubahan dari Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada Bank

Lebih terperinci

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD - 58 - BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD A. Definisi 1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti

Lebih terperinci

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo BAB IV ANALISIS TERHADAP PERSAMAAN DAN PERBEDAAN APLIKASI PRODUK TALANGAN HAJI DI PT TABUNG HAJI UMRAH HANAN NUSANTARA SURABAYA DAN BMT SIDOGIRI SEPANJANG SIDOARJO A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH. PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, telah dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17 ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI Ita Isnaini 23210675 4EB17 LATAR BELAKANG 2010 BNI SYARIAH Produk Unggulan Griya ib Hasanah IAI & DSN Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Dari berbagai pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Perbedaan antara Pembiayaan Gadai Syariah pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Gorontalo dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam, sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda kehidupan ekonomi dunia. Krisis

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO

PENERAPAN PSAK 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO PENERAPAN PSAK 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO Hayun Aswad 1, Rio Monoarfa 2, La Ode Rasuli 3 ABSTRACT Hayun aswad, 921 410 071, Study Program of S1 Accounting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. h M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi,Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 2000,

BAB I PENDAHULUAN. h M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi,Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupan individu dan suatu Negara. Keunggulan suatu Negara di ukur berdasarkan tingkat kemajuan ekonominya.

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI Syariah Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA Tysa Dhara Noor Febrina Universitas Negeri Surabaya Email: tysadhara@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT

Lebih terperinci

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution. Bagi Hasil: Mudharabah Musyakarah SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity POOLING DANA Alhamdulillah... Pembiayaan/Jual Beli: Murabahah Angsuran Murabahan Sekaligus Sewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). 78 BAB IV Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). A. Analisa Aplikasi Penentuan Margin Dalam Pembiayaan Mud}a>rabah Mikro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan umat Islam, banyak idealisme yang muncul mempertanyakan apakah praktik ekonomi yang sudah dijalankan saat ini sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Undang undang No.10 Tahun 1998 tentang penyempurnaan Undangundang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan merupakan langkah yang baik dalam perkembangan perbankan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA A. Analisis Penerapan Akad Ijarah Pada Pembiayaan Multijasa di KJKS BMT Al-Fath Pati BMT Al-Fath merupakan salah satu Lembaga Keungan Syariah bukan bank

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Imdonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad. 2005. Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem dan prosedur gadai emas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah (LKS) merupakan salah satu bagian dari konsep sistem ekonomi Islam yang lebih luas. Dalam menjalankan kegiatan bisnis dan usahanya, Lembaga

Lebih terperinci

JENI WARDI & GUSMARILA EKA PUTRI. Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning ABSTRAK

JENI WARDI & GUSMARILA EKA PUTRI. Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning   ABSTRAK 447 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SYARIAH UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, SERTA KESESUAIANNYA DENGAN PSAK NO. 102, DAN 105 JENI WARDI & GUSMARILA EKA PUTRI Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali Lembaga Keuangan baik konvensional maupun syariah yang memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menjadi lembaga perantara atau intermediasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis membantu manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan dengan pengakuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang diterapkan di Indonesia menjadi semakin kokoh dan kepastian hukum bagi para nasabah menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 107 1. PSAK Tentang Akuntansi Pembiayaan Ijarah Berdasarkan perkembangan per 1 September 2007, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG. ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG Oleh : Nur Kholis Kusuma Atmaja ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyerasikan dan mengembangkan perekonomian dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna. III.2. ISTISHNA A. Definisi 01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Aplikasi Penetapan Ujrah Dalam Akad Rahn di BMT UGT Sidogiri

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN 71 BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN A. Kebijakan Besar Potongan Pelunasan Dalam Pembiayaan Murabahah Dalam

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 7: Akuntansi Akad Istishna Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah kemitraan/kerja sama dengan prinsip bagi hasil, hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 4: Akuntansi Murabahah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Ruang Lingkup 1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Koperasi Syariah yang melakukan transaksi murabahah baik

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

No. 10/ 35 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 35 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 35 / DPbS Jakarta, 22 Oktober 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sehubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Syariah Menurut Triyuwono (2012:104), akuntansi syariah merupakan salah satu dekonstruksi akuntansi modern kedalam bentuk yang humanis dan syarat nilai dimana tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah an everchangging discipline, berubah terus menerus sepanjang masa (Morgan 1988, Hines 1989 dan Francis 1990). Akuntansi adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA Muhammad Yusuf Accounting and Finance Department, Faculty of Economics and Communication, BINUS University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aktifitas perbankan yang paling dominan adalah penyaluran dana kepada masyarakat. Penyaluran dana menjadi bagian yang sangat penting bagi bisnis bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang diterapkan di Indonesia menjadi semakin kokoh dan kepastian hukum bagi para nasabah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur segala gerak dan langkah setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Islam tentang sistem nilai, tata

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha

Lebih terperinci

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010 MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010 Rumah adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Terungkapnya krisis kredit subprime

Lebih terperinci