UNDANGAN. Konsep Usulan Penelitian HIV dan AIDS Tahun 2012: Prioritas pada Pencegahan Melalui Transmisi Seksual Kelompok Laki-laki berisiko tinggi

Transkripsi

1 UNDANGAN Konsep Usulan Penelitian HIV dan AIDS Tahun 2012: Prioritas pada Pencegahan Melalui Transmisi Seksual Kelompok Laki-laki berisiko tinggi KPA Nasional Latar-belakang Setelah pelaporan pertama kasus AIDS di Indonesia tahun 1987, pemerintah bersama masyarakat mengambil berbagai kebijakan dan tindakan penanggulangan. Menyadari HIV dan AIDS bukan semata masalah kesehatan, pemerintah melalui Keppres 36/1994 membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan keanggotaan perwakilan sektor dan organisasi masyarakat terkait. Keseriusan pemerintah tercermin melalui keberadaan KPA dengan Strategi dan Rencana Kerja Peanggulangan limatahunan, keikut-sertaan Indonesia menandatangani UNGASS tahun 2001, Komitmen Sentani tahun 2004, dan Perpres 75/2006 tentang penguatan KPA. Melalui Perpres ini, keanggotaan KPA diperluas mencakup tidak saja sektor pemerintah, tetapi juga lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, sektor privat dan masyarakat sipil lain, termasuk jaringan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) dan jaringan populasi kunci. Kebijakan nasional penanggulangan HIV dan AIDS menggaris-bawahi kebutuhan serangkaian program layanan yang komprehensif dan bermutu yang menjangkau luas masyarakat dengan tujuan: (a) mencegah dan mengurangi penularan HIV; (b) meningkatkan kualitas hidup ODHA; dan (c) mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat. Kebijakan nasional mencakup juga pendekatan intervensi struktural yang dapat mengubah struktur dan lingkungan sosial menuju suatu situasi yang lebih kondusif terhadap upaya peanggulangan. Kebijakan nasional juga memberikan prioritas kepada program intervensi yang potensial efektif dengan biaya yang dapat dijangkau. Program layanan komprehensif HIV dan AIDS mencakup: (a) promosi dan pencegahan; (b) perawatan, dukungan dan pengobatan; (c) pemberdayaan sosial dan ekonomi; (d) penciptaan lingkungan fisik dan sosial yang kondusif terhadap upaya penanggulangan; dan (e) penguatan kelembagaan. 1

2 Program pencegahan HIV melalui transmisi seksual dilakukan melalui promosi penggunaan kondom, pengobatan IMS (infeksi menular seksual), dan VCT (Voluntary Counseling and Testing) ditujukan kepada populasi kunci, termasuk pekerja seks dan pelanggan; penasun (Pengguna Napza Suntik), waria dan LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki), ODHA, dan pasangan seksual mereka; dan kelompok laki-laki lain berisiko tinggi. Program pencegahan transmisi melalui penyuntikan dilakukan melalui LJASS (Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril), TRM (Terapi Rumatan Metadon), VCT, dan terapi pemulihan adiksi ditujukan kepada penasun. Program pencegahan transmisi dari ibu ke anak dilakukan melalui integrasi jejaring rujukan PMTCT (Prevention of Mother to Child Transmission) dan VCT dengan layanan KIA (kesehatan ibu dan anak) ditujukan kepada ibu hamil. Program layanan perawatan, dukungan dan pengobatan melalui VCT dan ART (anti retroviral treatment) ditujukan kepada ODHA. Program pemberdayaan ekonomi dan sosial dilakukan melalui dukungan peningkatan pendapatan, pelatihan ketrampilan, dan pendidikan peningkatan kualitas hidup ditujukan kepada ODHA serta anak dan keluarga terpengaruh, termasuk anak yatim, orang tua tunggal, dan janda. Pendekatan yang cocok masih perlu dikembangkan dalam meningkatkan peran masayarakat dan pemangku kepentingan terutama di tingkat lokal, dan menciptakan lingkungan fisik, sosial dan psikologis yang kondusif bagi upaya dan koordinasi penanggulangan. Di samping memperkuat program layanan yang ada, perlu dikembangkan berbagai upaya baru penanggulangan yang lebih efektif dan lebih praktis. Penguatan kelembagaan termasuk sistem dan koordinasi, kemitraan, mobilisasi sumber daya, dan kapasitas daerah masih dibutuhkan dalam menjamin efisiensi dan efektivitas program. Dengan berbagai kebijakan dan program penanggulangan di atas, epidemi HIV/AIDS di Indonesia masih terus berkembang. Indonesia bersama dengan India dan Pakistan merupakan negara di Asia dengan laju epidemi HIV yang cepat. Dalam lima tahun terakhir ini, laju epidemi HIV di Indonesia tercepat di ASEAN 1 dengan dua modus transmisi: (a) hubungan seksual tidak aman, terutama di kalangan populasi risiko tinggi, seperti pekerja seks dan pelanggan, waria dan LSL, dan (b) penggunaan jarum dan alat suntik tidak steril pada penasun. Transmisi melalui seksual memerlukan perhatian karena memberikan sumbangan semakin besar kepada besaran dan laju epidemi (Lihat Laporan Kasus HIV dan AIDS bulan Juli 2011, Dep Kes). Peran 1 UNAIDS. Fact Sheet, Diunduh 31 August

3 transmisi melalui seksual juga terlihat dari angka prevalensi dan besaran populasi kunci terkait transmisi seksual, seperti pekerja seks dan pelanggan, waria dan LSL, dan pekerja migran. Pada saat ini tidak ada provinsi di Indonesia bebas HIV. Epidemi di hampir semua daerah, telah masuk kategori terkonsentrasi dengan prevalensi HIV pada salah satu kelompok kunci di atas 5% dan populasi umum di bawah 1%. 2 Hasil Survei Terpadu Biologi Perilaku tahun 2007 menunjukkan 43% sampai 56% penasun, 6% sampai 16% wanita pekerja seks,14% sampai 34% waria, dan 2% sampai 8% LSL di banyak daerah telah terinfeksi HIV. Di Papua, epidemi sudah masuk kategori umum walaupun masih tingkat rendah (low level generalized epidemic) dengan prevalensi HIV penduduk usia tahun 2,4% (Departemen Kesehatan, Lembar Data STBP, 2007). 3 Prevalensi nasional HIV penduduk laki-laki dan perempuan usia tahun diproyeksikan meningkat dari 0,2% tahun 2008 menjadi 0,4% tahun Peningkatan ini terutama akan disumbang kasus baru pada kelompok-kelompok populasi kunci, termasuk pekerja seks, pelanggan pekerja seks, pengguna napza suntik, kelompok LSL, dan pasangan seksual intim populasi kunci. Peningkatan prevalensi HIV pada perempuan akan berdampak terhadap peningkatan kasus HIV pada anak. Dengan kriteria CD4 sebesar 200, kebutuhan ART meningkat dari taksiran orang pada tahun 2010 menjadi orang pada tahun Kebutuhan ini akan lebih meningkat lagi apabila kebijakan kriteria CD4 dinaikkan dari sebelumnya 200 menjadi 350. Fakta epidemi HIV dan AIDS yang terus bertumbuh menunjukkan kebutuhan meningkatkan efektivitas kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS. Jangkauan, mutu dan kelangsungan program layanan merupakan isu yang perlu terus dicermati. STBP tahun 2007 menunjukkan PTRM (program terapi rumatan metadon) dan program LJASS (layanan jarum dan alat suntik steril) telah menjangkau sebagian besar penasun, tetapi banyak penasun masih melakukan ritual menyuntik berkelompok dengan berbagi jarum dan alat suntik. Walaupun penggunaan kondom merupakan cara efektif dalam pencegahan transmisi melalui seksual, hasil survei surveilans menunjukkan penggunaan kondom secara konsisten di kalangan pelaku seks komersial masih sangat rendah dan belum memperlihatkan peningkatan bermakna dalam kurun waktu (Departemen Kesehatan, Lembar Data, STBP 2007). 2 Definisi epidemi, lihat Wilson, David (2006). HIV epidemiology: a review of recent trends and lessons. Global HIV/AIDS Program, the World Bank. 3 Disitasi dalam KPAN (2010). Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Jakarta. 3

4 Kebutuhan penelitian Serangkaian penelitian dibutuhkan untuk meyediakan dan memperkaya eviden empirik dalam: (a) memahami mendalam masalah HIV dan AIDS; dan/ atau (b) memandu cara yang realistik tetapi efektif dalam menanggulangi masalah HIV dan AIDS. Tantangan besar dalam upaya penaggulangan HIV dan AIDS adalah bagaimana meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan dan program penanggulangan yang sesuai dalam konteks kompleksitas situasi dan kondisi sistem sosial-politik dan budaya di Indonesia. Tantangan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para peneliti dalam mengidentifikasi masalah nyata di lapangan, dan kemudian membatasi masalah tersebut menjadi suatu masalah penelitian. Pembatasan masalah dapat pada jenis (jenis kebijakan, jenis program, jenis layanan, perilaku masyarakat, kematian dan kesakitan, dst.) dan tingkat tertentu (nasional, lokal, atau kasus spesifik). Bantuan pustaka diperlukan untuk menunjukkan apa yang sudah dan apa yang belum diketahui tentang masalah tersebut. Suatu penelitian perlu fokus pada masalah yang belum diketahui dan memang layak untuk diketahui. Suatu masalah penelitian perlu strategik dalam arti berkait atau berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi kebijakan/ program penanggulangan, tidak terlalu luas sehingga dapat diteliti dan tidak pula terlalu sempit sehingga layak diteliti. Supaya fokus, suatu masalah penelitian perlu dikerucutkan menjadi pertanyaan, hipotesis (sepanjang relevan), dan tujuan penelitian. Sebaiknya hanya satu pertanyaan penelitian. Apabila saudara mengajukan lebih dari satu pertanyaan penelitian, maka strukturkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam suatu kerucut pertanyaan dengan satu pertanyaan utama sebagai puncak, sedangkan pertanyaan-pertanyaan lain sebagai pertanyaan penunjang. Demikian pula, strukturkan hipotesis dan tujuan penelitian. Pertanyaan/ hipotesis sebaiknya mengandung dua variabel konsep variabel masalah dan variabel penyebab/ variabel solusi. Suatu penelitian pada akhirnya bermuara kepada solusi masalah. Berikan argumentasi bahwa pertanyaan yang kita ajukan memang pertanyaan yang belum diketahui jawabannya dan memang perlu diketahui jawabannya (melalui penelitian ini). Tunjukkan pentingnya untuk menjawab pertanyaan ini, dari segi kebijakan penanggulangan masalah dan kalau mungkin pengayaan pengetahuan. Tunjukkan bahwa pertanyaan dapat dijawab hanya melalui penelitian, dan penelitian dapat dilakukan dengan keterbatasan yang ada (sumber-daya, teknologi, norma sosial budaya). Argumentasi/ penalaran logis ditopang eviden 4

5 yang relevan dalam menjelaskan hubungan dan mekanisme hubungan variabel-variabel yang terkandung dalam pertanyaan penelitian merupakan hal yang penting. Setelah saudara yakin dengan pertanyaan dan tujuan penelitian, tentukan rancangan dan metode yang sesuai untuk menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan penelitian. Deskripsikan dengan jelas dan sistematis bagaimana penelitian akan dilakukan. Deskripsikan mendalam, tetapi jangan berlebihan, tentang rancangan, populasi penelitian, kriteria inklusi dan eksklusi, besar sampel dan cara penarikan, data yang dikumpulkan dan cara pengumpulan, pengukuran dan analisis. Suatu usulan penelitian perlu memuat tiga hal penting: (1) penjelasan tentang penelitian yang diusulkan (Apa yang akan diusulkan dan dicapai); (2) Metode dan teknik yang akan digunakan (Bagaimana penelitian akan dilakukan); dan (3) Kebaruan dan/ atau pentingnya penelitian (Mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan). Mutu suatu penelitian dilihat dari dua aspek: (a) manfaat bagi pengembangan/ perbaikan kebijakan/ program dan ilmu/ pengetahuan; dan (b) relevansi dan akurasi dari data yang digunakan. Untuk tahun 2012 ini, KPAN (Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS) memberikan prioritas kepada penelitian yang menunjang upaya pencegahan transmisi melalui seksual. Dalam upaya ini, KPAN telah membuat pedoman program pencegahan HIV melalui transmisi seksual dan juga panduan pelaksanaan program penanggulangan HIV dan AIDS pada LBT (lelaki berisiko tinggi) (Lihat Website KPAN: Panduan ini ditujukan kepada para pengelola program di propinsi dan kabupaten/ kota mengenai bagaimana mengembangkan dan melaksanakan program pencegahan transmisi HIV melalui seksual yang komprehensif dan efektif, tetapi mampu laksana, di daerah masing-masing. Tantangan dalam program di atas adalah bagaimana menjamin program ini dapat berjalan dengan mutu seperti diharapkan serta efektif berdampak terhadap perubahan perilaku dan penghentian atau pengurangan penularan. Penelitian dapat membantu dalam memahami dan menemukan solusi masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan dan program pencegahan tersebut. Masalah penelitian dapat beragam sesuai dengan kebutuhan faktual program setempat, termasuk hambatan dan tantangan di berbagai tingkatan, mulai invidual, kelompok, sampai sistem dan struktural. Sementara kebutuhan faktual program demikian banyak, suatu penelitian perlu menentukan fokus masalah yang layak atau bermanfaat 5

6 untuk diteliti. Namun demikian, penelitian dengan topik di luar pencegahan melalui transmisi seksual dapat dipertimbangkan sepanjang relevan, bermutu dan bermanfaat bagi perbaikan kebijakan dan program penaggulangan HIV dan AIDS. Undangan Konsep Usulan Penelitian KPAN bekerja sama dengan HCPI (HIV Cooperation Program for Indonesia) mengundang institusi/ organisasi/ kelompok penelitian di pusat dan daerah di Indonesia untuk mengajukan usulan penelitian yang menunjang kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS. Prioritas diberikan kepada penelitian yang menunjang upaya pencegahan transmisi melalui hubungan seksual pada populasi laki-laki berisiko tinggi, dan yang melibatkan pelaksana program layanan HIV dan AIDS baik dari pemerintah maupun masyarakat sipil. Besar hibah dana kepada setiap penelitian yang disetujui tidak melebihi Rp (Seratus juta rupiah). Penelitian harus dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu kurang dari satu tahun. Sedapat mungkin lokasi penelitian berada di propinsi yang sama dengan alamat organisasi pengusul penelitian, kecuali ada alasan kuat memilih lokasi di propinsi lain. Cara Pengajuan Konsep Usulan Konsep usulan ditulis singkat dan jelas. Jumlah kata konsep usulan tidak lebih dari kata. Perhitungan jumlah kata tidak termasuk daftar rujukan dan lampiran. Konsep usulan berisi argumen yang ditopang rujukan dan data yang relevan dalam kerangka berikut: (a) latarbelakang masalah; (b) rancangan dan metoda; (c) partisipasi dan etika; (d) Lama waktu dan perkiraan biaya; (e) deskripsi tugas personil; (f) daftar rujukan. Kerangka konsep usulan Judul usulan Nama peneliti Nama organisasi penelitian Tuliskan judul penelitian Sebutkan nama peneliti utama dan nama peneliti-peneliti yang lain Sebutkan nama institusi/ organisasi penanggung jawab penelitian 6

7 Latar-belakang - Pengenalan topik masalah - Apa yang sudah diketahui kaji pustaka temuan yang relevan singkat dan fokus - Tunjukkan area di mana informasi belum cukup - Nyatakan tujuan primer dan sekunder penelitian apa yang ingin dicapai nyatakan dalam satu kalimat bagaimana mencapai tujuan tersebut. - Apabila relevan, nyatakan pula hipotesis - Implikasi/dampak bagaimana penelitian akan berkontribusi terhadap pengetahuan, perubahan perilaku/ praktek, efisiensi dan efektivitas program Latar-belakang perlu ditulis mengerucut sehingga penilai mempunyai kejelasan tentang pertanyaan penelitian, orisinalitas dan relevansi penelitian, dan bagaimana penelitian akan mengisi kekurangan dalam pustaka. Rancangan dan metode Deskripsi penelitian - Deksripsikan dengan singkat bagaimana penelitian akan dilaksanakan Rancangan - Rancangan/ desain penelitian intervensi, survei, kohor, kualitatif, atau lainnya berikan penjelasan. Lokasi penelitian - Di mana penelitian akan dilakukan Apabila penelitian intervensi/ kohor/ survei - Apabila penelitian intervensi, jelaskan intervensi apa yang dibandingkan! Cara intervensi. - Apabila penelitian kohor atau survei, apa paparan dan prediktor yang menjadi minat! Subyek/ peserta - Siapa subyek/ peserta tempat, waktu dan cara rekrutmen - Berapa banyak peserta - Kriteria inklusi/ eksklusi - Sampling Outcomes/ variabel dependen - Ukuran outcomes primer dan sekunder sesuai 7

8 pertanyaan dan tujuan penelitian Pengumpulan data - Data apa saja yang akan dikumpulkan, cara pengumpulan, oleh siapa dan kapan - Rincian/penjelasan data outcome, data intervensi, data karakteristik latar-belakang (demografi), data faktor perancu, data penting lain (misal: keluhan subyek karena penelitian) Analisis data - Konsepsualisasi analisis variabel dependen, variabel independent, variabel perancu/ kontrol Partisipasi dan etika - Deskripsi singkat keterlibatan pelaksana program - Deskripsi singkat bagaimana tim peneliti dan petugas lapangan menjamin etika penelitian Lama waktu dan perkiraan biaya Personil Daftar rujukan Lama waktu penelitian, jelaskan menurut kegiatan Perkiraan biaya yang dibutuhkan Deskripsi peran, tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim peneliti Tuliskan akurat dan lengkap daftar rujukan yang digunakan Dana hibah dapat dipakai untuk honorarium, biaya rapat, transportasi, stationary, telephone, dan biaya terkait lain yang dapat dipertanggung-jawabkan, tetapi tidak untuk membeli gedung dan mobil, pendanaan retrospektif, biaya kontingensi, dan/atau over head cost. Seleksi Usulan Penelitian Seleksi usulan dilakukan dalam dua tahap: Tahap pertama, seleksi konsep usulan berdasar kriteria: (1) relevansi penelitian dengan upaya pencegahan, terutama melalui transmisi seksual; (2) kesesuaian teori dan metode yang akan digunakan; dan (3) kelayakan penelitian dari aspek tujuan, metode, ketenagaan dan anggaran. Konsep usulan terpilih akan diundang dalam suatu lokakarya pengembangan usulan penelitian. Melalui lokakarya ini, tim pengaju usulan mengembangkan konsep usulan menjadi usulan penelitian yang lengkap, termasuk rincian anggaran. 8

9 Tahap kedua, seleksi usulan penelitian yang lengkap berdasar kejelasan, relevansi, dan kelayakan penelitian, terutama argumentasi usulan dengan menggunakan teori/ konsep yang sesuai ditopang data dan rujukan yang relevan. Berikut adalat item dan aspek yang dinilai dari usulan lengkap. Kriteria penilaian usulan yang lengkap Item Topik dan perumusan masalah Aspek yang dinilai - Kesesuaian topic masalah dengan prioritas tema penelitian - Kejelasan, logika dan dukungan rujukan/ eviden pengerucutan masalah menjadi pertanyaan dan tujuan penelitian - Argumentasi orisinalitas penelitian - Argumentasi kontribusi penelitian terhadap kebijakan dan / atau pengetahuan - Sitasi terhadap pustaka-pustaka penting yang relevan dalam argumentasi penentuan topik dan perumusan masalah Rancangan dan metode - Argumentasi penentuan teori yang digunakan - Argumentasi rancangan dan metode yang digunakan, termasuk besar sampel dan cara penarikan - Kesesuaian data yang akan dikumpulkan dengan tujuan - Kejelasan dan logika analisis - Kecukupan kajian pustaka teori-teori terkait masalah dan kajian pustaka metodologi penelitian-penelitian terkait sebelumnya Feasibilitas sumberdaya - Kompetensi tim peneliti - Kecukupan sarana dan peralatan - Lama dan jadwal kerja 9

10 Rasionalisasi anggaran - Relevansi item anggaran - Kelayakan Umum - Sistematika dan kejelasan penulisan - Efisiensi dan efektivitas penulisan - Kejelasan abstrak/ ringkasan usulan Seleksi usulan akan dilakukan oleh suatu panitia yang dibentuk oleh KPAN. Anggota panitia ini merupakan Tim Inti Kelompok Kerja Penelitian KPAN ditambah ahli yang relevan dengan bidang bahasan konsep usulan. Karena hibah terbatas, maksimal hanya satu hibah untuk setiap organisasi penelitian. Di samping mempertimbangkan kualitas, seleksi usulan memperhatikan juga distribusi lokasi dan minat organisasi penelitian. Selanjutnya usulan teknis penelitian yang mendapat hibah dana penelitian wajib mengikuti program kegiatan fasilitasi yang mencakup instrumentasi, analisis data, dan penulisan laporan dan diseminasi hasil penelitian. Tanggal terakhir pengajuan konsep usulan Konsep usulan penelitian paling lambat diterima KPAN pada tanggal 8 Januari 2012, dikirimkan kepada: 1. Sdri.Irawati Atmosukarto, alamat irawati@aidsindonesia.or.id (Phone: , Hp ), 2. Tembusan ke HCPI, dengan Sdri. Ratna Soehoed. Alamat rsoehoed@hcpi.or.id (Phone: , Hp ) Pengumumam terakhir hasil seleksi konsep usulan akan dilakukan pada tanggal 28 Februari