BAB II DASAR TEORI. Perangkat Lunak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. Perangkat Lunak"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Di dalam Bab 2 ini akan dikaji teori-teori dasar yang melandasi dengan restrukturisasi data, mulai dari lingkup global sampai dengan teori bagaimana melakukan restrukturisasi data. Secara global restrukturisasi data itu sendiri merupakan bagian dari Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering). Dengan melakukan tahap-tahap proses rekayasa PL diperoleh sebuah sistem yang dapat merepresentasikan dunia nyata. Sistem itu sendiri terdiri dari program, basis data dan dokumentasinya. Seiring berkembangnya teknologi dan peningkatan kebutuhan pengguna, maka perlu dilakukan rekayasa ulang terhadap sistem tersebut (Software Reengineering) yang memungkinkan adanya perubahan terhadap program, basis data maupun dokumentasinya. Dengan demikian peningkatan kebutuhan pengguna memungkinkan peningkatan terhadap fungsionalitas sistemnya dan mengakibatkan perubahan terhadap basis datanya pula. Salah satu cara untuk melakukan perubahan basis data itu dengan melakukan restrukturisasi data. Restrukturisasi data ini akan berisikan beberapa strategi dan tahapan sehingga dapat diperoleh hasil perubahan yang sesuai kebutuhan dan layak untuk digunakan. II.1 Perangkat Lunak Perangkat Lunak (Software) adalah instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan menyediakan fungsi dan tampilan yang diinginkan, struktur data yang memberikan kesempatan program untuk memanipulasi informasi dan dokumen yang mendeskripsikan operasi dan penggunaan program [4]. Perlu diketahui bahwa software tidak hanya sekedar program, karena software terdiri dari program, dokumen dan data serta merepresentasikan masalah dunia nyata. Di dalam perangkat lunak, dokumentasi menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan dokumentasi tersebut merupakan acuan utama dalam pengembangan perangkat lunak serta dasar pertimbangan dalam perawatan perangkat lunak. 5

2 II.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Munculnya paradigma Rekayasa Perangkat Lunak sejak software crisis ( ) dimana pada saat itu terjadi berbagai masalah dalam pembangunan perangkat lunak. Pembangunan perangkat lunak selalu terlambat, over budget dan tidak berkualitas. Untuk membangun perangkat lunak yang baik, maka harus dilakukan secara sistematis, sehingga dibuatlah paradigma-paradigma pembangunan perangkat lunak. Paradigma muncul disebabkan karena kondisi lingkungan ataupun keterbatasan sumber daya saat pengembangan perangkat lunak. Deskripsi Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) menurut Fritz Bauer, merupakan penetapan dan penggunaan prinsip rekayasa dalam rangka memperoleh perangkat lunak yang dapat dipercaya dan dapat bekerja secara efisien pada mesin nyata. Ada beberapa tujuan dilakukan rekayasa perangkat lunak, antara lain: 1. Untuk membangun software yang benar dan benar sebuah software (Right Software and Software Right) 2. Untuk membangun perangkat lunak yang benar (correct). 3. Dikelola dengan baik untuk pemeliharaan kebenarannya (correctness). II.1.2 Model Proses Rekayasa Perangkat Lunak Permodelan dalam suatu rekayasa perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal, dan akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut. Di dalam rekayasa perangkat lunak dikenal berbagai macam proses. Perbedaan proses yang digunakan akan menguraikan aktivitas-aktivitas proses dalam cara-cara yang berlainan. Perusahaan yang berbeda akan bisa menggunakan proses yang berbeda untuk menghasilkan produk yang sama. Namun beberapa proses lebih cocok dari yang lainnya untuk beberapa tipe aplikasi. Seperti produk lainnya, proses juga memiliki atribut dan karakteristik seperti: 1. Understandability, yaitu sejauh mana proses secara eksplisit ditentukan dan bagaimana kemudahan definisi proses itu dimengerti. 6

3 2. Visibility, yaitu apakah aktivitas-aktivitas proses mencapai titik akhir dalam hasil yang jelas sehingga kemajuan dari proses tersebut dapat terlihat jelas/nyata. 3. Supportability, yaitu sejauh mana aktivitas proses dapat didukung oleh CASE. 4. Acceptability, yaitu apakah proses yang telah ditentukan dapat diterima dan digunakan serta mampu bertanggung jawab selama pembuatan produk perangkat lunak. 5. Reliability, yaitu apakah proses dirancang sedemikian rupa sehingga kesalahan proses dapat dihindari, sebelum terjadi kesalahan pada produk. 6. Rebustness, dapatkah proses berjalan walaupun terjadi masalah yang tak terduga. 7. Maintanainability, yaitu dapatkah proses berkembang untuk mengikuti kebutuhan dan perbaikan. 8. Rapidity, yaitu bagaimana kecepatan proses pengiriman sistem dapat secara lengkap memenuhi spesifikasi Model Waterfall Model Waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun Model ini dikatakan model life cycle klasik yang sederhana dengan aliran sistem linier (sequential approach). Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Pengembangan perangkat lunak dimulai dari customer specification of requirements dan berlanjut terus hingga menuju proses perencanaan (planning), modeling (designing), construction (coding) dan deployment. Seperti terlihat pada Gambar II-1. Gambar II-1 Waterfall Model [7] 7

4 Setiap tahap dari model ini menggunakan Document Driven, yaitu tahap selanjutnya selalu bekerja berdasarkan dokumen yang diberikan tahap sebelumnya. Modifikasi tahap tertentu akan dilakukan apabila terjadi ketidaksesuaian pada tahap sebelumnya. Model ini mengizinkan untuk kembali ke tahap sebelumnya jika terjadi hal demikian Model Incremental Model Incremental menerapkan rekayasa perangkat lunak per bagian tahapan, hingga menghasilkan perangkat lunak yang lengkap. Proses membangun berhenti jika produk telah mencapai seluruh fungsi yang diharapkan. Pada tahapan awal dilakukan penentuan kebutuhan dan spesifikasi. Kemudian dilakukan perancangan arsitektur software yang terbuka agar dapat diterapkan pembangunan perbagian pada tahapan selanjutnya. Pada model ini, tiga tahapan awal harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum membangun tahap modul, seperti terlihat pada Gambar II-2. Gambar II-2 Incremental Model [7] Model Spiral Model Spiral diperkenalkan oleh Boehm (1998) sebagai pendekatan alternatif untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan customer. Model ini berbentuk spiral dan merupakan kombinasi dari Model Prototyping dengan Model Waterfall. Setiap 8

5 tahapannya selalu dilakukan Risk Analysis dan Testing. Model ini banyak dipakai tetapi biasanya dikombinasikan dengan model lain. Ilustrasi Model ini dapat terlihat di Gambar II-3. Garis tengah pada gambar tersebut merupakan indikasi biaya yang diperlukan. Garis spiral merupakan indikasi proses yang dilalui. Bila tahapan Risk Analisys tidak dapat dilewati, maka proses dihentikan, tidak mengizinkan proses kembali ke tahapan sebelumnya. Gambar II-3 Full Spiral Model [7] II.1.3 Prototyping Prototyping merupakan salah satu metode cepat pengembangan sebuah sistem. Di masa lalu sistem yang berkembang dianggap lebih rendah daripada kebutuhan sistem yang sesungguhnya sehingga diperlukan pengembangan yang lebih lanjut. Sekarang, batas antara prototyping dan pengembangan sistem secara normal menjadi kabur dan banyak sistem dikembangkan menggunakan pendekatan evolusioner. Keuntungan menggunakan metode prototyping antara lain: 1. Salah pengertian antara pengguna dan pengembang software menjadi terlihat jelas. 9

6 2. Layanan yang hilang akan dapat dideteksi dan layanan yang membingungkan dapat teridentifikasi. 3. Sistem yang berkerja tersedia di awal di dalam proses. 4. prototipe dapat melayani sebagai sebuah basis pembagi spesifikasi sistem Gambar II-4 Proses Prototyping Terdapat dua pendekatan proses perangkat lunak di dalam prototyping, yaitu: 1. Evolutionary prototyping Sebuah pendekatan ke pengembangan sistem dimana sebuah inisialisasi prototipe dihasilkan dan diperhalus melalui sejumlah tahapan menuju sistem akhir. 2. Throw-away prototyping Sebuah prototipe yang biasanya merupakan implementasi dari sebuah sistem yang dihasilkan untuk membantu menemukan masalah kebutuhan dan memperbaikinya. Sistem tersebut kemudian dikembangkan menggunakan beberapa proses pengembangan lainnya. II.2 Sistem Basis Data (Database System) Sistem Basis Data adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan, sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan [8]. Terdapat 4 (empat) komponen utama di dalam sistem basis data yaitu: a) Data, dengan ciri-ciri: - disimpan secara terintegrasi (integrated), merupakan kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang berbeda, disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap (redundant). 10

7 - dapat dipakai secara bersama-sama dalam waktu yang bersamaan di aplikasi yang berbeda. b) Hardware, terdiri dari semua peralatan keras komputer yang digunakan untuk pengelolaan sistem basis data berupa: - peralatan penyimpanan (disk, drum, dll) - peralatan input dan output - peralatan komunikasi data, dll. c) Software: database management system (DBMS) - berada di antara physical database dan pengguna - memungkinkan pengguna untuk menciptakan dan memelihara basis data. d) Pengguna (user(s)) - application programmers, end users, database administrator - aplikasi lainnya. Gambar II-5 Sistem Basisdata [6] Terdapat 3 level bagaimana melihat data dalam sebuah basis data, yaitu: 1. Level Fisik (Phyisical Level) internal level Level ini merupakan terendah yang menunjukkan bagaimana sesungguhnya suatu data disimpan. Pada level ini pemakai melihat data sebagai gabungan dari struktur dan datanya sendiri. 2. Level Lojik/Konseptual (Conceptual Level) 11

8 Level ini menggambarkan data sebenarnya disimpan dalam basis data dan hubungannya dengan data yang lain. 3. Level Penampakan (View Level) eksternal level. Level ini merupakan level tertinggi yang menunjukkan sebagian besar dari basis data sesuai dengan kebutuhan pengguna, bagi pengguna terasa sebagai suatu kesatuan yang kompak. Pada prinsipnya sistem basis data dibangun dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Requirements Elicitation 2. Conceptual Modeling 3. Logical Modeling 4. Physical Modeling 5. Documentation Gambar II-6 Database System Development [6] Basis data memiliki bahasa (database language) yang terdiri dari 2 jenis, yaitu: a) Data Definition Language (DDL) Bahasa ini bertujuan untuk membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel dll. Hasil kompilasi dari perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut dengan kamus data (data dictionary). Kamus data adalah suatu metadata (superdata) yang mendeskripsikan data 12

9 sesungguhnya. Kamus data ini selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum file data yang sesungguhnya diakses. b) Data Manipulation Language (DML) Bahasa ini bertujuan untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi dapat berupa penyisipan/penambahan data baru, penghapusan data dan perubahan data. Bahasa ini juga bertujuan memudahkan pengguna dalam mengakses data sebagaimana yang telah direpresentasikan oleh model data. Terdapat 2 jenis DML, yaitu: - Prosedural, mensyaratkan agar pengguna menentukan data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya. - Non-Prosedural, membuat pengguna dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya. Adapun keuntungan penggunaan sistem basis data antara lain: 1. Terkontrolnya perangkapan dan inkonsistensi data. 2. Terpeliharanya keselarasan data. 3. Data dapat dipakai secara bersama-sama. 4. Memudahkan penerapan standarisasi. 5. Memudahkan penerapan batasan-batasan pengamanan. 6. Terpeliharanya integritas data. 7. Terpeliharanya keseimbangan atas perbedaan kebutuhan data dari setiap aplikasi. 8. Program / data independen. II.2.1 Basisdata (Database) Basisdata (Database) dapat didefinisikan sebagai kumpulan data lojik yang saling terhubung dan deskripsi data yang sama, didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi [7]. Properti dari basisdata meliputi: 1. kumpulan data yang terstruktur 2. logically coherent mempunyai makna 3. inherent meaning information vs data 4. tujuan yang spesifik intended user group(s) 5. merepresentasikan dunia nyata. 13

10 Beberapa model basisdata yang telah dibangun di masa sekarang yaitu: 1. Relational Model, dikenalkan oleh Codd pada tahun 1970 yang merupakan DBMS yang ada sekarang ini. 2. The Entity Relationship Model (ER-Model), dikenalkan oleh Chen pada tahun 1976, mengandung pendekatan secara umum untuk merepresentasikan data dan sangat membantu dalam perancangan sistem basis data relasional. 3. The Object Oriented Model, merupakan pengembangan model basisdata yang menerapkan konsep berorientasi objek. Model ini belum banyak digunakan karena masih terdapat kesulitan dalam penerapannya di dunia nyata Basis Data Relasional Basis Data relasional adalah kumpulan relasi lojik (entitas atau tabel) yang saling terhubung. Model relasional terdiri dari: 1. data structures 2. data constraints 3. relational operators Adapun tujuan utama dari model relasional yaitu: 1. untuk mendapatkan derajat yang tinggi dari data yang independen 2. mengontrol tingkat redundansi 3. menjalankan beberapa bahasa manipulasi yang akan digunakan. Konsep dasar dari basis data relasional adalah konsep matematika/logika, tiap-tiap abstraksi atau konsep harus direpresentasikan sebagai sebuah relasi. Sebuah relasi (tabel) merepresentasikan sebuah entitas yang memiliki nama yang unik (tidak sama dengan relasi lain), mempunyai properti atribut atau tuple yang tidak sama pula. Setiap tuple (baris) merepresentasikan individual instances atau entitas, harus diidentifikasikan oleh satu atribut yang unik, misalkan primary key, dimana primary key tidak boleh bernilai null. Setiap atribut (kolom) di sebuah relasi mempunyai nama yang jelas dan saling terpisah dan bernilai atomic. Di dalam basis data relasional, sebuah atribut dapat dinyatakan sebagai: 1. Candidate key, yaitu sebuah kumpulan minimal atribut yang unik yang mengidentifikasikan setiap tuple. 14

11 2. Primary key, yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap tuple secara unik. 3. Alternate key, yaitu jika terdapat lebih dari satu candidate key di dalam R dan satu di antaranya dipilih sebagai primary key, candidate key yang tersisa dirujuk sebagai alternate key. 4. Composite key, merujuk ke key yang mengandung lebih dari satu atribut. 5. Foreign key, yaitu sebuah atribut atau kumpulan atribut dari relasi yang cocok untuk candidate key dari relasi yang terhubung. Biasanya merepresentasikan relasi antara dua relasi atau tuple. II.2.2 Sistem Manajemen Basisdata (DBMS) Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan basis data dan memiliki fasilitas membuat, mengakses, memanipulasi dan memelihara basis data. Sebuah DBMS umumnya memiliki sejumlah komponen fungsional (modul) seperti: a) File Manager, yang mengelola ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk merepresentasikan informasi yang tersimpan dalam disk. b) Database Manager, yang menyediakan interface antara data low-level yang ada di basis data dengan program aplikasi dan query yang diberikan ke sistem. c) Query Processor, yang menerjemahkan perintah-perintah dalam query language ke perintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager. d) DML Precompiler, yang mengkonversi perintah DML yang ditambahkan dalam sebuah program aplikasi ke pemanggil prosedur normal dalam bahasa induk. e) DDL Compiler, yang mengkonversi perintah-perintah DDL ke dalam sekumpulan tabel yang mengandung meta data. Tabel-tabel ini kemudian disimpan dalam kamus data. Adapun fungsi DBMS antara lain, yaitu: a) Data Definition, DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data. b) Data Manipulation, DBMS harus dapat menangani permintaan dari pemakai untuk mengakses data. 15

12 c) Data Security & Integrity, DBMS harus dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA. d) Data Recovery & Concurency, DBMS harus dapat menangani kegagalan kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dsb. e) Data Dictionary, DBMS harus menyediakan kamus data. f) Performance, DBMS harus menangani unjuk kerja dari semua fungsi seefisien mungkin. Adapun keuntungan menggunakan DBMS yaitu: a) Controlled Redudancy. b) Mengandung storage untuk efisiensi pemrosesan query. c) Backup and Recovery; perbaikan dari kegagalan software maupun hardware. d) Access Control; sub sistem keamanan dan autorisasi pengguna. e) Multiple User Interfaces f) Merepresentasikan hubungan yang kompleks (complex relationship). g) Memaksa berbagai integritas constraints, semantic data, primary key dan foreign key. h) Enforcing Standard; data presentation, formats, terminology i) Flexibility; perubahan secara evolutionary terhadap basis data j) Mengurangi pengembangan aplikasi; saat kebutuhan data yang sama untuk digunakan oleh beberapa aplikasi. k) Economies of Scale; mengurangi biaya secara keseluruhan operasi dan manajemen. Perbedaan mendasar dari data non DBMS dan data DBMS adalah adanya skema lojik yang ada di DBMS yang mampu memberikan operasi-operasi basis data yang dibutuhkan oleh pengguna secara mudah. II.2.3 DBMS Open Source - MySQL MySQL adalah salah satu DBMS Open Source yang terkenal, dibangun, didistribusikan dan didukung oleh MySQL AB. MySQL AB adalah sebuah perusahaan komersial, didirikan oleh MySQL Developer. Perusahaan ini merupakan perusahaan Open Source generasi kedua yang menyatukan nilai dan 16

13 metodologi open source dengan model bisnis yang sukses. MySQL ini merupakan DBMS Relasional (RDBMS) yang menyimpan data di tabel-tabel yang terpisah seperti meletakkan semua data di ruang yang besar dan juga menambahkan kecepatan dan fleksibilitas terhadap akses datanya. SQL (Structured Query Language) merupakan bahasa standar yang digunakan untuk mengakses basis data yang ada di MySQL. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan MySQL, antara lain: a) MySQL merupakan perangkat lunak yang opensource yang berarti setiap pengguna dapat menggunakan dan memodifikasinya, men-download dari internet tanpa harus membayar apapun. b) MySQL merupakan server basis data yang memiliki kecepatan dan reliability yang tinggi serta mudah untuk menggunakannya. c) MySQL dapat bekerja di sistem klien/server atau embedded system. d) MySQL memiliki kontribusi yang besar dalam hal dukungan terhadap sebagian besar bahasa pemrograman yang ada. Selain fitur yang telah distandarkan, MySQL juga memberikan fitur yang dapat membantu dalam meningkatkan performansi basisdata, yaitu: a) Stored Procedure (StoreProc) dan Function, yaitu sebuah kumpulan pernyataan SQL yang disimpan di server, klien tidak perlu lagi menyimpan pernyataan individual, tapi dapat mengacu ke StoreProc atau fungsi itu sebagai gantinya. b) Triggers, yaitu objek basisdata bernama yang terhubung dengan sebuah tabel dan aktif saat kejadian (event) tertentu berlangsung pada satu tabel. c) View, yaitu sebuah objek yang menyimpan hasil seleksi dari satu atau lebih tabel. II.3 Entity Relationship Diagram (Diagram ER) Diagram ER merupakan simbol-simbol khusus yang menggambarkan inter relasi antar entitas di dalam sebuah sistem basisdata. Simbol-simbol tersebut terdiri dari Kotak dan Berlian (Diamond). II.3.1 Entitas a) Entitas adalah sebuah objek yang dapat dibedakan di dunia nyata. 17

14 b) Kumpulan Entitas (set entity) adalah kumpulan dari entitas yang sejenis. c) Objek entitas dapat berupa fisik ataupun konsep. II.3.2 Relasi (Relationship) a) Relasi adalah hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas b) Kumpulan relasi (relationship set) adalah kumpulan dari relasi yang sejenis. Gambar II-7 Contoh Relasi II.3.3 Atribut 1) Atribut adalah karakteristik dari entitas atau relasi, yang menyediakan penjelasan detail tentang entitas atau relasi tersebut. 2) Nilai Atribut merupakan suatu data aktual atau informasi yang disimpan pada suatu atribut di dalam suatu entitas atau relasi. 3) Jenis-jenis atribut: a) Key, digunakan untuk menentukan suatu entitas secara unik. b) Simple, yaitu atribut yang bernilai tunggal. c) Multivalue, yaitu atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap instan entitas. Gambar II-8Contoh Atribut d) Composite, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu. 18

15 Gambar II-9 Contoh Composite e) Derivatif, yaitu atribut yang dihasilkan dari atribut lain. Gambar II-10 Contoh Derivatif II.3.4 Derajat Relasi Derajat relasi bertujuan untuk menjelaskan jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relasi. Jenis-jenis derajat relasi, yaitu: 1) Unary Degree (derajat satu) Gambar II-11 Contoh Unary Degree 2) Binary Degree (derajat dua) Gambar II-12 Contoh Binary 3) Ternary Degree (derajat tiga) 19

16 Ruang Dosen Mengajar Matakuliah Gambar II-13 Contoh Tenary Degree II.3.5 Kardinalitas (Cardinality) Kardinalitas bertujuan untuk menjelaskan batasan jumlah keterhubungan satu entitas dengan entitas lainnya. Jenis-jenis kardinalitas, yaitu: 1) 1 : 1 (one to one) Gambar II-14 Contoh Kardinalitas 1:1 2) 1 : N atau N : 1 (one to many atau many to one) Gambar II-15 Contoh Kardinalitas 1:N 3) M : N (many to many) Gambar II-16 Contoh Kardinalitas N:N II.3.6 Participation Constraint Participation constraint bertujuan menjelaskan apakah keberadaan suatu entitas bergantung pada hubungannya dengan entitas lain, dengan kata lain untuk menjaga integritas data yang ada di dalam sistem basisdata. Terdapat 2 jenis participation constraint, yaitu: 20

17 1) Total Participation, yaitu entitas bergantung pada hubungannya dengan entitas lain. Gambar II-17 Contoh Total Participants Setiap data yang ada di entitas Dosen harus memiliki paling sedikit satu hubungan dengan Jurusan. 2) Partial Participation, yaitu entitas tidak bergantung pada hubungannya dengan entitas lain. Gambar II-18 Contoh Partial Participants Setiap data yang ada di entitas Dosen tidak harus memiliki relasi dengan entitas Matakuliah II.3.7 Weak Entity (Entitas lemah) Weak entity adalah suatu entitas dimana keberadaan dari entitas tersebut tergantung dari keberadaan entitas lain. Entitas yang merupakan induknya disebut identifying owner dan relasinya disebut identifying relationship. Weak Entity selalu mempunyai Total Participation constraint dengan Identifying Owner. Gambar II-19 Contoh Weak Entity II.4 Rekayasa Ulang Perangkat Lunak (Software Reengineering) Setelah sebuah perangkat lunak dibangun dan diaplikasikan di suatu sistem, maka hal yang terpenting adalah bagaimana kemampuan sebuah perangkat lunak itu 21

18 dapat dirawat (maintainability). Perawatan Perangkat Lunak (Software Maintainance) adalah sebuah usaha itu melakukan perubahan terhadap sebuah sistem perangkat lunak untuk memperbaiki atau meningkatkan fungsionalitasnya. Ada empat tipe dari perawatan perangkat lunak, yaitu: 1. Perfective Maintainance, yaitu perubahan yang dibuat untuk meningkatkan fungsionalitas produk, seperti menambahkan kebutuhan baru pengguna, meningkatkan performasi, kegunaan atau atribut sistem lainnya. 2. Corrective Maintainance, yaitu perubahan yang dibuat untuk memperbaiki kesalahan yang ada di sistem. 3. Adaptive Maintainance, yaitu perubahan yang dibuat untuk menjaga kecepatan dengan melakukan perubahan terhadap lingkungan, seperti perubahan terhadap lingkungan sistem operasi, bahasa pemrograman dan tools, DBMS dan komponen-komponen komersial lainnya. 4. Preventive Maintainance, yaitu perubahan yang dibuat untuk meningkatkan maintainability dan reliability di masa depan dari sebuah sistem. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses perawatan perangkat lunak adalah dengan melakukan rekayasa ulang perangkat lunak (Software Reengineering). Rekayasa ulang perangkat lunak adalah suatu usaha untuk mengatur dan memodifikasi ulang terhadap sebuah sistem perangkat lunak yang ada agar lebih mudah dirawat. Ada dua proses yang dapat dilakukan di rekayasa ulang perangkat lunak, yaitu: 1) Code Migration, yaitu menuliskan ulang kode program ke dalam bahasa pemrograman lain dan/atau melakukan perubahan terhadap paradigma pemrograman. 2) Data Migration, yaitu melakukan perubahan terhadap lingkungan DBMS dan melakukan konversi terhadap datanya. Keuntungan melakukan rekayasa ulang perangkat lunak antara lain adalah: 1) Mengurangi risiko 2) Mengurangi biaya 22

19 Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya biaya rekayasa ulang, yaitu: 1) Kualitas perangkat lunak yang akan direkayasa ulang 2) Ketersediaan tools untuk rekayasa ulang 3) Tingkat konversi data yang diperlukan 4) Ketersediaan staf ahli yang akan melakukan rekayasa ulang. II.4.1 Reverse Engineering Reverse Engineering adalah proses menganalisa sebuah sistem untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang terdapat di dalam sistem serta keterhubungan antar komponen tersebut untuk membuat representasi sistem ke dalam bentuk lain di tingkat abstraksi yang lebih tinggi dan mudah dimengerti [10]. Gambar II-20 Reverse Engineering [9] Ada 3 tahap reverse engineering, yaitu: 1) Redocumentation, yaitu proses analisa kode program dari sistem lama menjadi sebuah dokumentasi baru. 2) Redesign, perbaikan rancangan berdasarkan hasil redocumentation di atas. 3) Implementation, proses pelaksanaan hasil rancangan menjadi sebuah sistem baru. Beberapa kesulitan dalam melaksanakan pendekatan reverse engineering ini, antara lain: 1) Pengembang harus mengetahui dan memahami bahasa pemrograman dan lingkungannya (IDE) secara luas, agar dapat memahami prosesproses yang ditulis di kode program dengan baik. 2) Legal battles, yaitu pengembang harus mengetahui dan memahami aspek legalisasi produk perangkat lunak yang digunakan. 23

20 3) Code encryption, ada kemungkinan pengembang terdahulu menanamkan kode enkripsi ke dalam struktur programnya, sehingga pengembang sekarang harus mampu mengatasinya. 4) Distributing Binaries 5) Complexity, pengembang harus mampu menangani kompleksitas yang ada di sistem lama. Berikut beberapa alasan untuk melakukan reverse engineering dari sebuah sistem software: 1) untuk memaksa produk atau standar proses; 2) untuk mengizinkan manajemen pemeliharaan yang lebih baik; 3) untuk menyederhanakan software yang kompleks; 4) untuk memfasilitasi deteksi kesalahan; 5) untuk menghapus efek samping; 6) untuk meningkatkan kualitas kode program; 7) untuk menghasilkan dokumentasi yang mutakhir; 8) untuk menyiapkan deretan test secara lengkap; 9) untuk meningkatkan performansi; 10) untuk mengizinkan terhadap perubahan besar yang akan dibuat; 11) untuk menemukan rancangan dan spesifikasi kebutuhan; 12) untuk mengembangkan sebuah reuse library; 13) untuk mengenalkan teknik inovasi seperti antarmuka baru bagi pengguna. II.4.2 Restrukturisasi Restrukturisasi adalah proses modifikasi terhadap source code dan/atau data agar terjadi peningkatan fungsionalitas di masa yang akan datang [9]. Restrukturisasi terjadi saat arsitektur dasar dari sebuah aplikasi menjadi sangat padat, meskipun teknik internal bekerja. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan restrukturisasi, yaitu: 1) Program yang berkualitas tinggi, dimana program tidak terlalu kompleks serta dokumentasi yang lebih lengkap. 2) Biaya operasional dan usaha pengguna dalam menggunakan perangkat lunak dapat dikurangi. 24

21 3) Upaya yang dilakukan untuk melakukan perawatan terhadap perangkat lunak tersebut dapat dikurangi. 4) Perangkat Lunak lebih mudah untuk dilakukan proses testing dan debugging. Jenis-jenis restrukturisasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Restrukturisasi dokumen, yaitu melakukan perubahan struktur dokumen yang ada dengan beberapa alasan, antara lain pemutakhiran dokumen. 2. Restrukturisasi kode, yaitu melakukan perubahan terhadap struktur kode program perangkat lunak untuk meningkatkan fungsionalitasnya dan menghasilkan kode yang berkualitas tinggi. 3. Restrukturisasi data, yaitu melakukan perubahan terhadap struktur data perangkat lunak untuk meningkatkan fungsionalitasnya. II.5 Restrukturisasi Data II.5.1 Paradigma Tujuan utama dari restrukturisasi data adalah melakukan struktur ulang terhadap data guna mendapatkan lingkungan data yang teratur dan tersusun dengan baik. Proses ini melibatkan analisa dan reorganisasi terhadap struktur data (kadangkadang nilai-nilai data), bisa merupakan bagian dari proses perpindahan dari sistem file-based ke sebuah lingkungan DBMS, atau perubahan dari DBMS satu ke DBMS lainnya. Gambar II-21 Paradigma Restrukturisasi Data[9] II.5.2 Pendekatan dan Issue Pendekatan yang dapat dilakukan untuk melakukan restrukturisasi data, antara lain: 25

22 1. Data Cleanup, yaitu melakukan penghapusan duplikasi data dan data redundan guna meningkatkan kualitas datanya. 2. Data Extension, yaitu data dan program yang terhubung direkayasa ulang untuk menghilangkan kelemahan/batasan yang ada di proses data. Hal ini memungkinkan membutuhkan perubahan terhadap program untuk menambah panjang fieldnya, mengubah batas atas di dalam tabelnya dan lain-lain. 3. Data Migration, yaitu memindahkan data ke dalam DBMS yang lebih baik. Data sebelumnya mungkin disimpan di file yang terpisah atau diatur di DBMS yang lama. Gambar II-22 Pendekatan restrukturisasi data [9] Berbagai permasalahan yang sering terjadi sebelum melakukan restrukturisasi data, antara lain: 1) End-Users menghendaki data berada di mesin desktop mereka dibandingkan dengan di dalam sistem file. 2) Sistem mungkin harus memproses data lebih jauh dibandingkan dengan yang diharapkan sebelumnya oleh perancang mereka. 3) Data redundan mungkin disimpan dalam format yang berbeda di tempat yang berlainan dalam sebuah sistem. 4) Penamaan data; penamaan mungkin sulit untuk dipahami. Data yang sama mungkin memiliki nama yang berbeda di program yang berbeda. 26

23 5) Panjang field; item yang sama mungkin akan diberi panjang field yang berbeda di dalam program. 6) Susunan record (baris); record merepresentasikan entitas yang sama yang mungkin disusun berbeda di program yang berbeda. 7) Hard-coded literals 8) Minimnya kamus data yang dimiliki. II.5.3 Strategi Strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan restrukturisasi data yaitu: 1. Schema Conversion - Translasi dari skema sistem yang ada ke dalam skema yang sama di sebuah sistem dengan teknologi baru. - Database Reengineering (DBRE) + database design 2. Data Conversion - Migrasi data dari sistem lama ke sistem yang baru. - Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan konversi skema. 3. Program Modification - Melakukan perubahan terhadap program sehingga program mampu mengakses basis data yang baru sebagai pengganti sistem yang lama. - Meningkatkan fungsionalitas, kualitas kode program, mengubah bahasa pemrograman dan tidak mengubah antarmuka pengguna. - Mengurangi proses yang kompleks berdasarkan konversi skema. Terdapat dua jenis proses konversi skema pada legacy system, yaitu: 1. transformasi Source Physical Schema (SPS) ke Target Physical Schema (TPS) 2. transformasi SPS ke Conceptual Schema (CS). Pada tahapan Data Conversion atau Data Migration, dilakukan konversi terhadap format data, bukan terhadap isinya. Konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat lunak yang disebut Converter, atau Extract- Transform-Load processor, dengan mentransformasi data dari sumber ke dalam format yang telah ditentukan di skema tujuan. Converter tersebut memiliki tiga 27

24 fungsi utama, yang pertama harus dapat mengekstraksi sumber data, kemudian mengubahnya sesuai dengan struktur data skema tujuan, dan terakhir dapat menuliskan legacy data ke skema tujuan. Gambar II-23 Arsitektur migrasi data dan transformasi skema [6] Adapun metodologi yang digunakan untuk melakukan data migration yaitu: 1. Target PhysicalSchema (TPS) harus telah diimplementasi di DBMS baru. 2. Pemetaan antara SPS dan TPS harus ditentukan sebagai sebuah barisan terurut dari transformasi skema berdasarkan satu dari dua strategi di atas. 3. Pemetaan tersebut harus diimplementasikan ke dalam converter untuk mentraslasi data di legacy system sesuai dengan format yang ada di TPS. II.6 Refactoring Basisdata (Database Refactoring) Refactoring Basisdata adalah perubahan sederhana pada skema basisdata untuk meningkatkan desain dalam mempertahankan segi perilaku maupun informasi dalam kode semantic, dengan kata lain tidak menambahkan fungsionalitas baru atau memperlebar fungsionalitas yang ada, tidak juga menambahkan data atau mengubah makna data. II.6.1 Kategori Refactoring Basisdata Terdapat beberapa kategori dalam refactoring basisdata seperti yang terlihat pada Tabel II-1. Tabel II-1 Kategori Refactoring Basisdata [1] Kategori Refactoring Basisdata Struktural Deskripsi Sebuah perubahan terhadap definisi satu atau lebih tabel atau view. Contoh Memindahkan sebuah kolom dari satu tabel ke tabel lain atau membagi kolom yang memiliki banyak tujuan ke dalam beberapa kolom yang terpisah, satu dari setiap tujuan. 28

25 Kategori Refactoring Basisdata Deskripsi Kualitas Data Sebuah perubahan yang meningkatkan kualitas informasi yang terkandung di dalam basisdata. Integritas Referensial Sebuah perubahan yang memastikan bahwa baris yang memiliki referensi ada di di dalam tabel lain dan/atau yang memastikan bahwa sebuah baris yang tidak berguna lagi dihapus secara benar. Arsitektural Sebuah perubahan yang meningkatkan proses secara menyeluruh di dalam program eksternal yang berinteraksi dengan sebuah basisdata. Metode Transformasi Non- Refactoring Sebuah perubahan terhadap metode (a stored procedure, stored function, or trigger) untuk meningkatkan kualitasnya. Banyak refactoring kode dapat diaplikasikan ke metode basisdata. Sebuah perubahan ke skema basisdata yang mengubah semantic di dalamnya. Contoh Membuat kolom yang non-nullable untuk memastikan kolom selalu bernilai atau menetapkan format umum untuk memastikan konsistensi. Menambahkan sebuah trigger untuk memungkinkan penghapusan di antara dua entitas, kode yang tadinya diimplementasikan di luar basisdata. Menukar sebuah operasi Java yang ada di dalam shared code library dengan store procedure (StoreProc) di dalam basisdata. Buat agar StoreProc itu mudah dibaca oleh aplikasi non-java. Mengubah nama StoreProc agar mudah dimengerti. Menambahkan kolom baru ke tabel yang ada. Beberapa faktor berikut merupakan bagian yang dapat dijadikan pertimbangan dalam peningkatan fungsionalitas basisdata, yaitu: 1. Lookup Table, yaitu tabel yang menyimpan informasi tertentu yang menjadi referensi tabel lain dengan menggunakan foreign key. Motivasi: Memperkenalkan integritas referensi ke sebuah kolom. Menyediakan code lookup (memindahkan enum ke basisdata) Mengganti batasan kolom dengan kumpulan nilai yang diharapkan di dalam lookup table. Trade off: Ada kemungkinan berdampak ke performansi sebagai hasil dari gabungan tambahan. 2. Cascading delete, yaitu menghapus baris turunan (child(s) record) saat baris induk (parent record) dihapus. 29

26 Motivasi: Menjaga integritas referensi dari baris induk/turunan. Menghapus responsibility untuk penghapusan turunan di aplikasi. Trade off: Deadlock? Trigger accidental mass deletion saat menghapus root nodes. Duplikasi fungsionalitas muncul saat menggunakan persistence frameworks seperti Hibernate/Toplink. 3. Introduce Index, yaitu membagi (split) baris menjadi beberapa tabel dengan menambahkan indeks yang unik atau non unik. Motivasi: Meningkatkan performansi pembacaan query. Trade off: Terlalu banyak indeks menurunkan performansi selama insert/update/deletes. Data yang ada mengandung duplikasi yang mungkin membutuhkan pembersihan saat membuat indeks unik. II.6.2 Database Smells Fowler (1997) memperkenalkan konsep code smells, sebuah strategi umum untuk mencari masalah yang ada di dalam kode, sehingga muncul kebutuhan untuk merefactor-nya. Serupa dengan itu, terdapat database smells yang juga muncul kebutuhan serupa. Smell basisdata meliputi: 1. Multipurpose column; yaitu satu kolom yang nilainya difungsikan untuk beberapa tujuan. Misalkan kolom yang menyimpan tanggal lahir seseorang, nilai ini dijadikan tanggal lahir jika ia sebagai customer dan dijadikan tanggal register jika ia seorang employee. Masalah ini dapat diatasi dengan menambahkan kolom baru untuk menambahkan informasi yang sesuai sehingga tidak ada lagi satu kolom yang memiliki tujuan lebih dari satu. 30

27 2. Multipurpose table; sama dengan Multipurpose Column, tapi ini terjadi pada tabel. 3. Redundant data; beberapa kolom yang menyimpan informasi pada satu tabel, ternyata informasi itu ada juga di tabel lain. Misalnya informasi alamat mahasiswa di tabel mahasiswa, ternyata alamat mahasiswa tersebut terdapat juga di tabel kelas kuliah. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan normalisasi. 4. Tables with too many columns; terdapat banyak kolom yang ada di satu tabel, sehingga menyulitkan dalam pengaksesan tabel tersebut. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan normalisasi. 5. Tables with too many rows; terdapat banyak baris atau record yang ada dalam satu tabel, hal ini berakibat pada masalah performansi data tersebut. Masalah ini dapat diatasi dengan memindahkan beberapa kolom ke tabel lain atau memindahkan baris ke tabel lain. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan normalisasi. 6. "Smart" columns; yaitu sebuah kolom yang menyimpan beberapa informasi. Misalnya satu kolom yang menyimpan ID mahasiswa, dimana ID mahasiswa tersebut menyimpan informasi mengenai fakultas, jurusan serta nomor urutnya, hal ini akan mengharuskan melakukan parsing terlebih dahulu sebelum informasi-informasi itu digunakan. Smell ini dapat diatasi dengan menambahkan kolom yang akan menyimpan informasi yang diperlukan, sehingga pada tahap konstruksi program tidak perlu lagi menambahkan fungsi parsing. 7. Fear of change; yaitu pada ketakutan akan mengubah skema basisdata karena takut memecahkan masalah-masalah tertentu pada saat ingin melakukan pemeliharaan sistem. II.7 Pengukuran Kualitas Basisdata Sebuah tabel dapat dikategorikan baik (efisien) atau normal jika memenuhi 3 (tiga) kriteria berikut: 1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossless Join Decomposition). 31

28 2. Terpeliharanya kebergantungan fungsional pada saat perubahan data (Depedency Preservation). 3. Tidak Melanggar Boyd-Code Normal Form (BCNF). BCNF menjamin tidak adanya kebergantungan fungsi yang tidak trivial dari suatu atribut selain kebergantungan terhadap superkey dari struktur data tersebut. Tujuan dari pengukuran kualitas suatu struktur data adalah untuk melihat pemenuhan atas faktor yang menjadi rujukan suatu struktur data yang baik. Struktur data yang baik akan memenuhi tiga hal yang berhubungan dengan kebergantungan fungsi yang terdapat di dalamnya. Tetapi hampir tidak dimungkinkan untuk memenuhi ketiga faktor tersebut. Biasanya hanya terpenuhi dua kriteria saja. Kriteria tersebut adalah : memenuhi bentuk BCNF, tidak terjadi lossless join, dan mempertahankan kebergantungan yang ada. Jadi, salah satu cara menunjukkan rancangan basis data yang baik, adalah dengan melihat kebergantungan fungsi yang muncul pada struktur data tersebut di antaranya adalah dengan melihat bentuk BCNF dari rancangan struktur datanya. 32

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom PENDAHULUAN Alif Finandhita, S.Kom Basis data : Adalah sekumpulan data persistence yang saling terkait, menggambarkan suatu organisasi(enterprise). Sistem Basis data (DBS): Suatu sistem yang mengelola

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom PENDAHULUAN SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan recordrecord dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T.

SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T. SISTEM BASIS DATA (PENDAHULUAN) Alif Finandhita,S.Kom, M.T. alif.finandhita@email.unikom.ac.id Definisi Sistem Basis Data SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB II SISTEM BASIS DATA

BAB II SISTEM BASIS DATA SISTEM BASIS DATA BAB II SISTEM BASIS DATA Tujuan Mengerti yang dimaksud dengan Sistem Basis Data dan komponen-komponennya Mengetahui abstraksi data yang menunjukkan bagaimana para pemakai melihat data

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS 4. Perancangan database secara logik (data model mapping) a. Pemetaan (Transformasi data) b.penyesuaian skema ke DBMS 5. Perancangan database secara fisik

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS 4. Perancangan database secara logik (data model mapping) a. Pemetaan (Transformasi data) b.penyesuaian skema ke DBMS 5. Perancangan database secara fisik

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS 4. Perancangan database secara logik (data model mapping) a. Pemetaan (Transformasi data) Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini

Lebih terperinci

Pertemuan Transformasi ER-MODEL INDIKATOR. 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional.

Pertemuan Transformasi ER-MODEL INDIKATOR. 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional. Pertemuan 4-5-6 Transformasi ER-MODEL INDIKATOR 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional. URAIAN MATERI PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM BASIS DATA 1 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 SBD 1 Lingkungan Basis Data Arsitektur Basis Data. Data Independence. Konsep DBMS, Komponen DBMS, Fungsi DBMS dan Bahasa yang digunakan didalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS 4. Perancangan database secara logik (data model mapping) a. Pemetaan (Transformasi data) Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

Definisi Basis Data (1)

Definisi Basis Data (1) Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA

PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA Jum at, 30 Sept. 2016 DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) DBMS adalah perangkat lunak yang memungkinkan pemakai untuk mendefinisikan, mengelola, dan mengontrol akses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DATABASE

PERANCANGAN SISTEM DATABASE PERANCANGAN SISTEM DATABASE 1. PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. Perancangan sistem

Lebih terperinci

Pengenalan Basis Data

Pengenalan Basis Data Overview Pengenalan Basis Data Sistem Database ER Diagram Database MySQL Acep Irham Gufroni, M.Eng. Pemrograman Internet Teknik Informatika Univ. Siliwangi Internet Application Intro Menyimpan data dalam

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan atau

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha Konsep Sistem Basis Data SISTEM sebuah keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi / tugas tertentu, yang saling berhubungan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI C H A P T E R 6 DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Arif Basofi PENS 2015 Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya database dalam pembangunan sistem informasi 2. Mengenal sistem pengorganisasian

Lebih terperinci

INTERNET PROGRAMMING DATABASE

INTERNET PROGRAMMING DATABASE INTERNET PROGRAMMING DATABASE Muhmmad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. zenhadi@eepis-its.edu POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan

Lebih terperinci

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File Pertemuan 7 Quiz 1. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: a. Arsip d. Basis Data b. Data e. Sistem c.

Lebih terperinci

P7 Perancangan Database

P7 Perancangan Database P7 Perancangan Database SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mengetahui & memahami konsep

Lebih terperinci

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data Basis Data 1 Referensi Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. Ramez Elmasri, Sam Navathe, Fundamentals of Database Systems, 4rd Edition, Addison Wesley Publishing

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada

Lebih terperinci

DASAR BASIS DATA BASIS_DATA XI-RPL

DASAR BASIS DATA BASIS_DATA XI-RPL DASAR BASIS DATA Pengertian Data dan Informasi Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain yang dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol). Sedangkan informasi adalah data

Lebih terperinci

Basis Data Relational

Basis Data Relational Basis Data Relational Kebanyakan model yang digunakan adalah Model basis data relasional dengan menggunakan Relational Database Management System (RDBMS). RDBMS menyediakan layanan pengorganisasian data

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE

PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE 1. PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), terdapat dua pendekatan untuk mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan secara prosedur dan komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem

Lebih terperinci

Konsep Dasar Basis Data

Konsep Dasar Basis Data Konsep Dasar Basis Data Basis Kumpulan Data fakta tentang obyek, orang dan lain-lain yang dinyatakan dengan nilai (angka, simbol dll) Chou : Basis data adalah kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC.

MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC. INTERNET PROGRAMMING Sistem Basis Data MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC. Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan Menyimpan data dalam file biasa memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut

Lebih terperinci

KONSEP PENGELOLAAN BASIS DATA

KONSEP PENGELOLAAN BASIS DATA BAB VIII KONSEP PENGELOLAAN BASIS DATA 8.1. PENDAHULUAN Basis data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap. Hampir semua SIG memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya. BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Menurut Jogiyanto (2001) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) :

SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) : SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) : BAB III : Basis Data Relasional Pengertian : Pada model relasional, basis data disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri atas baris (record) dan kolom (field).pertemuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

Basis Data 1 Sistem Basis Data

Basis Data 1 Sistem Basis Data Basis Data 1 Sistem Basis Data Arif Basofi, S.Kom Information Technology, PENS - ITS References: 1. Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. 2. Ramez Elmasri,

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BASIS DATA

LINGKUNGAN BASIS DATA LINGKUNGAN BASIS DATA Tujuan utama dari sistem basis data adalah menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data, dengan menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

DATABASE LINGKUNGAN DATABASE

DATABASE LINGKUNGAN DATABASE 1 LINGKUNGAN DATABASE 2 Tingkatan Arsitektur Database Ada 3 tingkat dalam arsitektur basis data yang bertujuan membedakan cara pandang pemakai terhadap basis data dan cara pembuatan basis data secara fisik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Defenisi Pangkalan Data Pangkalan data atau Database merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan Database dan DBMS Database adalah : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi. semua data yang disimpan pada sumberdaya berbasis

Lebih terperinci

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data Tabel NILAI (3NF) Nilai 2683 MI350 A 2683 MI465 B 5432 MI350 C 5432 AKN201 B 5432 MKT300 A Tabel MATAKULIAH (3NF) Kode-MK Nama-MK Kode-Dosen MI350 Manajamen DB B104 MI465 Analsis Prc. Sistem B317 AKN201

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

KONSEP BASIS DATA. Basis Data I Dian Dharmayanti

KONSEP BASIS DATA. Basis Data I Dian Dharmayanti KONSEP BASIS DATA Basis Data I Dian Dharmayanti Outline Pengertian Database Tujuan dan Keuntungan Database Komponen Database Menciptakan Database Abstraksi Data Menggunakan Database Pengertian Database

Lebih terperinci

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6.1 Pengertian Basis Data Hampir disemua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah organisasi atau perusahaan senantiasa berhubungan dengan basisi data. Perangkat komputer

Lebih terperinci

Konsep Basis Data (Lanjut)

Konsep Basis Data (Lanjut) Konsep Basis Data (Lanjut) http://www.brigidaarie.com Bahasa Basis Data bahasa yang digunakan oleh user untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan DBMS yang bersangkutan Contoh : SQL, dbase, QUEL dsb Bahasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE

PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE 1. PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. Perancangan

Lebih terperinci

Database. Pertemuan ke-1

Database. Pertemuan ke-1 Database Pertemuan ke-1 Definisi Basis Data (1) BASIS DATA?? Definisi Basis Data (1) DATA?? Informasi?? BECA NINA 769819 Nina dengan NPM 769819 Tertabrak BECA Informasi BECA 769819 NINA Data Definisi Basis

Lebih terperinci

Silabus Basis Data. Pendahuluan Pemodelan Data Model Relasional Normalisasi Aljabar Relasional SQL Teknologi Database

Silabus Basis Data. Pendahuluan Pemodelan Data Model Relasional Normalisasi Aljabar Relasional SQL Teknologi Database Silabus Basis Data Pendahuluan Pemodelan Data Model Relasional Normalisasi Aljabar Relasional SQL Teknologi Database Referensi Database System Concept, Abraham Silberscahatz, Henry F.Korth McGraw Hill

Lebih terperinci

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi:

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi: BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL 8.1. Model Data Model data adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk mendiskripsikan data, hubungan antar data dan batasan batasannya dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

BAB 3 BAHASA BASIS DATA (DATABASE LANGUAGE)

BAB 3 BAHASA BASIS DATA (DATABASE LANGUAGE) 1 BAB 3 BAHASA BASIS DATA (DATABASE LANGUAGE) DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam Disk. Cara berkomunkasi / berinteraksi antara pemakai dengan basis data diatur dalam suatu bahasa

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1. Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel (Yazid, 2009:50).

Lebih terperinci

Basis Data. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

Basis Data. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series Basis Data DATABASE Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series BASIS DATA INFOR MASI Pertanyaan?? Apa itu basis data? Markas / gudang, tempat berkumpul Apa itu data? Fakta yang mewakili suatu objek seperti

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan BAB 1 : Pendahuluan 1.1. Sasaran Memahami fitur-fitur Oracle9i Dapat menjelaskan aspek teori maupun fisik dari database relasional Menggambarkan Implementasi Oracle pada RDBMS dan ORDBMS 1.2. Oracle9i

Lebih terperinci

PENGANTAR BASIS DATA

PENGANTAR BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Obyektif : 1. Menjelaskan perbedaan antara file tradisional dan file manajemen basis data 2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian apabila menggunakan file manajemen basis data 3. Memahami

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom

MEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom MEMAHAMI KONSEP DATABASE Oleh : Yuhefizar, S.Kom Database Management System(DBMS) merupakan paket program (Software) yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan, pengeditan, penghapusan dan

Lebih terperinci

PE P NGE N NAL NA AN AN K ONS K E ONS P P D A D S A A S R A BAS A I S S D S A D T A A T ( A R ( ev e i v ew) e Dr. Karmilasari

PE P NGE N NAL NA AN AN K ONS K E ONS P P D A D S A A S R A BAS A I S S D S A D T A A T ( A R ( ev e i v ew) e Dr. Karmilasari PENGENALAN KONSEP DASAR BASIS DATA (Review) Dr. Karmilasari Definisi Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi

Lebih terperinci

adalah : Q.1) Suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan

adalah : Q.1) Suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan Q.1) Suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu dengan menggunakan komputer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan web browser, Menurut simamarta (2010), Aplikasi web adalah

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan web browser, Menurut simamarta (2010), Aplikasi web adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Web Menurut Shelly dan Vermalat (2010), Web adalah koleksi dokumen elektronik milik semua orang di dunia yang mengaksesnya melalui internet menggunakan web browser, Menurut simamarta

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan MODUL

Pendahuluan. Tujuan MODUL DATABASE Sistem Basis Data Satrio Agung W, Ari Kusyanti dan Mahendra Data Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Email : informatika@ub.ac.id Pendahuluan Database, atau Basis Data,

Lebih terperinci

Basis Data (2) Model Data & Skema

Basis Data (2) Model Data & Skema Basis Data (2) Model Data & Skema Arif Basofi, S.Kom, MT. Teknik Infomatika - PENS Lessons 1. Model Data & Schema 2. Arsitektur Sistem Database & Kebebasan Data 3. Bahasa & Interface Database Introduction

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami sistem basis data dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Model Model Proses Perangkat Lunak Model proses untuk RPL di pilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat Bantu yang akan dipakai, control serta penyampaian

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA PROSES PERANCANGAN BASIS DATA Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis

Lebih terperinci

Database. Definisi Basis Data (1) BASIS DATA. Sistem Basis Data. AUB Surakarta STMIK. gambar, bunyi atau kombinasinya.

Database. Definisi Basis Data (1) BASIS DATA. Sistem Basis Data. AUB Surakarta STMIK. gambar, bunyi atau kombinasinya. Database Sistem Basis Data STMIK AUB Surakarta Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

Basis data (Database) adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi.

Basis data (Database) adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi. PENGENALAN BASIS DATA Basis data (Database) adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi. DBMS (Data Base Management System) adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

Sistem Basis Data. Ir. H. Wawan Wardiana, M.T.

Sistem Basis Data. Ir. H. Wawan Wardiana, M.T. Sistem Basis Data Ir. H. Wawan Wardiana, M.T. Database Materi : Pendahuluan, Konsep dan Terminologi Model Entity Relationship Model Relational Batasan Integritas Perancangan Basisdata : Normalisasi Reff:

Lebih terperinci

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat a. Istilah Basis Data Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan database[4], yaitu : Entity Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang administrasi siswa

Lebih terperinci

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. markas / tempat berkumpul

Lebih terperinci

Pemrograman Basis Data dan SQL

Pemrograman Basis Data dan SQL Pemrograman Basis Data dan SQL Genap 2015-2016 Alen Boby Hartanto, S alen.boby@mercubua INTRO omata Kuliah : Pemrograman Sistem Basis Data dan SQL osks : 3 ojenis : Mata Kuliah Wajib opertemuan : 14 Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi B

Konsep Sistem Informasi B PENGANTAR BASIS DATA A. Perbedaan Sistem File Tradisional dengan Sistem File Basis Data dan Keterbatasannya Pendekatan tradisional, berorientasi pada program aplikasi dan tiap-tiap aplikasi berdiri sendirisendiri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Penjualan adalah suatu proses pertukaran suatu produk berupa barang atau jasa dari suatu perusahaan. Proses penjualan melibatkan dua departemen di dalam perusahaan yaitu

Lebih terperinci

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Tujuan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM BASIS DATA

ARSITEKTUR SISTEM BASIS DATA BAB I ARSITEKTUR SISTEM BASIS DATA Arsitektur system basis data memberikan kerangka kerja bagi pembangunan basis data. 1.1 LEVEL ARSITEKTUR BASIS DATA Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 & 9 MODEL ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ERD) KONSEP DASAR MODEL ENTITY RELATIONSHIP

PERTEMUAN 8 & 9 MODEL ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ERD) KONSEP DASAR MODEL ENTITY RELATIONSHIP 1 PERTEMUAN 8 & 9 MODEL ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ERD) KONSEP DASAR MODEL ENTITY RELATIONSHIP Model Entity Relationship diperkenalkan pertama kali oleh P.P. Chen pada tahun 1976. Model ini dirancang

Lebih terperinci

BASIS DATA BASIS DATA. Definisi Basis Data (1)

BASIS DATA BASIS DATA. Definisi Basis Data (1) BASIS DATA STMIK-AUB SURAKARTA Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Lebih terperinci

Relational Database & Pemodelan Data [Review]

Relational Database & Pemodelan Data [Review] Modul ke: 02 Alen Fakultas FASILKOM Relational Database & Pemodelan Data [Review] Pemrograman Basis Data & SQL Boby Hartanto, S.Kom,M.M. Program Studi Sistem Informasi Basis Data Relasional Pada pembuatan

Lebih terperinci