HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Susanto Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Pseudomonas sp. AZM-1 mikroba pelarut fosfat Mikroba yang membawa gen pelarut fosfat adalah Pseudomonas sp. AZM-1. Peremajaan kembali mikroba hasil isolasi dilakukan dengan menyebarkan ke dalam plate agar pikovskaya pada inkubasi suhu ruang selama 24 jam (Gambar 6a), kemudian digoreskan pada media pikovskaya di tabung reaksi selama 4-5 jam untuk mendapatkan fase logaritmatiknya (Gambar 6b). Selanjutnya digoreskan pada media Pikovskaya + Chl 100 µg/ml dan yang menunjukkan zona bening dipilih dan dipindahsemaikan dalam cawan agar dan didapatkan koloni-koloni yang menunjukkan zona bening (Gambar 6c). Hanya Pseudomonas sp. AZM-1 yang dapat melarutkan fosfat dan resisten terhadap chloramfenikol yang digunakan untuk bahan penelitian. a b c Gambar 6. Penampilan koloni Pseudomonas sp. AZM-1 pembawa gen pelarut fosfat pada media phykovskaya: a. Peremajaan dari sel tunggal Pseudomonas sp. AZM-1 hasil isolasi, b. Pertumbuhan fase logaritmatik, c. Penampilan pertumbuhan murni pada media pykovskaya menunjukkan zona bening. Mutagenesis dengan Transposon dan Seleksi Mutan Mutagenesis dengan transposon mini Tn5Km1 pada Pseudomonas sp. AZM-1 didapatkan dari hasil inkubasi selama 24 jam. Hasil suspensi sel transkonjugan yang disebarkan di atas media pykovskaya agar + Chl 50 µg/ml + Km 50 µg/ml dan
2 22 diinkubasi selama 24 jam menghasilkan kepadatan sel pada kisaran Frekuensi transkonjugasi yang terjadi tampak tinggi yaitu 1.4 x 10-4 dimana mutan Pseudomonas sp. AZM-1 mampu hidup pada media pykovskaya agar yang telah ditambahkan antibiotik. Namun, mutan non pelarut fosfat dari pertumbuhan hasil sebaran tersebut masih belum menampakkan perbedaan antara koloni mutan transkonjugan pelarut fosfat dengan mutan non pelarut fosfat karena koloni yang terbentuk masih berhimpit antara Pseudomonas sp. AZM-1 mutan non pelarut fosfat dengan dan mutan pelarut fosfat. Frekuensi transkonjugasi mutan negatif pelarut fosfat yaitu 3 x 10-9 yang didapatkan dari pengenceran 10-9 yaitu diperoleh tiga buah sel tunggal mutan non pelarut fosfat. Gambar 7. Mutan Pseudomonas sp. AZM-1 pada pikovskaya agar + Chl 50 µg/ml + Km 50 µg/ml yang diinkubasi selama 24 jam. Koloni mutan transkonjugan hasil konjugasi ditapis ulang untuk mendapatkan mutan negatif pelarutan fosfat yang diharapkan. Penapisan terhadap mutan menunjukkan bahwa frekuensi mutan negatif pelarut fosfat adalah kecil. Bila mutan ini tumbuh berhimpitan dengan tipe liar pelarut fosfat maka penampilan dalam media pykovskaya lebih dominan membentuk zona bening. Untuk mendapatkan koloni dari sel tunggal mutan negatif pelarut fosfat maka koloni mutan negatif pelarut fosfat yang tidak menampakkan membentuk zona bening diencerkan dengan faktor x Dari penapisan ulang ini beberapa mutan negatif pelarutan fosfat telah didapatkan Gambar 8.
3 23 a b Gambar 8. Penapisan terhadap mutan untuk mendapatkan mutan negatif pelarut fosfat: a. koloni Pseudomonas sp. AZM-1 tipe liar pelarut fosfat, b. mutan Pseudomonas sp. AZM-1negatif pelarut fosfat. Isolasi dan pemotongan DNA genom total mutan negatif pelarut fosfat Pseudomonas sp. AZM-1 DNA genom dari mutan bukan pelarut fosfat Pseudomonas sp. AZM-1 berhasil diisolasi dengan menggunakan metode CTAB. DNA genom total berhasil dipotong dengan enzim restriksi EcoRV (Gambar 9.) Fragmen EcoRV ini kemudian direligasi sehingga membentuk molekul sirkuler. 1 2 Pita genom Gambar 9. Elektroforesis gel agarose DNA genom mutan Pseudomonas sp. AZM-1 yang bukan pelarut fosfat. Amplifikasi fragmen DNA pengapit minitn5 menggunakan Inverse PCR Amplifikasi DNA yang diapit oleh mini Tn5 (fragmen EcoRV) dengan PCR menghasilkan fragmen DNA berukuran sekitar 1000 pasang basa (pb) (Gambar 10) yang kemudian disebut dengan fragmen EcoRV.
4 pb 2000 pb 1500 pb 1000 pb 700 pb 500 pb Gambar 10. DNA hasil PCR yang diapit oleh mini TN5 (1=sampel; 2=penanda ukuran 1 kb plus). Pengklonan dan hasil amplifikasi fragmen DNA pengapit minitn5 Amplikon fragment yang diapit minitn5 disisipkan pada pgem -T Easy dan kemudian diintroduksikan pada E. coli DH5α. Keberhasilan penyisipan (ligasi) dan transformasi diketahui melalui seleksi biru putih dan resistensi bakteri terhadap antibiotika ampisilin pada media tumbuh bakteri. E. coli yang dapat bertahan hidup di media seleksi yang mengandung antibiotik ampisilin, X-gal dan IPTG berarti mengandung plasmid, dan koloni E. coli yang berwarna putih di media seleksi adalah E. coli yang mengandung plasmid rekombinan, sedangkan yang berwarna biru adalah E. coli yang mengandung plasmid non-rekombinan (Gambar 11). Koloni biru Koloni putih Gambar 11. Koloni-koloni E. coli DH5α berwarna biru (diduga tidak membawa plasmid rekombinan dan putih diduga membawa palsmid rekombinan) pada media LA yang mengandung 100 μg/ml ampisilin, 10 μl 100 mm isopropiltio-β-galaktosida (IPTG) (Promega) dan 50 μl 2%(b/v) X-gal (5-bromo-4-choloro-3-indolyl-β-D-galactoside) (Promega) hasil inkubasi pada suhu 37 C semalam.
5 25 Gen lacz menyandi β-galactosidase (β-gal) yang mengubah substrat X-gal yang tidak berwarna menjadi berwarna biru bila ada IPTG yang berfungsi menginduksi promotor lac Z. Bila amplikon DNA yang diapit mini Tn5 menyisip pada gen lacz, maka gen lacz tidak dapat diekspresikan sehingga koloni E. coli berwarna putih. Bila tidak ada penyisipan pada lacz, maka koloni yang terbentuk akan berwarna biru. Verifikasi koloni putih dilakukan menggunakan PCR koloni. Verifikasi dilakukan untuk memastikan fragmen yang menyisip pada pgem -T Easy adalah fragmen yang diharapkan yaitu ukurannya sesuai dengan ukuran hasil amplifikasi fragmen DNA pengapit minitn5. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa 4 koloni yang berwarna putih yang dipcr menghasilkan pita yang ukurannya sesuai dengan DNA sisipan (Gambar 12). Hasil ini menunjukkan adanya konsistensi hasil. Selain itu terdapat satu koloni putih yang tidak membawa sisipan sebagai koloni putih palsu. Adanya koloni putih palsu ini disebabkan oleh kemungkinan X-gal tidak tersebar secara merata di media pb Gambar 12. Hasil PCR dengan koloni putih sebagai cetakan. 1=. penanda 1 kb plus; 2= koloni 1; 3= koloni 2; 4= koloni 3; 5= koloni 4 PCR koloni yang menghasilkan fragmen DNA yang sesuai dengan ukuran yang diharapkan belum tentu hasil dari amplifikasi fragmen yang menyisip pada plasmid rekombinan, tetapi hasil amplifikasi genom bakteri atau fragmen DNA lain
6 26 yang memiliki kesamaan dengan DNA yang disisipkan. Oleh karena itu plasmid dari koloni putih ini telah diisolasi, dan dipotong dengan EcoRI yang mengapit DNA sisipan di situs pengklonan pgem -T Easy. Pemotongan dengan EcoRI menghasilkan 3 fragmen DNA yang berukuran sekitar 3000 pb, 650 pb dan 350 pb. Fragmen berukuran 3000 pb merupakan fragmen vektor pgem -T Easy, sedangkan gabungan fragmen 650 pb dan 350 pb merupakan fragmen sisipan (Gambar 13) pb 2000pb 1500 pb 1000pb 700 pb 650pb 350pb Gambar 13. Verifikasi palsmid rekombinan dengan pemotongan enzim restriksi EcoRI (1= penanda 1 kb plus; 2= plasmid tidak dipotong; 3= plasmid dipotong dengan EcoRI). Terpotongnya sisipan menjadi dua fragmen menunjukkan adanya tempat pemotongan EcoR I pada sisipan tersebut. Jumlah ukuran fragmen sisipan sesuai dengan amplikon fragmen DNA pengapit minitn5 yaitu sekitar 1000 pb. Pengurutan fragmen DNA pengapit minitn5 Pengurutan DNA dengan primer T7 dan SP6 (Lampiran 1.) menghasilkan urutan yang didalamnya terdapat primer Km O, Km I, EcoRI dan EcoRV. Primer Km O terdapat pada urutan ke 47 sampai dengan ke 67 dan komplemen dari Km I pada urutan ke 1032 sampai dengan urutan ke 1052 dengan pengurutan basa primer terbalik, EcoRI pada urutan nukleotida ke 39, 707 dan ke 1065 serta tempat pemotongan EcoRV pada urutan ukleotida ke 957.
7 27 DNA sisipan dimulai dari awal primer Km O sampai dengan akhir komplemen dari primer Km I, sehingga DNA sisipan berukuran 1006 pb (Gambar 14). Adanya tiga situs EcoRI menunjang hasil pemotongan plasmid rekombinan dengan EcoRI yang menghasilkan tiga fragmen, fragmen 3000 pb yang merupakan vektor pgem - T Easy dan dua fragmen sisipan yang masing-masing berukuran 668 pb dan 358 pb. Gambar 14. Urutan nukleotida dari DNA sisipan di dalam pgem -T Easy.
8 28 Analisis Kesamaan Gen Sisipan Dengan Data Gen di Genbank Urutan gen yang diinaktifkan oleh penyisipan transposon pada mutan Pseudomonas sp. AZM-1 adalah nukleotida setelah primer Km O dan sebelum primer komplemen Km I dan Eco RV terletak di kedua sisi mini Tn5. Adanya ligasi pada situs Eco RV dan amplifikasi dengan Km O dan Km I menyebabkan situs Eco RV terletak diantara Km O dan Km I (Gambar 17). Olah sebab itu urutan yang sesungguhnya di dalam Pseudomonas sp. AZM-1 EcoRV terletak di kedua ujung Km O dan Km I diapit oleh Eco RV. Karena EcoRV memotong GATATC diantara T dan A dan primer Km O dan Km I adalah bagian mini Tn5, maka urutan nukleotida yang diinaktifasi oleh Tn5 adalah ATC - sebelum Km I setelah Km O GAT yang berukuran 964 pb (Gambar 15). 1 atcaccctggacagcgcgatcagcccagtgttctgggtaaaggcgttgta 51 gggaaagctgttgaacaggccgccttttgccctgctgttgctgtttctcg 101 cctgttccgcccaagccgatgcgccccgcaccttcagcgaagccaagaaa 151 gtcgcctggaagctctacgccccccaatccaccgagttctattgcggctg 201 caaatacaacggcaaccgggtgaacctggcggcctgcggctatgttccgc 251 gcaagaacgccaagcgcgccgaacgcattgaatgggagcatatagtgccg 301 gcctggcagatcggccatcagcgccagtgctggcaacaaggcggtcgcaa 351 gaactgcacacgcaccgattcggtctatcagcgcgccgaggccgacctgc 401 acaatctggtaccgagcattggcgaagtgaatggtgaccgcagcaatttc 451 agcttcggctggctgccggaacaatcgggccagtacggttcgtgcctgac 501 ccaggtcgacttcaaggccaagaaggtcatgcctcgcccttcgattcgcg 551 ggatgatcgcccgcacctacttctacatgagcaagcagtacggactgcgc 601 ctttccaaacaggatcggcagctcttcgaagcctggaacaagacctatcc 651 agtacaggcctgggagcgccagcgcaatcagagcgtggcttgcgtgatgg 701 ggcgcggcaatgaattcgtcggcgcagtcaacctcaaggcttgtggctga 751 acgcagatcgcccgcgggcggcgggcgatcattgagcctatggaaacggg 801 cttactgcgcggcttgatgctcgatgaccgtgacttcgatgtcacgcttc 851 ttggccttgaccagcttttcggtcacttcattcttcttcgcctcggcctc 901 ggcctgggaagcaaacggaccgaccacgaccagacgcttgccgtccacgg 951 tcaccacattggat Gambar 15. Urutan gen sesungguhnya yang diinaktivasi oleh mini-tn5 Analisis kesejajaran lokal (Lampiran 3, 4, 6 dan 7.) menunjukkan bahwa fragmen EcoRV ini memiliki tingkat kesamaan lokal yang sangat tinggi yaitu 100 % dengan nukleotida pada genom Pseudomonas fluorescens Pf-5 (UNIPROT:
9 29 Q4KEX8 PSEPF), 87 % dengan Pseudomonas entomophila (UNIPROT: Q1IC29 PSEE4) dan 86% dengan Pseudomonas fluorescens PfO-1 (UNIPROT: Q3KEZ8 PSEF5). Pf-5 adalah gen enda (penyandi enzim endonuklease) sejenis gen endx, gen yang menyandikan enzim endonuklease ekstraseluler (DNAse1) (Gambar 16). Gambar 16. Kesejajaran endonuklease 1 yang disandikan oleh gen enda dari Pseudomonas Fluorescen Pf-5. Tingkat kekerabatan antar spesies individu dapat dilihat dari pohon filogenetik (Lampiran 5 dan 8). Kekerabatan dalam filogenetik dapat menggambarkan kedekatan antara individu dalam taksonomi, selain itu juga dapat menunjukkan kesamaan peran dan spesifitas gen atau urutan nukleotida. Berdasarkan kesamaan urutan nukleotida gen enda dari Pseudomonas sp. AZM-1 sama dengan endonuclease I dari P. fluorescens Pf-5. Kesamaan antara gen enda Pseudomonas sp. AZM-1 dengan endonuclease I P. fluorescens Pf-5 mengindikasikan kesamaan peran kedua enzim tersebut. Dalam pelarutan fosfat endonuklease I ini diduga
10 30 memiliki peran yang sama dengan DNAseI yang berperan dalam ekspresi gen promotor PhyC. DNAse1 berada pada sekuen 80 dari lokasi PhyC bekerja menguraikan ikatan PhoP~P menjadi regulator PhoP yang berada pada sekuen -35 dan -30 sebelum promotor PhyC, kemudian berinteraksi dengan promotor PhyC sehingga menjadi aktif melakukan transkripsi (Makarewicz et al. 2006). Gambaran filogenetik berdasarkan pada urutan nukleotida gen enda Pseudomonas sp. AZM-1. dari berbagai spesies ditunjukkan pada Gambar 17. Gambar 17. Dendogram filogenetik berdasarkan urutan nukleotida menunjukkan kesejajaran endonuklease Pseudomonas sp. AZM-1 dengan endonuklease I pada P. Fluorescens Pf-5.
11 31 Peta Enzim Restriksi Endonuklease Fragmen Analisis situs pemotongan untuk enzim restriksi pada suatu fragmen DNA penting untuk rekayasa genetika. Analisis situs restriksi terhadap fragmen EcoRV menunjukkan bahwa fragmen tersebut tidak mengandung situs yang terdapat pada situs pengklonan (MCS= multi cloning sites) dari pgem-t Easy kecuali EcoR1 (Gambar 18). Situs EcoRI terdapat di dalam fragmen DNA pengapit Tn5 sehingga tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan sisipan fragmen tersebut dari pgem-t Easy. Gambar 18. Peta restriksi endonuklease1 (DNAse1) dari Pseudomonas sp. AZM-1 Urutan asam amino yang dideduksi dari DNA yang disisipi minitn5 Deduksi urut-urutan asam amino dari DNA yang disipi oleh Tn5 yang merupakan penterjemahan kodon-kodon pada daerah ORF (Open Reading Frame) dengan jumlah urutan sebanyak 228 asam amino (Gambar 19).
12 32 1 atcaccctggacagcgcgatcagcccagtgttctgggtaaaggcgttgta 51 gggaaagctgttgaacaggccgccgttttgccctgctgttgctgtttctc 101 gcctgttccgcccaagccgatgcgccccgcaccttcagcgaagccaagaa S A Q A D A P R T F S E A K K 151 agtcgcctggaagctctacgccccccaatccaccgagttctattgcggct V A W K L Y A P Q S T E F Y C G C 201 gcaaatacaacggcaaccgggtgaacctggcggcctgcggctatgttccg K Y N G N R V N L A A C G Y V P 251 cgcaagaacgccaagcgcgccgaacgcattgaatgggagcatatagtgcc R K N A K R A E R I E W E H I V 301 ggcctggcagatcggccatcagcgccagtgctggcaacaaggcggtcgca P A W Q I G H Q R Q C W Q Q G G R 351 agaactgcacacgcaccgattcggtctatcagcgcgccgaggccgacctg K N C T R T D S V Y Q R A E A D L 401 cacaatctggtaccgagcattggcgaagtgaatggtgaccgcagcaattt H N L V P S I G E V N G D R S N 451 cagcttcggctggctgccggaacaatcgggccagtacggttcgtgcctga F S F G W L P E Q S G Q Y G S C L 501 cccaggtcgacttcaaggccaagaaggtcatgcctcgcccttcgattcgc T Q V D F K A K K V M P R P S I R 551 gggatgatcgcccgcacctacttctacatgagcaagcagtacggactgcg G M I A R T Y F Y M S K Q Y G L 601 cctttccaaacaggatcggcagctcttcgaagcctggaacaagacctatc R L S K K Q D R Q L F E A W N K A 651 cagtacaggcctgggagcgccagcgcaatcagagcgtggcttgcgtgatg R T Y F Y M S K Q Y G L R L S K Q 701 gggcgcggcaatgaattcgtcggcgcagtcaacctcaaggcttgtggctg D R Q L F E A W N K T Y P V Q A W 751 aacgcagatcgcccgcgggcggcgggcgatcattgagcctatggaaacgg E R Q R N Q S V A C V M G R G N 801 gcttactgcgcggcttgatgctcgatgaccgtgacttcgatgtcacgctt E F V G A V N L K A C G cttggccttgaccagcttttcggtcacttcattcttcttcgcctcggcct 901 cggcctgggaagcaaacggaccgaccacgaccagacgcttgccgtccacg 951 gtcaccacattggat Gambar 19. Deduksi asam amino penyusun enzim DNAse1 berdasarkan kodon-kodon pada daerah ORF fragmen gen pada Pseudomonas sp. AZM-1. Asam amino yang menyusun endonuklease1 Pseudomonas sp. AZM-1 adalah : Ala (A) % Arg (R) % Asn (N) % Asp (D) 6 2.8% Cys (C) 9 4.2% Gln (Q) % Leu (L) % Lys (K) % Met (M) 4 1.9% Phe (F) 8 3.7% Pro (P) 9 4.2% Ser (S) %
13 33 Glu (E) % Gly (G) % His (H) 3 1.4% Ile (I) 6 2.8% Thr (T) 7 3.3% Trp (W) 7 3.3% Tyr (Y) % Val (V) % Analisis Domain Fragmen DNA Pengapit Tn5 Analisis kesejajaran lokal asam amino dari fragmem EcoRV dari Pseudomonas sp. AZM-1 dengan Endonuclease I dari P. fluorescens Pf-5 menunjukkan adanya kesamaan 100 % dimana sebanyak 215 urutan susunan asam amino yang terdapat pada fragmen EcoRV Pseudomonas sp. AZM-1 memiliki kesamaan urutan asam amino dari P. fluorescens Pf-5 yang diketahui bahwa urutan asam amino adalah endonuclease I (P. fluorescens Pf-5 (YP_259205)) (Gambar 20). Gambar 20. Kesejajaran asam amino lokal fragmen EcoRV dari Pseudomonas sp. AZM-1 dengan endonuclease1 (P. fluorescens Pf-5) YP_
14 34 Daerah konservatif yang memiliki nilai kesamaan tinggi tersebut terbentang dari asam amino ke 35 (104:3) sampai 245 (748:3) sedangkan daerah terjaga yang menunjukkan domain endonuclease 1 pada P. fluorescens Pf-5 ada pada asam amino ke (Gambar 21). Gambar 21. Daerah terjaga yang menunjukkan domain endonuclease 1 pada P. fluorescens Pf-5.
ISOLASI GEN YANG TERLIBAT DALAM PELARUTAN FOSFAT DARI Pseudomonas sp.azm-1 MELALUI MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON ALI ZUM MASHAR
ISOLASI GEN YANG TERLIBAT DALAM PELARUTAN FOSFAT DARI Pseudomonas sp.azm-1 MELALUI MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON ALI ZUM MASHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 28S 18S
4 (http://www.tools.neb.com/nebcutter2/htm). Analisis kesamaan, filogenetik, dan profil berdasarkan urutan nukleotida dan deduksi asam amino dengan Mt2 dari spesies lain menggunakan program MAFFT ver.6.0.
Lebih terperinciKloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri
3 selama 1 menit, dan elongasi pada suhu 72 0 C selama 1 menit. Tahap terakhir dilakukan pada suhu 72 0 C selama 10 menit. Produk PCR dielektroforesis pada gel agarosa 1 % (b/v) menggunakan tegangan 70
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Fragmen DNA Penyandi CcGH Mature Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna GH ikan mas telah berhasil diisolasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pita DNA pada ukuran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY 1.1 Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan rekayasa genetik tanaman keberhasilannya tergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah gen yang akan diintroduksikan, metode transformasi, sistem regenerasi tanaman dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon DNA genomik sengon diisolasi dari daun muda pohon sengon. Hasil uji integritas DNA metode 1, metode 2 dan metode 3 pada gel agarose dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi RNA total RNA total dari ujung akar G. max kultivar Slamet telah berhasil diisolasi. Kuantifikasi RNA total dengan spektrofotometer menunjukkan bahwa rendemen isolasi RNA total
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil
11 secara perlahan beberapa kali kemudian segera ditambah dengan 400 μl larutan buffer netralisasi (1.32 M natrium asetat ph 4.8), divorteks dan disentrifugasi pada suhu 4 0 C dengan kecepatan 10 000 rpm
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemotongan Parsial dan Penyisipan Nukleotida pada Ujung Fragmen DNA Konstruksi pustaka genom membutuhkan potongan DNA yang besar. Untuk mendapatkan fragmen-fragmen dengan ukuran relatif
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
32 Bab IV Hasil dan Pembahasan Penggunaan α-amilase dalam beberapa sektor industri mengalami peningkatan dan sekarang ini banyak diperlukan α-amilase dengan sifat yang khas dan mempunyai kemampuan untuk
Lebih terperinciANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI
1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp
HASIL DAN PEBAHASAN Purifikasi dan Pengujian Produk PCR (Stilbena Sintase) Purifikasi ini menggunakan high pure plasmid isolation kit dari Invitrogen. Percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi RNA Total RNA total sengon diisolasi dengan reagen Trizol dari jaringan xylem batang sengon yang tua (berumur 5-10 tahun) dan bibit sengon yang berumur 3-4 bulan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE, NIPPONBARE, DAN BATUTEGI Isolasi DNA genom padi dari organ daun padi (Oryza sativa L.) kultivar Rojolele, Nipponbare,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Vektor Kloning Protein rgh Isolasi Plasmid cdna GH. Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna; El-mGH, Og-mGH dan Cc-mGH berhasil diisolasi dari bakteri konstruksi E. coli DH5α dengan
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA
TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Total Tumbuhan Isolasi DNA total merupakan tahap awal dari pembuatan pustaka genom. DNA dipisahkan dari bahan-bahan lain yang ada dalam sel. DNA total yang diperlukan untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HSIL DN PEMBHSN R. pickettii sebagai gen Hayati R. solani Isolat yang digunakan adalah R. pickettii yang memiliki ciri-ciri koloni berwarna kuning dengan bentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi seperti
Lebih terperinciPokok Bahasan: Ekspresi gen
Pokok Bahasan: Ekspresi gen Sub Pokok Bahasan : 3.1. Regulasi Ekspresi 3.2. Sintesis Protein 3.1. Regulasi ekspresi Pengaruh suatu gen dapat diamati secara visual misalnya pada anggur dengan warna buah
Lebih terperinciBAB IV Hasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini akan membahas hasil PCR, hasil penentuan urutan nukleotida, analisa in silico dan posisi residu yang mengalami mutasi dengan menggunakan program Pymol. IV.1 PCR Multiplek
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian sebelumnya diperoleh kerangka baca terbuka gen IFNα2b yang mengandung tiga mutasi dengan lokasi mutasi yang letaknya berjauhan, sehingga mutagenesis terarah
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi plasmid biner pmsh1-lisozim Konstruksi plasmid biner dilakukan dengan meligasi gen lisozim ayam dan pmsh1. Plasmid hasil ligasi berukuran 13.449 pb (Gambar 5A kolom
Lebih terperinciPembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA
LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang
Lebih terperinciGambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]
Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.] Gambar 2. Struktur organisasi promoter pada organisme eukariot [Sumber: Gilbert 1997: 1.] Gambar 3.
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh dari tahapan penelitian akan dijelaskan pada bab ini. Dimulai dengan amplifikasi gen katg, penentuan urutan nukleotida (sequencing), dan diakhiri dengan
Lebih terperinciDASAR REKAYASA GENETIKA
DASAR REKAYASA GENETIKA Rekayasa = manipulasi = modifikasi = perubahan bahan genetik (perubahan & pemindahan gen) Cara: 1. Persilangan seksual (perkawinan) 2. Hibridisasi somatik 3. Mutasi 4. Teknologi
Lebih terperinciTransformasi Plasmid Dengan Sel Bakteri Escherichia coli Menggunakan Metode Heat Shock ISSN: Maya Ekaningtias
Transformasi Plasmid Dengan Sel Bakteri Escherichia coli Maya Ekaningtias Abstrak: Transformasi merupakan proses memperkenalkan DNA asing ke dalam sel-sel hidup. Umumnya, transformasi bertujuan mengekspresikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI TEKNIK PCR OVERLAPPING 1. Sintesis dan amplifikasi fragmen ekson 1 dan 2 gen tat HIV-1 Visualisasi gel elektroforesis
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 6. TEKNIK DASAR KLONING Percobaan pertama penggabungan fragmen DNA secara in vitro dilakukan sekitar 30 tahun yang lalu oleh Jackson et al. (1972). Melakukan penyisipan
Lebih terperinciBAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom
Lebih terperinciDi dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi
Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom dan DNA vektor, pemotongan DNA menggunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Virus Hepatitis B Gibbon Regio Pre-S1 Amplifikasi Virus Hepatitis B Regio Pre-S1 Hasil amplifikasi dari 9 sampel DNA owa jawa yang telah berstatus serologis positif terhadap antigen
Lebih terperinciGambar 2 Vektor pengklonan pgem T Easy
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2007 sampai dengan bulan April 2008. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Seluler Tanaman, dan Laboratorium
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
REKAYASA GENETIKA Sukarti Moeljopawiro Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Rekayasa Genetika REKAYASA GENETIKA Teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang
Lebih terperinciHASIL. Tabel 1 Pertumbuhan galur B. japonicum dan E. coli pada media agar yang mengandung antibiotik
HASIL Penentuan Resistensi terhadap Antibiotik Ketiga galur B. japonicum BJ11, BJ38, dan KDR15 menunjukkan kemampuannya tumbuh pada media YMA CR 0.0025% yang mengandung antibiotik ampisilin, rifampisin
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian
BAHAN DAN METODE 1. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Lebih terperinciBAHAN PENYUSUN GENETIK
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agribisnis Pertemuan Ke 4 BAHAN PENYUSUN GENETIK Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciABSTRAK. ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi
ABSTRAK ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi Patrisia Puspapriyanti, 2008. Pembimbing I : Ernawati A.Girirachman, Ph.D. Pembimbing II : Johan Lucianus, dr., M.Si. Salmonella
Lebih terperinciSINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI
SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI 0304040257 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciDASAR REKAYASA GENETIKA
DASAR REKAYASA GENETIKA Rekayasa = manipulasi = modifikasi= perubahan bahan genetik (perubahan & pemindahan gen) Cara: 1. Persilangan seksual (perkawinan) 2. Hibridisasi somatik 3. Mutasi 4. Teknologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2007 hingga Juli 2009, bertempat di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik Departemen
Lebih terperinciBAB III. SUBSTANSI GENETIK
BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1983). B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi RNA Total RNA total M. malabathricum telah berhasil diisolasi melalui modifikasi metode Chang et al. (1993). Modifikasi dilakukan pada larutan penyangga dengan peningkatan
Lebih terperinciHASIL. Aktivitas Antimikrob Ekstrak Kasar Senyawa Antimikrob
HASIL Aktivitas Antimikrob Ekstrak asar Senyawa Antimikrob Ekstrak kasar yang didapatkan dari isolat HAL13 memiliki aktivitas antimikrob terbaik (Tabel 1). Aktivitas antimikrob spektrum luas ditunjukkan
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agribisnis Pertemuan Ke 5 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi PCR Pada penelitian konstruksi gen harus mempertimbangkan dua hal yaitu urutan nukleotida gen yang akan dikonstruksi dan vektor ekspresi yang akan digunakan. Pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Calpastatin (CAST MspI) Amplifikasi fragmen gen calpastatin (CAST MspI) pada setiap bangsa sapi dilakukan dengan menggunakan mesin thermal cycler (AB Bio System) pada
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)
11 BAHAN DAN METODE Penelitian ini terdiri atas 2 tahapan utama, yaitu produksi protein rekombinan hormon pertumbuhan (rgh) dari ikan kerapu kertang, ikan gurame, dan ikan mas, dan uji bioaktivitas protein
Lebih terperinciBAB III ISOLASI FRAGMEN cdna DARI GEN PENYANDI AKTIN DARI Melastoma malabathricum L.
BAB III ISOLASI FRAGMEN cdna DARI GEN PENYANDI AKTIN DARI Melastoma malabathricum L. Abstrak Melastoma malabathricum L. adalah tumbuhan akumulator aluminium (Al) yang dapat tumbuh baik pada tanah asam
Lebih terperinciKLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1
PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN (BM-3001) KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC 27405 DALAM pet-blue VECTOR 1 Penyusun: Chandra 10406014 Dosen Narasumber: Dra. Maelita Ramdani
Lebih terperinciPEMBUATAN DNA REKOMBINAN
PEMBUATAN DNA REKOMBINAN 1 Nama enzim restriksi o Berdasarkan nama organisme dari mana enzim diisolasi, mis.: n Eco dari Escherichia coli n Hin dari Haemophilus influenzae n Hae dari Haemophilus aegyptius
Lebih terperinciSKRIPSI F Oleh LILY FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
SKRIPSI EKSPRESI GEN PROTEASE Badlus pumilus Y 1 DALAM Escherichia coli DH5a: ORIENTASPGEN DAN PENGARUH PENAMBAHAN IPTG (Isopropilthiogalaktosida) Oleh LILY F 30.0024 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Bab Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ix x xii I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Kegunaan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita
Lebih terperinciKONJUGASI PADA BAKTERI
KONJUGASI PADA BAKTERI Konjugasi adalah suatu proses transfer informasi genetik satu arah yang terjadi melalui kontak sel langsung antar suatu sel bakteri donor dan suatu sel bakteri resipien (Russel,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bakteri Bintil Akar
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Bintil Akar Salah satu interaksi bakteri dengan tanaman yang paling penting dan menarik adalah antara tanaman legum dan bakteri dari genus Rhizobium, Bradyrhizobium, Shinorhizobium,
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid Mini kit, inkubator goyang (GSL), jarum Ose bundar, kit GFX (GE Healthcare), kompor listrik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Mobilitas Unsur Fosfat. Tanah asam adalah pembatas bagi pertumbuhan tanaman karena
TINJAUAN PUSTAKA Mobilitas Unsur Fosfat Tanah asam adalah pembatas bagi pertumbuhan tanaman karena menyebabkan ion Fe, Al, Mn, dan Ca akan mengikat kuat ion fosfat (P). ph tanah berpengaruh terhadap bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE. Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal dalam penelitian. Fragmen gen NS1 virus dengue diamplifikasi
Lebih terperinciKajian Ekspresi Gen a-amilase untuk Mendapatkan Isolat Bakteri Rekombinan Pembawa Gen a-amilase
Kajian Ekspresi Gen a-amilase untuk Mendapatkan Isolat Bakteri Rekombinan Pembawa Gen a-amilase Nur Richana dan Ahmad Thontowi Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciKLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA Bradyrhizobium japonicum MELALUI MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON.
KLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA Bradyrhizobium japonicum MELALUI MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON Oleh: Rika Indri Astuti G34101047 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciKeragaman Hayati merupakan cerminan dari keragaman genetik Keragaman Genetik mahluk hidup merupakan hasil perubahan struktur gen yang berlangsung
REKOMBINASI Keragaman Hayati dan Perubahan Struktur Genom Keragaman Hayati merupakan cerminan dari keragaman genetik Keragaman Genetik mahluk hidup merupakan hasil perubahan struktur gen yang berlangsung
Lebih terperinciPencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014
Isolasi dan Perbaikan Kultur 10/14/2014 Nur Hidayat Materi Kuliah Bioindustri http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id http://ptp2007.wordpress.com http://bioindustri.blogspot.com Pencarian Kultur Baru Contoh
Lebih terperinciBAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI
BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI Di dalam Bab XII ini akan dibahas pengertian dan kegunaan teknik Reaksi Polimerisasi Berantai atau Polymerase Chain Reaction (PCR) serta komponen-komponen dan tahapan
Lebih terperinciKLONING GEN PENYANDI SUKROSA SINTASE DARI TANAMAN SENGON (Paraserianthes falcataria) HARTATI G
KLONING GEN PENYANDI SUKROSA SINTASE DARI TANAMAN SENGON (Paraserianthes falcataria) HARTATI G451030041 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 Kloning Gen Penyandi Sukrosa Sintase Dari
Lebih terperinciKLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.
KLONING dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. DI BID PERTANIAN KLON = sekelompok individu yang genetis uniform berasal dari
Lebih terperinciFUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA
FUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI FRAGMEN cdna DARI GEN PENYANDI METALLOTHIONEIN DARI KEDELAI KULTIVAR SLAMET YASSIER ANWAR
ISOLASI DAN KARAKTERISASI FRAGMEN cdna DARI GEN PENYANDI METALLOTHIONEIN DARI KEDELAI KULTIVAR SLAMET YASSIER ANWAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118
45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118 sampel. Berdasarkan hasil digesti DNA dengan enzim EcoRI, diperoleh sebanyak 74 sampel tanaman dari 118
Lebih terperinciAMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK
AMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK Mukhammad Asy ari*, A. Saifuddin Noer** * Laboratorium Biokimia jurusan Kimia FMIPA UNDIP Semarang ** Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Vektor klon pgemt-easy dan peta restriksi yang dimiliki (Promega 1999).
8 Inkubasi selama 2 hari pada suhu 28 o C dalam kondisi gelap dengan kecepatan 150 rpm. Setelah diinkubasi selama 2 hari, hasilnya adalah terbentuknya koloni berwarna putih. Koloni yang terbentuk kemudian
Lebih terperinciVII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak
VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL Abstrak Pada berbagai spesies termasuk kakao, gen AP1 (APETALA1) diketahui sebagai gen penanda pembungaan yang mengendalikan terbentuknya
Lebih terperinciBAB in. METODE PENELITIAN
BAB in. METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari April sampai November 2009 di laboratorium Biologi Molekular dan Rekayasa Genetika, Balai Penelitian Bioteknologi
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dipaparkan hasil dari tahap-tahap penelitian yang telah dilakukan. Melalui tahapan tersebut diperoleh urutan nukleotida sampel yang positif diabetes dan sampel
Lebih terperinciAsam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik
Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik Pustaka: Glick, BR and JJ Pasternak, 2003, Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA, ASM Press, Washington DC, hal. 23-46
Lebih terperinciKLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA BRADYRHIZOBIUM JAPONICUM
PKMI-1-04-1 KLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA BRADYRHIZOBIUM JAPONICUM Rika Indri Astuti, Dewi Monasari, Sarah Asih Faulina Departemen Biologi, Fakultas MIPA,
Lebih terperinciADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI
ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI 3C Definisi Pewarisan Sitoplasmik adalah pewarisan sifat yang disebabkan oleh bagian eksternal dari nukleus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk
Lebih terperinciKasus Penderita Diabetes
Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB XIII. SEKUENSING DNA
BAB XIII. SEKUENSING DNA Pokok bahasan di dalam Bab XIII ini meliputi prinsip kerja sekuensing DNA, khususnya pada metode Sanger, pangkalan data sekuens DNA, dan proyek-proyek sekuensing genom yang ada
Lebih terperinciABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis
ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis Nia Oktriviany, 2009 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri Rachman, Ph.D Pembimbing serta I : Debbie Sofie Retnoningrum,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).
4 ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999). Polymerase Chain Reaction (PCR) PCR merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciGENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik
Definisi GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )
MAKALAH REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID ) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A TUGAS : REKAYASA GENETIKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBagian-bagian kromosom
BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master
Lebih terperinciAMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK
AMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK Mukhammad Asy ari *, A. Saifuddin Noer ** * Laboratorium Biokimia jurusan Kimia FMIPA UNDIP Semarang ** Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciKloning dan Sekuensing Gen Xilanase dengan Produk Gen Berukuran 30 kda dari Bacillus halodurans CM1 pada Escherichia coli DH5α. Abstract.
BIOMA, Desember 2016 ISSN: 1410-8801 Vol. 18, No. 2, Hal. 167-172 Kloning dan Sekuensing Gen Xilanase dengan Produk Gen Berukuran 30 kda dari Bacillus halodurans CM1 pada Escherichia coli DH5α Dearesty
Lebih terperinciRNA (Ribonucleic acid)
RNA (Ribonucleic acid) Seperti yang telah dikemukakan bahwa, beberapa organisme prokaryot, tidak memiliki DNA, hanya memiliki RNA, sehingga RNA-lah yang berfungsi sebagai molekul genetik dan bertanggung
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Bahan yang digunakan memiliki kualitas pro analisis atau pro biologi molekular, yaitu : primer M. tuberculosis forward: 5 GGATCCGATGAGCAAGCTGATCGAA3 (Proligo) dan primer M. tuberculosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di sebagian besar negara-negara di dunia biasanya disebabkan karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Virus tersebut dibagi ke dalam
Lebih terperinci