PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MORAL ANAK
|
|
- Johan Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MORAL ANAK (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B RA Annajiyah Lubuklinggau) Diajukan Sebagai Syarat Penulisan Skripsi Pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu SKRIPSI Oleh : SINTA SUSANTI NPM A1I PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
2 PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MORAL ANAK (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B RA Annajiyah Lubuklinggau). Skripsi. Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan, Universitas Bengkulu. ABSTRAK SINTA SUSANTI NPM : A1I Permasalahan penelitian ini yaitu apakah dengan media animasi dapat meningkatkan kesadaran moral anak pada usia dini. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kesadaran moral pada anak kelompok B RA. Annajiyah Lubuklinggau. Instrumen penelitian yang digunakan dalam tindakan kelas ini adalah menggunakan teknik observasi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dengan indikator keberhasihan adalah 80%. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa dalam pembelaran meningkatkan kesadaran moral anak dengan media animasi diperoleh hasil sebagai berikut; pada siklus satu dalam pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran moral anak memperoleh hasil rata-rata 63.70% dengan kategori cukup. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dalam pembelajaran dengan memperoleh hasil rata-rata 74% dengan kategori baik. Pada siklus ketiga terus mengalami peningkatan dalam pembelajaran dengan memperoleh hasil rata-rata 81.70% dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media animasi dapat meningkatkan kesadaran moral anak Kelompok B RA. Annajiyah tahun pembelajaran 2014 /2015. Kata Kunci: Kesadaran moral Anak.Media Animasi.
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak bukan saja semata-mata tempat bermain anak usia pra sekolah, akan tetepi memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian dan pengetahuan anak. Dalam hal ini pengetahuan anak mengenai meningkatkan moral mereka. Moral yang dimiliki oleh setiap anak berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Seperti diketahui terkadang anak hanya menguasai kata-kata yang mereka lihat semata. Guna meningkatkan kemampuan anak dalam menguasai moral, maka perlu pendekatan yang dapat meningkatkan perhatian anak dalam menguasai moral. Perkembangan kemampuan dasar di Taman Kanak-kanak salah satunya adalah moral anak. Moral anak sebagai salah satu dari kamampuan dasar yang harus dimiliki anak, yang terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Untuk tingkat TK, salah satu kemampuan bahasa yang dipelajari adalah moral. Moral sangat diperlukan bagi anak. Moral ini sangat berkaitan dengan kehidupan sosial anak. Moral itu dihubungkan dengan proses, kegiatan, benda, dan situasi yang ia saksikan. Ini berarti bahwa anak-anak menghubungkan hal yang ia dengar melalui proses pikirannya. Proses yang sistematis dalam menguasai suatu bahasa yang dialami anak itulah yang disebut proses pemerolehan bahasa. Moral merupakan bagian dari suatu kepribadian seseorang. Penguasaan moral sangat mempengaruhi keterampilan bersosialisasi seseorang, terutama anak usia 4-6 tahun yang pada usia ini anak belum banyak memiliki kesadaran tentang moral. Sangat penting bagi mereka untuk mempelajari dan memahami moral karena keterampilan berbahasa sang anak akan meningkat bila kuantitas serta kualitas moralnya meningkat. Anak usia 4-5 tahun mempunyai daya serap yang tinggi atas berkata jujur yang diperolehnya baik dari lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat mereka belajar. Pada saat proses belajar-mengajar di sekolah, peran aktif guru sangat diperlukan, terlebih bagi guru pendidikan kanak-kanak. Melalui pelajaran moral. Pengajaran terprogram secara sistematis sangat diperlukan untuk mengembangkan moral. Selama melaksanakan proses belajar-mengajar di RA Annajiyah Lubuklinggau, peneliti menemukan kenyataan masih rendah kesadaran moral yang dimiliki anak. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap 20
4 anak, diketahui hanya 3 anak atau 15 % yang dikatagorikan memiliki moral yang baik, 13 anak atau 65% yang dikatagorikan memiliki moral yang cukup, dan 4 anak atau 20 % yang dikatagorikan memiliki moral kurang. Rendahnya kesadaran moral yang dimiliki anak itu disebabkan anak kurang tertarik mengikuti pelajaran karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi kejiwaan anak, sehingga merasa bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Kurangnya kesadaran moral yang dimiliki oleh anak, mengharuskan guru untuk mencari metode yang tepat sehingga dalam kegiatan belajar tersebut, tidak membuat anak merasa bosan akan tetapi seperti bermain dan anak tidak merasa tertekan dalam mengikuti pembelajaran, karena pada usia seperti itu anak lebih cenderung untuk bermain. Oleh karena itu, perlu dicari jalan keluarnya, sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar anak menjadi tertarik. Untuk itu peneliti memilih metode belajar-mengajar yang menyenangkan. Salah satu metode yang dapat dipergunakan adalah melalui dongeng. Dongeng yang digunakan adalah dongeng yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat meningkatkan kesadaran moral anak. Untuk mengetahui melalui dongeng mampu meningkatkan kesadaran moral anak kelompok B RA Annajiyah Lubuklinggau, maka dipandang perlu kiranya penulis melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menggunakan Metode Bercerita dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Moral Anak (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B RA Annajiyah Lubuklinggau). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori a. Pengertian Moral Moral adalah tingkah laku atau akhlak seseorang yang mencerminkan kepribadian masing-masing individu. Penegertian moral dalam bahasa Arab, yaitu perbuatan terpuji yang dapat memberikan kemenangan dan kejayaan. Perumusan pengertian moral timbul sebagai media yang mungkin adanya hubungan baik antara Tuhan dan makhluk dan antara makhluk sesama makhluk. Ya qub (2003:2) merumuskan pengertian moral sebagai berikut moral adalah suatu ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan lahir dan batin.
5 Moral adalah induk dari segala etika, tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan dan kehidupan seharihari. Pertama-tama moral ditanamkan oleh orang tua dan keluarga di rumah, kemudian di sekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Moral yang mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu Perbuatan (Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik (Budi). Dengan definisi yang teramat gamblang dan sederhana dan tidak muluk-muluk, kita semua dalam menjalani kehidupan ini semestinya dengan mudah dan arif dapat menerima tuntunan moral. Moral untuk melakukan hal-hal yang patut, baik dan benar. Kalau kita bermoral, maka jalan kehidupan kita paling tidak tentu selamat, sehingga kita bisa berkiprah menuju ke kesuksesan hidup, kerukunan antarsesama dan berada dalam koridor perilaku yang baik. Sebaliknya, kalau kita melanggar prinsip-prinsip moral, maka kita akan mengalami hal-hal yang tidak nyaman, dari yang sifatnya ringan, seperti tidak disenangi/ dihormati orang lain, sampai yang berat seperti, melakukan pelanggaran hukum sehingga bisa dipidana. Dengan demikian yang dimaksud dengan moral adalah suatu ukuran mengenai baik dan buruk dalam menentukan keputusan dalam hidup, dan dapat memperlihatkan dan menampilkannya dalam kehidupannya. Pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. b. Aspek-aspek Menanamkan Moral Setiap pendidikan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Melalui tujuan inilah dapat diketahui aspekaspek apa saja yang terdapat di dalam pendidikan tersebut. Plato mengatakan pendidikan bertujuan untuk mengisi jiwa dan raga manusia dengan segala sifat keindahan dan kesempurnaan yang dapat diraih oleh keduanya (Arifin, 2005:41). Hal ini menjelaskan bahwa aspek yang diinginkan mengenai keindahan atau estetika serta etika atau moral dalam kepribadian seseorang.
6 Sebagai orang tua hendaknya juga dapat menerapkan tujuan pendidikan terutama sekali tujuan dari pendidikan moral dalam keluarganya. Untuk menentukan tujuan pendidikan moral tersebut, hendaknya orang tua terlebih dahulu mengetahui tujuan pendidikan Islam, yang nantinya akan berkaitan dengan tujuan pendidikan moral yang akan dicapai dalam keluarga. Dengan mengetahui dan menetapkan tujuan dari pendidikan moral yang dilakukan di dalam keluarga, maka orang tua yang memiliki peranan penting dalam pembentukan moral dan kepribadian kepada anaknya juga harus memperhatikan aspek yang memiliki kaitan langsung dengan pendidikan moral tersebut. aspek-aspek tersebut adalah sebagi berikut: 1) Aspek Rohani Aspek yang paling utama yang menjadi pokok perhatian dalam pendidikan moral dalam keluarga adalah aspek rohani karena rohani inilah yang akan menjadi landasan yang nantinya akan mempengaruhi moral seseorang dalam kehidupannya. Dalam hal ini Islam mempertegas supaya dalam mendidik anaknya, hendaknya orang tua membiasakan anaknya untuk melakukan sholat karena dalam sholat tersebut terdapat aspek pembentukan moral. Apabila keseimbangan antara kekuatan akal dan hati telah menyatu, maka dalam diri seseorang akan terbentuk moral dan kepribadian yang berusaha untuk menjauhi perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, baik yang akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kepribadian yang mencerminkan moral yang baik yang telah ditanamkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya yang sesuai dengan ajaran agama. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwasanya aspek pendidikan rohani dalam pendidikan moral di dalam rumah tangga adalah dengan menanamkan keyakinan yang penuh kepada Tuhan sebagai zat Yang Maha Mengetahui. Dengan membiasakan anak untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan agama antara lain melakukan sholat orang tua telah menanamkan nilai-nilai pembentukan moral yang baik dalam diri anaknya, dengan tertanamnya keyakinan bahwa Tuhan selalui mengawasinya, maka anak akan meningkatkan kesadaran moralnya agar tidak melakukan kemunkaran atau melanggar dari ajaran agama. Penanaman dan pembinaan moral anak melalui pendidikan moral di dalam keluarga adalah dengan memberikannya bekal dan memupuk kecerdasannya.
7 Penanaman dan pembinaan ini hendakya dilakukan pada saat anak berusia dini. Berkaitan dengan konsep pada aspek intelektual yang dimaksud penulis dalam hal ini adalah dengan mengajarkan anak untuk membaca diharapkan nantinya kecerdasan anak akan meningkat dan memiliki kesanggupan untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh agama dan mampu meninggalkan segala yang dilarang oleh agama. Sebagai pendidik hendaknya memperhatikan aspek intelektual ini karena terkadang di dalam mendidik anak orang tua lebih menekankan pada pengetahuan semata tanpa adanya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional. Keseimbangan keduanya ini, akan membawa anak yang memiliki moral yang baik di dalam kehidupannya. Dalam hal ini Surviani (2004:25-26) dalam bukunya 20 Point Penting dalam Menghiasi Jiwa dan Perilaku Anak menjelaskan sebagai berikut : Pada sekian dekade lalu, kecerdasan anak hanya diukur melalui intelektualnya semata(intelectual Quotient-IQ). Biasanya dikenal dengan kecerdasan konvensional. Itulah sebabnya banyak orang tua yang kecewa ketika mengetahui anaknya tidak pintar dalam mengerjakan soal hitung-hitungan. Namun menganggap biasa anak-anaknya yang memiliki empati tinggi terhadap kehidupan lain di sekitarnya (Emotional Intelegence-EQ) atau yang berbakat di bidang seni maupun olah gerak. Pendapat di atas memberikan masukkan kepada orang tua, hendaknya di dalam menjalankan pendidikan moral dalam rumah tangga, menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional. Dalam pembentukan moral dan kepribadian ini orang tua hendaknya tidak hanya menekankan pada satu aspek semata, akan tetapi memperhatikan keduanya. Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh anak, hendaknya diperhatikan dan terus ditingkatkan. Jika anak memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi itu berarti sang anak mempunyai kepekaan terhadap lingkungannya, yang nanti tentunya akan membentuk moral dan kepribadian yang ada dalam dirinya. Pembentukan kepribadian dan moral yang dimiliki oleh anak tersebut tidak lain didapat dari pergaulan dalam kehidupannya, terutama sekali dalam interaksinya dengan orang tua sebagai
8 pendidik yang memiliki peluang yang amat banyak dengan anaknya. Dengan demikian, aspek intelektual di sini adalah aspek yang harus diperhatikan oleh orang tua dengan sungguh-sungguh agar adanya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan lain lagi, sehingga nantinya moral yang dimiliki oleh anak tidak membuatnya menjadi orang yang sombong, karena kecerdasan yang dimilikinya. 2) Aspek Jasmani Aspek pendidikan juga patut diperhatikan oleh orang tua dalam melakukan pendidikan moral di dalam keluarga. Pendidikan didini termasuk kesehatan dan keterampilan. Luqman Al Hakim mengatakan bahwa aspek jasmani ini meliputi pendidikan keterampilan dan keahlian serta kesehatan (Istianti, 2004:11). Ini memberikan petunjuk kepada orang tua hendaknya juga berusaha memahami keterampilan yang dimiliki anaknya. Orang tua dalam hal ini dapat melihatnya melalui bakat yang dimiliki oleh anaknya, selaku pendidik di dalam keluarga hendaknya orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak agar dapat mengembangkan bakatnya, akan tetapi dengan keterampilan yang dimilikinya tersebut jangan membuatnya menjadi angkuh dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk karena bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Pengembangan bakat yang dimiliki oleh anak tentunya berkaitan dengan kreativitas, dalam berkreativitas ini peranan orang tua mempunyai peranan yang penting agar nantinya tidak menyimpang dan membuat seorang anak menjadi manusia yang berkreativitas tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Selain memberikan keterampilan, maka orang tua juga hendaknya memperhatikan dan mengajarkan tentang kebersihan kepada anaknya. Dengan melihat segala bentuk kebersihan yang diajarkan dalam Islam tersebut, maka diharapkan anak akan memiliki akhlak dan kepribadian yang baik sesuai dengan ajaran Islam. 3) Indikator anak yang bermoral baik Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa anak yang bermoral baik sebagai berikut: a) Menghormati guru atau orang yang lebih tua darinya b) Berkata sopan dan senantiasa bersikap baik kepada orang lain c) Senantiasa bersikap baik kepada teman-temannya.
9 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan di kelas. Daryanto (2011:3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial. Dari pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas. 2) Model Penelitian Tindakan Prosedur penelitian tindakan yang peneliti laksanakan pada penelitian ini mengacu kepada pendapat Wardani (2007:32) bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam setiap siklus ada 4 tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada Kelompok B RA Annajiyah Lubuklinggau. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai Oktober 2014.
10 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di RA. Annajiyah Lubuklinggau Kelurahan Puncak Kemuning Kecamatan Lubuklinggau Utara 2. Sebagai subjek penelitian adalah kelompok B dengan jumlah anak 15 anak. Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan penelitian, diperoleh data kondisi kesadaran moral anak di RA. Annajiyah Lubuklinggau. Dari 15 anak, hanya 5 orang anak atau hanya 33% anak yang mempunyai kesadaran moral dalam aspek memiliki rasa hormat, berkata sopan, dan bersikap baik yang diterapkan dalam keseharian. Sedangkan 10 anak atau 67% sisanya masih banyak sikapsikap yang belum menunjukkan tentang kesadaran moral anak. Sebelum penelitian ini dilaksanakan pada proses pembelajaran, terutama yang berhubungan dengan kesadaran moral pada anak, peneliti selaku guru dalam menyampaikan pembelajaran masih belum begitu mengarah pada hasil yang sempurna. B. Pembahasan Ternyata kenaikan hasil yang diperoleh dalam proses penelitian mengalami kenaikan secara berkala jika dilihat pada kondisi baik. Data hasil penelitian menyatakan bahwa keaktifan siswa dalam belajar dan kemampuan meningkatkan kecedasan logika matematika diri anak belum semua tercapai maksimal pada siklus I, namun indikator tingkat keberhasilan mencapai cukup(2), pada siklus II terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan pada kondisi awal (0) guru memberikan materi tentang kesadaran moral belum variatif sehingga anak mengalami kondisi monoton dalam proses pembelajaran yang menyebabkan kurangnya minat belajar anak. Namun dengan adanya variasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media animasi yang mulai diberikan guru menyebabkan terjadinya peningkatan persentase kesadaran moral anak pada siklus II dan III.
11 Adanya peningkatan minat belajar tentang kesadaran moral pada anak mencapai kondisi baik (3) dan dapat dinyatakan bahwa proses penelitian berjalan dengan baik serta memenuhi indikator tingkat keberhasilan terjadi pada siklus II dan III disebabkan oleh adanya media pembelajaran berupa penayangan video sehingga lebih menarik dan membuat anak lebih mudah memahami tentang kesadaran moral. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media animasi dapat meningkatkan kesadaran moral di RA. Annajiyah Tahun Ajaran Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siswa dan guru yaitu pada siklus I dengan persentasi keberhasilan 62.54% dan meningkat pada siklus II 72.12% kemudian pada siklus III meningkat meningkat mencapai %. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan: 1. Bagi guru Agar meningkatkan dan lebih memahami materi tentang moral agar proses pembelajaran agar anak mudah memahami tentang moral itu sendiri dan tidak bosan, serta meningkatkan keaktifan dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi kepala TK Hendaknya menghimbau kepada guru untuk menerapkan media animasi sesuai dengan prosedur penerapannya.
12 DAFTAR PUSTAKA Agustri Yanto. (2007). Teknik Bercerita yang Baik dalam /psikolog-anak/330- carabercerita-yang-baik.html Alepandie, (2000). Metode Pembelajaran. Jakarta: Amissco Anti arne dan Stith Thompson, (2009). Dalam /psikolog-anak/330- carabercerita-yang-baik.html Aqib. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta Departemen P dan K. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. (2004). Undang-undang Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka Kamisa. (2007). Teknik Bercerita Untuk Anak dalam /psikolog-anak/330- carabercerita-yang-baik.html Kartasasmita. (1999). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Keraf. (2007). Diksi dan Fiksi. Jakarta: Rineka Cipta Kurniawan, Heru. (2013). Keajaiban Bercerita. Jakarta: Buana Ilmu Populer Machfudz. (2000). Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Moeslichatun. (2004). Metode Pengajaran pada Taman Kanak-kanak. Bandung: Rosdakarya Mulyasa. (2000). Kumpulan Dongeng Untuk Anak. Jakarta: Essay Nurgiyantoro. (2011). Prosa Anak. Jakarta: Rineka Cipta Salamun. (2002). Metode Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciPERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK
PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU Mega Yulianti 1 ABSTRAK Pengembangan nilai moral adalah pembentukan perilaku anak melalui pembiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI Hijrah 1 ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah melalui penggunaan metode pemberian
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1
1 PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU Zulfitri 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah perkembangan moral anak belum berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.
1 BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosial kultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO
UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO Hasnah 1 ABSTRAK Masalah pada penelitian ini adalah : apakah dengan menggunakan penerapan pembiasaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI Adriati 1 ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di TK Alkhairaat Pakuli, melibatkan 20 orang anak terdiri atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada anak usia dini. Pada usia tersebut anak mengalami masa peka untuk menerima suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri
MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA I PADANGAN DESA PADANGAN KECAMATAN NGANTRU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 JURNAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK Di KELOMPOK B3 PAUD-TK NEGERI PEMBINA PALU. Rahayu 1
PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK Di KELOMPOK B3 PAUD-TK NEGERI PEMBINA PALU Rahayu 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah Rendahnya motivasi belajar pada anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh KARTIKA SANI A. PENGATAR Pendidikan karakter menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MOJOREJO 2 TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciMENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE
MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE Sapni 1 ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini yaitu kurangnya penanaman nilai-nilai
Lebih terperinciMENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKAANAK MELALUI BERNYANYI DI KELOMPOK B PAUD BUDI MULYAKECAMATAN KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN
MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKAANAK MELALUI BERNYANYI DI KELOMPOK B PAUD BUDI MULYAKECAMATAN KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH OLEH WENI PUSPITA SARI NPM. A1I112069 PROGRAM SARJANA
Lebih terperinciUSIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL
USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL Oleh: Nunung NS Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL
1 OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL Oleh Vivit Risnawati NIM : 2009/51093 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayakan pada setiap keluarga. Mengasuh dan mendidik mereka agar memiliki ahlak mulia.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM
BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG
KARYA ILMIAH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG (Penelitian Tindakan Kelas ) OLEH : Susi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak TK merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada usia 4-6 tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT
BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
1 KARYA ILMIAH Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Pemanfaatan Media Balok Cuisenaire di Kelompok Taman Kanak-Kanak B.1 Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong Oleh: SRI SUSANTI NPM:
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA Pembimbing (I) Muraini Mursanib (II) Samsul Alam. ASNIDAR ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-20 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TUTUP BOTOL PADA ANAK KELOMPOK B PAUD DHARMA PUTRA KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Fundamen terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan ini mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mencerdaskan
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI KEGIATAN BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TALES KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK
PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK Masalah dalam kajian ini adalah apakah ada pengaruh metode
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
PENINGKATAN KREATIVITAS BERBAHASA LISAN MELALUI PERMAINAN PERMATA TERSEMBUNYI PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK WALISONGO KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA
KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau) Oleh : ROMLAH NPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.
Lebih terperinciMENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN
MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN Anifah 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penanaman nilai agama
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SOMOPURO JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SOMOPURO JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa faktor moral (akhlak)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK 03 SEPANJANG TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
0 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK 03 SEPANJANG TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL
0 PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Oleh : SITI MARYAM NIM : 58646 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU
PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU Trisnawati, Ilmi muyasaroh Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi suatu bangsa pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, manusia juga akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B 1 RA. KUSUMA MULIA TURUS KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang di dalamnya
Lebih terperinciMENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU Susy Lamaka 1 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN
PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN Nanik Iis* Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO
UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Endang Sunarti 1 ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
Lebih terperinciPendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis
Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan etika dengan moral Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini masalah pendidikan yang menyangkut akhlak, moral, etika, tata krama dan budi pekerti luhur mencuat di permukaan, karena banyak perilaku yang menyimpang
Lebih terperinciMENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1
1 MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1 ABSTRAK Masalah dalam kajian ini adalah belum berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan moral banyak dibicarakan pada akhir abad 20 dan abad 21 ini. Dari hasil mengamati dan membaca fenomena yang akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciMENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH
1 MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanGunaMencapaiGelar SarjanaPendidikanBagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan
Lebih terperinciOleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah mereka yang mampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di
Lebih terperinciMeningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli
Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli MINARTIN Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU Herni U. Olii 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan kognitif pada anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur lembaga pembinaan yang ada di Indonesia yaitu adalah Lembaga Pemasyaratakat (Lapas). Dalam hal ini, Lapas merupakan lembaga yang mempunyai tugas
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE Desmayanti 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemandirian halus anak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinciUpaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.
Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan musik anak di Indonesia kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan penelitian tentang pengaruh
Lebih terperinciKarakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:
II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Usia dini pada anak atau usia di bawah lima tahun adalah usia yang paling kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinci