BAB VI KEBIJAKAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI KEBIJAKAN UMUM"

Transkripsi

1 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang telah dilakukan melalui kegiatan yang rasional dan realistis dirasakan kurang memadai dan masih memerlukan berbagai penyempurnaan. Hal tersebut terkait dengan banyaknya permasalahan yang belum sepenuhnya teratasi. Berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan internal birokrasi itu sendiri, masih berdampak pada tingkat kompleksitas permasalahan dan dalam upaya mencari solusi lima tahun kedepan. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi infromasi juga akan berpengaruh kuat terhadap pencarian alternatif-alternatif dalam bidang aparatur negara : Terwujudnya Pelayanan Prima, Kemandirian Keuangan Daerah dan Terwujudnya Ketertiban dan kepatuhan Masyarakat. a. Tantangan Dalam mengantisipasi, menggali potensi dan cara baru dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal birokrasi, aparatur negara dituntut memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang handal dan meningkat daya saing untuk menjaga keutuhan bangsa. Faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi Terbatasnya kewenangan daerah dalam menentukan jenis pajak yang dapat dipungut Berkembangnya sektor informal Adanya usaha yang belum terdata dan terdaftar sebagai obyek pajak Kurangnya akurasi data potensi obyek pajak 118

2 Belum optimalnya kinerja BUMD Makin meningkatnya ketidakpastian akibat perubahan faktor lingkungan politik, ekonomi dan sosial yang terjadi dengan cepat, Makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan infiltrasi budaya Terjadinya kesenjangan informasi dalam masyarakat. Meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik, meningkatnya tuntutan penerapan prinsippronsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu tranparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta ketaatan pada hukum Turunnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum, hal ini merupakan tantangan tersendiri dalam menciptakan kondisi ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat. Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan kesejahteraan, tingkat kemiskinan serta kepadatan penduduk merupakan faktor korelatif timbulnya gangguan ketertiban dan ketentraman yang dapat diredam oleh sikap, perilaku dan tindak masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap hukum. Belum optimalnya sarana prasarana penunjang pelayanan perijinan Belum optimalnya penerapan standarisasi pelayanan perijinan Kurangnya koordinasi antar instansi terkait b. Kendala Sedangkan dari sisi internal, faktor demokrasi dan desentralisasi telah membawa dampak pada proses pengambilan kebijakan publik, berbagai kendala yang dihadapi dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel adalah : Rendahnya kapasitas pemerintah daerah, kapasitas pemerintah daerah pada umumnya masih rendah dan ditandai oleh (1) masih 119

3 terbatasnya ketersediaan sumber daya aparatur baik jumlah maupun yang profesional; (2) masih terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan daerah itu sendiri mapun sumber dana dari luar daerah dan terbatasnya kemampuan pengelolaanya; (3) belum tersusunnya kelembagaan yang efektif; (4) kurang kreatifitas dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Belum optimalnya proses desentralisasi dan otonomi daerah, Persepsi yang belum sama antar pelaku pembangunan baik dijajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para pelaku pembangunan lainnya telah menimbulkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang pada akhirnya mengakibatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat belum meningkat secara nyata sebagaimana diharapkan. Belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belum banyak kerjasama antar daerah yang dilaksanakan dalam penyediaan pelayanan publik terutama didaerah perbatasan antar kota. Selain itu masih terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi internal birokrasi antara lain adalah : - Kurang efektifnya perencanaan pengendalian dan evaluasi pembangunan - Kurang tertibnyanya administrasi pemerintahan - Kurang optimalnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pemerintah dan legislatif - Rendahnya kesejahteraan PNS serta banyaknya peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan - Rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan 120

4 - Rendahnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat antara lain tingginya penyalahgunaan kewenangan dan penyimpangan Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak Belum optimalnya pemanfaatan teknologi di bidang pajak Belum optimalnya pelayanan perijinan satu atap Pelayanan perijinan terpusat di Pemerintah Kota Kurang memadainya kualitas SDM yang tersedia c. Sasaran Pelaksanaan reformasi birokrasi saat ini masih dirasakan kurang berjalan sesuai dengan tuntutan reformasi. Secara umum sasaran dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan lima tahun kedepan adalah untuk mewujudkan aparatur negara yang bersih profesional, bertanggungjawab serta untuk menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada seluruh masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pencapaian sasaran pokok, yaitu : 1. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja 2. Peningkatan akuntabilitas dan kinerja legisltatif 3. Peningkatan tertib administrasi pemerintahan 4. Peningkatan ketertiban dan ketentraman masyarakat 5. Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan 6. Peningkatan kualitas pelayanan publik 7. Peningkatan kualitas sumber daya aparatur 8. Peningkatan ketersediaan sarana penyelenggaraan pemerintahan 9. Peningkatan sarana untuk penyaluran informasi dan aspirasi publik 10. Peningkatan PAD dan penerimaan daerah lainnya 121

5 Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai berikut: 1. Sasaran meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja akan menghasilkan penurunan kasus pelanggaran hukum dan disiplin aparatur. 2. Sasaran meningkatkan akuntabilitas dan kinerja legisltatif akan: (i) Menyelesaikan rancangan produk hukum menjadi produk dan (ii) Menindaklanjuti aspirasi masyarakat. 3. Sasaran meningkatan tertib administrasi pemerintahan akan menghasilkan: (i) SKPD yang melaksanakan tertib administrasi dan (ii) Urusan yang telah dilimpahkan dan telah dilaksanakan kecamatan. 4. Sasaran meningkatan ketertiban dan ketentraman masyarakat dapat tercermin dari penurunan pelanggaran terhadap Peraturan daerah. 5. Sasaran meningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan dapat tercermin dari : (i) Meningkatnya dokumen perencanaan yang dapat diaplikasikan dan (ii) Dilaksanakannya kegiatan yang sesuai waktu dan target perencanaan. 6. Sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik dapat tercermin dari: (i) Meningkatnya penduduk yang ber-ktp dan Akte, (ii) Menurunnya rata-rata tenggang waktu penyelesaian ijin menjadi < 7 hari, (iii) Meningkatnya pelayanan yang memperoleh ISO rata-rata sekitar 1 unit pelayanan, (iv) Meningkatnya jumlah SKPD yang menerapkan SPM dan (v) Meningkatnya Kecamaatan yang memfasilitasi pelayanan perijinan menjadi 31 Kecamatan. 7. Sasaran meningkatan kualitas sumber daya aparatur tercermin dari : (i) Meningkatnya aparatur yang mengikuti diklat (struktural, fungsional dan teknis) dan (ii) Meningkatnya pegawai yang melaksankan tugas sesuai diklat yang telah diikuti. 8. Sasaran meningkatan ketersediaan sarana penyelenggaraan pemerintahan tercermin dari : (i) Meningkatnya gedung 122

6 pemerintahan yang dibangun dan diperbaiki dan (ii) Meningkatnya fasum dan fasos yang dikelola. 9. Sasaran meningkatan sarana untuk penyaluran informasi dan aspirasi publik, tercermin dari : (i) Meningkatnya layanan publik yang menggunakan IT dan (ii) Meningkatnya keluhan masyarakat yang ditanggapi. 10. Sasaran meningkatkan PAD dan penerimaan daerah lainnya tercermin dari : (i) Peningkatan PAD dan (ii) Peningkatan penerimaan daerah lainnya. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Tertib administrasi pemerintahan Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja pemerintah dan legislatif Peningkatan kinerja dan mutu layanan disemua aspek layanan publik pelayanan Optimalisasi sumber-sumber PAD dan penerimaan daerah lainnya Menegakkan pelaksanaan peraturan pemerintahan Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Pelayanan Umum, Fungsi Ketertiban dan Keamanan yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Fungsi Pelayanan Umum : Program Perencanaan dan pengendalian pembangunan Program Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan Program pendayagunaan aparatur Program Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja. Program Peningkatan kinerja legislatif. 123

7 Program Peningkatan pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil. Program Peningkatan kualitas pelayanan perijinan Program peningkatan kualitas pelayanan informasi publik. Program Pembangunan dan peningkatan fasilitas/gedung pemerintahan dan pemerintah daerah. Program peningkatan kapasitas keuangan daerah Fungsi Ketertiban dan Keamanan : Program Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan Arus Perdagangan Barang Dan Jasa Dalam Skala Regional Maupun Internasional Serta Memadukan Wilayah Greater Surabaya Dalam Suatu Sistem Tata Ruang Yang Terintegrasi Didukung Infrastruktur, Sistem Transportasi Dan Sistem IT Yang Memadai Penataan Ruang Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan/ perencanaan tata ruang wilayah Greater Surabaya yang terintegrasi, maka prioritas pembangunan yang ada dalam Misi ini diletakkan pada : a. Tantangan Perkembangan kota dan wilayah disertai pelaksanaan pembangunan yang demikian pesat memerlukan suatu kegiatan Penataan Ruang yang terpadu. Kencenderungan terjadinya konsentrasi kegiatan dan aktifitas di pusat kota memerlukan penataan dan strategi pembangunan yang terpadu dan berimbang. Perkembangan kota dan wilayah berdampak terhadap kawasan perbatasan dan wilayah lain sehingga diperlukan sinkronisasi penataan ruang dengan wilayah sekitar (Greater Surabaya) 124

8 b. Kendala : Perkembangan kota yang pesat belum diikuti dengan upaya Penataan Ruang yang terpadu, hal ini terlihat dengan belum seluruh wilayah Kota Surabaya memiliki perencanaan tata ruang sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian pembangunan. Penyebaran pusat pertumbuhan dan fasilitas perkotaan yang belum merata sehingga menimbulkan konsentrasi di pusat kota. Pembangunan yang tidak terkendali mendorong terjadinya konversi / perubahan pemanfaatan lahan dan berdampak terhadap lingkungan (deteriorisasi lingkungan). Kurangnya partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup c. Sasaran : Mengatur dan merencanakan pemanfaatan ruang kota sehingga dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai berikut : Terlaksananya kegiatan penataan ruang kota yang terpadu untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan secara merata, terarah dan bermanfaat. Tersusunnya RDTRK pada 12 Unit Pengembangan dan RTRK pada seluruh wilayah kota Surabaya (100%) Pelaksanaan pengendalian pembangunan melalui upaya pengawasan dan penertiban secara intensif dan terpadu. Meningkatnya bangunan yang memiliki IMB sesuai dengan RTR, yaitu sebanyak bangunan. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang di wilayah kota Surabaya 125

9 d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Penyusunan dan Evaluasi Rencana Tata Ruang Kota yang aplikatif dan terpadu Peningkatan partisipasi masyarakat dan kerjasama antar stake holder dan antar wilayah dalam penataan ruang Pengendalian pemanfaatan lahan dan pelaksanaan pembangunan secara intensif melalui peningkatan kualitas perijinan dan penegakan hukum Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Penataan Ruang Pengelolaan Jalan Dan Jembatan Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan prasarana infrastruktur jalan dan jembatan dalam sistem tata ruang yang terpadu dalam Wilayah Greater Surabaya, maka prioritas pembangunan yang ada dalam Misi ini diletakkan pada : a. Tantangan Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat memerlukan suatu kegiatan penambahan jaringan jalan yang terpadu dengan prasarana utilitas. Perkembangan daerah sub urban di sekitar Surabaya ( Greater Surabaya ) diperlukan sinkronisasi dan strategi pembangunan yang terpadu dan berimbang. Dominasi akses jalan Utara Selatan dan belum sempurnanya Akses Timur - Barat tanpa diimbangi oleh pemecahan jaringan jalan. Biaya pembebasan lahan untuk kepentingan umum (jalan) sangat mahal dan kurangnya partisipasi warga masyarakat Surabaya. 126

10 b. Kendala : Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat belum diikuti oleh penyediaan prasarana jalan yang memadai, hal ini tampak adanya kemacetan lalu lintas pada jam jam sibuk ( peak hour ) atau v/c ratio melebihi 1 ( v/c > 1 ). Banyaknya pengguna jalan menggunakan kendaraan pribadi dalam aktifitasnya sehingga memberikan dampak terhadap kemacetan lalu lintas dibanding pemakaian angkutan umum Kensentrasi pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada pusat kota. Biaya pembebasan lahan sangat mahal sehingga menghambat dalam pembangunan atau peningkatan jalan. Partisipasi dan peran aktif warga masyarakat kurang mendukung terhadap penyediaan jaringan jalan. c. Sasaran Merencanakan pembangunan jalan yang terintegrasi dengan sistem jaringan jalan dan meningkatkan waktu tempuh kendaraan, hal ini dapat ditempuh antara lain : Terlaksananya kegiatan pembebasan lahan dan pembangunan jalan yang terpadu dan terintegrasi dalam sistem jaringan jalan. Pengendalian dan Pengawasan pembangunan sebagai upaya dalam terlaksananya pembangunan sesuai spesifikasi yang diharapkan. Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam mendukung pembangunan jalan di wilayah Surabaya. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Penyusunan dan Evaluasi Rencana Pengelolaan jalan dan jembatan yang terpadu. 127

11 Peningkatan partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam mendukung pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Pengendalian dalam pembangunan secara kontinyu melalui peningkatan pengawasan lapangan. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Pengelolaan Utilitas Perkotaan Pengembangan kota dan pelaksanaan pembangunan perlu didukung oleh penyediaan sistem jaringan utilitas yang memadai. Adapun tantangan, permasalah, sasaran dan arah kebijakan pengelolaan utilitas perkotaan ini adalah : a. Tantangan Pengembangan dan pembangunan kota perlu diikuti peningkatan kualitas pelayanan dan sistem jeringan utilitas kota Peningkatan kebutuhan sumberdaya energi dan utilitas kota perlu diantisipasi dengan pengembangan sumberdaya energi secara terpadu. Ketersediaan sumberdaya energi yang semakin terbatas memerlukan sistem dan manajemen pengelolaan yang baik. b. Kendala Pengembangan kota dan Pelaksanaan pembangunan yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan sumberdaya energi dan utilitas kota belum didukung oleh sistem pelayanan dan jaringan yang memadai. Kebutuhan akan sumberdaya energi dan utilitas semakin meningkat sementara ketersediaan sumberdaya semakin terbatas (terutama sumber daya tak terbaharui). 128

12 Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan sumber daya energi dan utilitas kota belum terpadu dengan rencana pengembangan dan pembangunan kota. c. Sasaran Terpenuhinya kebutuhan dan meningkatnya kualitas pelayanan di bidang sumberdaya energi dan utilitas kota. Perluasan sistem jaringan dan pembangunan utilitas kota secara merata dan terpadu dan peningkatan Perluasan jaringan dan Peningkatan Jumlah Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak titik Meningkatnya sistem manajemen pengelolaan sumberdaya energi dan utilitas kota d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Perluasan sistem jaringan dan pembangunan utilitas kota secara merata dan terpadu. Pengembangan sumberdaya energi dan utilitas kota secara terpadu disertai upaya-upaya penghematan untuk mengatasi semakin terbatasnya sumberdaya energi yang ada. Manajemen pengelolaan sumberdaya energi dan utilitas kota secara profesional. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar stake holder dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan sumberdaya energi dan utilitas kota. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum yang didukung oleh programprogram pembangunan yaitu : Program Pengelolaan Utilitas Perkotaan 129

13 Pengembangan Transportasi Untuk mewujudkan keterpaduan sarana infrastruktur transportasi dan pelayanan pengguna jalan yang terpadu dalam Wilayah Greater Surabaya, maka prioritas pengembangan transportasi yang ada dalam Misi ini diletakkan pada : a. Tantangan Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat tanpa diikuti oleh perkembangan prasarana jalan. Perkembangan penggunaan kendaraan pribadi dan kesadaran perilaku pengguna ( user ) jalan yang masih rendah. Belum optimalnya sistem angkutan massal untuk lalu lintas komuter kota Surabaya. Masih banyaknya fungsi jalan untuk kegiatan lain ( parkir on street, PKL, dll ). Kurang optimalnya fungsi terminal penumpang dan pengujian kendaraan bermotor. b. Kendala : Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat belum diikuti oleh penyediaan prasarana jalan yang memadai, hal ini tampak adanya kemacetan lalu lintas pada jam jam sibuk ( peak hour ) atau v/c ratio melebihi 1 ( v/c > 1 ). Banyaknya pengguna jalan dan kesadaran pengguna jalan menggunakan kendaraan pribadi dalam aktifitasnya sehingga memberikan dampak terhadap kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Belum adanya angkutan massal yang representatif ( Bis kota, angkot ) dan pergantian antar mode angkutan. Penumpukan beban jalan sehingga mengurangi fungsi jalan. Menurunnya kondisi dan sulitnya pengaturan terminal dan minimnya alat pengujian kendaraan bermotor. 130

14 Kurangnya Partisipasi dan peran aktif warga masyarakat dalam mendukung tertib lalu lintas. c. Sasaran Merencanakan dan mengendalikan penggunaan fungsi jalan sehingga dapat meningkatkan waktu tempuh kendaraan, hal ini dapat ditempuh antara lain : Meningkatkan Kesadaran masyarakat dalam perubahan perilaku penggunaan kendaran pribadi dan ketertiban berlalu lintas. Mengoptimalkan fungsi jalan dengan melakukan Rekayasa Lalu Lintas atau Traffic Demand Management. Meningkatkan Pengendalian dan Pengawasan fungsi terminal dan Pengujian Kendaraan bermotor. Peningkatan atau penggantian baru angkutan massal ( Bis Kota ) d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Penyusunan dan Evaluasi Rencana Pengembangan transportasi yang terpadu. Peningkatan partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam perubahan perilaku penggunaan angkutan massal dan mendukung tertib lalu lintas. Pengendalian dalam pembangunan secara kontinyu melalui peningkatan pengawasan lapangan Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Pengembangan Transportasi 131

15 6.3. Fasilitasi Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Menengah (UMKM) dan Investasi Serta Menciptakan Keterpaduan Antara Pengusaha Kecil, Menengah Dengan Pengusaha Besar Yang Didukung Oleh Iklim Usaha Yang Kondusif Dalam rangka meningkatkan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan investasi serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha besar, maka tujuan yang ada dalam misi ini diletakkan pada : Meningkatnya Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Investasi a. Tantangan : Tingginya persaingan usaha sebagai akibat adanya globalisasi perdagangan; Tingginya kebutuhan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah; Adanya tuntutan untuk mampu bersaing dengan kota-kota lain baik di dalam maupun luar negeri dalam menciptakan lingkungan dan iklim yang kondusif, sehingga dapat menarik investor luar negeri dan dalam negeri maupun mempertahankan investor yang telah ada. b. Kendala : Masih rendahnya kualitas produk dari UMKM; Masih adanya UMKM yang belum dilengkapi aspek legalitas usaha; Terbatasnya akses koperasi, usaha kecil dan menengah terhadap sumber daya produktif meliputi tiga aspek penting yaitu modal usaha, informasi dan pasar; Belum seimbangnya nilai produk-produk ekspor yang dihasilkan bila dibandingkan dengan nilai produk-produk impor. 132

16 Proses perijinan investasi PMA dan PMDN sampai dengan saat ini masih merupakan kewenangan Pemerintah Pusat; Kurang optimalnya kemudahan dalam berinvestasi. c. Sasaran : Meningkatnya investasi, kemandirian Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan capaian dari sasaran tersebut adalah : Meningkatnya nilai investasi secara kumulatif rata-rata 5,8 persen. Meningkatnya usaha mikro binaan menjadi unit. Meningkatnya jumlah UKM Tangguh menjadi unit. Meningkatnya jumlah UKM Mandiri menjadi unit. Meningkatnya Koperasi dengan kualifikasi skor baik menjadi unit Meningkatnya kemitraan antara UMKM dengan pengusaha besar, lembaga perbankan dan lembaga keuangan menjadi sekitar 5 persen d. Kebijakan : yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Koperasi dan UMKM serta Pengembangan Investasi. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Investasi 133

17 Meningkatnya Ketahanan Pangan Dan Pendapatan Masyarakat a. Tantangan : Luas lahan tambak dan pertanian semakin menyusut; Tuntutan konsumen terhadap keamanan dan kualitas produk di bidang kelautan, perikanan dan pertanian. b. Kendala : Kurangnya sarana dan prasarana bidang kelautan.perikanan dan pertanian; Rendahnya sumber daya nelayan dan petani; Rendahnya implementasi teknologi tepat guna di bidang kelautan,perikanan dan pertanian c. Sasaran : Meningkatnya produktivitas hasil perikanan, kelautan, peternakan, pertanian dan ketersediaan bahan pangan sampai dengan tahun 2010 diperkirakan capaian dari sasaran tersebut adalah : Meningkatnya produktivitas hasil perikanan dan kelautan menjadi 5.381,92 kg/ha/tahun Meningkatnya produktivitas hasil Peternakan menjadi ekor Meningkatnya produktivitas hasil pertanian menjadi 73,41 Ku/Ha Meningkatnya ketersediaan bahan pangan yang terjangkau menjadi 80 persen d. Kebijakan yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Petani dan Nelayan. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Pengembangan Kelautan, Perikanan dan Pertanian 134

18 Meningkatkan Perluasan Kesempatan Kerja Dan Perlindungan Tenaga Kerja. a. Tantangan Kurangnya pendidikan dan ketrampilan pencari kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja kurang. Adanya PHK sepihak dan Tingkat keselamatan kecelakaan kerja yang rendah b. Kendala Belum optimalnya pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan Masih kurangnya kesempatan kerja Rendahnya disiplin Penyalur tenaga kerja c. Sasaran Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja. Melalui perluasan kesempatan dan perlindungan tenaga kerja diharapkan : - Prosentase tingkat partisisipasi angkatan kerja (TPAK) akan meningkat dari 62,96 % Tahun 2005 menjadi 73,76 % pada tahun Peningkatan jumlah Kader Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari 858 pada Tahun 2005 menjadi 978 Tahun Terjadi peningkatan kerjasama lembaga Bipartit sebanyak 18 Tahun 2005 meningkat menjadi 78 pada Tahun 2010 d. Kebijakan yang ditetapkan adalah meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja. 135

19 Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan 6.4. Misi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan Penyandang Masalah Sosial Melalui Pembangunan Sosial Masyarakat dan Sektor Informal. Masalah sosial dan kemiskinan di kota Surabaya perlu mendapat penanganan yang serius melalui upaya pemberdayaan maupun pemenuhan kebutuhan dasar. Dari hasil verifikasi data keluarga miskin di Kota Surabaya terjadi peningkatan jumlah Kepala Keluarga (KK) atau jiwa miskin yaitu : KK atau pada tahun 2003 jiwa meningkat menjadi KK atau jiwa pada tahun 2005, atau terjadi kenaikan rata-rata sebesar 13,60 %. Selain itu masalah ketenagakerjaan perlu mendapatkan perhatian melalui peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan menekan permasalahan dan kecelakaan ketenagakerjaan. Sebagai langkah peningkatan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah dan penanganan penyandang masalah sosial dan upaya menekan angka kemiskinan serta bidang ketenagakerjaan, maka tujuan yang ada dalam misi ini ditetapkan sebagai berikut : Meningkatkan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas kehidupan keluarga miskin a. Tantangan Meningkatnya jumlah penyandang masalah sosial di Kota Surabaya akibat urbanisasi berlebih Perkembangan anak jalanan semakin banyak dan mencemaskan Tidak dimilikinya aset produksi yang memadai dan kurangnya kemampuan keluarga miskin dalam upaya pengembangan produktif dan kegiatan diversivikasi usaha. Kondisi tersebut 136

20 disebabkan oleh (i) Pendidikan yang dimiliki kurang memadai sehingga kemampuan masyarakat miskin untuk membuka usaha alternatif sangat terbatas dan (ii) Keterbatasan aset produksi yang dimiliki oleh keluarga miskin juga telah mengakibatkan situasi yang dihadapi semakin sulit. b. Kendala Belum optimalnya pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Rendahnya akses keluarga miskin pada fasilitas publik (sarana air bersih, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, pemukiman yang layak) Meningkatnya jumlah keluarga miskin dan keterbatasan akses keluarga miskin. Lemahnya koordinasi dalam pelaksanaan program kemiskinan sehingga seringkali tumpang tindih dan kurang terfokus, untuk itu perlu upaya pengembangan kebijakan pengelolaan program penanggulangan kemiskinan Satu Pintu baik dalam penetuan kelompok maupun wilayah sasaran. c. Sasaran Meningkatnya pelayanan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Diharapkan pelayanan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dapat meningkat dari 4,6 % pada Tahun 2005 menjadi 16,2 % pada Tahun Meningkatnya penanganan keluarga miskin kota Diharapkan dengan meningkatnya penanganan keluarga miskin akan : - Makin banyaknya warga miskin yang mendapatkan pelayanan dasar 137

21 - Makin banyaknya warga miskin yang mendapat pemberdayaan ekonomi - Makin banyaknya warga miskin yang meningkat kualitas lingkungan hidup, permukiman dan perumahannya. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah Pemberdayaan masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi perlindungan sosial yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Penanggulangan Masalah Sosial Program Penanggulangan Kemiskinan Mewujudkan penataan dan pengelolaan usaha sektor informal secara konstruktif dan modern a. Tantangan Adanya arus urbanisasi yang cukup deras; Terbatasnya kesempatan kerja di sektor formal; b. Kendala Masih terbatasnya ruang atau tempat usaha yang permanen bagi Pedagang Kaki Lima; Masih rendahnya sumber daya manusia Pedagang Kaki Lima; Belum maksimalnya partisipasi pihak swasta dalam menangani masalah Pedagang Kaki Lima. c. Sasaran Meningkatnya Pedagang Kaki Lima yang tertata dan terkelola secara konstruktif dan modern. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan capaian dari sasaran tersebut adalah : 138

22 Meningkatnya Jumlah Pedagang Kaki Lima Binaan menjadi PKL. d. Kebijakan : yang ditetapkan adalah Penataan dan Relokasi Pedagang Kaki Lima. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : - Program Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Misi Mewujudkan Penataan Lingkungan Kota Yang Bersih, Hijau, Dan Nyaman. Dalam rangka mewujudkan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau dan nyaman, maka prioritas pembangunan yang ada dalam agenda ini diletakkan pada : Pengendalian dan Pelestarian Lingkungan Hidup a. Tantangan Letak geografis Surabaya yang merupakan hilir dari DAS Brantas. Usaha/kegiatan yang belum memiliki perijinan di bidang lingkungan hidup. Pertumbuhan usaha/kegiatan yang pesat tidak diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah. Ketidakseimbangan ekosistem di darat dan pesisir pantai akibat pesatnya pembangunan. b. Kendala 1) Pencemaran udara Meningkatnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri, rumah tangga maupun kendaraan bermotor. 139

23 Penurunan kualitas atmosfer global yang disebabkan rusaknya lapisan ozon akibat efek gas rumah kaca. 2) Pencemaran Air Pengelolaan sumber daya air yang tidak terkendali yang tidak memikirkan rehabilitasi sumber daya air. Pembuangan limbah baik limbah domestik maupun limbah industri tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Sistem sanitasi yang tidak memadai. 3) Pencemaran Tanah Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Sistem sanitasi yang tidak memadai. Adanya pembuangan limbah usaha/kegiatan yang melebihi baku mutu ke lingkungan sekitar. c. Sasaran Meningkatnya kualitas udara, air, dan tanah kota yang tercermin dari indikator persentase jumlah hari dengan kualitas udara baik dalam setahun, Persentase peningkatan kualitas air sungai dan air tanah, Berkuranginya pencemaran lahan d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Peningkatan mutu (kualitas) udara, air dan tanah kota. Penataan areal di sekitar Kali Mas dan kawasan pantai Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu : Program Pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup 140

24 Ruang Terbuka Hijau Dan Pertamanan Kota Dalam rangka meningkatkan kualitas Lingkungan Kota salah satu upaya yang dilakukan adalah penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Ruang Terbuka Hijau lahan atau kawasan ruang terbuka untuk tempat tumbuhnya kelompok tanaman/vegetasi yang berfungsi sebagai pengatur iklim mikro, daerah resapan air dan estetika kota. Adapun tantangan, permasalah, sasaran dan arah kebijakan Program ini adalah : a. Tantangan ; Peningkatan luas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar RTH ini benar-benar dapat berfungsi optimal baik fungsi ekologis maupun estetika Peningkatan luas dan kualitas makam kota sebagai salah satu fasilitas penting bagi suatu kota Pemberdayaan masyarakat / stake holder dalam penyediaan dan pengelolaan RTH dan Makam b. Kendala Semakin terbatasnya lahan dan tingginya harga lahan di wilayah kota Surabaya Pelaksanaan pembangunan yang kurang memperhatikan penyediaan lahan untuk prasarana lingkungan, utilitas umum, dan fasilitas sosial, khusunya untuk RTH dan makam Partisipasi dan peran aktif masyarakat/stake holder dalam penyediaan dan pengelolaan RTH/makam masih belum optimal c. Sasaran Bertambahnya luas lahan RTH sehingga luas RTH yang ada porporsional dengan luas wilayah kota Surabaya Meningkatnya jumlah RTH yang dikelola Pemkot seluas 18 ha Meningkatnya kualitas RTH Surabaya Tersedianya fasilitas makam kota dengan kualitas yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan 141

25 Meningkatnya partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan RTH dan makam d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Pembebasan/penyediaan lahan untuk memperluas RTH di Kota Surabaya Penataan dan revitalisasi RTH dalam rangka optimalisasi fungsi RTH di kota Surabaya Penyediaan lahan untuk fasilitas makam dan peningkatan kualitas pengelolaan makam kota. Pengendalian pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan ketersediaan lahan prasarana lingkungan, utilitas umum, dan fasilitas sosial khususnya RTH dan makam Sosialisasi dalam rangka peningkatan partisipasi / peran masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan RTH dan makam Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Program Ruang Terbuka Hijau dan Pertamanan Kota Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai a. Tantangan Masih adanya saluran irigasi yang belum berubah fungsi menjadi saluran pematusan Kewenangan pengelolaan sistem pematusan oleh Pemerintah Pusat dan Propinsi Kota Surabaya sebagai pusat industri dan jasa Meningkatnya arus urbanisasi di Kota Surabaya Tingginya tuntutan masyarakat terhadap penanganan banjir 142

26 b. Kendala Kondisi lingkungan yang kurang memadai seperti terbatasnya luas ruang terbuka hijau sebagai lahan resapan air dan daerah konservasi Tidak optimalnya fungsi saluran tersier, sekunder dan primer karena adanya penumpukan sampah dan endapan sediment Posisi geografis Kota Surabaya yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 1 6 m diatas permukaan laut Banyak saluran yang semula berfungsi sebagai saluran irigasi tetapi belum dikonversi menjadi saluran pematusan Banyaknya bangunan liar yang berda disepanjang bantaran sungai, sehingga mengganggu kelancaran aliran dan pemeliharaan sungai Kesadaran masyarakat masih belum memadai uantuk mencegah terjadinya banjir dan dengan sengaja membuang sampah ke saluran Sistem pematusan belum terwujud dan terintegrasi, yaitu banyak saluran tersier belum terhubung dengan saluran sekunder secara baik dan terintegrasi sehingga genangan air didaerah tangkapan saluran tersier tidak dapat mengalir ke saluran sekunder c. Sasaran Rencana program jangka menengah selama lima tahun dari diharapkan luas genangan berkurang dari ha menjadi ha (berkurang 1130 ha), tinggi genangan rata-rata dari menjadi cm dan lama genangan rata-rata dari 4-6 jam menjadi 1-2 jam. Prioritas utama yang akan ditangani selama periode sebagai berikut : Sistem Greges difokuskan pada kawasan Embong Malang dan sekitarnya 143

27 Sistem Gunungsari difokuskan pada kawasan May Jend Sungkono dan sekitarnya, Sistem Wonorejo difokuskan pada kawasan Jemursari dan sekitarnya, Sistem Kalidami difokuskan pada kawasan Darmahusada, Kertatajaya dan sekitarnya, Sistem Kenjeran difokuskan pada kawasan Karang Empat, Kalijudan dan sekitarnya, Sistem Jeblokan difakuskan pada kawasan Moestopo dan sekitarnya, Sistem Kebonagung difokuskan pada kawasan Gayungan, Gayungsari dan sekitarnya, Sistem Dinoyo difokuskan pada kawasan Dr Soetomo dan sekitarnya, Sistem Darmokali difokuskan pada kawasan Ciliwung dan sekitarnya, Sistem Kalisumo difokuskan pada kawasan Ngagel dan sekitarnya, Sistem Kalibokor difokuskan pada kawasan Klampis, Deles dan sekitarnya. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Perencanaan ulang pola system pematusan Melaksanakan pemeliharaan, rehabilitasi, pembangunan sarana dan prasarana pematusan Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sistem pematusan Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan instansi terkait dalam menyelesaikan masalah banjir di Kota Surabaya 144

28 Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Pengelolaan Kebersihan Kota a. Tantangan Menjadikan sampah sebagai barang yang mempunyai nilai ekonomis Membuka kesempatan bagi masyarakat dan swasta terlibat dalam pengelolaan kebersihan kota Perluasan wilayah pengelolaan sampah berbasis komunitas sehingga terjadi pengurangan sampah di sumber sampah b. Kendala Adanya keterbatasan lahan untuk TPA dan TPS sampah Peningkatan volume sampah seiring dengan pertumbuhan penduduk Pengumpulan sampah yang kurang higienis Sarana pengangkutan sampah yang kurang memadai Jarak angkut sampah ke TPA Benowo yang terlalu jauh jika sumber sampah berada di wilayah Surabaya Timur Adanya rembesan lindi ke tambak sekitar TPA Benowo akibat pengoperasian sanitary landfill yang kurang benar c. Sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan sampah di sumber sampah, TPS, dan TPA. Meningkatnya kapasitas TPA dan menurunnya tuntutan warga atas kasus pencemaran lingkungan yang diduga akibat pencemaran lindi maupun bau dari TPA. 145

29 Meningkatnya kualitas kondisi higienis dan sanitasi pengelolaan persampahan secara keseluruhan. Selain itu juga berkurangnya sampah yang tercecer dalam proses pengelolaan persampahan d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Pengelolaan sampah mandiri dan pengolahan sampah di TPS menuju zero waste. Penyediaan TPA baru untuk mengantisipasi keterbatasan TPA eksisting Pengendalian limbah air tinja perkotaan. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Program pengelolaan Kebersihan Kota Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran a. Tantangan Meningkatnya permukiman dan perumahan di Kota Surabaya Komitmen masyarakat yang tinggi untuk menangani kebakaran secara cepat, bersama-sama dan gotong royong Kemajuan teknologi sangat mendukung dalam penanganan bahaya kebakaran b. Kendala Meningkatnya jumlah kejadian kebakaran diwilayah Kota surabaya rata-rata 250 kebakaran per tahun, Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran dan kesiapan masyarakat untuk menghadapi dan menanggulangi bahaya kebakaran, 146

30 Masih rendahnya gedung dan bangunan yang memiliki standar pengamanan terhadap kebakaran, Sistem penanganan kebakaran belum terwujud dan terintegrasi, yaitu akselerasi kecepatan unit pemadam kebakaran tiba di lokasi bencana karena jauhnya pos PMK dengan lokasi bencana dan kemacetan lalulintas. c. Sasaran Sasaran rencana program jangka menengah selama lima tahun dari diharapkan waktu tanggap selama 15 menit tiba dilokasi dan kebakaran rata-rata berkurang dari 253 menjadi 200 kejadian. Prioritas utama yang akan ditangani selama periode sebagai berikut : Terlaksana penanganan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, Tersedianya sarana dan prasarana pemadam kebakaran, yaitu penambahan 12 pos pembantu PMK dengan dilengkapi unit petugas dan mobil PMK, Peningkatan kualitas petugas PMK melalui pelatihan dan pendidikan, Tersedianya sarana pencegahan bahaya kebakaran yang memiliki standar pada gedung dan bangunan, Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Pencegahan dan penangulangan bahaya kebakaran Pembangunan sarana dan prasarana pemadam kebakaran Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada petugas, 147

31 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran, Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota disekitarnya serta instansi terkait dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Perumahan Dan Permukiman Dalam rangka penataan perumahan dan permukiman di kota Surabaya tantangan, permasalahan, sasaran, kebijakan, dan fungsi a. Tantangan Menurunnya kualitas lingkungan pada kawasan perumahan permukiman di wilayah kota Surabaya Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal yang layak terutama untuk masyarakat menengah ke bawah b. Kendala Belum adanya Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD), atau Dinas/Instansi di Pemerintah Kota Surabaya yang secara khusus menangani pembangunan perumahan dan permukiman yang dapat melakukan penataan, pengelolaan dan pembangunan perumahan permukiman secara terpadu dan komprehensif Keberadaan dan tumbuhnya perumahan liarkumuh pada kawasan-kawasan di wilayah kota Surabaya Kondisi sarana prasarana lingkungan perumahan permukiman yang kurang memadai terutama pada permukiman informal / kampung 148

32 c. Sasaran : Terbentuknya SKPD yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembangunan Perumahan dan Permukiman Meningkatnya kualitas lingkungan, fasilitas umum sosial, sarana dan prasarana lingkungan perumahan permukiman terutama pada kawasan kumuh seluas ha. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Pembentukan SKPD dan penetapan tugas pokok dan fungsi untuk pembangunan perumahan dan permukiman secara terpadu mulai proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian Penataan dan Revitalisasi kawasan perumahan terutama pada perkampungan / kawasan kumuh dan sangat padat Pembangunan dan penyediaan prasarana lingkungan, utililitas umum dan fasilitas sosial perumahan Pembangunan dan penyediaan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum yang didukung oleh programprogram pembangunan, yaitu : Program Perumahan dan Permukiman 6.6. Misi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Yang Berwawasan Kebangsaan Dan Berkualitas Global Yang Terjangkau Bagi Warga Kota Serta Menyiapkan Generasi Muda Yang Siap Menghadapi Tantangan Kemajuan Jaman Dalam rangka mewujudkan peningkatan Kualitas Pendidikan Yang Berwawasan Global Dan Terjangkau Bagi Warga Kota Serta Menyiapkan Generasi Muda Yang Siap Menghadapi Tantangan Kemajuan Zaman, Pendidikan yang berkualitas berwawasan global dan terjangkau bagi warga 149

33 kota serta menyiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman, peningkatan akses bagi masyarakat terhadap pendidikan yang bermutu merupakan amanat penting yang harus diemban pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sebagai prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas bangsa diera global, kualitas pendidikan tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan aspek intelektual saja tetapi juga mengembangkan karakter peserta didik. Pendidikan yang bermutu tidak hanya dicirikan dengan kemampuan lulusan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam pemahaman serta pengamalan nilai nilai keimanan dan ketaqwaan, etika dan kepribadian, estetika serta meningkatnya kualitas jasmani. Secara umum tataran makro strategis pengembangan pendidikan belum secara sitematis dan komprehensif dalam memanfaatkan ICT dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum yang mewajibkan Tehnologi Informasi ( TI ) sebagai salah satu subyek pembelajaran. Kurikulum Sekolah Menengah Umum lebih diorientasikan pada penguasaan, ketrampilan praktis menggunakan program aplikasi seperti program pengolah kata. Dinamika perubahan pendidikan sebagai salah satu sector pembangunan Nasional juga harus dicermati dalam prespektif perubahan global dimana teknologi informasi dan Komunikasi ( ICT ) memainkan peran sangat menentukan. Mutu pendidikan juga dapat dipercepat melalui pembelajaran yang berbasis ICT, untuk menajemen pendidikan, penerapan ICT dapat dilakukan melalui pengembangan model aplikasi pembelajaran interaktif yang dikemas dalam format multi media interaktif, yang membuat pembelajaran menjadi lebih efektif. Peningkatan kualitas pendidikan yang menjadi tujuan utama dalam pembangunan pendidikan diharapkan juga diikuti oleh meningkatkan pemberdayaan generasi muda yang diarahkan guna mempersiapkan para pemuda sebagai pelaku pelaku pembangunan, khususnya dalam konteks pembangunan karakter bangsa yang produktif dalam era persaingan global dan perluasan olah raga masyarakat maupun sekolah yang bertumpu pada kemampuan swakelola dan swadana dengan maksud meningkatkan partisipasi masryarakat pada 150

34 berbagai tingkat usia dan jenis kelamin, secara nyata sesuai dengan gerakan memasyarakatkan olah raga dan mengolah ragakan masyarakat. Sehingga memerlukan pembinaan olah raga prestasi dengan meningkatkan daya dukung sarana prasarana olah rag serta sumber daya manusia yang kompeten, pengembangan dan penerapan iptek olahraga dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam praktek pratek pembinaan oleh raga prestasi, penerapan system manajemen olahraga yang lebih efisien melalui perencanaan, penorganisasian, koordinasi dan pengendalian kegiatan dengan ukuran keberhasilan yang jelas serta penataan landasan serta pengkajian kelayakan institusioanal dalam rangka pengembangan industri olah raga. Guna terwujudnya tujuan yang ada dalam misi ini diletakkan pada : Meningkatnya Kualitas Pendidikan sesuai dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi dan Terwujudnya Pemerataan dan Perluasan Pendidikan Bagi Warga Kota. a. Tantangan Penuntasan Wajar Dikdas (9 tahun) sampai dengan 2008 Hak dasar pendidikan yang belum diperoleh masyarakat Pendidikan berkualitas yang mempunyai nilai komparatif dan kompetitif untuk memenuhi tuntutan global b. Kendala Masih Rendahnya Kualitas Pendidikan. Masih Rendahnya Angka Partisipasi Murni pada semua Jenjang Pendidikan SPM yang belum bisa dilaksanakan c. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan. Meningkatnya Pemerataan pada semua jenjang Pendidikan. 151

35 Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai berikut : - Meningkatkan angka kelulusan,untuk SD/MI dari 99,08% menjadi 99,58 %, SMP/MTs dari 99,81 % menjadi 99,91 %, SMA/SMK/MA dari 97,63 % menjadi 99,10 %. - Meningkatnya persentase siswa kejuruan yang diterima bekerja. - Meningkatnya angka melek huruf. - Meningkatnya angka partisipasi murni,untuk SD/MI dari 90,99 % menjadi 91,90 %, SMP/MTs dari 79,18 menjadi 79,96 %, untuk SMA/SMK/MA dari 79,79% menjadi 80,59 %. - Meningkatnya angka partisipasi kasar,untuk SD/MI dari 105,20 % menjadi 105,20 %,untuk SMP/MTs dari 99,03 % menjadi 100 %, untuk SMA/SMK/MA dari 108,11 menjadi 108,11. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Pendidikan yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Program Penyelenggaraan Pendidikan Meningkatnya Kualitas Generasi Muda dan Prestasi Olah Raga. a. Tantangan Kurangnya daya saing skill / knowledge Meningkatnya penyalagunaan narkoba Meningkatnya kompetitif bidang Olah Raga. 152

36 b. Kendala : Masih Rendahnya Peran Generasi Muda. Masih Rendahnya Prestasi Olah Raga c. Sasaran Meningkatkan Peran Generasi Muda Meningkatkan Prestasi Olah Raga. Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai berikut : Meningkatnya persentase organisasi / pemuda yang berprestasi dan Meningkatnya persentase organisasi / personil olah raga yang berprestasi. d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : meningkatkan generasi muda diberbagai bidang. meningkatkan prestasi olahraga. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Pariwisata dan Budaya yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Program Peningkatan Pembinaan Kepemudaan dan Olah Raga Misi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Yang Terjangkau Bagi Masyarakat Kota, Serta Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Tentang Lingkungan Sehat Dan Perilaku Sehat Dalam rangka mewujudkan Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat kota serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat, maka tujuan yang ada dalam misi ini ditetapkan sebagai berikut : 153

37 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Dan Meningkatnya Akses Pelayanan Kesehatan Yang Terjangkau Oleh Masyarakat a. Tantangan Perlunya peningkatan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Makin banyaknya wabah penyakit yang berkembang akhir-akhir ini diantara demam berdarah dengue dan flu burung Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan b. Kendala Masih perlunya ketersediaan tenaga kesehatan yang bermutu dan profesional Perlunya sarana prasarana kesehatan yang memadai sesuai Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Belum optimalnya kinerja pelayanan kesehatan Terbatasnya akses pelayanan kesehatan c. Sasaran Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat. Diharapkan melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau pada tahun 2010 dapat mencapai 100 % sesuai Sandart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang meliputi : - Peningkatan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat - Meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) - Meningkatnya status gizi masyarakat - Meningkatnya kesehatan keluarga - Menurunnya angka kesakitan dan kematian - Meningkatnya kualitas hygiene sanitasi 154

38 - Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang memenuhi standart (per-jenis pelayanan) - Meningkatnya ketersediaan tenaga kesehatan yang bermutu dan profesional - Meningkatnya kinerja sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta - Meningkatnya management sistem pelayanan kesehatan - Meningkatnya pembinaan, pengawasan dan pengendalian farmasi, perbekalan kesehatan dan makanan serta minuman d. Kebijakan yang ditetapkan adalah : Pemberdayaan masyarakat melalui penyebarluasan informasi tentang kesehatan Meningkatkan peran posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat Optimalisasi kinerja pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi Kesehatan yang didukung oleh program-program pembangunan, yaitu : Program penanganan bidang kesehatan dan keluarga berencana 6.8. Misi Menggali Dan Meningkatkan Kasanah Budaya Lokal, Serta Mengembangkan Kehidupan Kemasyarakatan Yang Harmonis, Dan Bertoleransi Dan Berakhlakul Karimah Dalam rangka mewujudkan Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis dan bertoleransi, maka tujuan yang ada dalam misi ini ditetapkan sebagai berikut : 155

BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Program Pembangunan Daerah 7.1.1. PROGRAM SKPD 1 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

1.1 TUJUAN PENULISAN LAPORAN

1.1 TUJUAN PENULISAN LAPORAN 1.1 TUJUAN PENULISAN LAPORAN P-SLHD dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan. Pelaporan yang rutin akan menjamin akses informasi lingkungan yang terkini dan akurat

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA CIREBON 1/1/15

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA CIREBON 1/1/15 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA CIREBON 1/1/15 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB VI KEBIJAKAN UMUM BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Ambon Pembangunan Kota Ambon tahun 2011-2016 diarahkan untuk mewujudkan Visi Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius,

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI Untuk mencapai tujuan daerah yang merupakan hasil akhir dari tolok ukur pembangunan lima tahun yang akan datang dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN - 107 - BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

Drs. NASRUDIN AZIS, SH.

Drs. NASRUDIN AZIS, SH. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan : Drs.

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Dengan memperhatikan kondisi, potensi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Kota Bogor, dan mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan 1 Mewujudkan sumber daya manusia Bangkalan yang agamis, produktif, berkualitas dan berdaya saing kualitas sumber daya manusia agar berdaya saing,

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

Isu Strategis Kota Surakarta

Isu Strategis Kota Surakarta Isu Strategis Kota Surakarta 2015-2019 (Kompilasi Lintas Bidang) Perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Sinkronisasi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, DAN 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekanbaru 2005-2025, Visi Kota Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Ambon Pembangunan Kota Ambon tahun 2011-2016 diarahkan untuk mewujudkan Visi Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi Strategi merupakan pemikiran-pemikiran konseptual analitis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau memperkuat pencapaian

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah Kabupaten Pinrang bersama seluruh pemangku kepentingan mencapai tujuan

Lebih terperinci