KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS)"

Transkripsi

1 KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS) K. Rihendra Dane Juruan Pendidikan Teknik Mein, Fakula Teknik dan Kejuruan Univeria Pendidikan Ganeha Singaraja, Indoneia Abrak Peneliian ini berujuan unuk mengkaji indikaor-indikaor yang menjadi hal pening dalam pengembangan ebuah produk oomoif ang jepi Jaw Locking Plier. Pengemabngan produk ini dilakukan dengan menggunakan meode QFD (Qualiy Funcion Deploymen) yaiu uau meode yang errukur di dalam pengembangan produk yang memungkinkan im pengembangan produk unuk meneapkan dengan jela emua keinginan dan kebuuhan konumen dan kemudian mengevaluai maing-maing kemampuan produk aau ervice yang diawarkan ecara iemai unuk memenuhi kebuuhan konumen. Perminaan cuomer (cuomer need) merupakan maukan uama QFD, edang langkah proenya ada 4 fae dimana Dari uruan fae QFD, produc planning (penyuunan Houe of Qualiy) merupakan fae perama dan berujuan unuk mendapakan nilai prioria maing-maing Subiue Qualiy Characeriic (SQC) yang naninya akan menjadi maukan pada ahapan Par Deploymen. Kaa Kunci: QFD (Qualiy Funcion Deploymen), HOQ (Houe of Qualiy), SQC (Subiue Qualiy Characeriic), Tang Jepi Jaw Locking Plier Abrac The udy aimed o ae indicaor ha become he prominen facor in developing an auomoive produc, in which he produc being developed i clamo plier jaw locking plier. The developmen of hi produc done hrough QFD (qualiy funcion deploymen), a rucured mehod in developing he produc ha enable he produc developmen eam o deermine clearly all deire and need of he cuomer and hen evaluae each produc a well a ervice affered yemaically o mee he need of he cuomer. Cuomer demand i he main inpu of QFD, in which he are four epof QFD phae, he fir ep i produc planning (preparaion of he houe of qualiy), which he aim i o ge he prioriy value of each ubiue qualiy characeriic (SQC) ha will become inpu fore he par deploymen ep. Keyword: QFD (Qualiy Funcion Deploymen), HOQ (Houe of Qualiy), SQC (Subiue Qualiy Characeriic), Jaw Locking Plier Jurnal Sain dan Teknologi 173

2 PENDAHULUAN Peryaraan rancangan uau produk adalah rancangan yang dapa diraki, dapa didaur ulang, beba dari koroi aau kara, biaya yang rendah dan dapa dimanufakur era dapa diperika hail akhirnya. Kualia uau produk merupakan alah au fakor pening dalam meningkakan daya aing produk, elain biaya produki dan keepaan waku produki. Pada perancangan produk ini akan dikembangkan produk Tang Jepi (Jaw Locking Plier). Pada umumnya ala ini ering digunakan pada dunia perbengkelan. Ala ini berfungi ebagai ala penjepi bau, mur, aau benda kerja yang lain agar benda yang dijepi idak mudah berpuar aau bergeer dari empa emula aau dari empa yang diharapkan. Alaan penelii erarik mengembangkan produk ini berdaarkan udy pendahuluan yang dilakukan penelii dimana banyak pemakai ala ini mengalami keulian dalam menggunakan dengan alaan yang bervariai, eapi keulian yang imbul idak mempengaruhi aau mengurangi mobilia penggunaan ala ini oleh pengguna diliha dari peningnya kegunaan ala ini. Sehingga berdaarkan hal diaa maka penuli beriniiaif unuk mengembangkan produk Jaw Locking Plier aau yang ering dikenal Tang Jepi. Sebuah Tang Jepi (Jaw Locking Plier) akan dikembangkan euai dengan perkembangan eknologi dan aa perminaan pengguna (cuomer), berdaarkan aa peifikai ekni dan perminaan erebu akan diwujudkan dengan konep yang akan dapa mengarahkan kualia produk. Guna mendapakan informai enang kebuuhan cuomer akan dilakukan : 1. Tanya jawab langung kepada cuomer 2. Menyebarkan kuiioner kepada cuomer 3. Mempelajari dan mengembangkan produk yang udah ada. Unuk mengeahui uara cuomer (cuomer need) dengen menyebarkan kuiioner pengembangan produk Tang jepi Jaw Locking Plier ke konumen Penelian ini berujuan anara lain: Menerapkan QFD kedalam proe perancangan dan pengembangan produk. Unuk mengeahui eberapa bear konribui QFD dalam proe perancangan dan pengembangan produk. Mempelajari bagaimana proe perancangan yang melibakan cuomer, ehingga hail dari proe perancangan erebu benar-benar menjawab kebuuhan paar (cuomer). QFD adalah uau meode yang errukur didalam pengembangan produk yang memungkinkan im pengembangan produk unuk meneapkan dengan jela emua keinginan dan kebuuhan konumen dan kemudian mengevaluai maing-maing kemampuan produk aau ervi yang diawarkan ecara iemai unuk memenuhi kebuuhan konumen [Cohen 95]. QFD merupakan uau prakek unuk mengembangkan produk ebagai anggapan erhadap kebuuhan pelanggan menjadi apa yang dihailkan peruahaan dengan cara memberi prioria dan juga merupakan prakek menuju perbaikan proe yang memungkinkan peruahaan melampoi harapan pelanggan [Ullman]. QFD adalah uau ala dalam perencanaan yang dipergunakan unuk memenuhi keinginan pelanggan. [Beerfield.e.al,1995]. Jadi QFD merupakan meode aau ala banu, guna melakukan perancangan dan pengembangan produk yang errukur, yang memungkinkan im pengembangan produk dapa mengidenifikaikan keinginan dan kebuuhan cuomer dengan jela, kemudian mengevaluai maing-maing kemampuan produk aau kemampuan Jurnal Sain dan Teknologi 174

3 pelayanan yang diawarkan ecara iemai guna memenuhi kebuuhan cuomer. Perminaan cuomer (cuomer need) merupakan maukan uama QFD, edang langkah proenya ada 4 fae yang dapa diliha pada gambar 1 dibawah ini. PHASE I Produc Planning 6. Mengurangi pengubahan deain eelah dikeluarkan dengan memaikan upaya yang berfoku pada ahap perencanaan. Dari uruan fae QFD, produc planning (penyuunan Houe of Qualiy) merupakan fae perama dan berujuan unuk mendapakan nilai prioria maing-maing Subiue Qualiy Characeriic (SQC) yang naninya akan menjadi maukan pada ahapan Par Deploymen. E Technical correlaion PHASE II Par Deploymen PHASE III Proce Planning A Cuomer need and benefi D Produc requiremen or capabiliie (Subiue Qualiy Characeriic) C Planning Marix (Marke reearch and raegic planning) PHASE IV Producion Planning Gambar 1. Phae QFD [Liu,Kliewer, Sephen,Weening] Adapun beberapa manfaa yang didapakan dengan menerapkan QFD adalah : 1. Memuakan perancangan produk dan jaa baru pada kebuuhan pelanggan. 2. Memaikan kebuuhan pelanggan dipahami dan mendorong proe deain. 3. Menguamakan kegiaan deain, memaikan proe deain dipuakan pada kebuuhan konumen yang paling berari. 4. Menganalia kinerja produk peruahaan erhadap kinerja peaing-peaing peruahaan yang uama unuk memenuhi kebuuhan uama pelanggan. 5. Berfoku pada upaya perancangan ehingga meminimalkan waku perancangan ecara keeluruhan. Pemikiran baru memperhaikan adanya penghemaan 1/4 ampai 1/3 dibanding ebelum QFD dilakukan. B Relaionhip F Prioriie Compeiive benchmark TARGET Gambar 2. HOQ (HoeOf Qualiy) Keerangan : Bagian A : berii daa/informai yang diperoleh dari peneliian paar enang kebuuhan dan keinginan konumen Bagian B : Berii 3 jeni daa yaiu : 1. Daa paar kuaniaif, yang menunjukkan enang kepeningan relaif dari cuomer need and benefi, dan ingka kepuaan cuomer erhadap kompeii awaran aa ini dan organiai. 2. Peneapan ujuan raegi unuk pelayanan dan produk baru. 3. Perhiungan unuk uruan prioria dari keinginan dan kebuuhan cuomer. Bagian C : Berii peryaraan ekni unuk produk jaa baru yang akan dikembangkan. Daa diurunkan berdaarkan informai yang diperoleh Jurnal Sain dan Teknologi 175

4 mengenai kebuuhan dan keinginan konumen (Bagian: A) Bagian D : Berii penilaian menejemen mengenai kekuaan hubungan anara elemen-elemen yang erdapa pada (echnical repon) peryaraan ekni (Bagian: C) erhadap (cuomer need) keinginan konumen (Bagian: A). Bagian E : Menunjukkan korelai anara peryaraan ekni yang au dengan yang lain yeng erdapa di Bagian: C. Bagian F : Berii 3 jeni daa yaiu : 1. Uruan ingka kepeningan (prioria) peryaraan ekni didaarkan pada uruan cuomer need dan uruan keinginan dari Bagian: B dan hubungannya pada Bagian: D 2. Informai hail perbandingan kinerja ekni produk/jaa yang dihailkan oleh peruahaan erhadap kinerja produk peaing 3. Targe kinerja peryaraan ekni produk aau jaa yang baru dikembangkan. METODE Qualiy Funcion Deploymen (QFD) merupakan uau meode yang dipakai dalam ahap awal perancangan dan pengembangan produk dimana membua rancangan kualia dari uau produk berdaarkan aa perminaan kualia dari pemeanan (Cuomer) aau paar (Marke). QFD merupakan meode yang digunakan unuk menganiipai dan menenukan prioria kebuuhan dan keinginan konumen, era menggabungkan kebuuhan dan keinginan konumen erebu dalam produk barang maupun jaa yang dihailkan peruahaan. Dalam proe perancangan dan pengembangan produk diperlukan uau proe pencarian daa enang apa aja yang menjadi uuan paar. Unuk dapa memperoleh informai dan kebuuhan cuomer diperlukan uau meode unuk melakukannya. Meode yang umum dilakukan adalah: 1. Wawancara langung dengan cuomer. 2. Kuiioner Dengan memperhaikan keerbaaan waku, maka pencarian informai enang keinginan dan kebuuhan cuomer dilakukan dengan meode kuiioner. Adapun cuomer yang dilibakan adalah eluruh mekanik bengkel di kecamaan Buleleng. Pengolahan daa yang di dapakan dari daa kuiioner kemudian daa dapa dirangkum unuk dijadikan daar dalam membua Perminaan Kualia Cuomer (PKC) aau Voice Of Cuomer (VOC). Daa dari cuomer diabelkan dan dihiung perolehan jumlah kuiioner era nilai oal maing-maing peranyaan. Tabel ini gunanya unuk mempermudah meliha angka perolehan kor aau prioria peranyaan pada kuiioner dari cuomer. Lebih lanju, langkah-langkah peneliian ini di uraikan ebagaia beriku: Konep Pengembangan Produk Cara erbaik unuk membua aau mewujudkan konep uau produk adalah mengembangkan ebuah eknik berdaarkan aa fungi produk (yem) aau komponen iu endiri. Teknik ini akan membanu dalam pemecahan maalah dan memberikan keempaan unuk mencari jalan keluar (olui) yang kreaif. Unuk iu perlu memuakan perhaian kia pada ehnik pemecahan fungi produk (funcional decopoiion) dan variai perwujudan konep (concep varian generaion). Hal ini didaarkan aa kenyaaan bahwa banyak kebuuhan pening pelanggan yang haru dipenuhi. Pemenuhan fungi produk (yem) merupakan penilaian performai dari produk iu endiri. Perancangan unuk manufakur melipui dua akivia pening yaiu perancangan dan pengembangan produk. Perancangan dan pengembangan produk haru dilakukan ecara maang, karena proe ini akan menenukan proe elanjunya. Adapun langkah-langkah yang haru dilakukan oleh eorang deainer dalam perancangan dan Jurnal Sain dan Teknologi 176

5 pengembangan produk adalah ebagai beriku: 1. Mengidenifikai kebuuhan konumen 2. Membua peifikai produk 3. Menganalia kompeeni produk di paar 4. Pengembangan konep 5. Pemilihan konep 6. Penyempurnaan peifikai 7. Analia ecara ekonomi 8. Merencanakan proyek Delapan ahapan erebu dilakukan oleh beberapa yang ergabung dalam im yang diebu dengan developmen im. Tim erebu biaanya melipui bagian pemaaran (markeing), perancang (deigner), produki ( manufacure), mampu ukur, konrol kulia (qualiy conrol) dan maih banyak lagi. Gambar 3 Diagram Alir Pengembangan Konep(Ulrich,1995) Mengidenifikai Kebuuhan Konumen Seuai dengan kegiaan ini adalah unuk memahami kebuuhan konumen dan mengkomunikaikan ecara efekif kepada im pengembang. Membua Targe Speifikai Speifikai adalah uau gambaran ecara jela mengenai fungi produk. Speifikai juga merupakan ranlai dari yang dibuuhkan oleh konumen ke dalam erminologi ekni. dikembangkan uau produk yang mempunyai keunggulan-keunggulan dari pada produk yang udah ada di paaran. Pengembangan konep Saaran dari pengembangan konep uau produk ini adalah unuk meliha lebih lanju jauh apakah produk yang akan dibua udah memenuhi kebuuhan konumen. Dalam pengembangan konep ini maingmaing individu dari im pengembang akan menawarkan konep maing-maing yang maih dalam benuk ke dan penjelaan yang ederhana. Pemilihan Konep Konep yang diawarkan oleh individuindividu lain dari im pengembang, elanjunya dieleki melalui meode creening dan meode coring. Sehingga hail dari creening dan coring naninya ada deain produk yang memenuhi krieria konumen, biaya murah, dapa diproe (manufacurabiliy) dan dapa diperika. Penyempurnaan Speifikai Speifikai produk yang elah dienukan ebelumnya akan diinjau ulang kembali ebagai konekueni dari proe pemilihan konep, karena biaanya konep produk yang dihailkan dari proe penyelekian idak murni hail pemikiran dari uau individu dalam im pengembang, eapi lebih merupakan gabungan dari maing-maing konep yang diawarkan individu-individu. Sehingga pada ahapan ini pengembang haru meneapkan kembali peifikai produk. Analia Secara Ekonomi Tim pengembang dibanu oleh ahli ekonomi unuk membua uau model produk yang bernilai ekonomi. Di ini udah dihiung biaya pengembangan dan pembuaan (manufacure) unuk jangka waku erenu. Analia dari Kompeeni Produk Memahami peifikai yang udah ada di paaran, ehingga dari hal erebu bia Jurnal Sain dan Teknologi 177

6 Perencanaan Proyek Perencanaan proyek adalah ahapan erakhir dari meode perancangan dan pengembangan produk. Pada ahapan ini dieapkan jadwal pelakanaan proyek ecara keeluruhan melalui penenuan waku produk, perubahan maerial, peneapan biaya produki, pemilihan paraaf, penenuan waku produk eleai, konrol kualia dari pengiriman produk ke konumen. Revere Engineering Revere Engineering adalah proe ingka empa dalam perkembanga eknik daa unuk menyupor effiieni yang digunakan dari capial reoure dan unuk menaikkan produciviy. Revere engineering memerlukan daa yang akura unuk pengembangan jangka waku panjang dan ala banu unuk kapabilia eknik dimana ini merupakan yang paling uama pada revere Enginerring. Suke pada revere engginering umumnya diukur dengan kembalinya jumlah modal dalam waku erenu. Demikian pula uke RE juga diukur dari efekifia menyeluruh dari objekif jangka panjang dan pendek. Dalam revere enginerring ada beberapa hal-hal pening yang haru diperhaikan : 1. Revere enginerring ebuah erie line producion. 2. Revere enginerring adalah menghailkan ebuah produc aau komponen dengan efiieni inggi aau kualia dengan biaya yang rendah. 3. Revere enginerring mengidenifikaikan kelemahan iem dalam berbagai uaha. 4. Dokumen yang baru, dipakai unuk menyokong peralaan dan iem dokumen peralaan pemeliharaan adalah hal yang nag pening pada pembuaan produk dari Revere Enginerring. Pemilihan Konep Hail HOQ Pengembangan Produk Tang Jepi Berdaarkan dari uunan Houe of Qualiy (HOQ) yang dikembangkan pada pengembangan produk Tang Jepi adalah ebagai beriku : Tabel 1. Tabulai propori pengembangan produk yang diinginkan. No. PKK Hail Bobo PKK (%) 1. PKK 5: 2 in 1 29,69 % 2. PKK 3: Harga Seuai 22,09 % 3. PKK 1: Bera kurang 15,06 % dari 0,5 Kg 4. PKK 2: Panjang 14,5 % kurang dari 25 Cm 5. PKK 6: Keahanan 10,15 % erhadap lip 6 PKK 6: Hardne dan Tahan Koroi 8,51 % Gambar 4. Ske Hail HOQ Pengembangan Produk Tang Jepi Keerangan 1. Komponen / par 1. Mulu Penjepi 2. Komponen / par 2. Handle Aa dan Bawah 3. Komponen / par 3. Tangkai Pelepa Kuncian 4. Komponen / par 6. Keling 5. Komponen / par 8. Kare Pelapi Handle 6. Komponen / par 4. Baang Penghubung Handle Aa dengan Handle Bawah 7. Komponen / par 7. Pega 8. Komponen / par 5. Bau Pengunci HASIL DAN PEMBAHASAN Phae 1. Produc Planing Jurnal Sain dan Teknologi 178

7 Phae 2. Par Deploymen Secara lebih rinci dapa diimpulkan adapun Komponen-komponen yang dikembangkan ebagai beriku : 1. Mulu penjepi dimana pada ebuah Tang Jepi erdapa dua ipe mulu, yaiu benuk kurva dan benk luru ( 2 in 1) ehingga lebih effiien dalam egi penggunaannya. 2. Handle bagian aa dan bawah dilapii kare dengan kekaaran erenu unuk mencegah erjadinya lip pada aa penjepian benda kerja. 3. Panjang Tang Jepi pada kondii awa epanjang 25 cm dikembangkan menjadi 28 cm diakibakan berambah panjangnya mulu penjepi. 4. Bara oal Tang Jepi kurang dari 0,5 kg. Phae 3. Proe Planing. Analia Gaya dan Momen yang erjadi Tang Jepi. Pada perhiungan ini diaumikan gaya yang diberikan pada handle pada Tang Jepi adalah P = 50 N. Jurnal Sain dan Teknologi 179

8 Maka dari perhiungan diaa dapa dibua bidang momen ebagai beriku : Jadi dari Bidang momen yang ergambar diaa bia diarik uau keimpulan : 1. Momen yang erbear erjadi pada iik E ( keling E ) ebear M E = 8,25 Nm. 2. Momen erbear kedua erjadi pada iik D ( keling D) ebear M D = 5,25 Nm 3. Momen yang erajadi di iik A ebear M A = 2 Nm. Maka agar benda kerja idak bergerak dari empa yang diinginkan aau dikaakan aman apabila gaya ekan (P) yang diberikan haru lebih bear dari A V dikalikan koefiien geeknya aau dapa diulikan A V. P Analia Kekuaan Paku Keling Pada perhiungan kekuaan paku keling yang akan dilakukan dihiung berdaarkan keling yang menerima gaya dan momen yang paling bear berdaarkan pada perhiungan ebelumnya. Analia Keling F a. Tegangan arik pada baang paku keling 4F d 2 4.(50N) 3,14.(4mm) 15,92Nmm b. Tegangan ekan pada kepala keling 4F e ( D 2 d 2 ) 4.(50N) 3,14.(8mm- 4mm) 15,92Nmm c. Tegangan geer pada kepala paku keling F. d. ho 50N 3,14.(4mm).(2,5mm) 1,59 Nmm dimana = egangan geer yang diijinkan dari bahan paku keling. Sehingga Diameer kepala paku keling dapa dienukan berdaarkan hail perhiungan dan yaiu : D 1 d e 15,92Nmm 1 d 15,92Nmm 1,4d edangkan inggi kepala paku keling dapa dienukan berdaarkan dan yaiu : e Jurnal Sain dan Teknologi 180

9 ho 0,25d 15,92Nmm 0,25d 1,59 Nmm 2,5d Sehingga unuk menjaga agar perancangan eap aman aau memenuhi peryaraan prancangan maka diambil D = 1,75 d h = 2,8 d Analia Keling E a. Tegangan arik pada baang paku keling 4F d 2 4.(100 N) 3,14.(4mm) 31,85 Nmm b. Tegangan ekan pada kepala keling 4F e 2 2 ( D d ) 4.(100N) 3,14.(8mm - 4mm) 31,84 Nmm c. Tegangan geer pada kepala paku keling F. d. ho 100N 3,14.(4mm).(2,5mm) 3,2 Nmm dimana = egangan geer yang diijinkan dari bahan paku keling. Sehingga Diameer kepala paku keling dapa dienukan berdaarkan hail perhiungan dan yaiu : e D 1 d e 31,85Nmm 1 d 31,84Nmm 1,4 d edangkan inggi kepala paku keling dapa dienukan berdaarkan dan yaiu : ho 0,25 d 31,85 Nmm 0,25 d 3,2 Nmm 2,5 d Sehingga unuk menjaga agar perancangan eap aman aau memenuhi peryaraan prancangan maka diambil D = 1,75 d h = 2,85 d Phae 4. Producion Planing Dari konep yang elah dibua dan deain yang dihailkan dapa dikeahui bahwa kebanyakan dari komponen yang dipilih adalah menggunakan bei cor. Unuk iu proe produki yang dipilih menggunakan meode Pengecoran (caing), Penempaan (forging), Penekanan (ekrui). Diamping iu unuk bagian yang idak erbua dari meal akan dilakukan proe yang euai. Proe-proe yang dilakukan adalah ebagai beriku: Komponen / par 1. Mulu Penjepi Proe pengerjaan perama dikerjakan dengan proe pengecoran dengan bahan bei cor, Selanjunya dilakukan proe pemeinan unruk membua gigi penjepi berbenuk gerigi yang berfungi unuk mencekam benda yang akan dijepi. Selanjunya pelapian galvani unuk mencegah kara/koroi. Jurnal Sain dan Teknologi 181

10 Komponen / par 2. Handle Aa dan Bawah Proe pengerjaan ini dikerjakan dengan proe forging dengan bahan bei cor, elanjunya dilakukan pengecekan dimeni. Terakhir dilakukan proe pelapian galvani unuk ahan kara/koroi. Komponen / par 3. Tangkai Pelepa Kuncian Proe pengerjaan ini dikerjakan dengan proe forging dengan bei cor, elanjunya pengecekan dimeni. Terakhir dilakukan proe pelapian galvani unuk ahan koroi/kara. Komponen / par 4. Baang Penghubung Handle Aa dengan Handle Bawah Proe pengerjaan ini dikerjakan dengan proe ekrui dengan bahan bei cor. Selanjunya dilakukan pengecekan dimeni. Pelapian galvani dilakukan pada proe erakhir unuk mencegah koroi/kara. Komponen / par 5. Bau Pengunci Dilakukan dengan proe pemeinan yaiu membua ulir luar dengan bahan bei cor unuk yang funginya unuk menjaga lebar mulu rahang penjepi agar idak berubah dari empa yang diinginkan. Terakhir dilakukan pelapian galvani unuk mencegah kara/koroi. Komponen / par 6. Keling Maerial ini hanya diorder euai dengan dimeni dam maerial yang dibuuhkan. Komponen / par 7. Pega Maerial ini diorder euai dengan dimeni yang dibuuhkan. Komponen / par 8. Kare Pelapi Handle Maerial ini diorder euai dengan dimeni dan jeni kare yang diinginkan. SIMPULAN DAN SARAN Dari hail peneliian yang dihailkan maka dapa diimpulkan ebgai beriku: 1. Pada phae 1 No. PKK Hail Bobo PKK (%) 1. PKK 5: 2 in 1 29,69 % 2. PKK 3: Harga Seuai 22,09 % 3. PKK 1: Bera kurang 15,06 % dari 0,5 Kg 4. PKK 2: Panjang 14,5 % kurang dari 25 Cm 5. PKK 6: Keahanan 10,15 % erhadap lip 6 PKK 6: Hardne dan Tahan Koroi 8,51 % 2. Pada phae 2. Komponen-komponen yang dikembangkan dealam pengembangan produk ang jepi: 1. Mulu penjepi dimana pada ebuah Tang Jepi erdapa dua ipe mulu, yaiu benuk kurva dan benk luru ( 2 in 1) ehingga lebih effiien dalam egi penggunaannya. 2. Handle bagian aa dan bawah dilapii kare dengan kekaaran erenu unuk mencegah erjadinya lip pada aa penjepian benda kerja. 3. Panjang Tang Jepi pada kondii awa epanjang 25 cm dikembangkan menjadi 28 cm diakibakan berambah panjangnya mulu penjepi. 4. Bara oal Tang Jepi kurang dari 0,5 kg. 3. Pada phae Momen yang erbear erjadi pada iik E ( keling E ) ebear M E = 8,25 Nm. 2. Momen erbear kedua erjadi pada iik D ( keling D) ebear M D = 5,25 Nm 3. Momen yang erajadi di iik A ebear M A = 2 Nm. Maka agar benda kerja idak bergerak dari empa yang diinginkan aau dikaakan aman apabila gaya ekan (P) yang diberikan haru lebih bear Jurnal Sain dan Teknologi 182

11 dari A V dikalikan koefiien geeknya aau dapa diulikan A V. P 4. Unuk menjaga agar perancangan eap aman aau memenuhi peryaraan prancangan maka diambil diameer paku keling D = 1,75 d, dengan inggi h = 2,85 d 4. Pada phae Komponen / par 1. Mulu Penjepi Proe pengerjaan dikerjakan dengan proe pengecoran dengan bahan bei cor, Selanjunya dilakukan proe pemeinan unruk membua gigi penjepi berbenuk gerigi yang berfungi unuk mencekam benda yang akan dijepi. Selanjunya pelapian galvani unuk mencegah kara/koroi. 2. Komponen / par 2. Handle Aa dan Bawah Proe pengerjaan ini dikerjakan dengan proe forging dengan bahan bei cor, Selenjunya dilakukan proe pelapian galvani unuk ahan kara/koroi. 3. Komponen / par 3. Tangkai Pelepa Kuncian Proe pengerjaan ini dikerjakan dengan proe forging dengan bei cor, elanjunya dilakukan proe pelapian galvani unuk ahan koroi/kara. 4. Komponen / par 4. Baang Penghubung Handle Aa dengan Handle Bawah Proe pengerjaan ini dikerjakan dengan proe ekrui dengan bahan bei cor. Selanjunya dilakukan pelapian galvani pada proe erakhir unuk mencegah koroi/kara. 5. Komponen / par 5. Bau Pengunci Dilakukan dengan proe pemeinan yaiu membua ulir luar dengan bahan bei cor unuk yang funginya unuk menjaga lebar mulu rahang penjepi agar idak berubah dari empa yang diinginkan. Terakhir dilakukan pelapian galvani unuk mencegah kara/koroi. 6. Komponen / par 6. Keling Maerial ini hanya diorder euai dengan dimeni dam maerial yang dibuuhkan. 7. Komponen / par 7. Pega Maerial ini diorder euai dengan dimeni yang dibuuhkan. 8. Komponen / par 8. Kare Pelapi Handle Maerial ini diorder euai dengan dimeni dan jeni kare yang diinginkan. Menyadari banyak kekurangan dalam hail peneliian ini maka diarankan Dalam proe manufakur, hal yang pening unuk diperimbangkan adalah biaya, yaiu apakah uau rancangan yang elah dibua bia dimanufakur aau idak. Seelah iu dicoba diuahakan agar dapa menurunkan biaya pada proe manufakur. Uaha ini diuahakan dengan cara andariai komponen-komponen dan maerial. Menurunkan biaya proe produki dan perakian. Pemilihan proe dan perakian dapa diliha dengan meliha fungi dari komponen dan ala produki. DAFTAR PUSTAKA Dr. Ing. Ir. I Made Londen Baan, Meng, Pengembangan Produk, Dika Kuliah, Surabaya, George E. Dieer, Mealurgi Mekanik, Edii Keiga Jilid 2, Penerbi Erlangga, 1986, Jakara. H. Darmawan Haro Koeoemo, Penganar Perancangan Teknik (Pengembangan Produk), Edii II, ITB Bandung. Ir. Sardjono, Mekanika Teknik Sai Terenu, Karya Indah Surabaya. Ir Sunarko, Mekanika Teknik I, Dika Kuliah, Juruan Teknik Mein FTI-ITS. Ir. Zainun Achmad, MSC, Elemen Mein I, Penerbi PT Refika Adiama, Ceakan Perama, Rakiman; Pengembangan Produk Kran Air, Tuga Pengembangan Produk 1, Surabaya, Rober C. Juvinall, Engineering Conideraion Of Sre,Srain and Srengh, McGraw-Hill Book Company, New York. Jurnal Sain dan Teknologi 183

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan 1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X) Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM) JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini. NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS Keenagalirikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Deember 2014 : 139 1 ISSN 1978-2365 PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS EVALUATION OF TOUCH

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMBUBUTAN BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KERAMIK Sobron Yamin Lubi, Roehan, Denny Handoko, Wahyudi Komala Juruan Teknik Mein Fakula Teknik Univeria Tarumanagara e-mail: Sobron_lb@yahoo.com

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang Fakula Teknik Juruan Teknik Sipil Univeria Brawijaya Malang erubahan emperaur ekpani (+) aau konraki (-) bahan egangan dan regangan 1 Dimana : ε = regangan ermal α = koefiien ekpani ermal (1 / C) Δ = 1

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Matriks Transformasi

Matriks Transformasi Marik Tranformai A Marik Tranformai dan Koordina Homogen Kombinai benuk perkalian dan ranlai unuk ranformai geomeri 2D ke dalam uau marik dilakukan dengan mengubah marik 2 2 menjadi marik 3 3 Unuk iu maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Siem Komunikai II (Digial Communicaion Syem) Topik: Lecure #2: Modulai Baeband (Baeband Modulaion) 2. Mapping (Formaing). - Binary (2-Level) PAM / PCM. - M-ary (Muli-Level) PAM / PCM. 2.2 Pule Shaping

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini BANGUN-BANGUN GEOMETRI P PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-4 dalam maa kuliah Maemaika. Ii modul ini membaha enang bangun-bangun geomeri. Modul ini erdiri dari 3 kegiaan belajar. Pada kegiaan belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.*

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa merupakan perusahaan indusri yang didirikan pada anggal 3 Desember 98, yang berempa di Jalan

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci