Analisis Perbandingan Keekonomian Rute Merak-Bakauheni dengan Rute Cigading-Kiluan
|
|
- Devi Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Perbandingan Keekonomian Rute Merak-Bakauheni dengan Rute Cigading-Kiluan Dr. Ir. Sunaryo M.Sc 1), Slamet Kasiyanto 2) ) Dosen Program Studi Teknik Perkapalan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik 2) Mahasiswa Program Studi Teknik Perkapalan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik ABSTRAK Angkutan penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera selama ini hanya mengandalkan satu lintasan rute penyeberangan Merak-Bakauheni. Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi Pelabuhan Penyeberangan Merak tidak ideal sebagai pelabuhan penyeberangan karena selalu mengalami kepadatan antrean kendaraan yang terus berulangulang. Bila kondisi ini (sistem transportasi penyeberangan) tetap dipertahankan, maka akan terjadi kelebihan permintaan. Oleh karena itu, perlu analisis kemungkinan pengembangan rute penyeberangan baru dengan mempertimbangkan keekonomian rute penyeberangan baru. Penelitian ini, mengkaji alternatif lokasi pengembangan pelabuhan penyeberangan Cigading-Kiluan. Analisis manajemen finansial transportasi pelabuhan baru, rencana tata ruang wilayah sebagai usulan jalur alternatif, analisis keekonomian rute Cigading-Kiluan dibandingkan dengan rute Merak-Bakauheni dan prospek Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rute penyeberangan Cigading-Kiluan dapat dipilih sebagai alternatif penyeberangan baru dimana analisis manajemen finansial rute penyeberangan baru dengan penghematan 39,4% dibandingkan rute penyeberangan Merak-Bakauheni. Sedangkan analisis keekonomian rute penyeberangan Cigading- Kiluan terdiri dari pengembangan kawasan pariwisata, pengembangan kawasan indutri, pengembangan infrastruktur jaringan transportasi dan kesejahteraan masyarakat sehingga keputusan untuk mengembangkan alternatif ini layak secara ekonomis. Kata Kunci : Rute Penyeberangan Baru, Finansial, Analisis Keekonomian. 1. PENDAHULUAN Transportasi laut berperan penting dalam perdagangan skala domestik maupun internasional. Indonesia merupakan negara kepulauan yang Transportasi laut juga membuka akses dan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan dan menghubungkan antar wilayah pulau, baik daerah yang terletak pada lokasi yang strategis karena berada di sudah maju ataupun masih terisolir. Indonesia sebagai persilangan rute perdagangan dunia. Dalam negara kepulauan (archipelagic state) harus memiliki pembangunan Indonesia sangat dipengaruhi oleh moda sarana transportasi laut. transportasi sebagai peran urat nadi dalam menjalankan PT ASDP Indonesia Ferry merupakan roda perekonomian. Sistem transportasi ini dapat perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan dilihat dari segi efektifitas, segi keselamatan, segi pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, aksesbilitas tinggi, segi efisiensitas serta utilitas tinggi kendaraan dan barang. Fungsi utama perseroan adalah dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. Oleh menyediakan akses transportasi publik antar pulau karena itu, pengembangan transportasi ini sangat yang bersebelahan serta menyatukan pulau-pulau besar penting dalam menunjang dan dinamika pembangunan sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke karena transportasi ini berfungsi sebagai katalisator wilayah yang belum memiliki penyeberangan guna dalam pengembangan wilayah. 1
2 2 mempercepat pembangunan (penyeberangan perintis). Pelabuhan Penyeberangan Merak terletak di sebelah barat Pulau Jawa yang berada kecamatan Pulo Merak, kota Cilegon propinsi Banten sekaligus pintu gerbang lalu lintas Jawa-Sumatera. Pelabuhan Penyeberangan Merak ini dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry (persero) cabang Merak. Pelabuhan Penyeberangan Merak dalam beberapa tahun terakhir ini mendapatkan perhatian khusus karena fenomena sering terjadinya kepadatan antrean kendaraan khususnya truk ekspedisi yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera sehingga menyebabkan antrean kendaraan yang sangat panjang hingga keluar area pelabuhan. Fenomena tersebut dikatakan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono bahwa ditemukan ada lima masalah yang teridentifikasi dalam angkutan penyeberangan dari Pelabuhan Penyeberangan Merak ke Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni. Permasalahan pertama, armada kapal penyeberangan yang telah uzur. Banyak kapal yang tidak sesuai dengan syarat kecepatan minimum. Sebagai contoh sebuah kapal terdaftar memiliki kecepatan 10 knot, namun pada pelaksanaannya tidak lebih dari itu. Pada intinya, bila kecepatan kapal berlayar semakin cepat dan trip semakin bertambah, maka kapasitas barang dan penumpang yang diangkut akan semakin besar. Permasalahan kedua adalah sarana prasarana di pelabuhan yang belum mendukung. Dengan total luas lahan parkir yang dimiliki oleh PT ASDP Indonesia Ferry (persero) cabang Merak sekitar ,50 m 2 tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang setiap hari menggunakan jasa Pelabuhan Penyeberangan Merak. Permasalahan ketiga adalah manajemen pelabuhan yang saat ini tidak efisien dan kurang optimal. Pengaturan kendaraan dilakukan secara elektronik sehingga kendaraan tertib. Selain itu peniketan secara elektronik mampu memantau dan menghitung penumpang yang masuk dan/atau keluar. Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi masalah keempat. Faktor pelaut dan pegawai di pelabuhan juga akan menjadi masalah, terkait dengan mental mereka. Sedangkan permasalahan kelima adalah yang berhubungan dengan regulasi yang saling tumpang tindih. (Sumber : masalah yang ditemukan dalam pelabuhan ASDP merak). Hal tersebut masih terus berulang dan berlarutlarut sehingga perlu penanganan khusus untuk mengetahui apa masalah sebenarnya dan bagaimana mengatasi permasalahan tersebut agar tidak berlarutlarut. Dari latar belakang tersebut telah menggambarkan potensi pengembangan lintasan penyeberangan Cigading-Kiluan dimasa mendatang sebagai salah satu alternatif pengembangan penyeberangan baru guna mengatasi ketidakseimbangan antara supply dan demand. Tetapi pada sisi lain, pengembangan lintasan penyeberangan Cigading-Kiluan belum memberikan dampak positif yang cukup signifikan secara ekonomis kepada wilayah Banten-Lampung jika sistem manajemennya seperti lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni. Dengan demikian, perlu dikaji alternatif lain yang sekaligus dapat menjawab kepentingan ekonomis wilayah Provinsi Banten dan Lampung. Dalam penelitian ini akan mengkaji alternatif pengembangannya terdiri dari analisis manajemen finansial transportasi pelabuhan baru, rencana tata ruang wilayah sebagai usulan jalur alternatif, analisis keekonomian rute Cigading-Kiluan dibandingkan dengan rute Merak-Bakauheni dan prospek Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. 2. LANDASAN TEORI Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No 52 Tahun 2004 bahwa pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
3 3 Dari informasi wawancara yang telah dilakukan terhadap pihak ASDP Merak diperoleh 6 (enam) faktor 1. Dermaga yang kurang memadai 2. Cuaca yang tidak mendukung 3. Jadwal docking kapal yang bersamaan 4. Jumlah kapal yang beroperasi 5. Port time yang terlalu lama 6. Lahan Parkir yang kurang memadai Tabel Data Angkutan Pelabuhan Penyeberangan Merak utama penyebab kepadatan antrean kendaraan yang sering terjadi setiap tahun, sebagai berikut : dikembangkan. Adapun pemilihan didasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut, antara lain : a. Lokasi yang strategis b. Jarak c. Tipe umum pelabuhan dan fasilitas dasar dapat disediakan d. Manfaat bagi daerah sekitar pelabuhan Gambar Rencana Rute Penyeberangan Cigading- Kiluan Grafik Jumlah Penumpang dan Kendaraan Pelabuhan Penyeberangan Merak METODOLOGI PENELITIAN Pelabuhan Cigading-Kiluan di daerah Banten dan Lampung adalah pelabuhan yang dipilih sebagai calon lokasi pelabuhan penyeberangan untuk Simulasi adalah sebuah percobaan tiruan yang memiliki kemiripan dengan nyatanya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh sebuah hasil yang valid dan hipotesa. Simulasi ini menggunakan kendaraan golongan VIII dengan dua jalur penyeberangan yaitu jalur penyeberangan Merak-Bakauheni dan jalur penyeberangan Cigading-Kiluan. Selain itu, variabel ini mengalami kemacetan hingga dua hari dalam menuju Pelabuhan Penyeberangan Merak dan apabila menggunakan jalur penyeberangan Cigading-Kiluan dalam keadaan lancar. Variabel ini dari kantor pusat PT Gulaku menuju pabrik PT Gulaku di kawasan industri Bandar Lampung. Simulasi ini dilakukan dikarenakan ingin mengetahui perhitungan waktu dan biaya perjalanan dari dua jalur penyeberangan tersebut. Dari simulasi ini akan diperoleh hasil waktu dan biaya perjalanan kendaraan golongan VIII tersebut menggunakan dua jalur penyeberangan yang kemudian
4 4 akan dianalisis manajemen finansial dari transportasi penyeberangan baru. lapangan, PM No 19 Tahun 2012 dan Kepmen PU tanggal 31 Desember 2009 No 630/KPTS/M/2009. a. Manajemen Finansial dan Waktu Rute Merak- Bakauheni Tabel Finansial dan WaktuKendaraan Golongan VIII Menggunakan Jalur Penyeberangan Merak-Bakauheni Gambar Simulasi Perjalanan Menggunakan Dua Jalur Penyeberangan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah-langkah Analisis Keekonomian Rute Penyeberangan Alternatif Analisis ini meliputi analisis manajemen finansial transportasi pelabuhan baru, rencana tata ruang wilayah sebagai usulan alternatif, analisis perbandingan keekonomian rute Cigading-Kiluan dibandingkan dengan rute Merak-Bakauheni dan prospek Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. 4.1 Analisis Manajemen Finansial Transportasi Pelabuhan Baru Dengan metode least square dapat diketahui peramalan jumlah kendaraan di Pelabuhan Penyeberangan Merak sampai tahun 2017 sekitar unit atau rata-rata setiap tahunnya sekitar unit tetapi luas lahan parkir untuk Pelabuhan Penyeberangan Merak terbentur kondisi lahan yang pegunungan dan pembebasan lahan. Namun, dengan adanya rencana rute penyeberangan Cigading-Kiluan kepadatan antrean kendaraan akan terurai dan terjadi penghematan finansial. Analisis manajemen finansial ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu survey Dalam perhitungan tersebut diperoleh biaya perjalanan secara keseluruhan Rp ,00 dan waktu tempuh sekitar 57 jam. b. Manajemen Finansial dan Waktu Rute Cigading-Kiluan Tabel Finansial dan Waktu Kendaraan Golongan VIII Menggunakan Jalur Penyeberangan Cigading-Kiluan Jalur Penyeberangan Cigading-Kiluan No Nama Lintasan Jarak Kecepatan (km) Rata-Rata (km/jam) Cost (Rp)* 1 Jakarta-Pelabuhan Cigading 106, Penyeberangan Cigading-Kiluan 111,12 28, Kiluan-Teluk Betung 75 37, Jumlah 292, * = Berdasarkan Survey di Lapangan Sumber : Peraturan Menteri No 19 Tahun 2012, KM No 58 Tahun 2003 dan Analisis Mahasiswa Jalur Penyeberangan Cigading-Kiluan No Nama Lintasan Jarak Kecepatan (km) Rata-Rata (km/jam) Waktu (jam) 1 Jakarta-Pelabuhan Cigading 106, Penyeberangan Cigading-Kiluan 111,12 28, Kiluan-Teluk Betung 75 37,5 2 Jumlah 292, * = Berdasarkan Survey di Lapangan Sumber : Kepmen PU Nomor 630/KPTS/M/2009 dan Analisis Mahasiswa
5 5 Dalam perhitungan tersebut diperoleh biaya cost secara keseluruhan Rp ,00 dan waktu tempuh sekitar 8,5 jam. Kota Agung Timur hingga Pesisir Kecamatan Cukuh Balak. Gambar Finansial dan Waktu Dua Rute Penyeberangan Jawa-Sumatera Gambar Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanggamus 4.3 Analisis Perbandingan Keekonomian Rute 4.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Usulan Cigading-Kiluan dengan Rute Merak-Bakauheni Jalur Alternatif Dalam aspek analisis keekonomian rute Dalam perencanaan Rencana Tata Ruang penyeberangan Cigading-Kiluan memiliki dampak Wilayah Kabupaten Tanggamus telah ekonomi dibandingkan dengan rute Penyeberangan ditetapkan 5 (lima) kawasan strategis. Dasar pemikiran Merak-Bakauheni, antara lain sebagai berikut : penetapan kawasan strategis ini merupakan bagian 1. Pengembangan Kawasan Pariwisata wilayah kabupaten yang penataan ruangnya Kawasan pariwisata yang ada di sekitar diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat pengembangan penyeberangan Cigading-Kiluan penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, memiliki potensi-potensi menjadi pariwisata nasional sosial budaya dan lingkungan. bahkan internasional. Lintasan penyeberangan Salah satu kawasan strategis tersebut adalah Cigading-Kiluan tidak hanya menyediakan angkutan Kawasan Stategis Batu Balai. Kawasan strategis ini penyeberangan yang murah namun juga pemandangan dikembangkan untuk beberapa aktifitas kegiatan baik yang indah dan menarik selama perjalanan yang dapat skala lokal, regional maupun nasional yaitu : melihat ikan lumba-lumba yang melintasi perairan 1.3 Pengembangan Industri Maritim, yang bergerak Kiluan tanpa merusak ekosistem lingkungan daerah dibidang pembuatan kapal. tersebut. 2.3 Kilang Minyak Pertamina, sebagai lokasi penampungan suplay minyak untuk wilayah Sumatera 3.3 Dermaga Pelabuhan Nasional Kawasan Strategis Batu Balai dan sekitarnya dalam perencanaannya membutuhkan lahan sepanjang pesisir Teluk Semangka mulai dari pesisir Kecamatan
6 6 Tabel Kawasan Pariwisata Sekitar Penyeberangan Cigading- Kiluan Dari data di atas diperoleh analisis keekonomian rute penyeberangan Cigading-Kiluan terhadap pengembangan kawasan pariwisata secara terpadu di sekitar rencana Pelabuhan Penyeberangan Cigading- Kiluan. Dengan adanya pengembangan kawasan pariwisata akan berjalan sejajar dengan pengembangan rute penyeberangan Cigading-Kiluan karena akan sering adanya aktivitas penyeberangan arus penumpang dan kendaran-kendaraan pariwisata yang melakukan penyeberangan dari dan ke Pulau Jawa-Sumatera secara terintegritas untuk melakukan wisata ke kawasan pariwisata di dua daerah tersebut dengan mementingkan efisiensi waktu perjalanan. Dari segi efisiensi waktu dan materiil, rute penyeberangan Cigading-Kiluan lebih efisien dibandingkan dengan rute penyeberangan Merak-Bakauheni. 2. Pengembangan Kawasan Industri 2.1 Pelabuhan Penyeberangan Cigading dengan Kawasan Industri Cilegon Tabel Nama Kawasan Industri di Kota Cilegon Gambar Kawasan Pariwisata Sekitar Pelabuhan Penyeberangan Cigading Gambar Kawasan Pariwisata Sekitar Pelabuhan Penyeberangan Kiluan Gambar Kawasan Industri KIEC, Kota Cilegon
7 7 2.2 Pelabuhan Penyeberangan Kiluan dengan Kawasan Strategis Tanggamus Kawasan strategis Batu Balai dengan luas area ± Ha akan direncanakan dan dikembangkan untuk beberapa aktivitas kegiatan baik skala lokal, regional, nasional dan internasional yang terdiri atas : a. Pengembangan Industri Maritim, yang bergerak dibidang Docking Kapal. b. Crude (terminal penampungan) Minyak PT. Pertamina (Persero) untuk mensuplai minyak wilayah Sumatera. c. Pergudangan, Logistic Base, Perbaikan dan Pemeliharaan Penunjang MIGAS. Sebagai wujud atau implementasi dari rencana pengembangan kawasan Strategis Batu Balai adalah telah terbaginya pola pemanfaatan ruang kawasan menjadi 3 (tiga) zona pengembangan yaitu : a. Zona kawasan pengembangan industri maritim dan penunjangnya. b. Zona kawasan pengembangan Crude Minyak PT. Pertamina (Persero). c. Zona kawasan penunjang MIGAS. Gambar Kawasan Strategis Industri di Kabupaten Tanggamus Dari data di atas diperoleh analisis keekonomian rute Cigading-Kiluan terhadap aspek pengembangan kawasan industri di sekitar rencana Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. Dengan adanya pengembangan kawasan pengembangan kawasan industri yang berjalan sejajar dengan pengembangan rute penyeberangan Cigading-Kiluan karena sering adanya aktivitas penyeberangan kendaraan-kendaraan industri melakukan penyeberangan dari dan ke Pulau Jawa-Sumatera secara terintegritas dengan efisiensi waktu perjalanan yang singkat. Dari segi efisiensi waktu dan materiil, rute penyeberangan Cigading- Kiluan lebih efisien dibandingkan dengan rute penyeberangan Merak-Bakauheni. 3. Pengembangan Infrastruktur Jaringan Transportasi Meningkatnya produksi pertanian, perkebunan dan pemafaatan sumber daya alam menyebabkan perlunya alternatif penggunaan jasa transportasi. Tingginya pemanfaatan jalur lintas tersebut dikarenakan terpusatnya gerbang keluar (outlet) di kawasan pantai Barat Sumatera yang memanfaatkan pelabuhan dan penyeberangan. Pengembangan prasarana yang kurang mendukung sistem inter-moda transportasi di Sumatera yang dapat diperhatikan dari hal-hal sebagai berikut : a. Transportasi jalan raya yang pada saat ini sangat intensif digunakan, tidak dapat efektif lagi mengingat kapasitasnya terutama struktur jalan tidak bisa lagi mendukung jumlah barang dan orang yang diangkut terutama beban muatan antara lain tercermin dari kerusakan berat jalan. b. Alternatif mengatasi adalah pengembangan sistem jaringan kereta api (Trans Sumatera Railway) dan sistem transportasi laut yaitu penyeberangan di sisi Barat dan Selatan Sumatera Jaringan sistem transportasi yang melalui Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan, menurut statusnya adalah jalan kabupaten dengan kolektor 1 (Kota Cilegon) dan jalan strategis provinsi (Kabupaten Tanggamus). Dengan adanya pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan, jaringan jalan strategis dan jalur kereta api dapat menjadi jalur diprioritaskan untuk melayani kepentingan nasional berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan
8 8 pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan nasional, jaringan jalan strategis nasional dan jalur kereta api, meliputi : a. Di Kota Cilegon : jalan yang melalui Jalan Tol Jakarta-Cilegon Timut/Barat-Jalan Raya Cilegon-Jalan Anyer (jarak 106,02 km) dan jalur kereta api Pelabuhan Cigading-Bekasi dapat ditingkat menjadi jaringan transportasi nasional yang menghubungkan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten dan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Gambar Sistem Jaringan Transportasi Pelabuhan Penyeberangan Cigading b. Di Kabupaten Tanggamus : jalan yang melalui Bandar Lampung-Padang Cermin-Kiluan (jarak 75 km) dan Hanura-Padang Cermin-Napal-Putih Doh-Simpang Kuripan-Kota Agung (jarak 120 km) dan rencana jalur KA Pelabuhan Penyeberangan Kiluan-Tanjung Karang dapat ditingkat menjadi sistem transportasi nasional yang menghubungkan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Lampung dan Provinsi Lampung dengan Provinsi Bengkulu. Gambar Sistem Jaringan Transportasi Pelabuhan Penyeberangan Kiluan Dari data analisis keekonomian rute penyeberangan Cigading-Kiluan terhadap pengembangan infrastruktur jaringan transportasi sebagai pendukung rencana pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. Dengan adanya pengembangan infrastruktur jaringan transportasi yang terstruktur dengan pengembangan rute penyeberangan Cigading-Kiluan, kawasan pariwisata terpadu dan kawasan industri dapat memberikan aktivitas-aktivitas penumpang dan kendaran-kendaraan dari dan ke Pulau Jawa-Sumatera. Jaringan transportasi dikembangkan untuk menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan dengan kawasan pariwisata, kawasan industri dan kota-kota besar sekitar pelabuhan penyeberangan seperti Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung dan Bengkulu dengan efisiensi waktu tempuh perjalanan yang singkat. Oleh karena itu, rute penyeberangan Cigading-Kiluan lebih efisiensi waktu dan materiil dibandingkan dengan rute penyeberangan Merak-Bakauheni. 4. Kesejahteraan Masyarakat Pengembangan pelabuhan penyeberangan baru dengan rute Cigading-Kiluan sangat berpengaruh dengan kesejahteraan masyarakat di sekitar pelabuhan. Hal ini dikarenakan dengan adanya demand dan supply dari pengembangan pelabuhan penyeberangan yang didukung dengan kawasan pariwisata, kawasan industri
9 9 dan jaringan transportasi yang terpadu terhadap masyarakat sekitar pelabuhan. Dari segi analisis keekonomian rute Cigading-Kiluan akan mengalami peningkatan demand dan supply positif. Berdasarkan sumber dari Pemerintahan Kabupaten Tanggamus dan Kota Cilegon dengan adanya pelabuhan penyeberangan baru, kawasan pariwisata serta kawasan industri yang terpadu akan didukung dengan jaringan sistem transportasi yang menghubungkan pelabuhan penyeberangan, kawasan pariwisata dan industri sekitar pelabuhan penyeberangan akan memberikan dampak pendapatan masyarakat. Dari data di atas diperoleh analisis keekonomian rute penyeberangan Cigading-Kiluan terhadap aspek kesejahteraan masyarakat di sekitar rencana Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. Dengan adanya pengembangan rute Cigading-Kiluan karena seringnya adanya aktivitas penumpang penyeberangan kendarankendaraan melakukan penyeberangan dari dan ke Pulau Jawa-Sumatera secara terintegritas dengan sehingga akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat dengan didukung kawasan-kawasan strategis dibandingkan dengan menggunakan rute penyeberangan Merak-Bakauheni. Gambar Tingkat Pengangguran Provinsi Banten Gambar Jumlah Kemiskinan di Provinsi Lampung Prospek Pelabuhan Penyeberangan Cigading- Kiluan Jika dilihat data analisis keekonomian rute Cigading-Kiluan yang memberikan dampak positif dan potensi-potensi yang dihasilkan dan dikembangkan seiring dengan pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan, terdiri dari sebagai berikut : 1. Sektor Pelabuhan Penyeberangan Cigading- Kiluan Potensi kedepannya dari sektor pelabuhan sendirinya akan mengalami peningkatan kendaraan yang akan menyeberang dari dan ke Pulau Jawa-Sumatera khususnya yang melakukan perjalanan ke arah barat Sumatera karena kondisi rute Cigading-Kiluan lebih efisien waktu dan biaya kendaraan tersebut dibandingkan menggunakan Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni sesuai dengan penjelasan pada Bab 4 tentang manajemen finansial rute Cigading-Kiluan. 2. Sektor Pariwisata Potensi kedepannya dari sektor pariwisata yang didukung dengan rute Penyeberangan Cigading- Kiluan akan mengalami arus pengunjung yang ingin melakukan wisata. Kawasan wisata yang sangat potensial terhadap pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan yaitu Pantai Anyer, Pantai karangbolong dan
10 10 Pantai Carita di Kota Cilegon dan kawasan kesejahteraan ekonomi yaitu memberikan pariwisata Teluk Kiluan yang terkenal dengan peluang usaha dan kerja baru yang lebih antraksi bebas Ikan Lumba-Lumba dan menjanjikan daripada urbanisasi ke kota-kota Kawasan Strategis Batu Balai yang berjarak besar seperti Jakarta untuk bekerja. lebih dari 25 km dengan objek wisata tersebut dilalui oleh jalan provinsi di Kabupaten Tanggamus. Jika Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan mengalami perkembangan yang pesat dapat dikembangkan Pelabuhan Pariwisata Cigading-Kawasan Pariwisata Ujung Kulon. 3. Sektor Industri Potensi kedepannya dari sektor industri yang didukung dengan rute Penyeberangan Cigading- Kiluan akan mengalami arus kendaraan barang yang ingin melakukan wisata. Kawasan industri yang sangat potensial terhadap pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan yaitu kawasan Krakatau Steel Industrial Estate Cilegon di Kota Cilegon dan Kawasan Strategis Batu Balai dilalui oleh jalan provinsi di Kabupaten Tanggamus. Dengan adanya pengembangan rute penyeberangan Cigading- Kiluan, kawasan industri di dua daerah akan mengalami peningkatan daya demand dan supply terhadap kawasan industri dengan segi efisiensi waktu dan biaya perjalanan yang Gambar Prospek Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan murah dan berkualitas. 4. Manfaat Bagi Daerah dan Kesejahteraan 5. KESIMPULAN Masyarakat Hasil skripsi memperoleh kesimpulan sebagai berikut : Sektor pemerintah pusat, daerah, dan 1. Berdasarkan survey lapangan, sumber literatur masyarakat prospek kedepannya dari rute penyeberangan Cigading-Kiluan ini mendorong nilai ekonomi daerah dan devisa negara yang positif karena akan adanya kawasan pariwisata dan kawasan industri baru dengan didukung dan wawancara terhadap pihak terkait, kepadatan antrean kendaraan khususnya truk ekspedisi yang akan menyeberang ke Sumatera sering terjadi di Pelabuhan Penyeberangan Merak disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : insfrastruktur jaringan transportasi guna a. Dermaga yang kurang memadai. mempercepat pembangunan di daerah Jawa dan Sumatera yang akan memberikan pendapatan daerah dan devisa negara bertambah sedangkan b. Cuaca yang tidak mendukung c. Jadwal docking kapal yang bersamaan d. Jumlah kapal yang beroperasi bagi masyarakat yang berada di rute e. Port time yang terlalu lama penyeberangan baru akan meningkatkan f. Lahan parkir yang kurang memadai
11 11 2. Salah satu solusi untuk menangani kepadatan antrean kendaraan yang sering terjadi di Pelabuhan Merak-Bakauheni yaitu pengembangan rencana rute penyeberangan baru yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. 3. Rute penyeberangan baru memiliki potensi dan didukung dengan kawasan pariwisata terpadu, kawasan industri dan infrastruktur jaringan transportasi yang memadai sehingga dapat menberikan pendapatan daerah serta kesejahteraan masyarakat sekitar adalah rute penyeberangan Cigading (Kota Cilegon, Banten)-Kiluan (Kabupaten Tanggamus, Lampung) 4. Rute penyeberangan Cigading-Kiluan memiliki analisa keekonomian, yaitu : a. Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu Mulyani, Sri Manajemen Traffic PT ASDP Dalam Menangani Kepadatan Antrian Truk Penyeberangan Merak-Bakauheni. Banten : FISIP UNTIRTA. Prasetyo, Budi. Ditemukan 5 Masalah di Pelabuhan Merak, masalah yang ditemukan dalam pelabuhan ASDP merak (diakses 3 September 2012). Tim Penyusun. Fasilitas Pokok Pelabuhan Penyeberangan, (diakses 5 Desember 2012). Tim Penyusun Buku Putih Transportasi. Jakarta : Kementerian Negara Riset Dan Teknologi Republik Indonesia. Tim Penyusun Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009. Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. b. Pengembangan Kawasan Industri c. Pengembangan Infrastruktur Jaringan Transportasi d. Kesejahteraan Masyarakat Dari hasil analisis keekonomian di atas bahwa rute penyeberangan Cigading-Kiluan layak untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan Penyeberangan Cigading-Kiluan. 6. DAFTAR PUSTAKA Dr Ir Dardak, A Hermanto Pengembangan Jaringan Jalan Wilayah Sumatera Berbasis Penataan Ruan. Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. Faizin, Muhammad. Luntang-lantung ke Teluk Kiluan, Tanggamus-Lampung. (diakses 10 Desember 2012). Magindaan, EE Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 18 Tahun Jakarta : Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Mandaku, Hanok Studi Pengembangan Sistem Transportasi Penyeberangan Pulau Seram-Ambon. Ambon : Fakultas Teknik UNPATTI.
Analisis Manajemen Waktu dan Biaya Rute Penyeberangan Baru
Analisis Manajemen Waktu dan Biaya Rute Penyeberangan Baru Dr. Ir. Sunaryo M.Sc 1), Kiki Juniarko 2) 0806 459 236 Email : red.kijun@gmail.com Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Lebih terperinciANALISIS WAKTU BONGKAR MUAT KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK
ANALISIS WAKTU BONGKAR MUAT KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK *Sunaryo 1, Agus Zuldi Hermawan 2 *1) Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia 2) Mahasiswa Program Sarjana Reguler Program Studi Teknik
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan pelabuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.633, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan. Tanjung Priok. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinci2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN DERMAGA BARU DALAM UPAYA MENGURAI KEPADATAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK. *1) Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia
ANALISIS PENAMBAHAN DERMAGA BARU DALAM UPAYA MENGURAI KEPADATAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK * *1) Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia 2) Mahasiswa Program Sarjana Reguler Program Studi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui sarana laut.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pelabuhan Bakauheni Pelabuhan Bakauheni adalah pelabuhan yang terletak di kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Pelabuhan Bakauheni menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciKEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah.transportasi merupakan suatu sarana yang berkorelasi positif terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
1 BAB. I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keinginan membangun jaringan Trans Sumatera dengan maksud memberdayakan sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh Sumatera utara dan Riau telah lama direncanakan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Standar Pelayanan Berdasarkan PM 37 Tahun 2015 Standar Pelayanan Minimum adalah suatu tolak ukur minimal yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHAULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHAULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakan oleh manusia atau mesin.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan. Tanjung Balai Karimun. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi
Lebih terperinciBAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,
Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL Menimbang: a. bahwa dalam Pasal 200 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
Lebih terperinciTERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI
TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN) 2. 1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan penyeberangan untuk
Lebih terperinciTATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,
TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi merupakan suatu
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK PENGOPERASIAN JEMBATAN SELAT SUNDA
Ujian Tugas Akhir ANALISIS DAMPAK PENGOPERASIAN JEMBATAN SELAT SUNDA Oleh : BONUS PRASETYO 4105.100.058 Pembimbing : FIRMANTO HADI, S.T., M.Sc. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pulau Jawa dan Sumatra merupakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1298, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan Tegal. Jawa Tengah. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat
Lebih terperinciBAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi merupakan salah satu bagian penting bagi suatu pembangunan negara. Transportasi menjadi salah satu sektor pendukung kemajuan sistem logistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sektor transportasi dengan sarana dan prasarana yang memadai, sangatlah diperlukan adanya untuk pertumbuhan dan perkembangan wilayah sebagai tempat kegiatan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem tranportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain
Lebih terperinciPesawat Polonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.430,2016 KEMENHUB. Jasa. Angkutan Penyeberangan. Pengaturan dan Pengendalian. Kendaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 27 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinci: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)
Kota Kekerabatan Maja dan Masa Depan Oleh : Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar) Persoalan perumahan masih menjadi salah satu issue penting dalam pembangunan ekonomi mengingat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN DENGAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr
No.165, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN PUBLIK. Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, Perbatasan. Angkutan Barang. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciREDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RAMADHANI GURUH PRASETYO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.
LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe
Lebih terperinciBadan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.
Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. A. KEGIATAN POKOK 1. Studi Besar a. Sektoral/Sekretariat 1) Studi Kelayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi/liberalisasi khususnya sektor perdagangan serta pelaksanaan otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan potensi yang dimiliki daerah.
Lebih terperincidilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai
m-m BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1.Terminal Penumpang Kapal Laut Kegiatan peiayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau dan peiayaran niaga. Maka, pelabuhan sebagai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1522,2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan Makassar. Sulawesi Selatan. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 92 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan
Lebih terperinciNOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Kereta api merupakan transportasi darat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Membaca : 1. surat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan
30 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA 2.1. Pengertian Angkutan Multimoda Dengan dikenalnya sistem baru dalam pengangkutan sebagai bagian dari perekonomian saat ini yaitu pengangkutan multimoda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tataralok Sebagai Acuan Pengembangan Sistem Transportasi Terpadu Transportasi merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, yang mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong,
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 431, 2016 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Penyeberangan. Kewajiban. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 28 TAHUN 2016 TENTANG KEWAJIBAN PENUMPANG
Lebih terperinciUSULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA
USULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA Semakin padatnya lalu-lintas di jalur Pantura(Pantai Utara Jawa) yang menghubungkan kota Jakarta dengan kota-kota sepanjang jalan menuju
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung berada antara 3º45 dan 6º45 Lintang Selatan serta 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah utara berbatasan dengan Provinsi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN UMUM Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayaran memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinci2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1764, 2015 KEMENHUB. Pelabuhan. Labuan Bajo. NTT. Rencana Induk PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 183 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1297, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jaringan. Rute. Penerbangan. Angkutan Udara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 88 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kota menimbulkan permasalahan perkotaan, baik menyangkut penataan ruang penyediaan fasilitas pelayanan kota maupun manajemen perkotaan. Pesatnya pertumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN LINTAS BATAS DI SUNGSANG Penekanan Desain Arsitektur Moderu Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN TERMINAL kelancaran mobilitas keterpaduan intra dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi pengertian transportasi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara kepulauan/maritim, sehingga peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupaan sosial, ekonomi, pemerintahan, hankam dan sebagainya. Sarana
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PRIOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIPERHUBUNGAN, surat Gubernur OKI Jakarta Nomor 3555/1.711.531 tanggal 29 Oesember 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data dari PT. ASDP Ketapang Gilimanuk tahun 2012,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Data dari PT. ASDP Ketapang Gilimanuk tahun 2012, terdapat antrian kendaraan yang akan masuk ke Pelabuhan menyeberang dari Pulau Jawa menuju ke Pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek (manusia atau barang) dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat nadi berkembangnya perekonomian suatu wilayah dan negara. Transportasi penumpang dan barang yang efisien haruslah menjadi prioritas pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Surakarta sebagai pusat Wilayah Pengembangan VIII Propinsi Jawa Tengah, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Secara
Lebih terperinciBerdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:
TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
Lebih terperinciKRITERIA HIERARKI PELABUHAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIREKTORAT DAN PENGERUKAN HIERARKI BATAM, 26 JANUARI 2012 BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 TENTANG TATANAN KEAN
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)
KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi) TUGAS AKHIR Oleh: SYAMSUDDIN L2D 301 517 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan dapat
Lebih terperinciPENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)
PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO) Sisca V Pandey Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM
I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. TINJAUAN UMUM Sistem transportasi merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau dengan bentangan laut yang sangat panjang yaitu 94.166 kilometer merupakan
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DERMAGA DI PELABUHAN GILIMANUK, PROVINSI BALI
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DERMAGA DI PELABUHAN GILIMANUK, PROVINSI BALI Putu Alit Suthanaya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang baru, karena hampir setiap hari kita menggunakannya. Transportasi merupakan alat/teknik/cara untuk melawan
Lebih terperinciSTATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014
s. bp uk ab. am uj m :// ht tp id go. STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 ISSN : - No. Publikasi : 76044.1502 Katalog BPS : 830.1002.7604 Ukuran Buku : 18 cm x 24 cm Jumlah Halaman : v + 26 Halaman
Lebih terperinci: Jl Raya Pelabuhan Merak, Gerem, Pulo Merak Cilegon-Banten. Kode Pos : Telp : (0254) , ,
Pelabuhan Penyeberangan Merak Alamat : Jl Raya Pelabuhan Merak, Gerem, Pulo Merak Cilegon-Banten. Kode Pos : 42438 Telp : (0254) 571032, 571039, 571202 Luas area : 150.615 m2 Koordinat : 5 º55 51 LS -
Lebih terperinci