PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA TERPADU GRUP IMC (INTERMOLECULAR CHEMISTRY) OLEH : Dr. Parsaoran Siahaan, MS
|
|
- Yuliani Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 P a n d u a n P K T G r u p I M C 0 PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA TERPADU GRUP IMC (INTERMOLECULAR CHEMISTRY) OLEH : Dr. Parsaoran Siahaan, MS JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang Telp./Fax.: / Websitegrup IMC: ketua grup: siahaan_parsaoran@yahoo.com 2012
2 P a n d u a n P K T G r u p I M C 1 Panduan Praktikum Kimia Terpadu Grup IMC Standar Kompetensi (SK): Mahasiswa dapat menguraikan dan membandingkan (C4-menganalisis) beberapa metoda hasil studi literatur dan hasil praktikum kimia terpadu, serta memprediksi (C5-mengevaluasi) hasilnya. Kompetensi Dasar (KD): Membandingkan (C4-menganalisis) metode hasil studi literatur dalam bentuk bahan dan alat yang diperlukan, langkah-langkah kerja, serta menguraikan (C4-menganalisis) hasil studi literatur dan hasil praktikum dalam bentuk uraian, tabel, grafik, gambar, yang dituangkan dalam laporan dan seminar, serta memprediksi (C5-mengevaluasi) hasil praktikum dalam bentuk hipotesa atau kesimpulan sementara. Gambar 1.1. Struktur 3-dimensi unit penyusun polimer selulosa. 1. Pendahuluan Mengapa perlu membuat buku panduan Praktikum Kimia Terpadu (PKT) untuk Grup Riset Interaksi Antarmolekul (InterMolecular Interaction atau disingkat IMC)? Tujuan utama adalah: a. Memberikan informasi kepada mahasiswa cara pandang Grup dalam melakukan penelitian. b. Memberikan informasi kepada mahasiswa penelitian apa saja yang dapat dilakukan berkaitan dengan Interaksi Antarmolekul. c. Membantu mahasiswa untuk mencapai SK dan KD.
3 P a n d u a n P K T G r u p I M C 2 2. Cara Pandang Grup Fokus penelitian grup IMC adalah dengan memandang sistem kimia pada tiga tingkatan yaitu (a) molekul, (b) mikroskopik, dan (c) makroskopik. Pemahaman molekul akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam pada sistem mikroskopik dan makroskopik. Pemahaman pada tingkat molekul tanpa mengkaitkan dengan sistem mikroskopik dan makroskopik, nilai kemanfaatan aplikasi kurang optimal. Pemahaman mikroskopik dan makroskopik tanpa memperhatikan pemahaman pada tingkat molekul akan membatasi inovasi pada pengembangan dan perluasan nilai kemanfaatan pada ranah aplikasi. Gambar 1. Cara pandang molekul, mikroskopik, dan makroskopik. (Siahaan dan Windarti, 2009)
4 P a n d u a n P K T G r u p I M C 3 Cara pandang grup IMC pada tiga tingkatan secara sinergis dan holistik telah mulai digambarkan dan dikembangkan pada analisis sifat-sifat fisik selulosa melalui pembuatan selulosa dari bahan nata de coco (Siahaan dan Windarti, 2009), Gambar 1. Selulosa nata de coco yang masih basah, Gambar 2a, dan setelah dikeringkan (makroskopik), Gambar 2b, dapat digunakan sebagai bahan dasar kertas (aplikasi). Selulosa adalah polimer alam yang dapat digunakan sebagai bahan dasar kertas. Kualitas kertas (uang, buku, dll) yang menggunakan selulosa sebagai bahan baku sangat tergantung pada kualitas selulosa itu sendiri. Selulosa nata de coco dapat dikembangkan sebagai bahan dasar plastik dan baju tahan peluru. Pertanyaan pertama, apa parameter yang menggambarkan kualitas material seperti kertas dari bahan selulosa? Parameter yang digunakan tergantung cara pandang yang telah disebutkan di atas. (a) (b) Gambar 2. Selulosa nata de coco basah (a) dan setelah dikeringkan (b). Pada cara pandang makroskopik, salah satu uji parameter kualitas kertas adalah uji kekuatan tarik (Siahaan dan Windarti, 2009), Gambar 3. Uji tarik menggambarkan kekuatan putus (strain) bila diberi gaya dari luar (stress). Gambar 3. Hasil uji tarik selulosa nata de coco setelah dikeringkan.
5 P a n d u a n P K T G r u p I M C 4 Pertanyaan kedua, apa faktor dalam material yang menyebabkan harus diperlukan gaya-gaya dari luar agar lembaran selulosa nata de coco dapat putus? Untuk menjawab pertanyaan kedua, cara pandang yang harus digunakan adalah cara pandang mikroskopik. Tiga uji parameter kualitas kertas pada tingkat mikroskopik adalah uji spektroskopi, uji porositas dan uji kristalinitas (Siahaan dan Windarti, 2009), Gambar 4. Interpretasi kualitatif ketiga parameter adalah bahwa ada faktor ikatan primer (ikatan kovalen), ikatan sekunder (interaksi antarmolekul), struktur dan geometri molekul, mobilitas rantai utama polimer, polaritas dan mobilitas gugus fungsi pada rantai polimer yang mempengaruhi sifat mikroskopik dan makroskopik. 100 %T (a) jam Pellet KBr /cm (b) (c) Gambar 4. Hasil uji porositas (a) dan kristalinitas (b) selulosa nata de coco setelah dikeringkan.
6 P a n d u a n P K T G r u p I M C 5 Pertanyaan ketiga, bagaimana membuktikan secara kualitatif dan kuantitatif keberadaan dan besarnya ikatan primer (ikatan kovalen), ikatan sekunder (interaksi antarmolekul), struktur dan geometri molekul, mobilitas rantai utama polimer, polaritas dan mobilitas gugus fungsi pada rantai polimer? Untuk menjawab pertanyaan ketiga, cara pandang yang harus digunakan adalah cara pandang molekular. Salah satu uji parameter ikatan kovalen, interaksi antarmolekul, dan struktur molekul adalah uji (perhitungan) energi potensial interaksi dengan metode komputasi (Siahaan dan Windarti, 2009), Gambar 5 sampai dengan Gambar 13. Gambar 5. Hasil uji (perhitungan) energi potensial interaksi segmen trimer selulosa...segmen trimer selulosa. Gambar 6. Hasil uji energi mobilitas rotasi pada sudut torsi c dan c ikatan glikosida molekul dimer glukosa.
7 P a n d u a n P K T G r u p I M C 6 Gambar 7. Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R(Å) segmen dimer selulosa...ca 2+ ; E= - 247,134 kj/mol (-59,0665 kkal/mol); jarak interaksi 2,3 Å; Catatan: Energi ikatan hidrogen kuat (14-40 kkal/mol); Energi ikatan kovalen yaitu sekitar 100 kkal/mol; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...ca 2+, E v=0 = 3,1953 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 603,886 Nm -1. Berdasarkan harga tetapan vibrasi dan tingkat-tingkat energi vibrasinya menunjukkan bahwa interaksi antara dimer glukosa...ca 2+ adalah kuat. Gambar 8. Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R (Å) segmen dimer selulosa...po 4 3- ; E= - 321,1693 kj/mol (-76,7613 kkal/mol); jarak interaksi 3,1 Å; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...po 4 3-, E v=0 = 3,1953 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 368,626 Nm -1. Komputasi kimia dapat menjelaskan geometri molekul dengan presisi tinggi yang tidak dapat dilakukan dengan metode difraksi sinar-x, SEM, dan spektroskopi. Interaksi segmen trimer selulosa...segmen trimer selulosa pada Gambar 5 menunjukkan dengan jelas bahwa orbital hibridisasi sp 3 pada atom C memberi geometri kursi pada unit penyusun polimer selulosa. Uji kuat tarik pada selulosa mengindikasikan adanya gaya-gaya interaksi antara rantai
8 P a n d u a n P K T G r u p I M C 7 polimer selulosa, dan komputasi kimia mengkonfirmasi bahwa hal ini terutama terjadi karena interaksi ikatan-h antara gugus hidroksida, -OH. Hasil lain adalah bahwa gugus CH 2 OH yang meruah berada sedemikian sehingga tidak diantara rantai polimer tetapi menjauh agar tolak-menolak paling kecil. Interaksi rantai selulosa ketiga, keempat, ke-n. dengan dimer selulosa Gambar 5 tidak dapat menghindari bahwa gugus meruah CH 2 OH akan berada diantara rantai dan dapat diperkirakan bahwa energi interaksi akan lebih kecil. Gambar 9. Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R (Å) segmen dimer selulosa...capo 4 - ; E= - 78,7903 kj/mol (-18,8313 kkal/mol); jarak interaksi 2,5 Å; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...capo 4 -, E v=0 = 1,2427 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 245,3743 Nm -1 ; konfigurasi-1. Gambar10.Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R(Å) segmen dimer selulosa...capo 4 - ; E= - 62,0921 kj/mol (-14,8404 kkal/mol); jarak interaksi 3,75 Å; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...capo 4 -, E v=0 = 1,0898 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 188,7269 Nm -1 ; konfigurasi-2.
9 P a n d u a n P K T G r u p I M C 8 Gambar11.Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R (Å) segmen dimer selulosa...capo 4 - ; E= - 42,4796 kj/mol (-10,153 kkal/mol); jarak interaksi 3,0 Å; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...capo 4 -, E v=0 = 0,839 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 111,8431 Nm -1 ; konfigurasi-3. Gambar12.Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R(Å) segmen dimer selulosa...ca 3 (PO 4 ) 2 ; E=-65,3545 kj/mol (-15,6201 kkal/mol); jarak interaksi 2,5 Å; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...ca 3 (PO 4 ) 2, E v=0 = 0,8684 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 201,6728 Nm -1. Interaksi antarmolekul dapat berubah dengan pemanasan menghasilkan jarak interaksi yang lebih besar. Kelarutan dapat meningkat dengan pemanasan menunjukkan berubahnya interaksi menjadi antara zat terlarut dengan pelarut. Hal ini mengindikasikan jarak interaksi yang lebih besar yang menyebabkan pelarut dapat masuk diantara rantai polimer. Perubahan interaksi dapat dikonfirmasi secara molekular dengan metode komputasi.
10 P a n d u a n P K T G r u p I M C 9 Gambar13.Hasil uji energi interaksi fungsi E (kj/mol) terhadap jarak interaksi R (Å) segmen dimer selulosa...ca 5 (PO 4 ) 3 OH; E=-93,9667 kj/mol (-22,4586 kkal/mol); jarak interaksi 2,5 Å; Analisis potensial Mie: energi keadaan dasar segmen dimer selulosa...ca 5 (PO 4 ) 3 OH, E v=0 = 0,8221 kj/mol, tetapan vibrasi sebesar 226,3475 Nm -1. Cara pandang di atas akan memberi kekuatan pada ranah aplikasi. Inovasi produk akan dapat dilakukan dengan baik. Hal itu akan dijelaskan pada hasilhasil penelitian yang sedang dilakukan. Secara garis besar, aplikasi kimia bila selalu melihat dunia ilmu lain, Gambar 14 dan Gambar 15, serta dilandasi dengan dasar ilmu kimia yang kuat akan memberi pengaruh yang besar. Contoh aplikasi ilmu kimia adalah masalah yang ditimbulkan dari usaha ketersediaan ikan tawar untuk memenuhi kebutuhan makanan, Gambar 14. Salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan makanan tersebut adalah pertanian air tawar (AquaFarm) dengan pembuatan keramba di danau. Pakan yang digunakan sebagai konsumsi ikan adalah makanan protein tinggi, ternyata dapat menimbulkan masalah baru yaitu matinya ikan, dan diduga karena pakan berlebih. Salah satu alasan dugaan pakan berlebih adalah bahwa pakan dapat menghasilkan gas beracun H 2 S dan NH 3. Dugaan tersebut harus dibuktikan dengan hasil analisis kimia. Kompetensi ahli kimia adalah bahwa sebelum dilakukan analis terhadap air telah dapat diprediksi bahwa pakan dapat menghasilkan gas NH 3, tetapi H 2 S hanya dapat dihasilkan bila pakan mengandung asam amino sistein. Untuk
11 P a n d u a n P K T G r u p I M C 10 membuktikan, harus dilakukan analisis secara kimia, dengan teknologi yang selalu berkembang berdasarkan teori atom dan molekul, Gambar 14, untuk menentukan kadar gas H 2 S dan NH 3, dan dibandingkan dengan batas ambang kadar H 2 S dan NH 3 berbahaya untuk ikan, serta jenis asam amino dalam pakan. Contoh masalah kedua yang dapat terjadi dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia adalah sampah plastik. Lingkungan yang tercemar, seperti air sungai dan danau, dapat kekurangan oksigen. Kebutuhan plastik ramah lingkungan dapat dikembangkan dengan inovasi perancangan zat baru berdasarkan kemampuan ilmu dasar. Gambar 14a.Cara pandang aplikasi ilmu kimia berbasis teori dan aplikasi.
12 P a n d u a n P K T G r u p I M C 11 Masalah-masalah baru yang lebih berat yang membutuhkan ahli kimia dalam inovasi perancangan zat baru berdasarkan kemampuan ilmu dasar adalah dalam dunia kesehatan, Gambar 15. Alam tidak mampu menyediakan semua zat-zat kimia yang dibutuhkan manusia. Penyakit yang timbul saat ini memerlukan obat-obat baru yang dapat diperoleh dengan sintesis, dan peralatan baru yang dapat menganalisis hingga tingkat molekul. Gambar 14b.Cara pandang aplikasi ilmu kimia berbasis teori dan aplikasi.
13 P a n d u a n P K T G r u p I M C Interseksi Praktikum Kimia Terpadu dan Matakuliah Cara pandang dan fokus penelitian pada grup IMC memerlukan pemahaman dasar-dasar ilmu kimia yang baik, Gambar 15. Kimia Polimer Pengembangan polimer modifikasi Pengembangan Material Dasar Anorganik Kimia Zat Padat Kimia Energi Pengembangan Komposit Penelitian jangka pendek IMC: berbasis polimer selulosa, kitosan, zeolit, dll. Pengembangan Komputasi Pengembangan Surfaktan, Katalis Pengembangan Bahan Sumber Energi Jangka panjang: Material Baru dan Energi Pemodelan molekul & Interaksi Antarmolekul/ Supramolekul Pengembangan Material Dasar Organik Kimia Molekul Gambar 15. Peta pengembangan dasar-dasar ilmu kimia dan penelitian. Selulosa nata de coco adalah molekul polimer. Salah satu yang penting dalam polimer adalah berat molekul yang dipelajari pada matakuliah ilmu kimia polimer. Polimer dapat dimodifikasi misalnya selulosa menjadi selulosa asetat, kitosan menjadi kitosan amida. Modifikasi kitosan menjadi kitosan amida memerlukan pemahaman molekul seperti reaksi antara gugus NH 2 dengan gugus karboksilat. Pemahaman molekul sangat diperlukan pada pengembangan material organik dan anorganik. Pemahaman molekul memerlukan metode-metode eksperimen seperti spektroskopi UV/VIS, spektroskopi IR, dan spektroskopi NMR. Pemahaman molekul dengan metode spektroskopi dapat dipelajari pada matakuliah spektroskopi kimia.
14 P a n d u a n P K T G r u p I M C 13 Selulosa nata de coco adalah material zat padat. Salah satu aspek penting pada material zat padat adalah porositas dan kristalinitas yang dapat dipelajari pada matakuliah zat padat. Pemahaman molekul pada zat padat memerlukan metode-metode eksperimen seperti difraksi sinar-x dan mikroskop elektron, yang dapat dipelajari pada matakuliah zat padat. Penelitian jangka pendek Kimia Interaksi Antarmolekul (IMC) memerlukan pemahaman yang baik dasar-dasar ilmu kimia di atas, Gambar 15, dan menjadi penelitian strategis pada berbagai pengembangan bidang ilmu kimia, yang menjadi landasan kuat bagi para pengembangan material baru dan energi pada jangka panjang. Praktikum kimia terpadu menjadi bagian dari peta dasar-dasar ilmu kimia di atas, Gambar 15, dan mahasiswa yang mau bekerja di kelompok IMC dapat memilih salah satu pengembangan tersebut, tetapi dengan fokus penelitian adalah fenomena molekul dan interaksi antarmolekul baik dengan eksperimen maupun dengan pemodelan komputasi. Praktikum kimia terpadu diharapkan menjadi praktikum yang bernilai strategis untuk menghasilkan tugas riset dan hasil penelitian yang berkualitas. 4. Praktikum Kimia Terpadu dan Penelitian Terkini Ilmu kimia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan masalah dan teknologi. Fokus penelitian terkini di grup IMC adalah: a. Perancangan protein baru dengan metode komputasi (GROMACS dan DOCKING) yang berfungsi untuk membuka dan meningkatkan porositas T-junction pada E-Cadherin sel yang akan dilalui obat-obat berukuran besar dalam pengobatan penyakit di sekitar otak seperti parkinson, dll. Penelitian ini adalah kerjasama dengan Prof. Dr. Teruna Siahaan dan Prof. Dr. K. Kuzcera dari Universitas Kansas, USA.
15 P a n d u a n P K T G r u p I M C 14 b. Sintesa peptida dengan metode komputasi ab initio yang berfungsi untuk memami pengaruh jenis dan urutan asam amino pada kestabilan peptida, dll. Dasar-dasar ilmu kimia yang diperlukan untuk (a) dan (b): Teori Struktur Geometri Molekul: persamaan Schrodinger, operator energi, energi kinetik, energi potensial, fungsi gelombang, metode MO, metode variasi, metode HF (ab initio), metode DFT, parameter molekul jari-jari ikatan, sudut ikatan, dihedral, energi molekul, momen dipol, dll.; Teori Klasik dan Kuantum Interaksi Antarmolekul: persamaan Lennard- Jones, grafik persamaan Lennard-Jones, kedalaman potensial, jarak interaksi antarmolekul, dll.; Dasar-Dasar Kimia Komputasi: basis set, perintah-perintah operasi Linux, dll. c. Perancangan kitosan dan derivatnya untuk enkapsulasi molekul yang berfungsi untuk manjaga kestabilan molekul (seperti vitamin C), ketersediaan molekul dalam jangka waktu tertentu (lepas lambat atau time-release; seperti vitamin B), dll. Dasar-dasar ilmu kimia yang diperlukan untuk (c): kelarutan polimer, penentuan berat molekul polimer, konduktivitas larutan polimer, pengaruh temperatur pada konduktivitas, degradasi dan modifikasi polimer, analisis IR, SEM/EDS, dan XRD, uji kekuatan, analisis interaksi kitosan dan turunannya dengan zat lain dengan konduktivitas, kinetika pelepasan zat dari kitosan dan turunannya, pengaruh temperatur dan berat molekul polimer pada kinetika pelepasan, dll. d. Studi interaksi segmen kitosan dan turunannya dengan molekul lain dengan metode komputasi yang berfungsi untuk menentukan pengaruh geometri dan jenis molekul serta temperatur (eksperimen) pada energi interaksi antara kitosan dan turunannya dengan molekul zat lain.
16 P a n d u a n P K T G r u p I M C 15 Dasar-dasar ilmu kimia yang diperlukan untuk (d): Teori Struktur Geometri Molekul: persamaan Schrodinger, operator energi, energi kinetik, energi potensial, fungsi gelombang, metode MO, metode variasi, metode HF (ab initio), metode DFT, parameter molekul jari-jari ikatan, sudut ikatan, dan dihedral, energi molekul, momen dipol, dll.; Teori Klasik dan Kuantum Interaksi Antarmolekul: persamaan Lennard-Jones, grafik persamaan Lennard-Jones, kedalaman potensial, jarak interaksi antarmolekul, dll.; Dasar-Dasar Kimia Komputasi: basis set, perintah-perintah operasi Linux, dll. e. Aplikasi kitosan dan derivatnya untuk pengobatan, pertanian, dll.
STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI Sitti Rahmawati 1, Cynthia Linaya Radiman 2, Muhamad A. Martoprawiro 3 Universitas
Lebih terperinciStruktur Molekul:Teori Orbital Molekul
Kimia Fisik III, Struktur Molekul:, Dr. Parsaoran Siahaan, November/Desember 2014, 1 Pokok Bahasan 3 Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Oleh: Dr. Parsaoran Siahaan Pendahuluan: motivasi/review pokok
Lebih terperinciPERHITUNGAN AB INITIO INTERAKSI ANTARA TRIKALSIUM FOSFAT DAN HIDROKSIAPATIT DENGAN SEGMEN MOLEKUL SELULOSA
PERHITUNGAN AB INITIO INTERAKSI ANTARA TRIKALSIUM FOSFAT DAN HIDROKSIAPATIT DENGAN SEGMEN MOLEKUL SELULOSA Abstrak Komposit selulosa bakterial-kalsium fosfat merupakan material hibrid organik-anorganik
Lebih terperinciSIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1)
SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1) Agung Tri Prasetya, M. Alauhdin, Nuni Widiarti Kimia FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinci4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon
4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan tidak akan pernah habis. Energi sinar matahari yang dipancarkan ke bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur
Lebih terperinciSAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN
SAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN KATA PENGANTAR Satuan acara perkuliahan (SAP) atau garis besar program pembelajaran (GBPP)merupakan panduan bagi dosen dan
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 SINTESIS SBA-15 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan material mesopori silika SBA-15 melalui proses sol gel dan surfactant-templating. Tahapan-tahapan
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun
Lebih terperinciPEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PEMODELAN
Lebih terperinciKata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinci2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab 4 asil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan dan Kitosan Kulit udang yang digunakan sebagai bahan baku kitosan terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tahapan-tahapan dalam pengolahan kulit udang menjadi kitosan
Lebih terperinciBAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,
Lebih terperinciREAKSI DEKOMPOSISI SENYAWA ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F SUATU KAJIAN MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1) ABSTRAK
1 REAKSI DEKMPSISI SENYAWA ERITRMISIN F DAN 6,7 ANHIDRERITRMISIN F SUATU KAJIAN MENGGUNAKAN METDE SEMIEMPIRIS AUSTIN MDEL 1 (AM1) Enokta Hedi Permana 1, Agung Tri Prasetya 2, Kasmui 3 1) Mahasiawa Jurusan
Lebih terperinciBATERAI BATERAI ION LITHIUM
BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Kitosan 4.1.1 Penyiapan Perlakuan Sampel Langkah awal yang dilakukan dalam proses isolasi kitin adalah dengan membersikan cangkang kepiting yang masih mentah
Lebih terperinciPERHITUNGAN MEKANIKA MOLEKUL
Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Anatomi Perhitungan Mekanika Molekul l Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA
KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta Mengidentifikasi kesulitan belajar didik dari aspek fisik, moral, peserta didik dalam mata pelajaran spiritual,
Lebih terperinciKIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi
Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O telah diperoleh dari reaksi larutan kalsium asetat dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,
Lebih terperinciPAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Poliaromatik hidrokarbon (PAH) adalah golongan senyawa organik yang terdiri atas dua atau lebih molekul cincin aromatik yang disusun dari atom karbon dan hidrogen.
Lebih terperinciDan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekam padi merupakan produk samping yang melimpah dari hasil penggilingan padi. Selama ini pemanfaatan sekam padi belum dilakukan secara maksimal sehingga hanya digunakan
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA Inti Menguasai karakteristik pe didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemodelan molekul untuk mempelajari sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia sistem molekul dengan perlakuan komputasi merupakan penelitian yang banyak diminati. Pemodelan
Lebih terperinciKehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2
Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.
Lebih terperinciPenentuan struktur senyawa organik
Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum industri yang berbasis hasil pertanian mempunyai persoalan dengan limbahnya. Hal ini memaksa industriawan yang bergerak dalam agroindustri tersebut untuk
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperinciIkatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Chapter 3c Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan salah satu turunan selulosa yang disebut eter selulosa (Nevell dan Zeronian 1985). CMC dapat larut di dalam air dingin dan air panas dan menghasilkan
Lebih terperinci30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.
30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4000 SM, manusia telah mengenal dan mengolah emas, berdasarkan penemuan arkeolog di Bulgaria. Pengolahan emas berlanjut hingga sekarang. Emas menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok
Lebih terperinciTabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)
22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu
Lebih terperinciANALISIS SOAL UJIAN HARIAN KELAS XI BAB: TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM, BENTUK MOLEKUL, DAN GAYA ANTARMOLEKUL
ANALISIS SOAL UJIAN HARIAN KELAS XI BAB: TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM, BENTUK MOLEKUL, DAN Petunjuk Umum : GAYA ANTARMOLEKUL Telitilah soal terlebih dahulu, perangkat soal terdiri dari 20 soal pilihan ganda
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Falerin (4,5-dihidroksi-5 -metoksibenzofenon-3-o-glukosida) adalah isolat dari buah mahkota dewa berkerangka benzofenon yang mempunyai aktivitas antiinflamasi. Penelitian
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi dan permasalahan lingkungan yang menjadi polemik global saat
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Krisis energi dan permasalahan lingkungan yang menjadi polemik global saat ini merupakan dampak dari terus berkembangnya kebutuhan manusia dan kemajuan teknologi.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai
Lebih terperincid. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia KELAS: X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium Riset (Research Laboratory) dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan
6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk
Lebih terperinciTUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL
TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL ESTER ALNINTA BASA SIAGIAN (21030116140082) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK SEMARANG 2016 A. DASAR TEORI IKATAN VALENSI Ikatan valensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUJIAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) Pengujian struktur kristal SBA-15 dilakukan dengan menggunakan X-Ray Diffraction dan hasil yang di dapat dari pengujian
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA
11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga pendidikan IPA bukan
Lebih terperinciStruktur atom, dan Tabel periodik unsur,
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori
Lebih terperinciLampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI
Lampiran 8 Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 50 DASAR PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL KIMIA SwC KELAS XI SK-KD dalam Standar Isi, Ujian Nasional Kimia (), SNMPTN (4), UM UGM (4), UMB UNDIP (),
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian I. Optimasi Proses Asetilasi pada Pembuatan Selulosa Triasetat dari Selulosa Mikrobial
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian I. Optimasi Proses Asetilasi pada Pembuatan Selulosa Triasetat dari Selulosa Mikrobial Selulosa mikrobial kering yang digunakan pada penelitian ini berukuran 10 mesh dan
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 4 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron
Lebih terperinciSAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata kuliah : Kimia Kode : Kim 101/3(2-3) Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kimia yang disampaikan secara sederhana, meliputi pengertian
Lebih terperinciHand out ini merupakan kelengkapan perkuliahan Karakterisasi Material dan merangkum prinsip dasar teknik karakterisasi material padat serta
Hand out ini merupakan kelengkapan perkuliahan Karakterisasi Material dan merangkum prinsip dasar teknik karakterisasi material padat serta dasar-dasar interpretasinya. Tujuan tersebut merupakan bagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrogel yang terbuat dari polisakarida alami sudah secara luas di teliti dalam bidang farmasi dan kesehatan, seperti rekayasa jaringan, penghantaran obat, imobilisasi
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI. Analisis Butana. Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/ Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami
LAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI Analisis Butana Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/15202 Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami Laboratorium Kimia Komputasi Departemen Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciAustrian-Indonesian i Centre (AIC) for Computational ti lchemistry, Jurusan Kimia i. KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set)
Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set) Drs. Iqmal Tahir, M.Si.
Lebih terperinciBAB 4 DATA DAN ANALISIS
BAB 4 DATA DAN ANALISIS 4.1. Kondisi Sampel TiO 2 Sampel TiO 2 disintesa dengan memvariasikan jenis pelarut, block copolymer, temperatur kalsinasi, dan kelembaban relatif saat proses aging. Kondisi sintesisnya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup
Lebih terperinci*) Korespondensi penulis;
Kitin Sebagai Bahan Dasar Drug Delivery: Studi Interaksi Molekul Kitin dengan Vitamin C secara Ab Initio (Chitin as Base Material of Drug Delivery: Study of Interaction Chitin Molecule with Vitamin C by
Lebih terperinciKOMPETENSI UTAMA S1 KIMIA IPB:
KOMPETENSI UTAMA S1 KIMIA IPB: NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI BAHAN KAJIAN MATA KULIAH 1 Mampu memanfaatkan iptek dalam bidang keahliannya dan mampu beradaptasi dengan situasi yang dihadapi dalam rangka
Lebih terperinciKISI-KISI UN KIMIA SMA/MA
KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA 2015-2016 Siswa mampu memahami, menguasai pengetahuan/ mengaplikasikan pengetahuan/ menggunakan nalar dalam hal: Struktur Atom Sistem Periodik Unsur Ikatan Kimia (Jenis Ikatan)
Lebih terperinciSTRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA
STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA Objektif: Bab ini akan menguraikan tentang sifatsifat fisika SENYAWA ORGANIK seperti : Titik Leleh dan Titik Didih Gaya antar molekul Kelarutan Spektroskopi dan karakteristik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis Katalis Katalis Ni/Al 2 3 diperoleh setelah mengimpregnasikan Ni(N 3 ) 2.6H 2 0,2 M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2
Lebih terperincikimia REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN
KTSP kimia K e l a s XI REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami teori atom mekanika kuantum dan hubungannya dengan bilangan
Lebih terperinciIkatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :
Ikatan Kimia Ikatan Kimia : Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : 1. Ikatan ion
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!
LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Formulasi Granul Mengapung Teofilin Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula untuk dibandingkan karakteristiknya, seperti terlihat pada Tabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin
Lebih terperinciSILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi
SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : /1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi : 1.Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah
TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar
Lebih terperinciKimia Organik 1. Indah Solihah
Kimia Organik 1 Indah Solihah KIMIA ORGANIK 1850 Kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup muncul istilah organik 1900 ahli kimia mensintesa senyawa kimia baru di lab yang tidak ada hubunganya dengan
Lebih terperinciCATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016
CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 PENGANTAR SPEKTROSKOPI Pengertian Berdasarkan teori klasik spektoskopi
Lebih terperincilarutan yang lebih pekat, hukum konservasi massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume dan teori
i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Kimia Dasar 1 yang diberi kode PEKI 4101 mempunyai bobot 3 SKS yang terdiri dari 9 modul. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang dasar-dasar ilmu kimia, atom, molekul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta isu pelestarian lingkungan telah meningkatkan pamor biomassa sebagai salah satu sumber
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI. 1.Menjelaskan sifat- sifat
SKL 1. Melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah, mengajukan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah menafsirkan data, menarik kesimpulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dengan menggunakan unsur hara. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara
Lebih terperinciTINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan ke dalam tanah (Akelah,1996). Kehilangan sejumlah nutrisi dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di bidang pertanian pupuk merupakan salah satu hal yang penting, pupuk dapat meningkatkan kinerja atau proses pertumbuhan tanaman. Pada proses pertumbuhan tanaman
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan
Lebih terperinciSintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi
Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN MENGGUNAKAN X-RAY FLUORESCENCE
Lebih terperinciUNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS MIPA JURUSAN KIMIA Mata Kuliah Service Untuk Jurusan Biologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS MIPA JURUSAN KIMIA Mata Kuliah Service Untuk Jurusan Biologi RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESETER (RPKPS) Mata Kuliah Kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan
Lebih terperinci