BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa
|
|
- Verawati Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis Pengertian Fonem Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata pagar dan pakar. Tetapi dalam bahasa arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/. Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja. Menurut Sudaryat (2003: 45), fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna. Menurut Masnur Muslich, (2008: 49) fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Fonem mengandung fungsi pembeda. Menurut Jamaris (2006:31), fonem adalah satuan bunyi terkecil yang membedakan kata. 10 Anak di taman kanak-kanak sudah memiliki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti misalnya: r,u,m,a,h menjadi rumah. Pengertian fonem menurut Soejono Dardjowidjojo dkk, (2000:38) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi pertama, fonem didefinisikan sebagai bunyi bahasa yang berbeda atau mirip. Sedangkan 9 pada edisi ketiga fonem didefinisikan sebagai bunyi bahasa minimal yang membedakan bentuk dan makna kata. Dalam ilmu bahasa fonem ditulis di
2 antara dua garis miring [/../]. Jadi, dalam bahasa Indonesia /p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi tersebut membedakan bentuk dan makna kata. Pengertian fonem pada edisi pertama dan ketiga buku tata bahasa baku bahasa Indonesia jelas mengalami perubahan. Pada edisi pertama disebutkan bahwa fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip, sedangkan pada edisi ketiga mengalami perubahan menjadi bunyi bahasa minimal yang membedakan bentuk dan makna kata. Edisi pertama menyebutkan bahwa fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip. Hal ini tidak sesuai, fonem bukan hanya bunyi-bunyi bahasa yang berbeda atau mirip,tetapi di samping itu, bunyi bahasa juga mempunyai fungsi,yaitu sebagai pembeda makna atau arti. Fonem adalah kesatuan terkecil bunyi bahasa yang berfungsi sebagai berbeda makna dan bentuknya. Fonem mempunyai fungsi pembeda dalam fonologi, bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi dua, yaitu fonem dan fona. Pembedaan ini didasarkan atas ciri fungsional bunyi bahasa itu sendiri. Ciri fungsional bunyi bahasa yang dimaksud adalah ciri 11 pembeda makna. Bunyi bahasa tersebut dinamakan fonem. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fonem adalah kesatuan terkecil bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna dan bentuknya. Dengan demikian fonem perlu dikuasai oleh anak-anak sejak dini dalam hal menyusun kata Perkembangan Fonem Pada Anak Perkembangan kata dan kalimat Kata-kata pertama adalah kata-kata lisan pertama yang diucapkan oleh seorang anak setelah mampu bicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Katakata pertama merupakan cara seorang anak untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, dan biasanya dianggap sebagai proses perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh kematangan kognitif. Kematangan kognitif tersebut biasanya ditandai dengan kemampuan anak untuk
3 merangkai susunan kata dalam berbicara baik dengan orang tua atau orang lain. Kemampuan ini akan terus berkembang jika anak sering berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, menurut Schaerlaekesns (2002:54) yang dikutip dariyo, psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama terhadap tiga tahap perkembangan kalimat pada anak usia lima tahun pertama yaitu: 1. Periode prelingual (usia 0-1 thn): di tandai dengan kemampuan bayi untuk mengoceh sebagai cara berkomunikasi dengan orang tua. Pada saat itu bayi tampak pasif menerima stimulus eksternal yang diberikan oleh orang tuanya, tetapi bayi memberikan respon yang berbedabeda terhadap orang yang dianggapnya ramah dan akan menangis dan menjerit kepada orang 12 yang dianggap tidak ramah atau ditakutinya. 2. Periode lingual dini (usia 1-2,5 thn): ditandai dengan kemampuan anak dalam membuat kalimat satu kata maupun dua kata dalam suatu percakapan dengan orang lain. 3. Periode Diferensiasi (usia 2-5 thn) ditandai untuk kemampuan anak untuk menguasai bahasa yang baik dan sempurna yaitu kalimatnya terdiri dari subjek, predikat dan obyek. Jadi kemampuan bahasa ini akan terus berkembang jika anak sering berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan orang lain Penggunaan Pias-pias Huruf Dalam Mengucap Fonem Pada Anak TK Adapun langkah-langkah yang di lakukan adalah: 1. Huruf kapital dan huruf kecil Banyak huruf kapital (besar) sangat berbeda dengan huruf kecil pandangannya untuk mudahnya, pusatkan usaha hanya pada huruf kecil saja. Hurup menyebabkan kata berbentuk beragam, tetapi gunakan huruf kapital bila wajar, misalnya huruf pertama nama.
4 2. Mengenali pias huruf. Buatlah kelas menjadi kaya akan tulisan huruf. Huruf-huruf Aa sampai dengan Zz di buat dalam ukuran besar dan berbagai warna dan di tempel di dinding kelas. Setiap bagian kelas di beri nama dan di tulis dengan ukuran cukup besar. Misalnya pada rak 13 buku di tulis buku cerita, buku gambar, buku tulis. Demikian pula bagian kelas lain. 3. Bunyi dan makna huruf Guru perlu mengajari anak bunyi yang dibuat oleh tiap huruf. Namun biasanya tidak sukar dalam mengajari sesuatu huruf dan bunyinya sekaligus 4. Alfabet Permainan alfabet dapat membantu anak-anak untuk mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf. 5. Menyentuh Huruf a. Siapkan 2 set mainan huruf berukuran besar. Ambil satu huruf, minta anak mengambil huruf yang sama dengan yang kita ambil. b. Sebutkan nama hurufnya. Misalnya kita mengambil huruf R, sebutkan huruf R. Minta anak mengangkat huruf R. c. Katakan pada anak, huruf R adalah awal dari namanya. Misal, R. Ridho. e. Lakukan untuk huruf lain, bahwa huruf yang dia pegang merupakan huruf awal dari nama orang yang dia kenal. Anak belajar Merasai bentuk huruf dan mengenal bunyi huruf. 6. Merangkai Huruf Plastik a. Siapkan huruf A sampai Z ukuran besar b. Rangkai beberapa huruf menjadi kata atau nama. Misalnya, b-o-l-a
5 c. Minta anak mengucapkan setiap huruf sesuai bunyinya. Anak belajar kata dibentuk dari rangkaian huruf dan setiap huruf punya 14 bunyi yang berbeda. 7. Membaca huruf a. Sediakan huruf b. Minta anak memilih satu huruf c. Sebutkan nama huruf tersebut, lalu anak menyebutkan misalnya A, B Bola. C dan seterusnya. d. Ajarkan anak tentang urutan alfabet. Anak belajar: Melihat bentuk huruf, mengenal bunyi huruf, dan urutan huruf. Pengalaman guru yang mengajarkan pengenalan huruf adalah dari bunyinya. Jadi kalau dinyanyikan A, B, C, D, E, F, G (yang dilagukan seperti twinkle-twinkle little star). Menurut pengalaman dengan belajar lewat pengenalan bunyi akan lebih cepat ditangkap dari pada dikenalkan huruf A, B, C. Kemudian dari bukunya Peggy Kaye (Games for Learning) bisa juga diajarkan huruf-huruf lewat permainan. Kalau anak sudah cukup mengenal huruf-huruf, dicoba dengan cara kita tuliskan huruf-huruf tersebut besar-besar di kertas (satu kertas satu huruf) kemudian kita minta anak untuk menaruh huruf tersebut di benda yang ada di kelas. Kegiatan ini menyenangkan sekali sehingga anak tidak terasa sedang belajar huruf Hakekat Pendekatan individual Pengertian Pendekatan Individual Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari anak. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap anak. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan
6 sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan. Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada anak ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran. Menurut Djamarah (2005;5-9): ada beberapa pendekatan yang diharapkan dari guru yaitu: 1) pendekatan individual, 2) pendekatan kelompok, 3) pendekatan bevariasi, 4) pendekatan edukatif. Pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap anak yang bertujuan untuk membimbing dan membantu siswa secara individual. Dalam pendekatan ini perbedaan karakter anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan, agar tercapainya ketuntasan dalam belajar anak Pendekatan Pembelajaran Individual. Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan anak sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing anak secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual 16 masingmasing anak. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya. Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu anak membelajarkan anak, membantu merencanakan kegiatan belajar anak sesuai dengan kemampuan
7 dan daya dukung yang dimiliki anak. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan anak, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan anak dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, menurut Djamarah (2005;165) guru harus melakukan hal berikut ini; 1. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya. 2. Membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal. 3. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas. 4. Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh perhatian. 5. Menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan. Berdasarkan penjelasan di atas maka antara guru dengan anak didik harus ada hubungan agar pembelajaran dengan pendekatan individual berjalan dengan baik tampa ada paksaan dari anak ataupun guru tersebut Pendekatan Dalam Pembelajaran Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa
8 begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. Menurut Djamarah (2006:54) Pendekatan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal. Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar, dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik yang 18 suka bicara. Caranya dengan memisahkan/memindahkan salah satu anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada anak kelompok anak didik didik yang pendiam. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru sering melihat peserta didiknya belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam, cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memponyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa setrategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
9 Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik denagan tingkat penguasaan optimal. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengolahan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual ini, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajr anak lebih muda dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan Ciri-ciri Pendekatan Individual Perbedaan individual peserta didik yang beragam memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus mamperhatikan perbedaan peserta didik secara individual. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam implementasi strategi belajar mengajarnya. Bila tidak dilakukan, maka strategi belajar tuntas yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. Dengan pendekatan individual diharapkan peserta didik memiliki tingkat penguasaan optimal. Adapun ciri-ciri pendekatan individual menurut Syaiful Bahri Jamarah (2005;226) 1. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap anak di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar. 2. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
10 3. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari. 4. Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. 20 Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan anak. Berdasarkan ciri-ciri diatas maka seorang guru harus memperhatikan anak didik secara individual dan harus mengetahui sifat-sifat dari anak didik tersebut agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik Keuntungan Pendekatan Individual Menurut Hamalik (2008;187) ada beberapa keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu: 1. Memungkin anak yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing secara penuh dan tepat. 2 Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok 3. Mengarahkan perhatian anak terhadap hasil belajar perorangan. 4 Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru, 5. Memberi peluang pada anak untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, 6 Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada. 7 Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan anak dan guru. 8 Memberi kesempatan bagi para anak yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang lebih baik.
11 21 9 Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap anak yang tergolong lambat. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu anak dalam menuntaskan belajar mereka. Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar, interaksi guru dan anak berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi yang menyenangkan antara anak dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual Kelemahan Pendekatan Individual Kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum. 1. Proses pembelajaran relatif memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik. 2. Motivasi anak mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa anak rendah diri/minder dalam pembelajaran. 3. Adanya penggunaan pasangan guru dan anak dalam manajemen kelas regular secara perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola dengan baik. 4 Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi secara lebih luas dan menyeluruh.
12 22 Kelemahan secara Khusus 1. Guru harus berwawasan luas. 2. Memiliki kreatifitas. 3. Memiliki keterampilan metodologis yang handal 4. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. 5. Pendekatan individual mengedepankan pada minat, bakat, motivasi, cara belajar, kecepatan daya tangkap, dan keunikan kebutuhan yang berbeda pada masing-masing peserta didik sehingga guru harus sabar dalam membimbing dan memotivasi anak agar berpartisipasi dalam aktivitas belajar. 6. Pendekatan individual memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. 7. Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik. 8. Membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh, yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait. 2.2 Kajian Yang Relevan Sarwan Amay, tahun 2010 dengan judul meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf melalui permainan Lotto huruf di RA AL Muhawarah Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah Apakah kemampuan anak mengenal huruf di RA Al Munahara Desa Dutohe Barat dapat ditingkatkan melalui permainan Lotto huruf Dan tujuan peneliti dalam meningkatkan kemampuan anak
13 mengenal huruf sudah sesuai dengan yang diharapkan. Secara khusus peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf melalui permainan lotto huruf. Dari hasil penelitian, baik melalui pengamatan dan menilaian yang dilaksanakan dalan dua siklus dimana pada siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga dilanjutkan lagi pada siklus II dengan langkah-langkah yang sama, setelah dilanjutkan pada siklus II maka peneliti sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti. Nurmawan Djafar, tahun 2011 dengan judul mengenalkan huruf hijaiyah pada anak melalui teknik bermain pias huruf di TK Aisyiyah Bustanul Atfal IX Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini Apakah kemampuan anak mengenal huruf hijaiyah di TK Aisyiyah Bustanul Atfal IX Kecamatan Kota Barat dapat ditingkatkan dengan teknik bermain pias huruf dan tujuan penelitian dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Secara khusus peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf hijaiyah. Dari hasil penelitian, baik melalui pengamatan dalam penilaian yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana pada siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga dilanjutkan lagi pada siklus II dengan langkah-langkah yang sama, setelah dilanjutkan pada siklus II maka peneliti sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, jelas bahwa kemampuan anak dalam mengucap fonem perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode permainan huruf oleh karena itu hipotesis tindakan penelitian adalah Jika digunakan pendekatan individual maka kemampuan anak dalam mengucap fonem menggunakan pias huruf akan meningkat.
14 2.3 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian adalah jika kegiatan pembelajaran mengucap fonem melalui pendekatan individual pada anak kelompok B TK Indria Helbat Kelurahan Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo dari 40 % meningkat menjadi 85%.
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan nonformal. Rentang anak usia dini dari lahir sampai usia enam tahun adalah
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S1 Sarjana pendidikan Anak Usia Dini
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH REJOSARI LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek perkembangan. Anak usia TK merupakan masa-masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah anak yang berusia mulai nol tahun hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Pendidikan anak usia dini yang terfokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini dalam perjalanan umur manusia merupakan periode penting bagi pembentukan otak, intelegensi, kepribadian, memori, dan aspek perkembangan yang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan merupakan upaya meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini. Taman Kanak-kanak yang disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu komponen dalam sistem masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi cukup besar untuk mempersiapkan sumber daya manusia handal dimasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mengalami masa keemasan dimana anak mulai peka dan sensistif untuk menerima berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca menjadi bagian dari kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar seperti sekarang ini masih banyak didominasi oleh keaktifan guru dibandingkan siswanya, padahal siswa merupakan peran utama dalam membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kehidupan manusia pada dasarnya berlangsung dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang sangat menguntungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, manusia akan mudah dalam bergaul dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran keterampilan berbahasa, sesuai namaya bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan bahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan berorientasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : DEWI PURNAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM K A R M I L A ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B1 di TK Aisyiyah Kubang Agam masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca permulaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Kabila dewasa ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di TK Aisyiyah I Pandean, Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan tingkat kanak-kanak adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam permainan maze anak-anak harus menemukan
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis 1. Hakekat Maze Maze merupakan game sederhana yang bertujuan menentukan jalur yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa anak awal dan masa anak akhir. Periode masa anak awal berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, Pertanyaan yang diajukan sekarang ini adalah kapan kemampuan
Nunung Desi Muliawati,2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI PADA ANAK TK MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MENCARI PASANGAN Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu93
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengucap Syair 1. Pengertian Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di Indonesia mengarah pada kurikulum yang disahkan oleh pemerintah dari masa ke masa. Hal tersebut merupakan salah satu langkah dalam
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPESONAL ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KOTA SELATAN
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPESONAL ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KOTA SELATAN Nurjana B. Giasi Haris Mahmud, Rapi Us. Djuko Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Gemar belajar ditandai dengan timbulnya rasa ingin tahu untuk mencoba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) memiliki peranan yang besar dalam membantu meletakkan dasar bagi anak dalam mengembangkan moral, nilai-nilai agama, sosial emosional,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek masalah pembelajaran dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek masalah pembelajaran dalam pendekatannya yang sangat mendasari bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan landasan utama dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat membentuk kehidupan dan jati diri seutuhnya. Anak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai diterapkan di lingkungan pendidikan Sekolah Dasar. Karena pendidikan Sekolah Dasar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas menjadi sesuatu hal yang begitu sangat penting yang harus dimiliki manusia, karena dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari hampir semua manusia
Lebih terperinciOleh : SITI ROHANAH A
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 2 Jaten)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya sejak lahir. Bakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkembang akan dapat menghasilkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya perubahan yang dilakukan manusia, oleh karena itu pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri sehingga akan melahirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini. Setiap orang tua atau pendidik harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa. Menyadari akan hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik guna mencapai suatu tujuan. Sudjana (2010: 28) menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK Kemampuan membaca anak Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Lubuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada anak usia dini. Pada usia tersebut anak mengalami masa peka untuk menerima suatu
Lebih terperinciPembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo
Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo Khurotun (10261306) Maahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini didasarkan pada permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan usia anak dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
Lebih terperinciSURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELOMPOK B3 TK ISLAM BAKTI XI SURAKARTAA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
Lebih terperinciKETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,
KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antarsesama. Sebagai alat komunikasi bahasa dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama. Pada umumnya seluruh kegiatan manusia selalu melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antarsesama.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak merupakah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Dalam Keputusan Menteri
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA Anny Doludea, Lenny Nuraeni 2 PG PAUD IKIP Siliwangi 2 PG PAUD IKIP Siliwangi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendidik anak sejak kecil merupakan pembangunan pondasi untuk masa depan. Jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh dan kuat. Anak-anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran ketrampilan berbahasa yaitu ketrampilan-ketrampilan yang ditekankan pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan faktor penting dalam membentuk karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU
Lebih terperinci