BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Kas Kas merupakan salah satu bagian dalam financial suatu perusahaan yang sangat penting peranannya dalam hal aktivitas pembiayaan sehari hari maupun investasi. Kas merupakan suatu aktiva yang tidak menghasilkan laba dalam arti meskipun kas digunakan untuk membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar pajak, membeli aktiva tetap, melunasi hutang, membayar dividen dan lain sebagainya, namun kas itu sendiri tidak menghasilkan bunga. Karena itu tujuan manajemen kas adalah agar jumlah kas dapat ditekan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk suatu perusahaan menjalankan usahanya Motif Memegang Kas Ada dua alasan utama memegang kas : 1. Motif Transaksi Kas dipegang untuk motif transaksi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas yang muncul dalam kegiatan bisnis biasa. Transaksi meliputi arus kas masuk (inflow) dan arus kas keluar (outflow). Arus kas masuk diantaranya meliputi pendapatan dari penjualan dari core bisnisnya, penjualan asetnya, ataupun pembiayaan-

2 pembiayaan dari pinjaman. Sedangkan arus kas keluar diantaranya meliputi pembayaran gaji pegawai, pembayaran hutang, pajak, dividen dan sebagainya. Keseimbangan arus kas masuk dan keluar tidaklah selalu sama sehingga diperlukan tingkat pegangan kas minimum sebagai buffer. Apabila perusahaan terlalu sedikit kas balancenya berarti perusahaan kekurangan kasnya. 2. Motif Kompensasi Kas balance dijaga di bank sebagai kompensasi jasa pelayanan bank yang diberikan ke perusahaan berupa saldo minimum yang harus ada di rekening gironya. Selain motif utama diatas, ada 2 motif memegang kas lain yaitu : 1. Motif Berjaga-jaga Motif memegang kas ini berhubungan dengan mempertahankan saldo untuk digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin tapi belum jelas. Hal ini disebabkan karena arus kas masuk dan arus kas keluar kurang dapat diperkirakan, dan tingkat kepastiannya berbeda-beda di antara berbagai perusahaan dan industri. Karena itu, perusahaan perlu menyimpan sejumlah uang kas sebagai cadangan untuk menghadapi fluktuasi arus kas masuk dan keluar yang bersifat acak dan tak terduga. Semakin sulit memperkirakan arus kas perusahaan, semakin besar saldo untuk berjaga-jaganya. Akan tetapi, bila perusahaan dapat memperoleh pinjaman secara mudah, artinya jika permohonan pinjamannya dapat

3 dikabulkan dalam waktu singkat, maka besarnya saldo untuk berjagajaga dapat dikurangi. 2. Motif Spekulatif Perusahaan menahan saldo kasnya dengan tujuan dapat memanfaatkan segala kemungkinan dan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari situasi yang berpotensi menghasilkan laba. Misalnya dengan membeli secara murah barang-barang yang kemungkinan di hari yang tak terduga harganya turun Manfaat Uang Kas Manfaat dari uang kas yang tersedia dalam perusahaan diantaranya : 1. Mendapatkan Potongan Harga Penting sekali bahwa perusahaan mempunyai uang kas agar dapat memanfaatkan potongan harga atau trade discount yang diberikan para pemasok. Biasanya para pemasok sering kali menawarkan potongan harga kepada pelanggannya apabila pembeliannya dilakukan secara tunai. Biaya atau nilai dari potongan tersebut termasuk tinggi sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan jika mempunyai uang kas agar dapat memanfaatkan potongan dagang tersebut. 2. Meningkatkan Rating Kredit Uang kas yang tersedia di perusahaan juga berguna untuk meningkatkan credit-rating perusahaan karena ratio lancar (current ratio) dan ratio cepatnya (quick ratio) akan seimbang dengan

4 perusahaan lain dalam industri sejenis. credit-rating yang baik memungkinkan perusahaan untuk membeli barang dari pemasok dengan syarat yang lebih lunak dan mempermudah didapatkannya kredit dari bank ditinjau dari segi likuiditas perusahaan tersebut. 3. Memanfaatkan Peluang Yang Menguntungkan Dengan tersedianya uang kas juga memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang bisnis yang menguntungkan, seperti tawaran stimewa dari pemasok atau kesempatan mengambil alih perusahaan lain. 4. Mengantisipasi Keadaan Tak Terduga Perusahaan harus mempunyai uang kas untuk mengantisipasi keadaankeadaan ataupun kejadian-kejadian yang tak terduga seperti pemogokan, kebakaran, ataupun reklame dari para pesaing Dana Dalam Aliran Kas Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan dana dalam aliran kas, yaitu sebagai berikut : 1. Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan perubahan masing-masing elemen dalam neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisis.

5 2. Mengelompokkan perubahan-perubahan tersebut dalam goolongan perubahan-perubahan yang memperbesar kas dan golongan perubahanperubahan yang memperkecil kas. 3. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan laba/rugi atau laporan laba ditahan ke dalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah kas. 4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana. Perubahan-perubahan dari elemen-elemen neraca yang pengaruhnya dapat memperbesar kas, dikatakan sebagai sumber-sumber dana, adalah sebagai berikut : 1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas. Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau kas. Berkurangnya persediaan (inventory) dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut,dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana/kas bagi perusahaan itu ataupun persediaan telah terpakai dan perusahaan belum membeli persediaan sehingga kas belum terpakai. Berkurangnya piutang (Account Receivable) berarti bahwa piutang itu telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan. Demikian pula berkurangnya suratsurat berharga atau efek berarti bahwa efek tersebut telah terjual dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana/kas bagi perusahaan.

6 2. Berkurangnya aktiva tetap. Berkurangnya aktiva tetap merupakan sumber dana/kas bagi perusahaan. Berkurangnya aktiva tetap diantaranya tanah, mesin, mobil dan lain-lain dapat dikarenakan aktiva tetap tersebut dijual sehingga merupakan pendapatan bagi perusahaan dan masuk ke sumber dana/kas. Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap neto merupakan sumber dana, karena berkurangnya aktiva tetap neto tersebut berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan dan depresiasi ini pun merupakan sumber dana. 3. Bertambahnya setiap jenis utang. Bertambahnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang merupakan sumber dana. Bertambahnya hutang berarti adanya tambahan dana yang diterima oleh perusahaan karena perusahaan menangguhkan pembayaran kepada customer sehingga dana dapat digunakan dahulu dan hal ini merupakan sumber dana/kas bagi perusahaan. 4. Bertambahnya modal. Bertambahnya modal misal disebabkan karena adanya mengeluarkan/emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru itu merupakan sumber dana bagi perusahaan. 5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dana bagi perusahaan yang bersangkutan.

7 Sedangkan perubahan-perubahan yang pengaruhnya memperkecil dana/kas dan ini dikatakan sebagai penggunaan dana, diantaranya sebagai berikut : 1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas. Bertambahnya aktiva lancar selain kas dapat terjadi karena pembelian barang/persediaan dan pembelian barang membutuhkan dana (penggunaan dana). Bertambahnya aktiva lancar karena disebabkan piutang yang bertambah karena perusahaan belum menerima pembayaran dari customer sehingga kas akan berkurang. 2. Bertambahnya aktiva tetap. Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap, dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana. 3. Berkurangnya setiap jenis hutang. Berkurangnya utang,baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengansur hutangnya. Pembayaran kembali hutang berarti penggunaaan dana. 4. Berkurangnya modal. Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Hal ini berarti bahwa pengurangan modal itu merupakan penggunaan dana. 5. Pembayaran dividen.

8 Pembayaran dividen kas jelas merupakan penggunaan dana.dividen kas dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak. 6. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Sebenarnya bertambahnya hutang merupakan sumber dana, Tetapi dengan adanya kerugian, tambahan dana tersebut digunakan untuk menutup kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana Anggaran Kas Anggaran kas ( cash budget ) adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangat penting artinya bagi pemeliharaan likuditas perusahaan. Dengan menyusun anggaran kas, maka dapat diketahui kapan perusahaan akan berada dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui akan adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka perusahaan akan dapat merencanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu, maka terdapat lebih banyak pilihan sumber dana, dan dengan semakin banyaknya pilihan sumber dana ini, berarti perusahaan pun dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang biayanya paling rendah. Sebaliknya, dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan tedapat surplus kas yang besar, maka jauh

9 sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien. Anggaran kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya anggaran kas ini dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu: 1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari : penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga, dividen,hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaaan lainnya. 2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk : pembelian bahan mentah, pembayaran hutang-hutang, pembayaran gaji pegawai, pengeluaran untuk biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, pembayaran bunga, dividen, pajak, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain. Dengan mengadakan estimasi penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui : 1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan. 2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan. 3. Besarnya dana serta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas. 4. Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali.

10 Penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi operasi. Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana operasi perusahaan. 2 Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan. 3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang ada didalam suatu perusahaan,berarti semakin tinggi pula tingkat likuditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih rendah untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi, hal ini bukan berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas berarti semakin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas-nya. Sebaliknya pun kalau perusahaan hanya mengejar profitabilitas saja, maka perusahaan

11 itu akan berusaha agar semua persediaan kasnya selalu dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Bila perusahaan menjalankan tindakan tersebut, berarti perusahaan itu menempatkan dirinya dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan atas kewajiban finansialnya. Untuk menentukan berapa besarnya jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, belumlah ada standard ratio yang bersifat umum. Meskipun demikian, ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar maupun hutang lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan atau sales. Perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover) dimana semakin tinggi tingkat perputaran ini, maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi penggunaan kasnya. Akan tetapi, tingkat perputaran kas yang berlebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume penjualan yang bersangkutan. Seperti halnya pada persediaan (inventory) dan piutang, pada kas pun terdapat persediaan besi atau persediaan minimal, yang disebut juga safety cash balance atau persediaan besi kas. Yang dimaksudkan dengan persediaan besi adalah jumlah minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktuwaktu. Persediaaan kas ini merupakan unsur atau inti permanen dari kas.

12 Besarnya kas minimal ini berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas suatu perusahaan yaitu : 1. Perimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar. Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun waktu antara arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas, baik mengenai jumlah maupun mengenai waktunya, akan dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan kas minimum yang besar. Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. Ini berarti bahwa pembayaran hutang akan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan piutang. Pembayaranpembayaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran gaji pegawai, dan lain-lain, diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil penjualan produknya. 2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan. Untuk menjaga likuiditasnya, maka perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam perusahaannya. Apabila aliran kas senyatanya selalu sesuai dengan estimasinya, maka perusahaan tersebut tidak menghadapi kesulitan likuiditas. Perusahaan ini tidak perlu mempertahankan adanya persediaan minimum kas yang besar. Sebaliknya, bagi perusahaan yang aliran kasnya sering

13 mengalami penyimpangan yang merugikan dari yang diperkirakan,maka perlu bagi perusahaan untuk mempertahankan adanya persediaan kas minimal yang agak besar. 3. Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank Perusahaan yang telah berhasil membina hubungan baik dengan bank akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesulitan finansialnya, baik yang disebabkan karena adanya peristiwa yang tidak diduga maupun yang dapat diduga sebelumnya. Perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang besar Sarana Dan Mekanisme Transaksi Uang Kas Yang Ditempatkan Di Bank Berikut ini adalah sarana dan mekanisme transaksi uang kas berbentuk uang giral yang berada atau ditempatkan di bank. 1. Bentuk-bentuk uang giral. a. Demand Deposit Penyimpanan uang kas dalam bentuk demand deposit di bank sering pula disebut sebagai uang kas dalam rekening giro, yang setiap saat dapat diambil ataupun dicairkan. Simpanan dalam bentuk demand deposit tidak mendapatkan bunga, sebaliknya si penyimpan biasanya dikenakan biaya administrasi. Biasanya bank tersebut menetapkan tingkat saldo rata-rata yang minimum harus dipertahankan dalam

14 rekening gironya tersebut. Untuk perusahaan besar yang rata-rata saldo rekening gironya cukup tinggi dapat meminta kepada bank yang bersangkutan suatu jasa giro atas dasar saldo minimum yang harus dipertahankan dalam rekening gironya tersebut. b. Time Deposit Suatu bentuk simpanan deposito berjangka yang dapat ditempatkan untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sebelum jatuh temponya, maka deposito tersebut tidak dapat dicairkan. Namun jika simpanan tersebut telah melampaui satu bulan tetapi jatuh temponya 3 bulan, atas persetujuan dari bank yang bersangkutan, maka deposito tersebut dapat dicairkan dengan suatu denda tertentu yang harus dibayar oleh si nasabah. Sebagai tanda atas simpanan deposito tersebut, bank yang bersangkutan akan mengeluarkan sertifikat deposito atas nama yang sering disebut pula Non-Negotiable Time Certificate of Deposit. Namun ada pula serifikat deposito yang merupakan surat berharga yang dapat diperjualbelikan, untuk itu sertifikat deposito berjangka tersebut dikeluarkan atas unjuk dan biasa disebut Negotioable Time Certificate of Deposit. c. Call Deposit. Simpanan dalam bentuk call deposit memiliki persamaan dengan demand deposit dalam arti setiap saat dapat ditarik, asalkan sebelum penarikannya harus memberitahukan terlebih dahulu kepada bank

15 yang bersangkutan. Biasanya pemberitahuan tersebut harus dilakukan dua hari dimuka. Atas call deposit juga dibayarkan suatu tingkat bunga tertentu sesuai dengan jangka waktu penyimpanannya : on call (2 hari), 7 hari, 15 hari. Dengan demikian setiap penyimpanan dalam deposito berjangka,yang waktunya kurang dari satu bulan dapat disebut call deposit. 2. Jenis-jenis alat likuid pengganti uang tunai. a. Cek Suatu surat berharga yang merupakan permintaan pembayaran secara tunai atas sejumlah uang, suatu bank yang menerbitkan cek tersebut dari rekening giro seorang nasabah yang menandatangani cek tersebut. Dengan demikian, cek tersebut sering pula disebut sebagai personal cheque. Cash cheque sama seperti uang tunai artinya dapat diuangkan oleh siapa saja yang memiliki cek tersebut,selama rekening giro dari orang yang menandatangani cek tersebut cukup uangnya. b. Giro bilyet Suatu surat permintaan pemindahbukuan dari suatu rekening giro tertentu kepada rekening giro lainnya,dapat terjadi dalam bank yang sama atau dalam bank lainnya.dengan demikian, orang atau perusahaan yang memperoleh pembayaran dalam bentuk giro bilyet,tidak dapat langsung menguangkan giro bilyet tadi.

16 c. Bank Draft Bank draft merupakan suatu janji yang dikeluarkan oleh suatu bank tertentu untuk membayar sejumlah uang dalam mata uang tertentu kepada pemegang draft atau nama yang tercantum dalam draft tersebut. d. Traveller s Cheque Pengertian traveler s cheque serupa dengan bank draft. Perbedaannya terletak pada proses pencairannya dimana jika bank draft harus diuangkan di cabang atau koresponden bank yang mengeluarkan draft tersebut, sedangkan traveler s cheque dapat diuangkan pada setiap money changer/tempat penukaran uang dan kadangkala diterima pula sebagai alat pembayaran yang sah. 3. Mekanisme Pencairan alat-alat likuid yang digunakan sebagai alat pembayaran. a. On the counter Setiap cash cheque dapat diuangkan pada bank yang menerbitkan cek tersebut, dengan syarat uang di rekening nasabah yang menandatangani cek tersebut cukup dananya. b. Kliring Untuk menguangkan cek ataupun cross cheque serta giro bilyet melalui bank lain, maka hal tersebut dapat dilakukan melalui kliring. Cek ataupun bilyet yang dikliringkan baru dapat diketahui

17 hasilnya esok paginya dan untuk kemudian dapat dimanfaatkan oleh si penerimanya. c. Collection Untuk menguangkan cek ataupun jaminan giro bilyet pada suatu bank di kota yang berbeda, maka harus dilakukan secara inkaso/collection. Untuk hal seperti ini diperlukan waktu yang cukup lama, tergantung dari jarak maupun pelayanan daripada bank yang bersangkutan Model Matematis Dalam Manajemen Kas Untuk menentukan besarnya investasi yang optimal di dalam penetapan jumlah uang kas, maka terdapat model matematis yang dikembangkan oleh ahli ahli pembelanjaan, yaitu: Model dari William J.Baumol. Teori William J.Baumol didasarkan pada metode Economic Order Quantity ( EOQ ) (Ross, Westerfield, Jafee, 2002, McGraw-Hill, Corporate Finance, pp773), yang digunakan di dalam menetapkan investasi yang optimal di dalam persediaan ( inventory ). Hal ini didasarkan pada beberapa persamaan antara saldo kas sama dengan persediaan. Model Baumol mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan kas dengan pola tetap yang dapat diperkirakan jumlahnya. Begitu pula halnya dengan arus kas masuk. Karena itu, arus kas keluar bersih atau kebutuhan kas bersih juga tetap jumlahnya. Jika

18 perusahaan mulai pada waktu 0 dengan saldo kas C = $ , dan jika arus kas keluar bersih adalah $ per minggu, saldo kasnya akan menjadi nol pada akhir minggu ketiga, dan rata-rata saldo kasnya adalah C/2 = $ /2 = $ Karenanya, pada akhir minggu ketiga perusahaan harus mengisi kasnya kembali, baik menjual sekuritas, asset atau dengan meminjam. Jika C ditetapkan lebih besar, misal $ , jangka waktu pemakaian kas tersebut lebih lama (6 minggu) sehingga penjualan sekuritas atau meminjam hanya perlu dilakukan 6 minggu sekali. Tetapi saldo kas rata-rata akan naik menjadi $ Biaya transaksi untuk menjual atau meminjam akan diperkecil dengan makin besarnya saldo kas yang dimiliki. Tetapi di pihak lain pendapatan perusahaan juga berkurang akibat dana tertanam dalam bentuk kas yang tidak menghasilkan pendapatan seperti halnya sekuritas. Saldo kas yang optimal ditentukan dengan menggunakan variable dan persamaan berikut : C = Jumlah uang kas yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau dari peminjaman. C/2 = Saldo kas rata-rata. C* = Jumlah kas yang optimal dari penjualan sekuritas atau dari peminjaman. C*/2 = Saldo kas optimal rata-rata. F = Biaya tetap untuk menjual sekuritas atau mendapatkan pinjaman.

19 T = Jumlah total tambahan kas yang dibutuhkan untuk transaksi pada seluruh periode ( biasa 1 tahun ) k = Biaya kesempatan dari kas yang dimiliki, k sama dengan penghasilan yang seharusnya bias diperoleh dari sekuritas atau bunga yang harus dibayar untuk pinjaman demi tersedianya uang kas. Total biaya dari saldo kas terdiri dari biaya penyimpanan (atau kesempatan) ditambah dengan biaya transaksi : Total biaya = Biaya menyimpan + Biaya Transaksi Biaya menyimpan = Saldo kas rata-rata x Biaya Kesempatan Biaya Transaksi = Jumlah transaksi x Biaya per transaksi C T Total Biaya = (k) + (F) 2 C Biaya total yang minimum dicapai apabila C sama dengan C*, yakni transfer kas yang optimal. C* dihitung sebagai berikut :

20 C* = 2(F)(T) k Saldo Kas menurut Asumsi Model Baumol : Saldo Kas ($) Kas maksimum = C Kas rata-rata = C/2 Kas Akhir = Minggu Penentuan Saldo Kas yang ditargetkan

21 Total Biaya karena Menyimpan uang kas Biaya Kesempatan Biaya Transaksi 0 C* Transfer Kas yang Optimal Saldo Kas ($) 2.2. Klasifikasi Piutang Bagi banyak perusahaan, pendapatan dari penjualan kredit merupakan unsur terbesar yang berpengaruh terhadap laba bersih. Bila suatu perusahaan membeli secara kredit, harus dihitung piutang yang ditimbulkan. Istilah piutang ( receivable ) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitor lainnya. Piutang timbul dari beberaoa jenis transaksi, dimana yang paling umum adalah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Kredit dapat diberikan dalam bentuk perkiraan terbuka atau berdasarkan instrumen kredit yang sahih, yang disebut promes ( atau wesel ). Surat promes ( promissory note ), yang sering disebut wesel ( note ), adalah janji tertulis untuk membayar

22 sejumlah uang tertentu atas permintaan atau pada suatu tangal yang telah ditetapkan. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari enam puluh hari, seperti dalam penjualan peralatan dengan sistem cicilan dan untuk transaksi dan untuk transaksi yang menyangkut jumlah nilai dolar yang besar. Wesel juga dapat digunakan dalam penyelesaian perkiraan terbuka dan dalam peminjaman atau pembelanjaan uang. Dari pandangan kreditor, klaim dengan bukti wesel lebih menguntungkan daripada klaim dengan piutang usaha. Dengan menandatangani wesel pihak debitor mngakui dengan resmi hutangnya dan setuju untuk membayar sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Oleh sebab itu, wesel merupakan klaim yang lebih kuat hukumnya dalam pengadilan. Wesel juga lebih mudah dicarikan, sebb pemegang wesel dapat menukarkannya dengan segera ke bank atau lembaga keuangan lainnya menjadi uang kas ( ini berlaku di Amerika Serikat atau Eropa, di Indonesia cara ini masih jarang sekali dikenal ). Perusahaan yang memiliki suatu wesel menyebutnya sebagai wesel tagih. Jika wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan, hal itu ada kalanya disebut piutang dagang. Bila tidak ada keterangan lain, piutang dan wesel tagih dapat dianggap berasal dari penjualan dalam kegiatan perusahaan yang biasa. Piutang lain meliputi piutang bunga, pinjaman kepada manajer atau karyawan dan peminjaman kepada perusahaan anak. Untuk memudahkan

23 klasifikasi dan penyajian dalam neraca, setiap jenis piutang.dibuka pada perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing-masing. Semua piutang yang diharapkan akan tertagih menjadi kas dalam waktu satu tahun, di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. Sedangkan yang tidak akan tertagih dalam waktu dekat, seperti pinjaman jangka panjang, hendaknya dicantumkan dengan judul investasi di bawah aktiva lancar Pengendalian Atas Piutang Seperti halnya semua aktiva, prinsip umum pengendalian internal dapat digunakan untuk menetapkan prosedur guna menjaga piutang. Pengendalian ini akan mencakup pemisahan operasi perusahaan dan akuntansi untuk piutang, sehingga catatan akuntansi dapat berlaku sebagai pengecekan independen terhadap operasi. Jadi pegawai yang menangani akuntansi untuk wesel tagih dan piutang usaha tidak boleh terlibat dengan persetujuan kredit atau penagihan piutang. Pemisahan fungsi-fungsi ini mengurangi kemungkinan kesalahan dan penggelapan. Pengendalian juga mencakup fungsi-fugnsi yang berkaitan, sehingga pekerjaan seorang karyawan dapat berlaku sebagai pengecekan atas pekerjaan karyawan lainnya. Sebagai contoh, penanganan buku piutang usaha dan buku besar harus dipisahkan. Dengan cara ini, pekerjaan klerk piutang usaha dapat dicek dengan membandingkan total saldo perkiraan masing-masing dalam

24 buku tambahan piutang usaha denan saldo perkiraan pengendali piutang usaha yang ditangani oleh klerk buku besar. Bagi kebanyakan perusahaan, piutang utamaanya adalah wesel tagih dan piutang usaha. Pada umumnya, wesel tagih dicatat dalam perkiraan tunggal buku besar. Seandainya terdapat banyak wesel, perkiraan buku besar dapat didukung oleh register wesel tagih. Register ini akan berisi rincian setiap wesel, seperti nama pembuatnya, tempat pembayaran, jumlah, jangka waktu, suku bunga, dan tanggal jatuh tempo. Dengan sering melihat pada tanggal jatuh tempo akan mengarahkan perhatian pada wesel-wesel yang jatuh tempo untuk pembayaran. Dengan cara ini si pembuat wesel itu dapat diberitahukan apan weselnya jatuh tempo, dan resiko si pembuat melupakan tanggal jatuh tempo dapat diminimisasikan. Pengendalian yang memadai asas piutang usaha dimulai dengan persetujuan penjualan oleh pejabat perusahaan yang bertanggung jawab atau bagian kredit, sesudah peringkat kredit pelanggan dikaji ulang. Demikian pula penyesuaian piutang usaha, seperti retur dan pengurangan penjualan serta potongan penjualan, juga harus disetujui atau diperiksa kembali oleh pihak yang bertanggung jawab. Prosedur penagihan yang efektif juga harus ditetapkan guna memastikan penagihan yang tepat waktunya atas piutang usaha dan untuk meminimisasikan kerugian dari piutang tak tertagih. Penggunaan yang tepat atas perkiraan pengendali dan buku piutang usaha, juga meningkatkan efektivitas pengendalian atas piutang usaha.

25 Karakteristik Wesel Tagih Wesel adalah suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu waktu tertentu. Dalam hal cek, jumlah itu harus dibayarkan atas permintaan seseorang atau perusahaan, atau si pembawa. Dokumen itu juga harus ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji tersebut. Pihak yang meminta agar wesel dibayarkan disebut penerima atau payee, dan pihak yang membuat janji disebut pembuat. Terdapat beberapa karakteristik pada wesel atau promes yang mempunyai implikasi akuntansi : Tanggal jatuh tempo Tanggal suatu wesel harus dibayarkan disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date). Periode waktu di antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo dari suatu wesel jangka pendek dapat dinyatakan dalam hari atau bulan. Jika jangka waktu wesel dinyatakan dalam hari, maka tanggal jatuh temponya dinyatakan dalam jumlah hari setelah tanggal dikeluarkannya. Sebagai ilustrasi, tanggal jatuh tempo wesel berjangka waktu 90 hari ditentukan sebagai berikut: Jangka waktu wesel 90 Maret ( hari ) 31 Tanggal wesel (16) (15) Sisa hari 75

26 April ( hari ) Mei ( hari ) 31 Tanggal jatuh tempo, Juni 14 Apabila jangka waktu wesel dinyatakan dalam jumlah bulan setelah tanggal dikeluarkan, maka tanggal jatuh temponya ditentukan dengan menghitung beberapa bulan ke muka dari tanggal dikeluarkan. Jadi, tanggal jatuh tempo wesel 3 bulan, tertanggal 5 Juni, adalah 5 September. Dalam hal tidak ada tanggal yang sama antara bulan jatuh tempo dan bulan dikeluarkan, maka tanggal jatuh tempo diambil pada hari terakhir bulan. Misalnya, suatu wesel jangka 2 bulan tertanggal 31 Juli akan jatuh tempo tanggal 30 September. Wesel dengan bunga dan wesel tanpa bunga Wesel yang memberikan bunga pada periode antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo disebut wesel dengan bunga ( interest-bearing notes ). Sedangkan wesel yang tidak memberikan bunga disebut wesel tanpa bunga ( non-interest-bearing notes ). Bunga Suku bunga untuk wesel dengan biasanya dinyatakan dalam periode satu tahun, tanpa harus melihat periode sebenarnya yang dikenakan. Jadi, bunga 12% setahun atas dana sebesar $2.000 adalah $ 240 ( 12% dari

27 $2.000 ); bunga satu triwulan 12% atas dana sebesar $2.000 adalah $60 ( ¼ dari $ 240 ). Nilai jatuh tempo Jumlah yang harus dibayarkan pada tanggal jatuh tempo disebut nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo dari suatu wesel tanpa bunga adalah jumlah nominal ( face value ). Nilai jatuh tempo suatu wesel berbunga adalah jumlah nominal ditambah bunga Pencatatan untuk Wesel Tagih Wesel dapat diterima oleh perusahaan eceran yang menjual barang atas dasar kredit jangka panjang, wesel tersebut biasanya mensyaratkan pembayaran secara bulanan. Di samping itu, jika suatu piutang usaha lewat jangka waktunya, piutang tersebut dapat diubah menjadi wesel. Suatu wesel tagih dapat ditransfer ke bank dengan endorsemen (penguasaan), sehingga tidak perlu ditahan sampai jatuh tempo. Transfer ke bank ini disebut pendiskontoan wesel tagih. Diskonto (bunga) yang dibebankan oleh bank dihitung atas niai jatuh tempo wesel untuk periode waktu bank harus menahan wesel itu sampai jatuh tempo. Jumlah hasil yang dibayarkan kepada pemberi kuasa (endorse ) adalah kelebihan nilai jatuh tempo atas diskonto. Bila tidak ada pernyataan yang membatasi tanggung jawab, pemberi kuasa wesel bertanggung jawab untuk membayar wesel itu apabila pembuatnya tidak bisa membayar. Kemungkinan kewajiban seperti itu akan menjadi kewajiban yang sebenarnya hanya bila

28 peristiwa tertentu terjadi, disebut kewajiban bersyarat (kewajiban kontinjen). Apabila pembuat wesel tidak dapat membayar hutangnya pada tanggal jatuh tempo, wesel tersebut dapat ditolak. Wesel yang ditolak tidak dapat dinegosiasikan lagi, dan jumlah klaim terhadap pembuatnya dipindahkan ke perkiraan piutang usaha Piutang Usaha yang Tak Tertagih Bila suatu barang ataupun jasa dijual secara kredit, biasanya sebagian dari klaim terhadap pelanggan tersebut tak tertagih. Hal ini merupakan gejala umum, betapa pun telitinya waktu memberikan kredit dan betap pun efektifnya prosedur penagihan yang digunakan. Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut beban atau kerugian dari piutang tak tertagih (uncollectible accounts), piutang raguragu (doubtful accounts), atau piutang macet (bad debts). Tidak ada satupun ketentuan umum yang merupakan pedoman untuk menentukan kapan suatu piutang atau wesel tak tertagih. Kenyataan bahwa seorang debitor gagal untuk membayar kewajiban sesuai kontrak penjualan ataupun weselnya terpaksa ditolak pada tanggal jatuh tempo belumlah berarti bahwa hutang-hutang tersebut tidak akan dapat ditagih. Apabila debitor bangkrut barulah ada petunjuuk pasti bahwa sebagian atau seluruh piutang terhadap debitor tidak dapat ditagih. Petunjuk lainnya

29 ialah perusahaan debitor itu ditutup, si debitor kabur, penagihan berkalikali yang terus saja gagal, dan pembatasan oleh ketentuan undang-undang. Ada dua metode akuntansi yang diterima umum mengenai piutang yang diperkirakan tak tertagih. Pertama disebut metode penyisihan (allowance method) yang kadang-kadang disebut juga metode cadangan (reserve method), yakni membuat penyisihan / pencadangan di muka untuk piutang tak tertagih. Prosedur kedua disebut metode penghapusan langsung (direct write-off method) atau metode pembebanan langsung (direct write-off method), yaitu baru ditetapkan sebagai beban, setelah piutang tertentu dinyatakn secara pasti tak tertagih Metode Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih Kebanyakan perusahaan besar menentukan jumlah tertentu dari piutang dagangnya yang diperkirakan tak tertagih. Provisi di muka untuk piutang tak tertagih di kemudian hari ini dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode fiscal. Seperti halnya pada penyesuaian periodic lainnya, ayat jurnal penyesuaian ini mempunyai dua tujuan, yakni: 1. Mengurangi nilai piutang usaha, yang diharapkan dapat dicarikan menjadi uang kas di waktu yang akan datang 2. Mengalokasikan taksiran beban karena pengurangan nilai tersebut ke periode berjalan

30 Ayat jurnal penyesuaian mendebet beban piutang tak tertagih dan mengkredit penyisihan piutang ragu-ragu. Apabila suatu piutang dianggap tak dapat ditagih, piutang itu dihapus teradap perkiraan penyisihan piutang tersebut. Perkiraan penysihan, yang normalnya mempunyai saldo kredit sesudah ayat jurnal penyesuaian dibukukan, adalah suatu perkiraan kontra-aktiva. Beban piutang tak tertagih umumnya dilaporkan pada perhitungan rugi-laba sebagai bban administrasi Metode Penghapusan Langsung untuk Piutang Tak Tertagih Penggunaan metode penyisihan, seperti yang digambarkan sebelumnya, menghasilkan beban piutang tak tertagih yang dilaporkan dalam periode saat penjualan dilakukan. Penandingan ( matching ) beban dengan pendapatan yang bertalian ini merupakan metode akuntansi yang lebih disukai untuk piutang tak tertagih. Meskipun demikian, terdapat situasi dimana tidak mungkin untuk mengestimasi, dengan ketepatan yang memadai, ketidaktertagihan pada akhir periode bersangkutan. Juga, jika sebuah perusahaan menjual sebagian besar barang atau jasanya atas dasar kas, jumlah beban dari piutang tak tertagih biasanya kecil jika dikaitkan dengan pendapatannya. Jumlah piutang setiap waktu juga merupakan bagian yang relatif kecil dari total aktiva lancarnya. Dalam hal demikian, lebih baik menangguhkan pengakuan atas ketidaktertagihan sampai

31 periode dimana jumlah-jumlah tertentu dianggap tidak berharga dan benar-benar dihapuskan sebagai beban. Dengan begitu, perkiraan penyisihan atau ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhir periode. Ayat jurnal untuk menghapus piutang usaha adalah mendebet beban piutang tak tertagih dan mengkredit piutang usaha Investasi Sementara Sebuah perusahaan mungkin saja memiliki uang kas yang cukup besar yang belum segera diperlukan dalam waktu dekat, sehingga dapat menanamkan semua atau sebagian kelebihan uang kas yang ada pada investasi yang menghasilkan laba, yang siap dipasarkan dan dikenal sebagai investasi sementara atau surat berharga yang mudah dipasarkan. Agar sampai pada waktu yang digunakan kelebihan dana kas tersebut tidak menganggur, perusahaan dapat menanamkan seluruhnya atau sebagian dalam surat-surat berharga, seperti sertifikat depostiro, yang memberikan keuntungan dan yang dapat cepat dijual lagi, bila diperlukan uang kas. Investasi ini bisa mencakup saham dan obligasi. Saham adalah surat berharga hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau berbagai lembaga keuangan. Investasi sementara dalam surat berharga hutang biasanya dinilai dalam catatan menurut harga pokok. Akan tetapi, investasi sementara dalam surat berharga modal harus dinilai pada nilai terendah antara total harga pokok atau harga pasar pada tanggal neraca.

32 Investasi Sementara dan Piutang di Neraca Investasi sementara dan semua piutang yang diharapkan dapat direalisasi menjadi kas dalam waktu satu tahun disajikan dalam bagian aktiva lancar di neraca. Adalah lazim untuk mencantumkan aktiva menurut likuiditasnya, yakni menurut urutan aktiva itu dapat dikonversikan ke kas dalam operasi normal.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Asuransi merupakan suatu bisnis yang unik, yang di dalamnya terdapat berbagai macam aspek, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan matematika. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan skripsi yang disusun oleh Sari (2007) pada PG Kebon Agung Malang. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

Safety cash balance (persediaan kas minimal)

Safety cash balance (persediaan kas minimal) Manajemen kas kas Kas merupakan unsur modal kerja yang paling likuid atau lancar Kas merupakan aktiva yang tidak memberikan penghasilan (non earning asset) Kas diperlukan untuk : membiayai operasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

Oleh. Erfin Winda Sari

Oleh. Erfin Winda Sari MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN KAS Oleh Erfin Winda Sari 130803104022 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2015-2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah, karena atas Rahmat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK AKTIVITAS DAN PRODUK BANK Penghimpunan Dana Penghimpunan dana bertujuan untuk memperoleh penerimaan yang dilakukan melalui penyaluran dana Sumber: Dana sendiri Dana dari deposan Dana pinjaman Sumber dana

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes MANAJEMEN KAS Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS. Minggu 7 1

MANAJEMEN KAS. Minggu 7 1 MANAJEMEN KAS PENGERTIAN KAS Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dikutip dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulfa (2011) dengan judul Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada Primer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas BAB V MANAJEMEN KAS Suatu perusahaan terbilang sukses karena bisa memetik keuntungan atau laba, jumlah asetnya pun besar. Akan tetapi, tatkala perusahaan mulai kesulitan untuk membayar tagihan dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai jumlah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penjualan Sumber pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan atau pemberian jasa perusahaan kepada pihak lain. Penjualan barang dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS MANAJEMEN KEUANGAN II[TYPE THE COMPANY NAME] ANALISIS DANA DAN ARUS KAS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 02 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISIS DANA DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)

Lebih terperinci

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1. GIRO Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Sedangkan menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas M a n a j e m e n K e u a n g a n 153 Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teknik penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana beserta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Nurlia (2008), pada PT. Industri Sandang Nusantara Lawang pada tahun 2003-2005. Kesimpulan hasil penelitian

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Rentabilitas yaitu: Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304) Rasio Rentabilitas atau disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA 1. Konsep dasar manajemen modal kerja 2. Siklus konversi kas 3. Manajemen kas 4. Manajemen persediaan 5. Manajemen piutang Muniya Alteza Konsep dan Definisi Dasar Modal Kerja Modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Pengertian anggaran yang dikemukakan para ahli pada dasarnya sama yaitu merupakan suatu rencana yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47 amanitanovi@uny.ac.id Makalah ini akan membahas tentang aktivitas-aktivitas dan produk-produk bank konvensional atau umum. Pertama akan dibahas mengenai aktivitas bank dan akan dilanjutkan dengan mengulas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank HIPOTESIS Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A, Teori - Teori 1. Pengertian dan Jenis - Jenis Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN MODAL KERJA Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja Modal Kerja sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS MATA KULIAH - SEMINAR KEUANGAN PRODI : MANAJEMEN OLEH: AGUS SUKOCO, ST, MM.

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS MATA KULIAH - SEMINAR KEUANGAN PRODI : MANAJEMEN OLEH: AGUS SUKOCO, ST, MM. IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS MATA KULIAH - SEMINAR KEUANGAN PRODI : MANAJEMEN OLEH: AGUS SUKOCO, ST, MM. MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN TOKOH MANAJEMEN TOKOH MANAJEMEN SISTEM FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Piutang Dewasa ini,hampir semua transaksi bisnis dilakukan secara kredit atau pembayaran tunda. Penjualan barang dagang atau jasa secara umum dilakukan secara kredit. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu dilakukan oleh Permani (2004), pada perusahaanperusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 1999-2003.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hutang Dagang Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam penelitian ini. Pada hakikatnya hutang dagang berperan signifikan dalam perputaran modal

Lebih terperinci