134 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "134 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013,"

Transkripsi

1 134 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, SENSITIVITY AND SPECIFICITY DETERMINATION OF IDEAL BODY WEIGHT STANDARDS BASED BROCCA AND WAIST HIP RATIO ( RLPP ) AGAINST THE BODY MASS INDEX ( BMI ) IN ACEH POLYTECHNIC EMPLOYEES SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PENENTUAN BERAT BADAN IDEAL BERDASARKAN STANDAR BROCCA DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL (RLPP) TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA PEGAWAI POLTEKKES ACEH Iskandar* dan Alfridsyah** dan Abul Hadi*** Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Aceh Jln. Soekarno-Hatta Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh iskandar_gizi@ymail.com ABSTRACT Many methods are used to determine your ideal weight, in Indonesia, which is often used is the standard Brocca and BMI, while RLPP to detect the spread of fat in adipose issue. Ideal bodies of each course, there are differences in how these weight values are considered most desirable. This difference raises the question of determining the actual Which better utritional status. It is necessary for a study of the validity (sensitivity and specificity) method of determining ideal weight based on standard Brocoa, BMI, RLPP.The purpose of the study determine the sensitivity and specificity of the method of determining ideal weight based on standard Brocca and RLPP to IMT. Type of research is cross-sectional and Analytic Epidemiology in assessing the sensitivity and specificity of the measurement tool determinants of nutritional status/ideal weight. The experiment was conducted from September to December 2013 at the Polytechnic of Health Ministry of Health of Aceh. Sample of 49 people drawn from the study data Risbinakes in 2011 with the title " Relationship Performance Based IMT polytechnic lecturers ". Analysis of the data with the test Se and Sp of each method.results of male height reratanya larger (164.4 ± 5.8 cm) than in women (153.3 ± 4.2 cm). Weight men reratanya greater (71.4 ± 9.1 kg) than women ( 65.5 ± 14.6 kg ). Waist circumference men the avarage greater ( 93.8 ± 9.1 cm ) than women ( 84.6 ± 11.5 cm ). While the male hip circumference the avarage lower ( ± 5.6 cm ) than women ( ± 12.0 cm ). Standard Brocca have more sensitivity to detect malnutrition at 97.1 %, while the specificity for detecting normal nutritional status at 71.4 %. Waist Hip Ratio has the sensitivity to detect low nutrition (42.8 %) while the specificity for detecting normal nutritional status (78.6 %). In women, the standard Brocca have a higher sensitivity for detecting 100 % more nutrition. In RLPP men have higher specificity (100 %) for the detection of normal nutritional status. Conclusions In women, Brocca standard has a higher sensitivity for detecting 100 % more nutrition while on Waist Hip Ratio men have higher specificity (100 %) for the detection of normal nutritional status. Keyword; Sensitivity, Specificity, BMI, Standart Brocca, and Waist Hip Ratio Reading List : 16 ( ) *) staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI Aceh 134

2 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 135 ABSTRAK Penetuan berat badan idealyang sering digunakan adalah standart Brocca dan IMT terutama di institusi rumah sakit.banyaknya cara menentukan Berat Badan Ideal, tentunya terdapat perbedaan nilai berat badan yang dianggap ideal dari masing-masing cara tersebut. Perbedaan ini akan menimbulkan pertanyaan manakah sebenarnya penentuan status gizi yang lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan suatu studi tingkat validitas (sensitivitas dan spesifisitas) cara penentuan status gizi/berat badan ideal berdasarkan standar Brocca, IMT, RLPP. Tujuan penelitianmengetahui sensitifitas dan spesifisitas berat badan ideal berdasarkan standar Brocca dan RLPP terhadap IMT. JenispenelitiannyaCrossectional dan bersifat Epidemiologi Analitik,pelaksaannya pada September sampai Desember 2013 di Poltekkes Aceh. Sampel sebanyak 49 orang diambil dengan metode purposive Sampling. Analisa data dengan uji Se dan Sp dari masing-masing metode. Standar Brocca mempunyai sensitivitas mendeteksi gizi lebih sebesar 97,1%, sedangkan untuk spesivisitas mendeteksi status gizi normal senbesar 71,4%.Rasio Lingkar Pinggang Panggul mempunyai sensitivitas untuk mendeteksi gizi lebih yang rendah (42,8%) sedangkan untuk spesifisitas mendeteksi status gizi normal (78,6%).Pada perempuan, standart Brocca mempunyai sensitivitas lebih tinggi 100% untuk mendeteksi gizi lebih.pada laki-laki RLPP mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi (100%) untuk mendeteksi status gizi normal. Pada perempuan, standart Brocca mempunyai sensitivitas lebih tinggi 100% untuk mendeteksi gizi lebih sedangkan pada lakilaki RLPP mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi (100%) untuk mendeteksi status gizi normal. Kata Kunci; Sensitivitas, Spesifisitas, IMT, Standart Brocca, dan RLPP PENDAHULUAN Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan berat badan ideal pada orang dewasa berusia 25 tahun ke atas untuk mengetahui berat badan orang tersebut apakah tergolong kurus, ideal, atau gemuk. Cara yang sering digunakan di Indonesia adalah standart Brocca, terutama adalah di institusi rumah sakit. Sedangkan Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) merupakan suatu metode yang sederhana untuk menjelaskan distribusi penumpukan lemak di bawah kulit dan jaringan adiposa intra abdominal. RLPP pada laki-laki > 1.0 dan pada perempuan > 0,8 merupakan indikasi dari obesitas 1. Di negara-negara eropa, seperti Amerika dan canada, cara yang telah umum digunakan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atmarita dan Lucya (1992) menyatakan bahwa baik standar Brocca maupun Indek Massa Tubuh ternyata sangat sensitif ( Se > 90) dalam menentukan berat badan normal pada orang dewasa 2. Dengan banyaknya cara yang dapat digunakan untuk menentukan Status Gizi atau Berat Badan Ideal pada orang dewasa yang tentunya terdapat

3 136 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, perbedaan nilai berat badan yang dianggap ideal dari masing-masing cara akan terjadi. Perbedaan yang terjadi tersebut akan menimbulkan pertanyaan yang manakah sebenarnya penentuan status gizi yang lebih baik (memiliki tingkat validitas yang tinggi) untuk digunakan 3. Untuk itu perlu dilakukan suatu studi melihat bagaimana tingkat validitas (sensitivitas dan spesifisitas cara penentuan status gizi/berat badan ideal berdasarkan standar Brocoa, IMT, RLPP pada pegawai Poltekkes Kemenkes Aceh. Tujuan Untuk mengetahui tingkat sensitifitas dan spesifisitas dari cara penentuan status gizi/berat badan ideal berdasarkan standar Brocca dan Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul terhadap Indeks Massa Tubuh. Perumusan Masalah Terdapatnya 3 (tiga) metode yang sering digunakan dalam menentukan status gizi orang dewasa yaitu Standar Brocca, IMT, RLPP yang berbeda penggunaannya 4 dan untuk memberikan alternative pilihan cara menentukan berat badan ideal orang dewasa yang paling baik dalam menentukan berat badan ideal/status gizi, perlu dilakukan studi sensitifitas dan spesifisitas dari ketiga cara tersebut agar penilaian terhadap status gizi tidak memberikan perbedaan yang sangat jauh pada setiap cara yang digunakan. Karekteris-tik sex dan umur Gambar 1. Kerangka Pikir dari penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Dilakukan secara Cross Sectional dan bersifat Epidemiologi 5 Analitik didalam mengkaji Sensitifitas dan Spesifisitas terhadap alat ukur penentu status gizi/berat badan ideal. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di semua Jurusan Politeknik Kesehatan Aceh yang ada di kota Banda Aceh dan Aceh Besar, dan dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November Broc-ca Cara penentuan BBI IMT Se & SP Keadaan gizi RLPP Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh fungsional dosen yang terdapat pada jajaran Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh sedangkan sampel

4 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 137 diambil dengan metode Purposive Sampling 6 dengan kriteria inklusi adalah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional dosen, berbadan sehat dan tidak hamil bagi perempuan, berada di Banda Aceh selama waktu penelitian, bersedia dan mau ikut dijadikan responden dalam penelitian. Definisi Operasional Berat Badan adalah ukuran tubuh yang menggambarkan jumlah massa tubuh, diukur dengan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg dan skala rasio. Tinggi Badan adalah ukuran tubuh yang menggambarkan panjang ruas tubuh yang meliputi tunggkai bawah, tulang panggul, tulang belakang, tulang leher, dan kepala pada posisi tegak sempurna, diukur dengan pengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm, dan skala rasio. Rasio Lingkar Pinggang Panggul adalah hasil perbandingan nilai pengukuran pinggang terhadap lingkar panggul yang dinyatakan dalam skala rasio, dengan perhitungan dua desimal terdekat. Berat Badan Ideal menurut Brocca: Berat badan yang diperoleh melalui perhitungan dengan rumus: a. (tinggi badan 100) 10%. untuk pria tinggi badan > 160 cm dan wanita > 150 cm b. (tinggi badan 100). untuk pria tinggi badan < 160 cm dan wanita < 150 cm. Berat badan Ideal menurut IMT adalah berat badan yang diperoleh dari perkalian antara tinggi badan kuadrat dalam satuan meter dengan nilai batas IMT normal yaitu: 18,7 22,8 untuk perempuan dan 20,1 25,0 untuk lakilaki. Sensitivitas Pengukuran BBI adalah kemampuan suatu cara atau alat dalam menentukan berat badan ideal. Spesifisitas Pengukuran BBI adalah kemampuan suatu cara atau alat dalam menentukan berat badan ideal selain dari berat badan ideal (kurus atau gemuk). Jenis Data Data yang dikumpulkan yang dianalis dalam penelitian ini adalah data sekunder dari penelitian Risbinakes Poltekkes Kemenkes RI Aceh tahun 2011 dengan tema Hubungan Kinerja Dosen Poltekkes Berdasarkan IMT. Datanya mencakup semua variabel/dimensi/ aspek yang diteliti mencakup pengisian kuesioner dan

5 138 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, penguran antropometri dan sekunder tentang gambaran umum Jurusan sampel/responden. Pengumpulan data Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara pengisian kuesioner oleh responden terhadap variabel karakteristik, dan pengukuran antropometri yang mencakup berat badan dengan mengunakan timbangan injak digital dengan ketelitian 0,1 kg, data tinggi badan dengan mengukanan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm, data Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan mengunakan pita meteran. Pengumpulan data dilakuan oleh peneliti dengan dibantu oleh 3 (tiga) orang mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Aceh. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan penganalisaan data dilakukan dengan mengunakan perangkat lunak komputerisasi. Analisa data dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan mengunakan tahapan analisa univariat untuk melihat deskripsi dari variabel yang diteliti, analisa sensitifitas dan spesifisitas dengan uji Se dan Sp untuk masingmasing cara yang akan diuji yang dibagi menjadi 2 (dua) kategori idealgemuk dan ideal-kurus. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh fungsional dosen yang terdapat pada jajaran Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh inklusi dengan kriteria adalah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional dosen, berbadan sehat dan tidak hamil bagi perempuan, berada di Banda Aceh selama waktu penelitian, bersedia dan mau ikut dijadikan responden dalam penelitian. Adapun rincian responden berdasarkan Jurusan adalah sebagai berikut : Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan No Jurusan Jumlah n % 1. Gizi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Gigi Kesehatan Lingkungan Jumlah HASIL PENELITIAN Hasil penelitian mengenai tingkat sensitivitas dan spesifisitas penentuan berat badan ideal berdasarkan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dibandingkan dengan standar Brocca

6 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 139 pada pegawai Poltekkes Kemenkes RI Aceh di uraikan dalam bentuk analisis deskriptif dan analitik sesuai dengan tujuan penelitian Karekteristik Sampel orang laki-laki dan 23 (46,9%) orang perempuan. Penyebaran jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur akan disajikan pada tabel berikut ini: Sampel yang diteliti berjumlah 49 orang yang terdiri dari 26 (53,1%) Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah n % n % n % < ,3 4 66, ,7 9 33, > , , Total 26 53, , Ukuran Antropometri Tinggi Badan Berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan sampel diketahui bahwa sampel laki-laki lebih tinggi badannya dibandingkan dengan perempuan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 5. Rerata Tinggi Badan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Berat Badan n Tinggi Badan (cm) ẍ±sd Min Maks 164,4±5,8 153,1 176,5 153,3±4,2 142,7 158,7 Berikut ini di sajikan hasil pengukuran berat badan sampel berdasarkan jenis kelamin. Tabel 6. Rerata Berat Badan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan n Barat Badan (kg) ẍ± SD Min Maks 71,4±9,1 55,9 90,3 65,5±14,6 49,0 107,0 Berdasarkan hasil pengukuran berat badan sampel dapat diketahui bahwa berat badan sampel laki-laki juga lebih besar dari pada sampel perempuan. Namun demikian nilai rentang berat badan sampel perempuan lebih besar dibandingkan dengan lakilaki dan nilai maksimumnya jauh lebih besar (107 kg) dari laki-laki (90,3 kg). Lingkar Pinggang Dari hasil pengukuran lingkar pinggang diketahui bahwa lingkar pinggang sampel laki-laki juga lebih

7 140 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, besar dibandingkan dengan perempuan. Rerata lingkar pinggang sampel dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini; Tabel 7. Rerata Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan n Lingkar Panggul Lingkar Pinggang (cm) ẍ± SD Min Maks 93,8±9,1 73,0 110,0 84,6±11,5 69,0 115,0 Berikut ini juga di sajikan hasil pengukuran Lingkar Panggul sampel berdasarkan jenis kelamin. Tabel 8. Rerata Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan n Lingkar Panggul (cm) ẍ± SD Min Maks 100,7±5,6 89,0 113,0 103,4±12,0 88,8 137,0 Berdasarkan hasil pengukuran lingkar panggul sampel dapat diketahui bahwa ukuran lingkar panggul sampel sampel permpuan lebih besar dari pada sampel laki-laki. Demikian juga nilai rentang ukuran lingkar panggul sampel perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dan nilai maksimumnya jauh lebih besar (137,0 kg) dari laki-laki (113,0 kg). Analisis Sensitifitas dan Spesifitas Cara Penentuan Berat Badan Dalam analisis sensitifitas dan spesivisitas digunakan Indek Massa Tubuh penentuan berat badan ideal sebagai penguji dengan standart Brocca dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul sebagai cara yang di uji. Setelah ditentukan berat badan idealnya berdasarkan ketiga cara penentuan berat badan ideal tersebut, masing-masing sampel dinilai persen berat badannya terhadap berat badan ideal menjadi status gizi lebih, normal, dan kurang 7. Berdasarkan pada pada penilaian tesebut, maka diperoleh prevalensi dari status gizi sampel dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9. Status Gizi Sampel Berdasarkan Standart Brocca, IMT dan RLPP Cara Penentua n BBI Brocca IMT RLPP Status Gizi Lebih Normal Jumlah n % n % n % 33 67, , , , , , Berdasarkan tabel 9 diatas, maka ketiga cara penentuan berat badan ideal memberikan angka prevalensi status gizi sampel yang bervariasi. Walaupun demikian, beberapa angka prevalensi menunjukkan nilai yang hampir sama besarnya sebagaimana ditunjukkan oleh standart Brocca dan IMT baik pada status gizi lebih ataupun status gizi normal. Angka prevalensi gizi baik yang merupakan prevalensi status gizi

8 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 141 sampel yang memiliki berat badan ideal menunjukkan angka lebih tinggi pada cara penentuan berat badan ideal berdasarkan RLPP (63,3%), sedangkan cara penentuan berat badan ideal berdasarkan standart Brocca yang mempunyai berat badan ideal, jauh lebih rendah (32,7 %). Akan tetapi penentuan berat badan ideal berdasarkan standar Brocca tidak berbeda jauh dangan IMT (28,6 %) dalam hal ini digunakan sebagai penguji dalam analisis Se dan Sp. Analisis Se dan Sp dilakukan dengan melihat pada penkategorian penilaian berat badan tersebut, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kategori dari penilaian berat badan terdiri dari dua jenis, yaitu gizi lebih dan gizi normal. Hasil analisis dari kedua penentuan berat badan ideal (standar Brocca dan RLPP) secara umum memiliki tingkat validitas yang lebih baik untuk memperkirakan berat badan ideal pada kedua kategori untuk masing-masing jenis kelamin 8. Hal ini dapat dapat terlihat dari nilai Se dan Sp yang besaran nilainya hampir berimbang. Hasil analisis selengkapnya untuk masing-masing cara penentuan berat badan ideal akan disajikan berikut ini: Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan Brocca Sensitivitas perhitungan berat badan ideal dengan menggunakan standart Brocca, yaitu kemampuan pengukuran status gizi untuk mendeteksi gizi lebih pada sampel yang benar-benar mempunyai gizi lebih. Sedangkan untuk spesifisitas adalah kemampuan penentuan status gizi dengan standart Brocca untuk mentukan sampel yang mempunyai berat badan normal. Tabel 10. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan Standart Brocca Standart Berat Badan Ideal Brocca Lebih Normal Lebih 34 4 Normal 1 10 Total Jumlah Se SP (%) (%) 97,1 74,1 Berdasarkan tabel 10 diatas, standart Brocca mempunyai sensitivitas mendeteksi gizi lebih adalah sebesar 97,1%, sedangkan untuk spesivisitas mendeteksi status gizi normal senbesar 71,4%. Pada laki-laki Tabel 11. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan Standart Brocca Pada Laki-laki Standart Berat Badan Ideal Se SP Total Brocca Lebih Normal (%) (%) Lebih ,4 62,5 Normal Jumlah

9 142 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, Sensitifitas standart brocca untuk mendetiksi gizi lebih pada sampel lakilaki mempunyai persentase yang lebih tinggi (94,45), sedangkan spesivisitasnya lebih rendah (62,5%). Berbeda halnya dengan sampel perempuan, sensitifitas dan spesivisitas standart brocca mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel laki-laki, masing-masing 100% untuk sensitifitas dan 83,3% untuk spesivisitasnya. Nilai Se dan Sp untuk sampel perempuan akan disajikan dalam tebel 12 berikut ini; Tabel 12. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan Standart Brocca Pada Perempuan Standart Berat Badan Ideal Se SP Total Brocca Lebih Normal (%) (%) Lebih ,3 Normal Jumlah Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan RLPP Sensitivitas perhitungan berat badan ideal dengan menggunakan Rasio Lingkar Pinggang Panggul, yaitu kemampuan pengukuran status gizi untuk mendeteksi gizi lebih pada sampel yang benar-benar mempunyai gizi lebih. Sedangkan untuk spesifisitas adalah kemampuan penentuan status gizi dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul untuk mentukan sampel yang mempunyai berat badan normal. Tabel 13. Sensitifitas Dan Spesivisitas Penentuan Berat Badan Ideal Berdasarkan RLPP RLPP Berat Badan Ideal Se SP Total Lebih Normal (%) (%) Lebih ,8 78,6 Normal Jumlah Rasio Lingkar Pinggang Panggul mempunyai sensitifitas untuk mendeteksi gizi lebih dengan persentase yang rendah (42,8%) dari pada persentase spesifisitas untuk mendeteksi status gizi normal (78,6%). Demikian juga halnya jika sampel dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Sensitifitas penentuan status gizi berdasarkan RLPP mempunyai nilai persentase yang lebih rendah (27,7%). Sedangkan spesifisitasnya mmempunyai nilai yang sempurna (100%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini: Tabel 14. Sensitifitas Dan Spesivisitas Berat Badan Ideal Berdasarkan RLPP Pada Laki-laki RLPP Berat Badan Se SP Ideal Total (%) (%) Lebih Normal Lebih ,7 100 Normal Jumlah Pada sampel perempuan sensitifitas dan spesivisitas penentuan

10 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 143 Berat Badan Badan Ideal Berdasarkan Rasio Lingkar Pinggang Panggul berbeda dengan sampel laki-laki. Pada sampel perempuan nilai persentase sensitifitasnya lebih tinggi (70,6%) dari pada spesivisitas (50,0%). Tabel 15. Sensitifitas Dan Spesivisitas Penentuan Berat Badan Ideal Menurut RLPP Pada Perempuan RLPP Berat Badan Ideal Se SP Total Lebih Normal (%) (%) Lebih ,6 50,0 Normal Jumlah PEMBAHASAN Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan Brocca Penetuan berat badan berdasarkan standart Brocca ini sangat sensitif (Se; 97,1%) terutama pada sampel kategori gemuk, baik pada laki-laki (se; 94,4%) maupun pada perempuan (se; 100%). Sedangkan untuk sensitifitas untuk berat badan dengan kategori normal kurang spesifik (71,4%). Walupun pada kelompok laki-laki mempunyai spesifisitas yang rendah (sp; 62,5%) untuk penentuan berat badan dengan kategori normal, akan tetapi pada sampel perempuan mempunyai spesifisitas lebih tinggi (sp; 83,3%) dibandingkan dengan sampel laki-laki 2. Dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atmarita dan Lucya (dalam waspadji; 2010) terhadap IMT dengan menggunakan standar Brocca dengan batas nilai maksimum dan minimun, penentuan berat badan kategori gemuk lebih sensitif (se; 97,1%) sedangkan penelitian sebelumnya (se; 90%) 1. Sedangkan untuk spesivisitanya lebih rendah, sensintifitas untuk berat badan normal pada penelitian ini pada kelompok laki-laki hanya (sp; 62,5%), dan pada penelitian sebelumnya adalah (se; 83 %), demikian juga pada kelompok perempuan, pada penelitian ini (sp; 83,3%) sedangkan pada penelitian sebelumnya (sp; 88 %). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena pada standar Brocca yang digunakan pada penelitian ini telah memberikan batasan tinggi badan yang tertentu antara laki-laki dan perempuan untuk menentukan berat badan idealnya, sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak ada batasan untuk tinggi badan tertentu antara lakilaki dengan perempuan dalam menentukan berat badan ideal Pada kategori gemuk untuk lakilaki terlihat bahwa, se > 90% (94,4%) tetapi sp-nya < 90% (62,5%). Hal ini

11 144 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, menunjukkan bahwa penyimpangan pengkategorian berat badan ideal untuk laki-laki banyak terjadi kesalahan negatif, yang berarti terdapat sejumlah sampel yang memiliki berat badan ideal menurut IMT, tetapi tidak termasuk ideal menurut standar Brocca. Analisis menurut standar Brocca ada 3 sampel (37,5%) menyatakan gemuk padahal menurut IMT sampel tersebut normal (false negatif) 4.5. Hal ini menyebabkan angka prevalensi gizi lebih menurut standar Brocca 37,5% lebih rendah dari pada Indek Massa Tubuh. Untuk sampel perempuan sensitifitas untuk mendeteksi berat badan lebih sensitifitasnya 100% dan ada satu sampel (16,6%) menyatakan gemuk namun menurut IMT sampel tersebut juga menyatakan normal (false negatif). Hal ini juga menyebabkan angka prevalensi gizi lebih menurut standar Brocca 16,6% lebih rendah dari pada Indek Massa Tubuh. Analisis Se dan Sp Penentuan Berat Berat Ideal Berdasarkan RLPP Penetuan berat badan ideal berdasarkan RLPP mempunyai sensitifitas rendah (se; 42,8%) untuk mendeteksi gizi lebih. Demikian juga halnya dengan sampel menurut jenis kelamin, pada sampel laki-laki (se; 27,7%) dan pada perempuan jauh lebih tinggi (se; 70,6%) namun sensitifitasnya masih < 90. Hal ini mungkin disebabkan karena pengukuran lingkar pinggang dan panggul yang kurang akurat, terutama pada penentuan terhadap letak pengukuran ataupun cara mengukur dimana pita/meteran pengukur dililit terlalu ketat atau saat pengukuran sampel dalam keadaan berpakaian dan bahan pakaian yang digunakan dengan ukuran yang berbeda-beda 4, sehingga terjadi kesalahan dalam penentuan ukuran lingkar pinggang dan panggul yang selanjutnya menyebabkan kesalahan pada penentuan berat badan idealnya berdasarkan pada penggolongan kelompoknya. Disamping itu rendahnya nilai Sp juga dapat dimungkinkan karena standar berat badan ideal yang digunakan terlalu tinggi untuk orang Indonesia, karena standar yang berat badan ideal yang digunakan adalah standar berat badan ideal oarang eropa 9. Dibandingkan dengan IMT yang digunakan sebagai standar penguji, tingkat sensitivitas dari penentuan berat badan ideal berdasarkan RLPP ini secara keseluruhan masih lebih rendah (se; 42,8%), baik pada sampel

12 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 145 perempuan maupun pada laki-laki masih se < 90. Perbedaan nilai Se antara IMT pada penelitain sebelumnya dengan RLPP juga mungkin disebabkan karena batas persentasi penilaian berat badan yang berbeda. IMT menggunakan batas nilai minimum dan maksimum untuk berat badan ideal adalah 80% % BBI, sedangkan pada RLPP batas yang digunakan adalah % BBI. Perbedaan pada penentuan batas untuk menentukan apakah seseorang mempunyai berat badan yang ideal untuk masing-masing cara adalah berbeda, sesuai dengan teori yang ada mengenai penilaian berat badan ideal yang juga berbeda. Menurut Cataldo (1986), seseorang dikatakan memiliki berat badan diatas normal atau ideal, bila berat badannya 10% 20% di atas BBI dan berat badan dibawah normal, bila kurang dari 10% - 15% dari BBI 10. Pada kelompok laki-laki dengan kategori gemuk nilai Sp < 90 sedangan untuk nilai Se > 90, hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan pengkategorian berat badan ideal untuk sampel laki-laki berdasarkan RLPP. Pada kelompok laki-laki ada 15 sampel (83,3%) menurut IMT gemuk akan tetapi, berdasarkan RLPP dinyatakan normal. Ini menunjukkan penentuan berat badan ideal berdasarkan RLPP terjadi pada keselahan positif (false positif). Hal ini menunjukkan bahwa angka prevalensi gizi lebih berdasarkan berdasarkan RLPP kurang sensitif atau terjadi penurunan gizi lebih sebesar 83,3% dibandingkan dengan IMT. Akan tetapi RLPP lebih spesifik untuk mendeteksi sampel yang mempunyai berat badan normal (true negatif) 100%, atau berat badan normal dengan menggunakan RLPP sama dengan IMT 11. Pada sampel perempuan sensitifitas dan spesivisitas penentuan Berat Badan Badan Ideal Berdasarkan RLPP berbeda dengan sampel laki-laki. Pada sampel perempuan nilai sensitifitasnya lebih tinggi (70,6%) dari pada spesivisitas (50,0%). Pada kelompok perempuan ada 5 sampel (29,4%) menurut IMT gemuk akan tetapi, berdasarkan RLPP dinyatakan normal. Pada penentuan berat badan ideal berdasarkan RLPP terjadi pada keselahan positif (false positif). Hal ini menunjukkan bahwa angka prevalensi gizi lebih berdasarkan berdasarkan RLPP kurang sensitif atau terjadi penurunan gizi lebih sebesar 29,4% dibandingkan dengan IMT 12. Pada

13 146 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, sampel dengan berat badan normal juga terjadi kesalahan negatif, ada tiga sampel (50%) menurut IMT normal, namun berdasarkan RLPP dinyatakan gemuk (false negatif). Hal ini juga menyebabkan angka prevalensi status gizi normal menurut berdasarkan RLPP sebesar 50% lebih randah dari IMT. KESIMPULAN Tinggi badan pada kelompok lakilaki mempunyai nilai reratanya lebih besar (164,4±5,8 cm) dari pada kelompok perempuan (153,3±4,2 cm). Berat badan pada kelompok laki-laki mempunyai nilai reratanya lebih besar (71,4±9,1 kg) dari pada kelompok perempuan (65,5±14,6 kg). Lingkar pinggang pada kelompok laki-laki mempunyai nilai reratanya lebih besar (93,8±9,1 cm) dari pada kelompok perempuan (84,6±11,5 cm). Lingkar panggul pada kelompok laki-laki mempunyai nilai reratanya rendah (100,7±5,6 cm) dari pada kelompok perempuan (103,4±12,0cm). Standar Brocca mempunyai Sensitivitas mendeteksi gizi lebih adalah sebesar 97,1%, sedangkan untuk spesivisitas mendeteksi status gizi normal senbesar 71,4%. Rasio Lingkar Pinggang Panggul mempunyai sensitivitas untuk mendeteksi gizi lebih yang rendah (42,8%) sedangkan untuk spesifisitas mendeteksi status gizi normal (78,6%). 1. Pada perempuan, standart brocca mempunyai sensitifitas lebih tinggi 100% untuk mendeteksi gizi lebih. 2. Pada laki-laki RLPP mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi (100%) untuk mendeteksi status gizi normal. SARAN Penelitian terhadap tingkat sensitivitas dan spesifisitas cara penentuan berat badan ideal pada orang dewasa masih perlu dilakukan mengingat masih banyak cara penntuan berat badan ideal yang lainnya guna untuk membuktikan bahwa cara-cara yang ada tersebut juga baik untuk digunakan agar dapat juga diperoleh cara yang benar-benar sangat sensitif dan spesifik dalam menentukan berat badan ideal. Berdasarkan hasil penelitian, untuk mendeteksi gizi lebih terutama pada kelompok perempuan, standar yang digunakan sebaiknya standar Brocca karena mempunyai sensitivitas yang sempurna (100%), sedangkan

14 Sensitivity And Specificity Determination Of Ideal Body Weight 147 untuk membedakan berat badan ideal dengan yang tidak, terutama pada lakilaki standar yang digunakan adalah RLPP. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh dan Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Waspadji, S, Pengkajian Status Gizi, Studi Epidemiologi, edisi ke-2. Jakarta; FK-UI, Atmaria dan lucya. Penggunaan Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) sebagai Indikator Status Gizi Orang Dewasa. Gizi Indonesia 1922, 17 (1/2): Idrus Jus at. Validalitas dan Reabilitas Variabel. Makalah Pada Pelatihan Guru Kesehatan Tentang Perancangan Kajian Ilmiah dan Metode Rapid Assessment procedure, Jakarta, 23 Juni-10 Juli, Jahari,A.B. Antropometri Sebagai Indikator Status Gizi,Gizi Indonesia 1988, 13 (2): Sutrisno, Bambang. Pengantar Metode Epidemiologi. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Gramedia, Lemeshow, et al, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Lohman, G.T.,et al. Antropometric standardization Reference Manual, Illionis: Human Kinetics Book, Frisancho, A.R. Antropometric Standards for Assesment of Growth and Nutritional Status. Ann Arbor: The University of Michigan Press, Waspadji, S., Suyono, S., Sukarji, K., dan Kresmawan T., (2010) Obesitas Berdasarkan Tebal Lemak Bawah Kulit (Tlbk) pada Penderita Hiperlipidemia. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi, FKUI, Jakarta. Soekirman, Masalah Gizi Ganda dalam Pembangunan Jangka

15 148 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, Panjang Kedua. Makalah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, Jakarta April Weinbrenner, Tanja., Helmut Schroder et al, 2006, Circulating Oxidized LDL Is Associated With Increased Waist Circumference Independent Of Body Mass Index In Men and Women. The American Journal of 12. Clinical Nutrition 83, 1: Irawan, A.W., Rismawan, T., dan Kusumadewi, S Sistem pendukung keputusan Penentu kadar prosentase lemak tubuh Menggunakan regresi linier. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN:

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA Siti Handayani ¹, Sri Yatmihatun ², Hartono ³ Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL Silvia, 2007 Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Iwan Budiman,dr.,MS.,MM.,MKes.,AIF

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (%BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN BROCA SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP BROCA PADA OBESE Febrine Wulansari Gunawan, 2010 Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia kita mengetahui bahwa yang disebut dengan lanjut usia adalah seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (% BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN WAIST CIRCUMFERENCE (WC) SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP WC PADA OBESITAS Dhaifina Alkatirie, 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN 2016 Oleh: ZUHDINA KAMALIAH 130100280 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Artinya

Lebih terperinci

ABSTRAK. HUBUNGAN PENGUKURAN STATUS GIZI YANG DIUKUR DENGAN METODE BMI (Body Mass Index) DAN METODE WC (Waist Circumference)

ABSTRAK. HUBUNGAN PENGUKURAN STATUS GIZI YANG DIUKUR DENGAN METODE BMI (Body Mass Index) DAN METODE WC (Waist Circumference) ABSTRAK HUBUNGAN PENGUKURAN STATUS GIZI YANG DIUKUR DENGAN METODE BMI (Body Mass Index) DAN METODE WC (Waist Circumference) Valdy Giovano Thomas, 2009 Pembimbing : DR. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes.,

Lebih terperinci

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD; Dra Eti Yerizel, MS; dr Zulkarnain Edward,MS, PhD dan Intan Widuri, Sked Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif. HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN PEMBERIAN EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Ridzka Cristina* Nova H. Kapantow, Nancy

Lebih terperinci

Nunung Sri Mulyani 1*, Novia Rita 2

Nunung Sri Mulyani 1*, Novia Rita 2 P-ISSN : 2527-3310 E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 94-98 HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL (RLPP) DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PEGAWAI DI PUSKESMAS

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT 2 067777 DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN 100100398 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS) PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS) PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS) PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) Leni Martinna, 2006. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM.,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR LEMAK TUBUH BERDASARKAN PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN SKINFOLD THICKNESS (SFT) PADA ORANG DEWASA

PERBANDINGAN KADAR LEMAK TUBUH BERDASARKAN PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN SKINFOLD THICKNESS (SFT) PADA ORANG DEWASA Gusnedi; Perbandingan Kadar Lemak Tubuh,,,,,,,,,,hal 82-89 PERBANDINGAN KADAR LEMAK TUBUH BERDASARKAN PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN SKINFOLD THICKNESS (SFT) PADA ORANG DEWASA Gusnedi, Rina Hasniyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah dimana tekanan darah sistolik 140

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA Andre Maharadja, 2011; Pembimbing I : Franky Saputra.S, dr, Sp.A Pembimbing II : Winny Suwindere,

Lebih terperinci

MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH

MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR MADE NARINIRMALA CRESTI NIM. 1220025064 PROGRAM

Lebih terperinci

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Lampiran 1. Tes Status Gizi Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Peralatan tes antara lain:

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Email : yuliastutierni @ ymail.com Abstrak Masa remaja merupakan masa transisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ilmu Kesehatan Jiwa. A.2 Waktu Penelilitian Bulan Oktober- November 2011. A.3 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI Rianto S. Dame*, Maureen I. Punuh *, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Faktor risiko dan etiologi: - Faktor lingkungan - Faktor neurogenik - Faktor hormonal - Faktor genetik Overweight dan obesitas Body Mass Index

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan cadangan lemak menimbulkan perbedaan besar dalam peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan UKDW. berumur lebih dari 20 tahun mengalami overweight (BMI menurut WHO 25

BAB 1. Pendahuluan UKDW. berumur lebih dari 20 tahun mengalami overweight (BMI menurut WHO 25 BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2008 di seluruh dunia, dilaporkan setidaknya 2,8 juta orang meninggal tiap tahun karena obesitas. Tiga puluh lima persen orang dewasa berumur lebih dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dilakukan sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) terdiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON Dian Fajriyah Pangestika*), Apoina Kartini**), Martha Irene Kartasurya**) *) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil penelitian Pengembangan Surveilans Faktor Risiko Penyakit dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit utama penyebab kematian pada penduduk Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi darah atau disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban, sistem pendukung keputusan (Decision Support System) merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah gizi yang cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah adanya gangguan pada perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempunyai berat badan yang ideal atau normal adalah keinginan setiap orang agar terlihat proposional. Bukan dari segi penampilan fisik saja yang akan terlihat

Lebih terperinci

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas. BAB 4 METODA PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Nefrologi Anak. 4.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah belah lintang 4.3. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, yakni mengambil data pada satu waktu, dimana pengumpulan variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi 57 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA 20-50 TAHUN OLEH: DELINA SEKAR ARUM 120100144 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjaga penampilan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang wanita dapat menunjang

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dan era globalisasi yang mulai memasuki sebagian besar negara-negara berkembang telah memberikan beberapa kemajuan kepada masyarakat dalam hal standar kehidupan

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan tekanan darah pada anak dan remaja merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi pada usia tua (Falkner et al., 2007). Hal ini berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tuesday, April 29, 2014 http://www.esaunggul.ac.id/article/osteoporosis-konsumsi-susu-jenis-kelamin-umur-dan-daerah-di-dki-ja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai ukuran, bentuk, dan struktur tubuhnya sendiri, dan pada umumnya dikonseptualisasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Bidang penelitian di bidang gizi masyarakat yang dilakukan pada ibu-ibu rumah tangga desa Meteseh kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN DAN UJI VALIDITAS PENILAIAN STATUS GIZI METODE BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN BROCA

ABSTRAK HUBUNGAN DAN UJI VALIDITAS PENILAIAN STATUS GIZI METODE BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN BROCA ABSTRAK HUBUNGAN DAN UJI VALIDITAS PENILAIAN STATUS GIZI METODE BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN BROCA Bobby Fildian Siswanto, 2009 Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF. Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan impian setiap orang sepanjang kehidupannya. Kesehatan juga salah satu pilar utama dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Segala aktifitas

Lebih terperinci

Laras Sitoayu 1, Trini Sudiarti 1. Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Laras Sitoayu 1, Trini Sudiarti 1. Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia STUDI VALIDASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI DAN MODEL PREDIKSI TERHADAP PERSEN LEMAK TUBUH BIA PADA SISWA MTS DAN MA MULTITEKNIK YAYASAN ASIH PUTERA CIMAHI TAHUN 2012 Laras Sitoayu 1, Trini Sudiarti 1 1 Departemen

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA NI KADEK FEBRIYANTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Observational Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3 5 tahun) DI POS PAUD TERPADU ANAK SHOLEH SURABAYA SKRIPSI

GAMBARAN STATUS GIZI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3 5 tahun) DI POS PAUD TERPADU ANAK SHOLEH SURABAYA SKRIPSI GAMBARAN STATUS GIZI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3 5 tahun) DI POS PAUD TERPADU ANAK SHOLEH SURABAYA SKRIPSI OLEH : Musholiyah NRP: 9103009008 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan desain penelitian Cross-Sectional, dimana variabel dependen dan independennya diamati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf dan Radiologi Rumah Sakit di Kota Yogyakarta,yaitu Rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Sekolah Dasar 2.1.1. Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat

Lebih terperinci

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies. ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan, antara lain adalah penyakit kardiovaskular,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 39 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Gambar 4.1 Bagian Alat Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil pengujian dan analisa modul alat ukur total lemak dalam tubuh. Untuk mendukung pengujian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH Amad Syarifudin 1, Eliza Eka Nurmala 2 1 Program Kesehatan Dompet Dhuafa, 2 Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing

Lebih terperinci

PGM 2011, 34(2): Reliabilitas metode pengumpulan data konsumsi S. Prihatini; dkk

PGM 2011, 34(2): Reliabilitas metode pengumpulan data konsumsi S. Prihatini; dkk RELIABILITAS METODE PENGUMPULAN DATA KONSUMSI MAKANAN TINGKAT RUMAHTANGGA DAN INDIVIDU (RELIABILITY DATA COLLECTION METHODS OF HOUSEHOLD AND INDIVIDUAL FOOD CONSUMPTION) ABSTRACT Sri Prihatini 1, Trintrin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan aktivitas fisik di berbagai kalangan usia. Data susenas (Survei

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci