KARAKTERISTIK KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI RSJD. DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI RSJD. DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI RSJD. DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH Novit Haris Setiawan 1, Sri Hendarsih 2, Ririn Wahyu W 3 INTISARI Latar Belakang Penelitian: Gangguan jiwa merupakan masalah klinis dan sosial yang di pandang negatif bagi kebanyakan orang, masalah gangguan jiwa yang mempunyai tingkat keparahan tinggi adalah skizofrenia. Karakteristik ketidakpatuhan pasien dalam megkonsumsi obat masih menjadi faktor penyebab kembalinya pasien di rawat di rumah sakit jiwa. Pengobatan tidak dapat menyembuhkan pasien 100% namun dengan kepatuhan pasien minum obat dapat mengguranggi gejala psikosis pada pasien gangguan jiwa Tujuan Penelitian: Mengetahui karakteristik ketidakpatuhan pasien gangguan jiwa skizofrenia dalam mengkonsumsi obat di RSJD. Dr. Soedjarwadi Jawa Tengah. Metode penelitian: Desain penelitian non eksperimental bersifat deskriptif yang merupakan jenis penelitian kuantitatif. Sampel yang diambil adalah klien dengan gangguan jiwa yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah cara pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 44 responden. Hasil penelitian : Karakteristik ketidakpatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi sosial, jarak tempat pelayanan kesehatan dan pendidikan terakhir, alasan ketidakpatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa di bagi menjadi tiga indikator penilaian dengan MMAS didapatkan hasil, kesemua indikator MMAS dirasakan oleh responden walaupun perbedaan tidak terlampau jauh, faktor perilaku ketidakpatuhan: (81,8%), faktor sikap terhadap pengobatan: (88,6%), faktor kontrol terhadap penyakit: (83,1%). Kesimpulan : karakteristik pasien dengan gangguan jiwa meliputi usia, jenis kelamin, status ekonomi sosial, pendidikan terakhir, pekerjaan, jarak tempat pelayanan kesehatan. Alasan ketidakpatuhan pasien gangguan jiwa dalam mengkonsumsi obat dibagi menjadi 3 indikator yaitu faktor perilaku ketidakpatuhan, faktor sikap ketidakpatuhan, kontrol terhadap penyakit. Kata kunci : Faktor-faktor ketidakpatuhan minum obat, pasien gangguang jiwa 1 Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Respati Yogjakarta 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES Kemenkes RI) 3 Universitas Respati Yogyakarta 189

2 LATAR BELAKANG Penduduk Indonesia tergolong tinggi dengan masalah gangguan jiwa, hasil riset Kesehatan dasar (Riskesda) Indonesia tahun 2012 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat (Psikosis) di Indonesia adalah 0,46 persen atau orang. Data ini telah disampaikan pada seminar MDGS tahun 2013 di FIK Universitas Indonesia Ascobat Gani 7 Orang yang mengidap skizofrenia tidak akan mampu berkomunikasi secara normal dengan orang lain. Masalah lain yang dapat ditimbulkan adalah jatuh kedalam kondisi relaps dan kekambuhan fase psikosis yang lebih buruk, keluar masuk rumah sakit berulang kali, serta menigkatkan beban sosial dan ekonomi bagi keluarga pasien dan negara. Hal ini diakibatkan pasien yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat akan memiliki resiko kekambuhan Sadock & Sadock 20.Ketidakpatuhan pengobatan ini, merupakan alasan pasien kembali di rawat di rumah sakit Aswin 1. Data terbaru yang peneliti peroleh di rumah sakit jiwa Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tenggah yang diperoleh dari hasil survey catatan medis, wawancara pada beberapa pasien dan dari data best rumah sakit jiwa Dr. RM. Soedjarwadi Jawa Tengah, terhitung dari mulai tanggl 10 Januari Oktober 2014 didapatkan hasil gangguan jiwa sebanyak 580 orang dengan angka kasus laki-laki sebanyak 310 pasien, dan perempuan 270 pasien. Saat peneliti melakukan wawancara kepada 20 pasien skizofrenia yang dirawat kembali dan menjalani pengobatan kembali di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah dengan rentang usia tahun pasienpasien tersebut memberikan berbagai macam jawaban dan alasan yang beragam seperti capek, bosan, kehabisan obat putus asa, merasa dirinya sudah sembuh, tidak ada yang membelikan obat saat persediaan obat habis. Wawancara secara mendalam terhadap pasien yang dirawat kembali maupun yang baru pertama kali masuk rumah sakit jiwa peneliti mendapat hasil dari 20 orang sampel pasien yang dilakukan wawancara ternyata 3 orang pasien menjawab dirinya bosan menkonsumsi obat-obattan dengan alasan obat-obat yang diberikan pahit, tidak enak, dan terus-terussan minum obat setiap harinya, 3 orang pasien lainnya menjawab putus asa dengan alasan pasien setiap hari minum obat namum tidak kunjung sembuh dan tetap saja dirawat di rumah sakit, 3 orang pasien menjawab capek dalam mengkonsumsi obat-obatan medis dengan berbagai alasan yang disampaikan oleh penderita gangguan jiwa, 7 orang yang lain pasien menjawab dirinya merasa sudah sembuh dan tidak mengalami gangguan jiwa, sisanya 3 orang pasien mengatakan kehabisan obat dan tidak ada yang membelikan obat lagi, 1 yang lain mengatakan dirinya lupa saat waktu minum obat. Wawancara yang dilakukan kepada 20 orang sampel ke 10 orang pasien menjawab lebih dari satu kali dirawat dirumah sakit dan 3 orang pasien pertama kali di rawat di rumah sakit jiwa, wawancara terhadap pasien berlanjut terkait pengobatan pasien yang di jalani sebelum pasien dirawat kembali di rumah sakit 190

3 jiwa, saat peneliti bertanya terkait pengobatan pasien yang dijalni dirumah, 9 orang pasien mengatakan saat pasien dirumah minum obat apabila ingat saja atau ada yang mengigatkan untuk minum obat, sementara sisanya menjawab tidak minum obat karena tidak sembuh-sembuh/bosan Wawancara yang dilakukan oleh peneliti di poli jiwa ada 8 responden yang dilakukan wawancara ke 8 pasien tersebut menjalani rawat jalan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, ke 8 pasien tersebut sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa, saat peneliti bertanya kepada keluarga pasien perihal perawatan dan pengobatannya dirumah 6 anggota keluarga pasien menjawab pasien minum obat saat ada yang memberikan dia obat, keluarga pasien juga mengatakan saat minum obat pasien harus diawasi karena pasien sering membuang obatnya atau menyembunyikan obatnya, saat peneliti bertanya kepada pasien apakah pasien mau ninum obat saat ada yang menyiapkan pasien ada yang menjawab iya ada juga yang tidak, sementara dua pasien menjawab minum obat teratur, namun saat obat habis perlu waktu bebrapa hari untuk membeli obatnya kembali karena kesibukan anggota keluarga yang merawatnya. Dari berbagi jawaban dan alasan pasien saat studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sebab itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakteristik ketidakpatuhan minum obat pada pasien dengan gangguan jiwa skizofrenia di RSUD Dr. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan desain penelitian non eksperimental bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Tujuan metode ini agar diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relatif cepat. Data yang diambil dalam penelitian ini iyalah semua pasien gangguan jiwa Skizofrenia yang tidak patuh pada proses pengobatannya di RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Kelana 8. Penelitian di lakukan di ruang rawat inap Flamboyan dan Poli jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tenggah. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Juni Juli 2015 selama 16 hari Populasi dalam penelitian ini adalah klien gangguan jiwa yang pernah mengalami kekambuhan lebih dari satu kali atau minimal dua kali dan kembali menjalani rawat inap. Sampel ditentukan atau dipilih dengan metode non probability sampling dengan tehknik purposive sampling suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Karena dipilih berdasarkan penilaian tertentu oleh peneliti, maka metode ini sering disebut juga dengan istilah judgement sampling, pada kondisi tertentu Pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria inklusi yang sudah dibuat sebelumnya oleh peneliti Kelana 8 191

4 HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan jarak tempat pelayanan kesehatan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut Karakteristik Responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan jarak tempat pelayanan kesehatan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik Responden dengan Gangguan Jiwa Skizofrenia No. Karakteristik Frekuensi % 1. Umur a tahun b tahun c tahun ,5 38,6 31,8 2. Pendidikan Terakhir a. SD b. SMP c. SMA ,8 25,0 18,2 3. Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak Bekerja ,5 54,5 4. Jenis Kelamin c. Laki-laki d. Perempuan ,5 20,5 5. Status Sosial Ekonomi (penghasilan) a. < Rp , ,7 b. Rp Rp , ,9 c. > Rp , ,4 6. Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan a. 20 km 29 65,9 b. > 20 km 15 34,1 2. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Alasan ketidakpatuhan minum obat dalam penelitian ini diukur menggunakan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan karakteristik ketidakpatuhan minum obat sebagai berikut : Tabel 4.2 Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa No. Karakteristik Ketidakpatuhan Minum Ya Tidak Obat f % f % 1. Terkadang lupa minum obat 35 79,5 9 20,5 2. Tidak minum obat karena merasa sudah 33 75, ,0 sembuh 3. Tidak minum obat karena bosan 34 77, ,7 192

5 4. Tidak suka minum obat yang banyak dan 36 81,8 8 18,2 lebih dari satu jenis 5. Tidak ada yang membelikan ketika obat 35 79,5 9 20,5 habis 6. Menghentikan obat secara sepihak 30 68, ,8 7. Menghentikan pengobatan secara sepihak 36 81,8 8 18,2 di rumah 8. Merasa capek minum obat 28 63, ,4 9. Lupa untuk minum obat 35 79,5 9 20,5 10. Lupa minum obat 2 minggu terakhir 36 81,8 8 18,2 11. Menghentikan atau tidak minum obat 38 86,4 6 13,6 karena merasa tidak nyaman tanpa memberitahu dokter atau perawat 12. Lupa membawa obat saat bepergian atau 37 84,1 7 15,9 meninggalkan rumah 13. Tidak minum obat kemarin 37 84,1 7 15,9 14. Tidak meminum obat karena merasa 39 88,6 5 11,4 penyakit sudah lebih baik 15. Kesulitan mengikuti aturan pengobatan 31 70, ,5 yang sedang dijalankan 16. Menghentikan pengobatan karena obat habis 37 84,1 7 15,9 3. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Faktor Perilaku Kepatuhan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh alasan ketidakpatuhan minum obat faktor perilaku kepatuhan sebagai berikut : Tabel 4.3 Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa Faktor Perilaku Kepatuhan No. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Ya Tidak f % f % 1. Tidak minum obat karena bosan 34 77, ,7 2. Tidak suka minum obat yang banyak dan 36 81,8 8 18,2 lebih dari satu jenis 3. Tidak ada yang membelikan ketika obat habis 35 79,5 9 20,5 4. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Faktor Sikap Terhadap Pengobatan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh alasan ketidakpatuhan minum obat faktor sikap terhadap pengobatan sebagai berikut : Tabel 4.4 Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa Faktor Sikap Terhadap Pengobatan Ya Tidak No. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat f % f % 1. Menghentikan obat secara sepihak 30 68, ,8 2. Menghentikan pengobatan secara sepihak di 36 81,8 8 18,2 rumah 193

6 3. Merasa capek minum obat 28 63, ,4 4. Menghentikan atau tidak minum obat karena 38 86,4 6 13,6 merasa tidak nyaman tanpa memberitahu dokter atau perawat 5. Tidak minum obat kemarin 37 84,1 7 15,9 6. Tidak meminum obat karena merasa 39 88,6 5 11,4 penyakit sudah lebih baik 7. Kesulitan mengikuti aturan pengobatan yang 31 70, ,5 sedang dijalankan 8. Menghentikan pengobatan karena obat habis 37 84,1 7 15,9 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa alasan tidakpatuhan minum obat faktor sikap terhadap pengobatan, paling banyak adalah pada indikator tidak meminum obat karena merasa penyakit sudah lebih baik, yaitu 39 responden (88,6%), dan paling sedikit merasa capek minum obat, yaitu 28 responden (63,6%). 5. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Faktor Kontrol Terhadap Penyakit Berdasarkan hasil penelitian diperoleh alasan ketidakpatuhan minum obat faktor kontrol terhadap penyakit sebagai berikut : Tabel 4.5 Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien dengan Gangguan Jiwa Faktor Kontrol Terhadap Penyakit No. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat Ya Tidak f % f % 1. Terkadang lupa minum obat 35 79,5 9 20,5 2. Lupa untuk minum obat 35 79,5 9 20,5 3. Lupa minum obat 2 minggu terakhir 36 81,8 8 18,2 4. Lupa membawa obat saat bepergian atau meninggalkan rumah 37 84,1 7 15,9 PEMBAHASAN a. Karakteristik Responden Hasil penelitian didapatkan karakteristik ketidakpatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa skizofrenia di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah, terkadang lupa minum obat sebesar 35 responden (79,5%). Tidak minum obat karena merasa sudah sembuh sebesar 33 responden (75,0%). Tidak minum obat karena bosan sebesar 34 responden (77,3%). Tidak suka minum obat yang banyak dan lebih dari satu jenis sebesar 36 responden (81,8%). Tidak ada yang membelikan ketika obat habis sebesar 35 responden (79,5%). Menghentikan obat secara sepihak sebesar 30 responden (68,2%). Menghentikan pengobatan secara sepihak di rumah sebesar 36 responden (81,8%). Merasa capek minum obat sebesar 28 responden (63,6%). Lupa untuk minum obat sebesar 35 responden (79,5%). Lupa minum obat 2 minggu terakhir sebesar 36 responden (81,8%). Menghentikan atau tidak minum obat karena merasa tidak nyaman tanpa memberitahu dokter atau perawat sebesar 38 responden (86,4%). Lupa membawa obat saat bepergian atau meninggalkan rumah sebesar 37 responden (84,1%). Tidak minum obat 194

7 kemarin sebesar 37 responden (84,1%). Tidak meminum obat karena merasa penyakit sudah lebih baik sebesar 39 responden (88,6%). Kesulitan mengikuti aturan pengobatan yang sedang dijalankan sebesar 31 responden (70,5%). Menghentikan pengobatan karena obat habis sebesar 37 responden (84,1%). Apabila melihat hasil di atas, maka terlihat bahwa semua indikator ketidakpatuhan minum obat, terjadi cukup besar pada responden. Nilai terendah adalah pada indikator merasa capek minum obat (63,6%), dan tertinggi pada indikator tidak meminum obat karena merasa penyakit sudah lebih baik. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap ketidakpatuhan dan kepatuhan dalam berobat dan minum obat. Wibowo dan Soedibyo 15 menyatakan bahwa angka kejadian kepatuhan berobat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kronisitas penyakit, frekuensi pemberian obat, harga obat, bentuk obat, daya ingat pasien, informasi, serta interaksi antara dokter dan pasien. Beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan erat antara kepatuhan pasien berobat dengan beberapa faktor lainnya seperti hubungan antara dokter dan pasien, derajat berat penyakit, rasa obat, efek samping obat, lupa, asuransi kesehatan, dan jenis obat yang dipakai. Kondisi dan kronisitas pasien skizofrenia akan berpengaruh terhadap kepatuhan dan ketidakpatuhan dalam minum obat yang diberikan petugas kesehatan. Fleichhacker dkk 16 menyatakan bahwa pasien dengan gejala positif (khususnya waham dan mania) sulit patuh terhadap pengobatan karena merasa dipaksa dan diracuni. Selain itu, lamanya proses pengobatan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan minum obat. Pengobatan yang memakan waktu lama, berpotensi untuk menyebabkan pasien bosan untuk minum obat, karena merasa bahwa penyakitnya tidak kunjung sembuh. Hal ini seperti pendapat Ramadona dalam Evadewi dan Sukmayanti 21, menyatakan bahwa pasien yang telah mematuhi proses pengobatan tetapi hasil yang didapatkan tidak memuaskan, menyebabkan pasien cenderung pasrah dan tidak mematuhi proses pengobatan yang dijalani. Jangka waktu pengobatan yang lama dan rutin juga menyebabkan pasien terkadang lupa dalam meminum obat. Faktor lupa ini dipengaruhi dengan aktivitas dan kegiatan pasien sehari-hari. Apabila pasien mempunyai kegiatan yang menyita perhatian, berpotensi untuk menyebabkan pasien lupa untuk minum obat, karena perhatiannya tersita. Ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan terdapat 35 responden (79,5%) pasien yang lupa minum obat, dan terdapat hari dengan lupa minum obat 2 minggu terakhir sebanyak 36 responden (81,8%). Lupa dalam mengkonsumsi obat, juga terjadi apabila pasien mempunyai kegiatan di luar rumah atau luar kota. Ini terbukti bahwa terdapat sebanyak 37 responden (84,1%) lupa membawa obat saat bepergian atau meninggalkan rumah. b. Alasan Ketidakpatuhan Responden Penelitian menunjukkan bahwa alasan ketidakpatuhan minum obat pasien dengan 195

8 gangguan jiwa di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah faktor perilaku kepatuhan, sebagian besar tidak suka minum obat banyak dan lebih dari satu jenis, yaitu 36 responden (81,8%). Pada faktor sikap terhadap pengobatan, paling banyak adalah tidak meminum obat karena merasa penyakit sudah lebih baik, yaitu 39 responden (88,6%). Pada faktor kontrol terhadap penyakit, sebagian besar adalah lupa membawa obat saat bepergian atau meninggalkan rumah, yaitu 37 responden (83,1%). Varcarolis 18 menyatakan bahwa terapi psikofarmaka yang diberikan kepada pasien skizofrenia adalah golongan anti psikotik. Irwan 19 menyatakan bahwa efek obat anti psikotik relatif berlangsung lama sampai beberapa hari setelah dosis terakhir yang masih mempunyai efek klinis. Jangka waktu pengobatan yang relatif lama tersebut memungkinkan pasien terkadang lupa untuk mengkonsumsi obat. KESIMPULAN a. Karakteristik ketidakpatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa skizofrenia di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah, terkadang lupa minum obat sebesar 35 responden (79,5%). Tidak minum obat karena merasa sudah sembuh sebesar 33 responden (75,0%). Tidak minum obat karena bosan sebesar 34 responden (77,3%). Tidak suka minum obat yang banyak dan lebih dari satu jenis sebesar 36 responden (81,8%). Tidak ada yang membelikan ketika obat habis sebesar 35 responden (79,5%). Menghentikan obat secara sepihak sebesar 30 responden (68,2%). Menghentikan pengobatan secara sepihak di rumah sebesar 36 responden (81,8%). Merasa capek minum obat sebesar 28 responden (63,6%). Lupa untuk minum obat sebesar 35 responden (79,5%). Lupa minum obat 2 minggu terakhir sebesar 36 responden (81,8%). Menghentikan atau tidak minum obat karena merasa tidak nyaman tanpa memberitahu dokter atau perawat sebesar 38 responden (86,4%). Lupa membawa obat saat bepergian atau meninggalkan rumah sebesar 37 responden (84,1%). Tidak minum obat kemarin sebesar 37 responden (84,1%). Tidak meminum obat karena merasa penyakit sudah lebih baik sebesar 39 responden (88,6%). Kesulitan mengikuti aturan pengobatan yang sedang dijalankan sebesar 31 responden (70,5%). Menghentikan pengobatan karena obat habis sebesar 37 responden (84,1%). b. Alasan ketidakpatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah faktor perilaku kepatuhan, sebagian besar tidak suka minum obat banyak dan lebih dari satu jenis, yaitu 36 responden (81,8%). Pada faktor sikap terhadap pengobatan, paling banyak adalah tidak meminum obat karena merasa penyakit sudah lebih baik, yaitu 39 responden (88,6%). Pada faktor kontrol terhadap penyakit, sebagian besar adalah lupa membawa obat saat bepergian atau meninggalkan rumah, yaitu 37 responden (83,1%). Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah: a. Keluarga Bagi keluarga dari klien gangguan jiwa, diharapkan perlu memberikan dukungan bukan hanya dalam pemberian obat tetapi juga 196

9 dukungan berupa memberikan semangat, support kepada klien. b. Bagi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah Hendaknya dapat lebih memotivasi pasien untuk teratur minum obat. c. Bagi tenaga kesehatan Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA 1 Videbeck Sweileh W M, Ihbesheh M S, Jarar I S, Sawalha A F, Abu Taha A S, Zyoud S H, Morisky D E. (2012). Antipsychotic Medication Adherence And Satisfaction Among Palestinian People With Schizophrenia. US National Library of Medicine, Canadian Institute of Health Information. (2008). Hospital Length of Stay and Readmission for Individuals. CIHI. 4 Society For Neuroscience. (2012). Antipsychotic Medication Adherence And Satisfaction Among Palestinian People With Schizophrenia. US National Library of Medicine, Sadock, B. S., & Sadock, V. A. (2010). Kaplan and Sadock's Pocket Handbook of Clinical Psychiatry. 9 kelana (2012). METODOLOGI PENELITIAN KEPERAWATAN, www. Transinfomedia.Com 10 Arikunto Dermawan, Deden. (2013). Keperawatan jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan. Yogjakarta: Gosyen Puplishing. 11 Kelana.(2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Penerbit _tim@yahoo.com., Jak-Tim. Trans Info Media. kebutuhan klien dan berkerja sesuai SOP. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai karakteristik yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat, dengan mengambil karakteristik lain selain karakteristik individu. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 6 Donald E. Morisky, ScD, ScM, MSPH, Professor(2013 Department of Community Health Sciences, UCLA School of Public Health, 650 Charles E. Young Drive South, Los Angeles, CA , dmorisky@ucla.edu 7 Ascobat Gani, Jarar I S, Sawalha A F, Abu Taha A S, Zyoud S H, Morisky D E. (2012). Antipsychotic Medication Adherence And Satisfaction Among Palestinian People With Schizophrenia. US National Library of Medicine, Claramita. Doctor Patient Communication in Southeast Asia: A Different Culture? Springer :Adv in Health Sci Educ, Suryani, Willy, F. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. aupsby@rad.net.id. Surabaya: Airlangga University Press. 12 Morisky D. E, Ang A, Marie K., Harry J W. (2008). Predictive Validity of a Medication Adherence Measure in an Outpatient Setting. the Journal of Clinical Hypertension, Irwan. (2008). Identifikasi Obat. itbpress@penerbit.itb.ac.id. Bandung: ITB 15 Fleichhacker dkk. (2009). Determinants of Medication Compliance in Schizophrenia: Emirical and Clinical Findings. Schizophrenia Bulletin,

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penanganan penderita penyakit Skizofrenia belum memuaskan terutama di negara berkembang, ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat

Lebih terperinci

KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2016, 4(2), 7-12 7 p-issn 2354-6565 /e-issn 2502-3438 KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG Ananda Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah lain dari gangguan jiwa adalah psikosis. Salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan fisiologis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jiwa sampai saat ini memang masih dianggap sebagai penyakit yang memalukan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya sendiri. Masyarakat kita menyebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan individu manusia, karena dengan sehat jiwa seseorang mampu berkembang secara fisik, mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian 84 85 Lampiran 1a LEMBAR OBSERVASI 1. Kode : 2. Diagnosa Medis : 3. Derajat Gagal Jantung Kongestif : 4. Riwayat Hipertensi : Ada Tidak Ada 5. Lama Rawatan : Hari/Bulan

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA Kristiani Bayu Santoso 1), Farida Halis Dyah Kusuma 2), Erlisa Candrawati 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh :

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus asma meningkat secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat dan gejala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah BAB I Pendahuluan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Responden penelitian ini melibatkan 56 pasien diabetes melitus yang melakukan kontrol rutin di poli penyakit dalam

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus September 24 dengan jumlah sampel yang ada di Poli TB MDR sebanyak 6 pasien, namun dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 dengan memperoleh responden

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 dengan memperoleh responden BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menyajikan dan membahas hasil dari pengumpulan data kuisioner tentang Kepatuhan Pasien Hipertensi dalam Minum Obat yang akan diuraikan secara

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : MISNAN 201210201177 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DINI ANGGRAINI 201110201085 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. Disusun oleh: PUDJI HASTUTI

HALAMAN PERSETUJUAN. Disusun oleh: PUDJI HASTUTI 0 HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT DI KLINIK KEPERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT GRHASIA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN GEJALA PASIEN SKIZOFRENIA

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN GEJALA PASIEN SKIZOFRENIA HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN GEJALA PASIEN SKIZOFRENIA The Relationship Between Medical Adherence With Symptom Patient Schizophrenia Elsa Oktavia 1 Warih Adnan Puspitosari 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat selama ± 2 minggu dari tanggal 12-25 Juni tahun 2013. Dengan jumlah sampel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. 22 Agustus 2016

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. 22 Agustus 2016 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RS PARU SIDAWANGI, CIREBON, JAWA BARAT CORRELATION LEVEL OF KNOWLEDGE OF THE ANTI-TUBERCULOSIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat dengan tanda dan gejala yang beraneka ragam, baik dalam derajat maupun jenisnya dan seringkali ditandai suatu perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. Telah terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Dadang yang awalnya ingin melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara serentak batal menikah, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Berusaha untuk sembuh dan mengobati penyakit ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Berusaha untuk sembuh dan mengobati penyakit ini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia adalah kelainan psikiatri yang meliputi 4 hal, yaitu persepsi, pikiran, afek, dan prilaku. Penyakit ini biasanya dimulai sebelum usia 25 tahun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia. Sebagian besar kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuhan kefarmasian atau disebut pharmaceutical care merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam aspek pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Asuhan kefarmasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya serta bidangbidang yang lain telah membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, tetapi masih kurang populer di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan

Lebih terperinci

BEDA PERSEPSI DOKTER PUSKESMAS INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA

BEDA PERSEPSI DOKTER PUSKESMAS INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA BEDA PERSEPSI DOKTER INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA DIFFERENT PERCEPTION BETWEEN INTEGRATION AND NON-INTEGRATION PRIMARY CARE DOCTOR IN KLATEN REGENCY TOWARDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis (Djojodibroto, 2009). Indonesia merupakan negara dengan kasus TB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki sikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III. METODELOGI PENELITIAN 17 BAB III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian jenis non-eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional.penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa peneliti melaporkan kasus gangguan jiwa terbesar adalah skizofrenia. Menurut capai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Seseorang dikatakan dalam keadaan sehat apabila orang tersebut mampu menjalani perannya dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) mendefenisikan bahwa sehat adalah keadaan yang ideal atau sejaterah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat

Lebih terperinci

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN Trias Apriliani, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Swamedikasi adalah mengobati segala keluhan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakit biasanya akut tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental secara analitik korelasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental secara analitik korelasi dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental secara analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Jenis ini dipilih untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: WAHID ANISA ULLATIFAH K100110124 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA Adam M. Ramadhan, Laode Rijai, Jeny Maryani Liu Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 8, No 2, April 2014 : 76-81 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 Masnona Noviria 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia. DM ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA PROVINSI NTB Rizhal Hamdani 1), Tanto Haryanto 2), Novita Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Yasin

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Riska Wulansari*), Zumrotul Choiriyah**), Raharjo Apriyatmoko***)

Lebih terperinci

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat-sakit berasal

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut: BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut: 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG SEDANG RAWAT JALAN

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG SEDANG RAWAT JALAN Lia Minarni, Jaka Santosa Sudagijono : Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Minum Obat... Hal. 13-22 DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG SEDANG RAWAT JALAN Lia Minarni

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Bapak atau Ibu Responden Di Desa Salamrejo Kulon Progo Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatatuh Dengan Hormat. Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis non-eksperimental dimana pengambilan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional dan dianalisa secara analitik

Lebih terperinci

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Lampiran 1. BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008, rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi masih merupakan masalah kesehatan secara global. Hipertensi dapat diketahui secara dini hanya dapat melalui pemeriksaan tekanan darah. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, menyebutkan bahwa negara menjamin kehidupan setiap orang baik lahir maupun batin,serta menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian obat merupakan tanggung jawab dari seorang dokter. Namun, perawat memiliki tugas untuk mendelegasikan obat kepada klien dengan aman. Untuk mendelegasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang sangat kompleks, yang ditandai dengan sindrom heterogen seperti pikiran kacau dan aneh, delusi, halusinasi,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBATPASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ. PROF. DR. HB. SAANIN PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBATPASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ. PROF. DR. HB. SAANIN PADANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBATPASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ. PROF. DR. HB. SAANIN PADANG Ira Erwina, Dewi Eka Putri, Bunga Permata Wenny Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian Penelitian tentang Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Gejala Klinis Pasien Skizofrenia telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Oleh: DHIKA ASRI PURNAMISIWI K100120190 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci