BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karbon Aktif 1. Pengertian Karbon Aktif Karbon merupakan padatan berpori yang mengandung 85 95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi (Meilia, 2009). Untuk membuat karbon, dapat dilakukan dengan membakar bahan karbon pada tempat yang tertutup rapat, sehingga hanya terjadi proses pirolisis. Karbon selain dapat digunakan sebagai bahan bakar, juga menjadi alternatif absorbent. Karbon aktif adalah karbon yang telah mengalami perlakuan khusus berupa proses aktifasi baik secara fisika maupun secara kimia. Aktifasi tersebut menyebabkan pori-pori yang terdapat pada struktur molekulnya terbuka lebar sehingga daya serapnya akan semakin besar untuk menyerap bahan yang berfase cair maupun berfase gas (Sembiring dkk, 2003). Karbon aktif biasanya ditemukan dalam dua bentuk yaitu bentuk serbuk dan bentuk butiran. Dalam keadaan ini ukuran yang dipakai adalah mesh. Butiran serbuk berukuran kurang atau sama dengan 325 mesh digunakan untuk absorbsi dalam larutan. Sedangkan untuk butiran yang lebih besar berukuran diatas 325 mesh digunakan dalam pengabsorbsian gas dan uap (Nur Hidayati, 2006). Perbedaan ukuran partikel berpengaruh pada fungsi dari karbon aktif itu sendiri. Selain 9

2 penggunaannya yang berbeda, karbon aktif serbuk dan butiran juga mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Gambar 1 merupakan karbon aktif dalam bentuk butiran. Gambar 1. Karbon Aktif Butiran (Granule) 2. Struktur Pori Karbon Aktif Karbon alami dan karbon aktif merupakan hasil pembakaran bahan seperti kayu, kulit, sabut kelapa, sekam padi, tempurung kelapa dan batu bara. Hanya yang membedakan adalah pemberian perlakuan khusus pada karbon aktif baik secara kimia maupun fisika agar rongga-rongga yang yang terdapat di dalamnya semakin terbuka sehingga daya serapnya semakin tinggi hal tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Mutu karbon aktif dikatakan baik apabila kadar unsur karbon sangat tinggi, sedangkan kadar abu dan air di dalamnya sangat kecil (Unangalim A, 2012). 10

3 Gambar 2. Struktur Pori karbon a).struktur Pori Karbon Tanpa Aktifasi b). Struktur Pori Karbon dengan Aktifasi (Sumber : SinarTani edisi Edisi 6-12 Maret 2011 No.3400 Tahun 2004) Karbon aktif berwarna hitam, tidak berbau, tidak berasa dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum mengalami proses aktivasi serta mempunyai permukaan yang luas, yaitu antara 300 sampai 2000 m 2 /gram (Surya Effendy, 2004). Luas permukaan menyebabkan karbon mempunyai kemampuan menyerap gas dan uap atau zat yang berada di dalam suatu larutan (Zuhdi Syakuri, 2005). Struktur pori pada karbon aktif menurut Elohansen Padang (2004) dapat dibagi menjadi 3 kelas yaitu makropori yang memiliki radius efektif lebih dari 50 nm, volumenya antara 0,2-0,5 cm 3 /g dan luas permukaan berkisar antara 0,5-2 m 2 /g, mesopori yang memiliki radius efektif antara 2-50 nm, volumenya antara 0,02-0,1 cm 3 /g dan luas permukaan merupakan 5% dari total luas permukaan karbon aktif, dan mikropor iyang memiliki radius efektif lebih kecil dari 2 nm, volumenya antara 0,15-0,5 cm 3 /g dan luas permukaan merupakan 95% dari total luas permukaan karbon aktif. 11

4 3. Proses Aktivasi Proses aktifasi pada karbon berguna untuk meningkatkan daya serap (kemampuan absorbent) karbon tersebut, dengan pengaktifan tersebut akan menambah lebar lubang pori pada karbon tersebut sehingga bahan yang terserap juga akan semakin banyak (Sembiring dkk, 2003).. Metoda aktifasi terdiri dari dua macam, yaitu: a. Aktifasi Kimia Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakaian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan bahan kimia seperti : hidroksida, logam alkali, garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfor dari logam alkali tanah, dan khususnya ZnCl 2, asam-asam anorganik seperti H 2 SO 4 H 3 PO 4 (Unangalim A, 2012). b. Aktifasi Fisika Aktivasi fisika bertujuan untuk meregangkan pori-pori karbon sehingga ion-ion logam yang ada dalam limbah akan terjebak masuk dalam pori-pori tersebut. Pada penelitian sebelumnya, aktivasi fisika menggunakan pemanas atau pemanggang (oven). Suhu yang dipakai adalah C selama 60 menit dengan menempatkan karbon pada loyang. Suhu yang dipakai tidak terlalu tinggi, karena jika suhu yang digunakan terlalu tinggi akan merusak struktur karbon tersebut. Pemanasan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam karbon aktif (Yulia Robiatun K, 2014) 12

5 B. Bambu Bambu (Bambuseae) seperti pada Gambar 3 dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain betangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkat. Selain itu bambu juga relatif murah karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan, bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan (Benefield, 1982). Dari kurang lebih 1000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 spesies dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield, 1995). Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m di atas permukaan air laut. Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air (Siti Tias M, 2012). Gambar 3. Bambu Wulung Beberapa sifat kimia bambu meliputi kadar selulosa, lignin, pentosan, abu, silika. Kadar selulosa berkisar antara 42,4%-53,6%, kadar lignin bambu berkisar antara 19,8%-26,6%, sedangkan kadar pentosan 1,24%-3,77%, kadar abu 1,24%-3,77%, kadar silika 0,10%-1,78% (Krisdianto et al, 2000). Dari 13

6 sifat lignoselulosa yang banyak mengandung karbon tersebut terlihat bahwa bambu memiliki kriteria sebagai bahan dasar dari karbon aktif. Gambar 4 menunjukkan elemen-elemen yang terdapat dalam bambu Gambar 4. Elemen-Elemen yang Terdapat dalam Bambu (Choy et al, 2005) C. Pasir Pantai Indrayanti Pantai Indrayanti terletak di desa Tepus, kecamatan Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta. Pantai ini memiliki keindahan alam, seperti pasir putih dan biota lautnya, seperti yang ditunjukan pada Gambar 5. Dibalik indahnya pasir putih pantai Indrayanti, ada banyak kandungan mineral seperti silika yang dapat dimanfaatkan sebagai absorben penjernihan air. Dalam pasir pantai Indrayanti terkandung SiO 2 (70,35%); Al 2 O 3 (1,66%); Fe 2 O 3 (8,96%); CaO (3,37%); dan MgO (1,64%) (Ega Tri Rimawati, 2014). Selain sebagai salah satu bahan bangunan, pasir juga sering digunakan sebagai salah satu komponen dalam proses penjernihan air. Biasanya pasir diletakkan pada bagian atas pada tahapan penyaringan karena dapat menangkap kotoran-kotoran sebelum menuju ke komponen penyaring 14

7 selanjutnya. Dalam hal penyaringan, pasir biasanya digunakan sebagai bahan pelapis dalam sistem penyaringan air (Unangalim A, 2012). Gambar 5. Pantai Indrayanti di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, DIY D. Kerikil Kali Krasak Kali Krasak merupakan nama sungai yang mengalir dari gunung Merapi ke arah barat daya hingga bermuara ke kali Progo. Kali Krasak seperti pada Gambar 6 terletak di daerah perbatasan antara Yogyakarta dengan Magelang. Di sekitar kali Krasak ini menjadi pusat jual beli pasir kasar (masih ada material batu dan kerikil) dan pasir halus, karena jumlah pasirnya yang sangat melimpah. Kandungan silika dalam kerikil kali Krasak lebih dari 50% (Bambang Endroyo, 2007). Kerikil dapat digunakan sebagai salah satu bahan absorbent dalam proses filtrasi air. Biasanya kerikil diletakkan pada bagian paling atas setelah pasir pada tahapan penyaringan. Kerikil berguna untuk membantu proses aerosi oksigen dan menahan kotoran yang lebih besar sebelum menuju ke komponen penyaring selanjutnya. Kerikil juga dapat menyerap kandungan logam Fe (besi) dengan baik. 15

8 Gambar 6. Kali Krasak di Desa Tempel, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, DIY E. Air LPPMP UNY Lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan UNY merupakan pusat penjaminan mutu, pengembangan kurikulum, instruksional dan sumber belajar, pusat layanan praktek pengalaman lapangan dan praktek kerja lapangan, pusat pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan serta profesi nonkependidikan, pusat pengembangan mata kuliah univester, pusat pengembangan bahasa, pusat pengembangan pendidikan karakter dan pengembangan kultur, pusat pengembangan karir, pusat pengembangan berkala ilmiah dan pusat pengembangan sekolah laboratorium ( ). Air tanah LPPMP UNY merupakan sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan karyawan, staf, dan pengunung LPPMP UNY. Air tanah LPPMP juga digunakan untuk memasak di taman kuliner Karangmalang. Selain digunakan untuk memasak air LPPMP UNY juga dimanfaatkan untuk air minum dan mandi. Sumber air LPPMP UNY terdapat di belakang gedung ini dan dialirkan ke dalam groundtank. Namun, kondisi air LPPMP UNY 16

9 sangat mudah kotor, berwana merah kekuningan, keruh dan agak berbau. Gambar 7 merupakan kondisi groundtank LPPMP UNY. Gambar 7. Groundtank LPPMP UNY F. Absorbsi Absorbsi adalah proses terjebaknya suatu partikel terlarut yang berukuran kurang dari 10-9 m dan koloid berdiameter m oleh bahan yang berpori (absorbent) (Nur Hidayati, 2006). Partikel-partikel pengotor masuk ke dalam rongga melalui pori-pori, sebagian terjebak di dalamnya. Terjebaknya partikel pada absorbent terjadi karena adanya gaya fisik dan gaya kimia. Gaya fisik terjadi pada absorbsi fisik, misalnya karena adanya gaya coloumb, yaitu gaya yang terjadi akibat interaksi partikel-partikel bermuatan. Gaya kimia, gaya yang mempengaruhi berupa ikatan kimianya. Proses absorbsi hanya bisa terjadi ketika bahan absorbent mempunyai rongga. Apabila tidak terdapat rongga pada absorben maka proses absorbsi tidak akan terjadi. Semakin besar pori atau rongga pada absorben maka daya serap pada partikelnya akan semakin besar (Yulia Robiatun K, 2014). 17

10 Gambar 8 merupakan gambaran proses terjebaknya partikel pengotor ke karbon aktif. Gambar 8. Gambaran Proses Terjebaknya Partikel Pengotor ke Karbon Aktif. (Marsh, H., and Reinoso, F.R., 2006). G. Adsorpsi Adsorpsi merupakan suatu peristiwa terkontaknya pertikel padatan dan cairan pada kondisi tertentu sehingga sebagian partikel pengotor terjerap (menempel pada permukaan rongga) di permukaan padatan dan konsentrasi partikel pengotor yang tidak terjerap (menempel pada permukaan rongga) mengalami perubahan (Brown, 1950 dalam Unangalim A, 2012). Pada proses adsorpsi partikel pengotor menempel pada bagian pinggir dari bahan penyerap. Hal tersebut yang membedakan antara absorbsi dengan adsorpsi. Pengertian absorbsi seringkali disalahartikan dengan adsorpsi. Sebenarnya kedua istilah tersebut saling berkaitan satu sama lain. Untuk adsorpsi adalah proses jerapan artinya partikel menjerap atau menempel pada permukaan partikel lainnya, sedangkan proses absorbsi adalah proses serapan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jerapan atau adsorpsi untuk sistem yang 18

11 tak berpori dan serapan atau absorbsi untuk sistem yang berpori (Dorfner dan Hartono, 1995). H. Air 1. Air Tanah sebagai Sumber Air Bersih Air merupakan salah satu kebutuhan essensial manusia yang kedua setelah udara untuk keperluan hidupnya. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air mempunyai rumus kimia H 2 O. Satu molekul air terbentuk dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Kandungan air di bumi sangat berlimpah, volume seluruhnya mencapai km 3 (Nur Hidayati, 2006). Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah diperoleh dengan cara menggali sumur atau dengan cara dipompa. Air tanah inilah yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi dan mencuci. Air tanah yang berasal dari air permukaan dan air hujan relatif lebih bersih. Hanya saja di sebagian wilayah di Indonesia, air tanah mungkin saja terlalu banyak mengandung bahan kimia tertentu. Contohnya pada daerah berpasir atau daerah yang terkena material vulkanik gunung berapi kandungan besi dalam air tinggi, pada daerah berkapur maka kemungkinan kandungan kalsium dalam air akan berlebihan. 19

12 2. Syarat-syarat Air Bersih sebagai Sumber Air Minum Air tanah yang bisa dikonsumsi sebagai air bersih untuk air minum harus memenuhi standar air yang layak. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 492 tahun 2010, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Menurut Permenkes tahun 2010, bahwa tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, untuk bisa dikonsumsi manusia, air harus memenuhi syarat-syarat fisik, kimia, dan mikrobiologi, dimana air minum harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya, dan lain sebagainya. Air yang memiliki kualitas rendah berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang bisa berdampak langsung maupun tidak langsung. Dampak yang lebih mengkhawatirkan, yaitu dampak kronis dari unsur-unsur kimia yang tidak aman bagi tubuh manusia, contohnya kanker, gangguan ginjal, gangguan hati dll (Nur Hidayati, 2006). Menurut Permenkes tahun 2010, syarat-syarat kualitas air minum diantaranya: 20

13 a. Syarat Fisik Syarat fisik diwujudkan dalam bentuk kekeruhan, bau, warna, dan rasa. Parameter fisik yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan, rasa, dan suhu. 1) Suhu Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, dan bila diminum dapat menghilangkan dahaga. Perubahan suhu air dipengaruhi oleh iklim, kedalaman air, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), kondisi geografis, dan sebagainya. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan reaksi kimia, serta menyebabkan penurunan viskositas dan kelarutan gas dalam air (gas O 2, CO 2, N 2, CH 4, dan sebagainya) (Effendi, 2003). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/Per/IV/2010, diketahui bahwa suhu air minum idealnya sebesar ± 3 o C dari suhu udara di atas atau di bawah suhu udara. 2) Bau dan Rasa Bau dan rasa terjadi secara bersamaan dan disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, organisme mikroskopik, serta senyawa kimia seperti fenol. Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang terlarut, dan rasa yang menyimpang tersebut 21

14 umumnya sangat dekat dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau yang tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal (Moersidik, 1999). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/Per/IV/2010, diketahui bahwa air bersih dan air minum tidak berbau dan tidak berasa. 3) Warna Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, bahan kimia, ion-ion metal alam (besi dan mangan), mikroorganik (plankton), humus yang terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan bahan-bahan kimia disebut apparent color yang berbahaya bagi tubuh manusia. Warna yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut true color yang tidak berbahaya bagi kesehatan (Effendi, 2003). Alat yang digunakan untuk mengukur warna adalah kolorimetri. Satuan kolorimetri adalah TCU (True Color Unit). Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak minum adalah 15 skala TCU. 4) Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan bahan terlarut (diameter < 10-9 m) dan koloid (diameter m) yang berupa senyawa senyawa kimia dan bahan- 22

15 bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm. TDS terdapat di dalam air sebagai hasil reaksi dari zat padat, cair, dan gas di dalam air yang dapat berupa senyawa organik maupun anorganik. Materi anorganik berasal dari mineral, logam, dan gas yang terbawa masuk ke dalam air setelah kontak dengan materi pada permukaan dan tanah. Materi organik dapat berasal dari hasil penguraian vegetasi, senyawa organik, dan gas-gas anorganik yang terlarut. TDS disebabkan oleh bahan anorganik berupa ion-ion yang terdapat di perairan (Effendi, 2003). Menurut Permenkes nomor 492 tahun 2010, kadar maksimal TDS yang diperbolehkan sekitar 500 mg/l. b. Syarat Kimia Syarat kimia terpenting yang perlu diperhatikan adalah kandungan bahan-bahan kimia di dalam air. Kandungan bahan kimia dalam air tidak boleh melebihi ambang batas. 1) Derajat Keasaman (ph) Derajat keasaman suatu larutan atau yang disebut ph merupakan satu cara untuk menyatakan konsentrasi ion H +. ph air dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman atau kebasaan air, penentuan alkalinitas, dan karbondioksida (CO 2). Semakin tinggi nilai ph, semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar CO 2 bebas (Effendi, 2003). Air yang baik adalah air yang 23

16 bersifat netral (PH = 7). Air dengan ph kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan ph di atas 7 bersifat basa. Pengukuran ph dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus, kertas ph universal, larutan indikator universal (metode Colorimeter) dan ph meter (metode Elektroda Potensiometri). Menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, batas ph minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5. Tinggi rendahnya ph air dapat mempengaruhi rasa air. Air dengan ph kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila ph melebihi 7. 2) Kandungan Bahan Kimia Organik dan Anorganik Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dan anorganik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air yang mengandung bahan kimia organik dan anorganik. Namun, apabila jumlah bahan kimia organik yang terkandung melebihi batas dapat menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena bahan kimia organik yang melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun berbahaya. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH 4, H 2 S, SO 4, dan NO 3. Sedangkan, bahan-bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ionion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn) (Effendi, 2003). Namun, pada 24

17 penelitian ini peneliti hanya mengukur kandungan logam Fe. Menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, batas maksimal kadar Fe untuk air minum adalah 0,3 mg/l. c. Syarat Mikrobiologi Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air permukaan, maupun air tanah. Kualitas air secara biologis ditentukan oleh jumlah mikroorganisme pathogen dan nonpathogen. Mikroorganisme pathogen bisa berwujud bakteri, virus, spora pembawa bibit penyakit. Sebaliknya yang nonpathogen meskipun relatif tidak berbahaya bagi kesehatan, kehadirannya akan menimbulkan rasa, dan bau yang tidak enak. Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri Escherichia coli (E.Coli) dan total coliform. Total Coliform termasuk bakteri yang dapat ditemukan di lingkungan tanah dan air yang telah terpengaruh oleh air permukaan serta limbah pembuangan domestik. Bakteri coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati dan disebut dengan coliform nonfecal (Fardiaz, 1992). Metode yang digunakan dalam menganalisa total coliform, yaitu metode tabung fermentasi atau Most Probable Number (MPN) dan metode penyaringan dengan membran. Prinsip analisa penyaringan dengan membran adalah berdasarkan sifat bakteri yang 25

18 berkembang biak dalam waktu 24 sampai 72 jam pada suhu 37 o C dan suasana yang cocok yaitu pada media yang terdiri dari agar-agar (dari bahan yang netral) yang mengandung beberapa jenis zat kimia yang merupakan gizi bagi bakteri tertentu serta dapat mengatur nilai ph. Prinsip analisa MPN hampir sama dengan metode penyaringan dalam membran, tetapi bakteri tidak berkembang pada media agaragar, melainkan dalam media tersuspensi pada kaldu yang mengandung gizi untuk pertumbuhannya. Bakteri-bakteri dapat dideteksi karena mampu memfermentasikan laktosa yang kemudian menghasilkan gas serta menyebabkan terjadinya perubahan ph (Fardiaz, 1992). Menurut Permenkes tahun 2010, air bersih sebagai air minum tidak boleh ada kandungan bakteri Coliform. I. Besi (Fe) Besi (Fe) merupakan logam mikroelemen yang essensial, berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk. Besi sangat berperan dalam proses fisiologik dan biokimiawi. Besi banyak ditemukan dalam makanan yang jumlahnya bervariasi dari yang rendah (dalam sayuran) dan yang tinggi (dalam daging). Kandungan yang rendah dari Fe dalam makanan akan menyebabkan naiknya efisiensi absorbsi Fe di dalam tubuh manusia, biasanya berkaitan dengan protein yang melibatkan kelompok hemoglobin. Beberapa sifat fisika logam besi ditunjukkan dalam Tabel 1 (Darmono, 1995). 26

19 Tabel 1. Beberapa Sifat Fisika Logam Besi Lambang Fe Nomor atom 26 Massa atom relatif 55,847 Jari-jari atom (nm) 0,116 Jari-jari ion M 3+ (nm) 0,064 Konfigurasi atom 3d 6 4s 2 Keelektronegatifan 1,7 Energi ionisasi pertama (kj mol -1 ) 768 Kerapatan (g cm -3 ) 7,87 Titik Leleh ( o C) 1535 Titik didih ( o C) 2735 Bilangan oksidasi 2, 3, 6 Potensial elektroda (V) M 2+ (aq) + 2e M 3+ (aq) + e M (s) M 2+ (aq) -0,44 ev +0,77 ev Fe dalam air minum menimbulkan rasa kesat, warna kuning, pengendapan pada pipa, pertumbuhan bakteri dan kekeruhan. Fe dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Akan tetapi dalam dosis besar logam Fe dapat merusak dinding usus yang akhirnya dapat menyebabkan kematian. Debu Fe juga dapat diakumulasi di dalam alveoli dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru (Mulyati, 2003). Fe berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe 2 O 3 ) dan ferihidroksida 27

20 (Fe 2 (OH) 3 ). Air tanah mengandung besi terlarut berbentuk ferro (Fe 2+ ). Jika air tanah dipompakan keluar dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe 2+ ) akan teroksidasi menjadi ferihidroksida (Fe 2 (OH) 3 ). Ferihidroksida dapat mengendap dan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselen dan cucian. Bakteri besi (Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan besi ferro sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya dan mengendapkan ferihidroksida (Nur Hidayati, 2006). Air tanah yang mengandung CO 2 tinggi dan O 2 yang terlarut sedikit, dapat mempercepat proses pelarutan besi dari bentuk tidak terlarut menjadi terlarut. Air tanah yang alkalinitasnya tinggi, biasanya memiliki konsentrasi besi rendah, karena besi teroksidasi dan mengendap pada ph tinggi. Kandungan besi yang tinggi sangat merugikan, karena dapat menyebabkan air teh menjadi hitam, sayuran yang direbus berwarna gelap, menimbulkan rasa logam/besi, astringent atau obat, dan merugikan jika dipakai dalam proses produksi. Tubuh memerlukan zat besi sebesar 14mg/hari, kekurangan besi dapat menyebabkan anemia, namun pemenuhan besi dalam air minum sedikit sekali karena kandungan besi dalam air tanah yang melebihi 0,3 mg/l dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan hingga kematian. ( J. Pipa FAS (Filtrasi, Absorbsi, Sedimentasi) Pipa FAS adalah alat berupa kolom yang digunakan untuk proses filtrasi, absorbsi, dan sedimentasi dengan pertukaran ion. Munculnya 28

21 pertukaran ion sebenarnya sudah tercatat sejak lama dalam kehidupan manusia. Gejala pertukaran ion berlangsung di seluruh alam semesta jauh lebih banyak dari pada molekul netral (Yulia Robiatun K, 2014). Proses pertukaran ion dilakukan dengan menggunakan kolom penukar ion yaitu pipa FAS, yang ditunjukkan pada Gambar 9. Proses alirannya dapat dilakukan secara naik (upflow) atau turun (downflow) ataupun kedua-duanya. Selama aliran lewat kolom, ion-ion yang harus dipertukarkan berkontak secara kontinyu dengan penukar ion sehingga keseimbangan makin bergeser ke arah yang dikehendaki. Bahan-bahan absorbent dimasukkan ke dalam pipa FAS, bahan-bahan absorbat yang berbentuk cair dialirkan ke dalamnya. Gambar 9. Pipa FAS K. Sistem Transmisi Cahaya Sistem transmisi cahaya biasa digunakan dalam bidang teknologi hamburan cahaya untuk mengetahui kondisi larutan. Dengan prinsip cahaya dirambatkan secara lurus kemudian ditabrakkan ke suatu larutan kemudian diteruskan agar menabrak detektor. Cahaya yang datang dan melalui pinhole akan di pancarkan ke wadah yang berisi cairan. Kemudian cahaya yang sudah menabrak larutan dalam 29

22 wadah akan merambat lagi dengan kondisi yang berbeda dengan kondisi cahaya mula-mula menuju ke detektor cahaya (luxmeter). Dari detektor ini dapat dilihat dan dianalisis apa yang terjadi pada cahaya yang dipengaruhi oleh larutan yang dilewatinya. Detektor akan mengukur itensitas cahaya yang melewati larutan tersebut. Gambar 10 adalah skema alat transmisi cahaya yang digunakan pada penelitian ini. Sistem transmisi cahaya pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penyerapan karbon aktif, pasir aktif, dan kerikil aktif, serta campuran ketiga absorbent. Sistem transmisi cahaya dilakukan dengan cara melewatkan seberkas cahaya pada air yang telah diberi perlakuan, kemudian intensitas cahaya yang ditransmisikan terukur oleh luxmeter. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan intensitas cahaya transmisi oleh air bersih. Sehingga diperoleh efisiensi penyerapan ketiga absorbent terhadap partikel pengotor terlarut. 30

23 Gambar 10. Rangkaian Transmisi Cahaya Keterangan Gambar : 1. Sumber Cahaya ( Lampu Pijar ) 2. Detektor 3. Luxmeter 4. Hole (tempat berjalannya cahaya dari sumber ke sampel) 5. Hole (tempat berjalannya hamburan cahaya ke detektor) 6. Sumber tegangan PLN 7. Wadah sampel air Luxmeter yang ditunjukkan pada Gambar 11 merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya, dengan satuan 1x lux. Luxmeter memanfaatkan sebuah sensor yang sensitif terhadap cahaya untuk menangkap cahaya yang tersebar, kemudian mengubah cahaya tersebut menjadi electrical current (arus listrik). Ada dua macam bentuk luxmeter, yaitu luxmeter analog dan luxmeter digital. Luxmeter digital lebih mudah dibaca hasil pengukurannya dan memiliki ketelitian yang lebih baik daripada luxmeter analog. 31

24 Gambar 11. Luxmeter Digital L. Spektrofotometri Ultra Violet Tampak (UV-Vis) Spektrofotometri merupakan bagian dari spektroskopi yaitu spektroskopi elektromagnetik. Alat yang digunakan untuk analisa spektrofotometri adalah spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitrans atau absorbans. Suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deretan. Contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap. Biasanya dalam praktek alat-alat sinar tunggal dijalankan dengan tangan dan alat-alat sinar rangkap biasanya menonjolkan pencatatan spektrum absorpsi (R. A. Day, Jr. dan Underwood, A. L., 1989). Spektrofotometri UV-Vis yang ditunjukkan pada Gambar 12 adalah analisis kimia yang menggunakan spektrofotometer yang berdasarkan pada interaksi antara zat kimia dengan energi yang berupa penyerapan cahaya tampak dan atau cahaya ultraviolet ungu oleh suatu larutan berwarna (Nur Hidayati, 2006). Spektrofotometri UV-Vis menguraikan sinar dengan panjang gelombang nm (Khopkar, 1990). 32

25 Gambar 12. Spektrofotometri UV-Vis Prinsip dasar analisis spektrofotometri adalah pengukuran intensitas energi radiasi yang diserap oleh larutan berwarna. Terserapnya sinar radiasi yang dilewatkan pada populasi zat tersebut terjadi pengurangan intensitas cahaya. Pengurangan intensitas radiasi ini sebanding dengan jumlah radiasi yang diserap, sedangkan pengurangan intensitas cahaya sebanding dengan jumlah larutan yang dianalisi. Pengukuran intensitas radiasi yang diteruskan atau ditransmisi dapat digunakan untuk mengukur besarnya konsentrasi. Bila berkas sinar melalui medium, maka berkas sinar tersebut sebagian akan dipantulkan, diserap, dan diteruskan. Besarnya absorbansi tergantung panjang gelombang radiasi dan jarak medium yang dijalani oleh radiasi sinar (Hardjono Sastroamidjojo, 2001). Menurut hukum Lambert Beer, jumlah radiasi tampak yang diserap akan ditransmisikan oleh larutan merupakan fungsi eksponensial dari konsentrasi zat dan tebal larutan. Berikut persamaannya:... (1) 33

26 I a I 0 = I a + I t I 0 I t I a = I 0 - I t Gambar 13. Cahaya Datang (I 0 ), Cahaya Terserap (I a ), Cahaya Transmisi (I t ).... (2) Keterangan:... (3) A : Absorbansi I 0 : Intensitas cahaya yang masuk I a : Intensitas cahaya yang diserap C : Konsentrasi (molar) T : Transmitansi b : Panjang jalan sinar (cm) I t : Intensitas cahaya yang ditransmisikan Ɛ : Koefisien ekstingsi molar (molar -1 cm -1 ) 34

27 Secara garis besar spektofotometri teridi dari 4 bagian penting seperti pada Gambar 14 yang menunjukkan skema komponen penyusun spektofotometri UV-Vis (Cairns, 2009). Gambar 14. Skema Komponen Penyusun Spektofotometri UV-Vis Menurut Cairns (2009) komponen penyusun spektrofotometri UV-Vis, antara lain: 1. Sumber Tenaga Radiasi Sumber energi radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat energi yang lebih tinggi oleh sumber listrik. Sumber radiasi ultraviolet, sumber radiasi yang banyak digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium. Sumber radiasi terlihat yang biasa digunakan adalah lampu filamen tungsen yang menghasilkan radiasi kontinu dalam daerah antara 350 dan 2500 nm. 2. Monokromator Monokromator merupakan serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif atau panjang gelombang-gelombang tunggal dan memisahkan panjang gelombang menjadi jalur-jalur yang sangat sempit. 35

28 3. Kuvet Kuvet berfungsi untuk menempatkan larutan atau sampel yang biasanya berupa gas atau larutan, sehingga harus dapat memancarkan energi radiasi dalam spektra. 4. Detektor dan Pencatat Detektor berfungsi untuk mengubah energi cahaya yang mengenai larutan menjadi energi listrik atau isyarat listrik tersebut. Detektor yang digunakan adalah detektor fotolistrik. Radiasi yang diserap adalah pada panjang gelombang nm. Sedangkan pencatat berfungsi untuk menunjukkan isyarat listrik dari detektor, dan untuk memperlihatkan besarnya isyarat listrit tersebut. M. TDS (Total Dissolved Solids) Meter TDS meter seperti pada Gambar 15 adalah alat untuk mengukur partikel padatan ataupun non padatan yang terlarut di air minum yang tidak tampak oleh mata. Partikel padatan tersebut bisa berupa Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan, sedangkan yang patikel non padatan bisa berupa mikro organisma dan lain-lain. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan yang digunakan untuk konsumsi manusia. TDS Meter sampai saat ini dapat mengguakan dua metode untuk mengukur kualitas suatu larutan yaitu: Gravimetry dan Electrical Conductivity (EC). Gravimetry adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. 36

29 Jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. EC atau konduktansi adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik (Alaerts G, 1981). Cara pengoperasian TDS meter adalah tekan tombol on/off pada TDS meter, kemudian mencelupkan TDS meter ke dalam air yang akan diukur kirakira kedalaman 5 cm dan secara otomatis alat bekerja mengukur hasil berupa angka yang tertampil di display. Gambar 15. TDS Meter N. ph Meter Alat elektronik yang digunakan untuk mengukur ph (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur ph zat semi-padat) disebut ph meter seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16. Sebuah ph meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai ph. Pada prinsipnya pengukuran suatu ph adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat 37

30 diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen atau diistilahkan dengan potential of hydrogen (Alaerts G, 1981). Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan. Cara pengoperasian ph meter adalah tekan tombol on/off pada ph meter, kemudian mencelupkan ph meter ke dalam air yang akan diukur kirakira kedalaman 5 cm dan secara otomatis alat bekerja mengukur hasil berupa angka yang tertampil di display. Gambar 16. ph meter O. Kerangka Berpikir Air yang layak minum harus memenuhi syarat Permenkes nomor 492 tahun 2010 baik secara fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Air yang keruh berwarna coklat kekuningan atau kemerahan dan berbau mengindikasikan adanya kandungan beberapa jenis logam termasuk Fe dan bakteri. Hal ini 38

31 serupa terjadi pada air sumur di groundtank LPPMP UNY, yang mana air berwarna coklat kekuningan dan berbau. Semakin tinggi nilai kadar logam Fe dalam air, maka kondisi air semakin keruh. Apabila kita mengkonsumsi air minum yang memiliki kandungan logam Fe dan total coliform yang tinggi, maka cepat atau lambat organ tubuh yang berfungsi untuk menyaring akan rusak dan bisa menyebabkan kematian. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka diperlukan cara pengolahan air groundtank LPPMP UNY yang tepat. Sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan. Untuk itu peneliti memanfaatkan karbon aktif bambu, pasir aktif pantai Indrayanti dan kerikil aktif kali Krasak yang diharapkan dapat mengabsorbsi ion Fe, dan pertikel-partikel pengotor dalam air groundtank LPPMP UNY. Salah satu cara pengolahan air LPPMP UNY dengan dilakukan penyaringan air menggunakan kolom penukar ion yaitu pipa filtrasi yang dirancang oleh peneliti. Pipa filtrasi terdiri dari lima pipa yang telah disusun dengan sambungan pipa. Dalam penelitian ini absorben yang digunakan adalah absorbent yang memiliki daya absorbsi yang tinggi, yaitu karbon aktif, pasir aktif dan kerikil aktif. Pada penelitian ini digunakan karbon aktif dari bambu, pasir aktif pantai Indrayanti, dan kerikil aktif kali Krasak. Proses awal yang dilakukan adalah proses karbonisasi bambu. Kemudian ketiga absorben dirimbang atau dicuci hingga tidak adanya kotoran yang terdapat pada karbon bambu, pasir dan kerikil. Absorbent yang telah dicuci, dijemur hingga kadar air berkurang 39

32 (kering). Selanjutnya ketiga absorbent diaktivasi secara fisika dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 200 o C selama 60 menit. Proses penyaringan air dilakukan menggunakan volume masing-masing absorbent dan variasi perbandingan volume dan jenis ketiga absorbent. Kemudian dilakukan pengujian intensitas transmisi cahaya, jumlah zat padat terlarut, ph, suhu, kadar Fe, dan total coliform. 40

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Air merupakan kebutuan yang sangat vital bagi manusia. Air yang layak diminum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

Kata kunci: absorbent, coliform, Fe, intensitas transmisi cahaya, dan karbon aktif

Kata kunci: absorbent, coliform, Fe, intensitas transmisi cahaya, dan karbon aktif Pemanfaatan Karbon Aktif Bambu. (Tri Widiastuti) 123 PEMANFAATAN KARBON AKTIF BAMBU, PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI, DAN KERIKIL AKTIF KALI KRASAK SEBAGAI ABSORBENT PADA PROSES PENJERNIHAN AIR LPPMP UNY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Air a. Air Baku Air adalah unsur yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup termasuk manusia. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Depot Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Penyelenggara air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi, air sangat penting bagi pemeliharaan bentuk kehidupan. Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air bersih masih menjadi salah satu persoalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih,

Lebih terperinci

Oleh: Puthy Nurlina Sari dan Suparno, Ph.D Abstrak

Oleh: Puthy Nurlina Sari dan Suparno, Ph.D Abstrak Pengaruh Volume Air... (Puthy Nurlina Sari) 194 PENGARUH VOLUME AIR TANAH TERHADAP DAYA SERAP SISTEM FAS (FILTRASI, ASORSI, SEDIMENTASI) ERAHAN ARANG AMU DALAM PENENTUAN AMANG ATAS PROSES PENJERNIHAN AIR

Lebih terperinci

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsurunsur kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76. Oleh: Zulia Nur Rachma 1, Suparno 2 1 Mahasiswi Program Studi Fisika FMIPA UNY

Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76. Oleh: Zulia Nur Rachma 1, Suparno 2 1 Mahasiswi Program Studi Fisika FMIPA UNY Sistem Filtrasi Dengan Karbon. (Zulia Nur Rachma) 76 SISTEM FILTRASI DENGAN KARBON AKTIF KAYU SENGON, KERIKIL AKTIF SUNGAI KRASAK, DAN PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI PADA AIR SUMUR DI LPPMP UNY SEBAGAI

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Besi (Fe) dalam Air Tanah Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR 3

ANALISIS KUALITAS AIR 3 ANALISIS KUALITAS AIR 3 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof.

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

Oleh: Fissa Septy Primawati, dan Suparno, Ph.D, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Fissa Septy Primawati, dan Suparno, Ph.D, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta Sistem Penjernihan Air Groundtank. (Fissa Septy Primawati) 169 SISTEM PENJERNIHAN AIR GROUNDTANK LPPMP UNY SEBAGAI AIR MINUM DENGAN MEMANFAATKAN KARBON AKTIF BATOK KELAPA, PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu molekul air memiliki dua atom hidrogen yang berikatan kovalen pada atom oksigen. Secara fisik air tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakkan substansi kimia dengan rumus kimia HH2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.

Lebih terperinci

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Padatan (solid) merupakan segala sesuatu bahan selain air itu sendiri. Zat padat dalam air ditemui 2 kelompok zat yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama dalam proses kehidupan di bumi, sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga jenis sumber air di bumi

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga

Lebih terperinci

Perubahan zat. Perubahan zat

Perubahan zat. Perubahan zat Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ). 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara Ambient Udara dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu udara ambient dan udara emisi. Udara ambient adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari

Lebih terperinci

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-78 Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci