ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya
|
|
- Yuliana Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT Grounding system is planning for the installation of electrical protection system, which aims to provide a comprehensive solution in the form of protection of electronic equipment, buildings, service availability, and safety of people on the potential dangers of electric shock and damage from lightning / overvoltage. Planning grounding system requires the kind of soil resistivity values and rod electrodes used in order to determine the value of the grounding, including using measuring tools and calculations using the formulation to achieve a specified value of grounding according to PUIL 2000 by 1 Ω. The results of measurements and calculations using BTS Telkomsel Banjarsari gounding testers get the average value of 0,21 Ω and 0,24 Ω and the calculation of the formula produced a total resistance total (RT) 0,59 Ω. The difference in the results of measurements and calculations, because the soil resistance values different in every place and constantly changing according to the state of the ground at the time of measurement. Keywords: Grounding, resistance, elektrode. ABSTRAK Sistem Pembumian adalah perencanaan instalasi kelistrikan untuk sistem proteksi, yang bertujuan untuk memberikan solusi menyeluruh berupa perlindungan peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia terhadap kemungkinan bahaya kejut listrik serta kerusakan akibat petir/tegangan berlebih. Perencanaan sistem pembumian membutuhkan jenis nilai tahanan tanah dan batang elektroda yang digunakan agar dapat mengetahui nilai pembumian, diantaranya menggunakan alat ukur dan perhitungan dengan menggunakan perumusan untuk mencapai nilai grounding yang ditetapkan menurut PUIL 2000 yaitu sebesar <1Ω Hasil dari pengukuran dan perhitungan di BTS Telkomsel Banjarsari menggunakan gounding tester mendapatkan nilai rata-rata 0,21 Ω dan 0,24 Ω dan menurut perhitungan rumus dihasilkan nilai tahanan total (R T ) 0,59 Ω. Perbedaan hasil dari pengukuran dan perhitungan ini, dikarenakan nilai resistansi tanah yang berbeda-beda di setiap tempat dan selalu berubah sesuai dengan keadaan tanah pada saat pengukuran. Kata Kunci : Pembumian, tahanan, elektroda. 1
2 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era milenium ini telekomunikasi sudah menjadi bagian yang sangat penting bagi setiap orang, maka dari itu sebuah tower telekomunikasi atau yang biasa disebut BTS (Base Transceiver Station) harus mempunyai kualitas yang sangat bagus. Walaupun terjadi gangguan BTS maka waktu down time harus seminimal mungkin. Untuk mendapatkan BTS yang berkualitas selain dilakukan pemilihan lokasi yang tepat, ada dua faktor yang mempengaruhi, faktor yang pertama adalah catu listrik yang bagus serta back up listrik yang memadai supaya dapat menjalankan perangkat dan peralatan yang dibutuhkan oleh BTS dengan baik seperti: antena pengirim dan penerima, alat pemrosesan sinyal, tidak terkecuali alat-alat pendukung lainya seperti: AC, lampu, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang kedua adalah pengaman terhadap sambaran petir juga harus diperhatikan karena tinggi tower telekomunikasi umumnya berkisar 16 sampai 42 meter. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, instalasi kelistrikan harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah dari persyaratan umum instalasi listrik yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan mengacu pada Standar PUIL Sistem proteksi kelistrikan seharusnya merupakan standar baku yang selalu diterapkan pada setiap instalasi kelistrikan, sedangkan sistem proteksi terhadap petir yang meliputi proteksi petir eksternal dan internal diterapkan berdasarkan kebutuhan tingkat perlindungan yang diperlukan. Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini diambil judul Analisa Pentanahan Pada BTS (Base Transceiver Station) Telkomsel CMS 009 Banjarsari dan TSK 057 Cikohkol di BSC Banjarsari. Dari hasil penelitian Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif untuk sistem pentanahan BTS pada BSC Banjarsari Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui mengenai sistem pembumian di BTS Banjarsari Untuk mengetahui kualitas sistem pembumian listrik di BTS Banjarsari saat ini Pembatasan Masalah Ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu : 1. Penelitian hanya dilakukan di BTS pada BSC Banjarsari 2. Pembahasan hanya menganalisa sistem pembumian BTS pada BSC Banjarsari. 2. Landasan Teori Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi, terhambat atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-alat pengaman tersebut. Sistem pentanahan digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan sistem pentanahan. Sistem pentanahan yang digunakan baik untuk pentanahan netral dari suatu sistem tenaga listrik, pentanahan sistem penangkal petir dan pentanahan untuk suatu peralatan khususnya dibidang telekomunikasi dan elektronik perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena pada prinsipnya pentanahan tersebut merupakan dasar yang digunakan untuk suatu sistem proteksi. Tidak jarang orang umum atau awam maupun seorang teknisi masih ada kekurangan dalam memprediksikan nilai dari suatu hambatan pentanahan. Besaran yang sangat dominan untuk diperhatikan dari suatu sistem 2
3 3 pentanahan adalah hambatan sistem suatu sistem pentanahan tersebut. Untuk mengetahui nilai-nilai hambatan jenis tanah yang akurat harus dilakukan pengukuran secara langsung pada lokasi yang digunakan untuk sistem pentanahan karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan, untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak sama (Hutauruk, 1991). Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching, dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut Pengertian Pembumian Peralatan Pembumian peralatan (Grounding Peralatan) adalah Pembumian bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak dilalui arus. Bila terjadi hubung singkat suatu penghantar dengan suatu peralatan, maka akan terjadi beda potensial (tegangan), yang dimaksud peralatan disini adalah bagianbagian yang bersifat konduktif yang pada keadaan normal tidak bertegangan seperti bodi trafo, bodi PMT, bodi PMS, bodi motor listrik, dudukan batere dan sebagainya. Bila seseorang berdiri ditanah dan memegang peralatan yang bertegangan, maka akan ada arus yang mengalir melalui tubuh orang tersebut yang dapat membahayakan. Untuk menghindari hal ini maka peralatan tersebut perlu ditanahkan. Pembumian yang demikian disebut Pembumian peralatan. Tujuan Pembumian peralatan dapat di formulasikan sebagai berikut : Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan atau isinya. Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem. Di dalam PUIL 2000 di sebutkan bahwa dalam instalasi ada 2 jenis resiko utama yaitu : a. Arus kejut listrik b. Suhu berlebih yang sangat mudah mengakibatkan kebakaran, luka bakar atau efek cedera listrik untuk mengetahui sejauh mana tuhuh manusia menahan aliran listrik dan akibatakibat yang di timbulkan. Di bawah pengertian batasan-batasan tersebut, ini berguna sebagai informasi sehingga sebagai perancang atau instalature dapat merancangkan suatu instalasi yang aman Jenis Sistem Pentanahan Sistem TN Sistem tegangan listrik TN mempunyai satu titik yang di bumikan langsung, BKT dihubungkan langsung ke titik tersebut oleh penghantar pengaman, hal ini berfungsi apabila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalau tinggi karena terjadinya pemutusan suplai secara otomatis dengan bekerjanya dawai proteksi. Ada jenis TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar pengaman yaitu sebagai berikut. a. Sistem TN-S Penghantar pengaman terpisah diseluruh sistem, sistem ini tidak digunakan pada jaringan PLN, mengingat harus ada jaringan kawat ke lima. b. Sistem TN-C-S Pada sistem ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem. Bisa digunakan GPAS maka titik pembumian dengan netral pada konsumen di tempatkan sebelum GPAS. c. Sistem TN-C Fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar proteksi di seluruh sistem, bila menggunakan GPAS maka pembumian dengan netral padam konsumen ditempatkan sebelum GPAS. d. Sistem IT Sistem tegangan IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari bumi atau satu titik dihubungkan ke bumi
4 4 melalui suatu impendansi tinggi minimum 1000 ohm. BKT instalasi listrik dibumikan secara sendiri-sendiri atau secara kolektif atau ke pembumian sistem Elektroda Pentanahan Elektroda pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan membuat kontak langsung dengan tanah. Adanya kontak langsung tersebut bertujuan agar diperoleh pelaluan arus yang sebaikbaiknya apabila terjadi gangguan sehingga arus tersebut disalurkan ke tanah. Menurut PUIL 2000 [ ], elektroda adalah pengantar yang ditanamkan ke dalam tanah yang membuat kontak lansung dengan tanah. Untuk bahan elektroda pentanahan biasanya digunakan bahan tembaga maupun baja yang bergalvanis atau dilapisi tembaga sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan memakai bahan lain misalnya pada perusahaan kimia. Elektroda juga dapat diartikan sebagai penghantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kontak langsung dengan bumi. Penghantar bumi yang tidak berisolasi yang ditanam dalam bumi dianggap sebagai bagian dari elektroda bumi Jenis-Jenis Elektroda Jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pentanahan adalah sebagai berikut: a. Elektroda Batang Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Panjang elektroda yang digunakan sesuai dengan pentanahan yang diperlukan. Setelah didapatkan nilai tahanan pentahanan dengan satu buah elektroda batang, dimana belum didapatkan nilai tahanan yang diinginkan, maka tahanan pentanahan dapat diperkecil dengan memperbanyak elektroda yang ditanahkan dan dihubungkan paralel. b. Elektroda Bentuk Plat Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya elektroda ini dapat ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan penggunaannya. Bila digunakan sebagai elektroda pembumian pengaman maka cara pemasangannya adalah tegak lurus dengan kedalaman kira-kira 1 meter di bawah permukaan tanah dihitung dari sisi plat sebelah atas. Bila digunakan sebagai elektroda pengatur yaitu mengatur kecuraman gradien tegangan guna menghindari tegangan langkah yang besar dan berbahaya, maka elektroda plat tersebut ditanam mendatar. c. Elektroda Bentuk Pita Elektroda ini merupakan logam yang mempunyai penampang yang berbentuk pita atau dapat juga berbentuk bulat, pita yang dipilin atau dapat juga berbentuk kawat yang dipilin. Elektroda ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman antara 0,5 sampai 1 meter dari permukaan tanah, tergantung dari kondisi dan jenis tanah. Dalam pemasangannya elektroda pita ini dapat ditanam dalam bentuk memanjang, radial, melingkar atau kombinasi dari lingkaran dan radial. d. Elektroda Lain Bila persyaratan dipenuhi jaringan air minim dari logam dan selubung logam kabel yang tidak diisolasi yang langsung ditanamkan ke dalam tanah. Besi tulang beton atau kontruksi baja bawah tanah lainnya boleh dipakai untuk elektroda Resistansi Pentanahan Resistensi pentanahan meliputi: a. Resistansi pentanahan dari elektroda tanah tergantung pada jenis dan keadaan tanah atau nilai resistans jenis. b. Resistansi pentanahan suatu elektroda harus dapat diukur. Untuk keperluan tersebut penghantar yang menghubungkan setiap elektroda tanah atau susunan elektroda tanah harus dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk keperluan pengujian resistansi pentanahan, pada tempat yang mudah dicapai dan sedapat mungkin memanfaatkan sambungan yang karena susunan instalasi memang harus ada. c. Sambungan penghantar tanah dengan elektroda tanah harus kuat secara mekanis dan menjamin hubungan listrik dengan baik, misalnya dengan menggunakan las,
5 5 klem, atau baut kunci yang tidak mudah lepas. Klem pada elektroda pipa harus menggunakan baut dengan diameter minimal 10 mm. Jika keadaan tanah sangat korosif atau jika digunakan elektroda baja yang tidak digalvanisai, dianjurkan untuk menggunakan luas penampang atau tebal sekurangkurangnya 150%, dari ukuran diatas. Logam ringan hanya boleh ditanam dalam satu jenis tanah jika lebih tahan korosi daripada baja atau tembaga. Permukaan elektroda bumi harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu dan kerikil yang langsung mengenai elektroda bumi memperbesar resistansi pentanahan. Elektroda batang dimasukan tegak lurus kedalam tanah dan panjangnya disesuaikan dengan resistansi pentanahan yang diperlukan. Resistansi pentanahannya sebagian besar tergantung pada panjangnya dan sedikit bergantung pada ukuran penampangnya. Jika beberapa elektroda diperlukan untuk memperoleh resistansi pentanahan yang rendah, jarak antara elektroda tersebut minimum harus dua kali panjangnya. Jika elektroda tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka jarak minimum antara elektroda harus dua kali panjang efektifnya. 3. Data Penelitian 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode experimen dengan metode kuantitatif berupa metode: 1. Studi Kepustakaan, merupakan metode untuk mengkaji teori yang diperlukan dari buku - buku referensi yang menunjang dan berhubungan dengan judul yang diambil. 2. Studi Lapangan, merupakan metode untuk mengumpulkan data secara langsung dari tempat objek penelitian, dimana pengambilan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : a. Observasi, yaitu dengan cara mengamati secara langsung untuk mendapatkan data-data primer yang lebih akurat mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian. b. Menanyakan secara langsung kepada Dosen pembimbing. 3. Diskusi, yaitu melakukan tanya jawab dengan dosen pembimbing dan juga orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya Denah Keseluruhan BTS Gambar 3.1 Denah BTS Pada gambar diatas dijelaskan luas area BTS disertai tinggi menara BTS. Area tower dibatasi oleh dinding yang dibuat secara permanen, hal ini dibuat untuk menghindari adanya aktifitas aktifitas disekitar BTS baik yang dilakukan oleh manusia atau binatang-binatang yang dapat merugikan pihak pengelola BTS. Area tower tersebut dijaga dan dipelihara dengan baik oleh petugas yang berjaga di tower tersebut dengan tujuan untuk menjaga estetika dari tower itu sendiri Cara Mengukur Tahanan Jenis Tanah dengan menggunakan metoda tiga titik Metode tiga titik (three-point methode) dimaksudkan untuk mengukur tahanan pembumian. Misalkan tiga buah batang pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya hendak diukur dan batang-batang 2 dan 3 sebagai batang pengentanahan pembantu yang juga belum diketahui tahanannya, seperti pada gambar 3.2
6 6 Gambar 3.2 : Rangkaian Pengukuran Tahanan Dengan Metode Tiga Titik Untuk mengetahui apakah suatu tahanan pembumian sesuai dengan standar, maka diperlukan pengukuran tahanan pembumian tersebut. Pengukuran tersebut atas beberapa jenis yang secara menyeluruh disebut sebagai pengukuran tahanan pembumian. Pengukuran yang disebut diatas adalah pengukuran tahanan pembumian yang bertujuan mengetahui besarnya tahanan pembumian. Peralatan yang di perlukan untuk pengukuran pembumian, antara lain : 1. Earth Resistance Tester Dengan data sebagai berikut : - Merek : KYORITSU - Sumber tenaga : 9V DC jenis batre R6P (SUM-3) x 6 - Jenis : digital earth resistance tester 4105A - Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pembumian yang terukur dengan kemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm). Gambar 3.3 : Earth Resistance Tester 1. Eloktroda bantu 2. Kabel penghubung elektroda utama dan bantu 3. Terminal pengukur 4. LCD tampilan nilai ukur 5. Tombol uji untuk mengunci 6. Penghubung atau penjepit elektroda P (Potensial) 7. Penghubung atau penjepit elektroda E (Earth) 8. Penghubung atau penjepit C (Curren / Arus) 2. Elektroda batang bantu Yang berfungsi untuk pembanding dari elektroda utama untuk mendapatkan nilai tahanan pemumian 3. Meteran Alat untuk mengukur jarak elektroda dan kedalaman elektroda 4. Kabel penghubung Kabel penghubung berfungsi untuk earth resistance tester deangan elektroda uji dan elektroda bantu 5. Martil Martil ini berfungsi alat yang digunakanuntuk membantu menanamkan elektroda ke dalam tanah 3.4. Sistem pengukuran Rangkaian alat ukur pembumian 1. Mempersiapkan alat ukur dan bahan. 2. Mengecek tegangan baterai deangan menghidupkan digital earth resistance tester. Jika layar bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik, jika layar menunjukan simbol baretai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai perlu digangi. 3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar dengan menjepit elektroda utama yang diuji dan menanamkan elektroda bantu. Menanamkan elektroda bantu dengan memukul kepala elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya jangan memaksakan menanaman elektroda. 4. Menentukan jarak elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
7 7 5. Pengnukuran tegangan tanah dengan mengarahkan range switch ke earth voltage bernilai lebih tinggi dari 10 V di perkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pembumian. 6. Mengecek penghubungan dan penjepitan pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan mensetting PRESS TO TEST jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukan simbol... yang berkedip-kedip yang perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama. 7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan tombol PRESS TO TEST selama beberapa detik. 8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari digital earth resistance tester. 9. Mengembalikan posisi tombol PRESS TO TEST ke posisi awal. 10. Lakukan langkah 1 sampaai 9 untuk pengukuran berikutnya. Diagram Flowchart proses pengukuran tahanan pembumian Mulai Menyiapkan Alat ukur Mengatur jarak elektroda utama dan bantu Mensetting range switch dan tekan tombol PRESS TO TEST Mencatat tahanan pembumian yang dihasilkan Selesai Gambar 3.4. Diagram Flowchart Pengukuran 4. Analisa Sistem Pembumian 4.1. Analisis Nilai Tahanan Pada Pembumian Mengunakan Perhitungan Pada penelitian diambil lokasi di BSC Banjarsari dengan sistem pembumian tunggal, jenis tanah yaitu tanah liat atau tanah ladang dengan resistansi jenis tanah 100 ohm meter. Pemasangan 1 buah earthing rod pada tanah liat atau tanah ladang dapat dihitung sebagai berikut : Untuk tanah liat atau tanah ladang dengan nilai resistansi 100 Ω meter dengan menggunakan Earthing Rod ukuran 0,02 x 5 meter. Diketahui: ρ = 100 Ω l = 5 m a = 2 cm = 0.02 m Z = 50 cm = 0.5 m Dengan menggunakan rumus R= ( ) Maka didapat R= ( R= 17,59Ω ) Sedangkan untuk pemasangan elektroda plat dengan panjang 20cm, lebar 10cm dan tinggi 1cm. Dengan menggunakan rumus: R= (ln + + ln ) Maka akan didapat hasil sebagai berikut: R= (ln + + ln )
8 8 = ( + ln ,5 1,6 + 1,2 = 0,8 (1,4 + 1,3 + 2, ,5 1,6 + 1,2 = 0,8 (5,9) = 4,72 Ω Pada prinsipnya untuk memperkecil nilai tahanan pembumian secara teori ialah dengan menambahkan batang elektroda (R) yang dihubungkan secara paralel dan minimal jarak antara elektroda 2 x panjangnya ; = R T R 1 R 3 R 2 Untuk mendapatkan nilai pembumian yang sesuai dengan standar Konstruksi yang berlaku yaitu < 1 untuk tower atau BTS, Maka: Pemasangan batang earthing rod pada jenis tanah liat atau tanah ladang dengan nilai resistansi 100 Ω meter Untuk pembumian BTS dengan menggunakan eartthing rod ukuran 0,02 x 5 meter. Telah diketahui bahwa R= 17,59 Ω, maka untuk mendapatkan hasil Rtotal dengan hasil kurang dari satu dibutuhkan pemasangan batang dengan jumlah lebih besar dari harga R tersebut. Dengan menggunakan rumus: = R T R 1 R 3 R 2 Dengan menggunakan elektroda batang sebanyak 20 buah maka di peroleh hasil Rtotal = 0,88 Ω. R n R n Dengan menggunakan elektroda plat sebanyak 8 buah maka di peroleh hasil Rtotal = 0,59 Ω. Untuk memperbaiki nilai tahanan pembumian dapat dilakukan dengan cara : 1. Memperbanyak titik kontak langsung antara instalasi pembumian dengan tanah, yaitu menambah earthing rod yang dihubungkan secara paralel. 2. Sistem TN (Pembumian Netral Pengaman (PNP) Memperlebar bidang kontak langsung antara batang pembumian dengan tanah. 3. Mengencangkan semua titik sambungan pada instalasi pembumian Analisis Nilai Tahanan Pada Pembumian Mengunakan Alat Ukur - Pengukuran di BTS (Base Transceiver Station) Telkomsel CMS 009 Banjarsari Gambar 4.1 Hasil Pengukuran di BTS (Base Transceiver Station) Telkomsel CMS 009 Banjarsari Sedangkan untuk Pemasangan elektroda plat pada jenis tanah liat atau tanah ladang dengan nilai resistansi 100 Ω meter Untuk pembumian BTS dengan menggunakan elektroda plat dengan ukuran 20x10x1 cm. Telah diketahui bahwa R= 4,72 Ω, maka untuk mendapatkan hasil Rtotal dengan hasil kurang dari satu dibutuhkan pemasangan batang dengan jumlah lebih besar dari harga R tersebut. Dengan menggunakan rumus: = R T R 1 R 3 R 2 R n - Pengukuran di TSK 057 Cikohkol Gambar 4.2 Hasil Pengukuran di TSK 057 Cikohkol
9 4.3. Analisa Dengan Menggunakan Perhitungan Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan 2 buah jenis elektroda didapat hasil yang sangat berbeda dari segi jumlah elektrodanya. Hasil yang didapat dengan menggunakan elektroda batang memerlukan 20 batang elektroda batang, sedangkan untuk hasil dengan menggunakan elektroda pelat memerluakan 8 buah elelktroda, hal ini mengacu pada jumlah akhir yang diinginkan yaitu untuk tahanan pembumian pada sebuah tower BTS adalah kurang dari satu. Pemasangan elektroda pembumian pada BTS Banjarsari telah sesuai dengan standar yaitu harga tahanan yang kurang dari satu, hal ini telah sesuai dengan standar yang telah disyaratkan oleh PUIL Elektroda yang terpasang pada tower BTS Banjarsari yaitu elektroda plat, karena dengan menggunakan elektroda plat selain untuk mendapatkan harga tahanan kurang dari satu, harga ekonomisnya pun diperhitungkan dan juga tidak memelukan area yang sangat luas. Berdasarkan perhitungan yang telah dibahas sebelumnya untuk elektroda plat dengan menggunakan rumus: R= (ln + ) + ln Maka didapat hasil sebagai berikut: R = (ln + + ln = ( + ln ,5 1,6 + 1,2 = 0,8 (1,4 + 1,3 + 2, ,5 1,6 + 1,2 = 0,8 (5,9) = 4,72 Ω Dengan harga R= 4,72 Ω, maka memerlukan sedikitnya 5 buah elektroda plat untuk memperkecil harga R tersebut. Ini berdasarkan rumus : = R T R 1 R 3 R 2 ) R n dalam perhitungan ini plat yang digunakan adalah sebanyak 8 buah dengan alasan untuk mendapatkan harga R yang sangat kecil yaitu 0,59 Ω. Setelah dilakukan penelitian pada sistem pembumian BTS yang ada di wilayah Banjarsari bisa dikatakan bagus karena sudah sesuai dengan standar yang sudah disayaratkan oleh PUIL Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, untuk mengetahui Jenis sistem pentanahan di BTS Telkomsel BSC Banjarsari adalah memakai Sistem TN-C-S atau Pembumian Netral Pengaman (PNP) yaitu mempunai satu titik yang di bumikan langsung. Untuk nilai tahanan pembumian di CMS 009 Banjarsari sebesar 0,21 Ω, pengukuran dilakukan pada saat setelah turun hujan atau dalam keadaan tanah basah, sedangkan untuk nilai tahanan pembumian di TSK 057 Cikohkol sebesar 0,24 Ω, pengukuran disini juga dilakukan pada saat setelah turun hujan. 2. Dari hasil perhitungan dan pengukuran besarnya nilai tahanan pembumian di BTS Telkomsel BSC Banjarsari sudah memenuhi nilai standar yaitu < 1 Ω (PUIL 2000), sehingga sistem pembumian yang ada pada BTS tersebut bisa dikatakan bagus. Dengan menggunakan elektroda plat melebihi harga R, maka didapat harga Rtotal <1 Ω. Apabila disaat pengukuran harga R > 1 Ω berarti ada beberapa elektroda yang putus atau tidak tersambung satu dengan yang lainya. 5.2 SARAN 1. Setelah memperhatikan sistem pentanahan yang ada di BTS Telkomsel BSC Banjarsari ada beberapa prasana penghantar pembumian yang kurang maksimal diantaranya dalam perawatan 9
10 10 sambungan antara kabel pentanahan dengan tiang tower harus diperhatikan biar dalam sambungan tersebut tidak berkarat. 2. Untuk memperkecil resistansi tanah sebaiknya rumput ilalang yang ada dipermukaan tanah sebaiknya ditiadakan atau dibuang, karena dengan adanya rumput ilalang tersebut dapat menambah jumlah resistansi tanah tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1 Bonggas L.Tobing, Peralatan Tegangan Tinggi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta Gonen,Turan, Electric Power Distribution System Engineering, Penerbit McGraw-Hill. 3 Pabla, AS dan Hadi Abdul, Sistem Distribusi Daya Listrik, Penerbit Erlangga T.S Hutauruk, Pengetanahan Netral sistem tenaga dan pengetanahan peralatan Penerbit Institut Teknologi Bandung T.S Hutauruk, Transmisi Daya Listrik, Penerbit Erlangga , Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Penerbit Yayasan PUIL , Standard Konstruksi PLN DJBB JUNI 2002, Penerbit PT.PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan
Lebih terperinciAnalisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter
Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter Achmad Budiman* 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG
JETri, Volume 13, Nomor 2, Februari 2016, Halaman 61-72, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG Ishak Kasim, David
Lebih terperinciEKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28 ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN ELEKTRODA PEMBUMIAN SECARA HORIZONTAL TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT DAN TANAH PASIR
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan
Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan Jamaaluddin 1) ; Sumarno 2) 1,2) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jamaaluddin.dmk@gmail.com Abstrak - Syarat kehandalan
Lebih terperinciBAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI
167 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan
Lebih terperinciPenentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik
Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik (Depth Determination of Electrode at Sand and Gravel Dry for Get The Good Of Earth
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI
HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,
Lebih terperinciPENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH
PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH Oleh : Sugeng Santoso, Feri Yulianto Abstrak Sistem pembumian
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang
Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang Sudaryanto Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara Jl. SM. Raja Teladan, Medan Abstrak Sistem pembumian
Lebih terperinciPERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND)
Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako, 2) Dosen
Lebih terperinciHasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru
Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DI KABUPATEN BARRU Hasrul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan, dan instalasi dengan bumi atau tanah sehingga dapat mengamankan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana
PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana ABSTRAK Tahanan pentanahan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG
ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG Wahyono *, Budhi Prasetiyo Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof Sudarto, SH Tembalang Semarang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN
KAAKTESTK BATANG PENTANAHAN SSTEM AANG-GAAM (SGAANG) SEBAGA UPAYA PEBAKAN SSTEM PENTANAHAN Zainal Abidin Program Studi Teknik Elektro Universitas slam Lamongan E-mail: inal9474@gmail.com ABSTACT The research
Lebih terperinciJenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Elektroda Batang (Rod) Elektroda Pita Elektroda Pelat Elektroda Batang (Rod) ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab
107 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab Ilyas*, Yessi Marniati Politeknik Negeri
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN Achmad Budiman Pro Studi Teknik Elektro, Universitas Borneo Tarakan Jalan Amal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900 sebelumnya sistem sistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciSatellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT
Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Sistem pentanahan Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat - perangkat yang mempergunakan listrik
Lebih terperinciMETODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK
Hasrul, Metode Pengukuran dan Pengujian Sistem Pembumian Instalasi istrik METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTAASI ISTRIK Hasrul Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang
BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG) Disusun Oleh: RISMA LAKSANA D 400 100 011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak
BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN 3.1 Pengukuran Pentanahan Dalam pengukuran pentanahan atau grounding pada area UPI Setiabudi ini terlebih dahulu meracang atau membentuk pola konsep area yang digambar
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT
PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan: Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH
STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH Zulfikar Limolang Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar Jl.Perintis
Lebih terperinci3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :
3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : R = Dimana : = tahanan jenbis tanah ( ) L = Panjang elektroda batang (m) A = Jari-jari
Lebih terperinciby: Moh. Samsul Hadi
by: Moh. Samsul Hadi - 6507. 040. 008 - BAB I Latar Belakang PT. Unilever Indonesia (ULI) Rungkut difokuskan untuk produksi sabun batangan, deo dan pasta gigi PT. ULI Rungkut mempunyai 2 pabrik produksi,
Lebih terperinciJURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )
IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33) Ija Darmana *, Dea Ofika Yudha, Erliwati Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik
Lebih terperinciStudi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah
Vokasi Volume 8, Nomor 2, Juni 2012 ISSN 1693 9085 hal 121-132 Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah MANAGAM RAJAGUKGUK Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Perancangan Grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Di Teknik Elektro (Wahyudi Budi P dkk) PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciPERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN
PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN Wiwik Purwati Widyaningsih Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Semarang,
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Memperhatikan masalah keamanan baik terhadap peralatan dan pekerjaan, maka diperlukan usaha untuk membuat suatu sistem keamanan yang bisa melindungi
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Salah satu faktor kunci dalam setiap pengamanan atau perlindungan rangkaian listrik baik keamanan bagi peralatan maupun keamanan bagi manusia adalah dengan cara menghubungkan
Lebih terperinciBAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga
BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era global saat ini telekomunikasi sudah menjadi bagian yang sangat penting bagi setiap orang, maka dari itu pelayanan telekomunikasi harus memiliki kualitas dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (State of The Art Review) Penelitian mengenai kawat tanah pada jaringan distribusi tegangan menengah saat ini telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan 1 Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900 Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)
IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33) Ija Darmana a, Dea Ofika Yudha b, Erliwati c a Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK
BAHAN AJAR : PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK Oleh : Ir. Jamaaluddin, MM. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO SIDOARJO 2017 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum, wr, wb Dengan mengucapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun langkah-langkah penyusunan ditunjukkan oleh gambar 3.1. Studi pendahuluan. Identifikasi dan perumusan masalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Langkah-langkah Penyusunan Karya Tulis Adapun langkah-langkah penyusunan ditunjukkan oleh gambar 3.1 flowchart dibawah ini : Mulai Studi pendahuluan Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciPengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN
PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN IGN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali ABSTRAK
Lebih terperinciJURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )
IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33) Ija Darmana *, Dea Ofika Yudha, Erliwati Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Bung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pentanahan adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, dengan pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat menyebabkan sistem tenaga listrik terus
Lebih terperinciDAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3
DAFTAR ISI 18.1. SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3 Halaman 18.1.1. Umum 3 18.1.2. Tujuan Pentanahan Titik Netral Sistem 4 18.1.3. Sistem Yang Tidak Ditanahkan (Floating Grounding) 5 18.1.4.
Lebih terperinciSISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak
e SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Terdapat dua risiko utama dalam pemanfaatan energi listrik, yaitu arus kejut listrik dan suhu
Lebih terperinciGROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV
GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV Moediyono Program Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstract Moediyono, in paper grounding system at 20 KV electrical
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI
ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI Oleh Mohammad Waldy (6408030009) Dosen Pembimbing Annas Singgih S., ST., MT. Sidang Field
Lebih terperinciKONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal
KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat mempergunakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL
RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL Oleh Hendra Firdaus ABSTRAK Tahanan tanah diperlukan sebagai proteksi instalasi listrik.jika terjadi hubung singkat. Besar kecilnya nilai tahanan
Lebih terperinciBAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH
BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN
Laporan Penelitian EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2012 1 EVALUASI SISTEM
Lebih terperinciEvaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur
Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur Maulidatun Ni mah *, Annas Singgih Setiyoko 2, Rona Riantini 3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciKata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN
PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung N¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Soemarwanto, M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciPresented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT
Presented by dhani prastowo 6408 030 033 PRESENTASI FIELD PROJECT Latar Belakang Masalah Kesimpulan dan Saran Identifikasi Masalah Isi Pengumpulan dan pengolahan data Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian
Lebih terperinciDepartemen Teknik Elektro Universitas Indonesia
Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia April, 2011 TUJUAN PENTANAHAN Keamanan Bagi Manusia Jalur Bagi Arus Gangguan Proteksi Peralatan Safety Bagi Manusia Melindungi Manusia dari Bahaya Kejutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN
PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN Galuh Renggani Wilis, Irfan Santosa Staf Pengajar Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Jalan Halmahera KM.1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Dari beberapa macam peralatan pengaman jaringan tenaga listrik salah satu pengaman yang paling baik terhadap peralatan listrik dari gangguan seperti ataupun hubung singkat
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D 400 100 002 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad
SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad ABSTRAK Untuk mendapatkan hasil pembumian yang baik harus
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA
SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA Mujiman Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta INTISARI Sistem pentanahan merupakan
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Salah satu faktor kunci dalam setiap usaha pengamanan (perlindungan) rangkaian listrik adalah pentanahan. Apabila suatu tindakan pengamanan/perlindungan yang baik akan
Lebih terperinciSistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi
ix DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PERSYARATAN GELAR... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai tahanan pembumian di suatu lokasi, yaitu sifat geologi tanah, kandungan zat kimia dalam tanah, kandungan air dalam
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 1, Januari 2014 EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA Oleh : Manogu Simangunsong [1], Yuslan Basir [2], Helmi [3], Hazairin Samaulah
Lebih terperinciPemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-39 Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Winanda Riga Tamma, I Made Yulistya Negara, dan Daniar Fahmi
Lebih terperinciDESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK
DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK Mahadi Septian Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 1 Salah satu faktor kunci dalam setiap pengamanan atau perlindungan rangkaian listrik, baik keamanan bagi peralatan maupun keamanan bagi manusia.adalah dengan cara menghubungkan
Lebih terperinciPENGAMANAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PEMBUMIAN NETRAL ( TN ) DAN SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN ( TT ) DI AREA TANGERANG.
PENGAMANAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PEMBUMIAN NETRAL ( TN ) DAN SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN ( TT ) DI AREA TANGERANG. TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi persyaratan Gelar Strata
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN
ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Padang CICI AUGOESTIEN BP
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran Hambatan pentanahan kaki tower SUTT 150 KV transmisi Bantul Wates. Data penelitian tersebut
Lebih terperinciMETODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 3 September 2016; 85-90 METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM Wiwik Purwati Widyaningsih, Teguh Haryono Mulud Jurusan
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENGUKURAN TAHANAN TANAH
PERCOBAAN I PENGUKURAN TAHANAN TANAH I. 1. Tujuan Percobaan Untuk menentukan besarnya tahanan pentanahan pada berbagai jenis kondisi tanah. I. 2. Teori Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN NETRAL TRAFO PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN TINGGI
Rahmawati, Perancangan Sistem Pentanahan Netral Trafo Pada Gardu Trafo Tiang 20 kv dengan Menggunakan Tahanan Tinggi PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN NETRAL TRAFO PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI
PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI 20 kv MENGUNAKAN KOMBINASI GRID DAN ROD DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PADANG Oleh Junaidi Asrul 1, Wiwik Wiharti
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi
STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh : LUCKY DEDY PURWANTORO NIM : 061063009-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciKata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod
EVALUASI INSTALASI SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU DISTRIBUSI BETON TB 54 PT. PLN (PERSERO) AREA JATINEGARA Yasuko Maulina Shigeno, Amien Rahardjo Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK
Lebih terperincimakalah earth tester BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
makalah earth tester BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang mengkhususkan diri pada jasa perencanaan instalasi kelistrikan, sistem pentanahan dan sistem
Lebih terperinciDASAR SISTEM PROTEKSI PETIR
DASAR SISTEM PROTEKSI PETIR 1 2 3 4 5 6 7 8 Karakteristik Arus Petir 90 % i I 50 % 10 % O 1 T 1 T 2 t Karakteristik Petir Poralritas Negatif Arus puncak (I) Maksimum Rata-rata 280 ka 41 ka I T 1 T 2 200
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di
BAB DASAR TEOR.1. Umum (1,) Pengukuran tahanan pembumian bertujuan untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang diperlukan sebagai perlindungan pada instalasi listrik. Dengan adanya pengukuran, maka
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV
IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV ( Aplikasi Pada Tower Transmisi 150 kv Antara Gardu Induk Indarung Dengan Gardu Induk Bungus) Dea Ofika Yudha (1), Ir. Arnita, M. T (2),
Lebih terperinciGROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV
GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV Ahmad Yani Program Studi Sistem Komputer, Universitas Dian Nusantara ahmad.yani@gmail.com ABSTRACT: In paper grounding system at 20 KV electrical
Lebih terperinciMODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN
MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran tahanan pentanahan dan aplikasinya
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENTANAHAN ELEKTRODE ROD DENGAN BIAYA ENERGI YANG EKONOMIS
ANALISA SISTEM PENTANAHAN ELEKTRODE ROD DENGAN BIAYA ENERGI YANG EKONOMIS Nurhabibah Naibaho Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana UNKRIS bibahoo@gmail.com Abstrak Energi
Lebih terperinciBAB III METODE & DATA PENELITIAN
BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah
Lebih terperinciMETODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 1 Januari 2016; 12-17 METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM Wiwik Purwati Widyaningsih, Teguh H.M JurusanTeknikMesin,
Lebih terperinciBAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN
BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN 4.1 Umum Pada setiap gedung yang mempunyai ketinggian yang relatif tinggi diharapkan mempunyai sistem penangkal petir
Lebih terperinciPERHITUNGAN TAHANAN PENTANAHAN GARDU 2 DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR
PERHITUNGAN TAHANAN PENTANAHAN GARDU 2 DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Oleh : DESTRIADI
Lebih terperinciNurudh Dhuha
Nurudh Dhuha 6507 040 030 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Latar Belakang Di Pabrik Tuban
Lebih terperinciGROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008
GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT Electrical engineering Dept Oktober 2008 GROUNDING SYSTEM Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus
Lebih terperincia. Bahwa tenaga kerja dan sumber produksi yang berada ditempat kerja perlu di jaga keselamatan dan produktivitasnya.
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. : PER. 02/MEN/1989 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR MENTERI TENAGA KERJA : Menimbang : a. Bahwa tenaga kerja dan sumber
Lebih terperinci