PROFIL KECAMATAN PARMAKSIAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KECAMATAN PARMAKSIAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2011"

Transkripsi

1 PROFIL KECAMATAN PARMAKSIAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2011 Oleh: Juita Endang Jaya Purba, S.Sos NIP KKP Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Diklat Fungsional Statistisi Tingkat Ahli BADAN PUSAT STATISTIK BPS KABUPATEN TOBA SAMOSIR BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Tahun 2012 i

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat, limpahan rahmat dan pertolongannya, Penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam mengikuti ujian Diklat Jarak Jauh Statistik Ahli tahun 2012 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya Kertas Kerja Perseorangan ini, terlebih khusus kepada 1. Bapak Drs.Suharno, M.Sc, Kepala BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Bapak Darwis Sitorus,S.Si,M.Si, Kepala BPS Kabupaten Toba Samosir 3. Bapak/ Ibu pegawai BPS Provinsi Sumatera Utara dan Bapak/ Ibu pegawai BPS Kabupaten Toba Samosir yang telah membantu menyelesaian KKP ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa KKP ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran demi penyempurnaan kertas kerja ini sangat diharapkan. Akhir kata Penulis juga berharap semoga KKP ini dapat berguna dan bermanfaat bagi perbaikan kinerja pegawai BPS khususnya Koordinator Statistik Kecamatan untuk masa yang akan datang, terima kasih. Balige, Oktober 2012 Penulis, Juita Endang Jaya Purba, S.Sos NIP ii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN...vi BAB I Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 4 BAB II... 5 BAB III Kependudukan Pendidikan Kesehatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) BAB IV Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN iii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah Penduduk Kecamatan Parmaksian Menurut Desa, Jenis Kelamin, Kepadatan Penduduk, dan Sex Ratio Tahun Tabel 2 Desa Menurut Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Tahun Tabel 3 Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha/Sektor (Persen) iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Diagram Boxplot Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Parmaksian Tahun Gambar 2 Piramida Penduduk Kecamatan Parmaksian Tahun Gambar 3 Jumlah Murid PAUD, TK, SD, SLTP, SMA, SMK Menurut Jenis Kelamin Tahun v

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Pengolahan Korelasi Luas Wilayah dengan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Parmaksian Tahun Lampiran 2 Tabel Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenisnya dan Desa/Kelurahan Tahun Lampiran 3 Jumlah Tenaga Medis Menurut Jenisnya dan Desa/Kelurahan Tahun Lampiran 4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kecamatan Di Kabupaten Toba Samosir (Juta Rupiah) Lampiran 5 Struktur Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kecamatan Tahun 2011 (Persen) vi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu amanat yang tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini dapat dicapai melalui pembangunan daerah. Pembangunan daerah itu sendiri merupakan suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Pembangunan daerah yang dilakukan akan berhasil dengan baik apabila didukung dengan data statistik yang baik. Seperti ada pepatah mengatakan membangun memang mahal tetapi membangun tanpa data jauh lebih mahal. Penggunaan data statistik dalam membangun mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan pembangunannya. Di era otonomi sekarang ini, sebagian besar kewenangan pemerintahan dilimpahkan kepada daerah. Pelimpahan kewenangan ini memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada daerah untuk membangun daerahnya masing-masing. Pembangunan yang dilakukan masing-masing daerah tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing daerah tersebut mulai dari tingkat kabupaten/kota sampai ke tingkat kecamatan. Kebutuhan akan data ini 1

8 bisa dipenuhi dengan data primer (mengumpulkan sendiri) maupun sekunder (data bersumber dari pihak lain). Demikian juga halnya di Kecamatan Parmaksian yang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Untuk mendukung pembangunan yang dilakukan di kecamatan ini diperlukan data statistik area kecil untuk tingkat kecamatan seperti profil kecamatan. Keberadaan profil kecamatan ini tentunya akan sangat membantu dalam perencanaan pembangunan di kecamatan ini Rumusan Masalah Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011 banyak melaksanakan pendataan yang mengumpulkan data mengenai karakteristik daerah seperti Daerah Dalam Angka. Hasil dari pendataan tersebut disajikan dalam publikasi Toba Samosir Dalam Angka yang tersedia di tingkat kabupaten/kota. Untuk pembangunan di tingkat kecamatan juga dibutuhkan data karakteristik untuk tingkat kecamatan. Data tingkat kecamatan tersedia dalam publikasi Kecamatan dalam Angka, dengan ketersediaan data tingkat kecamatan yang baik maka pembangunan di tingkat kecamatan akan berjalan dengan baik. Penulis adalah seorang pegawai BPS yang bertugas sebagai Koordinator Statistik Kecamatan yang ditugaskan di Kecamatan Parmaksian. Untuk itu penulis merasakan keingintahuan yang lebih dalam lagi mengenai profil kecamatan ini. Oleh karena itu muncul pertanyaan pada diri penulis dan keingintahuan lebih dalam lagi mengenai: 2

9 1) Bagaimanakah gambaran kependudukan dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian? 2) Bagaimanakah gambaran pendidikan dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian? 3) Bagaimanakah gambaran kesehatan dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian? 4) Bagaimanakah gambaran perekonomian dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Kertas Kerja Perorangan (KKP) ini sebagai berikut: 1) Mengetahui gambaran kependudukan dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian. 2) Mengetahui gambaran pendidikan dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian. 3) Mengetahui gambaran kesehatan dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian. 4) Mengetahui gambaran perekonomian dan karakteristiknya di Kecamatan Parmaksian. 3

10 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Kertas Kerja Perorangan (KKP) adalah Tersedianya gambaran Profil Kecamatan Parmaksian (mengenai kependudukan, pendidikan, kesehatan, perekonomian) yang dapat digunakan bagi pemerintah, stakeholder, dan peneliti dalam membangun Kecamatan Parmaksian Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Metode Penelitian, menguraikan metode yang akan dipergunakan dalam penelitian. Uraian mencakup uraian tentang rancangan penelitian dan metode penelitian yang dipilih, prosedur pengambilan/pemilihan sampel dan penentuan unit analisis, sumber dan teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian, pengolahan dan analisis data termasuk (uji) validitas dan reliabilitas data yang sesuai dengan rancangan penelitian yang diusulkan, dan lokasi dan waktu penelitian. Bab III Hasil dan Pembahasan, menyajikan hasil-hasil penelitian, analisis, dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Bab IV Simpulan dan Saran, berisi penyataan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti berkaitan dengan KKP berupa simpulan dan saran. 4

11 BAB II METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam KKP ini, sebagian berasal dari data primer yang bersumber dari desa dan sebagian lagi data sekunder yang berasal dari Kecamatan Parmaksian Dalam Angka Tahun 2012, dan literatur lainnya. Dalam KKP ini hanya akan membahas Profil Kecamatan Parmaksian tahun Penulisan KKP ini menggunakan metode sebagai berikut: 1) Statistik Deskriptif Statistik deskriptif sering disebut sebagai statistik deduktif digunakan dengan cara merangkum sekumpulan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan cepat memberikan informasi seperti penyajian dalam bentuk tabel, grafik, nilai pemusatan dan nilai penyebaran. (1) Mean atau Rata-rata Hitung Rata-rata hitung sering juga disebut rata-rata adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok data. Nilai rata-rata umumnya cenderung terletak di tengah suatu kelompok data yang disusun menurut besar kecilnya nilai. Nilai ratarata mempunyai kecenderungan memusat, sehingga sering disebut ukuran kecenderungan memusat (measures of central tendency). Rumus dari rata-rata hitung adalah sebagai berikut: 5

12 Keterangan: : rata-rata : observasi variabel ke-i : jumlah sampel (2) Median Median adalah nilai tengah atau nilai yang ada di tengah sekelompok data yang diurutkan mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Rumus dari median adalah sebagai berikut: Untuk n Ganjil Untuk n Genap atau nilai yang ke (k+1) (3) Diagram Boxplot Dalam statistik deskriptif, box plot atau boxplot (juga dikenal dengan boxand-whisker diagram atau plot) adalah cara yang tepat untuk menggambarkan kelompok data numerik melalui ringkasan lima angka: observasi terkecil, kuartil bawah (Q 1 ), median (Q 2 ), kuartil atas (Q 3 ), dan observasi terbesar. Diagram boxplot juga menggambarkan setiap observasi yang berada jauh di luar ringkasan lima angka tersebut, yang kemudian disebut outlier. 6

13 2) Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Pearson (dinotasikan dengan r) digunakan untuk mengukur korelasi (ketergantungan linier) anta dua variabel X dan Y dengan nilai antara +1 dan -1. Koefisien Korelasi Pearson dikenal luas di dalam ilmu pengetahuan sebagai ukuran ketergantungan linier antar 2 variabel. Koefisien ini dikembangkan oleh Karl Pearson dari ide yang mirip tetapi sedikit berbeda dari ide yang dikenalkan Francis Galton tahun 1880-an. Rumus untuk menghitung r adalah sebagai berikut: Keterangan: : rata-rata variabel X : rata-rata variabel Y : observasi variabel X ke-i : observasi variabel Y ke-i : jumlah sampel 7

14 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kependudukan Penduduk Kecamatan Parmaksian tahun 2011 adalah sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dengan luas 46,43 km 2 atau sebesar 2,30 persen dari luas Kabupaten Toba Samosir, kecamatan ini mempunyai kepadatan penduduk sebesar 223,26 jiwa/km 2. Sex Ratio Kecamatan Parmaksian pada tahun 2011 adalah 100,15 yang berarti setiap ada 100 perempuan di Kecamatan Parmaksian juga terdapat laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah laki-laki dan perempuan di Kecamatan Parmaksian relatif sama banyak. Tabel 1 Jumlah Penduduk Kecamatan Parmaksian Menurut Desa, Jenis Kelamin, Kepadatan Penduduk, dan Sex Ratio Tahun 2011 No. Desa Luas Wilayah Laki-laki Perempuan Jumlah Kepadatan Sex Penduduk Ratio (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Siantar Utara 3, , Dolok Nauli 3, , Jonggi Manulus 3, , Banjar Ganjang 3, , Pangombusan 3, , , Lumban Sitorus 2, , Bius Gu Barat 3, , Lumban Huala 7, , Tangga Batu II 7, , Tangga Batu I 5, , , Lumban Manurung 1, , Kecamatan Parmaksian 46, ,15 Sumber: Kecamatan Parmaksian Dalam Angka

15 Melihat distribusi penduduknya, penduduk terbanyak berada di Desa Pangombusan yaitu sebesar jiwa. Hal ini wajar saja mengingat Desa Pangombusan merupakan ibukota Kecamatan Parmaksian, di mana biasanya ibukota kecamatan memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan desa lainnya. Selain itu juga dikarenakan adanya perusahaan industri besar yang bergerak di bidang pulp di mana sebagian besar tenaga kerjanya bertempat tinggal di Desa Pangombusan. Gambar 1 Diagram Boxplot Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Parmaksian Tahun 2011 Sumber: Diolah dari Kecamatan Parmaksian Dalam Angka

16 Berdasarkan diagram tersebut dapat kita ketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Pangombusan merupakan outlier atau pencilan dari jumlah penduduk di Kecamatan Parmaksian. Hal ini mengakibatkan dalam analisis selanjutnya akan memengaruhi gambaran jika penulis menggunakan mean atau rata-rata hitung. Sehingga untuk analisis lebih lanjut yang berhubungan dengan jumlah penduduk, penulis menggunakan median atau nilai tengah. Berdasarkan sebaran data tersebut, menunjukkan bahwa dalam menangani Desa Pangombusan seperti masalah kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian perlu mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan desa lainnya. Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar dari desa-desa lainnya, akan dapat menjadi suatu keuntungan atau suatu kerugian bagi Kecamatan Parmaksian. Penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan, namun sebaliknya penduduk yang besar tapi dengan kualitas rendah justru bisa menjadi beban yang berat. Tabel 2 Desa Menurut Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2011 Luas Wilayah Di Bawah Median (<3,79 km 2 ) Di Atas Median ( 3,79 km 2 ) Kepadatan Penduduk Di Bawah Median (<223,22 jiwa/ km 2 ) Di Atas Median ( 223,22 jiwa/ km 2 ) 1) Siantar Utara 2) Bius Gu Barat 1) Banjar Ganjang 2) Pangombusan 3) Lumban Sitorus 4) Lumban Manurung 1) Dolok Nauli 2) Jonggi Manulus 3) Lumban Huala 4) Tangga Batu II 1) Tangga Batu I Sumber: Diolah dari Kecamatan Parmaksian Dalam Angka

17 Bila kita memperhatikan sebaran desa menurut luas wilayah dan kepadatan penduduknya (seperti dalam Tabel. 2) dapat kita ketahui bahwa masih terdapat 2 desa yang luas wilayahnya di bawah median (<3,79 km 2 ) dan kepadatan penduduknya di bawah median (<223,22 jiwa/ km 2 ) yaitu Desa Siantar Utara dan Desa Bius Gu Barat. Juga terdapat 1 desa yang luas wilayahnya di atas median ( 3,79 km 2 ) dan kepadatan penduduknya di atas median ( 223,22 jiwa/ km 2 ) yaitu Desa Tangga Batu I. Nilai koefisien korelasi Pearson antara luas wilayah dan kepadatan penduduk adalah sebesar -0,341. Angka ini menunjukkan bahwa hubungan antara luas wilayah dan kepadatan penduduk negatif dan sangat lemah bahkan cenderung tidak ada. Sehingga hal ini tentunya akan menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi disribusi penduduk di Kecamatan Parmaksian. Melihat struktur umur di Kecamatan Parmaksian, pada golongan umur tahun untuk tiap golongan umur 5 tahunannya proporsi tidak terjauh berbeda. Hal ini tentunya turut dipengaruhi oleh keberadaan perusahaan industri besar pulp yang berada di Desa Pangombusan yang mempekerjakan banyak penduduk usia kerja. Sehingga banyak juga menarik orang-orang untuk datang bekerja dan tinggal di sekitar perusahaan industri besar pulp di Kecamatan Parmaksian khususnya di Desa Pangombusan. Untuk golongan umur tahun, kita melihat bahwa berkurang jauh dari golongan umur 0-14 tahun menunjukkan bahwa untuk usia tahun banyak penduduk Kecamatan Parmaksian yang merantau untuk mencari 11

18 pendidikan di luar Kecamatan Parmaksian. Hal ini sangat dimungkinkan karena untuk pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas banyak terdapat di ibukota kabupaten Toba Samosir yang berjarak 23 km dari Kecamatan Parmaksian, dengan kualitas dan sarana dan prasarana yang lebih baik. Salah satu bukti nyatanya adalah dengan adanya beberapa sekolah unggulan di ibukota kabupaten. Gambar 2 Piramida Penduduk Kecamatan Parmaksian Tahun Laki-laki Perempuan Sumber: Diolah dari Kecamatan Parmaksian Dalam Angka Pendidikan Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penduduk yang berkualitas akan menjadi aset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan. Salah satu cara meningkatkan kualitasnya adalah dengan pendidikan. Oleh karena itu 12

19 peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Di Kecamatan Parmaksian sudah terdapat sarana pendidikan seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Di mana sekolah swasta tersedia untuk semua tingkat tersebut dan sekolah negeri hanya tersedia untuk tingkat PAUD, TK, dan SD. Dengan tidak adanya Perguruan Tinggi atau Universitas di kecamatan ini mengharuskan setiap penduduk yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat ini harus melanjutkannya di luar kecamatan ini. Dari 11 unit sekolah PAUD yang terletak di 9 desa, tiga di antaranya adalah milik swasta. Sekolah PAUD ini memiliki jumlah guru dan murid masingmasing sebanyak 22 guru dan 355 murid, yang berarti rasio murid terhadap guru sebesar 17 di mana rata-rata satu orang guru mengajar sekitar 17 murid. Pada tingkat TK terdapat tiga unit sekolah, dua di antaranya adalah milik swasta dengan jumlah guru dan murid sebanyak 12 guru dan 247 murid dengan rasio guru terhadap murid sebesar 21, artinya rata-rata satu orang guru mengajar sekitar 21 murid. Kecamatan Parmaksian juga telah memiliki 9 unit SD, dengan rincian 8 sekolah negeri dan 1 sekolah swasta. Kesembilan sekolah tersebar di delapan desa, dengan jumlah guru dan murid masing-masing sebanyak 130 guru dan 1749 Murid. Rasio murid SD terhadap guru sebesar 14 orang, artinya rata-rata tiap 13

20 guru mengajar sekitar 14 murid. Sementara rasio murid terhadap sekolah sebesar 195. Ini berarti bahwa rata-rata murid tiap sekolah sekitar 195 murid. Gambar 3 Distribusi Jumlah Guru dan Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Parmaksian Dari gambar 3 hal menarik yang dapat kita lihat bahwa Di Kecamatan Parmaksian terdapat 6 sekolah dasar yang memiliki jumlah murid dan guru dibawah rata-rata jumlah murid dan guru sekolah dasar, dan terdapat 2 sekolah dasar yang memiliki jumlah murid dan guru diatas rata-rata. Tetapi terdapat satu sekolah dasar yang distribusi jumlah guru dan muridnya tidak seimbang dimana jumlah gurunya berada dibawah rata-rata namun memiliki jumlah murid diatas rata-rata. 14

21 Gambar 3 Jumlah Murid PAUD, TK, SD, SLTP, SMA, SMK Menurut Jenis Kelamin Tahun PAUD TK SD SLTP SMA SMK Laki-laki Perempuan Sumber: Diolah dari Kecamatan Parmaksian Dalam Angka 2012 Hal menarik yang dapat kita perhatikan adalah rata-rata jumlah murid SD per kelas adalah 291,5 murid, sedangkan rata-rata jumlah murid SLTP per kelas adalah 128 murid. Hal ini akan menunjukkan bahwa sekitar separuh dari murid SD di Kecamatan Parmaksian per kelasnya tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP di Kecamatan Parmaksian. Hal ini bisa diakibatkan oleh siswa tersebut memang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP atau bisa juga melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP tetapi di luar Kecamatan Parmaksian. Hal ini tentunya menjadi perhatian dan masukan untuk kita semua dalam mengembangkan pendidikan di Kecamatan Parmaksian. 15

22 4.3. Kesehatan Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tersedianya fasilitas kesehatan yang baik, murah dan terjangkau oleh semua kalangan adalah salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dan lebih jauh menjadi prasyarat tercapainya masyarakat yang sejahtera. Kecamatan Parmaksian saat ini telah memiliki 28 unit sarana kesehatan yang terdiri dari satu unit puskesmas, 3 unit puskesmas pembantu, 9 unit poskesdes, 4 unit praktek bidan dan 12 unit posyandu. Desa Lumban Manurung yang merupakan desa pemekaran terakhir di Kecamatan Parmaksian adalah satusatunya desa yang belum memiliki fasilitas kesehatan. Peranan dokter, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan 16

23 memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat. Saat ini di Kecamatan Parmaksian telah ada 26 tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 dokter, 22 bidan, dan 3 perawat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB atas dasar harga berlaku di Kecamatan Parmaksian tahun 2011 adalah sebesar ,47 juta rupiah atau sebesar 30, 86 persen dari total PDRB Kabupaten Toba Samosir. Dari jumlah tersebut 94,45 persennya disumbangkan oleh sektor Industri Pengolahan. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Parmaksian mempunyai peranan yang besar dalam PDRB Kabupaten Toba Samosir. dengan menyumbangkan 30,86 persen dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten. Keberadaan perusahaan industri besar pulp tentunya sangat mempunyai peranan yang sangat besar dengan menyumbang 94,45 persen PDRB Kecamatan Parmaksian. Tentunya dengan keberadaan ini diharapkan dapat menghasilkan efek multiplier yang dapat membantu perekonomian di kecamatan ini. Pengaruh ini dari sisi transportasi, rumah makan, perdagangan, dan lain-lain. Namun sejauh mana pengaruhnya baik positif maupun negatif yang dihasilkan bisa diteliti lebih lanjut lagi. Kinerja perekonomian Kecamatan Parmaksian pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun 2010, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga 17

24 konstan 2000, mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,87 persen yang meningkat dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 sebesar 2,75 persen. Sektor listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 7,07 persen dibanding dengan sektor perekonomian lainnya. Disusul oleh perdagangan, hotel, dan restoran 6,81 persen, pertanian 4,59 persen, sektor bangunan 3,12 persen, sektor pertambangan dan penggalian 2,89 persen, sektor jasa-jasa 2,85 persen, sektor industri pengolahan 2,74 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 2,72 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 2,21 persen. Tabel 3 Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha/Sektor (Persen) Lapangan Usaha/Sektor 2010 r) 2011 *) (1) (2) (3) 1. Pertanian 5,73 4,59 2. Pertambangan dan Penggalian 6,78 2,89 3. Industri Pengolahan 2,57 2,74 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 9,45 7,07 5. Bangunan 3,97 3,12 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,76 6,81 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,80 2,21 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,38 2,72 9. Jasa-jasa 2,01 2,85 Keterangan : r) Angka perbaikan *) Angka sementara PDRB 2,75 2,87 18

25 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Penduduk Kecamatan Parmaksian tahun 2011 adalah sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. 2) Kepadatan penduduk Kecamatan Parmaksian tahun 2011 sebesar 223,26 jiwa/km 2 dengan sex ratio sebesar 100,15. 3) Jumlah penduduk di Desa Pangombusan merupakan outlier dari seluruh desa di Kecamatan Parmaksian, sehingga dalam melaksanakan pembangunan di sana diperlukan perlakuan khusus. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh keberadaan perusahaan industri besar pulp di kecamatan ini. 4) Kecamatan Parmaksian memiliki 11 PAUD, 3 TK, 9 SD, 2 SLTP, dan 2 SMK. 5) Rata-rata jumlah murid SD per kelas adalah 291,5 murid, sedangkan ratarata jumlah murid SLTP per kelas adalah 128 murid. Hal ini akan menunjukkan bahwa sekitar separuh dari murid SD di Kecamatan Parmaksian per kelasnya tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP di Kecamatan Parmaksian. Hal ini bisa diakibatkan oleh siswa tersebut memang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP atau bisa juga 19

26 melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP tetapi di luar Kecamatan Parmaksian. 6) Kecamatan Parmaksian memiliki 1 Puskesmas, 2 Pustu, 9 Poskesdes, 4 praktek bidan, dan 12 Poskesdes. 7) Kecamatan Parmaksian memiliki 1 dokter, 20 bidan, dan 3 perawat. 8) PDRB atas dasar harga berlaku di Kecamatan Parmaksian tahun 2011 adalah sebesar ,47 juta rupiah atau sebesar 30, 86 persen dari total PDRB Kabupaten Toba Samosir. Dari jumlah tersebut 94,45 persennya disumbangkan oleh sektor Industri Pengolahan Saran Dalam penulisan KKP ini, berikut ini saran yang dapat diberikan: 1) Dalam melaksanakan pembangunan di Kecamatan Parmaksian, perlu adanya perlakuan khusus untuk Desa Pangombusan. 2) Perlu penambahan sekolah SLTP di Kecamatan Parmaksian untuk menampung kapasitas siswa SD yang ada di Kecamatan Parmaksian. 3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keberadaan perusahaan industri besar pulp terhadap distribusi penduduk di Kecamatan Parmaksian. 4) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efek multiplier yang ditimbulkan oleh keberadaan perusahaan industri besar pulp terhadap perekonomian di Kecamatan Parmaksian. 20

27 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir Kecamatan Parmaksian Dalam Angka Balige: BPS Kabupaten Toba Samosir. Phinastika, D. Pembangunan Ekonomi Daerah. Melalui Setiawan, N Teori Analisis Deskriptif. Melalui [18/01/12] Soemilto Remi, S Implikasi Proyeksi Penduduk: Akan Dibawa Kemana Indonesia. Melalui [09/11/09] Supranto, J Statistik; Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Wikipedia. Box Plot. Melalui [22/09/12] Wikipedia. Pearson Product-Moment Correlation Coefficient. Melalui [11/08/12] 21

28 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Pengolahan Korelasi Luas Wilayah dengan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Parmaksian Tahun 2011 Correlations Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Luas Wilayah Pearson Correlation Sig. (2-tailed).305 N Kepadatan Penduduk Pearson Correlation Sig. (2-tailed).305 N

29 Lampiran 2 Jumlah Murid SD, SLTP, dan SLTA Menurut Lembaga dan Lokasi Sekolah Tahun 2011 Lokasi S ekolah (1) SD S L T P SLTA SMK Nege Neger Swast Nege Negeri Swasta Swasta Swasta ri i a ri (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Siantar Utara Dolok Nauli Jonggi Manulus Banjar Ganjang Pangombusan Lumban Sitorus Bius Gu Barat Lumban Huala Tangga Batu II Tangga Batu I Lumban Manurung Jumlah Sumber : Kecamatan Parmaksian Dalam Angka

30 Lampiran 3 Jumlah Guru SD, SLTP Menurut Lembaga dan Lokasi Sekolah Tahun 2011 S D S L T P Lokasi Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Siantar Utara Dolok Nauli Jonggi Manulus Banjar Ganjang Pangombusan Lumban Sitorus Bius Gu Barat Lumban Huala Tangga Batu II Tangga Batu I Lumban Manurung Jumlah Sumber : Kecamatan Parmaksian Dalam Angka,

31 Lampiran 4 Tabel Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenisnya dan Desa/Kelurahan Tahun 2011 Desa/Kelurahan (1) Rumah Sakit Puske smas Puske smas Pemba ntu Jenis Sarana Kesehatan Poliklin ik/bpu Poskes des Praktek Dokter Praktek Bidan Posya ndu Juml ah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Siantar Utara Dolok Nauli Jonggi Manulus Banjar Ganjang Pangombusan Lumban Sitorus Bius Gu Barat Lumban Huala Tangga Batu II Tangga Batu I Lumban Manurung Jumlah Sumber: Kecamatan Parmaksian Dalam Angka

32 Lampiran 5 Jumlah Tenaga Medis Menurut Jenisnya dan Desa/Kelurahan Tahun 2011 Desa/Kelurahan (1) Jenis Tenaga M edis Dukun Jumlah Dokter Bidan Perawat Lainnya Bayi (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Siantar Utara Dolok Nauli Jonggi Manulus Banjar Ganjang Pangombusan Lumban Sitorus Bius Gu Barat Lumban Huala Tangga Batu II Tangga Batu I Lumban Manurung Jumlah Sumber: Kecamatan Parmaksian Dalam Angka

33 Lampiran 6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kecamatan Di Kabupaten Toba Samosir (Juta Rupiah) Kecamatan r 2011* (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Balige , , , , ,29 2 Tampahan , , , , ,31 3 Laguboti , , , , ,58 4 Habinsaran , , , , ,70 5 Borbor , , , , ,53 6 Nassau , , , , ,80 7 Silaen , , , , ,75 8 Sigumpar , , , , ,42 9 Porsea , , , , ,17 10 Pintu Pohan Meranti , , , , ,72 11 Siantar Narumonda , , , , ,05 12 Lumban Julu , , , , ,22 13 Uluan , , , , ,10 14 Ajibata , , , , ,73 15 Parmaksian 1) , , , ,47 16 Bonatua Lunasi 2) , , , ,52 Kabupaten Toba Samosir , , , , ,34 Keterangan : r) : Angka Perbaikan *) : Angka Sementara 1) Masih bergabung dengan Kecamatan Porsea 2) Masih bergabung dengan Kecamatan Lumban Julu 27

34 Lampiran 7 Struktur Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kecamatan Tahun 2011 (Persen) Kecamatan Lapangan Usaha PDRB Jumlah (Jutaan Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Balige 11,58 0,26 33,11 0,70 12,66 13,91 3,76 9,30 14,71 100, ,29 2 Tampahan 60,21 0,43 11,57 1,54 6,05 5,76 1,79 0,28 12,37 100, ,31 3 Laguboti 38,27 0,88 12,30 1,84 9,40 21,66 6,02 0,65 8,99 100, ,58 4 Habinsaran 60,93 0,91 19,75 0,98 3,86 6,41 2,18 0,21 4,76 100, ,70 5 Borbor 68,55 0,27 4,84 1,91 9,71 5,40 1,31 0,20 7,82 100, ,53 6 Nassau 61,74 0,35 6,77 1,33 10,33 7,31 1,45 0,24 10,47 100, ,80 7 Silaen 57,27 1,00 13,49 1,61 5,79 11,95 3,81 0,39 4,71 100, ,75 8 Sigumpar 45,24 0,42 15,54 1,66 5,85 17,78 4,30 0,24 8,96 100, ,42 9 Porsea 44,37 0,32 6,55 1,76 9,92 22,55 5,49 0,48 8,56 100, ,17 10 Pintu Pohan Meranti 46,72 0,57 5,13 6,14 12,16 16,39 1,69 0,59 10,63 100, ,72 11 Siantar Narumonda 41,56 0,35 6,87 2,01 10,97 17,28 3,16 0,26 17,53 100, ,05 12 Lumban Julu 59,72 1,26 8,02 1,27 4,91 13,60 2,71 0,35 8,16 100, ,22 13 Uluan 56,37 2,08 10,40 1,90 7,17 8,77 4,72 0,22 8,37 100, ,10 14 Ajibata 41,71 1,85 5,66 1,72 6,02 16,65 17,61 0,37 8,41 100, ,73 15 Parmaksian 2,16 0,02 94,45 0,23 0,81 1,15 0,47 0,04 0,67 100, ,47 16 Bonatua Lunasi 48,58 1,04 11,10 2,01 8,78 10,44 4,42 0,57 13,06 100, ,52 Kabupaten Toba Samosir 24,47 0,44 43,12 1,04 7,01 10,04 3,08 2,87 7,95 100, ,34 Keterangan : Lapangan Usaha 1 = Pertanian 4 = Listrik Gas dan Air Bersih 7 = Pengangkutan dan Komunikasi 2 = Pertambangan dan Penggalian 5 = Bangunan 8 = Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 3 = Industri Pengolahan 6 = Perdagangan Hotel dan Restoran 9 = Jasa-Jasa 28

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2012 iv STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2012 ISSN : 2087-5932 No. Publikasi : 1206.2012.06 Katalog BPS : 1101002.12.06.073 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 ISBN : 978-602-6431-04-2 No. Publikasi : 12060.1532 Katalog BPS : 1101002.1206073 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SILAEN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SILAEN 2016 ISBN : 978-602-70782-9-1 No. Publikasi : 12060.1627 Katalog BPS : 1101002.1206060 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data

Lebih terperinci

Kecamatan Parmaksian KECAMATAN PARMAKSIAN. Struktur Organisasi. Data Pegawai PANGKAT / PENDIDIKAN TERAKHIR NAMA NO.

Kecamatan Parmaksian KECAMATAN PARMAKSIAN. Struktur Organisasi. Data Pegawai PANGKAT / PENDIDIKAN TERAKHIR NAMA NO. Kecamatan Parmaksian KECAMATAN PARMAKSIAN Struktur Organisasi Data Pegawai NO. NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT / GOLONGAN JABATAN PENDIDIKAN TERAKHIR 1 2 3 4 5 6 1 Janji Situngkir, SH 195807021986021004 2 Paiman

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012 BPS KABUPATEN DELI SERDANG No. 01/07/1212/Th. XIV, 8 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan jumlah kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 BPS KABUPATEN ASAHAN No. 01/05/1208/Th. XVII, 26 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Asahan Tahun 2013 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/07/1207/Th. VII, 18 Juli 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013 mengalami perlambatan jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dam masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013 BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT No. 22/09/1216/Th. IX, 22 September 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,86 persen dimana

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

JENIS PENGADAAN LELANG/SELEKSI E-PURCHASING LANGSUNG (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

JENIS PENGADAAN LELANG/SELEKSI E-PURCHASING LANGSUNG (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) Lampiran Nomor : 520/ /KKP/I/2013 Tanggal : Januari 2013 NO NAMA PAKET PEKERJAAN KEGIATAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : Tanggal : KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR,

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1204.032 Statistik Daerah Kecamatan Sarudik Pelabuhan Perikanan Nusantara Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

BAB II ASPEK STRATEGIS

BAB II ASPEK STRATEGIS BAB II ASPEK STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 16 BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah proses merubah struktur ekonomi yang belum berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LAGUBOTI 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LAGUBOTI 2016 ISBN : 978-602-70782-4-6 No. Publikasi : 12060.1623 Katalog BPS : 1101002.1206040 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Barus Utara. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Barus Utara. Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1204.073 Statistik Daerah Kecamatan Barus Utara Makam Tuan Ambar Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi 4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat adanya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN SSK. III.1. Aspek Non Teknis

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN SSK. III.1. Aspek Non Teknis BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN III.1. Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran penataan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI KOTA BEKASI PADA MASA OTONOMI DAERAH OLEH PRITTA AMALIA H

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI KOTA BEKASI PADA MASA OTONOMI DAERAH OLEH PRITTA AMALIA H ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI KOTA BEKASI PADA MASA OTONOMI DAERAH OLEH PRITTA AMALIA H14103119 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan

Lebih terperinci

KECAMATAN SIANTAR NARUMONDA DALAM ANGKA 2016 Nomor ISSN : 2461-0100 Nomor Publikasi : 12060.1615 Katalog : 1102001.1206072 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 95 halaman Pengumpul Data:

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 % No, 11/02/13/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 % Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 meningkat sebesar 6,2 persen terhadap 2012, terjadi pada semua

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam struktur perekonomian yang diperlukan bagi terciptanya pertumbuhan yang terus menerus. Pembangunan

Lebih terperinci

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas

Lebih terperinci

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 No. 44/10/31/Th. XIV, 1 Oktober 2012 PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan total PDRB Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 41/11/31/Th. X, 17 November 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk Profil Barito Utara 00 SUMBER DAYA MANUSIA A. Penduduk. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk, maka semua Kecamatan yang berada di Kabupaten Barito Utara mempunyai kepadatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 75/11/12/Thn. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang menggambarkan realitas masyarakat yang menerima Bantuan Langsung Tunai dari pemerintah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat. 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci