KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
|
|
- Handoko Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA Februari 2015 A PRASETYANTOKO Chief Economist LUTFIL KHAKIM Economist
2 Review Makroekonomi Global: Perang Melawan Inflasi Rendah Masih Berlanjut. Pertumbuhan global tidak sesuai harapan. Pemulihan negara maju belum menyakinkan. Harga Minyak yang terus turun Domestik: BI Rate Berpotensi Turun Jika Mempertimbangkan Inflasi Dan Defisit Transaksi Berjalan Namun Terkendala Sudden Reversal.
3 Negara Maju Berjuang Mengatasi Inflasi Rendah United States Indicators Ref Last Previous ^ Change GDP Growth (% YoY) q % 2.70% -0.20% Inflation (% YoY) Dec % 1.30% -0.50% Interest Rate (%) Jan % 0.25% 0.00% Euro Area Indicators Ref Last Previous ^ Change GDP Growth (% YoY) q % 0.80% 0.00% Inflation (% YoY) Dec % -0.20% -0.40% Interest Rate (%) Jan % 0.05% 0.00% Japan Indicators Ref Last Previous ^ Change GDP Growth (% YoY) q % -0.20% -1.00% Inflation (% YoY) Dec % 2.40% 0.00% Interest Rate (%) Jan % 0.00% 0.00% China Indicators Ref Last Previous ^ Change GDP Growth (% YoY) q % 7.30% 0.00% Inflation (% YoY) Dec % 1.40% 0.10% Interest Rate (%) Jan % 5.60% 0.00% Negara yang melonggarkan kebijakan moneternya Negara-negara kekuatan ekonomi utama berjuang mengatasi tingkat inflasi yang rendah. Berbagai stimulus makro dan moneter diluncurkan. Beberapa negara tercatat melonggarkan kebijakan moneternya pada Januari 2015 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain Euro Area, Jepang, China, India, Australia, Kanada.
4
5
6 Sumber: google Global economy is like a jet with one quite stong engine (AS), another engines (Euro and Japan) are still colapse, and last engine (China) is losing its power. 3/9/2015 6
7
8
9
10 Price War...
11
12
13 Target Pertumbuhan Ekonomi Sulit Dicapai Asumsi Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator APBN 2015 APBN-P 2015 (hasil pembahasan) Pertumbuhan Ekonomi 5,8% 5,7% Inflasi 4,4 (+/-1%) 5,0% Suku Bunga SPN 3 bln 6,0% 6,2% Kurs Rp/Dolar AS Rp Rp Harga Minyak Mentah 105 US$/barel 60 US$/barel Lifting minyak mentah 900 ribu barel/hari 825 ribu barel/hari Lifting gas ribu barel/hari ribu barel/hari Sumber: APBN-P 2015 Pertumbuhan 2015 sulit dicapai, mengingat bebarapa hal pokok: 1. Suku bunga masih tinggi, dan likuiditas di pasar domestik masih volatile 2. Pengeluaran pemerintah belum bisa dimaksimalkan 3. Investasi sulit didorong secara maksimal, mengingat defisit neraca transaksi berjalan masih besar
14 3/9/2015 Potret Makro Profil risiko perekonomian 2015 meningkat (Asumsi dasar dekonomi makro Inflasi (% yoy) : naik dari 4,4% (APBN 20015) menjadi 5% (RAPBN-P 2015) Nilai tukar (Rp/USD) : naik dari Rp menjadi Rp (proyeksi BI Rp ). Tingkat Bunga SPN 3 Bulan rata-rata (%) : 6% menjadi 6,2% Potensi untuk ekspansi juga meningkat Pertumbuhan ekonomi (% yoy) : 5,8% Harga minyak (ICP) turun dari 105$/barel menjadi 70$/barel. Defisit APBN turun dari 2,21% menjadi 1,90% terhadap PDB. Belanja turun Rp 44 T (2,2%) Penghematan subsidi energi Rp 186,27 T (54%) 14
15 Kebijakan Fiskal Pengematan subsidi energi sebesar Rp 186,26 triliun paling banyak dialihkan ke program ekonomi, dengan tambahan Rp 72 T, perlindungan sosial (Rp 20 T), Pendidikan (Rp 7,4 T), Perumahan dan Fasilitas Umum (Rp 3 T). APBN 2015 (Rp Triliun) RAPBN-P 2015 Perubahan % Subsidi Energi 344,7 158,4 (186,26) (54,0%) Subsidi Non Energi 69,9 74,2 4,3 6,1% Dana Desa 9,06 20,76 11,7 129,1% Fungsi APBN-2015 (Rp Triliun) RAPBN-P 2015 (Rp Triliun) Perubahan ( Rp miliar) % 1 Pelayanan Umum 891,76 712,84 ( ,0) (20,1) 2 Pertahanan 96,82 97,44 622,6 0,6 3 Ketertiban dan Keamanan 46,13 49, ,2 7,0 4 Ekonomi 143,52 216, ,4 50,8 5 Lingkungan hidup 10,67 11, ,7 11,6 6 Perumahan & Fas. Umum 20,46 27, ,1 32,1 7 Kesehatan 21,11 24, ,9 14,7 8 Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1,92 2,62 702,8 36,5 9 Agama 5,28 5,82 543,2 10,3 10 Pendidikan 146,39 153, ,4 5,1 11 Perlindungan Sosial 8,31 29, ,1 250,0 Total 1.392, ,76 (61.675,6) (4,4) Sumber: RAPBN-P 2015
16 Penyertaan Modal Negara (PMN) PT SMI mendapat PNM paling besar (Rp 20 T), disusul PT Antam (Rp 7 T), PT Bank Mandiri (Rp 5,6 T) 2015 Nama Perusahaan Selisih APBN RAPBN-P Nominal % 1 Perum Bulog 3, , PTPN III 3, , PT Angkasa Pura II 3, , PT Hutama Karya 3, , Perum Perumnas 2, , PT Waskita Karya Tbk 3, , PT SMI 2, , , % 8 PT Bank Mandiri 5, , PT Kereta Api Indonesia 2, , PT Antam 7, , Sumber: RAPBN-P 2015
17 Target Kualitatif Sasaran Target 1 Rasio biaya logistik nasional terhadap PDB (%) 23,6% 2 Rata-rata dwlling time (hari) 5-6 hari Pertumbuhan PDB riil subsektor perdagangan besar dan eceran (%) 6,7% Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antarwaktu (%) < 9 Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antarwilayah (%) < 14,2 Sumber: RAPBN-P 2015, Kemenkeu 3/9/
18 Pertumbuhan Sektoral Sektor Lapangan Usaha 2014 (Outlook)-% 2015 (RAPBN-P)-% 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,9 4,1 2 Pertambangan dan Penggalian 1,7 1,8 3 Industri Pengolahan 4,7 6,1 4 Pengadaan Listrik dan Gas 5,0 5,6 5 Pengadaan Air 4,2 5,3 6 Konstruksi 6,0 6,4 7 Perdagangan besar dan eceran 4,5 4,9 8 Transportasi dan Komunikasi 9,1 9,7 9 Penyediaan Akomodasi dan Mamin 5,1 5,7 10 Informasi dan Komunikasi 9,1 9,7 11 Jasa Keuangan 8,2 8,8 12 Real Estat 6,3 6,8 13 Jasa Perusahaan 8,7 9,1 14 Administrasi Pem, Pertahanan dan Jamsos 0,6 1,4 15 Jasa Pendidikan 7,3 8,8 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,6 6,9 17 Jasa Lainnya 6,1 6,7 3/9/2015 PDB 5,1 5,8 18
19 Target Pertumbuhan Sektor Konstruksi dan Real Estate 2015 Realistis Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Indonesia Lapangan Usaha 2014 Rata-rata * Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.18% 4.09% 4.10% Pertambangan dan Penggalian 0.55% 2.74% 1.80% Industri Pengolahan 4.63% 4.96% 6.10% Pengadaan Listrik dan Gas 5.57% 6.93% 5.60% Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang 3.05% 4.38% 5.30% Konstruksi 6.97% 7.10% 6.40% Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4.84% 6.74% 4.90% Transportasi dan Pergudangan 8.00% 7.79% 9.70% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.91% 6.50% 5.70% Informasi dan Komunikasi 10.02% 11.51% 9.70% Jasa Keuangan dan Asuransi 4.93% 7.24% 8.80% Real Estat 5.00% 7.07% 6.80% Jasa Perusahaan 9.81% 8.55% 9.10% Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.49% 4.26% 1.40% Jasa Pendidikan 6.29% 8.24% 8.80% Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.01% 7.79% 6.90% Jasa Lainnya 8.92% 7.45% 6.70% Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 5.02% 5.82% Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 5.13% 7.50% Produk Domestik Bruto (PDB) 5.02% 5.84% 5.70% Sumber: BPS *) Proyeksi APBN-P 2015 Meskipun target pertumbuhan ekonomi sulit dicapai, namun proyeksi pertumbuhan sektor konstruksi (6,4%) dan real estate (6,8) pada 2015 lebih realistis. Pemerintah memiliki target pembangunan 1 juta unit rumah
20 Inflasi Rendah, BI Rate Berpotensi Turun Desember 2014 terjadi deflasi 0,24% (MoM) atau inflasi 6,96% (YoY). Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,04%. Komponen inti, harga yang diatur pemerintah, dan bergejolak memberikan andil pada inflasi Deskripsi Des'14 Jan'15 Inflasi MTM YTD YOY Umum % -0.24% 6.96% Inti % 0.61% 4.99% Harga diatur pemerintah % -3.51% 12.31% Bergejolak % 0.55% 8.35% Energi % -6.48% 13.81% masing-masing 0,37%, minus 0,73%, 0,12%. Sementara komponen energi menyumbang minus 0,65%.
21 Pertumbuhan Harga Bahan Bangunan Melambat Indeks Harga Material Bangunan Januari 2015 Secara tahunan, pasir membukukan kenaikan tertinggi (13,92%) sementara besi batangan untuk beton bertulang tercatat yang terendah (1,24%). Secara bulanan, bata membukukan kenaikan tertinggi (1,96%). Besi batangan untuk beton bertuang, besi lainnya, dan kabel tercatat mengalami penurunan harga masing-masing 0,02%, 0,05%, dan 0,20%. Semen naik 8,3% (tahunan) dan hanya naik 0,09% (bulanan), akibat kebijakan pemerintah menurunkan harga eceran. Jenis Barang Indeks Harga Inflasi (Deflasi) Bulanan Tahunan Lantai Keramik % 5.34% Pipa PVC dan Pelengkapnya % 9.33% Batu Kerikil % 10.32% Bahan dari Alumunium % 7.21% Besi Batangan Untuk Beton Bertulang % 1.24% Kayu % 6.51% Semen % 8.40% Kaca % 7.33% Batu Alam % 12.34% Pasir % 13.92% Bahan Kayu Siap Pasang % 9.68% Closet, Wastafel, dan sejenisnya % 10.09% Besi Lainnya % 4.72% Atap dan lainnya % 6.58% Batu belah % 8.36% Plywood dan sejenisnya % 6.14% Paku, Sekrup, Baut % 5.64% Peralatan Listrik % 4.78% Bata % 8.34% Kabel % 4.76% Cat % 4.65% Campuran Semen dan Pasir % 7.33% Aspal % 8.42% Tandon Air % 3.03% Alat Konstruksi % 4.72% Tanah untuk mengubur % 6.98% Indeks Harga Material Bangunan % 12.34% Sumber: BPS/CEIC/Diolah
22 Demam Batu Mendorong Ekspor Neraca perdagangan Desember 2014 tercatat surplus US$185,80 juta, lebih buruk dibandingkan Desember 2013 yang surplus US$1,51 miliar. Sepanjang Januari-Desember 2014, defisit tercatat US$1,89 miliar, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit US$4,08 miliar. Uraian Nov-2014 (US$ juta) Dec-2014 (US$ juta) Perubahan % MoM % YoY Ekspor 13,616 14, % % - Migas 2,107 2, % % - Non-Migas 11,509 12, % -9.55% Impor 14,042 14, % -6.61% - Migas 3,473 3, % % - Non-Migas 10,569 11, % -1.68% Surplus (Defisit) (425) % % Ekspor nonmigas Desember 2014 mencapai US$12,27 miliar, naik 6,59% (MoM) dan turun 9,55% (YoY). Peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$168,6 juta (55,00%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$51,6 juta (2,94%). Impor nonmigas Desember 2014 mencapai US$11,05 miliar, naik 4,51% (MtM) dan turun 1,69% (YoY). Nilai impor nonmigas terbesar adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,02 miliar yang turun 0,47% (MtM).
23 Rupiah Menyentuh Level Terendah Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp per dolar AS pada akhir Januari 2014, terdepresiasi 1,49% (MoM) dan 3,26% (YoY). Rata-rata perputaran transaksi di bank domestik sepanjang Desember 2014 sebesar US$627 juta perhari, lebih tinggi 15,58% dibandingkan bulan sebelumnya sementara di bank asing US$226 juta perhari, lebih tinggi 34,04%. Cadangan Devisa per akhir Januari 2014 sebesar US$114,25 miliar, naik 2,13% (MoM). 23
24 Pasar Berharap Suku Bunga Turun Inflasi dan (juga) suku bunga diekspektasikan turun, sebagaimana tercermin dari yield obligasi yang lebih rendah dibanding periode-periode sebelumnya. Government Bond Yield Tenor Yield Change (%) 30 Jan '14 MTM YTD YOY 1 Yr % -9.62% % 5 Yr % % % 10 Yr % % % 20 Yr % % % Corporate Bond Yield, Rating AA Tenor Yield Change (%) 30 Jan '14 MTM YTD YOY 1 Yr % -7.16% -7.33% 5 Yr % -8.06% % 10 Yr % -7.68% %
25 Asing Melakukan Aksi Jual Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di level 5.289,40 pada akhir Januari 2015, naik 1,19% (MoM) atau 19,70% (YoY). Dibandingkan bulan Desember 2014, ratarata volume transaksi saham turun 17,48% menjadi 7,13 miliar lembar saham per hari. Rata-rata nilai transaksi pada Januari 2015mencapai Rp6,51 triliun, lebih tinggi 2,31% dibanding bulan lalu dan lebih tinggi 34,31 dibanding Januari Investor asing membukukan net selling Rp1,04 triliun sepanjang Januari Sebagai perbandingan, asing membukukan net selling Rp7,95 triliun pada Desember 2014 dan net buying Rp2,48 triliun pada Januari 2014.
26 3/9/2015
27 3/9/2015 Indeks Properti tumbuh paling tinggi (hampir 40%) y-o-y. Disusul pertumbuhan sektor keuangan, sektor barang konsumsi dan infrastrutur
28 3/9/2015 Sejak 2009, Indeks Perkebunan bergerak flat, sementara indeks pertambangan mulai menurun pada akhir Sementara itu, IHSG terus melaju
29 Indeks properti bergerak datar, tak secara proporsional mengikuti dinamika IHSG. Salah satu sebabnya, market cap properti masih relatif kecil 3/9/2015
30 Rupiah melemah secara fundamental 3/9/2015
31 Nilai tukar beberapa kali mengalami mini-crisis. Gejolak merupakan yang terburuk setelah krisis 1997/ /9/2015
32 3/9/2015 Depresiasi nilai tukar sejak Mei 2013 hingga Feb-2015 sudah lebih dari 30%
33 Investor asing cenderung meninggalkan pasar modal Indonesia 3/9/2015
34 3/9/2015 Melemahnya nilai tukar seiring dengan melemahnya arus modal asing di pasar modal kita
35 3/9/2015 Current Account Sejak akhir 2011, CA mengalami defisit seiring dengan turunnya ekspor barang
36 3/9/2015 Neraca Pembayaran Mengandalkan aliran modal asing, terutama dalam bentuk investasi portofolio.
37 Neraca Perdagangan terus tertekan 3/9/2015
38 Makin tergantung external financing 3/9/
39 Review Industri Loan-to-deposit Ratio Turun Karena Aktivitas Penghimpunan Dana Lebih Lambat Dari Penyaluran Dana.
40 produksinya. Penghimpunan DPK Melambat Dana Pihak Ketiga (Rp triliun) DPK Dec-14 Pertumbuhan % qoq % yoy Giro % 6.08% - Rupiah % 7.53% - Valas % 3.11% Tabungan 1, % 6.06% - Rupiah 1, % 5.86% - Valas % 8.65% Simpanan Berjangka 1, % 19.71% - Rupiah 1, % 22.50% - Valas % 5.77% Total DPK 4, % 12.01% Sumber: Bank Indonesia Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp4.008 triliun pada Desember pertumbuhan secara tahunan 12,01% (yoy), Lebih rendah dibandingkan November 2014 yang 13,40%. Giro tercatat Rp846 triliun, tumbuh 6,08% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang 7,80% (yoy). Tabungan tercatat Rp1.296 triliun, tumbuh 6,06% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang 7,00% (yoy). Simpanan Berjangka tercatat Rp1.866 triliun, tumbuh 19,71% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang 21,20% (yoy). Perlambatan pada simpanan milik perseorangan terkait meningkatnya konsumsi masyarakat yang bertepatan dengan hari Natal, Tahun Baru dan libur sekolah. Sementara pada simpanan milik korporasi terkait pembiayaan kegiatan
41 Kredit Desember Melambat Kredit Perbankan (Rp triliun) Kredit Dec-14 Pertumbuhan % qoq % yoy Kredit Investasi % 12.57% Kredit Modal Kerja 1, % 10.66% Kredit Konsumsi 1, % 11.61% Total Kredit 3, % 11.38% Sumber: Bank Indonesia Posisi penyaluran kredit perbankan tercatat sebesar Rp3.702 triliun pada Desember 2014, atau tumbuh 11,38% (yoy) lebih rendah dibanding November 2014 yang 11,7% (yoy). Perlambatan terjadi pada kredit untuk modal kerja (KMK) dan investasi (KI). Perlambatan KMK terutama terjadi pada Industri industri perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh 12,5% (yoy), lebih rendah dibanding November 2014 yang 15,0% (yoy). Sementara itu, perlambatan KI terjadi pada Industri Pengolahan yang tumbuh dari 22,3% (yoy) pada Desember 2014 dari 24,8% (yoy) pada November 2014.
42 Kredit Melambat Pertumbuhan kredit Nov (11,4%), turun dari Okt (12,37%), akibar kenaikan BI rate. Kredit KPR & KTA merosot paling tajam pada kredit properti Bank BUMN. Kredit properti Bank BUMN Nov tumbuh 14,27%. Kredit KPR & KTA hanya tumbuh 11,52%. Sumber: CEIC, BTN
43 Bunga Kredit Naik Per-Nov 2014, bunga kredit modal kerja (12,53%), Investasi (11,48%), konsumsi (12,48%). Sumber: CEIC, BTN
44 Permintaan Pembiayaan Properti Stagnan Kredit Properti (Rp triliun) Kredit Properti Dec-14 Pertumbuhan % qoq % yoy KPR dan KPA % 12.72% Konstruksi % 27.10% Real Estat % 19.10% Total Kredit Properti % 17.26% Sumber: Bank Indonesia Penyaluran kredit di sektor properti pada Desember 2014 tercatat Rp555 triliun atau tumbuh 17,3% (yoy), sama seperti bulan sebelumnya. Perkembangan penyaluran kredit properti yang relatif stagnan dipengaruhi penyaluran kredit konstruksi yang tumbuh 27,1% (yoy) sama seperti bulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran KPR/KPA tercatat tumbuh lebih rendah 12,7% (yoy) dibandingkan November 2014 yang 12,9%. Sebaliknya kredit real estate tumbuh 19,1% (yoy) meningkat dibandingkan November 2014 yang 18,7%.
45 Biaya Dana Meningkat Rasio Keuangan Rasio Dec-14 Variance Monthly Yearly CASA 53.44% -0.04% -3.00% LDR 92.37% 0.10% 3.79% Sumber: Bank Indonesia Komposisi dana murah terhadap total simpanan tercatat 53,44%, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Meski begitu, rasio LDR tercatat meningkat. Rata-rata suku bunga kredit Desember 2014 tercatat 12,96%, sedikit lebih rendah dibandingkan November 2014 yang berada di level 12,97%. Sementara itu, rata rata suku bunga deposito berjangka waktu 1,3, 6, dan 12 bulan pada Desember 2014 masing masing sebesar 8,57%, 9,32%, dan 8,86% atau lebih tinggi dibandingkan November 2014 yang masing masing sebesar 8,20%, 9,02%, 9,30%, dan 8,74%.
46 "Working Cabinet" of Jokowi 3/9/2015 Ciputra World 46
47 Policy Orientation Maritime Axe connecting dispersed-islands. Attention to the outer of Java, Papua for instance. Development from marginal (sector and geographical issue. 3/9/
48 3/9/2015 Ciputra World 48
49 ASEAN Economic Community /9/
50
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciLAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014
LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan
Lebih terperinciAnalisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1
Lebih terperinci% (yoy) Feb'15 Mar'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinci% yoy. Jan*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004
BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Desember 2016 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Desember 2016. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat
Lebih terperinciBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009
Perkembangan Asumsi Makro BAB I BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 1.1 Pendahuluan Memasuki tahun 2009, efek lanjutan dari pelemahan ekonomi global semakin dirasakan
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciBAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003
BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;
Lebih terperinciKAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist
KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist Isi Presentasi Mengapa perlu kenaikan harga BBM? Beban Anggaran Kemiskinan dan BLSM Benarkah keputusan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN
Lebih terperinci% (yoy) Oct'15 Nov'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciabungan, baik dalam rupiah giro valuta
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa tember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) tumbuh 12,7 pada tember. Pertumbuhan M2 tersebut melambat dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO MIXED
29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%
Lebih terperinciSEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?
Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciPerkembangan Uang Beredar (M2)
Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN
PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciCATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN
CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN 2013 Asumsi ekonomi makro yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 6,8 %, laju
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciKREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE
KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciii Triwulan I 2012
ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2010 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR DAN POKOK- POKOK KEBIJAKAN
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan
Lebih terperinciSIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2
SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2 Eric Sugandi Chief Economist eric.sugandi@skhaconsulting.com Ekonomi Indonesia mungkin akan segera memasuki tahap ekspansi pada siklus bisnisnya. Skha Institute
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014
ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun
Lebih terperinciPROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF
PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN * perkiraan
SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciPerkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur
1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK
Lebih terperinciBAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO
BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai dalam tahun 2004 2009, berdasarkan
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2007 REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2007 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 99.3 0 87.9 39.2 75.3 84.0 73.7 78.8 85.6 84.8 35 56.9 24.9 52.9 60 17.2.1 66.7 12.7 62.6 5 31.3 21.7-4.0-5.2 - -9.0 13.7-15.9-15.0-14.5-25 -18.3-35.8 0 - I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciMengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro
Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA
PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA RINGKASAN 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 3 PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PROSPEK PERTUMBUHAN
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004
Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian
Lebih terperinciPertumbuhan PDB Stabil dengan Basis yang Lebih Luas
Highlight PDB Q2 2017 akan tumbuh sekitar 5.1% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Pertumbuhan produksi didorong oleh basis industri yang lebih luas; Konsumsi domestic
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciKinerja CENTURY PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG KEPEMILIKAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG KEPEMILIKAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH Oleh : Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara RAPAT KERJA NASIONAL REAL ESTATE INDONESIA (REI)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinci... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K
1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari
Lebih terperinciMempertahankan Soliditas
Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja
Lebih terperinciSuharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan
Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004
Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama
Lebih terperinci