BAB II. dan memberikan profit yang lebih bagi perusahaan. kesopanan), karakteristik sensori (bau, rasa) (Suardi, 2003).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. dan memberikan profit yang lebih bagi perusahaan. kesopanan), karakteristik sensori (bau, rasa) (Suardi, 2003)."

Transkripsi

1 21 BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai kualitas, biaya kualitas, efisiensi, biaya kualitas dan pengendalian kualitas. Tujuan dari semua itu tidak lain untuk menarik konsumen dan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk kita. Sehingga mereka tetap loyal kepada produk kita. Hal ini akan meningkatkan volume yang dapat dioperasikan dalam skala ekonomis dan memberikan profit yang lebih bagi perusahaan Definisi Kualitas Kualitas menurut ISO 9000:2000 adalah derajat atau tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan/keinginan. Maksud derajat atau tingkat adalah selalu ada peningkatan setiap saat. Sedangkan karakteristik berarti hal-hal yang dimiliki produk, yaitu: karakteristik fisik (elektrikal, mekanikal, biologikal), karakteristik perilaku (kejujuran, kesopanan), karakteristik sensori (bau, rasa) (Suardi, 2003). Menurut Blocher et al. (2007) kualitas (quality ) adalah produk atau jasa sesuai dengan desain atau spesifikasi dan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan pada harga bersaing yang bersedia dibayar pelanggan.

2 22 Kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan. Dalam arti, kualitas merupakan sesuatu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Hansen dan Mowen, 2009). Dari banyak penjelasan diatas mengenai pengertian kualitas, semua memiliki tujuan yang sama yaitu menghasilkan atau membuat suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan sehingga membuat pelanggan puas dengan produk yang dihasilkan Dimensi Kualitas Harapan (ekspektasi) pelanggan dapat dijelaskan melalui atribut-atribut kualitas atau hal-hal yang sering disebut dimensi kualitas. Hansen dan Mowen (2009) mengungkapkan delapan dimensi kualitas agar produk atau jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan: 1. Kinerja (Performance) Tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk 2. Estetika (Aesthetics) Berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, personalia, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa. 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Servicebility) Berkaitan dengan kemudahan merawat dan memperbaiki produk. 4. Keunikan (Features)

3 23 Karakteristik produk yang berbeda secara fungsional dari produk-produk sejenis. 5. Reliabilitas (Reliability) Probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi dimaksud dalam jangka waktu tertentu. 6. Durabilitas (Durability) Umur manfaat dari fungsi produk. 7. Kesesuaian kualitas (Quality of conformance) Ukuran mengenai apakah sebuah produk atau jasa lebih memenuhi spesifikasinya. 8. Ketepatan dalam penggunaan (Fitness for use) Ketepatan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan Faktor Faktor Mendasar yang Mempengaruhi Kualitas Faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi kualitas adalah sembilan bidang dasar yang sering disebut 9M (Feigenbaum, 1992), yaitu: 1. Market (Pasar) Pada masa sekarang pasar lebih luas ruang lingkupnya dan bahkan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang dan jasa yang ditawarkan. 2. Money (Uang)

4 24 Untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan memerlukan adanya biaya. Biaya yang digunakan untuk usaha meningkatkan kualitas disebut biaya kualitas. 3. Management (Manajemen) Manajemen yang berkualitas adalah manajemen yang mampu mengalokasikan tanggung jawab setiap manajer di bidangnya masingmasing secara tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas yang telah ditentukan. 4. Men (Manusia) Dengan adanya manusia yang mempunyai keahlian di bidangnya masingmasing, perusahaan akan merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan. 5. Motivation (Motivasi) Pemberian motivasi yang baik kepada para pekerja sehingga para pekerja bekerja dengan benar sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, hal ini berakibat baik untuk peningkatan kualitas produksi perusahaan. 6. Material (Bahan) Produk yang berkualitas akan diperlukan bahan yang berkualitas pula, maka dalam penyediaan bahan perlu diadakan pengujian yang lebih ketat. 7. Machines (Mesin) dan mechanization (mekanisasi)

5 25 Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan dalam pasar yang bersaing ketat telah mendorong penggunaan perlengkapan pabrik beserta mekanisasinya. 8. Modern information methods (Metode informasi modern) Informasi tentang tanggapan para pelanggan atas produk yang dihasilkan harus segera diperoleh perusahaan guna bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan metode informasi modern guna memperoleh informasi secara cepat dan akurat. 9. Mounting product requirements (Persyaratan proses produksi) Meningkatnya kerumitan dan persyaratan-persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk telah menjadikan keamanan dan keterandalan produk Definisi Biaya Kualitas Dalam menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan maka perusahaan harus mengelurkan biaya-biaya yang berhubungan dengan kualitas tersebut. Definisi dari para ahli tentang biaya kualitas berbeda satu dengan yang lainnya. Biaya kualitas adalah biaya dari aktivitas yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas (Blocher et al., 2007)

6 26 Menurut Horngren et al. (2003) biaya kualitas didefinisikan: The cost of quality (COQ) refer to the costs incrurred to prevent, or costs arising as a result of, producing a low-quality product. This costs focus on conformance quality and are incurred in all business functions of the value chain. Berdasarkan definisi tersebut, yang termasuk biaya kualitas bukan hanya biaya-biaya yang terjadi karena kualitas yang tidak baik yang tidak memenuhi standar/spesifikasi. Tetapi juga mencakup biaya-biaya untuk mencegah timbulnya biaya karena kualitas yang buruk. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang cermat agar semua biaya-biaya tersebut dapat ditekan. Menurut Hansen dan Mowen (2009) biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Biaya kualitas muncul untuk menjaga agar tidak ada produk yang kualitasnya di bawah standar atau dapat dikatakan biaya kualitas adalah biaya yang telah dikeluarkan karena ada produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dari banyak definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena adanya produk gagal/cacat serta biaya untuk mengatasi produk yang memiliki kualitas yang rendah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan serta biaya yang berhubungan dengan masalah penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan.

7 Klasifikasi Biaya Kualitas Menurut Blocher et al. (2007), biaya kualitas digolongkan menjadi empat kategori: 1. Biaya pencegahan (Prevention costs) Yaitu biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan kualitas produk yang dihasilkan, biaya ini meliputi: a. Biaya pengendalian mutu b. Biaya perencanaan mutu c. Biaya pemeliharaan peralatan d. Biaya penjaminan pemasok e. Biaya sistem informasi f. Desain ulang produk dan perbaikan proses g. Perkumpulan mutu 2. Biaya penilaian/deteksi (Appraisal/detection cost) Merupakan biaya yang terjadi dalam pengukuran dan analisis data untuk memastikan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan spesifikasinya. Tujuan utama dari pengukuran, analisis dan pengawasan proses produksi serta pengujian produk dan jasa sebelum pengiriman adalah untuk memastikan bahwa semua unit melebihi atau sesuai dengan persyaratan yang diminta pelanggan. Pengeluaran atas biaya ini tidak menurunkan kesalahan atau mencegah cacat produksi ulang. Aktivitas ini hanya

8 28 mendeteksi unit-unit produk cacat yang sebelum dikirimkan ke pelanggan. Biaya penilaian meliputi: a. Biaya pengujian dan inspeksi. b. Biaya perolehan peralatan pengujian. c. Audit mutu, meliputi gaji dan upah semua orang yang terlibat dalam proses penilaian mutu produksi. d. Pengujian laboratorium. e. Pengujian evaluasi lapangan. f. Biaya informasi. 3. Biaya kegagalan internal (Internal failure costs) Yaitu biaya yang terjadi akibat kualitas buruk yang ditemukan melalui penilaian sebelum produk diserahkan ke pelanggan. Beberapa biaya kegagalan internal adalah: a. Biaya tindakan perbaikan. b. Biaya pengerjaan ulang dan bahan sisa produksi. c. Biaya proses. d. Biaya inspeksi ulang dan pengujian ulang 4. Biaya kegagalan eksternal (External failure costs) Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan mutu setelah produk atau jasa yang tidak dapat diterima mencapai pelanggan, serta kehilangan peluang laba yang disebabkan oleh penyerahan produk barang

9 29 dan jasa yang tidak dapat diterima pelanggan. Biaya berikut merupakan biaya kegagalan eksternal: a. Biaya perbaikan atau pergantian. b. Biaya untuk menangani keluhan dan pengembalian atau retur dari pelanggan. c. Biaya penarikan kembali dan pertanggungjawaban produk. d. Penjualan yang hilang karena produk tidak memuaskan. e. Biaya untuk memperbaiki reputasi. Dari semua biaya-biaya kualitas, kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan. Biaya kegagalan eksternal, seperti juga biaya kegagalan internal, hilang jika tidak ada produk yang cacat Perhitungan Biaya Kualitas Menurut Dunia dan Wasilah (2009) perhitungan biaya kualitas sangat beragam dalam setiap perusahaan, tergantung dengan tujuan manajemen dan jenis perusahaan. Biaya-biaya dimasukan ke dalam perhitungan biaya kualitas antara lain: 1. Bahan baku langsung Merupakan biaya perolehan dari seluruh bahan langsung yang menjadi bagian integral yang membentuk barang jadi. 2. Tenaga kerja langsung Merupakan upah dari semua tenaga kerja langsung yang secara fisik.

10 30 3. Overhead pabrik Merupakan semua biaya untuk memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga langsung. Biaya ini dapat diklasifikasikan dalam tiga unsur pokok: a. Bahan tidak langsung. b. Tenaga kerja tidak langsung. c. Biaya produksi tidak langsung lainnya, seperti: asuransi peralatan pabrik, penyusutan peralatan pabrik, dan lain-lain. Dalam perhitungan biaya kalitas perlu dilakukan pengukuran waktu terhadap setiap kegiatan termasuk sebagai kegiatan kualitas. Sehingga dapat dilakukan kalkulasi biaya dari setiap kegiatan dengan mengalikan waktu yang digunakan dengan faktor biaya. Faktor biaya ini dapat berupa biaya tenaga kerja per jam dan biaya mesin per jam. Selain itu diketahui apakah bahan baku atau material terpakai termasuk bahan baku kegiatan kualitas Mengukur Biaya Kualitas Program peningkatan kualitas perlu diukur agar diketahui apakah program tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Pengukuran kualitas dapat dilakukan berdasarkan biayanya. Menurut Hansen dan Mowen (2005) biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Biaya kualitas yang dapat diamati (Observable quality costs) Biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.

11 31 2. Biaya kualitas yang tersembunyi (Hidden costs) Biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk. Biaya oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi. Biaya-biaya yang tersembunyi seluruhnya berada dalam kategori kegagalan eksternal. Biaya-biaya kualitas yang tersembunyi ini dapat menjadi signifikan, untuk itu perlu diestimasi. Menurut Hansen dan Mowen (2005) ada tiga metode yang digunakan dalam mengukur biaya kualitas yang tersembunyi, yaitu: a. Metode pengali (Multiplier method) Metode ini mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur. b. Metode riset pemasaran (Market research method) Metode riset pasar formal adalah metode-metode yang digunakan untuk menilai efek dari kualitas buruk pada penjualan dan pangsa pasar. c. Fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function) Fungsi kerugian Taguchi mengasumsikan bahwa setiap variasi dari nilai sasaran karakteristik kualitas menyebabkan biaya kualitas tersembunyi. Fungsi kerugian Taguchi dapat dijelaskan dalam persamaan berikut: L(y) = k(y-t)² k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal.

12 32 y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas. T = Nilai target dari karakteristik kualitas. L = Kerugian kualitas. Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan kuadrat deviasi dari batas nilai target: k = c/d² c= Kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah d= Jarak batas dari nilai target Pelaporan Biaya Kualitas Sistem pelaporan biaya kualitas merupakan suatu yang penting bagi perusahaan sebagai alat untuk memperbaiki dan pengendalian biaya kualitas. Yang termasuk dalam pelaporan biaya kualitas adalah mendefinisikan data, mengidentifikasi sumber data, pengumpulan data, serta penyusunan dan pendistribusian laporan biaya kualitas (Blocher et al., 2007). Tujuan utama laporan biaya kualitas menurut Hansen dan Mowen (2005) adalah untuk memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial. Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat lebih mudah dinilai dengan menampilkan biayabiaya kualitas sebagai prosentase dari penjualan aktual.

13 33 Dengan demikian, penggunaan informasi biaya kualitas sebagai upaya untuk mengendalikan biaya kualitas sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya. Menurut Kaplan dan Atkinson (1998), tujuan pelaporan biaya kualitas adalah sebagai berikut: 1. Pelaporan biaya kualitas berguna untuk perbaikan perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan. 2. Pelaporan biaya kualitas berguna sebagai masukkan bagi manajer mengenai hasil upaya pencegahan yang telah dilakukan. 3. Pelaporan biaya kualitas berguna untuk perbaikan kualitas terus-menerus dan untuk menekan biaya secara keseluruhan.

14 34 Tabel 1 Laporan Biaya Kualitas Jensen Products Laporan Biaya Kualitas Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Maret 2006 Biaya kualitas Presentase (%) Dari penjualan Biaya pencegahan: $ ,11% Pelatihan kualitas $ Rekayasa keandalan Biaya penilaian: ,43% Pemeriksaan bahan baku $ Penerimaan produk Penerimaan proses Biaya kegagalan internal: ,04% Sisa bahan $ Pengerjaan ulang Biaya kegagalan eksternal: ,32% Keluhan pelanggan $ Garansi Perbaikan Total biaya kualitas $ ,90% Sumber: Hansen dan Mowen. Manajemen Akuntansi. (2005) Garpersz (2005) berpendapat bahwa laporan biaya kualitas yang berguna sebagai indikator keberhasilan perbaikan kualitas dapat dikaitan dengan ukuran sebagai berikut: 1. Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan. 2. Biaya kualitas dibandingkan dengan harga pokok penjualan. 3. Biaya kualitas dibandingkan dengan keuntungan atau laba perusahaan.

15 Pengendalian Biaya Kualitas Dalam strategi meningkatkan kualitas produk dengan harga yang bersaing tidak dapat lepas dari usaha pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk memastikan suatu produk (barang/jasa) sesuai dengan harapan konsumen. Pengendalian yang baik mensyaratkan standar dan suatu pengukuran biaya sesungguhnya, yang dilaporkan dalam kinerja biaya kualitas. Pengendalian terhadap biaya kualitas dapat menghasilkan penghematan yang terjadi bagi kelangsungan hidup perusahaan. tersebut: Menurut Feigenbaum (1991) ada empat langkah dalam pengendalian 1. Menetapkan standar Menentukan standar biaya kualitas, kinerja kualitas yang diharapkan, jaminan kualitas, serta standar reliabilitas kualitas untuk produk yang dihasilkan. 2. Membandingkan kesesuaian produk Membandingkan kesesuaian produk yang dihasilkan dengan standar yang ditetapkan sebelumnya. 3. Mengidentifikasi masalah Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada serta penyebabnya yang meliputi bagian pemasaran, desain teknik, produksi, dan pemeliharaan yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. 4. Tindakan perbaikan

16 36 Melakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, jamian kualitas, dan keandalan. Tjiptono dan Diana (2001) mengemukakan bahwa elemen dasar dari proses perbaikan dan pengendalian terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Penetapan standar untuk pengendalian dan perbaikan Standar dalam biaya kualitas tidak digunakan sebagai alat penilaian kinerja individu, tetapi digunakan manajer untuk tujuan mengkomunikasikan visi dan menetapkan tujuan yang realistis berdasarkan umpan balik menngenai kinerja yang ada. 2. Pengukuran Dalam tahap ini ditetapkan pengukuran yang tepat dan data yang diperlukan untuk penilaian kinerja. 3. Studi Dalam tahap ini manajer menganalisis data dengan menggunakan metode statistik dan alat serta teknik yang lain untuk mengetahui penyebab peyimpangan. 4. Tindakan Tahap ini berarti melakukan tindakan koreksi berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari umpan balik. Menurut Evans dan Lindsay (2007) sistem pengendalian kualitas memiliki tiga komponen: 1. Standar dan tujuan

17 37 Tujuan dan standar menetapkan apa yang harus dicapai. Hal ini dicerminkan oleh karakteristik kualitas yang dapat diukur. 2. Cara untuk mengukur keberhasilan Pengukuran memberikan informasi mengenai apa yang sesungguhnya telah dicapai. Tingkat kegagalan yang tinggi terjadi karena beberapa alasan: a. Kompleksitas. b. Tingkat kecacatan. c. Tingkat inspektasi Faktor-faktor ini dapat diatasi atau setidaknya meminimalkan jumlah karakteristik kualitas yang harus diinspeksi, mengurangi tekanan waktu, mengulangi jumlah pemeriksaan, serta memperbaiki desain tempat kerja untuk menfasilitasi tugas inspeksi. 3. Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar, serta umpan balik guna membentuk dasar untuk tindakan korektif, tindakan korektif jangka pendek biasanya harus dilakukan oleh para pelaku proses yang bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan tersebut, misalnya operator mesin, karyawan yang memenuhi pesanan. Peningkatan biaya kualitas seharusnya diikuti oleh perbaikan-perbaiakan kualitas sampai pada titik optimum. Dalam rangka pengendalian kualitas, manajemen dari waktu ke waktu dapat membuat anggaran biaya ini sebagai dasar pengukuran kinerja dalam pencapaian kualitas yang diinginkan.

18 Analisis Biaya Kualitas Banyak alat yang dapat digunakan untuk membantu menentukan masalah kualitas yang signifikan (Blocher et al, 2007) antara lain: 1. Grafik Kendali (Control Chart) Menggambarkan titik-titik hasil observasi yang berturut-turut dari suatu operasi pada interval yang konstan, untuk menentukan apakah seluruh operasi berada pada rentang tertentu. Operasi dapat berupa mesin, stasiun kerja (workstation), pekerjaan individu, sel kerja, bagian, proses atau departemen. Interval berupa waktu, bacth, proses produksi, atau batasan pemisah operasi lainnya. 2. Histrogram Penyajian grafik dari frekuensi atribut atau kejadian pada kelompok data tertentu. 3. Diagram Pareto (Pareto diagram) Histrogram dari frekuensi faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap masalah kualitas, disusun mulai dari frekuensi terbesar hingga terkecil. Analisis pareto dapat dengan mudah diaplikasikan ke dalam biaya kualitas. 4. Tukar Pikiran (Brainstroming) Merupakan suatu cara untuk mendapatkan gagasan dari sekelompok orang dalam jangka pendek. Tukar pikiran adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi, menemukan penyebab, dan mengembangkan solusi untuk masalah kualitas dalam sesi kelompok yang rileks tapi tersetruktur

19 39 dengan anggota kelompok yang memiliki latar belakang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. 5. Diagram Sebab Akibat Mengorganisasikan rantai penyebab dan akibat untuk menentukan akar penyebab masalah dan hubungan sebab akibat. Beberapa pemakai menyebutkan kategori utama sabagai 4 M, yaitu: a. Mesin (Machine) b. Bahan Baku (Materials) c. Metode (Methods) d. Tenaga Manusia (Manpower) Biaya Produksi Pengertian biaya produksi menurut Hansen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa, sedangkan menurut yang dijelaskan oleh Garrison et al. (2009) bahwa pengertian biaya produksi adalah: Manufacturing costs divide into three broad categories: direct materials, direct labor, and manufacturing overhead. Berdasarkan pengertian-pengertian biaya produksi yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu barang atau jasa yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung yang biasa dikenal sebagai biaya overhead pabrik.

20 Value Added Activity dan Non Value Added Activity Dalam proses produksi suatu perusahaan, tidak semua aktivitas memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Kadang ada beberapa bagian aktivitas yang kurang atau tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Inilah yang kemudian menjadi sasaran dalam menganalisis biaya kualitas untuk mencapai efisiensi biaya produksi yang diharapkan aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah tersebut dapat diminimalkan. Menurut Hansen dan Mowen (2005) value added activity adalah merupakan aktivitas yang diperlukan agar dapat bertahan dalam bisnis. Jika aktivitas ini dihilangkan, pasti akan menurunkan kualitas dari produk yang dihasilkan yang akan berpengaruh terhadap konsumen dalam jangka panjang. Menurut Blocher et al (2000), aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang memberi kontribusi terhadap nilai konsumen dan memberikan kepuasan kepada pelanggan atau organisasi yang membutuhkan. Supriyono (1999) menyebutkan bahwa terdapat dua macam aktivitas bernilai tambah, yaitu: 1. Aktivitas yang diperlukan (required activity), merupakan aktivitas yang harus dilaksanakan. 2. Aktivitas diskrusioner (discretionary activity), merupakan aktivitas kebijakan. Aktivitas ini disebut aktivitas bernilai tambah jika secara bersamaan memenuhi kondisi berikut: a. Aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan keadaan b. Perubahan itu tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya

21 41 c. Aktivitas ini memungkinkan aktivitas lainnya dapat dilakukan Menurut Blocher et al. (2000), aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak memberikan kontribusi terhadap nilai konsumen atau terhadap kebutuhan organisasi. Menurut Hansen dan Mowen (2005), aktivitas tidak bernilai tambah adalah semua aktivitas selain dari aktivitas yang penting dilakukan untuk bertahan dalam bisnis atau aktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat diperbaiki. Menurut Kusnadi (2000), beberapa macam aktivitas tidak bernilai tambah yang biasanya terdapat pada industri: 1. Penjadwalan. Penjadwalan merupakan kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan bilamana produk yang berbeda itu diproses dan berapa banyak yang akan diproduksi. 2. Pemindahan. Pemindahan adalah kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi dari suatu departemen ke departemen lain. 3. Menunggu. Menunggu adalah suatu kegiatan saat bahan mentah atau bahan dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya dalam menunggu proses selanjutnya. 4. Inspeksi.

22 42 Inspeksi merupakan suatu kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menjamin agar produk sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. 5. Penyimpanan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber daya sementara barang atau material masih disimpan sebagai persediaan. Dari pengertian-pengertian yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas kunci bagi perusahaan untuk melangsungkan hidup perusahaan yang mana aktivitas ini dapat memberikan nilai tambah dan dapat menambah laba perusahaan. Sebaliknya, aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas dalam perusahaan yang tidak efisien dan tidak memberikan kontribusi bagi perusahaan sehingga aktivitas ini perlu untuk dihilangkan agar tidak terjadi pemborosan dalam perusahaan Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) adalah penggunaan informasi yang diperoleh dari ABC untuk membuat perbaikan dalam suatu perusahaan. Informasi ABC membantu manajemen memposisikan perusahaan guna mengambil keuntungan yang lebih baik atas kekuatan perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2009) bahwa manajemen berbasis kegiatan (activitybased management ABM) mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai nilai tambah dan tidak bernilai tambah serta hanya mempertahankan kegiatankegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat diaplikasikan pada

23 43 kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas. Kegiatan-kegiatan kegagalan dan penilaian serta biaya-biaya yang terkait tidak menghasilkan nilai tambah dan harus dihilangkan. Kegiatan pencegahan yang dilakukan secara efisien dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan bernilai tambah dan harus dipertahankan. Walaupun begitu, pada awalnya kegiatan pencegahan mungkin tidak dilakukan secara efisien, dan pengurangan kegiatan serta pemilihan kegiatan (atau bahkan pembagian kegiatan) dapat digunakan untuk mencapai sasaran nilai tambah yang diinginkan Hubungan Antara Analisis Biaya Kualitas dengan Biaya Produksi Setelah analisis biaya kualitas dilakukan, maka dapat diperoleh informasi yang penting mengenai aktivitas pegendalian yang telah dilakukan. Informasi ini dapat digunakan sebagai umpan balik bagi manajemen perusahaan untuk mengidentifikasikan kesempatan untuk mengoptimalkan kualitas dan menekan biaya kualitas, yang pada akhirnya akan menekan biaya produksi (Darmadi dan Martusa, 2011). Menurut Kaplan dan Atkinson (1998), sebagian besar perusahaan mengeluarkan biaya kualitas sebesar 10% - 20% dari pendapatan penjualannya. Hal ini dapat digunakan untuk menarik perhatian manajer perusahaan untuk mengurangi biaya yang besar ini dengan melakukan alokasi biaya kualiatas yang lebih bijaksana pada keempat kategori biaya kualitas, sehingga biaya produksi dapat diusahakan untuk mencapai titik optimum.

24 44 Besterfield (1998) mengemukakan tiga teknik untuk mencapai tingkat yang optimum ini: 1. Membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Kebanyakan perusahaan menguraikan penjualan bersih sebagai indeks sehingga membuat perbandingan menjadi lebih mudah. Tetapi kesulitan timbul karena banyak perusahaan memperlakukan pengumpulan biaya kualitasnya dengan cara yang berbeda-beda. 2. Mengoptimalkan kategori individual. Biaya kegagalan sudah optimal jika tidak ada lagi usaha yang dapat diidentifikasi untuk mengurangi biaya tersebut tanpa meningkatkan total biaya kualitas. Biaya pencegahan sudah optimal jika tidak ada lagi yang dapat diidentifikasi untuk menguranginya tanpa meningkatkan total biaya kualitas. Biaya pencegahan optimal jika sebagian besar uang yang dikeluarkan untuk biaya tersebut digunakan untuk proyek perbaikan yang dapat mengurangi biaya kegagalan. 3. Menganalisis hubungan antara kategori-kategori biaya. Ketika kualitas yang sesuai mendekati 100% biaya kegagalan menurun sampai mendekati nol. Dengan kata lain, jika produk atau jasa sempurna, tidak ada biaya kegagalan. Untuk mengurangi biaya kegagalan, sangat perlu meningkatkan biaya penilaian dan biaya pencegahan. Selanjutnya Besterfirld (1998) mengusulkan strategi sebagai berikut: 1. Reduce failure costs by problem solving. 2. Invest in the right prevention activities

25 45 3. Reduce appraisal costs where appropriate and in a satisfically sound manner 4. Continuously evaluate and redirect the prevention effort to gain further quality improvement Dengan melakukan analisis biaya kualitas, perusahaan dapat membuat trend prediksi biaya kualitas yang terjadi. Hal itu akan mendorong manajemen untuk menekan biaya kualitas, terjadi penurunan biaya kegagalan internal dan eksternal, sedangkan biaya pencegahan meningkat. Dengan melakukan analisis biaya kualitas dapat dilihat bahwa peningkatan biaya pencegahan lebih kecil dari penurunan biaya kegagalan, jadi perusahaan dapat mengefisiensikan biaya kualitasnya. Jika biaya kualitas sebagai bagian dari biaya produksi menurun, maka biaya produksi akan semakin efisien (Darmadi dan Martusa, 2011). 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengangkat topik biaya kualitas telah banyak dilakukan sebelumnya dan menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penulisan skripsi ini. Penelitian-penelitian yang dijadikan acuan antara lain Himmatulina (2011) dengan judul penelitian Penyusunan Laporan Biaya Kualitas sebagai Alat Pengendalian Kualitas produk Pada PT X. Penelitian tersebut membahas mengenai masalah penyusunan laporan biaya kualitas sebagai alat pengendalian kualitas produk. Persamaan dari penelitian ini adalah perusahaan belum melaksakan perencanaan pembuatan

26 46 laporan biaya kualitas. Perbedaannya dengan penelitian tersebut adalah membahas analisis biaya kualitas yang dikaitkan dengan penjualan aktual, sedangkan pada penelitian ini lebih menitik beratkan analisis biaya kualitas yang dikaitkan dengan biaya produksi. Penelitian lain dilakukan oleh Darmadi dan Martusa (2011) dengan judul penelitian Peranan Analisis Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PTP Nusantara VIII Kebun Ciater. Penelitian ini membahas mengenai peranan analisis biaya kualitas guna meningkatkan efisiensi biaya. Persamaan penelitian ini adalah perusahaan sudah memiliki bagian pengendalian kualitas (quality control). Perbedaannya dengan penelitian ini adalah objek penelitiannya dan dasar perhitungannya menggunakan ABC. 2.3 Rerangka Pemikiran Di dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin meningkat, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Proses produksi yang tidak efektif dan efisien akan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan (produk cacat), bahkan lebih jauhnya akan mengakibatkan kerugian yang mengancam keberlangsungan hidup perusahaan. Perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap kualitas. Pengendalian tersebut dimaksudkan untuk menekan kemungkinan terjadinya kegagalan produk yang mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan

27 47 standar. Pengendalian terhadap kualitas produk ini perlu dilakukan pada setiap tahap dalam proses produksi, mulai dari perencanaan hingga tahap pengemasan hasil produksi. Program pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan usaha yang tidak mudah serta biaya yang tidak murah. Biaya kualitas yang terjadi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas dalam menjaga dan meningkatkan kualitas, serta biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan terjadinya kegagalan atau cacat pada produk yang dihasilkan. Dengan adanya biaya kualitas, diharapkan produk cacat dapat ditekan seminimal mungkin dan sumber daya dapat digunakan sebaik mungkin sehingga dapat tercipta suatu efisiensi biaya pada baiya produksi. Dengan pengendalian kualitas yang berjalan dengan baik seiring dengan menurunnya biaya kualitas, berarti perusahaan dapat memenuhi keinginan pelanggan sekaligus secara tidak langsung dapat meningkatkan profit dari dua segi, yaitu segi biaya dan pendapatan. Secara garis besar kerangka berpikir untuk memecahkan masalah digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:

28 48 Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis Hasil produksi Pengendalian kualitas Biaya kualitas Analisis 1. Biaya pencegahan 2. Biaya penilaian 3. Biaya kegagalan internal 4. Biaya kegagalan eksternal Biaya Kualitas Biaya Produksi Rekomendasi

29 Proposisi Penelitian Tabel 2 Proposisi Rumusan Masalah Proposisi Pertanyaan Protokol Bagaimana analisis biaya kualitas berperan dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi? Analisis biaya kualitas dapat digunakan untuk membantu meningkatkan pengendalian terhadap biaya kualitas sehingga dapat tercipta efisiensi biaya produksi. Apakah analisis biaya kualitas dalam berperan meningakatkan efisiensi biaya produksi?

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan

BAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan BAB II ANALISIS BIAYA MUTU 2. 1. Mutu Memberikan perhatian yang lebih pada mutu suatu produk atau jasa, dapat meningkatkan profitabilitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan permintaan pelanggan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA MUTU. kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan. konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30 )

BAB II BIAYA MUTU. kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan. konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30 ) 12 BAB II BIAYA MUTU A. MUTU 1. Definisi Mutu Mutu bila diterjemahkan ke dalam bahasa bisnis adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas merupakan suatu hal yang paling esensial bagi suatu perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

Lebih terperinci

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional 10 BAB II BIAYA MUTU 2.1. Mutu 2.1.1. Pengertian Mutu Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. IGLAS (PERSERO)

PERANAN ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. IGLAS (PERSERO) 1 PERANAN ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. IGLAS (PERSERO) Triar Sari Rochmatin Triarsari91@yahoo.com Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIESIA)

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih dinamis, efisien dan efektif. Keadaan ini memaksa manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Biaya Biaya merupakan unsur utama yang secara fisik harus dikorbankan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan yang pada akhirnya untuk mendapatkan laba yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan

Lebih terperinci

QUALITY COST OF PRODUCT

QUALITY COST OF PRODUCT QUALITY COST OF PRODUCT Kualitas telah menjasi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar. Penekanan pada kualitas ini telah cukup lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di bidang industri akhir-akhir ini menuntut perusahaan untuk berpikir bagaimana caranya agar dapat bertahan di tengah pesatnya persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan. Mutu penting artinya dan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti : performansi (performance), keandalan (reliability), mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun pengusaha asing. Para pengusaha yang ingin tetap dan terus bertahan di

BAB I PENDAHULUAN. pun pengusaha asing. Para pengusaha yang ingin tetap dan terus bertahan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perekonomian dunia telah menciptakan situasi persaingan yang semakin ketat di antara para pengusaha, baik pengusaha dalam negeri mau pun pengusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas ini, perusahaan semakin dituntut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 ACTIVITY BASED MANAGEMENT-ABM (MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS) (contd.) Manajemen Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Tujuan ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa. Ukuran yang esensial untuk suatu produk yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan Pengendalian Biaya Mutu dan Produktivitas (rowlandpasaribu.wordpress.com, 2013:2), dikatakan bahwa

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu: a) Selama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Mutu Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Konsep Biaya Kualitas a. Biaya (cost) Menurut Ronald W. Hilton (2008: 38), biaya didefinisikan sebagai berikut: A cost may be defined

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Target Costing Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT Liza Christina Garment Industry dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang semakin ketat, oleh sebab itu perusahaan harus mampu bersaing dengan menawarkan produk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh :

Lebih terperinci

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Biaya per unit: arti penting dan cara menghitung (contd.) UNIT COST: Definition

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB II BIAYA KUALITAS

BAB II BIAYA KUALITAS BAB II BIAYA KUALITAS 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Ada berbagai macam pengertian dari kualitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), kualitas adalah ukuran baik buruknya sesuatu. Kualitas

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia sekarang telah masuk era pasar bebas. Perekonomian tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Persaingan pada saat ini lebih kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang membuat seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara ini semakin mengglobal. Semenjak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat kehidupan di negara-negara tersebut semakin mengglobal. Hal ini terlihat di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. kualitas yang kurang baik. Untuk melakukan segala aktivitas-aktivitas yang telah

BAB II LANDASAN TEORITIS. kualitas yang kurang baik. Untuk melakukan segala aktivitas-aktivitas yang telah BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Kualitas Semua kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah dihasilkan suatu barang yang memiliki kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TOTAL QUALITY MANAGEMENT TOTAL QUALITY MANAGEMENT 5. REDUKSI BIAYA KUALITAS & PERBAIKAN KUALITAS Total Quality Management OUTLINE Please download this file at www.debrina.lecture.ub.ac.id Thank you. Definisi Biaya Kualitas (Quality

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi membuat persaingan antar perusahaan terus semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk menerapkan standar kualitas pada produk yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Identifikasi Aktivitas Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang menyebabkan konsumsi sumber daya dalam suatu organisasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya merupakan entitas yang dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh para pendirinya. Salah satu tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa

Lebih terperinci

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC Penerapan Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Produksi Pada Catering ABC Mustika Rahmi Eka Rosalina Irda Rosita Politeknik Negeri Padang Abstrak Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS (STUDI KASUS PADA UD GUYUB SANTOSO BLITAR BLITAR) Dewi Lestianingrum

PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS (STUDI KASUS PADA UD GUYUB SANTOSO BLITAR BLITAR) Dewi Lestianingrum PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS (STUDI KASUS PADA UD GUYUB SANTOSO BLITAR BLITAR) Dewi Lestianingrum STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak : Biaya kualitas (cost of quality)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

Biaya Kualitas dan Produktivitas : Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian Source: Hansen & Mowen, 2007 (Chapter 15)

Biaya Kualitas dan Produktivitas : Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian Source: Hansen & Mowen, 2007 (Chapter 15) Biaya Kualitas dan Produktivitas : Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian Source: Hansen & Mowen, 2007 (Chapter 15) Present By: Ayub WS Pradana 06 April 2016 Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas saat ini, perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV.ARMICO merupakan salah satu perusahaan penerbitan dan percetakan

BAB I PENDAHULUAN. CV.ARMICO merupakan salah satu perusahaan penerbitan dan percetakan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV.ARMICO merupakan salah satu perusahaan penerbitan dan percetakan buku-buku pelajaran bagi kalangan SD-SMA dan SMK-Madrasah, diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya,

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG STIE STAN Indonesia Mandiri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

atau di masa yang akan dating dalam bentuk kas atau aktiva lain.

atau di masa yang akan dating dalam bentuk kas atau aktiva lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Biaya 2.1.1.1 Pengertian Biaya Secara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada 9 faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Agar operasi perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Fatimah 1, Diana Khairani Sofyan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap aktivitas yang timbul karena adanya pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan produk yang berkualitas akan mengkonsumsi sumber daya; dan pengkonsumsian inilah

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber daya ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber daya ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (1997:8-10) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber daya ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memuat teori-teori yang mendasari penelitian dan dijadikan pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci