MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS GURU FISIKA PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS
|
|
- Yuliani Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS GURU FISIKA PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS Ferawati, M. Pd Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi pra-eksperimen dengan desain one group pretesttposttest design yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok tanpa menggunakan kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa tes multiple choices sebelum pembelajaran (pretestt), dan setelah pembelajaran selesai (posttest) serta angket tanggapan guru tentang penggunaan mutimedia interaktif.subjek penelitian adalah guru-guru berlatar belakang pendidikan dari Pendidikan Fisika/Pendidikan IPA/Fisika yang mengajar di SMA Muhammadiyahyang sedang mengikuti pelatihan di salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Jakarta. Data yang diperoleh dari hasil tes baik pretest,posttest,dan angket pendapat guru diolah dengan menggunakan rata-rata skor gain yang dinormalkan. Secara umum terjadi peningkatan penguasaan konsep dengan rata-rata sebesar 65,9%. Peningkatan penguasaan konsep tiap sub topik menurut pengalaman mengajar antara lain, 5 tahun sebesar 65,9%, 6-10 tahun sebesar 64,22% dan > 10 tahun sebesar 41,53%. Terjadi peningkatan Keterampilan Generik Sains (KGS) dengan rata-rata sebesar 63% pada kategori sedang. Peningkatan pada setiap indicator;inferensi logika sebesar 58,6%, pengamatan tak langsung sebesar 78,3% dan kerangka logika taat azas meningkat sebesar 52,2%. Pendapat guru (Petatar) dan Penatar tentang multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran ini umumnya menunjukan kategori setuju bahwa penggunakan Multimedia Interaktif (MmI) dapat meningkatkan motivasi belajar, dapat memvisualkan konsep-konsep yang sebenarnya abstrak, dapat membangun konsepkonsep fluida dinamis yang seharusnya dimiliki,dan Evaluasi pada setiap sub topik dan pada akhir program sangat membantu untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep. Kata Kunci : Multimedia Interaktif, Fluida dinamis, dan Keterampilan Generik Sains PENDAHULUAN Mutu pendidikan khususnya pendidikan sains di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil uji kompetensi dari Pusat Kurikulum dan Pusat Sistem Pengujian Balitbang diperoleh hasil uji kompetensi untuk guru SMA, rata-rata nilai penguasaan tentang kurikulum sebesar 4,33 dan rata-rata nilai penguasaan mata pelajaran fisika 4,86. Sedangkan hasil uji kompetensi guru SMP, rata-rata nilai penguasaan tentang Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
2 kurikulum sebesar 4,17 dan rata-rata nilai penguasaan mata pelajaran fisika 6,64 pada skala 10 (Soewondo, 2006). Untuk meningkatkan penguasaan konsep dapat menggunakan berbagai metode atau pendekatan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti pengajaran berbasis multimedia. Sistem pengajaran berbasis multimedia dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton dan memudahkan penyampaian. Siswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan program berbasis multimedia (Kadir dan Triwahyuni, 2003). Materi fisika syarat dengan konsep-konsep yang abstrak dan memerlukan keterampilan berpikir yang kompleks. Fluida dinamis merupakan salah satu materi yang abstrak. Konsep magnetik yang bersifat abstrak menjadi nyata dengan visualisasi statis maupun dengan visualisasi dinamis (animasi). Selain itu, komputer dapat membuat suatu konsep lebih menarik sehingga menambah motivasi untuk mempelajari dan menguasainya. Untuk menguasai konsep-konsep abstrak pada materi fluida dinamis perlu didukung dengan kemampuan yang lain yakni kemampuan generik sains. Brotosiswoyo (2001) menyatakan bahwa melalui pembelajaran topik fluida dinamis dapat ditumbuhkan kemampuan-kemampuan generik tertentu antara lain (1) inferensi logika, (2) pengamatan tak langsung, dan (3) kerangka logika taat azas. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka perlu adanya upaya memperbaiki proses pembelajaran dan latihan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan mengembangkan keterampilan generik guru. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran multimedia interaktif terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains guru fisika pada topik fluida dinamis? Hasil penelitian Agus Setiawan dan Ariyano (2006) menemukan bahwa peningkatan penguasaan konsep mahasiswa yang mengikuti pembelajaran hipermedia kinematika partikel lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dan mahasiswa memberikan respon positif terhadap model pembelajaran hipermedia kinematika partikel. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain one group pretestt-posttest design dengan metode quasi eksperimen. Subjek penelitian adalah guru fisika SMA yang sedang mengikuti Pelatihan di salah satu LPTK swasta di Jakarta. Subjek penelitian berjumlah 30 orang yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman mengajar. Instrumen penelitian terdiri atas tes tertulis yang merupakan pengintegrasian kemampuan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains, angket dan lembar observasi.untuk menjawab pertanyaan penelitian, data pretest dan posttest diolah dengan menggunakan perhitungan gain ternormalisasi (Cheng, et.al, 2004). Pengkategorian peningkatan N-gain menggunakan kategorisasi Hake. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Penguasaan Konsep Gambaran penguasaan konsep guru (petatar) sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan perolehan rata-rata skor pretest terhadap rata-rata skor posttest. Tabel 1 berikut menyajikan skor pretest, posttest dan N-gain secara klasikal dan berdasarkan pengalaman mengajar. Tabel 1 Data Pretest, Posttest, dan N-Gain Secara Klasikal dan Menurut Pengalaman Mengajar Pengalaman Mengajar Skor (prosentase) Pretest Posttest N-gain Seluruh subjek 39,11 75,84 59,87 5 Tahun 36,67 75,33 61, Tahun 43,33 89,33 81,17 > 10 Tahun 36,00 66,00 46,87 Berdasarkan tabel 1 diatas, peningkatan penguasaan konsep secara klasikal diperoleh N-gain rata-rata yang termasuk dalam kategori sedang. Peningkatan penguasaan konsep berdasarkan pengalaman mengajar menunjukkan bahwa N-Gain rata-rata petatar yang memiliki pengalaman mengajar kurang dari lima tahun sampai sepuluh tahun termasuk dalam kategori sedang, dan petatar dengan pengalaman enam Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
4 sampai sepuluh tahun termasuk kategori tinggi, serta petatar yang memiliki pengalaman mengajar lebih dari sepuluh tahun termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan untuk gambaran penguasaan konsep tiap sub pokok bahasan, secara klasikal skor pretest, skor posttest dan N-gain dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2 Rata-Rata Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Penguasaan Konsep Tiap Sub Pokok Bahasan Secara Klasikal No Sub Pokok Bahasan Rata-rata (prosentase) Pretest Posttes N-gain 1 Kontinuitas 48,33 75,00 51,61 2 Persamaan Bernoulli 40,00 80,00 66,67 3 Penerapan Persamaan Bernoulli 33,89 70,00 54,62 4 Viskositas 43,33 88,33 79,40 Untuk peningkatan penguasaan konsep tiap sub pokok bahasan dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3 Rata-Rata Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Penguasaan Konsep Tiap Sub Pokok Bahasan Menurut Pengalaman Mengajar Pengalaman Rata-rata (Persentase) No Sub topik mengajar Pretestt Posttest N-gain 1 Kontinuitas 45,00 80,00 63,64 5 Thn 2 Persamaan Bernoulli 32,00 82,00 73,53 3 Penerapan Persamaan Bernoulli 36,70 65,00 44,71 4 Viskositas 40,00 85,00 75,00 Rata-rata 38,43 78,00 64, Thn 1 Kontinuitas 50,00 95,00 90,00 2 Persamaan Bernoulli 48,00 88,00 76,92 3 Penerapan Persamaan Bernoulli 41,70 85,00 74,27 4 Viskositas 35, Rata-rata 43,68 54,17 92,00 Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
5 Pengalaman mengajar >10 Thn No Sub topik Rata-rata (Persentase) Pretestt Posttest N-gain 1 Kontinuitas 55,00 60,00 11,11 2 Persamaan Bernoulli 38,00 68,00 48,38 3 Penerapan Persamaan Bernoulli 21,70 61,70 51,08 4 Viskositas 55,00 80,00 55,56 Rata-rata 42,43 67,43 41,53 Berdasarkan tabel tersebut, N-gain rata-rata petatar yang memiliki pengalaman mengajar kurang dari limatahun termasuk kategori sedang. Petatar untuk yang memiliki pengalaman mengajar enam sampai sepuluh tahun termasuk kategori tinngi. Untuk petatar yang memiliki pengalaman mengajar lebih dari sepuluh tahun termasuk dalam kategori rendah. Model pembelajaran multimedia interaktif pada topik fluida dinamis yang diterapkan dalam penelitian berhasil meningkatkan penguasaan konsep guru. Keberhasilan peningkatan penguasaan konsep disebabkan karena penyajian bahan ajar dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran dan sistem hipermedia sebagai teknik penyajiannya. Menurut software pembelajaran yang menggunakan sistem multimedia interaktif memberikan kebebasan kepada guru (petatar) untuk memilih, pindah/bergerak, dan menelusuri dari satu bahan ajar ke bahan ajar lain. Hal ini memungkinkan guru (petatar) untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan. Multimedia Interaktif mampu memvisualisasikan materi-materi yang bersifat abstrak seperti fluida dinamis. Sistem hipermedia juga dapat mengintegrasikan komponen warna, suara dan animasi grafik, mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi dan memungkinkan untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh guru (petatar). Untuk analisis peningkatan penguasaan konsep tiap sub pokok bahasan, diperoleh untuk sub pokok bahasan kontinuitas, Persamaan Bernoulli, dan Penerapan Persamaan Bernolli dalam kategori sedang. Sub pokok bahasan Viskositas termasuk dalam kategori tinggi. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
6 Keterampilan Generik Sains Rata-rata skor pretest, posttest, dan N-gain tiap indikator keterampilan generik sains (KGS) dapat dilihat pada Tabel4berikut : Tabel 4 Rata-rata Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Tiap Indikator Keterampilan Generik Sains Menurut Pengalaman Mengajar Pengalaman Mengajar 5 Thn 6-10 Thn >10 Thn Indikator KGS Persentase Pretestt Posttest N-gain inferensi logika 2,83 7,33 62,76 pengamatan tak langsung 3,75 8,25 72,00 kerangka logika taat azas 4,60 7,20 48,83 Rata-rata 61,196 inferensi logika 4,00 7,83 63,83 pengamatan tak langsung 5,75 9,25 82,32 kerangka logika taat azas 3,60 7,20 56,25 Rata-rata 67,46 inferensi logika 4,00 7,00 50,00 pengamatan tak langsung 4,25 9,00 80,61 kerangka logika taat azas 3,00 6,60 51,42 Rata-rata 60,67 Model pembelajaran multimedia interaktiffluida dinamis yang diimplementasikan dalam penelitian berhasil meningkatkan indikator keterampilan generik sains. Hasil perolehan N-gain rata-rata peningkatan kemampuan generik sains secara klasikal menunjukkan bahwa ada tiga indikator kategori sedang yang dapat ditingkatkan dengan pembelajaran multimedia interaktif, yaitu: inferensi logika, pengamatan tak langsung, dan kerangka logika taat azas. Keberhasilan peningkatan keterampilan generik sains tersebut disebabkan oleh optimalnya model pembelajaran multimedia interaktif serta stimulus yang digunakan. Stimulus yang digunakan dalam model pembelajaran interaktif berupa gambar dinamis (animasi) dan gambar statis, variasi warna, dan bunyi atau suara-suara yang direkam ke dalam program sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar. Pembelajaran hipermedia dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dan dapat memacu Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
7 kemampuan belajar, mampu menayangkan kembali informasi yang diperlukan, petatar diberi kebebasan untuk memilih dan menelusuri materi, dan melalui pertanyaanpertanyaan interaktif yang disajikan dengan respon yang cepat guru (petatar) dibimbing untuk belajar, berpikir, menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri. Analisis peningkatan penguasaan konsep tiap sub topik, diperoleh untuk sub topik kontinuitas, persamaan Bernoulli, dan penerapan persamaan Bernoulli termasuk dalam kategori sedang. Sub topik Viskositas termasuk dalam kategori tinggi. Penguasaan yang masih kategori sedang untuk sub topik kontinuitas, persamaan Bernoulli, dan penerapan persamaan Bernoulli disebabkan karena konsepnya relatif sulit dan kompleks. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan melengkapi isi materi disertai contoh soal dan aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari. Tanggapan Guru (Petatar) dan Penatar Tanggapan petatar dan penatar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran multimedia interaktif sangat baik, hal ini dibuktikan dengan jawaban-jawaban yang dikemukakan terhadap sejumlah pertanyaan dalam angket.petatar mengakui bahwa dengan multimedia interaktif pembelajaran lebih menarik dan konsep-konsep fluida dinamis menjadi lebih konkret/jelas. Peranan gambar-gambar dan animasi-animasi yang terdapat dalam model pembelajaran hipermedia sangat membantu sekali, karena animasi dapat membantu dalam memvisualisasikan materi yang sebenarnya susah untuk dijelaskan dan digambarkan. Petatar juga beranggapan bahwa soal-soal evaluasi dalam pembelajaran hipermedia dapat mengukur berbagai aspek kognitif petatar dan mewakili konsep-konsep yang diajarkan.petatar dilibatkan secara secara aktif untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari, lebih berkonsentrasi dan belajar untuk menggunakan pikirannya secara maksimal. Penatar memberi responakan ketertarikannya terhadap penggunaan hipermedia interaktif dalam pembelajaran. Penatar mengakui bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif menarik karena ditekankan pada keaktifan petatar dan sesuai untuk semua kelompok petatar.model pembelajaran hipermedia yang dikembangkan ini dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi petatar yang lambat (slow learner) namun dapat memacu kemampuan belajar petatar yang lebih Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
8 cepat (fast learner).penatar juga mengakui bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, penyampaian materi menjadi lebih terarah dan sistematis.penyajian materi subyek dan simulasi dalam hipermedia interaktif sangat sistematis dan sesuai dengan indikator pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif berpusat pada petatar, penatar bertindak sebagai fasilitator.hal tersebut tentu sangat sesuai dengan perubahan pandangan dalam mengajar yaitu bahwa pengajaran tidak lagi berpusat pada pengajar (penatar) melainkan berpusat pada siswa atau petatar (Puskur, 2001). Dalam model pembelajaran yang dikembangkan petatar tidak dipandang sebagai penerima pasif, tapi aktif dan bertanggung jawab atas proses belajarnya sendiri. Petatar diberi kebebasan untuk memilih dan menelusuri materi, dan dapat langsung pindah pada materi yang ingin diketahuinya sehingga proses pembelajaran tidak terkekang. Pembelajaran multimedia dilengkapi dengan contoh-contoh soal dan evaluasi yang dapat mengukur berbagai aspek kognitif petatar terutama penguasaan konsep. Petatar dapat mencari uraian atau penjelasan pada multimedia untuk menjawab soal-soal dalam multimedia. Dengan demikian pemanfaatan komputer dalam pembelajaran memberikan aspek positif, meskipun tidak pada setiap bidang pelajaran, terutama pada materi-materi pelajaran yang bersifat abstrak dan sulit untuk di demonstrasikan atau di eksperimenkan. Pemanfaatan komputer dalam pengajaran menjadi lebih kompleks, karena disamping harus interaktif, komputer juga harus mampu menyajikan simulasi sehingga siswa (petatar) seperti berhadapan dengan dunia nyata, serta mampu menjembatani komunikasi antara beberapa siswa dalam proses belajar (Winn, 2002). KESIMPULAN Mengacu pada hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran multimedia Interaktif pada materi fluida dinamis dapat meningkatkan penguasaan konsep guru-guru fisika (petatar) dengan N-gain sebesar 65,9%, termasuk dalam kategori sedang. Penguasaan konsep tertinggi terjadi pada sub topik viskositas.peningkatan Penguasaan konsep guru-guru fisika tiap sub topik menurut pengalaman mengajar yang ditinjau pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 5 tahun dengan N-gain rata-rata61% pada kategori sedang, 6 10 tahun Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
9 dengan N-gain rata-rata81% pada kategori tinggi, dan > 10 tahun dengan N-gain rata-rata sebesar 47% pada kategori sedang. 2. Model pembelajaran multimedia pada materi fluida dinamis dapat meningkatkan keterampilan generik sains (KGS) guru (petatar)dengan N-gain rata-rata sebesar 63% termasuk dalam kategori sedang. Peningkatan keterampilan generik sainsguruguru fisika (petatar) tiap indikator keterampilan generik sains yang ditinjau pada penelitian ini adalah sebagai berikut: inferensi logika dengan N gain rata-rata 58,6% termasuk dalam kategori sedang, kerangka logika taat azas dengan N gain rata-rata 52,2% pada kategori sedang, dan pada indikator pengamatan tak langsungdengan N Gain rata-rata 78,3% kategori tinggi.peningkatan KGS menurut pengalaman mengajar yang ditinjau pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 5 tahun dengan N-gain rata-rata64,22% pada kategori sedang, 6 10 tahun dengan N- gain rata-rata92% pada kategori tinggi, dan > 10 tahun dengan N-gain rata-rata sebesar 41,53% pada kategori sedang. 3. Guru (petatar) memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran multimedia interaktif fluida dinamis. Guru-guru fisika merasakan model pembelajaran multimedia interaktif memotivasi mereka untuk meningkatkan kompetensinya. Guru-guru juga merasakan bahwa tampilan Mutimedia interaktif yang digunakan sudah cukup baik. Dan Penatar mengakui bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, penyampaian materi menjadi lebih terarah dan sistematis sesuai dengan indikator pembelajaran serta Pembelajaran berpusat pada petatar, penatar bertindak sebagai fasilitator. DAFTAR PUSTAKA Brotosiswojo, B.S. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA di Perguruan Tinggi: Fisika. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti Depdiknas. Cheng, K.K., Thacker, B.A., and Cardenas, R.L. (2004). Using Online Homework System Enhances Students Learning of Physics Concepts in an Introductory Physics Course. American Journal of Physics. 72, (11), Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
10 Kadir, A dan Triwahyuni.(2003). Teknologi Informasi.Yogyakarta : Kanisius. Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan No. 3 Tahun XX Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.(2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah (versi 1 edisi Agustus 2001).Departemen Pendidikan Nasional Jakarta. Setiawan, A dan Ariyano. (2006). Model pembelajaran Hipermedia Kinematika Partikel untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Mahasiswa. Laporan Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tahun Anggaran Bandung: Jurusan Pend. Teknik Mesin FPTK UPI. Soewondo.(2006). Standar Kompetensi dan Kinerja Guru.Makalah disampaikan pada Workshop Pengembangan Profesionalisme Guru Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 26 Mei s/d 1 Juni Bandung: Depdiknas. Suma, (2003).Pembekalan Kemampuan-kemampuan Fisika Bagi Calon Guru Melalui Mata Kuliah Fisika Dasar.Disertasi pada PPS UPI Bandung.tidak diterbitkan Suwarna, I.P. (2005). Model Pembelajaran Hypermedia Listrik Dinamis untuk Siswa SMP (Computer Based Instruction).Proceeding Seminar Nasional Pendidikan IPA Bandung: Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Winn, W. (2002). Current Trends in Educational Technology Research: The Study of Learning Environment. Educational Psycology Review, Vol 14, No. 3. p Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta
Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer
Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Lovy Herayanti dan Habibi Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PENGUKURAN FISIKA ABSTRAK
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PENGUKURAN FISIKA Marlina 1) dan M.Sutarno 2) 1) SMP Negeri 04 Mukomuko, email: nelan_indah@yahoo.com 2) Program
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP UNIB msutarno_unib@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian erdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan formal yang boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih tinggi. Di sekolah dasar inilah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan disain penelitian one group pretest-posttest
Lebih terperinciJIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah
JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan pembelajaran yakni membentuk peserta didik sebagai pebelajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran menuntut langkah kreatif guru sebagai fasilitator pembelajaran. Esensi perubahan tersebut berorientasi pada usaha pencapaian tujuan
Lebih terperinciJurnal Penelitian Pendidikan IPA Volume III No. 1, Maret 2009, ISSN : , Halaman : 21-30
MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF RELATIVITAS KHUSUS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMA Ketang Wiyono Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya Agus Setiawan,
Lebih terperinciModel Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMP
Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMP Putri Mayasari 1, A. Halim 2, dan Suhrawardi Ilyas 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Program
Lebih terperinciUSING COMPUTER SIMULATION TO IMPROVE CONCEPT COMPREHENSION OF PHYSICS TEACHER CANDIDATES STUDENTS IN SPECIAL RELATIVITY
USING COMPUTER SIMULATION TO IMPROVE CONCEPT COMPREHENSION OF PHYSICS TEACHER CANDIDATES STUDENTS IN SPECIAL RELATIVITY Ketang Wiyono & Taufiq Physics Education Program, University of Sriwijaya (ketangw_pfisunsri@yahoo.com)
Lebih terperinciGunawan Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram
ISSN 1907-1744 MODEL LABORATORIUM VIRTUAL FISIKA MODERN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA Gunawan Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram Abstrak : Telah dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.
Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu. Puput Istiqomah, I Komang Werdhiana, dan Unggul Wahyono Puputajach23@yahoo.com Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa
III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia komputer telah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan oleh komputer. Pekerjaan-pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran bukan hanya sekedar proses transfer ilmu pengetahuan yang berlangsung secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan kemiringan sebesar 23,5 derajat. Perputaran Bumi yang konstan dan tenang menyebabkan benda dan
Lebih terperinciPengembangan Multimedia Komputer untuk Konsep Gerak Lurus Siswa Sekolah Menengah Pertama
Pengembangan Multimedia Komputer untuk Konsep Gerak Lurus Siswa Sekolah Menengah Pertama Ajeng Suryani1,a), Parsaoran Siahaan1,b), Achmad Samsudin1,c) dan Endi Suhendi1,d) 1 Departemen Pendidikan Fisika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya mempunyai akhlak mulia, tetapi juga mempunyai kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia, yang tidak hanya mempunyai akhlak mulia, tetapi juga mempunyai kemampuan bernalar yang tinggi. Dengan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh siswa di sekolah. Menurut Komala (2008:96), ternyata banyak siswa menyatakan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciDASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA
DASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA Agus Setiawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154 Email: agus_setiawan@upi.edu Karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran IPA, khususnya pada topik magnet, listrik dan cahaya, untuk meningkatkan penguasaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA
III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). Kemampuan generik sains yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA. Ni Made Pujani
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Tujuan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari kurikulum berbasis kompetensi. KTSP menuntut agar pembelajaran dilakukan secara konstruktivis, kontekstual
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri
Lebih terperinciMULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK
207 MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Bangkit A. Setyo 1, Mumu Komaro 2, Ariyano 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung diketahui bahwa rata-rata nilai tes formatif mata pelajaran kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dalam arti sempit adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya (Winarno, 2007). Proses belajar dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja terlepas
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL KOLB
MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL KOLB DENGAN VISUALISASI VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHAMAHASISWA TEKNIK UNMA TEKNIK MESIN PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR II MATERI LISTRIK Eidelweis Dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan termasuk bidang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK
41 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Febri Sulistiawan 1, Kamin Sumardi 2, Ega T. Berman 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang...
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi UCAPAN TERIMA KASIH... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvii
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumit, sulit dipahami dan membosankan, tiga kata yang menjadi gambaran betapa pelajaran fisika kurang disukai oleh siswa pada umumnya. Pemahaman konsep, penafsiran grafik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikatakan bahwa pembelajaran fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan control group pretest post test design. Desain
Lebih terperinciKeywords : Virtual Laboratory, Modern Physics, Generic Science Skills
Gunawan, Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan... 25 Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Calon Guru Gunawan Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI Ulana Masitoh 1, Haryadi 2, Purnawan 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MATERI PENGUATAN LOGAM PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK
38 PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MATERI PENGUATAN LOGAM PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK Darul Quthni 1, Ariyano 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang meliputi tahapan
Lebih terperinciPengaruh Model Direct Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Siswa
Pengaruh Model Direct Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Siswa 1 Baiq Ida Arianti, 2 Hairunnisyah Sahidu, 2 Ahmad Harjono, 2 Gunawan 1,2 Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas. (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
B A B I. P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa
III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok termokimia
Lebih terperinciDesnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin
Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Yang Diproduksi Pustekkom Pada Siswa Kelas VIII SMP Setya Budi Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 Desnaeni Dyah Winastiti,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rekapitulasi peningkatan penguasaan konsep
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peningkatan Penguasaan Konsep Hasil peningkatan penguasaan konsep ditentukan melalui nilai rata-rata gain yang ternormalisasi, yang didapatkan dari pengolahan
Lebih terperinciGilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3
218 PENERAPAN INTEGRATED COURSE WARE KATUP PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PNEUMATIK DAN HIDROLIK D3 TEKNIK MESIN UPI Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi- Experimental. Metode penelitian ini digunakan karena kemungkinan sukar sekali dapat
Lebih terperinciXI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ilmu kimia merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang memegang peranan penting terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi.
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI
190 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 190-198 PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI Saptorini
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:
Implementasi Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Fisika sebagai Upaya Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI di SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo Ria Oktaviastuti, Mita Anggaryani Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATERI BIDANG GESER
159 PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATERI BIDANG GESER Ferdian Falah 1, Mumu Komaro 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan penting dalam pembelajaran fisika adalah
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu permasalahan penting dalam pembelajaran fisika adalah rendahnya kualitas pembelajaran pada berbagai jenjang pendidikan. Kualitas proses dan hasil belajar
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN KONSEP OPTIK BAGI CALON GURU
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN KONSEP OPTIK BAGI CALON GURU Gunawan, Ahmad Harjono, Haerunnisyah Sahidu, Sutrio Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram, NTB Email:
Lebih terperinciPengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI
Jurnal BIOEDUKATIKA Vol. 3 No. 2 Desember 2015 ISSN: ISSN: 2338-6630 Halaman 9-14 Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar fisika adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dengan pikiran pada suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep
Lebih terperinciPerbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning
Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning A. Kusdiwelirawan 1, Tri Isti Hartini 2, Aniq Rif atun Najihah 3 1,2,3 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilannya mengantarkan siswa mencapai prestasi yang baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan sekolah sebagai suatu lembaga pelaksana kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari prestasi siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah
Lebih terperinciUSING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT
0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan berupa fakta-fakta,
Lebih terperinciFika Septiningkasih, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah
Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Dengan Pemanfaatan Kit Mekanika Siswa Kelas VII SMP PGRI 1 Klirong Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Fika Septiningkasih, Eko Setyadi Kurniawan, Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen (Sugiyono, 007) dan deskriptif. Eksperimen
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN
15-21 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN M. Taufiq 1, Zahara 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou
Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus VII MTs Bou Ika Hikmayanti, Sahrul Saehana dan Muslimin Hikmayantiika@yahoo.com Program Studi
Lebih terperinciDwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK
ISSN: 2338-1027 September 2017 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.2 : 63-67 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN NVICK DIPADUKAN DENGAN STRATEGI CPERATIVE PRBLEM SLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
Lebih terperinciDede Trie Kurniawan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE INTERAKTIF PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI Dede Trie Kurniawan Universitas
Lebih terperinciModel Pembelajaran Induktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Fisika Siswa SMA
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 105 Naskah diterbitkan: 30 Juni 2015 DOI: doi.org/10.21009/1.01115 Model Pembelajaran Induktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Fisika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciMetode Pembelajaran Eksperimen Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA
Metode Pembelajaran Eksperimen Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA Jon Darmawan 1, A.Halim 2, dan Syahrun Nur 2 1 Mahasiswa dan 2Dosen Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi yang perubahannya begitu cepat dan dramatis, hal ini merupakan fakta dalam kehidupan
Lebih terperinciNurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAHIRAN GENERIK SAINS PADA SISWA SMP NEGERI 1 DOLO Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin e-mail: Fatonahnurun@gmail.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan keterampilan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Hendrasti Kartika Putri, 2) Indrawati, 2) I Ketut Mahardika 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan standar pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Salah satu standar pendidikan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas telah dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri.
Lebih terperinciPengembangan Sensor Air Hujan Menggunakan Hukum Archimedes Untuk Jemuran Pakaian Otomatis Berbasis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Fisika
Yoky Novra Silta Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH. Janturan Yogyakarta Surat-e: ssatryareserved@yahoo.com Materi fluida statis pada pokok bahasan hukum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan desain kelompok tunggal pretest dan posttest (one group pretest-posttest design).
Lebih terperinciMuhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi
PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL TIGA DIMENSI STRUKTUR KRISTAL DAN SIMETRI KRISTAL BERBASIS SKETCHUP UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Muhammad Amil Busthon
Lebih terperinciISSN Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
ISSN 1979-946 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TIK Heri Sutarno heriupi@yahoo.co.id
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS TINGGI BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU SD
1-13 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS TINGGI BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU SD Taufiq, Masitoh 1 1 Universitas Sriwijaya ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... A. Latar Belakang Penelitian B. Masalah C. Tujuan Penelitian 9
DAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR..... i ii v vii ix BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian 9 F. Manfaat Penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Paradigma penelitian ini dibangun dari empat pilar mendasar yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian ini dibangun dari empat pilar mendasar yaitu: penguasaan konsep pendahuluan fisika zat padat, keterampilan berpikir kritis, teknologi
Lebih terperinciModel Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Kreativitas Calon Guru Fisika
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Kreativitas Calon Guru Fisika Lovy Herayanti dan Habibi Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Mataram Email: lovy_fis@yahoo.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciMarzuki 1 dan Hinduan 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Mataram 2
ISSN 1907-1744 PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TIPE PENYELIDIKAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS SISWA Marzuki 1 dan Hinduan 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional
Lebih terperinci