BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI. Adapun kajian yang telah dilakukan terhadap Novel Dwilogi Padang Bulan antara lain adalah
|
|
- Suhendra Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Adapun kajian yang telah dilakukan terhadap Novel Dwilogi Padang Bulan antara lain adalah sebagai berikut: Tari Prastiyawati, 2012, Analisis Struktural dan Nilai Edukatif Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata, skripsi, UNS-F.KIP Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian Tari Prastiyawati bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Unsur-unsur intrinsik; (2) Nilai-nilai edukatif yang digunakan pengarang; (3) Kesesuaian penggunaan novel Padang Bulan sebagai bahan pembelajaran analisis novel di SMA. Metode yang digunakan, yakni metode deskriptif kualitatif, analisis isi (content analysis), dan pendekatan struktural. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat serta wawancara. Analisis data menggunakan analisis mengalir, yaitu analisis yang pada dasarnya meliputi tiga komponen utama, yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan (1) Analisis struktural; alur novel Padang Bulan adalah alur regresif. Tema novel Padang Bulan adalah tema sosial yang menyangkut masalah moral, perjuangan, dan cinta kasih. Penokohan dalam novel Padang Bulan tersebut digambarkan secara fisik dan psikis. Latar tempat yang digunakan, yaitu kota Belitong. Sudut pandang yang digunakan, sudut pandang orang pertama yang maha tahu; (2) Nilai edukatif dalam novel Padang Bulan, yakni nilai religius, nilai sosial, nilai moral, dan nilai estetika; (3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui analisis struktural novel dan nilai edukatif disertai wawancara dengan guru dan sastrawan yang berkompeten di bidangnya dapat diketahui kecocokan novel
2 Padang Bulan sebagai bahan ajar sastra bagi siswa SMA ( Elia Merisa, 2012, Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. Penelitian Elia Merisa adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskripsi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca dan memahami novel, menandai bagian novel yang menjadi data sesuai dengan rumusan masalah dan data yang sudah ditandai, kemudian dimasukkan ke dalam format inventarisasi data. Penganalisisan data dilakukan secara deskriptif. Langkah kerjanya adalah mengelompokkan data sesuai dengan permasalahan penelitian, menganalisis data sesuai dengan teori, menginterpretasi data, membuat kesimpulan, dan menulis laporan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bentuk-bentuk konflik batin yang dihadapi tokoh Enong dan Ikal adalah konflik internal (kejiwaan), dan eksternal yang saling mempengaruhi. Penyebab terjadinya konflik, yaitu faktor keluarga, kehadiran orang ketiga, faktor ekonomi, dan pengaruh lingkungan (
3 2.1.3 Depy Nopita Valma, 2012, Nilai Moral Dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Di Kelas XI SMA, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian Depy Nopita Valma bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan unsur intrinsik (2) mendeskripsikan nilai moral (3) mendeskripsikan nilai moral dari novel Padang Bulan karya Andrea Hirata sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian adalah nilai moral novel Padang Bulan karya Andrea Hirata dan pembelajarannya di kelas XI SMA. Data yang digunakan adalah narasi dan percakapan. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka dan observasi. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti, kartu data, dan alat tulis. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Hasil penelitian Depy Nopita Valma, menemukan (1) tema novel ini adalah perjuangan seorang perempuan untuk keluarga dan cita-citanya. Tokoh utamanya adalah Enong dan tokoh tambahannya: Ikal, Detektif M. Nur, Syalimah, dan Zamzami; (2) nilai moral dalam novel Padang Bulan ada empat, yaitu nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah, nilai moral hubungan manusia dengan manusia meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban, kerja sama, memuji, persahabatan, memberi semangat, persaudaraan, menasihati, dan sikap kekeluargaan, nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik, ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab, sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang menyerah, dan berpendirian, dan nilai moral hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan alam; (3) kesesuaian nilai moral novel Padang Bulan sebagai bahan pembelajaran di kelas XI
4 SMA berdasarkan tinjauan dari aspek psikologi, bahasa dan latar belakang budaya. Ketiga aspek tersebut mendukung novel Padang Bulan disesuaikan sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. ( Udi Budi Harsiwi, 2011, Sosial Budaya Bangka Belitung Dalam Novel Dwilogi Padang Bulan Karya Andrea Hirata (Pendekatan Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan), Tesis, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian Udi Budi Harsiwi bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan (1) sosial budaya yang terungkap dalam novel dan (2) nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Dwilogi Padang Bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data mengkaji dokumen melalui content analysis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif yang meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Hasil penelitian Udi Budi Harsiwi menyimpulkan (1) sosial budaya masyarakat Belitung yang terungkap dalam novel meliputi: (a) sistem religi, yakni kepercayaan pada satu Tuhan (monotheisme), kepercayaan pada ilmu gaib (animisme), dan kepercayaan Konghucu. Upacara keagaman terdiri dari Maulid Nabi, Sembahyang Rebut, dan Buang Jong; (b) sistem kemasyarakatan dikepalai oleh kepala kampung dan dibantu oleh perangkatnya yaitu modin dan carik; (c) sistem pengetahuan terdiri dari pengetahuan musim, lembaga pendidikan, dan pengetahuan kesehatan; (d) sistem bahasa, yaitu bahasa Melayu yang sekarang menjadi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia; (e) sistem kesenian yaitu orkes Melayu; (f) sistem mata pencaharian meliputi: bertani, buruh/karyawan tambang, nelayan, berdagang, dan pegawai
5 pemerintah; (g) sistem peralatan hidup meliputi: alat transportasi, peralatan rumah tangga, senjata, dan perumahan; (2) nilai-nilai pendidikan yang terungkap adalah nilai spiritual, yakni nilai agama, nilai ajaran hidup, dan nilai budaya, serta nilai vitalitas dan kehidupan sosial. Nilai spiritual adalah nilai yang sulit diubah dan nilai vitalitas adalah nilai yang mudah diubah ( Faika Burhan, 2012, Eksistensi Perempuan Dalam Dwilogi Novel Padang Bulan Dan Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata, Tesis, Program Studi Ilmu Sastra Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Penelitian Faika Burhan dilatarbelakangi oleh fenomena kehidupan sosial perempuan yang termarjinalkan dalam masyarakat. Dalam karya sastra, perempuan juga terjebak dalam mistik femininitas yang membatasi gerak mereka. Akibatnya, perempuan terlampau jatuh ke dalam imanensi yang mencegahnya menuju transendensi untuk pencapaian eksistensi diri. Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang tersebut adalah proses penemuan eksistensi diri perempuan setelah melewati fase-fase kejatuhan hidup serta wujud pemberontakan dan solidaritas mereka dalam grup untuk mempertahankan eksistensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang bebas mampu mencapai eksistensinya sebagai manusia. Ketika seorang perempuan mampu bereksistensi, maka ia telah menciptakan eksistensi untuk perempuan lainnya. Setiap pilihan yang dia jalani merupakan citra yang dia bangun untuk dirinya dan dunia. Kehadirannya merupakan inspirasi sekaligus menjadi simbol untuk kebangkitan perempuan di sekelilingnya. Ia menjadi ada dan menjadikan yang lainya merasa ada
6 ( =1961-H-2012.pdf&ftyp=4&id=57189) Umi Fadhilah, 2012, Watak Tokoh dalam Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata dan Implikasinya dalam Pembelajaran di SMA, Skripsi, Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti Tegal. Metode yang digunakan untuk meneliti watak tokoh Novel padang Bulan dan implikasinya adalah menggunakan pendekatan teori objektif dan pendekatan sosiologi sastra. Pengumpulan data menggunakan cara observasi dan teknik pustaka. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini disimpulkan watak tokoh yang berperan dalam novel Padang Bulan. Tokoh utamanya Enong, yakni memiliki watak percaya diri, optimis, bertanggung jawab, lugu, pintar, pekerja keras, baik, sabar, dan pantang menyerah. Sedangkan tokoh-tokoh tambahannya Ikal, yaitu mempunyai watak keras kepala, minder, baik, cemburu, tidak mudah putus asa, mudah percaya. Watak Syalimah, yaitu tidak mudah putus asa dan sabar. Watak Zamzami yaitu pekerja keras, pantang menyerah. Watak A ling yaitu pendiam, dan tertutup. Watak M. Nur yaitu baik, dan suka menolong. Watak Zinar yaitu Baik, dan ramah. Watak Ibu yaitu cerwet dan keras. Watak Ayah baik hati. Watak Ibu Indri, yaitu baik dan pintar. Watak Ibu Nizam, yaitu baik, ramah, dan pintar. Watak Nuri, Ilham, Nizam, dan Naila yaitu baik, suka menolong, tegar (
7 2.1.7 Rahmawati, dkk, Gaya Bahasa Andrea Hirata Dalam Dwilogi Padang Bulan: Kajian Stilistika, Jurnal, Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Penelitian Rahmawati bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan oleh Andrea Hirata dalam Dwilogi Padang Bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan sebagai landasan teori adalah pendekatan stilistika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pilihan leksikal yang digunakan menunjukkan kemampuan Andrea Hirata sebagai seorang saintis sekaligus sastrawan. Kekhasan atau ciri khas Andrea Hirata terlihat pada kemampuannya memadupadankan pilihan leksikal yang bersifat teknis dengan leksikal lainnya sehingga melahirkan pengucapan yang puitis. Dalam gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, Andrea Hirata memperlihatkan kekhususannya dalam mendeskripsikan secara detail latar maupun penokohan. Penggunaan gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna meliputi gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan ( Tri Surani, 2011, Nilai Optimisme Dalam Novel Dwilogi Padang Bulan Dan Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata (Tinjauan dari Perspektif Pendidikan Agama Islam), Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Latar belakang penelitian Tri Surani adalah proses belajar mengajar di sekolah, terutama dalam penyampaian materi seorang guru dapat menggunakan berbagai metode. Metode untuk menyampaikan materi yang sarat akan nilai-nilai pendidikan dapat dipilih melalui berbagai media. Novel sebagai salah satu media cetak, dapat dijadikan bacaan yang selalu memberi inspirasi bagi pembacanya. Terutama dalam novel Dwilogi Padang Bulan, terdapat pesan
8 edukatif yang ditampilkan oleh para tokohnya. Pesan optimisme dalam novel ini memberi referensi baru bagi penikmat novel. Permasalahan dalam penelitian ini adalah nilai optimisme apa saja yang terkandung dalam novel Dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata dan bagaimana nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan novel Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata yang mengandung nilai pendidikan terutama nilai optimisme dan nilai lain yang dirasa relevan dengan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka (library research) dengan mengambil objek novel Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra dan pendekatan hermeneutik sastra. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan dokumentasi. Sedangkan analisis data mengunakan content analysis (analisis isi) dan dari analisis tersebut ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman sikap optimisme dapat dilakukan dengan memanfaatkan media novel. Nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan diantaranya adalah memiliki pengharapan yang tinggi (tidak mudah putus asa), mampu memotivasi diri, merasa banyak akal untuk meraih tujuan yang diinginkan, memiliki percaya diri, tidak bersikap pasrah, memandang sebuah kegagalan sebagai hal yang dapat diubah bukan dengan menyalahkan diri sendiri. Adapun nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama Islam diantaranya secara umum dibagi menjadi tiga segmen utama, yaitu dilihat dari tujuan, materi, dan metode yang digunakan oleh seorang guru dalam upaya untuk menumbuhkan sikap optimisme kepada siswa (
9 2.2 Konsep Konsep merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penelitian. Di dalam konsep dijelaskan aspek-aspek yang digunakan atau dipakai agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ruang lingkup kajian tetap terarah. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pengertian Novel Menurut Alwi, dkk (2007: 788), novel didefinisikan sebagai berikut, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku Pengertian Perjuangan Menurut Alwi, dkk (2007: 478), perjuangan adalah 1 perkelahian (merebut sesuatu); peperangan; 2 usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya; 3 Pol salah satu wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik. Perjuangan yang dimaksud dalam novel ini adalah perjuangan tokoh utama (Enong) untuk bertahan hidup Feminisme Menurut Ratna (2004: 184) secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak), sebagai kelas sosial. Menurut Fakih (1996: 97) gerakan feminisme mendapat alat analisis untuk mempertajam pandangan mereka. Tanpa analisis gender gerakan feminisme akan mengalami kesulitan untuk melihat sistem, struktur, dan akibatnya hanya tertuju kepada kaum perempuan saja. Tanpa analisis gender, gerakan feminisme akan menjadi reduksionisme, yakni lebih memusatkan perhatian kaum perempuan dan akan mengabaikan faktor sistem dan struktur. Akibatnya, gerakan feminisme tidak akan terisolasi dari seluruh gerakan sosial ke arah transformasi sosial.
10 Dengan kata lain, analisis gender telah memungkinkan gerakan feminisme dan gerakan-gerakan lain melakukan analisis dan pemecahan masalah bersama-sama Analisis Feminis Analisis feminis adalah analisis tentang dunia wanita. Analisis feminis adalah analisis yang mempermasalahkan perempuan dalam hubungannya dengan tuntutan persamaan hak (emansipasi), gender, dan segala ketidakadilan yang dialami oleh perempuan Dwilogi Novel Dwilogi novel adalah kumpulan buku yang ceritanya saling berkesinambungan dan terdiri dari dua seri. Dwilogi novel Padang Bulan merupakan rangkaian kisah yang terdiri atas dua seri yang merupakan kelanjutan dari seri pertama. Novel ini dimuat dalam satu buku namun dicantumkan dua judul dengan salah satu judul ditulis di sampul belakang dan terbalik. 2.3 Teori Ratna (2005: ) mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan teori feminis, perlu dibedakan dengan dua istilah lain yang muncul, yaitu emansipasi dan gender. Emansipasi, dari kata emancipatio (latin), berarti persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi dalam kenyataannya selalu dikaitkan dengan kaum perempuan untuk menuntut persamaan hak dengan laki-laki, sedangkan gender didefinisikan sebagai lawan seks. Gender bersifat psikologis kultural, sebagai perbedaan antara masculine-feminine. Apabila emansipasi dan gender cenderung lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah praktis yang terjadi dalam masyarakat, feminis lebih bersifat teoretis. Feminisme menggali keseluruhan aspek mengenai perempuan, menelusuri aspek-aspek kesejarahannya, klasifikasi, periodisasi, kaitannya dengan teori-teori lain, sekaligus menyusunnya dalam suatu kerangka-kerangka konseptual.
11 Fakih (1996: 78-79) mengemukakan bahwa pada umumnya orang berprasangka bahwa Feminisme adalah gerakan pemberontakan terhadap kaum laki-laki, upaya melawan pranata sosial yang ada, misalnya institusi rumah tangga, perkawinan maupun usaha pemberontakan perempuan mengingkari apa yang disebut sebagai kodrat. Persoalan feminisme itu sendiri, seperti juga aliran pemikiran dan gerakan lainnya, bukan merupakan suatu pemikiran atau aliran yang tunggal, melainkan terdiri atas pelbagai ideologi, paradigma, serta teori yang dipakai oleh masing-masing mereka. Meski terjadi perbedaan antarfeminis mengenai apa, mengapa, dan bagaimana penindasan dan eksploitasi itu terjadi, namun mereka sepaham bahwa hakikat perjuangan feminisme adalah demi kesamaan, martabat, dan kebebasan untuk mengontrol raga dan kehidupan baik di dalam maupun di luar rumah. Dari pengertian di atas, jelaslah bahwa feminisme mengkaji sebuah gerakan perjuangan atau pemberontakan terhadap kaum laki-laki dalam upaya melawan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan itu sendiri. Adapun bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan wanita antara lain: Perjuangan menegakkan ketidakadilan terhadap hak-hak antara laki-laki dan perempuan terutama dalam hal pendidikan. Perjuangan memperoleh kebebasan mengontrol raga terutama dalam hal reproduksi serta memperjuangkan pengurangan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Perjuangan untuk mendapatkan upah yang sesuai dengan pekerjaan tanpa membedakan gender. Perjuangan untuk menunjukkan kebolehan perempuan sebagai pemimpin atau memperoleh jabatan yang lebih tinggi.
I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra
NILAI MORAL NOVEL TITIAN SANG PENERUS KARYA ALANG-ALANG TIMUR SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh: Andhina Linda Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dynarahma@rocketmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciSISTEM KEMASYARAKATAN DAN NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra
SISTEM KEMASYARAKATAN DAN NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ginanjar Subekti Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia ginanjarsubekti10@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciOleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya imajinatif seorang pengarang. Hal ini sesuai dengan ungkapan Wallek dan Austin Warren (1989:3) bahwa karya sastra adalah
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,
Lebih terperinciKAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA
KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Oleh: SYARIFUDIN K1209066 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memang tidak luput dari masalah. Permasalahan tersebut meliputi masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, dan sesama, interaksinya dengan diri
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran
Lebih terperinciGAYA BAHASA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA
GAYA BAHASA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciNILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Umi Hanik Program StudiPendidikanBahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas
Lebih terperinciANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Mei Arisman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,edisi
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak
Lebih terperinciANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur
Lebih terperinciKIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan pengungkapan dari pragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dan terjadi konflik-konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sistem semiotik terbuka, karya dengan demikian tidak memiliki kualitas estetis intrinsik secara tetap, melainkan selalu berubah tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciCITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Resma Anggraini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Resmaanggraini89@yahoo.co.id
Lebih terperinciNILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK
NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya satra merupakan sebuah karya seni yang diciptakan seorang sastrawan yang mengandung unsur keindahan untuk dinikmati masyarakat, bukan hanya sekedar dibaca akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlawanan budaya merupakan perjuangan hak yang bertentangan agar terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan untuk melakukan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dipakai untuk menyebutkan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat global meskipun secara sosial, ekonomi dan keagamaan keberadaanya tidak merupakan
Lebih terperinciNILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Suwandi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciSEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1
PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA : TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali Modern dari waktu ke waktu menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam bentuk puisi, cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa yang terdapat dalam karya sastra memiliki keunikan tersendiri. Begitu pun penggunaan bahasa dalam novel angkatan Balai Pustaka. Penulis novel angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan baik dalam segala hal (Maulana dkk, 2008: 363). Optimis juga berarti memiliki pengharapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Maftuhatul Mubarokah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maftuhatul.mubarokah@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah rekaan, sebagai terjemahan fiksi secara etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. Dalam novel baik pengarang
Lebih terperinciDiajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu daerah dalam karya sastra. Warna lokal yang dibangun dengan istilah atau ungkapan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abidah El Khalieqy (AEK) adalah pengarang yang kreatif, memiliki daya imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak pembacanya.
Lebih terperinciNILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran karakter menjadi orientasi pengajaran di sekolah saat ini. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperinciKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Putut Hasanudin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo pututhasanudin@yahoo.com
Lebih terperinciN NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA
N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis tentang ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis tentang ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya Andrea Hirata yang dilihat dari ciri-ciri tokoh secara jasmaniah dan secara rohaniah dan jenis-jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, pandangan dunia pengarang, struktur sosial pengarang, nilai edukatif, dan
Lebih terperinci