KOMUNIKASI VERBAL PEREMPUAN DALAM RESPON INTERAKTIF OPERATOR SELULER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI VERBAL PEREMPUAN DALAM RESPON INTERAKTIF OPERATOR SELULER"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI VERBAL PEREMPUAN DALAM RESPON INTERAKTIF OPERATOR SELULER (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Opini Pelanggan Telkomsel tentang Komunikasi Verbal Perempuan Dalam Respon Interaktif Operator Telkomsel di Kota Medan) Alfred Martua O. S Abstrak Penelitian ini berjudul Komunikasi Verbal Perempuan Dalam Respon Interaktif Operator Seluler (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Opini Pelanggan Telkomsel tentang Komunikasi Verbal Perempuan Dalam Respon Interaktif Operator Telkomsel di Kota Medan). Saat ini Respon Interaktif telah menjadi sistem informasi yang digunakan operator seluler umumnya dalam menangani kebutuhan informasi terhadap pelanggan. Telkomsel menempatkan komunikasi verbal perempuan dalam seluruh Respon Interaktif (Interactive Voice Response/IVR)nya. Penggunaan komunikasi verbal perempuan dalam IVR akan menimbulkan opini dalam pelanggan yang secara sosial mengacu pada masalah gender. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui opini pelanggan Telkomsel mengenai komunikasi verbal perempuan dalam Respon Interaktif operator Telkomsel dan juga melihat adanya masalah gender dalam hal tersebut. Penelitian menggunakan paradigma kritis dengan metode deskriptif kualitatif. Teori yang dianggap relevan adalah komunikasi verbal dan komunikasi gender. Informasi diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap pelanggan Telkomsel yang merupakan mahasiswa berdomisili di kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini pelanggan mengenai komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif adalah suara lembut, bahasa formal dan baik serta gaya bicara positif. Untuk masalah gender, opini pelanggan terbagi dalam dua, opini pelanggan pria dan opini pelanggan perempuan. Pelanggan pria melihat bahwa terjadi stereotipe terhadap komunikasi verbal pria sedangkan pelanggan perempuan melihat bahwa terjadi marginalisasi atas perempuan. Kata Kunci: Respon Interaktif, Komunikasi verbal, komunikasi gender, Perempuan, opini Pendahuluan Perusahaan pada umumnya, terutama perusahaan operator seluler, mempunyai layanan konsumen untuk memberikan dan menerima informasi dari pelanggannya. Saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin meningkat, telah ditemukan suatu teknologi untuk mengatasi layanan terhadap konsumen yang 1

2 berskala besar. Adalah IVR (Interactive Voice Response), atau respon interaktif, yang telah membantu perusahaan dalam memberikan informasi kepada pelanggan secara efektif dan efisien. IVR merupakan suatu sistem teknologi yang terintegrasi dengan komputer, yang memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi dengan sistem host perusahaan melalui tombol telepon atau dengan pengenalan suara, setelah itu mereka dapat melayani pertanyaan mereka sendiri dengan mengikuti dialog IVR.. Sistem IVR dapat merespon dengan audio yang direkam sebelumnya atau dihasilkan secara dinamis untuk pengguna secara langsung dalam proses yang berkelanjutan. Aplikasi IVR dapat digunakan untuk mengontrol hampir semua fungsi di mana antarmuka dapat dipecah menjadi serangkaian interaksi sederhana. Telkomsel sebagai perusahaan operator seluler terbesar di Indonesia telah menggunakan IVR dalam layanan pelanggan mereka. Layanan-layanan tersebut berupa call center, voice mail, dan lainnya. Setiap pelanggan memilih layanan pelanggan, secara otomatis terhubung dengan sistem IVR Telkomsel. Namun, yang menarik adalah setiap masuk ke layanan tersebut, selalu perempuan yang akan berkomunikasi dengan pelanggan. Komunikasi verbal perempuan digunakan oleh Telkomsel disemua IVR mereka. Pelanggan Telkomsel adalah sasaran dari penggunaan komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator Telkomsel. Telkomsel menggunakan komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif mereka tentu didasari oleh pelanggan sendiri. Sehingga perlu diketahui opini pelanggan mengenai penggunaan komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif Telkomsel tersebut. Opini sendiri adalah pendapat, pikiran, perkiraan atau tanggapan tentang suatu hal dan bersifat subjektif. Opini pelanggan dapat menjelaskan alasan Telkomsel menggunakan komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif mereka. Fenomena ini juga semakin menarik seiring dengan berkembangnya wacana permasalahan mengenai isu gender dalam kajian komunikasi. Perkembangan isu gender dalam kajian komunikasi semakin sering terjadi dalam realita sosial tanpa pernah disadari. Komunikasi gender menekankan pada interaksi antara individu lakilaki dan perempuan dalam konteks hubungan, kelompok, organisasi, media dan masyarakat untuk menciptakan dan mempertukarkan pesan melalui simbol-simbol bermakna dalam rangka konstruksi peran maskulin dan feminin sesuai dengan lingkungan mereka. Opini pelanggan Telkomsel tentang komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator Telkomsel bisa saja mengena pada wacana masalah gender. Pelanggan sebagai pengguna layanan informasi berbasis IVR tersebut tentu memiliki opini yang sarat akan masalah gender, mengingat komunikasi verbal perempuan sebagai satu-satunya yang digunakan Telkomsel sebagai layanan respon interaktif (IVR) mereka. Fokus Masalah 2

3 Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan diatas, maka fokus masalah yang hendak diteliti lebih lanjut adalah Bagaimanakah opini pelanggan Telkomsel tentang komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator Telkomsel di kota Medan. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui opini pelanggan Telkomsel mengenai komunikasi verbal perempuan dalam layanan respon interaktif (IVR) operator Telkomsel. 2. Untuk melihat adanya masalah gender dalam layanan respon interaktif (IVR) operator Telkomsel. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Verbal Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, dikatakan bahwa dalam komunikasi verbal laki-laki dan perempuan memiliki kosakata berlainan. Sebabnya adalah sosialisasi mereka yang berlainan, khususnya minat mereka yang berlainan terhadap berbagai aspek dalam kehidupan mereka. Perbedaan bahasa yang menimbulkan persepsi seperti ini digambarkan sebagai berikut: perempuan menggunakan kata lebih banyak, lebih mendalam, lebih banyak bertanya termasuk juga mempertanyakan ( Ini bagus, begitu bukan? ), dan menggunakan kata yang bermuatan emosi daripada yang dilakukan oleh laki-laki. Bahasa laki-laki, disisi lain, menunjukkan banyak kesalahan tata bahasa, sering tidak senonoh, dan bahasa slang (Mulyana, 1996: 102). Pesan verbal juga mencerminkan pengaruh gender yang cukup besar. Misalnya dalam hal kesopanan. Secara umum, hasil penelitian dari berbagai budaya yang berbeda menunjukkan bahwa bahasa perempuan lebih sopan daripada laki-laki. Perempuan lebih sering mencari ranah yang sesuai dalam percakapan dan situasi konflik daripada laki-laki. Perempuan juga jauh lebih sopan saat mencoba mendapatkan persetujuan dari orang lain ketimbang laki-laki (Devito, 2008:82). Komunikasi Gender 3

4 Komunikasi gender memfokuskan pada deskripsi dan analisis terhadap berbagai bentuk ketimpangan gender yang ada di dunia komunikasi, termasuk hal-hal dibalik layar yang dianggap sebagai anteseden bagi terbentuknya produk-produk komunikasi yang bias gender tersebut. Adapun teori yang relevan adalah: 1. Genderlect Styles (Deborah Tannen) 2. Analisis Gender (Mansour Fakih) Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan dengan pertimbangan karena lebih mudah disesuaikan apabila berhadapan dengan fakta-fakta yang kompleks. Pada hakekatnya metode deskriptif kualitatif adalah mencari teori, bukan menguji teori (Danandjaja, 2012). Disamping itu, penelitian kualitatif lebih menekan pada persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2009: 56). Objek penelitian ini adalah opini pelanggan Telkomsel tentang komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator Telkomsel. Sedangkan subjek penelitian adalah informan yang merupakan pelaku ataupun yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini adalah mahasiswa yang merupakan pelanggan Telkomsel dan bertempat tinggal di kota Medan. Sedangkan informan tambahan adalah Humas Telkomsel regional Sumatera Utara. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer Dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap informan yang telah memenuhi kriteria. Sedangkan observasi dilakukan terhadap pelanggan dan kegiatan layanan Telkomsel. b. Data Sekunder Dengan mencari lewat media internet, kepustakaan berupa jurnal, bukubuku ilmiah dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan transkrip interviu serta material lain yang telah terkumpul (Danim, 2002: 209). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data oleh B. Milles dan Michael Huberman (Patilima, 2005): 1. Reduksi data; yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. 4

5 2. Penyajian data; Penyajian data yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif, untuk mempermudah memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami sebelumnya (Sugiyono, 2008: 249). 3. Penarikan kesimpulan; Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Penelitian Penelitian diawali dengan mendatangi kantor Telkomsel di Gedung Uniland, Jalan M.T. Haryono No. A-1, Medan, pada tanggal 16 Juni Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data sebagai pembanding data dari informan yang merupakan pelanggan Telkomsel. Peneliti dianjurkan untuk kembali lagi saat dihubingi pihak Telkomsel. Peneliti melanjutkan dengan melakukan pencarian informan. Pencarian informan dilakukan secara acak dengan mendatangi gerai pulsa sebagai tempat mendapatkan pelanggan Telkomsel. Peneliti membutuhkan waktu selama sebulan lebih untuk mendapatkan informan yang benar-benar sesuai kriteria, dan telah mendapatkan persetujuan untuk dilakukan wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti. Proses wawancara ini dilakukan dalam waktu tiga bulan. Peneliti mencoba untuk mendatangi kembali kantor Telkomsel guna mengkonfirmasi kesediaan pihak Telkomsel diwawancara. Pada tanggal 11 Agustus 2014, peneliti berniat untuk mengkonfirmasi atas surat penelitian yang disampaikan peneliti pada 16 Juni Pihak Telkomsel, khususnya Humas Telkomsel menolak untuk dilakukan wawancara. Sayangnya, peneliti tidak memperoleh alasan yang jelas mengenai penolakan yang dilakukan pihak Telkomsel. Penyajian Data Secara keseluruhan, informan yang diwawancarai memiliki jawaban yang sama mengenai alasan digunakannya komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif atau Interactive Voice Response (IVR) operator Telkomsel. Opini yang terbentuk mengenai komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif (IVR) operator Telkomsel lebih kepada kelebihan yang melekat pada komunikasi verbal perempuan 5

6 dibandingkan komunikasi verbal yang dimiliki laki-laki. Semua informan sepakat bahwa kelebihan yang dimiliki komunikasi verbal perempuan menjadi alasan utama mengapa komunikasi verbal perempuan tersebut digunakan didalam layanan Telkomsel lewat IVR. Gambaran mengenai bentuk komunikasi verbal perempuan dalam IVR oleh masing-masing informan seluruhnya sama. Meskipun untuk beberapa informan memiliki jawaban yang berbeda mengenai pengaruh maupun daya tarik yang diakibatkan oleh komunikasi verbal perempuan tersebut terhadap dirinya, secara umum jawaban informan dapat disimpulkan sama. Utnuk masalah gender, semua jawaban informan bervariatif. Namun, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh informan memiliki pandangan yang sama, yakni adanya singgungan mengenai gender didalam layanan operator Telkomsel lewat IVR tersebut. Pembahasan Komunikasi verbal perempuan menurut opini keempat informan memiliki kelebihan yang secara umum terletak dalam suara dan bahasa serta gaya bicara. Suara perempuan yang menurut mereka lembut, berdesah dan seksi adalah menjadi daya tarik bagi yang mendengar. Mereka berpendapat bahwa yang berkomunikasi dengan mereka sebagai pelanggan Telkomsel lewat IVR memiliki karakter suara yang demikian. Sementara, untuk bahasa, keempat informan memiliki opini yang sama juga. Mereka berpendapat bahwa bahasa yang digunakan adalah formal dan katakatanya bersifat persuasif. Sedangkan untuk gaya bicara, mereka juga memiliki jawaban yang sama, yaitu positif dan ramah. Suara manusia secara fisiologis sangat berbeda. Suara manusia berbeda secara fisiologis. Antara suara perempuan dan laki-laki memiliki tingkat perbedaan yang didasarkan pada struktur anatomi organ tubuhnya. Laki-laki memiliki suara yang cenderung lebih berat dari perempuan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur fisiologis organ tubuh yang ada pada laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan memiliki tulang rawan di sekitar kotak suara mereka. Karena kotak suara laki-laki lebih besar (yang memberi laki-laki suara lebih berat) tulang rawan laki-laki lebih menonjol. Inilah yang disebut jakun yang membuat suara laki-laki berat (sumber: Dalam penelitian yang ada, ditemukan juga bahwa suara perempuan memiliki kelebihan yaitu desah. Desah terjadi diakibatkan oleh motivasi fungsional dari celah posterior yang sering ditemukan dalam glotis perempuan. Suara lembut perempuan tidak dapat dikaitkan dengan gender dikarenakan faktor fisiologis adalah penyebab suara perempuan berbeda dengan laki-laki. Namun, perempuan dalam berkomunikasi terlihat lebih lembut dipengaruhi oleh bahasa dan gaya bicara yang dilakukan. Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa dan gaya bicara sangat besar dalam membentuk komunikasi verbal perempuan. 6

7 Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Prof. Deddy Mulyana disebutkan bahwa terdapat perbedaan pragmatik antara bahasa perempuan dengan bahasa lakilaki. Perempuan lebih banyak menggunakan pembicaraan ekspresif (untuk menyatakan emosi: Saya khawatir apakah laporan itu bisa selesai hari ini, Saya senang setiap orang punya kesempatan berbicara ) dan berorientasi-orang (memelihara hubungan, menciptakan itikad baik, menunjukkan dukungan, dan membangun komunitas). Artinya, bahwa perempuan dalam pemilihan kata adalah yang mampu membangun suatu hubungan. Bahasa perempuan dapat mempengaruhi orang lain. Sementara laki-laki umumnya memilih bahasa yang cenderung kasar. Disamping itu, laki-laki tidak memiliki kemampuan dalam penataan bahasa secara baik. Bahasa formal yang dimaksud oleh keempat informan lebih mengarah pada bahasa yang konteksnya membina hubungan. Informan merasa bahwa dengan bahasa yang formal adalah awal untuk mulai mensugesti mereka. Teori genderlect styles dari Deborah Tannen menyebutkan bahwa dialek feminis dan maskulin berbeda. Feminis lebih respnsif sedangkan maskulin lebih bersifat menguasai. Gaya biacara yang ramah seperti opini para informan mengarah pada dialek yang responsive. Ramah menunjukkan nilai hubungan yang serius dan cepat untuk mempengaruhi orang lain. Hal-hal yang positif dalam gaya bicara perempuan sepantasnya membuat mereka mudah membuat orang lain simpatik dan tertarik. Dalam masalah gender, terdapat dua opini yang berasal dari dua kelompok. Kelompok informan laki-laki berpendapat bahwa penggunaan komunikasi verbal perempuan dalam IVR Telkomsel menunjukkan bahwa komunikasi verbal laki-laki memiliki masalah dan terkesan buruk dibandingkan komunikasi verbal perempuan. Menurut mereka, letak bias gender ada dalam hal tersebut. Sementara itu, kelompok perempuan berpendapat bahwa penggunaan komunikasi verbal perempuan diseluruh IVR Telkomsel tidak disertai penghasilan yang sesuai. Komunikasi verbal perempuan harusnya memiliki hak yang membuat perempuan lebih layak memperoleh penghasilan besar. Jika dilihat dari analisis gender, pendapat kelompok informan laki-laki mengarah pada stereotip dan pendapat kelompok informan perempuan lebih kepada marginalisasi. Secara umum, stereotipe adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Celakanya, stereotipe selalu merugikan dan menimbulkan ketidakadilan (Mansour Fakih, 1996: 16). Pelabelan bahwa komunikasi verbal lakilaki tidak lebih baik daripada perempuan kemungkinana yang membuat Telkomsel tidak menggunakannya dalam layanan IVR mereka. Dalam bukunya yang berjudul analisis gender dan transformasi sosial, DR. Mansour Fakih menjelaskan proses marginalisasi yang mengakibatkan kemiskinan, sesungguhnya banyak sekali terjadi dalam masyarakat dan negara yang menimpa kaum laki-laki dan perempuan, yang 7

8 disebabkan oleh berbagai kejadian, misalnya penggusuran, bencana alam atau proses eksploitasi. Eksploitasi inilah yang ada dalam opini kelompok informan perempuan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai opini pelanggan Telkomsel tentang komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator Telkomsel, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Saran 1. Opini pelanggan Telkomsel menunjukkan bahwa alasan penggunaan komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator oleh perusahaan Telkomsel lebih didasari pada kelebihan yang melekat pada komunikasi verbal perempuan itu sendiri. Komunikasi verbal perempuan menurut mereka memiliki komposisi suara lembut, bahasa dan gaya bicara yang baik. Seluruh pelanggan memiliki respon positif terhadap komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif atau IVR operator Telkomsel.. 2. Layanan informasi respon interaktif atau IVR operator Telkomsel yang menggunakan komunikasi verbal perempuan sarat akan masalah gender. Pelanggan berpendapat bahwa terdapat masalah gender dalam layanan yang menggunakan komunikasi verbal perempuan tersebut. Opini pelanggan mengenai masalah gender dalam respon interaktif operator Telkomsel terbagi dalam dua bentuk. Pelanggan laki-laki berpendapat bahwa tidak adanya komunikasi laki-laki dalam respon interaktif operator Telkomsel menunjukkan stereotipe terhadap laki-laki mengenai komunikasi verbalnya. Sementara pelanggan perempuan berpendapat bahwa layanan tersebut menunjukkan marginalisasi terhadap kaum perempuan. Hal ini didasari bahwa komunikasi verbal perempuan dieksploitasi untuk tujuan menarik perhatian pelanggan tanpa ada kompensasi (penghasilan) yang sepadan. Setelah melakukan penelitian mengenai opini pelanggan Telkomsel tentang komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator Telkomsel, peneliti mengajukan beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Peneliti menyarankan agar penggunaan komunikasi verbal laki-laki dalam IVR perlu untuk menjadi bahan pertimbangan. Disamping bahwa tidak semua komunikasi verbal laki-laki adalah buruk, juga dapat membentuk keseimbangan gender. 2. Peneliti memiliki sejumlah kendala dalam melakukan penelitian khususnya dalam memperoleh data dari perusahaan operator Telkomsel. Kiranya pihak perusahaan agar lebih terbuka dalam penelitian-penelitian yang dilakukan kedepannya untuk kebaikan bersama. Karena penelitian, secara khusus 8

9 penelitian mengenai opini dapat menjadi acuan dalam membentuk suatu kebijakan. Daftar Referensi Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana DeVito, Joseph A Essentials of Human Communication. Boston: Pearson Education, Inc. Fakih, Mansour Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Griffin, EM A First Look At Communication Theory. 5th ed. New York: Mc Graw Hill. Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A Teori Komunikasi: Theories of Human Communiction. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy Human Communication. Bandung: Rosdakarya Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya. Narwaya, Tri Guntur Matinya Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Resist Book. Olii, Helena Opini Publik. Jakarta: PT. Indeks. Sastropoetro, Santoso Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sendjaja, Sasa Djuarsa, dkk Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung: CV. Alfabeta. West, Richard dan Lynn H. Turner Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Wirartha, I Made Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI. Zamroni, Mohammad Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumber Lain: Diakses pada 05 September 2014 pukul WIB Diakses pada 10 September 2014 pukul WIB 9

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman. 122 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Untuk memanajemen privasi komunikasinya, kaum gay memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan mana wilayah privat dan mana wilayah publik dengan teman, pasangan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Diawali dari kondisi perubahan yang terjadi di PT. KAI untuk semakin berupaya meningkatkan kualitas perubahan sistem yang dilakukan untuk membawa PT.KAI menuju

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sosial. Strukturasi dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sosial. Strukturasi dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Diawali dari keberadaan Aksara sebagai sebuah organisasi nonprofit yang ditentukan oleh strukturasi dalam organisasi itu sendiri melalui penggunaan aturanaturan

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. tidak mengadakan perhitungan. Menurut Lexy J. Moleong, 26

BAB II METODE PENELITIAN. tidak mengadakan perhitungan. Menurut Lexy J. Moleong, 26 BAB II METODE PENELITIAN II.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Menurut Lexy J. Moleong, 26 penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif artinya data yang diperoleh akan dikumpulkan

Lebih terperinci

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. 1

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. 1 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini adalah studi fenomenologi, peneliti mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi di lokasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio TA TV, dari pengamatan peneliti pada 6 episode program acara UNS Menyapa di TA TV, dan dari hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok bahasan dalam perdebatan mengenai perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam

Lebih terperinci

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan 20 Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan memperhatikan sebuah pesan, yaitu (Griffin, 1997:223)

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan.

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dinamika komunikasi kelompok HPPK dalam proses pengambilan keputusan pasca kebakaran 27

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Ibu Bekerja dengan Suami dan Anak dalam Keluarga Ibu Bekerja pada Subbagian Tata Laksana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif yaitu data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada organisasi atau perusahaan. Kinerja Sales Promotion Girl (SPG) yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada organisasi atau perusahaan. Kinerja Sales Promotion Girl (SPG) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan Sales Promotion Girl (SPG) sehingga mempengaruhi seberapa banyak mereka berkontribusi kepada organisasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami

Lebih terperinci

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode postpositivistik, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PARADIGMA PENELITIAN Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang dikutip Dedy Mulyana, menurut Patton paradigma tertanam

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif kualitatif yaitu ada beberapa definisi mengenai pendekatan ini, Bogdan dan Taylor dalam Lexy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis daya tarik konsumen melalui sistem member produk Sophie Paris pada masyarakat desa Jurang

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA BAGI KONFLIK ANTAR JAGA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA

STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA BAGI KONFLIK ANTAR JAGA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA BAGI KONFLIK ANTAR JAGA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA Oleh George B. B. Lantemona Elvie Mingkid Eva Marentek e-mail; gbawelle@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S 110904020 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri Dalam Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. landasan untuk menjawab masalah penelitian. 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN. landasan untuk menjawab masalah penelitian. 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kuhn dalam The Structure Of Scientific Revolutions mendefinisikan paradigma ilmah sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya. 1 Dari definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian kualitatif

Lebih terperinci

Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah. Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta. Di Jawa Tengah Agustus 2014

Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah. Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta. Di Jawa Tengah Agustus 2014 Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding

Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 127 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian tentang kepuasan komunikasi organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, adalah tinggi. Karyawan PLN Disjatim menjawab

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Konstruktivisme Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian 51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan dalam analisis pemahaman prosedural dan konseptual berdasarkan gaya belajar siswa A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif 1. Desain Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. John W. Creswell (1998:15) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

BAB III METODE PENELITIAN. pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian atau research dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dalam hal ini, peneliti ingin menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe dekriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun alasan pemilihan metode dan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun alasan pemilihan metode dan jenis 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun alasan pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis dalam laporan ini bersifat deskriptif. Melalui kerangka konseptual tertentu (landasan teori), periset melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif ini merupakan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan, akan tetapi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 Reziyodi Ryandaru Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia, 10000

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian ini menggunakan dua variable. Berbagai macam definisi tentang penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif.

BAB III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. BAB III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah tipe penelitian menjelaskan makna-makna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan teliti dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau medapatkan

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN GOTONG ROYONG DALAM KOMUNITAS DI RUMAH SUSUN (RUSUN) (Studi Kasus di Rusunawa Kranggan Ambarawa Kabupaten Semarang) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma merupakan suatu pandangan, persepektif umum atau cara untuk memilah-milahkan dunia nyata yang kompleks dan kemudian memberikan arti dan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang diadakan disuatu medan atau kancah dengan pendekatan kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hodos yang artinya jalan, cara, atau arah. Sehingga metode dalam arti luas

BAB III METODE PENELITIAN. Hodos yang artinya jalan, cara, atau arah. Sehingga metode dalam arti luas 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Kata metode berasal dari bahasa Yunani Metodos, yang berasal dari dua suku kata Meta yang artinya menuju, melalui, sesudah, mengikuti, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia selalu memerlukan bahasa di setiap geraknya, hampir dapat dipastikan semua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Perilaku manusia justru tidak pasti. Tulis Mulyana dalam bukunya, METODE PENELITIAN KOMUNIKASI: Contoh-contoh Penelitian Kualitatif dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Identitas yang dimaksud

BAB IV PENUTUP. pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Identitas yang dimaksud BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti atas perumusan masalah mengenai identitas material, jenis pesan yang diproduksi, cara penayampaian pesan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kajian terperinci mengenai sub setting, subyek tunggal yang berupa peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul " MANAJEMEN PASAR JONGKOK (Studi Kasus Di Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya), maka jenis metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci