Gambar 5.1 Rangka Kuda-Kuda
|
|
- Leony Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pertemuan XII, XIII, XIV,XV V. Perencanaan Struktur Kau V.1 Kuda-Kuda Kau Kuda-kuda atap adalah konstruksi ang terdiri dari balok melintang (ang menerima gaa tarik), balok sebagai penopang atau tiang (ang menerima gaa tekan) guna menangga dari gording dan kasau serta pelapis atap. Walaupun atap itu ringan, pengaruh luar terhadap konstruksi dan penutupna baik terhadap suhu (sinar matahari), cuaca (air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap gaa horizontal (angin dan gempa) dan kebakaran harus tetap dijamin. Pada konstruksi atap terdapat bahan bangunan utama seperti salah satu contohna; kuda-kuda kau. sedangkan sebagai bahan penutup adalah genting lam, genting pres, sirap, seng gelombang, serta genting atau pelat semen berserat. Konstruksi ang dipilih maupun bahan penutup akan mempengaruhi atau menentukan kemiringan atap. Gambar 5.1 Rangka Kuda-Kuda Untuk perhitungan perencanaan kuda-kuda diperlukan data-data sebagai berikut : - Panjang bentang - Jarak kuda-kuda - JaPrak gording - Jenis atap - Jenis kau V 1
2 V.1.1 Perencanaan Gording Gambar 5. Pembebanan pada gording Pada perhitungan gording, diperhitungkan beban-beban sebagai berikut : a. Beban mati (q) : - Berat atap - Berat sendiri gording b. Beban hidup (P) : P 100 kg Akibat beban-beban ang bekerja, timbul momen-momen sebagai berikut : Akibat beban mati : M 1/8. q sin α. L. 5.1a) M 1/8. q cos α. L b) Akibat beban hidup. M 1/4. P sin α. L 5.a) M 1/4. P cos α. L. 5.b) Dimana M adalah momen arah, M adalah momen arah, dan L adalah jarak kuda-kuda. Kontrol tegangan lentur : M σlt W M + W Fb'.. 5.3) V
3 Dimana σlt adalah tegangan lentur ang terjadi akibat beban, M adalah momen lentur, dan W adalah momen tahanan. W W I I 1. h I I 1. b b. h. h. b a) 5.4b) F b adalah kuat lentur terkoreksi (tergantung jenis kau) Kontrol lendutan : q L 1 P. L izin. L 384 E. I 48 E. I 00 5 q L. 384 E. I 1 P. L E. I 4 3. L izin a).. 5.5b) + izin. 5.5c) Dimana adalah lendutan ang terjadi akibat beban, q adalah beban terbagi rata (beban mati), P adalah beban terpusat (beban hidup), L adalah jarak kuda-kuda, E adalah modulus elastisitas lentur kau, I adalah momen inersia penampan. V.1. Perencanaan Kuda-Kuda Pada perhitungan batang kuda-kuda, diperhitungkan beban-beban sebagai berikut: a. Beban mati (q). - Berat atap - Berat gording - Berat sendiri kuda-kuda (dapat ditaksir) Total beban mati dijadikan sebagai beban terpusat bekerja vertikal pada tiap titik buhul. V 3
4 b. Beban hidup (P) : P 100 kg, untuk tiap titik buhul (PMI, 1987) Beban mati dan beban hidup ang bekerja pada kuda-kuda dalam bentuk beban terpusat vertikal pada tiap-tiap titik buhul diperlihatkan pada Gambar 5.3. Gambar 5.3 Pembebanan beban mati dan beban hidup pada kuda-kuda c. Beban angin (W) Tekanan angin, p besarna tergantung jarak letak tempat dari pantai. Pada umumna tekanan tiup angin harus diambil minimum 5 kg/m. Tekanan tiup di laut dan tepi pantai sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m (PMI, 1987). Koeisien angin tiup C 1 dan angin tekan C, besarna tergantung pada sudut kemiringan atap α dan bentuk bukaan atap ang diperlihatkan pada Gambar 5.4a, Gambar 5.4b, dan Gambar 5.4c. V 4
5 Gambar 5.4a Koeisien angin bangunan tertutup V 5
6 Gambar 5.4b Koeisien angin bangunan terbuka sebelah Besarna beban angin untuk tiap titik buhul : W 1 C 1.p.F (angin tiup) 4.6a) W C.p.F (angin tekan).. 4.6b) Dimana F adalah luas bidang atap antara kuda-kuda V 6
7 5.5. Bentuk cara kerja beban angin pada kuda-kuda diperlihatkan pada Gambar Gambar 5.4c Koeisien angin bangunan tanpa dinding V 7
8 Gambar 5.5 Pembebanan beban angin bpada kuda-kuda Gaa-gaa batang akibat beban mati dan beban hidup (P), serta akibat beban angin (W)dihitung dengan menggunakan cara mekanika teknik cara analitis atau grais. Dalam menghitung perencanaan dimensi batang pada konstruksi kudakuda, jika konstruksi tersebut simetris, maka cukup dihitung separoh saja. Untuk perhitungan perencanaan batang tarik dan batang tekan, juga dapat digunakan gaa batang terbesar berdasarkan persaratan tarik dan tekan. Sambungan batang kuda-kuda ang disebut buhul, alat sambung ang digunakan dapat berupa paku atau baut, dan untuk di kaki kuda-kuda digunakan hubungan gigi. Untuk perhitungan sambungan disesuaikan dengan jenis alat sambung na. V.1.3 Metode Teknis Struktur Atap Tahan Gempa Dalam hal ini ang perlu diperhatikan untuk membuat struktur atap ang tahan gempa adalah membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan ang utuh, ang tidaklepas atau runtuh akibat gempa. Terutama pada sambungan konstruksi pondasi, konstruksi dinding dan konstruksi atapna. Dalam hal ini pada konstruksi rangka atapna harus diikat ke balok dan kolom sehingga mengurangi resiko pergeseran apabila terjadi gempa. Selain itu pada konstruksi atapna diberi balok penopang sehingga beban atap dapat ditopang secara merata. Pada titik simpul sambungan kau diberi baut dan tulangan ang dikaitkan. V 8
9 Untuk menjaga kestabilan pada konstruksi atap bangunan tempat tinggal sebaikna menggunakan plat pengikat dan sambungan kau ang diberi baut sehingga menjaga keseimbangan pada kuda-kudana. Diameter baut dan jangkar ang digunakan minimal 1 mm. Penutup atap ang digunakan hendakna dari bahan ang ringan namun laak digunakan. Gambar 5.6 Detail sambungan kuda-kuda kau ( Sumber. Analisa Tim dan Pedoman teknis pembangunan rumah tahan gempa ) V. Jembatan Kau Keuntungan penggunaan bahan kau untuk konstruksi jembatan : a. Ringan b. Murah, terutama di daerah-daerah hutan c. Mudak dikerjakan, sehingga biaa pembangunan rendah d. Penggantianna mudah e. Pelaksanaan cepat dan dapat dikerjakan oleh tenaga ang terdapat dimana saja. V 9
10 Dalam perhitungan jembatan kau harus diperhatikan beberapa hal, antara lain supaa dihindarkan lengas tinggi (kelembaban) ang berlangsung lama, pemeliharaan dan penggantian bagian-bagian sedapat mungkin dilaksanakan tanpa biaa tinggi serta tanpa mengganggu lalu lintas. Bagian-Bagian Konstruksi Jembatan Kau Potongan memanjangan Gambar 5.7 Jembatan Kau V..1 Perhitungan Papan Lantai Gambar 5.8 Papan lantai jembatan V 10
11 Tebal papan lantai jembatan ditentukan dengan persamaan : d 3. ϕ. P. L. b. F ' b th. 5.7) Dimana d adalah tebal papan, φ adalah aktor kejut 1+(0/(50+L th ), nilaina (1,4 1,5), P adalah muatan titik terbesar dari tekanan roda kendaraan, L th adalah jarak teoritis antara balok, b adalah lebar papan, dan F b adalah kuat lentur terkoreksi (tergantung jenis kau). Apabila ada lapisan aspal dan berat sendiri papan diperhitungkan, maka : d 6. M u b. F ' b ) Dimana d adalah tebal papan, M u M q +M p adalah momen teraktor akibat beban ang bekerja, M q adalah momen akibat beban mati (b.s aspal +b.s papan), M p adalah momen akibat muatan titik terbesar dari tekanan roda kendaraan, b adalah lebar papan, dan F b adalah kuat lentur terkoreksi (tergantung jenis kau). V.. Perhitungan Balok / Gelagar Gambar 5.9 Balok jembatan Balok / gelagar jembatan kau harus memenuhi ketentuan berikut : Berdasarkan kekuatan: M λ. φ. M ' u b.. 5.9) Dimana M u adal;ah momen teraktor, λ adalah aktor waktu, ϕ b adalah aktor tahanan lentur, dan M adalah tahanan lentur terkoreksi. V 11
12 Berdasarkan kekakuan : 4 5 q. Lth Lth. izin 384 E. I ) Dimana adalah lendurtan ang terjadi akibat beban ang bekerja, q adalah beban terbagi rata, L th adalah panjang bentang teoritis, E adalah modulus elastisitas kau, I adalah momen inersia penampang. V..3 Jembatan Kau Balok Laminasi Ternata konstruksi kau dengan teknik laminasi tidak terbatas pada bangunan gedung seperti gambar di atas. Di Norwegia telah digunakan untuk bangunan jembatan, bahkan telah didesain dapat dilalui kendaraan tank tempur. Baangkan itu, mereka menebutna sebagai jembatan kau terkuat di dunia. Gambar Jembatan Kau Sungai Rena di Norwegia, bentang 45 m V 1
13 Gambar Penampang tengah jembatan kau sungai Rena Struktur kau di Swedia adalah seperti halna struktur dari material ang lain, jadi peralatan ang digunakan untuk proses konstruksina juga tidak mainmain seperti ang dipakai pada struktur baja juga. Gambar 5.1. Erection jembatan kau laminasi. Cara penambungan tiap-tiap elemen memakai insert-steel, ah seperti sambungan baja, hana saja tentu bagian ang terlemah adalah bagian kau, V 13
14 sehingga dimensina ditentukan oleh kekuatan kau. Untuk konstruksi seperti ini, penggunaan teknologi adhesive sudah bukan sesuatu ang asing lagi. Gambar Proses erection jembatan kau sungai Rena Ternata untuk deck-na atas digunakan pelat beton precast (tebal 130 mm). Memang sih untuk lantai maka bahan material ang paling cocok saat ini adalah beton, mantap dan cukup kuat. Menarik juga khan ada struktur gabungan kau dan beton, dimana kau disini menjadi struktur utama. Perhatikan cara pemasangan lantai precastna sebagai berikut. Gambar Pemasangan lantai precast di atas jembatan kau. V 14
15 Jika melihat tulangan di atas deck precast tersebut, maka itu mestina tulangan geser ang di atasna akan dicor beton lagi, semacam topping begitu. Jadi total tebal beton precast dan cast-in-situ adalah sebesar 310 mm. Maklum beban rencana khan kendaraan tank tempur milik tentara Norwegia. Hal menarik ang perlu dilihat adalah detail sambungan precast deck ke elemen kau laminasi bagian atas. Dari gambar 7 di atas dapat diketahui bahwa sistem sambungan precast deck dan kau adalah tidak menatu, mereka bisa bergeser. Ini penting untuk antisipasi kembang susut kedua bahan ang berbeda. Ini hebatna perancangan struktur ang mereka buat. Mau lihat detail hubungan deck dan kau, adalah sbb: Gambar Detail sambungan precast deck dan kau laminasi atas. Perhatikan ada bagian ang dapat menebabkan precast deck berdeormasi tidak sama dengan kauna. Jadi ketika terjadi kembang susut pada deck, tidak menebabkan timbulna tegangan akibat eect restraint pada rangka kau. Yah mirip seperti struktur statis tertentu begitu, aitu tidak dipengaruhi oleh terjadina deormasi. V 15
16 V.3 Bekisting Gambar Jembatan kau sungai Rena, Norwegia Gambar Denah bekisting Untuk perhitungan perencanaan bekisting diperlukan data-data sebagai berikut : - Tebal plat beton - Berat jenis beton - Jenis kau ang digunakan Pada perhitungan bekisting, diperhitungkan beban-beban sebagai berikut : : V 16
17 a. Beban mati, aitu berat sendiri beton (q) b. Beban hidup, aitu beban orang-orang ang bekerja di atas plat serta tumpukan adukan beton dan gerobak (P 500 kg/m ). Beban total di atas perancah adalah beban tetap ditambah beban sementara (q + P). Gambar 5.18 Pembebanan pada bekisting Berat sendiri perancah diabaikan. V.3.1 Perhitungan Papan Perancah Gambar 5.19 Pembebanan ditinjau untuk sebuah jalur selebar 1 meter Gambar 5.0 Pembebanan pada papan V 17
18 Reaksi perletakan : R A R B ½. (1,.q + 1,6.P). L 5.11) Momen teraktor : M U 1/8. (1,.q + 1,6.P). L.. 5.1) Perhitungan dimensi papan, untuk lebar 1 meter, memenuhi ketentuan perhitungan balok lentur. Faktor laan basah untuk papan kau, C M 0,85. V.3. Perhitungan Balok Balok harus mendukung papan. Beban di atas balok diperoleh dari jumlah gaa-gaa reaksi dari dua bentang ang berdekatan. Gambar 5.1 Pembebanan pada balok Reaksi perletakan : R B1 R B ½. (q+p). L 5.13) Q (1,.q + 1,6.P). 5.14) Q sama dengan beban dari tengah-tengah bentang dari dua bentang ang bedekatan. V 18
19 Gambar5. Reaksi pada balok R A R B ½. Q. L. 5.15) Momen teraktor : M U 1/8. Q. L. 5.16) V.3.3 Perhitungan Kau Penanggah Gambar 5.3 Pembebanan pada kau penanggah Gaa normal ang diperhitungkan adalah : N q. A.pengaruh. 5.17) Dimana q adalah beban mati akibat berat beton + beban hidup akibat berat orang, A adalah luas pengaruh pada tiang penanggah. Perhitungan dimensi tiang, memenuhi ketentuan perhitungan batang tekan. P λ. φ. P' u c ) V 19
20 Jari-jari girasi ; i I A ) dan i 0,89.h (untuk penampang empat persegi) Nilai kelangsingan batang : Ke. L ) i Tahanan tekan batang terkoreksi : P ' C. P ' C p o p. A. F ' c ) Faktor kestabilan batang tekan C p 1+ αc c φs. Pe α c λ. φ. P ' c o 1+ αc c αc c... 5.) ) Tahanan tekuk kritis (Euler) : P e π. E' 05. I ( K. L) e π. E' 05. A L K. e i.. 5.4) V.4 Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan Soal 1. Tentukan kekuatan gording kuda-kuda kau untuk bangunan rumah sederhana seperti pada gambar. Kau ang digunakan kode mutu E 5 dengan BJ.0,9 dan ukuran kau 5/7. Jarak gording 1 m dan jarak kuda-kuda m. Penutup atap seng gelombang BWG.4. V 0
21 30 o m m Gambar 5.4 Rangka kuda-kuda contoh soal 1. Penelesaian : Pembebanan gording. - Beban mati. Berat penutup atap : kg/m Berat gording : 0,05 0, ,15 kg/m q 13,15 kg/m - Beban hidup (P) : 100 kg Gambar 5.5 Pembebanan pada gording contoh soal 1 Momen-momen ang terjadi : Akibat beban mati : M 1/8. q sin α. L 1/8. 13,15. sin30. 3,875 kgm M 1/8. q cos α. L 1/8. 13,15. cos30. 5,6941 kgm Akibat beban hidup. M 1/4. P sin α. L ¼ sin kgm M 1/4. P cos α. L ¼ cos30. 86,605 kgm V 1
22 Kontrol tegangan lentur : M σlt W σtt Kontrol lendutan : M + W ,33 F ' + b ,67 44,69 < 67 ok q. L E. I P. L E. I 4 5 0,1315.sin ,67 3 izin + 1. L sin ,7mm < 10mm ok , q. L E. I P. L E. I 5 0,1315.cos , izin + L cos ,67 9,mm < 10mm ok + izin,7 + 9, 9,61mm < 10mm ok Soal. Suatu konstruksi jembatan kau dengan panjang bentang 5 m dengan beban kendaraan seperti pada gambar, lebar papan 30 cm dan jarak antara balok 50 cm. Kau ang digunakan mutu A dari kode mutu E 5 dengan berat jenis 0,9. Tentukan tebal papan lantai dan dimensi balok/gelagar. 1,5 kn 3 kn Gambar 5.6 Jembatan kau contoh soal V
23 Penelesaian : Tebal papan lantai. L th 50+0, ,5 cm Φ 1+(0/(50+5,5)) 1,36 1,4 Kau mutu A dari kode mutu E 5 : F b 67 MPa Faktor laan basah : CM 0,85 (lantai papan kau) Kuat lentur terkoreksi : F b 67. 0,8. 0,85 45,56 MPa d d 3. ϕ. P. L. b. F ' b th 3.1, ,56 15,56 16mm Tebal papan lantai dalam praktekna adalah mm atau 1,7 cm Dimensi balok/gelagar. Berat sendiri papan lantai : q 0,017. 0, ,59 kg/m 45,9 N/m Berat sendiri balok diabaikan Beban terpusat akibat tekanan roda kendaraan maksimum P 3 kn Bentang rencana : L th 5 + 0,05.5 5,5 m Momen teraktor : M u 1,(1/8. 45,9. 5,5 ) + 1,6(1/ ,5) 6489,77 Nm Nmm Tahanan lentur terkoreksi : Penampang empat persegi : C 1,4 M F b. W. C 45,56. W. 1,4 63,78W Momen lentur : M u λ. ϕ b. M V 3
24 Faktor waktu : λ 0,8 Faktor tahanan lentur : ϕ b 0, ,8. 0,85. 63,78W W /(0,8. 0,85. 63,78) W mm 3 Penampang empat persegi, asumsi : h b W 1/6. b. h W 1/6. b.(b) W /3 b 3 /3b b 60,77 70 mm h mm Jadi ukuran balok/gelagar kau ang dipakai adalah 7/14 Soal 3. Pengecoran suatu plat lantai beton dengan tebal 1 cm, berat jenis beton,5 t/m 3. Untuk bekisting digunakan kau dari kode mutu E 15, dengan denah seperti pada gambar. Tentukan ukuran papan. Balok, dan tiang penanggah untuk tinggi 3 m. 40 cm 50 cm Gambar 5.7 Denah bekisiting contoh soal 3. V 4
25 Penelesaian : Berat sendiri plat : q 0,1.,5 0,3 t/m 300 kg/m Tumpukkan adukan beton dan gerobak : P 500 kg/m Berat sendiri bekisting diabaikan. Kau kode mutu E 15 : E w MPa, F b 35 MPa, F c 36 MPa, F v 5,3 MPa Perhitungan papan perancah, untuk selebar 1 m Reaksi perletakan : R A R B ½( (1,. 300) + (1,6. 500)). 0,4 3 kg Momen teraktor : M u 1/8. ( (1,. 300) + (1,6. 500)). 0,4 3, kgm 3000 Nmm Tahanan lentur terkoreksi : Faktor laan basah : CM 0,85 (papan kau) Penampang empat persegi : C 1,4 M F b. W. C (35. 0,85). W. 1,4 41,65W Momen lentur : M u λ. ϕ b. M Faktor waktu : λ 0,8 Faktor tahanan lentur : ϕ b 0, ,8. 0,85. 41,65W W 3000 /(0,8. 0,85. 41,65) W 819 mm 3 V 5
26 Penampang empat persegi, asumsi : b 1 m W 1/6. b. h 819 1/ (h ) h 1,8 13 mm Jadi tebal papan kau untuk selebar 1 m adalah 1,3 cm Perhitungan balok Reaksi perletakan : R B1 R B ½. (q+p). L ½ ( ). 400 kg/m Q (1,.q + 1,6.P).L (1,. 300) + (1,6. 500). 0,4 464 kg/m R A R B ½. Q. L ½ ,4 9,8 kg Momen teraktor : M U 1/8. Q. L 1/ ,4 9,8 kgm 9800 Nmm Tahanan lentur terkoreksi : Faktor laan basah : CM 0,85 (balok kau) Kuat lentur terkoreksi : F b 35. 0,85 9,75 MPa V 6
27 Penampang empat persegi : C 1,4 M F b. W. C 9,75. W. 1,4 41,65W Momen lentur : M u λ. ϕ b. M Faktor waktu : λ 0,8 Faktor tahanan lentur : ϕ b 0, ,8. 0,85. 41,65W W 9800/(0,8. 0,85. 41,65) W 377 mm 3 Penampang empat persegi, asumsi : h b W 1/6. b. h W 1/6. b.(b) W /3 b 3 /3b b 17 0 mm h mm Perhitungan Kau Penanggah asumsi ukuran kau 5/7 Gaa normal : N q. A.pengaru 464. (0,4. 0,5) 9,8 kg 98 N Perhitungan dimensi tiang, memenuhi ketentuan perhitungan batang tekan. V 7
28 Luas, A cm Momen inersia, I 1/1. b. h 3 1/ cm 4 Jari-jari girasi : 143 i, 0cm 35 Kelangsingan batang tekan, untuk K e teoritis 0,7 (0,7).(300) 175,0 103, memenuhi Kelangsingan batang tekan, untuk K e idiil 0,8 (0,8).(300) 175,0 118, memenuhi Modulus elastisitas lentur presentil ke lima: E05 0,67.(15000) 10050MPa Faktor koreksi : laan basah, C m 0,67, temperatur, C t 0,8 E ' ,67.0,8 5386, 8MPa 05 Tahanan tekuk kritis (Euler) :.(5386,8).(3500) P e π 3836, 9N (300) (0,7).,0 Tahanan tekuk aksial terkorekasi sejajar pada kealangsingan batang : P' o (3500).(9,75).(0,67).(0,8).(0,63) 35160, 93N V 8
29 Faktor kestabilan batang : α c (0,8).(3836,9) (0,8).(0,9).(35169,93) 0,1 C P 1+ 0,1.(0,8) 1+ 0,1.(0,8) 0,1 0,8 0,117 Gaa tekan teraktor : P (0,8).(0,9).(0,117).(3500).(9,75) u P 8771N u Jadi gaa tekan ang mampu dipikul batang tekan tersebut adalah sebesar 8771 N < 98 N (beban ang bekerja), berarti ukuran kau 5/7 dapat dipakai untuk tiang penanggah. V 9
A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)
A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah
Lebih terperinciA. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)
A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A1=1.655 L2=10. Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda
BAB IV ANAISIS 4.. ANAISIS PEMBEBANAN 4.3.4. Beban Mati (D) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu struktur atap ang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penelesaian-penelesaian,
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPenyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2
II. KONSEP DESAIN Soal 2 : Penelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2 = 0,50 kn/m2 Air hujan = 40 - (0,8*a) dengan a = kemiringan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan
3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Analisis Penopang 3.1.1. Batas Kelangsingan Batas kelangsingan untuk batang yang direncanakan terhadap tekan dan tarik dicari dengan persamaan dari Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciPERHITUNGAN PANJANG BATANG
PERHITUNGAN PANJANG BATANG E 3 4 D 1 F 2 14 15 5 20 A 1 7 C H 17 13 8 I J 10 K 16 11 L G 21 12 6 B 200 200 200 200 200 200 1200 13&16 0.605 14&15 2.27 Penutup atap : genteng Kemiringan atap : 50 Bahan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK OLEH : FIRENDRA HARI WIARTA 3111 040 507 DOSEN PEMBIMBING : Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO, MS JURUSAN
Lebih terperinciOLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS
SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS
Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciPERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT
PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT Azhari 1, dan Alfian 2, 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau azhari@unri.ac.id ABSTRAK Batang-batang
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA
SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA OLEH : AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH 3107100523 DOSEN PEMBIMBING : Ir.
Lebih terperinciBAB II PERATURAN PERENCANAAN
BAB II PERATURAN PERENCANAAN 2.1 Klasifikasi Jembatan Rangka Baja Jembatan rangka (Truss Bridge) adalah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan MULAI Skematik struktur 1. Penentuan spesifikasi material Input : 1. Beban Mati 2. Beban Hidup 3. Beban Angin 4. Beban
Lebih terperinci1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG
TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data dan asumsi ang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Dimensi pelat lantai Dimensi pelat lantai ang dianalisa disajikan pada Tabel 4.1 berikut
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinciTUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) Nama NIM Dosen Pembimbing Rencanakan suatu bangunan baja bertingkat (5 lantai) dengan data data perencanaan sebagai berikut : 1. Lantai tingkat 5 : Penutup atap : a) tipe
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN
JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR
BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.
Lebih terperinci2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT
2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciModifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak
TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
21 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di abad 21 ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat, seperti bermunculannya teori teori baru (memperbaiki teori yang sebelumnya) dan berkembangnya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciKata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan
ANALISIS BAJA RINGAN SEBAGAI BAHAN KONSTRKSI ATAP PADA PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BANK INDONESIA PALANGKA RAYA AFRIJONI, ST Alumni Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
Lebih terperincidisusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT
disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN (3111040607) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batang tekan merupakan batang yang mengalami tegangan tekan aksial. Dengan berbagai macam sebutan, tiang, tonggak dan batang desak, batang ini pada hakekatnya jarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR PERSAMAAN...xiv INTISARI...xv ABSTRACT...xvi
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan t s = 0.35 m Tebal trotoar t t = 0.25 m Tebal lapisan aspal + overlay
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinciPERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan
PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan
Lebih terperinciPertemuan XIV IX. Kolom
ertemuan XIV IX. Kolom 9. Kolom Dengan Beban Aksial Tekan Suatu batang langsing ang dikenai tekanan aksial disebut dengan kolom. Terminologi kolom biasana digunakan untuk menatakan suatu batang vertikal.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar
Lebih terperinci4.1. nti Tampang Kolom BB 4 NSS BTNG TEKN Kolom merupakan jenis elemen struktur ang memilki dimensi longitudinal jauh lebih besar dibandingkan dengan dimensi transversalna dan memiliki fungsi utama menahan
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC
A. DATA VOIDED SLAB PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B 1 = 7.00 m Lebar trotoar B 2 = 0.75 m Lebar total
Lebih terperincisejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya
BABH TINJAUAN PUSTAKA Pada balok ternyata hanya serat tepi atas dan bawah saja yang mengalami atau dibebani tegangan-tegangan yang besar, sedangkan serat di bagian dalam tegangannya semakin kecil. Agarmenjadi
Lebih terperinci1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan
1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan
Lebih terperinciJEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan
JEMBATAN RANGKA BAJA 7.2. Langkah-Langkah Perancangan Struktur Jembatan Rangka Baja Langkah perancangan bagian-bagian jembatan rangka baja adalah sbb: a. Penetapan data teknis jembatan b. Perancangan pelat
Lebih terperinciMENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN
MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 2 SAMBUNGAN (JOINT ) 2.1. Sambungan Keling (Rivet)
BAB SAMBUNGAN (JOINT ).1. Sambungan Keling (Rivet) Pada umumnya mesin mesin terdiri dari beberapa bagian yang disambung-sambung menjadi sebuah mesin yang utuh. Sambungan keling umumnya diterapkan pada
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI JEMBATAN
PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN 1. DIPILIH LINTASAN YANG SEMPIT DAN STABIL. ALIRAN AIR YANG LURUS 3. TEBING TEPIAN YANG CUKUP TINGGI DAN STABIL 4. KONDISI TANAH DASAR YANG BAIK 5. SUMBU SUNGAI DAN SUMBU JEMBATAN
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana
Lebih terperinciRANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)
LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013
PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN 1961 NI- DAN SNI 7973:213 Eman 1, Budisetyono 2 dan Ruslan 3 ABSTRAK : Seiring perkembangan teknologi, manusia mulai beralih menggunakan
Lebih terperinciBAB V PERHITUNGAN STRUKTUR
PERHITUNGAN STRUKTUR V-1 BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR Berdasarkan Manual For Assembly And Erection of Permanent Standart Truss Spans Volume /A Bridges, Direktorat Jenderal Bina Marga, tebal pelat lantai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciBAB I. Perencanaan Atap
BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ
Lebih terperinci3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan
3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak
Lebih terperinciPERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR
PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR 1. Perhitungan Lantai Kendaraan Direncanakan : Lebar lantai 7 m Tebal lapisan aspal 10 cm Tebal plat beton 20 cm > 16,8 cm (AASTHO LRFD) Jarak gelagar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Jembatan Pelengkung (arch bridges) Jembatan secara umum adalah suatu sarana penghubung yang digunakan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya oleh karena
Lebih terperinciBAB VI KONSTRUKSI KOLOM
BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT
PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciVI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur
VI. BATANG LENTUR Perencanaan batang lentur meliputi empat hal yaitu: perencanaan lentur, geser, lendutan, dan tumpuan. Perencanaan sering kali diawali dengan pemilihan sebuah penampang batang sedemikian
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA
MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA Mahasiswa: Farid Rozaq Laksono - 3115105056 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Irawan, Ms J U R U S A
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN STRUKTUR
BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciBAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR
BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk
Lebih terperinciIntegrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14
Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Pondasi Pertemuan 12,13,14 Sub Pokok Bahasan : Pengantar Rekayasa Pondasi Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi Daya Dukung Tanah Pondasi Telapak
Lebih terperinciBAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI
BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
Lebih terperinciL p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi
DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU
PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU Ristinah S., Retno Anggraini, Wawan Satryawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciHenny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc
PERENCANAAN SAMBUNGAN KAKU BALOK KOLOM TIPE END PLATE MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03 1729 2002) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002 Henny Uliani NRP : 0021044 Pembimbing
Lebih terperinciMateri Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.
STRUKTUR BAJA II MODUL S e s i Struktur Jembatan Komposit Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal. Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai dengan persetujuan dari ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No.1245/TA/FTS/UKM/II/2011 tanggal 7 Februari
Lebih terperinciPerancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori
BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciIntegrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Balok Lentur.
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Balok Lentur Pertemuan 11, 12 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur baja beserta alat sambungnya TIK : Mahasiswa
Lebih terperinci