DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4
|
|
- Handoko Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4 BAB II ANGKET DAN TES 8 A. Angket 8 B. Tes Hasil Belajar 11 BAB III VALIDITAS BUTIR INSTRUMEN 21 A. Validitas Isi 22 B. Validitas Kriterium 25 C. Validitas Konstruk Validitas Butir Tes Objektif Validitas Butir Tes Esai, Tes Kinerja atau Angket 36 BAB IV RELIABILITAS INSTRUMEN 41 A. Reliabilitas Instrumen dengan Formula Spearman-Brown 42 B. Reliabilitas Instrumen dengan Formula Rulon 45 C. Reliabilitas Instrumen dengan Formula Flanagan 49 D. Reliabilitas Instrumen dengan Formula Kuder Richardson 52 E. Reliabilitas Instrumen dengan Formula Hoyt 60 F. Reliabilitas dengan Formula Alpha Cronbach 67 G. Reliabilitas Rater 72 H. Kriteria Reliabilitas Instrumen 80 2
3 BAB V TARAF KESUKARAN, DAYA BEDA, DAN EFEKTIVITAS PENGECOH 81 A. Taraf Kesukaran Butir 81 B. Daya Beda Butir 85 C. Efektivitas Pengecoh 93 BAB VI PENGUJIAN INSTRUMEN DIKOTOMI 94 A. Pengujian Validitas Butir 96 B. Pengujian Reliabilitas Instrumen 100 C. Pengujian Taraf Kesukaran Butir 108 D. Pengujian Daya Beda 109 E. Pengujian Efektivitas Pengecoh 111 BAB VII PENGUJIAN INSTRUMEN NON DIKOTOMI 114 A. Pengujian Validitas Butir 116 B. Pengujian Reliabilitas Instrumen 119 C. Pengujian Taraf Kesukaran Butir 122 D. Pengujian Daya Beda Butir 125 BAB VIII ANALISIS FAKTOR UNTUK BUTIR DENGAN SPSS 128 A. Apa Itu Analisis Faktor 128 B. Analisis Faktor dengan SPSS 131 BAB IX ANALISIS INSTRUMEN DENGAN PROGRAM ITEMAN 144 A. Informasi Umum 144 B. Sistem Komputer yang Diperlukan 145 C. Instalasi Program 145 D. Format File Data 146 E. Menjalankan Program 150 F. Hasil Analisis dan Interpretasi 152 G. Contoh Penerapan 154 3
4 BAB X ANALISIS INSTRUMEN DENGAN PROGRAM BIGSTEPS 165 A. Penjelasan Umum 167 B. Sistem Komputer yang Diperlukan 168 C. Instalasi Program 169 D. Format File Kontrol dan File Data 170 E. Menjalankan Program 174 F. Hasil Analisis 175 G. Contoh Penerapan 175 DAFTAR PUSTAKA 216 LAMPIRAN: Tabel Kritik Koefisien Korelasi 217 4
5 KATA PENGANTAR Pengujian instrumen merupakan suatu uji kelayakan instrumen yang akan digunakan untuk mengukur gejala psikologis yang merupakan hasil belajar, baik yang bersifat kognitif maupun non kognitif. Istilah lain yang sering digunakan adalah analisis instrumen atau analisis butir. Buku Pengujian Instrumen disusun dengan tujuan membantu mahasiswa untuk mempelajari teknik pengujian instrumen, baik secara manual maupun dengan bantuan komputer. Pembaca yang ingin memperdalam pengujian instrumen, dipersilakan membaca buku sumber dalam daftar pustaka. Pembahasan dalam buku ini lebih mengutamakan pada pengalaman praktis, sehingga lebih banyak membahas contoh penerapan daripada membahas teori. Pembahasan didahului dengan pembahasan secara manual, dengan harapan para mahasiswa memahami mekanisme penerapan teknik analisis yang sedang dipelajari. Setelah itu, pembahasan dilanjutkan dengan menggunakan program komputer. Melalui pendekatan seperti ini diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih terintegrasi. Setelah selesai mempelajari buku ini, para mahasiswa diharapkan mampu menganalis instrumen (tes), baik untuk kepentingan penelitian, untuk kepentingan pembelajaran, atau untuk kepentingan standarisasi tes. Proses ini diharapkan membawa efek yang lebih jauh, yakni peningkatan kualitas pendidikan secara umum, melalui peningkatan kualitas alat evaluasi pembelajaran dan juga peningkatan kualitas instrumen penelitian. Akhirnya, dengan terlebih dahulu memanjatkan puji sukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, buku ini dipersembahkan kepada pembaca yang budiman, semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan. Singaraja, Agustus 2010 Penulis 5
6 BAB I PENDAHULUAN A. Pengukuran dalam Pendidikan Evaluasi dalam pendidikan mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Ada dua istilah yang amat penting terkait dengan evaluasi pendidikan, yakni pengukuran dan asesmen. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan tingkatan sesuatu yang diperoleh dari belajar. Sementara itu, asesmen adalah penetapan tingkatan sesuatu yang diperoleh dari belajar dengan berbagai bukti. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan didahului dengan proses pengukuran dan atau asesmen. Pengukuran bidang kognitif umumnya menggunakan tes atau asesmen bentuk yang lain, seperti portofolio. Pengukuran bidang afektif umumnya dilakukan melalui penyebaran angket, wawancara atau observasi (pengamatan). Pengukuran bidang psikomotor umumnya dilakukan melalui observasi kinerja, perbuatan atau prilaku. Pengkajian pada buku ini dibatasi pada pengukuran dengan menggunakan tes atau angket. Bagian yang amat penting dalam pengukuran pendidikan adalah penyekoran. Penyekoran menjadi amat penting karena pengukuran pendidikan mengukur gejala-gejala yang tidak dapat diamati, seperti hasil belajar, sikap, minat, motivasi. Gejala-gejala tersebut tidak dapat diukur secara langsung menggunakan alat tertentu. Pengukuran pendidikan yang melibatkan gejala-gejala yang tidak tampak masih memerlukan proses tertentu agar menampakkan indikator yang operasional, sehingga dapat diukur. Hal ini sangat berbeda dengan pengukuran-pengukuran gejala fisik. Pengukuran untuk mendapatkan data pada gejala-gejala atau fenomenafenomena fisik yang umum terjadi pada ilmu pengetahuan alam relatif 6
7 mudah karena gejala atau fenomena yang diukur sudah terdefinisi dengan jelas (well established), sehingga lebih mudah ditera. Berat benda, tahanan listrik, tekanan udara, atau masa partikel dapat diukur dengan baik karena ukuran dan alat ukur sudah jelas. Oleh karena itu, hubungan antara bilangan yang menyatakan hasil pengukuran dengan fenomena yang diukur sudah jelas. Bilangan hasil pengukuran akan dapat menjelaskan mana partikel yang masanya lebih besar, mana benda yang lebih tinggi, dan seterusnya. Tidak banyak interpretasi yang diperlukan untuk memahami hasil pengukuran gejala fisik. Gejala-gejala pada ilmu sosial dan ilmu perilaku termasuk ilmu pendidikan, seperti kemampuan, prestasi, motivasi, sikap, opini, dan seterusnya berbeda dengan gejala-gejala fisik pada ilmu pengetahuan alam. Pada gejala sosial dan gejala perilaku, hubungan antara suatu gejala dengan suatu bilangan sebagai hasil pengukurannya tidak terlalu jelas. Sangat banyak pertimbangan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Oleh karena itu, banyak hal yang harus dipertimbangkan pada pengukuran gejala sosial dan gejala perilaku termasuk pendidikan, baik pada penyusunan instrumen, pengujian instrumen, pelaksanaan pengukuran, maupun interpretasi hasil pengukuran. Gejala-gejala yang tidak tampak yang ingin diukur dalam pengukuran pendidikan dapat diakses dengan memberikan stimulus berupa tes atau angket. Pemberian tes atau angket kepada peserta merupakan stimulus yang dapat membuat peserta tersebut memberikan respon yang dapat ditafsirkan dalam bentuk sekor. Jika stimulus tersebut dibuat dengan tepat, maka respon tersebut dapat menggambarkan hasil belajar, minat, sikap atau motivasi. Stimulus berupa tes, angket atau bentuk lainnya umum disebut instrumen pengukuran. Apabila dinyatakan secara ringkas, maka proses pengukuran pendidikan dari awal sampai dengan mendapat sekor dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Mendefinisikan gejala yang ingin diukur, misalnya hasil belajar, prestasi belajar, minat, sikap atau motivasi. 2) Memberikan stimulus berupa tes atau angket yang tepat kepada peserta. 3) Peserta memberikan respon yang 7
8 tepat terhadap stimulus yang diberikan berupa tes atau angket, yang mana respon tersebut diharapkan dapat menggambarkan gejala yang hendak diukur. 4) Menafsirkan respon yang diberikan oleh peserta menjadi sekor. Apabila keempat proses di atas berjalan dengan baik, maka sekor yang diperoleh peserta dapat menggambarkan gejala tidak tampak yang ingin diukur dengan pengukuran pendidikan. Ada beberapa persoalan yang mengemuka dalam pengukuran pendidikan. Persoalan pertama, apakah stimulus atau instrumen berupa tes atau angket sudah dapat mengukur gejala yang ingin diukur. Persoalan ini terkait dengan validitas instrumen yang harus mendapat pertimbangan secara cermat dalam penyusunan instrumen. Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam hal validitas oleh sebuah instrumen dalam pengukuran pendidikan, sehingga instrumen tersebut dianggap sudah mampu mengukur gejala yang mestinya diukur. Apabila persoalan pertama telah terselesaikan karena instrumen sudah benar-benar mampu mengukur gejala yang mestinya diukur, maka persoalan kedua yang muncul adalah apakah respon yang diberikan oleh para peserta sudah dapat dipercaya untuk ditafsirkan menjadi sekor. Permasalahan kedua ini merupakan reliabilitas instrumen yang juga harus mendapatkan pertimbangan dengan cermat dalam penyusunan instrumen pengukuran pendidikan. Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh reliabilitas instrumen, sehingga instrumen tersebut dapat dianggap reliabel, yang menggambarkan bahwa respon peserta sudah dapat dipercaya sebagai respon yang sebenarnya harus diberikan. Apabila reliabilitas instrumen sudah terpenuhi yang berarti respon peserta sudah dapat dipercaya, maka persoalan berikutnya adalah apakah penafsiran respon menjadi sekor sudah benar atau sudah tidak terdapat kekeliruan. Apabila terdapat kekeliruan, maka langkah apa yang harus ditempuh untuk menghindarkan kekeliruan tersebut agar diperoleh sekor murni. Persoalan terakhir yang juga harus mendapat pencermatan dalam penyusunan instrumen adalah apakah sekor yang diberikan berdasarkan pada respon peserta sudah tidak bergantung kepada kelompok butir yang 8
9 digunakan atau bergantung kepada kelompok peserta yang dikenakan. Apabila sekor yang diperoleh responden masih tergantung pada kelompok butir atau kelompok responden, maka sekor yang diperoleh responden belum merupakan sekor murni karena masih belum mampu menggambarkan kemampuan responden yang sebenarnya. B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern Sehubungan dengan beberapa persoalan penyekoran di atas, dalam pengukuran pendidikan dikenal sekor klasik dan sekor modern. Selain waktu pengembangannya memang berbeda, kedua sekor tersebut memang memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Prosedur pengujian instrumen dengan teori sekor klasik sangat perberbedaan dibandingkan dengan pengujian instrumen dengan memakai teori sekor modern. Walaupun demikian, kedua jenis sekor tersebut masih digunakan saat ini. Sekor klasik masih sangat banyak digunakan, sedangkan sekor modern memang sudah banyak diterapkan, namun sebagian besar masih berada dalam proses pengembangan. Pada teori sekor klasik, sekor jawaban benar dan jawaban salah untuk satu butir dari semua responden menghasilkan sekor komposit butir. Sekor komposit butir pada sekor dikotomi adalah proporsi jawaban benar dari semua responden untuk butir tersebut. Apabila tingkat kesulitan butir bervariasi atau heterogen, maka ada butir yang memperoleh proporsi jawaban benar tinggi, ada butir yang memperoleh proporsi jawaban benar sedang, dan ada pula butir yang memperoleh proporsi jawaban benar rendah. Apabila tingkat kesulitan butir homogen tinggi, maka semua butir cenderung memperoleh proporsi jawaban benar yang rendah. Sebaliknya apabila tingkat kesulitan butir homogen rendah, maka semua butir cenderung memperoleh proporsi jawaban benar yang tinggi. Teori sekor klasik juga mengenal sekor komposit responden yang dimiliki oleh setiap responden. Pada uji coba tes, setiap responden mengerjakan semua butir. Sekor yang diperoleh oleh tiap-tiap responden untuk semua butir yang dikerjakan menghasilkan sekor komposit dari 9
10 responden masing-masing. Sekor komposit responden dapat dianggap sebagai ukuran keberhasilan responden bersangkutan. Responden yang memperoleh sekor komposit responden yang tinggi dianggap memiliki keberhasilan yang tinggi. Sebaliknya, responden yang memperoleh sekor komposit responden yang rendah dianggap memiliki keberhasilan yang rendah. Apabila kondisi berjalan normal, maka akan terdapat hubungan antara tingkat keberhasilan responden dan peluang menjawab dengan benar pada butir tes. Umumnya, responden dengan keberhasilan tinggi mempunyai probabilitas lebih besar untuk dapat menjawab dengan benar suatu butir tes. Sebaliknya, responden dengan keberhasilan rendah mempunyai probabilitas lebih kecil untuk dapat menjawab dengan benar butir tes. Akan tetapi, secara insidental dapat saja terjadi hasil yang menyimpang dari ketentuan tersebut. Responden yang memiliki keberhasilan rendah dapat saja secara kebetulan memilih jawaban yang benar, yang sebetulnya tidak mereka duga. Di lain sisi, juga terdapat hubungan antara sekor komposit butir dengan tingkat kesukaran butir. Butir yang memiliki sekor komposit tinggi atau dengan kata lain butir tersebut dapat dijawab dengan benar oleh banyak responden adalah butir yang mudah. Sebaliknya, butir yang memiliki sekor komposit butir yang rendah atau dengan kata lain butir tersebut dapat dijawab dengan benar oleh sedikit responden adalah butir yang sukar. Dengan demikian, proporsi jawaban benar pada butir dapat juga ditafsir sebagai tingkat kesukaran dari butir itu. Apabila proporsi jawaban benar semakin besar, maka tingkat kesukaran butir tersebut semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, apabila proporsi jawaban benar semakin rendah, maka tingkat kesukaran butir tersebut semakin tinggi. Taraf kesukaran butir adalah ciri butir sedangkan keberhasilan responden adalah ciri responden. Pada sekor klasik, kelompok butir yang menghasilkan ciri responden dan kelompok responden yang menghasilkan ciri butir selalu tidak terpisahkan. Ciri butir selalu bergantung kepada kelompok responden. Kalau kelompok responden berubah, maka biasanya, ukuran ciri butir juga berubah. Sebaliknya, ciri responden bergantung 10
11 kepada kelompok butir. Kalau kelompok butir berubah, maka biasanya ukuran ciri responden juga berubah. Dengan kata lain, ukuran keberhasilan responden bergantung kepada kelompok butir tes, sebaliknya taraf kesukaran butir bergantung kepada kelompok responden yang dikenakan tes. Jadi teori sekor klasik memiliki ciri khas ketergantungan pada peserta tes. Artinya, antara butir tes dengan peserta memiliki saling ketergantungan. Dengan kata lain, ukuran keberhasilan responden bergantung kepada kelompok butir tes, sebaliknya taraf kesukaran butir bergantung kepada kelompok responden tes. Satu tes yang terdiri dari beberapa butir akan dapat memiliki tingkat kesukaran tinggi untuk sekelompok responden, namun tes tersebut akan dapat memiliki tingkat kesukaran yang rendah untuk kelompok responden yang lain. Akibatnya, pembahasan tentang ukuran kesukaran butir harus menyebut kelompok respondennya. Pada kelompok responden yang berbeda-beda, ukuran taraf kesukaran butir yang sama akan berbeda-beda pula. Kita juga tidak dapat lagi berbicara tentang ukuran keberhasilan atau kemampuan responden tanpa harus menyebut kelompok butirnya. Pada kelompok butir yang berbeda, ukuran keberhasilan atau kemampuan responden yang sama akan dapat menjadi berbeda. Sebaliknya, pada kelompok responden yang berbeda, butir yang sama akan dapat memiliki tingkat kesukaran yang berbeda. Teori sekor modern yang juga disebut teori respon butir (item respons theory) mengharapkan pengukuran dan penyekoran di bidang pendidikan memiliki taraf kesukaran butir yang invariant (tidak berubah) sekalipun dikerjakan oleh responden yang berbeda. Selain itu, teori respon butir mengharapkan pengukuran dan penyekoran di bidang pendidikan menunjukkan kemampuan peserta yang tidak berubah sekalipun mereka mengerjakan butir tes yang berbeda. Artinya, butir tes dapat menggambarkan kemampuan responden secara individu, tidak secara kelompok. Dengan kata lain, informasi tingkat kesukaran yang ditampilkan butir tes menyangkut kemampuan responden. Misalnya saja, hasil ujicoba 11
12 seperangkat instrumen memberikan informasi bahwa butir nomor satu memiliki tingkat kesukaran X dan hanya dapat dijawab oleh responden yang memiliki kemampuan Y. Buku ini membahas analisis butir instrumen menggunakan teori sekor klasik, baik manual maupun menggunakan program ITEMAN. Teknik pengujian yang dibahas mencakup validitas dan reliabilitas butir, baik untuk butir tes dikotomi, butir tes non-dikotomi, maupun angket. Khusus untuk butir tes dikotomi, pembahasan juga mencakup analisis tingkat kesukaran, analisis daya pembeda, dan analisis efektifitas pengecoh (distractor). Sementara itu, untuk butir tes non-dikotomi, seperti tes uraian atau tes kinerja, pembahasan juga dilengkapi dengan analisis reliabilitas inter-rater untuk menguji konsistensi penilai. Analsis faktor untuk kalibrasi isntrumen juga dibahas pada buku ini secara sepintas. Pada bagian akhir, buku ini membahas analisis butir dengan teori sekor modern menggunakan program BIGSTEPS. 12
KARAKTERISTIK TES YANG BAIK
KARAKTERISTIK TES YANG BAIK Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Karakteristik Tes Validitas alat tes Reliabilitas Hasil Pengukuran Konteks Validitas Dalam penelitian validitas digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. langsung berbagai hal yang berhubungan dengan kompetensi profesional guru
22 BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field Research) yang bersifat deskriptif-kuantitatif. Penelitian lapangan bertujuan untuk melihat,
Lebih terperinciVALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an
VALIDITAS & RELIABILITAS Sami an VALIDITAS Validitas berarti ketepatan atau kecermatan. Validitas merupakan sejauh mana alat ukur benar-benar mengukur apa yang memang ingin di ukur. TIGA CIRI VALIDITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan
Lebih terperincinr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS
RELIABILITAS 1. Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan yang juga sangat erat hubungannya dengan ketetapan hasil tes. Konsep ini tidak akan sulit dimengerti apabila
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka penelitian
Lebih terperincir P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode Penelitian ini merupakan perbandingan reliabilitas tes hasil belajar matematika berdasar metode penskoran number-right score dan metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap butir-butir item tes mata
128 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap butir-butir item tes mata pelajaran bahasa Asing (Arab) kelas X pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017
Lebih terperinciReliabilitas & Konfidensi. Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM
Reliabilitas & Konfidensi Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Mengapa Ada Banyak Rumus Reliabilitas? Perbedaan konsep dasar dalam melandasi terbentuknya satu formula Rumus dengan asumsi tau-equivalent
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan sesuatu hasil (Pabundu Tika, 1997: 10). Adapun tujuan dari
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk mengadakan kegiatan percobaan guna mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi perbandingan kausal atau penelitian kausal komparatif. Studi perbandingan kausal hakikatnya dilakukan untuk memverifikasi
Lebih terperinciANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd.
ANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd. A. UJI VALIDITAS Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam pengukuran. Dalam pengujian instrument pengumpulan data, validitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Persepsi siswa tentang kreativitas guru dalam pembelajaran pengaruhnya terhadap prestasi belajar PAI di SD Pabeyan Tambakboyo Tuban adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan sampel. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat berguna, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan membantu peneliti untuk dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menurut Sugiyono (2012) dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang
24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Margono (1997: 105) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kualitas validitas isi dan validitas konstruk pada alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik
Lebih terperinciValiditas dan Reliabilitas
1 Pendahuluan Tujuan pengukuran suatu obyek adalah menghasilkan informasi yang akurat dan obyektif mengenai obyek tersebut. Pengukuran berat suatu logam mulia bertujuan mengetahui berapa gram bobot logam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian
A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Menurut Ali (2011:83) populasi pada dasarnya merupakan sumber data secara keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu populasi
Lebih terperinciBAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN
BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Suatu alat ukur selayaknya memiliki ketepatan, keakuratan dan konsistensi sesuai dengan apa yang akan diukurnya. Tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Otomasi Industri A dan B di SMK Negeri 1 Cimahi yang sedang melaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sugiyono (2012:13) mengatakan, metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti
69 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yaitu penelitian yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Variabel bebas atau Independent
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yaitu orang yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Variabel bebas atau Independent
Lebih terperinciProdi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes Marthunis M., Ibnu Khaldun, Zulfadli Prodi Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu sekolah SMA Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jl. Ir Juanda no 93. Subjek dari penelitian ini
Lebih terperinciInisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD
Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD (Mengembangkan Tes sebagai Instrumen Asesmen) Selamat bertemu kembali dengan saya Yuni Pantiwati sebagai tutor dalam mata kuliah Asesmen Pembelajaran SD. Kali ini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang penting adalah adanya metode ilmiah tertentu yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah yang dipersoalkan dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.
44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian
Lebih terperinciUJI PERSYARATAN INSTRUMEN
PERTEMUAN KE-5 UJI PERSYARATAN INSTRUMEN Materi : 1. Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan
34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
Lebih terperinciUJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur. Jawaban tiap responden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis
1 BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang menekankan analisisnya pada
Lebih terperinciIndah Arsita Sari, Edy Wiyono, Ahmad Fauzi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA SMA NEGERI 2 SURAKARTA KELAS XI SEMESTER GENAP TAHUN 2013 Indah Arsita Sari, Edy Wiyono, Ahmad Fauzi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan. Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa
162 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa Rangkaian proses pengembangan perangkat evaluasi pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.
0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau objek tertentu menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Banyudono yang beralamat di Jembungan, Banyudono, Boyolali adapun alasan dalam pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment. Metode ini digunakan karena situasi kelas sebagai tempat mengkondisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan
Lebih terperinciVALIDITAS DAN RELIABILITAS
VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. Pendahuluan Dalam penelitian pendidikan, untuk mengukur suatu variabel diperlukan alat ukur yang biasa disebut instrument. Instrumen yang digunakan dalam penelitian haruslah
Lebih terperinciAKTERISTIK BUTIR TES MATEMATIKA PADA TES BUATAN MGMP MATEMATIKA KOTA PALOPO BERDASARKAN TEORI KLASIK
Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 AKTERISTIK BUTIR TES MATEMATIKA PADA TES BUATAN MGMP MATEMATIKA KOTA PALOPO BERDASARKAN TEORI KLASIK Syamsir Sainuddin 1, Muhammad Ilyas 2 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN
ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dan psikologi. Setiap butir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.
BAB III METODE PEELITIA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA egeri 4 ogyakarta. Waktu penelitian pada bulan ovember 013 Mei 014. B. Jenis Penelitian Berdasarkan pendekatannya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 2. Variabel bebas : Kepemimpinan transformasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Disiplin Kerja 2. Variabel bebas : Kepemimpinan transformasional B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Lebih terperinciValiditas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian
Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Jumat, Definisi Tes Uraian Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas dan pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014. 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan, Jalan Hariang Banga Nomor 2 Tamansari Bandung. 2. Populasi Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 7 yang beralamat di Jalan Siliwangi km 15 Baleendah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul Kajian Penggunaan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- Azhar 3 Bandar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Subjek Penelitian Latar dan subjek dari penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan subjek penelitian yang akan dibahas lebih lanjut sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan peneliti dalam melakukan penelitian di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek penelitian adalah pengaruh pembelajaran berbasis multiple intelligences (X) terhadap hasil
Lebih terperinciKarakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati
Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya Oleh: Heri Retnawati Pada suatu pengukuran baik di dunia pendidikan maupun sosial, diperlukan instrument yang baik. Untuk memeroleh suatu instrumen yang baik, prosedur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. McMillan dan Schumacher (2001: 283) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung, Jawa Barat. Populasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi menggunakan teknik statistik inferensial dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Cikaret Ippor tepatnya terletak di jalan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Cikaret Ippor tepatnya terletak di jalan Salajambu Desa Sasagaran Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu, instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Gambar konsep Gambar konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu alat bantu penyampaian pemahaman yang direpresentasikan dalam bentuk teks
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto Kabupaten Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN
BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting
Lebih terperinci