BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGELOHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGELOHAN"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPUAN DAN PENGEOHAN Bab ini berisi data-data yang dilakukan melalui survey dilapangan serta jurnal-jurnal dari perusahaan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk. Adapaun data yang dikumpulkan antara lain:. Profil Perusahaan 2. Sistem Persediaan dan Pemesanan/Pengadaan Suku Cadang 3. Data Persediaan suku cadang excavator 4. Data Permintaan Suku cadang excavator 5. Harga kompoenen suku cadang excavator Setelah data-data Dikumpulkan kemudiaan data yang ada diolah berdasarkan teori dan konsep yang ada untuk menentukan dalam penelitian ini. Sehingga dapat diambil kesimpulan. 4. Pengumpulan Data 4.. Profil Perusahaan PT. Henxindo Adiperkasa, Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam pengadaan alat berat dan pemeliaharan alata berat. Perusahaan yang memulai operasinya pada tahun 989 di Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan kegiatan usaha perusahaan adalah perdagangan alat berat, penyewaan alat berat, pelayanan purna jual dan pemeliharaan alat berat. Saat ini perusahaan bertindak selaku distributor alat dan suku cadang bermerek hitachi. Adapun data jumlah karyawan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk untuk wilayah Riau adalah sebagai berikut : IV-

2 Tebel 4. Karyawan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Wilayah Riau No Bagian Jumlah (orang) Direktur Cabang 2 Staf Keuangan 4 3 Staf Penjualan Alat Berat 6 4 Staf Pengadaan Suku Cadang 4 5 Staf Penyewaan Alat berat 6 6 Staf Perawatan/Mekanik 4 7 Scurity 4 8 Operator Alat Berat 2 9 Tata usaha/administrasi 5 Clening Service 4 Total 84 Sumber : PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk (2) Dari tabel di atas. bisa diketahui bahwa dalam melakukan proses usahanya PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Wilayah Riau memiliki karyawan sebanyak 84 orang Struktur organisasi PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk adalah sebagai berikut: Direktur Cabang Staf keuangan dan Pembukuan Staf Penjualan Alat Berat Staf Pengadaan Suku cadang Alat Berat Staf Penyewaan Alat Berat Staf Penrawatan Alat Berat Penyewaan Umum Penyewaan Umum Kepala Tata Usaha Kabag CS Kabag Scurity Kabag Operator Gambar 4. Struktur Organisasi (Sumber: PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk : 2) IV-2

3 4..2 Data Persedian Suku Cadang Excavator Data persediaan komponen suku cadang excavator yang digunakan pada penelitian ini adalah data persedian dari tahun Adapun data persediannya dapat dilihat pada lampiran B Data Permintaan Suku Cadang Excavator Data permintaan suku cadang excavator yang digunakan pada penelitian ini adalah data persedian dari tahun Adapun data persediannya dapat dilihat pada lampiran C Data Harga Suku Cadang Excavator Data harga suku cadang excavator di ambil pada tahun 2. Adapun harga suku cadang excavator adalah sebagai berikut : Table 4.2 Data Harga Suku Cadang Excavator No Nama Suku Cadang (Rp) Harga Hidrolic Engine Ballast box Data PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk (2) 4..5 Biaya-Biaya Yang Berhubungan Dengan Persediaan. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan adalah Biaya yang dikeluarkan untuk Biaya setiap kali pesan. Biaya ini meliputi biaya telpon, pengecekan suku cadang digudang, dan biaya-biaya yang bersangkutan dengan pemesanan barang. Biaya tersebut biasanya ditanggung oleh perusahaan. Biaya pemesanan setiap kali pesan barang sebesar (Rp.75,). 2. Biaya Pembelian Barang Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang atau suku cadang. Adapun biaya pembelian suku cadang engine dan engine dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas. IV-3

4 3. Biaya penyimpan barang Besarnya biaya penyimpan tergantung pada banyaknya barang yang disimpang didalam gudang. Jika barang yang disimpan semakin lama maka biaya penyimpanan semakin besar, tetapi biaya pemesanan semakin kecil. Biaya penyimpanan barang terdiri dari : a. Holding cost yaitu biaya yang timbul akibat adanya biaya modal yang tertanam dalam persediaan, ongkos ini meliputi ongkos kadarluarsa, gudang, administrasi, dan ongkos semua penyimpanan yang belum dimasukan kedalam elemen ongkos penyimpanan. besarnya ongkos holding cost ini biasanya sesuai dengan bunga uang di bank Indonesia, adapun pada tahun 23 ini bunga uang di Bank Indonesia yaitu 6,5 % pertahun. b. Insurence cost yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjamin keselamatan barang. Jadi biaya penyimpanan adalah: Holding Cost : 6,5% Insurence Cost : 3,5% Total : % dari harga barang 4. Biaya Kekurangan Persediaan Apabila dijumpai tidak ada barang atau komponen suku cadang pada saat diminta maka akan terjadi kekurangan inventori ( shortage/aut of stock). Ini menimbulkan kerugiaan karena proses produksi/perawatan alat berat terganggu dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan menjadi hilang, dan perginya komsumen ketempat lain. Biaya kekurangan persediaan dapat di ukur berdasarkan : a. Kuantitas yang tak dapat dipenuhi Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang akibat tidak dapat memenuhi barang yang diminta. IV-4

5 b. Waktu pemenuhan ama waktu gudang kosong berarti selama itu proses produksi/perawatan akan terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan karena gudang kosong. c. Ongkos pemesanan kembali (back order) Agar pemakai tidak kecewa maka dilakukan pepesanan darurat yang biasanya menimbulkan ongkos yang lebih besar dari pengadaan normal. Kelebihan ongkos ini dapat dijadikan ukuran untuk menentukan ongkos kekurangan inventori. Adapun ongkos kekurangan inventori pada penelitian ini besarnya adalah Rp.,5,/setiap kali kekurangan (Ditetapkan oleh perusahaan). 5. ead Time Adapun pihak manajemen perusahaan memberikan lead time selama 3 bulan (.25 tahun). Hal ini menimbang suku cadang yang dibeli dari luar Indonesia. 4.2 Pengolahan Data Pengolahan data untuk pemecahan masalah pada penelitian ini melalui berapa tahap. Setelah data-data yang dibutuhkan diperoleh, maka pengolahan data dilakukan melalui tahapan berikut:. Menghitung permintaan suku cadang untuk lima tahun berikutnya. 2. Evaluasi pengendalian persediaan suku cadang excavator dengan metode period order uantity 3. Menghitung pengendalian persediaan dengan metode probabilitas model Q dengan back order. IV-5

6 4. Membandingkan Metode POQ dengan perhitungan probabilitas model Q dengan back order Peramalan Suku Cadang Untuk menentukan metode peramalan yang digunakan, sebelum kita harus melihat pola data permintaan suku cadang. Dilihat pola data permintaan suku cadang pada lampiran A menunjukan pola data trend karena menunjukan kenaikkan dan penurunan dalam data. Trend merupakan sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu kejadiaannya, apakah permintaan cenderung naik, turun maupun konstant. Maka untuk pengelolaan sesuai dengan pola data, dapat menggunakan tiga metode peramalan. Yaitu:. Metode trend analysis 2. Metode exponential smoothing with trend ( =.5 dan =.5). 3. Metode Double moving average Pada Penelitian ini perhitungan peramalan menggunakan peramalan analisis garis kecenderungan atau metode trend analysis. Adapun perhitungan dapat dilihat pada lampiran E Hasil Peramalan Suku Cadang Engine Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan atau metode trend analysi. Adapun hasil peramalan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Peramalan Suku Cadang Engine No Tahun Hasil Peramalan IV-6

7 Hasil Peramalan Suku Cadang Engine Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan atau metode trend analysi. Adapun hasil peramalan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Peramalan Suku Cadang Engine No Tahun Hasil Peramalan Hasil Peramalan Suku Cadang Ballast Box Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan atau metode trend analysi. Adapun hasil peramalan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Peramalan Suku Cadang Ballast Box No Tahun Hasil Peramalan Perhitungan kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Excavator PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Pada bagian ini dilakukan perhitungan pengendalikan persediaan suku cadang excavator kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dari hasil perhitungan evaluasi akan debandingkan dengan perhitungan pengendalian persediaan dengan metode probabilitas model Q dengan back order. Pada saat ini perusahaan mengambil kebijakan pengendalian persediaan suku cadang dengan menggunakan pendekatan period Order Quantity (POQ). Metode POQ pada dasarnya adalah memesan suku cadang menurut suatu sistem interval pesan yang IV-7

8 tetap dengan ukuran lot pemesanan sama dengan kebutuhan suku cadang selama periode pemesanan dicakupkan. Cara penentuan periode tersebut didasarkan atas formula wilson dengan cara sebagai berikut: Adapun perhitungan pengendalian suku cadang excavator dengan menggunakan metode period order uantity dengan hasil perhitungan peramalan sebagai acuan adalah sebagaiberikut : Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine dengan Metode Period Order Quantity (POQ) Dari hasil perhitungan peramalan maka didapat permintaan pada tahun 23 permintaan 32 unit, 24 permintaan 33 unit, 25 permintaan 34 unit, 26 permintaan 35 unit dan pada tahun 27 permintaan 36 unit. Selanjutnya data hasil peramalan ini dijadikan perhitungan dengan menggunkana period order uantity. Adapun perhitungannya menggunakan formula wilson adalah sebagai berikut:. Tahun 23 dengan Permintaan Sebesar 32 Unit Pada tahun 23 permintaan suku cadang Engine sebesar 32 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp Rp )( 32 ) Rp Rp , 8 ( dibulatkan kebawah) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 32 8 IV-8

9 f 4, 4kali ( dibulatkan) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3bulan 4 sekali maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 23 sebagai berikut: o = 8 Unit f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 23 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 8 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.6 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 23 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 32 Unit Ongkos Pemesanan 4 Kali ongkos Simpan % dari Harga Total Ongkos Persediaan Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 23 sebesar Rp ,. 2. Tahun 24 dengan Permintaan Sebesar 33 Unit Pada tahun 24 permintaan suku cadang Engine sebesar 33 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang IV-9

10 2( Rp.325 )(33 ) Rp.325 Rp. 245 Rp , 8 ( dibulatkan kebawah ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 33 8 f 4,7 4 kali ( dibulatkan ) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3 bulan sekali 4 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 24 sebagai berikut: o = 8 Unit f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 24 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 8 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.7 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 24 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 33 Unit 3.25.,72,5, 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3,, 3 ongkos Simpan % dari Harga 7,25, Total Ongkos Persediaan Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 24 sebesar Rp ,. IV-

11 3. Tahun 25 dengan Permintaan Sebesar 34 Unit Pada tahun 25 permintaan suku cadang Engine sebesar 34 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp.325 Rp. 325 )( 34 ) Rp. 22 Rp ,5 83 ( dibulatkan keatas ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f f 4,9 4 kali ( dibulatkan) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3bulan sekali 4 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 25 sebagai berikut: o = 83 Unit f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 25 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 83 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. IV-

12 Tabel 4.8 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 25 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 34 Unit 3.25.,5,, 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3,, 3 ongkos Simpan % dari Harga,5, Total Ongkos Persediaan Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 25 sebesar Rp.,28,5,,. 4. Tahun 26 dengan Permintaan Sebesar 35 Unit Pada tahun 23 permintaan suku cadang Engine sebesar 35 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp.325 )( 35 ) Rp. 325 Rp Rp ,56 84 ( dibulatkan keatas ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f f 4,67 4 kali ( dibulatkan ) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3 bulan sekali 4 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 23 sebagai berikut: o = 84 Unit IV-2

13 f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 26 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 84 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.9 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 26 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 35 Unit Ongkos Pemesanan 4 Kali ongkos Simpan % dari Harga Total Ongkos Persediaan Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 26 sebesar Rp.,254,25,,. 5. Tahun 27 dengan Permintaan Sebesar 36 Unit Pada tahun 27 permintaan suku cadang Engine sebesar 36 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp.325 )( 36 ) Rp. 325 Rp. 234 Rp ,76 85 ( dibulatkan kebawah ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f IV-3

14 f 4,24 5 kali ( dibulatkan ) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 2,5 3bulan sekali 5 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 27 sebagai berikut: o = 8 Unit f 5 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 27 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 5 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 8 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4. Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 27 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 36 Unit Ongkos Pemesanan 4 Kali ongkos Simpan % dari Harga 7.. Total Ongkos Persediaan Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 27 sebesar Rp.,29,75,, Pengendalian persediaan suku cadang Engine dan ballast box, dengan metode period order uantity dapat dilihat pada lampiran F Pengendalian Persediaan Suku Cadang Excavator Menggunakan Metode Probabilitas Model Q dengan Back Order. Untuk menghitung jumlah pemesanan ekonomis reorder poin dan safety stock, pada Pemecahan masalah dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan metode Probabilitas Q dengan back Order. Perhitungan menggunakan data peramalan untuk lima (5) tahun kedepan. berikut perhitungan persediaan suku cadang excavator. IV-4

15 Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine dengan Metode Probabilitas Q dengan Back Order. Tahun 23 dengan pemintaan sebesar 32 Unit Formulasi dan Sulusi model dengan Metode Hadley-Within Untuk menentukan nilai dan r dicari dengan cara iteratif. Ada beberapa yang tersedia diantaranya yang dikemukakan oleh Wadley-Within dimana nilai dan r diperoleh dengan cara : a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(3 2) ,25 = 39 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (39 ) )( 32 ) ,6 α =,6 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,945 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r f ( x) dx r D Z S r (32)(,25) (,945)(32)(,5) r 8,25 3,2 r,37 2 Unit (dibulatkan) r dengan menggunakan IV-5

16 c. Dengan diketahui nilai r yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,945),6 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,945),6 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 32)(,25),6,945,6 N,89 N (dibulatkan) Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(32) 75 5 () ,867 = 67 Unit (dibulatkan) IV-6

17 d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(67) (5 )(32),45 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,695 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (32)(,25) (,695)(32)(,5) r 2 7,37 = 8 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 (2 Unit dan 8 Unit). Disini keduanya masih nampak besar perbedaannya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 67 unit ROP (r 2 ) = 8 unit SS = z α.s =,695 x 32 x,5 = 27,2 unit = 28 Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (32) (,25) IV-7

18 98,76% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 23 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x D dx O T (32)(325 ) 32 (5) () 67 O T (75)(3 2) (32)(,25) 2 O T Rp.,46,38, Tahun 24 dengan permintaan 33 Unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(3 3) ,2 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (4 ) )( 33 ) 3 495,6 α =,6 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,94 Selanjutnya akan dapat dihitung r dengan menggunakan persamaan IV-8

19 r f ( x) dx r D Z r (32)(,25) (,94)(33)(,5) r 8,25 32, r 2,26 3 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z E. pada lampiran f ( z ) 2 f (,945),59 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,945),5 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 33 )(,25 ),5,945,59 N,72 N (dibulatkan) Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx IV-9

20 (2)(32) 75 5 () ,68 = 68 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(68) (5 )(33),44 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,7 Selanjutnya akan dapat dihitung r 2 dengan menggunakan persamaan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (33)(,25) (,7)(32)(,5) r 2 7,45= 8 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 (3 Unit dan 8 Unit). Disini keduanya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 68 unit ROP (r 2 ) = 8 unit SS = z α.s =,7 x 32 x,5 = 27,2= 28 unit IV-2

21 Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x D % % (33 ) (,25) x 98,78% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 24 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x O T (75)(33) (33)(325) (33)(,25) (5) () 68 O T D O T Rp.,,756,66 dx 3. Tahun 25 dengan permintaan 34 unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(34) ,2 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (4 ) )( 34 ) 5 5,26 IV-2

22 α =,26 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,785 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r dengan menggunakan r f ( x) dx r D Z r (34)(,25) (,785)(34)(,5) r r 98,35 99 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,785),294 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,785),26 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 34)(,25),294,785,26 N,22 N 2 (dibulatkan) IV-22

23 Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(34) 75 5 (2) ,2 = 98 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(98) (5 )(34),62 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,53 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (34)(,25) (,53)(34)(,5) r 2,= Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 ( Unit dan 99 Unit). Disini keduanya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 98 unit ROP (r 2 ) = unit SS = z α.s IV-23

24 =,53 x 34 x,5 = 26,= 26 unit Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (34)(,25) 98,88% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 25 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x (75)(34) O T (34)(325) (34)(,25) (5) () 98 O T D O T Rp.,42,385,23 dx 4. Tahun 26 dengan permintaan 35 Unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(35) ,2 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (4 ) )( 35 ) IV-24

25 3 525,5 α =,5 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,95 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r dengan menggunakan r f ( x) dx r D Z r (35)(,25) (,95)(35)(,5) r 2,37 22 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,95),59 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,95),6 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 35 )(,25 ),59,94,6 N,76 N (dibulatkan) IV-25

26 Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(35) 75 5 () ,56 = 7 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(7) (5 )(35),43 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,7 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (35)(,25) (,7)(35)(,5) r 2 7,43 = 8 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan Unit). Disini keduanya r 2 (22 Unit dan 8 hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 7 unit ROP (r 2 ) = 8 unit SS = z α.s IV-26

27 =,7 x 35 x,5 = 29,925= 3 unit Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (35)(,25) 98,85% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 26 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x (75)(35) O T (35)(325) (35)(,25) (5) () 7 O T D dx O T Rp Tahun 27 dengan permintaan 36 Unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2(75)(3 6) ,78 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 ) (4) (5 )(36 ) IV-27

28 3 485,5 α =,5 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,95 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r dengan menggunakan r f ( x) dx r D Z r (36)(,25) (,95)(36)(,5) r 25, 26 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,95),59 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,95),6 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 36)(,25),59,95,6 N,76 N (dibulatkan) IV-28

29 Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(36) 75 5 () ,56 = 7 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(7) (5 )(36),43 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,7 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (36)(,25) (,7)(36)(,5) r 2 2,78 = 2 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 (26 Unit dan 2 Unit). Disini keduanya masih nampak besar perbedaannya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 7 unit ROP (r 2 ) = 2 unit IV-29

30 SS = z α.s =,7 x 36 x,5 = 3,87= 3 unit Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (36)(,25) 98,88% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 27 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x (75)(36) O T (36)(325) (36)(,25) (5) () 7 O T D O T Rp Tabel 4. Rekapitulasi Nilai o, RoP, SS dan Total Biaya Suku Cadang Hidrolik No Tahun o RoP SS (Rp) Biaya Total Sumber : Pengelolaan Data (23) dx Pengendalian persediaan suku cadang Engine dan ballast box, dengan metode probabilitas Q dengan back order dapat dilihat pada lampiran G. IV-3

31 4.2.4 Sistem Pengendalian Persediaan dan Proses Pemesanan Suku Cadang Excavator PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Adapun Kebijakan Pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan sekarang dengan menggunakan pendekatan Periodic order uantity, dimana pemesanan suku cadang dilakukan secara periodic, dengan jumlah lot sebanyak periode pemesanan. Hal ini diterapkan untuk menentukan permintaan suku cadang tidak menentu, sehingga perlunya adanya ukuran lot dalamm setiap intervalnya. Sedangkan proses pemesanan/ pemmakaian suku cadang excavator dilakukan sebagai berikut :. Permintaan suku cadang dari staf perawatan secara tertulis ke gudang 2. Permintaan kabag gudang ke staf pembelian suku cadang 3. Persetujuan Direksi untuk pembelian suku cadang 4. Pemesanan suku cadang ke suplayer 5. Penditribusian suku cadang dari (Supplayer) ke bagian gudang 6. Pemeriksaan suku cadang dari suplayer 7. Kabag gudang memberikan kebagian staf pemeliharaan. Proses pemesanan suku cadang merupakan tanggung jawab bagian staf pengadaan suku cadang yang mempunyai tugas antara lain:. Menyusun jadwal dan menetapkan rencana kerja dan syarat, tata cara penilaian pelelangan, syarat peserta lelang, dan perkiraan harga. 2. Memberi penjelasan mengenai rencana kerja dan syarat-syarat untuk pekerjaan pemborongan dan membuat berita acara penjelasan. 3. Melaksanakan pelelangan dan mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang serta membuat berita acara hasil pelelangan. 4. Membuat pertanggungjawaban dan melaporkan hasil pelelangan kepada Direktur. Kebijakan pengendalian persediaan suku cadang excavator dengan mengunakan periode order uantity menghasilkan kebijakan sebagai berikut : IV-3

32 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Hidrolic PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Keadaan Sekarang. Pengendaliaan Persediaan suku cadang hidrolic untuk lima tahun kedapan (23-27) dengan menggunkan metode period order uantity (POQ ) yang diterapkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Kebijakan untuk tahun 23 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,5,575,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. b. Kebijakan Tahun 24 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 24 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,82,75,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. c. Kebijakan Tahun 25 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 25 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 883 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,28,5,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. d. Kebijakan Tahun 26 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 26 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 84 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,254,25,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain IV-32

33 yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. e. Kebijakan Tahun 27 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 27 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 5 kali selama setahun dengan periode pemesanan 2,5 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,29,75,, Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Keadaan Sekarang. Pengendaliaan Persediaan suku cadang Engine untuk lima tahun kedapan (23-27) dengan menggunkan metode period order uantity (POQ ) yang diterapkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Kebijakan untuk tahun 23 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 77 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 563,75,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. b. Kebijakan Tahun 24 Kebijakan untuk tahun 24 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 79 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 59,25,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. IV-33

34 c. Kebijakan Tahun 25 Kebijakan untuk tahun 25 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 64,375,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. d. Kebijakan Tahun 26 Kebijakan untuk tahun 26 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 82 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 644,5,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. e. Kebijakan Tahun 27 Kebijakan untuk tahun 27 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 84 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 67,975,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Ballast box PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Keadaan Sekarang. Pengendaliaan Persediaan suku cadang ballast box untuk lima tahun kedapan (23-27) dengan menggunkan metode period order uantity (POQ ) yang diterapkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Kebijakan untuk tahun 23 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 22 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun pemesanan setahun dengan periode sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan IV-34

35 sebesar Rp. 96,825,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. b. Kebijakan Tahun 24 Kebijakan untuk tahun 24 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 23 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun dengan periode pemesanan setahun sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 222,4,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. c. Kebijakan Tahun 25 Kebijakan untuk tahun 25 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 24 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun dengan periode pemesanan setahun sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 239,45,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. d. Kebijakan Tahun 26 Kebijakan untuk tahun 26 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 25 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun pemesanan setahun dengan periode sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 265,5,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. e. Kebijakan Tahun 27 Kebijakan untuk tahun 27 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 26 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun dengan periode pemesanan setahun sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 282,75,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. IV-35

36 4.2.5 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Excavator dengan Menggunakan Metode Probabilitas Q dengan Back Order sebagai Usulan. Kebijakan persediaan suku cadang excavator untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order dan merupakan sebagai perbandingan terhadap kebijakan yang diterapkan oleh PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk, adalah sebagai berikut : Kebijakan Persediaan Suku Cadang Hidrolic Sebagai Usulan. Kebijakan Persediaan suku cadang Hidrolic untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 23 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 67 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar 28 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,46,38,665,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. b. Kebijakan Tahun 24 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 24 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 68 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar 28 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,,756,66,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. c. Kebijakan Tahun 25 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 25 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 98 unit, Reorder point (RoP) sebesar unit dan safety stock (SS) sebesar 26 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,42,385,23,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. IV-36

37 d. Kebijakan Tahun 26 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 26 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 7 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar 3 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,7,37,5,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. e. Kebijakan Tahun 27 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 27 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 7 unit, Reorder point (RoP) sebesar 2 unit dan safety stock (SS) sebesar 3 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,23,,949,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori Kebijakan Persediaan Suku Cadang Engine Sebagai Usulan. Kebijakan Persediaan suku cadang engine untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 23 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 92 unit, Reorder point (RoP) sebesar 2 unit dan safety stock (SS) sebesar 3 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 593,59,3,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. b. Kebijakan Tahun 24 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 24 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 93 unit, Reorder point (RoP) sebesar 4 unit dan safety stock (SS) sebesar 32 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 586,655,644,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. IV-37

38 c. Kebijakan Tahun 25 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 25 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 96 unit, Reorder point (RoP) sebesar 22 unit dan safety stock (SS) sebesar 33 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 643,789,44,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. d. Kebijakan Tahun 26 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 26 dengan lot pemesanan ekonomis ( sebesar 27 unit ) sebesar 98 unit, Reorder point (RoP) dan safety stock (SS) sebesar 35 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 668,937,,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. e. Kebijakan Tahun 27 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 27 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 99 unit, Reorder point (RoP) sebesar 32 unit dan safety stock (SS) sebesar 36 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 693,96,795,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori Kebijakan Persediaan Suku Cadang Ballast Box Sebagai Usulan. Kebijakan Persediaan suku cadang ballast Box untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 23 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 2 unit, Reorder point (RoP) sebesar 7 unit dan safety stock (SS) sebesar unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 88,8,25,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. IV-38

39 b. Kebijakan Tahun 24 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 24 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 3 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 22,25,,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. c. Kebijakan Tahun 25 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 25 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 3 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 227,658,654,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. d. Kebijakan Tahun 26 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 26 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 4 unit, Reorder point (RoP) sebesar 9 unit dan safety stock (SS) sebesar 2 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 25,947,32,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. e. Kebijakan Tahun 27 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 27 dengan lot pemesanan ekonomis ( (RoP) sebesar unit ) sebesar 4 unit, Reorder point dan safety stock (SS) sebesar 2 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 269,249,7,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Excavator Antara Metode Period Order Quantity dan Metode Probabilitas Q dengan Back Order. Dengan menggunakan metode probabilitas Q dengan back order, perusahaan dapat menghemat dana inventori seperti yang tertera dalam tabel 4.3 IV-39

40 berikut, dibandingkan dengan menggunakan metode period order uantity yang diterapkan perusahaan. Tabel 4.2 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Hidrolic Antara Metode Period Order Quantity dengan Probabilitas Q dengan Back Order (RP)Biaya Total Persediaan Probabilitas Q (Rp) Selisih (%) Selisih Tahun Nama Suku Periode Order dengan Back Biaya Biaya Cadang Quantity Order 23 Hidrolic,5,575,,46,38,665 4,256,335 9,6 24 Hidrolic,82,75,,,756,66 79,993,384 6,76 25 Hidrolic,28,5,,42,385,23 66,4,797 5,47 26 Hidrolic,254,25,,7,37,5 84,22,5 6,7 27 Hidrolic,29,75,,23,,949 87,729,5 6,79 Tabel 4,3 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine Antara Metode Period Order Quantity dengan Probabilitas Q dengan Back Order (RP)Biaya Total Persediaan Probabilitas Q (Rp) Selisih (%) Selisih Tahun Nama Suku Periode Order dengan Back Biaya Biaya Cadang Quantity Order 23 Hidrolic 563,75, 533,59,3 29,583,969 5,25 24 Hidrolic 59,25, 546,655,44 43,469,856 7,36 25 Hidrolic 64,375, 583,789,44 3,585,856 4,97 26 Hidrolic 644,5, 68,937, 35,87,979 5,44 27 Hidrolic 67,975, 633,96,795 37,4,25 5,52 Tahun Tabel 4,4 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Ballast Box Antara Metode Period Order Quantity dengan Probabilitas Q dengan Back Order (RP)Biaya Total Persediaan Nama Suku Cadang Periode Order Quantity Probabilitas Q dengan Back Order (Rp) Selisih Biaya (%) Selisih Biaya 23 Ballast Box 96,825, 88,8,25 86,437,5 4,39 24 Ballast Box 222,4, 22,2,,2, 4,58 25 Ballast Box 239,45, 227,658,654,79,346 4,92 26 Ballast Box 265,5, 25,947,32 3,77,679 4,93 27 Ballast Box 282,75, 269,249,7 2,825,893 4,54 IV-4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOOGI PENEITIAN 3.1 Alur Penelitian Pada bab ini, dibahas tentang metodologi penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini, setiap langkah memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OLEH : MUHAMMAD KHITOB

TUGAS AKHIR OLEH : MUHAMMAD KHITOB EVALUASI PENGADAAN SUKU CADANG ALAT BERAT ESCAVATOR (Studi Kasus PT. HexindoAdiperkasa Pekanbaru Tbk) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktivitas produksi, perusahaan terus berupaya untuk meningkatkan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara meningkatkan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan telah

BAB II TINJAUAN TEORI. bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan telah BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aset perusahaan yang sangat penting keberadaannya bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Barang persediaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam kegiatan yang kompleks seperti kegiatan industri. Dalam dunia

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) DAN METODE HYBRID SISTEM UNTUK MEMINIMUMKAN TOTAL BIAYA PERSEDIAAN STUDI KASUS : KLINIK MEDIKA 24 1 Gita Purnama Sari, 2 Budi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q

BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q 3.1 Karakteristik Model Q Karakteristik kebijakan persediaan model Q ditandai oleh dua hal mendasar sebagai berikut: 1. Besarnya ukuran pemesanan selalu tetap untuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.322-327 ISSN 2302-495X Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan Fara Dewi

Lebih terperinci

Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Budi Santosa 1, 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Budi Santosa 1, 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University PERENCANAAN PERSEDIAAN SELURUH PRODUK KATEGORI DRY FOOD DENGAN PENDEKATAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (S,S) SYSTEM DI GUDANG RETAIL PT XYZ BANDUNG 1 Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi BABTI KAJIAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaaan adalah sumber daya menganggur (idle resource) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku merupakan salah satu masalah yang cukup dominan di bidang produksi selain masalah keuangan, kepegawaian dan sebagainya. Perusahaan selalu menghendaki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT.

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah-langkah secara sistematis yang dilakukan peneliti dari awal hingga akhir penelitian, sehingga pelaksanaan penelitian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales

Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol19.no1.38-48 Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales Dian Serena Pulungan, Erika Fatma * Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK Prima Denny Sentia 1, Didi Asmadi 2, Ilham Akbar Al Fadil 3 Program Studi Teknik Industri, Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian secara sistematis mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. 47 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR Bayum Pacsi Pataddungi, Andi Pawennari, Nurul Chairany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo Lamhot Siregar 1, Lely Herlina 2, Kulsum 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG TUGAS AKHIR Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.304-308 ISSN 2302-495X Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini MM Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN DETERMINISTIK Ongkos Inventori 1. Holding costs

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang sudah dikumpulkan untuk manajemen persediaan kebutuhan material SPHC 1,6 x 4 x 8 berdasarkan pada manajemen persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ACETAMINOPHEN PADA PT. GRATIA HUSADA FARMA SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ACETAMINOPHEN PADA PT. GRATIA HUSADA FARMA SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ACETAMINOPHEN PADA PT. GRATIA HUSADA FARMA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu:

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu: BAB V ANALISA HASIL 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu: a. Menghitung safety stock dengan service level yaitu 95% sehingga

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Isi Lembar Pengesahan... i Lembar Pernyataan... ii Abstrak... iii Lembar Peruntukan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiv Bab

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PROBABILISTIK P

BAB III METODE PROBABILISTIK P BAB III METODE PROBABILISTIK P A. Metode Probabilistik P Metode probabilistik P adalah suatu sistem pengendalian persediaan yang jarak waktu antar pemesanan adalah tetap, namun jumlah pesanan berubah-ubah.

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

Made Irma Dwiputranti Politeknik Pos Indonesia, Jl. Sariasih No. 54 Bandung

Made Irma Dwiputranti Politeknik Pos Indonesia, Jl. Sariasih No. 54 Bandung Pengendalian Persediaan Drop Cable Aerial G.657 2SC/UPC 35M untuk Proyek Instalasi Kabel Rumah dengan Model Probabilistik Sederhana (Studi Kasus di PT Industri Telekomunikasi Indonesia) Made Irma Dwiputranti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan(inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied Reseach atau penelitian terapan yang mempunyai alasan praktis, keinginan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW

PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW Nadya 1, Dida Diah Damayanti 2, Budi Santosa 3 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Persediaan Menurut Arman Hakim Nasution (2008), persediaan didefinisikan sebagai simpanan produk. Secara umum, persediaan dapat ditunjukan sebagai sumber menganggur yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

USULAN PEMESANAN SEPATU KESELAMATAN DENGAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus di PT. X) *

USULAN PEMESANAN SEPATU KESELAMATAN DENGAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus di PT. X) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 USULAN PEMESANAN SEPATU KESELAMATAN DENGAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MENGURANGI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI BM PT XYZ BANDUNG

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa edi_junaedist@yahoo.com 1,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA Farah Azaria Kirana *), Muhammad Mujiya Ulkhaq Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ 1 Dwiska Aini Nurrahma, 2 Ari Yanuar Ridwan, 3 Budi Santosa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku Febrina (2002) menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu Cakra dan Segitiga Biru pada PT. Kuala

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci