TESIS Endy Prihandono NRP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS Endy Prihandono NRP"

Transkripsi

1 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 00 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. I Putu Artama Wiguna, PhD TESIS Endy Prihandono NRP ANALISIS RISIKO KEGIATAN OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETIKEMAS DI DERMAGA NILAM TIMUR MULTIPURPOSE PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA. Port of Tanjung Perak. Port of Tanjung Emas. Port of Peti Kemas Semarang. Port of Banjarmasin. Port of Tanjung Intan 6. Port of Kota Baru 7. Port of Gresik 8. Port of Benoa 9. Port of Tenau-Kupang 0. Port of Sampit. Port of Tanjung Tembaga. Port of Tanjung Wangi. Port of Kumai. Port of Lembar. Port of Pulang Pisau 6. Port of Bima 7. Port of Maumere 8. Port of Tegal 9. Port of Celukan Bawang PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I Kotabaru PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA II Tanjung Perak Celukan Bawang Cilacap Lembar Tanjungwangi Benoa Kupang ALUR PELAYARAN PELABUHAN TANJUNG PERAK PEMBAGIAN ZONA PELABUHAN TANJUNG PERAK KETERANGAN Alur pelayaran barat merupakan alur utama memasuki Pelabuhan Tanjung Perak yang panjangnya mil laut Lebar 00 meter dengan kedalaman bervariasi antara 9,7 sampai meter LWS dilengkapi dengan 8 buoys Zona Terminal Zona Port Asosiated Industry Zona Pusat Bisnis & Perdagangan Zona Perkantoran Bisnis Maritim Zona Konsolidasi & Distribusi Barang Terminal Truck Fasilitas Umum Jalur Hijau, Ruang Ruang Terbuka & Taman Batas HPL Pel. Tg. Perak

2 INFORMASI UMUM PELABUHAN TANJUNG PERAK Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan kelas utama didalam pengelolaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III dan terbesar di wilayah Indonesia Timur yang berada pada posisi o. Pembangunan pertama tahun 90 oleh pemerintah Belanda. Kedalaman didalam kolam pelabuhan 9,6 m (LWS) dan diluar kolam pelabuhan, m (LWS). Luas area air adalah.7, Ha dan area darat 7,7 Ha. Kecepatan angin rata rata knots dengan musim angin dominan yaitu angin timur dan angin barat. Ketinggian gelombang rata rata dalam kolam pelabuhan 0, m dan diluar kolam pelabuhan max., m. Panah merah adalah jalur pelayaran menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang dikenal dengan alur pelayaran Lingkaran merah adalah lokasi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. PELABUHAN TANJUNG PERAK Cabang Pelabuhan Tanjung Perak mengelola tambatan atau yaitu : Dermaga Jamrud () Dermaga Nilam () Dermaga Berlian () Dermaga Mirah () Dermaga Kalimas () NO URAIAN JAMRUD MIRAH BERLIAN NILAM KALIMAS JUMLAH PANJANG DERMAGA.0 M 60 M.6 M 860 M.70 M 7.60 M UNIT GUDANG UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT 6 UNIT LUAS GUDANG.060 M.700 M.76 M 8. M 6.80 M 90.9 M No Uraian Jamrud Utara Jamrud Selatan Jamrud Barat,8 Hektar, Hektar 0, Hektar Luas Draft 9, M.LWS 9, M.LWS 9, M.LWS Panjang Dermaga.00 M 800 M 0 M Lebar Apron M M 0 M Luas Gudang.8 M 9.8 M - 6 Jumlah Gudang 6-7 Luas Lapangan Penumpukan.9 M. M.60 M 8 Peruntukan Samudera (GC) & Antar Pulau Antar Pulau & Penumpang General Cargo) Samudera (GC) ( LUAS LAPANGAN PENUMPUKAN Ha,6 Ha Ha, Ha 0, Ha 9, Ha Uraian Mirah Luas,7 Hektar Draft 7 M.LWS Panjang Dermaga 60 M Lebar Apron 0 M Luas Gudang.700 M 6 Jumlah Gudang 7 Luas Lapangan Penumpukan.96 M 8 Peruntukan Antar Pulau ( General Cargo ) Uraian Nilam Timur Luas, Hektar Draft 9, LWS Panjang Dermaga 860 M Lebar Apron M Luas Gudang 8. M 6 Jumlah Gudang 7 Luas Lapangan Penumpukan. M 8 Peruntukan Antar Pulau ( Curah Kering, GC, Curah Cair )

3 No Uraian Berlian Timur Berlian Barat Berlian Utara Luas, Hektar, Hektar 0, Hektar Draft M.LWS 9, M.LWS - 9, M.LWS Panjang Dermaga 78 M 700 M 0 M Lebar Apron M M M Luas Gudang M.96 M - 6 Jumlah Gudang - 7 Luas Lapangan Penumpukan 9.98 M 8 Peruntukan Samudera Samudera Antar Pulau (Curah Cair, Curah ( Curah Kering, GC, (Peti Kemas Kering, Petikemas Petikemas Dalam Dalam Negeri) Luar Negeri) Negeri) No Uraian Kalimas Luas, Hektar Draft, M.LWS Panjang Dermaga.70 M Lebar Apron 0 M Luas Gudang 6.80 M 6 Jumlah Gudang 7 Luas Lapangan Penumpukan.900 M 8 Peruntukan Kapal Lokal & Kapal Layar Motor No Uraian Gapura Nusantara Gapura Surya Draft Kolam Terminal -9, LWS -9, LWS Panjang Dermaga 00 M Lebar Apron M M Luas Bangunan.8 M. M Luas Lantai Terminal.90 M.060 M 6 Kapasitas Ruangan.00 Orang.000 Orang 7 Peruntukan Ekonomi Klas 8 Restauran Amanda - 00 Orang 9 Tempat Ibadah ( Mushollah) 0 M 0 M 0 Kapasitas Parkir Mobil 0 kendaraan No Uraian Besaran Luas Terminal Penumpang : - Embarkasi.7,6 M - Debarkasi 0,0 M - Teras Sisi Barat 9, M Kapasitas Terminal Penumpang 700 Orang Draft 9, M.LWS Panjang Dermaga 0 M Luas Lapangan Parkir : - Truk (Besar dan Kecil).870 M - Sedan / Sejenis M - Kendaraan ex bongkaran.9, M 6 Kapasitas Parkir Mobil 0 Kendaraan 7 Tempat Ibadah (Mushollah) M.:: Latar Belakang ::.. Pertumbuhan bongkar muat barang khususnya petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang semakin meningkat. Kegiatan operasional yang tinggi di Terminal Nilam Timur Multipurpose mengakibatkan banyaknya risiko yang terjadi.. Untuk mengantisipasi risiko yang terjadi di dalam kegiatan operasional bongkar muat petikemas sebagai salah satu alat perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan sejenis yang terlebih dulu mengembangkan usaha tersebut PERUMUSAN MASALAH Faktor-faktorrisikoyang mempengaruhikegiatan operasionalbongkarmuat petikemasdidermaga NilamTimurMultipurpose? Berapabesarnyarisiko kegiatan tersebut? Apausahayang dilakukan untukmengurangirisiko tersebut?

4 Tujuan dan Manfaat Metodologi Penelitian. Mengidentifikasi risiko yang terjadi dari kegiatan operasional bongkar muat petikemas di Dermaga Nilam Timur Multipurpose. Menilai atas risiko-risiko yang terjadi pada kegiatan operasional bongkar muat petikemas. Untuk memberikan respon/ penanganan atas risiko yang terjadi pada kegiatan operasional bongkar muat petikememas.. Jenis Penelitian. Lingkup Penelitian. Jenis Data. Identifikasi Risiko. Pengumpulan Data 6. Penilaian Risiko 7. Analisa Risiko 8. Penanganan Risiko DERMAGA NILAM TIMUR MULTIPURPOSE Lingkup Penelitian Kegiatan Di Laut Kegiatan dilakukan pada saat berada di mil atau Bouy sebelum Pulau Karang jamuang sampai menuju ke Kolam Pelabuhan / Rede Lingkup Penelitian Kegiatan Di Darat. Kegiatan Bongkar dan Muat Petikemas. Kegiatan Stacking Petikemas. Kegiatan Stripping / Stuffing Petikemas. Kegiatan Truck Haulage Jenis Data Persepsi responden tentang peluang terjadinya risiko dalam kegiatan bongkar muat petikemas Penetuan akibat risiko yang terjadi dalam kegiatan operasional bongkar muat petikemas Analisa Kecelakaan Kerja (Accident), Biaya (Coct) dan Waktu (Time) Rencana penanganan (respon) risiko Diterima, Dikurangi, Dialihkan dan Dihindari

5 Risk Identification.:: Identifikasi Risiko ::. Kapal kemungkinan akan tabrakan / bersenggolan / bersinggungan dengan lain. Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy di alur pelayaran Kapal kandas, alur pelayaran sempit Menabrak atau tertabrak perahuperahu nelayan yang berada di alur pelayaran Petugas Pandu terjatuh, terjepit pada saat naik ke.:: Identifikasi Risiko ::..:: Identifikasi Risiko ::... sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede atau Kolam Pelabuhan Rede atau Kolam Pekabuhan atau tambat Kapal kandas, alur pelarayan sempit Kapal kemungkinan akan tabrakan, tertabrak dan/atau bersenggolan oleh lain Kapal kemungkinan akan tabrakan, tertabrak dan/atau bersenggolan oleh lain Kapal larat/hanyut terbawa arus.. Kapal Tunda melayani penundaan Kapalberadadiatau sandar Tali tuunda/tali tross putus Kapal menabrak Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh saat turun ke darat Haluan menabrak Container Crane (CC) :: Identifikasi Risiko ::. Pekerja/TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) naik ke Loading and Unloading pada saat di Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian sewaktu berada diatas petikemas pada waktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM terkenapetikemas Komponen ditabrak Spreader atau petikemas Pencemaran udara (gas buang dari knalpot HT (Head Truck), engine CC dan CC Roboh CC tertabrak HT Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke.:: Identifikasi Risiko ::. Pengoperasian CC (Container Crane) Perawatan dan Perbaikan Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading and Unloading Kebakaran Penggunaan sumber energi air yang berlebihan Jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat aliran listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat Limbah oli bekas dan barang/material (majun) yang terkontaminasi oli serta gemuk

6 .:: Identifikasi Risiko ::..:: Identifikasi Risiko ::.. Pencucian CC (Container Crane) Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber Tyred Gantry) sewaktu Loading and Unloading pada saat di loading/unloading. CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift, Side Loader. Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) RTG Roboh Loading/Unloading RTG tertabrak HT (Head Truck). Pencucian RTG Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi.:: Identifikasi Risiko ::..:: Identifikasi Risiko ::. Operator HT sakit 6. Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Sakit punggung, mata pusing (Ergonomic) Loading/Unloading 7. Pengoperasian HT (Head Truck) Truck Loading and Truck Lossing Haulage Tabrakan antar HT Stacker, Side Loader & Forklift tertabrak HT 8. Gate In/Out Gate In/Out tertabrak HT Peluang / Kemungkinan RISK ASSESSMENT Peluang / kemungkinan risiko kegiatan operasional bongkar muat petikemas dinilai dari variabel kecelakaan kerja, biaya dan waktu berdasarkan skala likert s/d adalah sebagai berikut : 6

7 .:: PELUANG / KEMUNGKINAN ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::. Tingkatan Kriteria Almost Certain / Hampir Pasti Likely / Mungkin Terjadi Moderate / Sedang Unlikely / Kecil Kemungkinannya Rare / Jarang Sekali Penjelasan Suatu kejadian akan terjadi pada semua kondisi/setiap kegiatan yang dilakukan Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua lokasi Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi yang khusus/luar biasa/setelah bertahun tahun. Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy di alur pelayaran Kapal kemungkinan akan tabrakan / bersenggolan / bersinggungan dengan lain Kapal kandas, alur pelayaran sempit Menabrak atau tertabrak perahu perahu nelayan yang berada di alur pelayaran Petugas Pandu terjatuh, terjepit pada saat naik ke Peluang,0,00,0,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::.... sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Kapal kandas, alur pelayaran sempit Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal larat/hanyut terbawa arus Tali Kapal tunda putus Peluang,0,60,60,0, Dermaga/sandar Pekerja/TKBM bekerja di atas Kapal menabrak Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh saat turun ke darat Haluan menabrak CC (Container Crane) Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Peluang,0,90,90,70 7..:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::. Loading and Unloading pada saat di Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian sewaktu berada diatas petikemas pada waktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM terkena petikemas Komponen ditabrak Spreader atau petikemas Pencemaran udara (gas buang dari knalpot HT (Head Truck), engine CC dan CC Roboh CC tertabrak HT Peluang,0,0,90,70,60,80, :: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::. Pengoperasian CC ( Crane) Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading and Unloading Kebakaran Penggunaan sumber energi air yang berlebihan Peluang,70,0,0,00 7

8 ...:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::. Perawatan dan perbaikan Pencucian CC (Container Crane) Jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat aliran listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat Limbah oli bekas dan barang/material (majun) yang terkontaminasi oli serta gemuk Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Peluang,0,0,0..:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::. Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber Tyred Gantry) sewaktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift & side Loader sewaktu loadiing/unloading Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics). Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) RTG Roboh Loading/Unloading RTG tertabrak HT Peluang,0,00,0,0,80,0,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Peluang ::.. 6. Pencucian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading/Unloading Stacker, Side Loader dan Forklift tertabrak HT Peluang,00,0,0, Pengoperasian HT (Head Truck) Gate In / Out Operator HT sakit Truck Loading and Truck Lossing Haulage Tabrakan antar HT Gate In / Out tertabrak HT Peluang,00,0,0,60,0 Grafik Nilai Peluang Nilai Rata Rata Peluang Rata Rata Peluang risiko kegiatan operasional bongkar muat petikemas berdasarkan skala likert s/d dinilai dari sisi : - Kecelakaan Kerja (Accident) -Biaya(Cost) -Waktu(Time) Ket : Angka Menunjukkan Kegiatan 8

9 .:: KECELAKAAN KERJA (ACCIDENT) ::. Tingkatan Kriteria Penjelasan Kecelakaan Kerja (K) (Accident) Insignificant / Tidak Signifikan Minor / Minor Moderate / Sedang Major / Mayor Catastrophic / Bencana Tidak ada cidera Memerlukan perawatan medis PK, onsite release langsung dapat ditangani Memerlukan perawatan medis, on site release dapat ditangani dengan bantuan pihak luar Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh secara total, off site release tanpa efek merusak Menyebabkan kematian, off site release bahan toksik dan efeknya merusak.:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::.. Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy di alur pelayaran Kapal kemungkinan akan tabrakan / bersenggolan / bersinggungan dengan lain Kapal kandas, alur pelayaran sempit Menabrak atau tertabrak perahu perahu nelayan yang berada di alur pelayaran Petugas Pandu terjatuh, terjepit pada saat naik ke Kecelakaan Kerja,0,0,60,0... sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Kapal kandas, alur pelayaran sempit Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal larat/hanyut terbawa arus Tali Kapal tunda putus Kecelakaan Kerja,0,60,70,70,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::.. 6. Dermaga/sandar Pekerja/TKBM bekerja di atas Kapal menabrak Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh saat turun ke darat Haluan menabrak CC (Container Crane) Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Kecelakaan Kerja,0,90,0,00.:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::. 7. Loading and Unloading pada saat di Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian sewaktu berada diatas petikemas pada waktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas sewaktu loading/unloading Pekerja/TKBM terkena petikemas sewaktu loading/unloading Komponen ditabrak Spreader atau petikemas Pencemaran udara (gas buang dari knalpot HT (Head Truck), engine CC dan Kecelakaan Kerja,0,90,90,0,0 CC Roboh CC tertabrak HT,0,70 9

10 .:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja :: Pengoperasian CC ( Crane) Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading and Unloading Kebakaran Penggunaan sumber energi air yang berlebihan Kecelakaan Kerja,60,0,0,0.. Perawatan dan perbaikan Pencucian CC (Container Crane) Jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat aliran listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat Limbah oli bekas dan barang/material (majun) yang terkontaminasi oli serta gemuk Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Kecelakaan Kerja,70,0,0..:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::. Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber Tyred Gantry) sewaktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift & side Loader sewaktu loadiing/unloading Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics). Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) RTG Roboh Loading/Unloading RTG tertabrak HT Kecelakaan Kerja,70,00,90,70,00,0,80.:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja ::.. 6. Pencucian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Kecelakaan Kerja Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan,0 iritasi Sakit punggung, mata,60 pusing (Ergonomics) Loading/Unloading,0 Stacker, Side Loader dan,80 Forklift tertabrak HT.:: Tabel Nilai Rata-Rata Kecelakaan Kerja :: Pengoperasian HT (Head Truck) Gate In / Out Operator HT sakit Truck Loading and Truck Lossing Haulage Tabrakan antar HT Gate In / Out tertabrak HT Kecelakaan Kerja,0,0,0,60,0 Rata-Rata Kecelakaan Kerja Grafik Nilai Kecelakaan Kerja Nilai Rata Rata Kecelakaan Kerja Ket : Angka Menunjukkan Kegiatan 0

11 .:: BIAYA (COST) ::. Tingkatan Kriteria Penjelasan Biaya (Cost) Insignificant / Tidak Signifikan Minor / Minor Moderate / Sedang Major / Mayor Catastrophic / Bencana Kerugian biaya US$ 0 sampai dengan US$ 0, kerugian materi sangat kecil Menyebabkan kerugian biaya antara US$ 0 sampai dengan US $ 00, kerugian materi sedang Menyebabkan kerugian biaya antara US$ 00 sampai dengan US$ 70, kerugian materi cukup besar Menyebabkan kerugian biaya antara US$ 70 sampai dengan US$ 000, kerugian materi besar Menyebabkan kerugian biaya lebih dari US$ 000, kerugian materi sangat besar.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::.. Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy di alur pelayaran Kapal kemungkinan akan tabrakan / bersenggolan / bersinggungan dengan lain Kapal kandas, alur pelayaran sempit Menabrak atau tertabrak perahu perahu nelayan yang berada di alur pelayaran Petugas Pandu terjatuh, terjepit pada saat naik ke Biaya,0,0,0,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::.... sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Kapal kandas, alur pelayaran sempit Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal larat/hanyut terbawa arus Tali Kapal tunda putus Biaya,0,80,70,70,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::.. 6. Kegiatan Dermaga/sandar Pekerja/TKBM bekerja di atas Identifikasi Bahaya Kapal menabrak Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh saat turun ke darat Haluan menabrak CC (Container Crane) Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Biaya,80,00,80,90.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::. 7. Kegiatan Loading and Unloading pada saat di Identifikasi Bahaya Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian sewaktu berada diatas petikemas pada waktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM terkena petikemas sewaktu loading/unloading Komponen ditabrak Spreader atau petikemas Pencemaran udara (gas buang dari knalpot HT (Head Truck), engine CC dan Biaya,70,0,0,80,0 CC Roboh CC tertabrak HT,0,0

12 .:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya :: Pengoperasian CC ( Crane) Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading and Unloading Kebakaran Penggunaan sumber energi air yang berlebihan Biaya,00,00,0,0.. Perawatan dan perbaikan Pencucian CC (Container Crane) Jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat aliran listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat Limbah oli bekas dan barang/material (majun) yang terkontaminasi oli serta gemuk Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Biaya,60,0,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::.. Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber Tyred Gantry) sewaktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift & side Loader sewaktu loadiing/unloading Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics). Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) RTG Roboh Loading/Unloading RTG tertabrak HT Biaya,80,00,0,0,70,0,70.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya ::.. 6. Pencucian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Biaya Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan,0 iritasi Sakit punggung, mata,80 pusing (Ergonomics) Loading/Unloading,0 Stacker, Side Loader dan,0 Forklift tertabrak HT.:: Tabel Nilai Rata-Rata Biaya :: Pengoperasian HT (Head Truck) Gate In / Out Operator HT sakit Truck Loading and Truck Lossing Haulage Tabrakan antar HT Gate In / Out tertabrak HT Biaya,70,90,00,0, Rata Rata Biaya Grafik Nilai Biaya Nilai Rata Rata Biaya Ket: Angka Menunjukkan Kegiatan Risiko

13 .:: WAKTU (TIME) ::. Tingkatan Kriteria Penjelasan Waktu (Time) Insignificant / Tidak Signifikan Minor / Minor Moderate / Sedang Major / Mayor Catastrophic / Bencana Tidak mengalami penundaan proses kegiatan bongkar muat Memerlukan beberapa waktu ½ shift / jam untuk memulihkan kondisi kegiatan proses pekerjaan Menyebabkan proses kegiatan bongkar muat berhenti lebih dari ½ shift dan kurang dari shift) Mengakibatkan proses kegiatan bongkar muat berhenti lebih dari shift dan kurang dari shift Menyebabkan proses kegiatan bongkar muat tidak berjalan atau berhenti beroperasi atau lebih dari shift.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::.. Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy di alur pelayaran Kapal kemungkinan akan tabrakan / bersenggolan / bersinggungan dengan lain Kapal kandas, alur pelayaran sempit Cuaca Buruk Menabrak atau tertabrak perahu perahu nelayan yang berada di alur pelayaran Petugas Pandu terjatuh, terjepit pada saat naik ke Waktu,0,0,0,70,00.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::.... sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Kapal kandas, alur pelayaran sempit Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal larat/hanyut terbawa arus Tali Kapal tunda putus Waktu,0,80,80,0,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::.. 6. Dermaga/sandar Pekerja/TKBM bekerja di atas Kapal menabrak Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh saat turun ke darat Haluan menabrak CC (Container Crane) Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Waktu,60,0,0,90.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::. 7. Loading and Unloading pada saat di Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian sewaktu berada diatas petikemas pada waktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM terkena petikemas sewaktu loading/unloading Komponen ditabrak Spreader atau petikemas Pencemaran udara (gas buang dari knalpot HT (Head Truck), engine CC dan Waktu,80,0,0,0,90 CC Roboh CC tertabrak HT,0,0

14 .:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::..:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu :: Pengoperasian CC ( Crane) Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading and Unloading Kebakaran Penggunaan sumber energi air yang berlebihan Waktu,0,90,80,80.. Perawatan dan perbaikan Pencucian CC (Container Crane) Jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat aliran listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat Limbah oli bekas dan barang/material (majun) yang terkontaminasi oli serta gemuk Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Waktu,0,60,0.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::.. Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber Tyred Gantry) sewaktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift & side Loader sewaktu loadiing/unloading Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics). Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) RTG Roboh Loading/Unloading RTG tertabrak HT Waktu,60,0,0,60,0,70,60.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu ::.. 6. Pencucian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Waktu Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan,0 iritasi Sakit punggung, mata,80 pusing (Ergonomics) Loading/Unloading,0 Stacker, Side Loader dan,0 Forklift tertabrak HT.:: Tabel Nilai Rata-Rata Waktu :: Pengoperasian HT (Head Truck) Gate In / Out Operator HT sakit Truck Loading and Truck Lossing Haulage Tabrakan antar HT Gate In / Out tertabrak HT Waktu,80,0,0,0,0 Rata Rata Waktu Grafik Nilai Waktu Nilai Rata Rata Waktu Ket: Angka Menunjukkan Kegiatan

15 ANALISA RISIKO Analisa Risiko Perhitungan Indeks Risiko Indeks = Probabilitas (P) x Dampak (I) Hasil Matriks Perbandingan Berpasangan Klasifikasi Indeks Risiko Perusahaan Indeks Risiko Total Tertinggi.:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu ::. PERHITUNGAN INDEKS RISIKO.... Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy pada alur pelayaran sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu 7,0 7,90 7,0,000 6,00 6,800,00,00,00 7,60,90 6,900,70 7,90 7,80 9,60 9,60,90,000 9,880 9,60 7,60,600 0,00 9,880 7,80,800.:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu ::..:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu ::.. 6. Dermaga/sandar Pekerja/TKBM bekerja di atas 0 Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu,060 8,60 7,90,0,800,70,70 7,0 7,790 0,00 7,80 7,80 7,680 6,80 6,70 7,800 6,00 6, Pengoperasian CC (Container Crane) Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Perawatan dan Perbaikan 6 Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu 7,00,00,670,0,00,60 7,0 8,60 7,980,00,00,600 8,0,70,80,80,60,0 6 7,0 6,70 6,60. Pencucian CC 7 7,60,60, Loading and Unloading pada saat di 7 8 9,670 6,80,000 7,60,90,600 6,70,0,800. Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan ,880 8,000 8,80 6,70 6,000,00 6,0,800,060 0,0,890 6,60

16 .:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu ::..:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu ::... Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pencucian RTG 6 Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu,670,60,60 7,00 6,660 6,0,80,60,70 6,0 6,0,980 6,00,00,600,70,960, Pengoperasian HT (Head Truck) Gate In / Out 9 0 Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K,600,60,00 6,760,00 Biaya,00,990,000,980,80 Waktu,600,0,70 6,0,60 6. Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift 7 8 6,000 6,70,0,0,00,0 Hasil Matrix Perbandingan Berpasangan. Dari data kuesioner utama dua diatas didapatkan bobot masing-masing variabel K, biaya dan waktu dengan menggunakan Pairwise Comparison.. Diperoleh hasil dari perhitungan Pairwise Comparison untuk masing-masing variabel adalah,87% (K);,87 (Biaya);,86% (Waktu). Setelah didapatkan bobot untuk masing-masing variabel K, Biaya dan Waktu kemudian dikalikan dengan bobot tersebut..:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu setelah dikalikan dengan bobot ::..... Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy pada alur pelayaran sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu,06,,09,,67 0,97,9,886 0,77,,67 0,986,6,,7,0,,6,,,,,97,,,069 0,686.:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu setelah dikalikan dengan bobot ::. Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu 0,69,8,. Dermaga/sandar,6,69 0,679,87,09, 6. Pekerja/TKBM bekerja di atas,69,6,,9,777 0,960,,7 0,9 7. Loading and Unloading pada saat di ,76,0,777,6,99,687,0,6,9, 0,9 0,96 0,7,7 0,9.:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu setelah dikalikan dengan bobot :: Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Perawatan dan Perbaikan Pencucian CC Pengoperasian CC (Container Crane) Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu,009, 0,80,66,07 0,6,0,690,0,886,886 0,,89, 0,7,07,980 0,0,,806,9,677,07,880,7,7 0,7 0,89 0,686 0,7 6

17 .:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu setelah dikalikan dengan bobot :: Pencucian RTG Pengoperasian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K Biaya Waktu,0,980 0,80,086,8 0,87,6,980 0,,760,66 0,8,67,886 0,67,,697 0,66,7,880,66,66 0,70 0,789.:: Tabel Indeks Risiko Kecelakaan Kerja, Biaya & Waktu setelah dikalikan dengan bobot :: Gate In / Out Pengoperasian HT (Head Truck) 9 0 Indeks = P x I (K, Biaya, Waktu) K,97,980,7,897,7 Biaya,7,70,,6,6 Waktu 0, 0,0 0,6 0,89 0,660 GRAFIK NILAI INDEKS RISIKO UNTUK K, BIaya dan waktu Nilai Indeks Risiko Nilai Indeks K, Biaya & Waktu Accident Cost Time NILAI INDEKS RISIKO TOTAL Kegiatan..:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::. Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy di alur pelayaran Kapal kemungkinan akan tabrakan / bersenggolan / bersinggungan dengan lain Kapal kandas, alur pelayaran sempit Menabrak atau tertabrak perahu perahu nelayan yang berada di alur pelayaran Petugas Pandu terjatuh, terjepit pada saat naik ke Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 7,7,77,886 6,07....:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::. sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Kapal Tunda melayani penundaan Kapal kandas, alur pelayaran sempit Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal larat/hanyut terbawa arus Tali Kapal tunda putus Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 6,8 9,7 9,67 6,76,800 7

18 .:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::.. 6. Dermaga/sandar Pekerja/TKBM bekerja di atas 0 Kapal menabrak Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh saat turun ke darat Haluan menabrak CC (Container Crane) Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 6,88,669 6,080 9,0.:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::. 7. Loading and Unloading pada saat di 6 7 Evenr Risiko Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian sewaktu berada diatas petikemas pada waktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM terkena petikemas Komponen ditabrak Spreader atau petikemas Pencemaran udara (gas buang dari 8 knalpot HT (Head Truck), engine CC dan 9 CC Roboh 0 CC tertabrak HT Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 7,09 7,09 6,786 6,6 6,06 7,7,66.:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::..:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total :: Pengoperasian CC ( Crane) Pengisian Bahan Bakar Pengisian Air ke Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Loading and Unloading Kebakaran Penggunaan sumber energi air yang berlebihan Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 6,,07 7,980,86.. Perawatan dan perbaikan Pencucian CC (Container Crane) 6 7 Jatuh dari ketinggian, terpeleset, terjepit, tersengat aliran listrik, kejatuhan benda dan tertabrak alat Limbah oli bekas dan barang/material (majun) yang terkontaminasi oli serta gemuk Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan iritasi Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 6,69,7,909.:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::.. Loading and Unloading pada saat di CY (Container Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber Tyred Gantry) sewaktu loading/unloading Pekerja/TKBM tertimpa petikemas Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift & side Loader sewaktu loadiing/unloading Sakit punggung, mata pusing (Ergonomics) Pengoperasian. RTG (Rubber RTG Roboh Tyred Gantry) Loading/Unloading RTG tertabrak HT Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 7,77 6,686 6,77,890 6,8,777 6,76.:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total ::.. 6. Pencucian RTG (Rubber Tyred Gantry) Pengoperasian Stacker, Side Loader & Forklift Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) Terpeleset, tersandung, jatuh dari ketinggian dan,00 iritasi Sakit punggung, mata,7 pusing (Ergonomics) Loading/Unloading,67 Stacker, Side Loader dan 6,0 Forklift tertabrak HT 8

19 .:: Tabel Indeks K, Biaya dan Waktu Total :: Pengoperasian HT (Head Truck) Gate In / Out 9 0 Haulage Operator HT sakit Truck Loading and Truck Lossing Tabrakan antar HT Gate In / Out tertabrak HT Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu),9,0,06 6,,80 Nilai Indeks K, Biaya, Waktu GRAFIK NILAI INDEKS RISIKO UNTUK K, BIaya dan waktu TOTAL Nilai Indeks Risiko Total Indeks Risiko Total Indeks Risiko Tertinggi RISIKO TERTINGGI Setelah dilakukan brainstorming terhadap faktorfaktor risiko yang bernilai tinggi maka didapatkan Risk Exposure yang berpengaruh signifikan pada Kegiatan operasional bongkar muat petikemas, kemudian dilakukan klasifikasi risiko terhadap K, Biaya dan Waktu secara keseluruhan berdasarkan nilai total rata-rata indeks risiko......:: Tabel (Lima) Indeks Risiko Total Tertinggi ::. sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan Rede/Kolam Pelabuhan Pekerja/TKBM bekerja di atas Pengisian Bahan Bakar Loading and Unloading pada saat di Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Kebakaran CC Roboh Indeks Risiko Total Faktor (K, Biaya, Waktu) 9,7 9,67 9,0 7,980 7, GRAFIK (LIMA) NILAI INDEKS RISIKO TOTAL TERTINGGI Indeks Risiko 9

20 Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic Likelihood EXTREME RISK / Risiko Ekstrem, memerlukan penanganan/tindakan segera HIGH RISK / Risiko Tinggi, memerlukan perhatian pihak senior manajemen MODERATE RISK, harus ditentukan tanggung jawab manajemen terkait LOW RISK / Risiko Rendah, kendalikan dengan prosedur rutin Almost Certain Likely Possible Unlikely Rare MODERATE (M) RENDAH (R ) RENDAH (R ) SANGAT RENDAH (S) SANGAT RENDAH (S) TINGGI (T) MODERATE (M) RENDAH (R ) RENDAH (R ) SANGAT RENDAH (S) TINGGI (T) TINGGI (T) MODERATE (M) RENDAH (R ) RENDAH (R ) SANGAT TINGGI (E) TINGGI (T) TINGGI (T) MODERATE (M) RENDAH (R ) SANGAT TINGGI (E) SANGAT TINGGI (E) TINGGI (T) TINGGI (T) MODERATE (M) TABEL MATRIKS PENILAIAN INDEKS Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic RISIKO AKIBAT KECELAKAAN KERJA Likelihood TABEL MATRIKS PENILAIAN INDEKS Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic RISIKO AKIBAT BIAYA Likelihood Almost Certain Almost Certain Likely 6, 7, Likely Possible Possible 6, 7 9 Unlikely 8, 0 Unlikely 0, Rare Rare TABEL MATRIKS PENILAIAN INDEKS Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic RISIKO AKIBAT WAKTU Likelihood RISK RESPONSE Almost Certain Likely Possible 6, 7 Unlikely 9 Rare 0

21 Perencanaan Penanganan (Respon) Risiko Alternatif Penanganan (Respon) Risiko Penentuan ACCEPTANCE MITIGATION Penanganan Risiko Pengembangan Penanganan Risiko AVOIDANCE TRANSFERRED Indeks Risiko Tertinggi. Kegiatan sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan terdapat risiko Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain.. Kegiatan Rede/Kolam Pelabuhan terdapat risiko Kapal Kemungkinan akan tabrakan/bersenggolan dengan lain.. Kegiatan Pekerja/TKBM bekerja di atas terdapat risiko Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck.. Kegiatan Loading and Unloading pada saat di terdapat risiko CC Roboh.. Kegiatan Pengisian Bahan Bakar terdapat risiko Kebakaran...:: Tabel Tertinggi dan Respon Risiko ::. Risiko sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan 6 Kapal Kemungkinan akan tabrakan/ber senggolan dengan lain Penanganan Risiko (Respon) TRANSFERRED.:: Tabel Tertinggi dan Respon Risiko ::..:: Tabel Tertinggi dan Respon Risiko ::. Risiko Penanganan Risiko (Respon) Risiko Penanganan Risiko (Respon). Rede/Kolam Pelabuhan 7 Kapal Kemungkinan akan tabrakan/ber senggolan dengan lain TRANSFERRED. Pekerja/TKBM bekerja di atas Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck AVOIDANCE

22 .:: Tabel Tertinggi dan Respon Risiko ::..:: Tabel Tertinggi dan Respon Risiko ::. Risiko Penanganan Risiko (Respon) Risiko Penanganan Risiko (Respon). Pengisian Bahan Bakar Kebakaran AVOIDANCE 7. Loading and Unloading pada saat di 9 CC Roboh TRANSFERRED.:: Tabel Tertinggi dan Pengendalian Risiko ::. Pengendalian Risiko (Mitigasi). Risiko sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan 6 Kapal Kemungkinan akan tabrakan/ber senggolan dengan lain Pengendalian Risiko (Mitigasi) Komunikasi antar, bila akan berpapasan Menggunakan semua alat navigasi yang ada di Menggunakan lampu sorot (malam hari) untuk menghindari tabrakan antar perahu nelayan yang masuk ke alur pelayaran Menggunakan lampu sorot (malam hari) jika kondisi lampu Bouy padam Memperhatikan Bouy pada siang hari Memperhatikan posisi pipa KODECO dari Bouy s/d Nahkoda yang akan keluar/masuk kolam pelabuhan, dalam pengoperasian nya harus mengikuti saran/advise petugas pandu..:: Tabel Tertinggi dan Pengendalian Risiko ::. Rede/Kolam Pelabuhan 7 Risiko Kapal Kemungkinan akan tabrakan/ber senggolan dengan lain Pengendalian Risiko (Mitigasi) Memperhatikan kekuatan arus/angin karena banyaknya yang berlabuh/tambat di Rede. Memperhatikan radio panggil di stasiun pandu Gapura Surya Memperhatikan wilayah perairan yang terdapat kerangka/bangkai bila tidak ada Bouy. Memperhatikan posisi tambat/labuh yang sesuai dengan Draught Memperhatikan jarak berlabuh diantara Memperhatikan kabel bawah laut Memperhatikan posisi jangkar yang lain...:: Tabel Tertinggi dan Pengendalian Risiko ::. Pekerja/TKBM bekerja di atas Risiko Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck Pengendalian Risiko (Mitigasi) Pekerja/TKBM menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang diwajibkan seperti Safety Shoes, Helm Pengaman, Rompi Skotlet Pekerja/TKBM mendapatkan pelatihan handling petikemas diatas deck Safety Briefing/Safety Talk dilakukan setiap hari sebelum mulai bekerja atau pergantian shift Peberian rambu rambu peringatan di deck.

23 .:: Tabel Tertinggi dan Pengendalian Risiko ::..:: Tabel Tertinggi dan Pengendalian Risiko ::. 7. Loading and Unloading pada saat di 9 Risiko CC Roboh Pengendalian Risiko (Mitigasi) Memasang alat pengukur kecepatan angin/anemometer pada Container Crane (CC) sebagai penanda/indikator kecepatan angn, jika kecepatan angin melebihi batas yang ditentukan/dipersyaratkan, CC akan shutdown. Pengisian Bahan Bakar Risiko Kebakaran Pengendalian Risiko (Mitigasi) Setiap pengisian BBM harus dilakukan dengan aman Penyediaan alat pemadam kebakaran yang memadai (jenis, jumlah pemadam menyesuaikan dengan kondisi lapangan) Melakukan pelatihan pemadam kebakaran secara berkala Memasang tanda larangan merokok Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil analisa data diperoleh beberapa kegiatan diantaranya berada di Karang Jamuang atau mil sebelum Bouy pada alur pelayaran, berada disepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan, berada di Rede/Kolam Pelabuhan, tunda melayani penundaan, berada di /sandar, pekerja/tkbm bekerja diatas, Loading and Unloading pada saat di, pengoperasian CC, Loading and Unloading pada saat di CY/Lap. Penumpukan, pengoperasian RTG, pencucian RTG, pengoperasian stacker/side loader/forklift, pengoperasian HT, gate in/out. Kesimpulan. Hasil Hasil akhir penelitian didapatkan risiko dengan nilai indeks risiko total tertinggi adalah risiko berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede dan berada di Rede dengan nilai risiko 9,7 dan 9,67, TKBM bekerja diatas berisiko terpeleset,tersandung, kejatuhan benda di deck dengan nilai risiko 9,0, pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan nilai risiko 7,980, dan loading and unloading containers pada saat di terdapat risiko CC robohdengannilai risiko 7,7. Kesimpulan. Penanganan untuk risiko tinggi dengan perlakuan/tindakan atas risiko adalah perlu rencana pengurangan risiko (mitigasi) dengan cara menghindari risiko dan/atau melakukan transfer risiko.

24 Saran. Penelitian ini hanya dilakukan atas dasar pengamatan dan survey atas kegiatan operasional bongkar muat petikemas di Dermaga Nilam Timur Multipurpose dan mayoritas responden dari internal perusahaan. Kondisi tersebut bisa dikembangkan untuk penelitian pada beberapa perusahaan di daerah lain dengan responden independen yang berkompeten di bidang masing masing, sehingga hasil penelitian dapat terwakili lebih luas. Saran. Bahwa (lima) risiko tertinggi tersebut dapat dikurangi dengan cara memberikan tanda tanda larangan, pemberian safety briefing kepada para TKBM, pembuatan perjanjian yang mengikat kepada pengguna fasilitas pelabuhan untuk mematuhi segala peraturan tang berlaku. Saran. Sebagai upaya mengurangi kerugian yang lebih besar akibat dari risiko kejadian (accident) dimaksud, maka dari seluruh kegiatan mitigasi risiko yang dilakukan adalah mengalihkan kepada pihak ketiga yaitu keikutsertaan asuransi dan juga penerapan ISO (International Standard Organization) 900 tentang mutu, dengan demikian diharapkan menghasilkan proses pelayanan yang baik dan kepuasan dari pelanggan. Terima Kasih Atas Perhatiannya ABSTRAK Terminal Nilam Timur Multipurpose merupakan salah satu terminal dengan tingkat kegiatan bongkar muat yang paling tinggi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dengan prosentase kegiatan operasional yang mencapai hampir 80% maka terminal Nilam Timur merupakan terminal dengan tingkat pelayanan bongkar muat yang tersibuk melakukan kegiatan operasional. Oleh karena itu dengan makin tingginya arus kegiatan bongkar muat khususnya petikemas maka makin tingginya risiko yang terjadi, baik itu risiko yang berhubungan dengan kecelakaan kerja, biaya maupun waktu. Pada penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko yang akan terjadi dan penanganannya pada kegiatan operasional bongkar muat petikemas dengan menggunakan Probability Impact Analysis dengan metode R = P x I untuk masing-masing variabel K, biaya dan waktu. Dimana responden yang diambil adalah pegawai Pelabuhan Cabang Tanjung Perak Surabaya setingkat Supervisor ke atas. Setelah dilakukan penilaian atas masing-masing variabel risiko terhadap kecelakaan kerja, biaya dan waktu maka diperoleh hasil bahwa terdapat risiko Kapal tabrakan/bersenggolan dengan lain kegiatan kegiatan berada di sepanjang alur pelayaran dari Karang Jamuang menuju Rede/Kolam Pelabuhan dengan nilai indeks risiko total 9,7 dan kegiatan berada di Rede/Kolam Pelabuhan dengan nilai indeks risiko total 9,67;Kegiatan pekerja/tkbm bekerja diatas terdapat risiko pekerja/tkbm terpeleset, tersandung, kejatuhan benda di deck dengan nilai indeks risiko total 9,0; Kegiatan pengisian bahan bakar terdapat risiko kebakaran dengan nilai indeks risiko total 7,980; Kegiatan Loading and Unloading Container pada saat di terdapat risiko CC (Container Crane) roboh dengan nilai indeks risiko total 7,7. Untuk penanganannya adalah dengan mengaihkan kepada pihak ketiga yaitu asuransi pada kelima risiko tertinggi Diterima (ACCEPTANCE) Apabila risiko diterima dengan konsekuensi kerugian akan diterima

25 Dikurangi (MITIGATION) Apabila risiko yang akan terjadi besarnya sehingga kerugian berkurang Dialihkan (TRANSFERRED) Apabila risiko dipindahkan ke pihak lain misalnya dengan asuransi dan jaminan (bond) Dihindari (AVOIDANCE) Apabila menolak untuk menerima risiko dengan cara tidak melakukan suatu kegiatan karena tidak mau menanggung risiko akibat kegiatan tersebut.:: Identifikasi Risiko ::..:: Penilaian Rangking Risiko ::.. Sumber Dermaga Kapal menabrak Relevan Respon / Pendapat Tidak Relevan. Sumber Kapal berada di Dermaga Kapal menabrak Peluang (impact) terhadap Accident Risiko (impact) terhadap Cost (impact) terhadap Time

26 .:: Penentuan Respon Risiko ::..:: Penentuan Respon Risiko ::. Sumber Respon Risiko Diterima Dikurangi Dialihkan Dihindari Sumber Diterima Dikurangi Respon Risiko Dialihkan Dihindari Alasan dan Solusi Sukses atau Tidak Sukses. Kapal berada di Dermaga Kapal menabrak. Kapal berada di Dermaga Kapal menabrak KRITERIA SKALA PEMBOBOTAN KRITERIA K BIAYA BIAYA WAKTU WAKTU K 6

PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya Propinsi

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KEGIATAN OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETIKEMAS DI DERMAGA NILAM TIMUR MULTIPURPOSE PELABUHAN CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA

ANALISIS RISIKO KEGIATAN OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETIKEMAS DI DERMAGA NILAM TIMUR MULTIPURPOSE PELABUHAN CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA ANALISIS RISIKO KEGIATAN OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETIKEMAS DI DERMAGA NILAM TIMUR MULTIPURPOSE PELABUHAN CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA Endy Prihandono, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

Analisis Risiko Bongkar Muat Petikemas di TPKS Tanjung Emas Semarang Menggunakan Metode Pairwise Comparison dan Probability Impact Analysis

Analisis Risiko Bongkar Muat Petikemas di TPKS Tanjung Emas Semarang Menggunakan Metode Pairwise Comparison dan Probability Impact Analysis Petunjuk Sitasi: Handayani, N. U., Sari, D. P., Ayuningtyas, D. A., & Fatmila. (2017). Analisis Risiko Bongkar Muat Petikemas di TPKS Tanjung Emas Semarang Menggunakan Metode Pairwise Comparison dan Probability

Lebih terperinci

PENILAIAN RESIKO OPERASIONAL PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI PELABUHAN DILI, TIMOR-LESTE

PENILAIAN RESIKO OPERASIONAL PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI PELABUHAN DILI, TIMOR-LESTE PENILAIAN RESIKO OPERASIONAL PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI PELABUHAN DILI, TIMOR-LESTE Minto Basuki 1, Putu Andhi Indira Kusuma 2, Zeca Soares 3 Jurusan Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Adhi Tama

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan ekonomi, sosial, pemerintahan, pertahanan/keamanan. Bidang kegiatan pelayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan

Lebih terperinci

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN LAMPIRAN 1 i DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Istilah dan Definisi 4. Persyaratan 4.1. Kriteria dan Variabel Penilaian Pelabuhan 4.2. Pengelompokan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG i FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai

Lebih terperinci

B A B I V P E N G U M P U L A N D A T A

B A B I V P E N G U M P U L A N D A T A 30 B A B I V P E N G U M P U L A N D A T A Datadata yang digunakan untuk perhitungan stabilitas eksternal pondasi Caisson di dermaga Jamrud dan Nilam Timur. adalah data teknis operasional Pelabuhan Tanjung

Lebih terperinci

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN BAB 4. FASILITAS PELABUHAN 4.1. DEFINISI DASAR Secara umum yang dimaksud sebagai fasilitas dasar atau infrastruktur pelabuhan adalah struktur konstruksi bangunan yang menunjang kegiatan pelabuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayaran memiliki peran penting dalam perdagangan antar negara saat ini. Kemampuan kapal-kapal besar yang mampu mengangkut barang dalam jumlah besar dengan biaya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1999 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELABUHAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kriteria Pelabuhan yang Dapat Diusahakan Secara Komersial dan Non Komersial a. Kriteria Pelabuhan yang Dapat Diusahakan Secara Komersial 1) Memiliki fasilitas

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di terminal barang potongan, terminal peti kemas, terminal barang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Noor Mahmudah 1, David Rusadi 1 1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta E-mail: noor.mahmudah@umy.ac.id Abstrak. Pelabuhan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. PRESENTASI UJIAN TUGAS AKHIR Kamis, 10 Juli 2014 Nina Oktaviani 4110100005

Lebih terperinci

NILAI PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELABUHAN INDONESIA III

NILAI PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELABUHAN INDONESIA III LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 66 TAHUN 2000 TANGGAL : 21 AGUSTUS 2000 NILAI PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELABUHAN

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KEGIATAN BONGKAR MUAT SEBAGAI KOMPONEN DWELLING TIME DI PELABUHAN

ANALISIS RISIKO KEGIATAN BONGKAR MUAT SEBAGAI KOMPONEN DWELLING TIME DI PELABUHAN ABSTRAK ANALISIS RISIKO KEGIATAN BONGKAR MUAT SEBAGAI KOMPONEN DWELLING TIME DI PELABUHAN Minto Basuki, Roni Budi Susanto, Herman Pratama Herianto. Jurusan Teknik Perkapalan, FTMK, ITATS Kegiatan bongkar

Lebih terperinci

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT DENGAN PENAMBAHAN UNIT HARBOUR MOBILE CRANE (HMC) MELALUI METODE SIMULASI (STUDY KASUS PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA) Arif Mulyasyah NRP. 2107.100.097

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 108, 1999 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1999 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1999 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELABUHAN INDONESIA III

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan transportasi laut menjadi sektor utama yang berpengaruh dalam laju distribusi perdagangan dunia. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume lalu lintas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6 S, ` 13.9 E Pelabuhan Cirebon Alamat : Jl.Perniagaan No.4 Cirebon 45112 Phone : +62231.204241 Fax : (0231) 203201 Provinces : West Java Website : http://www.cirebonport.com E-mail : cirebon@inaport2.co.id Sumber:

Lebih terperinci

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai gambaran umum tentang fungsi pelabuhan dan kapal

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai gambaran umum tentang fungsi pelabuhan dan kapal 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai gambaran umum tentang fungsi pelabuhan dan kapal 2 Fungsi dan Klasifikasi Pelabuhan Kapal 3 Tempat kapal

Lebih terperinci

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Laporan ini disusun oleh Konsultan PT. Kreasi Pola Utama untuk pekerjaan Studi Penyusunan Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan ini adalah

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT. BJTI) adalah perusahaan

1. BAB I PENDAHULUAN. PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT. BJTI) adalah perusahaan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT. BJTI) adalah perusahaan dengan bisnis utama di bidang jasa bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak. PT. BJTI merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 2.1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

Memprediksi Kebutuhan Alat Bongkar Muat dan Truk Melalui Metode Simulasi (Studi Kasus : Terminal Peti Kemas Semarang)

Memprediksi Kebutuhan Alat Bongkar Muat dan Truk Melalui Metode Simulasi (Studi Kasus : Terminal Peti Kemas Semarang) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (212) ISSN: 231-9271 1 Memprediksi Kebutuhan Alat Bongkar Muat dan Truk Melalui Metode Simulasi (Studi Kasus : Terminal Peti Kemas Semarang) Alby Diantono dan Sudiyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi

Lebih terperinci

7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 89 7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan pada laporan ini yang mengacu pada hasil-hasil analisa data dan informasiinformasi lain yang relevan, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermoda, dan berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. intermoda, dan berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT BJTI) merupakan anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). PT BJTI Sejak tahun 2002 dipercaya mengelola

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK Disusun Oleh: Nama : Farida Vichyntia NPM : 32411706 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing

Lebih terperinci

Pelabuhan Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Priok Pelabuhan Tanjung Priok Alamat : Jalan Raya Pelabuhan Nomor 9, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Kode Pos : 14310 Telepon : 62-21-4367305 62-21-4301080 Faximile : 62-21-4372933 Peta Lokasi: Sumber: maps.google.com

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada Untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi merupakan salah satu bagian penting bagi suatu pembangunan negara. Transportasi menjadi salah satu sektor pendukung kemajuan sistem logistik

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab Bab 1 1 Pendahuluan Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 1.1 Latar Belakang Pekerjaan terkait dengan bidang kepelabuhanan merupakan salah satu bidang kajian dalam Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil pengamatan yang dilakukan penulis tentang prosedur pelaksanaan administrasi bongkar dan muat petikemas dengan sistem alih kapal (transshipment)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelabuhan merupakan tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut yang prosesnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Pelabuhan merupakan tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya, menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dan satu-satunya yang dua per tiga atau 63 persen wilayah tutorialnya berupa parairan. Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses dari manajemen risiko yaitu identifikasi risiko, kemudian dilanjutkan proses pemeringkatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii LEMBAR PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

: Jl. Blinyu No.1 Boom-Baru, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan.

: Jl. Blinyu No.1 Boom-Baru, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan. Pelabuhan Boom Baru Palembang Alamat Kode Pos : 30115 Telepon : (0711) 710611 Faximile : (0711) 711758 Telex / VHF : 27145 PC.Plg. IA : Jl. Blinyu No.1 Boom-Baru, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG Abu Khusyairi Email : abu_khusyairi@yahoo.co.id Endang Setyawati Hisyam Email : hisyam.endang@gmail.com Jurusan

Lebih terperinci

PT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia II Cabang PONTIANAK PT. (Persero)

PT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia II Cabang PONTIANAK PT. (Persero) PT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia II Cabang PONTIANAK SUCOFINDO INTERNATIONAL CERTIFICATION SERVICES ISO-9002 / SNI 19-9002 Organization No. QSC 00138 PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Judul Tugas Akhir Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Dosen Pembimbing Ir. Tri Achmadi Ph.D Ni Luh Putu Pratidinatri, S.T.,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.1 Pengertian Pelabuhan Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal

Lebih terperinci

Pelabuhan Makassar. Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum

Pelabuhan Makassar. Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum Pelabuhan Makassar Alamat : Jalan Sukarno Nomor 1, Makassar, 90173 Sulawesi Selatan, Indonesia Phone : 062 0411 316549, 319046 Fax : 062 0411 313513 Kelurahan : Ujung Tanah Kecamatan : Wajo Kabupaten :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 66 TAHUN 2000 (66/2000) TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELABUHAN

Lebih terperinci

A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas

A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas 1 A. Abstrak Pengusaha Tiongkok mempunyai rencana mengembangkan kawasan Gunung Kijang di pulau Bintan menjadi kawasan industri. Pelabuhan peti kemas sangat dibutuhkan untuk operasional kawasan industri

Lebih terperinci

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal. No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan

Lebih terperinci

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT. ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat BAB II TPKL SEBAGAI SIMPUL SIRKULASI 2.1. Terminal Sebagai Simpul Sirkulasi. 2.1.1. Pengertian Terminal. - Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat berhenti dan memuat, membongkar barang, misalnya

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA)

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) *Muhammad Imam Wahyudi,**Setyo Nugroho. *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan *Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Mudjiastuti Handajani Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Semarang Jalan Soekarno-Hatta, Tlogosari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), APEC( Asia Pacific Economic

BAB I PENDAHULUAN. seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), APEC( Asia Pacific Economic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan global. Berbagai kesepakatan yang bersifat regional dan multilateral seperti AFTA (ASEAN Free

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelabuhan Panjang adalah salah satu cabang pelabuhan dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Seiring meningkatnya arus keluar masuk barang di Provinsi Lampung melalui

Lebih terperinci

JSA AND RISK ASSESSMENT FORM Doc. No. IPAL-CLP-03/11-JSA-002 Rev. No. 1

JSA AND RISK ASSESSMENT FORM Doc. No. IPAL-CLP-03/11-JSA-002 Rev. No. 1 JSA AND RISK ASSESSMENT FORM Doc. No. IPAL-CLP-0/11-JSA-00 Rev. No. 1 HSE Date : Maret 011 Page 1 of JOB SAFETY ANALYSIS Company: PT. ELNUSA & PT. ESWARECO TAMA Prepared By Review By Approved By Project

Lebih terperinci

TESIS. Analisa Risiko Proyek Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya Dari Persepsi Kontraktor DISUSUN OLEH : SISWANTO NRP

TESIS. Analisa Risiko Proyek Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya Dari Persepsi Kontraktor DISUSUN OLEH : SISWANTO NRP TESIS Analisa Risiko Proyek Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya Dari Persepsi Kontraktor DISUSUN OLEH : SISWANTO NRP 9108.202.307 DOSEN PEMBIMBING : Ir. I PUTU ARTAMA WIGUNA, MT, PhD

Lebih terperinci

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI RISK ASSESSMENT PADA PEKERJAAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS DENGAN CRANE OLEH TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI TERMINAL JAMRUD SELATAN PELABUHAN TANJUNG PERAK Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Hal ini berarti akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi kekayaan alam maupun

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Pelabuhan Indonesia Pemerintah telah mengembangkan kawasan pelabuhan di Indonesia sejak tahun 1960. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 70-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2001 Perhubungan.Pelabuhan.Otonomi Daerah.Pemerintah Daerah.Tarif Pelayanan. (Penjelasan

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN TUGAS AKHIR KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN DIYAH TRI SULISTYORINI - 3111.105.037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil. Kondisi tersebut menyebabkan sektor transportasi memiliki peranan yang

Lebih terperinci

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR ARIE ANDRIYAN 2506 100 174 Dosen Pembimbing Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E.

Lebih terperinci

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : 1. menaik turunkan penumpang dengan lancar, 2. mengangkut dan membongkar

Lebih terperinci

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, dalam

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN UMUM Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayaran memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN UMUM Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan keselamatan berlayar guna mendukung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI A. DATA SEKUNDER Pengumpulan data sekunder didapat dari hasil survei pada 4 lokasi pelabuhan, yaitu Pelabuhan Makassar, Tanjung Emas, Tanjung Perak dan Tanjung

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan bongkar dan muat peti kemas yang terletak di wilayah Pelabuhan Tanjung

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 ANALISIS KAPASITAS PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Bambang Triatmodjo 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA Jori George Kherel Kastanya L. F. Kereh, M. R. E. Manoppo, T. K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi Bab 3 3 Kondisi Fisik Lokasi Studi Sebelum pemodelan dilakukan, diperlukan data-data rinci mengenai kondisi fisik dari lokasi yang akan dimodelkan. Ketersediaan dan keakuratan data fisik yang digunakan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) Disusun Oleh: Annisa Alfani Biyanni 30411950 Pembimbing: I. Dr. Ir. Budi Hermana,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Prosedur Pelaksanaan Administrasi Bongkar dan Muat Petikemas dengan Sistem Alih Kapal (Transshipment) PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak di

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5742 KEUANGAN. PPN. Jasa Kepelabuhanan. Perusahaan Angkutan Laut. Luar Negeri. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 220). PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah masalah tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu

Lebih terperinci