PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE LIMA TUGAS AKHIR DARMIYANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE LIMA TUGAS AKHIR DARMIYANTI"

Transkripsi

1 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE LIMA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : DARMIYANTI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 0

2 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE LIMA DARMIYANTI Tanggal Sidang : Oktober 0 Periode Wisuda : 0 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No.55 Pekanbaru ABSTRAK Tugas akhir ini membahas penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima. Sistem persamaan Lotka-Volterra merupakan salah satu model matematika tentang interaksi dua spesies antara mangsa dan pemangsa yang berbentuk sistem persamaaan diferensial non linear. Sehingga sistem persamaan Lotka-Volterra tidak mendapatkan solusi eksaknya atau hanya mendapatkan solusi hampirannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi numerik dari sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima serta titik keseimbangan dari sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan bantuan Matlab dan Maple. Metode Runge-Kutta orde lima merupakan salah satu metode numerik. Namun sebelum itu kita harus menentukkan koefisien-koefisien yang terdapat pada sistem persamaan Lotka-Volterra nilai awal populasi mangsa dan pemangsa dan waktu. Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan solusi numerik dari sistem persamaan Lotka- Volterra dengan koefisien-koefisien.5; 0.0; 0.5; 0.0 dengan bantuan Matlab didapatkan hasil perhitungan saat 50 dan h 0.5 yaitu dan Sehingga dapat diartikan bahwa jumlah spesies mangsa dan pemangsa dalam suatu populasi setelah 50 hari secara berturutturut adalah ekor dan ekor. Diperoleh pula titik ekuilibrium (kritis) dari sistem persamaan Lotka-Volterra pada titik (5050) yang berarti bahwa keseimbangan bagi populasi mangsa dan pemangsa yaitu 50 ekor dan 50 ekor di suatu daerah. Jika setiap koefisien-koefisien dari sistem persamaan Lotka-Volterra diubah maka akan mempengaruhi jumlah populasi mangsa dan pemangsa. Kata kunci : sistem persamaan Lotka-Volterra metode Runge-Kutta orde lima titik Ekuilibrium. ii

3 SOLUTION OF SYSTEM OF LOTKA-VOLTERRA EQUATIONS WITH USING RUNGE-KUTTA METHOD OF ORDER FIFTH DARMIYANTI Date of Final Exam : October 0 Graduation Cremony Priod : 0 Department of Mathematics Faculty of Sciences and Technology State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No. 55 Pekanbaru ABSTRACT This final assignment discuss about system of Lotka - Volterra equations by using the Runge - Kutta method of order five. Lotka - Volterra equations system is one of the mathematical models of the interaction between the two species of prey and predators in the form of system of non- linear differential equations. So the Lotka - Volterra system of equations does not get exact solution or just getting hampirannya solution. This study aimed to obtain the numerical solution of the system of Lotka - Volterra of equations using the Runge - Kutta method of order five and the balance point of the system of Lotka - Volterra equations with the help of Matlab and Maple. Runge - Kutta method of order five is one of the numerical methods. But before that we must menentukkan coefficients contained in the system of Lotka - Volterra equations initial value of prey and predator populations and time. Based on the results obtained and the discussion of the numerical solution of the system of Lotka - Volterra equations with coefficients a.5 ; α 0:0 c 0.5 ; γ 0:0 with the help of Matlab calculation results obtained at t 50 and h 0.5 x ( 50 ) and y ( 50 ) So that could mean that the number of prey and predator species in a population after 50 days in a row is tails and tails. Also obtained the equilibrium point (critical ) of the Lotka - Volterra equations system at the point (5050) which means that the balance of prey and predator populations are 50 heads and 50 tails in a region. If all of the coefficients of the system of Lotka - Volterra equations changed it will affect the number of prey and predator populations. Keywords: system of Lotka-Volterra equations Runge-Kutta method of order five the point of equilibrium. iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Penyelesaian Sistem Persamaan Lotka-Volterra dengan Menggunakan Metode Runge- Kutta Orde Lima. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW mudah-mudahan kita semua mendapat syafa atnya kelak. Dalam penyusunan dan penyelesian tugas akhir ini penulis banyak sekali mendapat bimbingan bantuan arahan nasehat perhatian serta semangat dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pertama kali penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku yang ku sayangi semoga Allah SWT selalu merahmati beliau serta memberikan kebahagian dunia dan akhirat Amin. Ucapan terimakasih selanjutnya kepada :. Prof. Dr. H. M. Nazir selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.. Ibu Dra. Hj.Yenita Morena M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.. Ibu Sri Basriati M.Sc selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau.. Bapak Wartono M.Sc selaku Pembimbing tugas akhir yang senantiasa ada dan memberi bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan. 5. Ibu Fitri Aryani M.Sc selaku Penguji I yang telah membantu memberikan kritikan dan saran serta dukungan dalam penulisan tugas akhir ini. 6. Bapak M. Soleh M.Sc selaku Penguji II yang telah membantu memberikan kritikan dan saran serta dukungan dalam penulisan tugas akhir ini.. Ibu Yuslenita Muda M.Sc selaku Penasehat Akademis yang memberi bimbingan serta arahan kepada penulis selama berkuliah Jurusan Matematika. iv

5 . Semua dosen jurusan Matematika yang banyak memberi masukan dan motivasi. 9. Sahabat-sahabatku (Nurfadhli Iswanti Mirna Rayna Lyly dan Tri) yang selalu memberi dukungan. 0. Teman-teman jurusan Matematika angkatan 009 kakak dan adik tingkat jurusan matematika angkatan pertama sampai terakhir serta teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis sadar masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang memerlukannya. Pekanbaru Oktober 0 Penulis v

6 DAFTAR ISI JUDUL Halaman LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL... iv LEMBAR PERNYATAAN... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah... I-. Rumusan Masalah... I-. Batasan Masalah... I-. Tujuan Penelitian... I-.5 Sistematika Penulisan... I- BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Persamaan Differensial... II-. Metode Deret Taylor... II-. Metode Runge-Kutta Orde Lima... II-. Sistem Persamaan Lotka-Volterra... II- BAB III METODOLOGI PENELITIAN vi

7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sistem Persamaan Lotka-Volterra... IV-. Penerapan Sistem Persamaan Lotka-Volterra dengan Menggunakan Metode Runge-Kutta Orde 5... IV-. Algoritma Metode Runge-Kutta Orde 5 untuk Sistem Persamaan Lotka-Volterra... IV-5. Simulasi Numerik... IV- BAB V PENUTUP 5. Kesimpulan... V- 5. Saran... V- DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii

8 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti dalam bidang fisika biologi kimia ekonomi atau pada persoalan rekayasa ( engineering). Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit atau tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik untuk mendapatkan solusi sejatinya ( exact solution). Metode analitik adalah metode penyelesaian model matematika dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku (Munir 00). Salah satu model matematika yang muncul dalam cabang ilmu biologi yaitu ilmu ekologi yang tidak dapat diselesaikan oleh dengan metode analitik adalah system persamaan Lotka-Volterra. Ilmu ekologi adalah ilmu yang membahas tentang interaksi antar makhluk hidup atau makhluk hidup terhadap lingkungannya.. Sistem Persamaan Lotka-Volterra adalah model matematika mengenai interaksi antara dua populasi yaitu mangsa pemangsa yang diperkenalkan secara terpisah oleh Alferd J. Lotka dan Vito Volterra pada sekitar tahun 90 yang memformulasikan model matematika tersebut dalam sistem persamaan diferensial. Sistem persamaan diferensial Lotka-Volterra termasuk sistem persamaan differensial nonlinier yang secara matematik dirumuskan (Boyce dkk 00): (.) dengan dan adalah banyaknya mangsa dan pemangsa pada sebagai koefisien laju kelahiran mangsa sebagai koefisien laju kematian pemangsa. Sedangkan adalah koefisien pemangsa saat memakan mangsa dan menunjukkan koefisien pertumbuhan pemangsa setelah memakan mangsa. Penyelesaian sistem persamaan differensial pada persamaan (.) tidak dapat diselesaikan secara analitik atau tidak mempunyai solusi eksak. sistem persamaan diferensial tersebut dapat diselesaikan yang tentunya hanya

9 menghasilkan solusi numerik (solusi aproksimasi atau hampiran). Sehingga dapat dikatakan bahwa metode numerik merupakan alternatif dari metode analitik. Ada berbagai macam metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam bentuk sistem persamaan persamaan (.). Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode Runge-Kutta metode ini banyak digunakan dalam software matematika seperti Maple atau Matlab. Metode Runge- Kutta mempunyai banyak bentuk seperti Runge-Kutta Orde Runge-Kutta Fehleberg (5) dan lain sebagainya. Penelitian terhadap penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra telah dilakukan oleh para peneliti diantaranya Penyelesaian Numerik Persamaan Competitive Lotka-Volterra dengan Menggunakan Metode Runge Kutta Orde yang telah dilakukan oleh Bidayasari (009) Penyelesaian Persamaan Lotka- Volterra Secara Numerik dengan Metode Runge-Kutta Berorde yang telah dilakukan oleh Aisyah (006) Penyelesaian Numerik Sistem Persamaan Diferensial Lotka-Volterra dengan Metode Runge-Kutta Fehlberg (RKF 5) dan Metode Heun yang dilakukan oleh Urifah (00) A Lotka-Volterra Three- Species Food Chain yang dilakukan oleh Chauvet dkk (00) Analisis Sistem Persamaan Differensial Model Predator-Prey dengan Perambatan oleh Fitria (0) dan The Lotka-Volterra Model : An Approach by The Cas oleh Hossain dkk (00). Sehingga penulis merasa tertarik untuk mengetahui tentang metode Runge- Kutta orde lima dan melanjutkan penelitian dalam menyelesaikan sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima sehingga penulis mengambil judul tugas akhir Penyelesaian Sistem Persamaan Lotka-Volterra dengan Menggunakan metode Runge-Kutta Orde Lima.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah bagaimana penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima. I-

10 . Batasan Masalah Pada tugas akhir ini penulis akan membatasi pembahasan pada sistem persamaan Lotka-Volterra pada interaksi dua populasi (model mangsa pemangsa) yang sederhana dan metode Runge-Kutta orde lima.. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mendapatkan penyelesaian numerik dari sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima. b. Menggunakan software Matlab untuk mendapatkan nilai hampiran dari sistem persamaan Lotka-Volterra. c. Mendapatkan titik keseimbangan dari sistem persamaan Lotka-Volterra denga menggunakan software Maple..5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun atas lima bab yaitu: BAB I Pendahuluan Pada bab ini berisikan latar belakang perumusan masalah batasan masalah tujuan dari penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisikan tentang teori-teori yang menunjang untuk menyelesaikan permasalahan dalam tugas akhir diantaranya sistem persamaan diferensial metode deret Taylor metode Runge-Kutta orde lima dan sistem persamaan Lotka-Volterra. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini berisikan metodologi yang digunakan penulis dalam tugas akhir untuk memperoleh hasilnya. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang bagaimana langkah-langkah dan hasil dari penyelesaian numerik dari sistem persamaan Lotka-Volterra dengan I-

11 BAB V menggunakan metode Runge-Kutta orde-5 titik keseimbangan dari sistem persamaan Lotka-Volterra serta simulasi numerik. Penutup Pada bab ini berisikan kesimpulan dari tugas akhir dan saran I-

12 BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori dalam penelitian ini memuat penjelasan dari teori yang mendukung penyelesaian tugas akhir ini diantaranya ialah sistem persamaan diferensial metode deret Taylor metode Runge-Kutta orde lima dan sistem persamaan Lotka-Volterra.. Sistem Persamaan Differensial Definisi.: (Munir 00) Sistem Persamaan diferensial adalah kumpulan dari buah persamaan diferensial. Bentuk umum dari sistem persamaan diferensial orde satu adalah sebagai berikut: dengan nilai awalnya merupakan derivatif fungsi pada (.) terhadap dan adalah fungsi yang tergantung dan. Variabel bebas pada sistem persamaan pada persamaan (.) adalah dan adalah variabel terikat sehingga ( ). Definisi.: (Boyce & Diprima 00) Sistem persamaan differensial linear adalah suatu sistem yang terdiri dari satu atau lebih persamaan differensial linear. Bentuk umum dari sistem persamaan differensial linear adalah sebagai berikut: ( ) ( ) (.)

13 dengan merupakan fungsi adalah koefisien dan pada selang interval : < < ( ) semua. Jika 0 maka sistem persamaan (.) disebut sistem persamaan diferensial homogen. Sistem persamaan (.) dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut: dengan Contoh.: Berikanlah contoh sistem persamaan differensial linear! Penyelesaian: a. Sistem persamaan Paralel LCR merupakan sistem persamaan differensial orde satu yang dapat ditulis sebagai berikut:. b. Sistem persamaan gaya pegas merupakan sistem persamaan differensial orde dua yang dapat ditulis sebagai berikut:. Sistem persamaan differensial nonlinear adalah suatu sistem yang terdiri dari persamaan differensial nonlinear. Jika sistem persamaan differensial tidak dapat dibentuk dalam persamaan (.) dapat disebut sistem persamaan differensial nonlinear. Sistem dari dua persamaan differensial nonlinear dapat ditulis sebagai berikut: II-

14 dengan ℎ dan ℎ dan ℎ bervariabel. ℎ adalah fungsi terhadap dan dengan Contoh.: Berikanlah contoh sistem persamaan differensial nonlinear! Penyelesaian: Salah satu contoh sistem persamaan differensial nonlinear adalah sistem persamaan Lotka-Volterra atau sistem mangsa pemangsa yang dapat ditulis sebagai berikut:. Metode Deret Taylor Deret Taylor merupakan sebuah deret yang berbentuk polinomial yang sering digunakan untuk menghampiri fungsi-fungsi yang rumit dan persamaan differensial. Teorema.:(Munir 00) Andaikan kontinu pada selang [ab] maka untuk nilai-nilai dan semua turunannya disekitar ( ) dapat diperluas (diekspansi) ke deret taylor sehingga : Apabila berikut :! atau!! dan (.)! maka persamaan dapat dinyatakan sebagai!! (.) II-

15 Bukti : Teorema dasar kalkulus Berdasarkan teorema dasar kalkulus diperoleh persamaan : atau ( ) (.5) dan bentuk integral parsial dengan menerapkan integral parsial pada suku kedua ruas kanan dari persamaan (.5) dengan memisalkan : sehingga diperoleh: atau ( ) ( ). Subsitusikan persamaan (.6) kedalam persamaan (.5) sehingga menjadi : persamaan (.) diperoleh dari : ( ) ( ) ( ) ( ). (.6) ( ) (.) ( ) II-

16 ( ) ( ) Selanjutnya dengan menerapkan kembali integral parsial pada bentuk ( ) maka : maka diperoleh : atau ( ) ( ) ( ) ( ) ( ).. dan mensubsitusikan kembali persamaan (.) ke persamaan (.) sehingga diperoleh : (.9) Apabila proses tersebut dilakukan secara terus-menerus sebanyak kali maka akan diperoleh suatu deret yang disebut deret Taylor. dengan! disebut galat atau eror. (ℎ diberikan oleh : ) untuk (.0) Jika kita memisalkan pada persamaan (.0) ( ) ( )! ( ) 0 maka ekspansi ( ℎ dan ℎ) disekitar II-5

17 ℎ (ℎ ℎ ) ℎ! ℎ (. ) Persamaan (.) dapat juga ditulis sebagai berikut: ℎ ℎ! Contoh.: Hampirilah fungsi kemudian hampirilah (0.0)! (ℎ ). (.) kedalam deret Taylor disekitar 0 Penyelesaian : ( ) ( ) Berdasarkan persamaan (.0) adalah sebagai berikut : Untuk ℎ Dengan 0 0 maka : 0 0 ℎ! 0! ℎ! 0! yang dihampiri deret Taylor ! ℎ 5! ℎ! 0 5! ℎ! 0! sehingga ℎ dan nilai hampirannya adalah : !! 0.0! II-6

18 0.0! () 0.0) 5! () Pada penyelesaian persamaan differensial biasa dengan menggunakan deret taylor sebagai berikut : ( ) atau Bentuk turunan persamaan differensial dalam bentuk untuk orde-orde yang lebih tinggi dapat ditulis sebagai berikut : ( ) ( ) dengan P adalah operator turunan ( ) Sehingga diperoleh: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (.) II-

19 ( ) ( jika memisalkan ℎ ℎ!! 0 ) ( ) ( 5 (.6) ℎ 55 (.5) ditulis sebagai berikut: 6 5 Deret Taylor untuk hampiran (.) ). ) yang diekspansi disekitar (! (! (.) dapat ) ) ( ) maka dapat ditulis sebagai berikut: ℎ! ℎ! (.) II-

20 Sehingga deret Taylor hampiran ( untuk orde 6 dapat ditulis sebagai berikut: ℎ ℎ! ℎ! ( ) ℎ! ℎ! ) yang diekspansi disekitar ( ) ℎ 5! ( ) ℎ 6! ( ) (.9) Selanjutnya persamaan (.) (.) disubsitusikan kedalam persamaan (.9) sehingga deret Taylor-nya menjadi : ℎ! ℎ ℎ (! ) ℎ ( 6! ℎ ( 5! (.0) II-9

21 Setelah itu dengan hanya mengambil turunan terhadap pada persamaan (.9) sehingga diperoleh : ℎ ℎ ( 5 6! ℎ! ℎ ( 5! 6 Contoh.: 5 ℎ! ). ℎ (! Diketahui persamaan differensial : 5 ) (.) dengan Tentukan nilai (0.5) dengan metode deret Taylor! (ℎ 0.5) 0. Penyelesaian: 0 Diketahui: 0.5 ℎ ℎ!? ℎ! ℎ( )! Jika kita hanya misalkan menghitung ( ) sampai orde saja ( ) ( ) (.) Sehingga diperoleh: / 0 0 / 0 0 / II-0

22 ( ) ( ) 0 Selanjutnya memasukkan 6 6 persamaan (.) maka diperoleh: ! diperoleh:? ℎ ( ) ℎ! 0 /6 6 6 ( ) dan 0.5! ℎ! ( ) 0.5! ℎ( )! ( ) ke dalam 6 ( ) (.) ( ) Sehingga didapatkan : ! Jadi diperoleh ! 0.5! Metode Runge-Kutta Orde Lima Metode Runge-Kutta adalah alternatif lain dari metode deret taylor dan tidak membutuhkan perhitungan turunan. Metode ini berusaha mendapatkan derajat ketelitian yang lebih tinggi (Munir 00). II-

23 Metode Runge-Kutta mempunyai tiga sifat utama adalah :. Metodenya satu langkah ialah untuk mencapai hanya memerlukan keterangan yang tersedia pada titik sebelumnya yaitu. Mendekati ketelitian deret Taylor sampai suku dalam ℎ dimana nilai berbeda untuk metode yang berbeda dan ini disebut derajat dari metode.. Tidak membutuhkan perhitungan turunan ( ) tetapi hanya memerlukan fungsi itu sendiri. Bentuk umum metode Runge-Kutta orde- adalah : dengan ℎ ℎ ℎ adalah tetapan dan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ Metode Runge-Kutta dengan. langkah dapat ditunjukkan kedalam sebuah tabel yang dikenal sebagai Tabel Butcher. Tabel. Tabel Butcher untuk Runge-Kutta Orde-n Tabel Butcher ini berbentuk matriks segitiga bawah tabel ini menunjukkan hasil aproksimasi sama dengan bentuk berikut : dengan ℎ ( ℎ ℎ ) II-

24 Bentuk umum dari persamaan metode Runge-Kutta orde lima dengan 6 langkah : dengan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ cara menguraikan dan Untuk mendapatkan nilai parameter.5 adalah dengan kedalam deret Taylor untuk fungsi dua variabel yang didefinisikan sebagai berikut : ℎ dengan menjabarkan ℎ! ( ) (.6) kedalam ruas kanan pada persamaan (.6) maka dapat diperoleh : ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ (.) ℎ ℎ 6 ℎ ℎ 6 (.) (.9) II-

25 ℎ( ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ( 6 ℎ( ℎ ℎ ℎ( ) ℎ( 6 Untuk mendapatkan nilai dari parameter (.) dengan cara memasukkan persamaan (.) sampai (.) dengan (.) ) 6 dan (.) adalah ke dalam deret Taylor untuk memperoleh nilai parameter tersebut sehingga diperoleh : II-

26 5 ( 60 ) ( ) ( 0 ) (.) Persamaan (.) yang terdiri dari 0 persamaan dengan 6 parameter sehingga dapat diambil parameter parameter bebasnya misalnya: / dan (.5) Subsitusikan ketiga parameter tersebut kedalam persamaan (.) sehingga didapatkan : / (.6) II-5

27 Kemudian subsitusikan parameter pada persamaan (.5) dan (.6) kedalam persamaan (.5) sehingga akan diperoleh rumus Runge-Kutta Orde 5 sebagai berikut : dengan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ Metode Runge-Kuta orde 5 dapat di masukkan kedalam tabel Buthcer sebagai berikut: Table. Tabel Butcher Runge-Kutta orde-5 0 / / / 0 / / / / /6 / / / 0 / 0 / / 6/ / 9/6 / / / / / Selain bentuk di atas Metode Runge-Kutta orde 5 juga mempunyai bentuk lain. Hal ini karena metode Runge-Kutta orde 5 memiliki banyak bentuk dikarenakan mempunyai 6 parameter bebas. II-6

28 Jika dimisalkan / dan / maka akan terbentuk metode Runge-Kutta orde 5 Newton-Cotes Family Sebagai berikut (Lapidus dkk 9) : dengan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ Penerapan metode RK5 pada persamaan (.) pada bentuk umum dari sistem persamaan : Sehingga dapat ditulis sebagai berikut : dengan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ II-

29 ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ. ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ 6 6 ℎ 6. Sistem Persamaan Lotka-Volterra Sistem persamaan difrerensial Lotka-Volterra merupakan gabungan dari persamaan diferensial nonlinier. Dalam bidang biologi khususnya ekologi sistem persamaan diferensial ini dipergunakan untuk memodelkan interaksi dua populasi dalam hal ini interaksinya adalah interaksi predasi yang merupakan interaksi yang terjadi antara mangsa (prey) yang mempunyai persediaan makanan berlebih dengan pemangsa (predator) yang diberi makan oleh mangsa. Secara matematis model interaksi dua populasi ini diperkenalkan oleh seorang ahli biofisika Amerika yaitu Alferd J. Lotka (0-99) dan ahli matematika terkemuka dari Italia yaitu Vito Volterra (60-90). Keduanya II-

30 mengembangkan kajian matematis ini secara terpisah Lotka mengembangkannya pada tahun 95 sedangkan Volterra pada tahun 96 (Boyce & Diprima 00). Jika didefinisikan sebagai banyaknya populasi mangsa (Prey) dan sebagai banyaknya populasi pemangsa (Predator) yang berinteraksi pada suatu daerah pada saat. Berikut ini asumsi-asumsi yang membangun model interaksi dua spesies berdasarkan Lotka-Volterra adalah:. Jika populasi pemangsa diabaikan maka laju pertumbuhan populasi mangsa akan mendekati eksponensial dan tidak terbatas sehingga diperoleh: > 0 ketika 0.. Jika populasi mangsa diabaikan maka laju pertumbuhan populasi pemangsa akan menurun sehingga diperoleh: > 0 ketika 0.. Setiap interaksi kedua populasi akan meningkatkan pertumbuhan populasi pemangsa dan menghalangi pertumbuhan populasi mangsa. Oleh karena itu pertumbuhan populasi pemangsa bertambah sebanyak pertumbuhan populasi mangsa akan berkurang sebanyak dan sedangkan dengan adalah konstanta positif. Gambar. Sketsa Sistem Persamaan Lotka-Volterra Berdasarkan asumsi-asumsi di atas sehingga dapat dibentuk persamaan sebagai berikut: dengan (.9) ( ) adalah jumlah populasi mangsa pada saat II-9

31 adalah jumlah populasi pemangsa pada saat adalah laju pertumbuhan mangsa adalah koefisien laju kematian pemangsa. dan adalah koefisien interaksi antar mangsa dengan mangsa Koefisien dan kelahiran mangsa semuanya adalah positif. menunjukkan laju adalah koefisien laju kematian pemangsa sedangkan adalah koefisien pemangsa saat memakan mangsa dan menunjukkan koefisien pertumbuhan pemangsa setelah mendapatkan memakan mangsa. Sistem persamaan (.9) dapat dianalisa dengan titik keseimbangan. Jika 0 dan mengasumsikan 0 0 sehingga: 0 0 / 0 0 Sehingga didapatkan titik keseimbangan ( / ) untuk sistem persamaan pada persamaan (.6). Titik keseimbangan tersebut dapat mengetahui keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa serta dapat digambarkan ke dalam Phase Plane sebagai berikut: Gambar. Phase Plane Sistem Persamaan Lotka-Volterra. II-0

32 Gambar. menjelaskan bahwa sistem persamaan Lotka-Volterra dengan akan menuju ke satu titik yaitu titik keseimbangan yang tergantung pada koefisien-koefisien yang membentuk sistem persamaan Lotka-Volterra. Penerapan sistem persamaan Lotka-Volterra pada metode Runge-Kutta Fehleberg (RKF 5) dapat dilihat dari contoh di bawah ini : Contoh.5: Diberikan sistem persamaan Lotka-Volterra dengan koefisien-koefisien yaitu mangsa 0. dan dan 0.0 dengan jumlah awal populasi 0 60 dan jumlah awal populasi pemangsa 0 0. Hitunglah ( ) pada persamaan (.) dengan metode Runge-Kutta Fehleberg 50 hari dengan ukuran waktu interval ℎ 0.5! (Urifah (RKF 5) pada saat 00) Penyelesaian: Diketahui sistem persamaan Lotka-Volterra dengan koefisien-koefisien yaitu dan sehingga dapat ditulis sebagai berikut: (.0) Bentuk umum untuk metode Runge-Kutta Fehleberg (RKF 5) dapat ditulis sebagai berikut: dengan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ 9 ℎ ℎ ℎ II-

33 ℎ ℎ Kemudian RKF 5 dimasukkan ke dalam sistem persamaan pada persamaan (.0) maka akan menjadi sebagai berikut: dengan ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ 9 9 ℎ 9 9 ℎ ℎ ℎ ℎ ℎ II-

34 ℎ ℎ ℎ ℎ Untuk iterasi pertama ( 0.5) dengan 0 maka didapat: dan Berdasarkan parameter-parameter di atas maka besarnya dan adalah: ( ) (.5695) (.9056) ( ) II-

35 Jadi pada saat besarnya dan atau banyaknya mangsa adalah atau banyaknya pemangsa adalah Gambar. Grafik Sistem Persamaan Lotka-Volterra dengan RKF 5 Pada gambar. menjelaskan bahwa jika iterasi dilakukan secara berulang hingga mencapai memperoleh 50 atau iterasi ke-0 maka pada akhirnya akan penyelesaian dan Dengan kata lain jumlah spesies mangsa dan pemangsa dalam suatu populasi setelah 50 hari secara berturut-turut adalah 0 ekor dan ekor. Secara keseluruhan penyelesaian numerik dari sistem persamaan LotkaVolterra dikerjakan oleh program Matlab. II-

36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tugas akhir ini menggunakan metode research library (penelitian kepustakaan) yang berguna untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan penulisan yang akan diuraikan. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:. Memperlihatkan kembali bentuk metode Runge Kutta orde lima yaitu pada persamaan (.) : dengan h h h h h h h h h h h 6. Mendefinisikan persamaan Lotka-Volterra dengan ( ) adalah jumlah populasi mangsa pada saat ( ) adalah jumlah populasi pemangsa pada saat adalah laju pemangsa mangsa adalah koefisien laju kematian pemangsa dan adalah koefisien saling makan memakan mangsa dan pemangsa

37 . Menyelesaikan dengan sistem persamaan Lotka-Volterra sesuai dengan algoritma sebagai berikut: Start Menentukan koefisien pada sistem pers. LKV Menentukan besarnya populasi 0 dan (0) Menentukan dan h Memasukkan rumus RK5 Menghitung variabel-variabel dalam formula rumus RK5 Hitung dan Stop. Menentukan koefisien-koefisien yang terdapat dalam sistem persamaan diferensial Lotka-Volterra. 5. Mengaplikasikan metode Runge-Kutta orde lima dalam menyelesaikan sistem persamaan diferensial Lotka Volterra dengan software Matlab. 6. Menentukan titik keseimbangan dari sistem persamaan Lotka-Volterra dan mengambarkan Phase Plane untuk sistem persamaan LKV dengan software Maple. III-

38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra pada interaksi sederhana dua populasi (model mangsa pemangsa) secara numerik dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima. Penyelesaian sistem persamaan ini akan dibantu dengan program Matlab 5... Sistem Persamaan Lotka-Volterra Sistem persamaan Lotka-Volterra merupakan suatu sistem persamaan differensial nonlinear. Sistem persamaan Lotka-Volterra merupakan interaksi yang terjadi antara mangsa (prey) yang mempunyai persediaan makanan berlebih dengan pemangsa (predator) yang diberi makan oleh mangsa. Sistem persamaan Lotka-Volterra dua populasi dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: (.) dengan adalah jumlah populasi mangsa pada saat adalah jumlah populasi pemangsa pada saat adalah laju pemangsa mangsa adalah koefisien laju kematian pemangsa adalah koefisien interaksi antara populasi mangsa dan pemangsa Koefisien dan pada persamaan (.) adalah positif. Sedangkan adalah koefisien interaksi pemangsa saat memakan mangsa dan menunjukkan koefisien interaksi pertumbuhan pemangsa setelah mendpatkan memakan mangsa.

39 . Penerapan Sistem Persamaan Lotka-Volterra dengan Menggunakan Metode Runge-Kutta Orde 5 Persamaan (. ) adalah bentuk metode Runge-Kutta orde 5 yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan baik linear maupun nonlinear salah satunya adalah sistem persamaan Lotka-Volterra pada persamaan (.). Berikut ini adalah bentuk umum sistem persamaan Lotka-Volterra pada persamaan (.) dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima (. ). Pertama akan menentukan nilai dan kemudian akan ditentukan penyelesaian dari dan. (.) dengan h h( ) h h( ) h h h h h h h h IV-

40 h h h h h h h h h h h h h h h IV-

41 h h h 6 6 h h h 6 6 h Pada metode Runge-Kutta orde lima panjang langkah iterasi waktu h adalah tetap dan untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi panjang iterasi waktu h harus diambil sekecil mungkin. Perhitungan dengan metode Rung-Kutta orde 5 dapat dilakukan dengan bantuan suatu program komputer. Apabila program komputer telah ditulis suatu persoalan untuk mendapatkan suatu penyelesaian dengan sembarang nilai awalnya. IV-

42 . Algoritma Metode Runge-Kutta Orde 5 untuk Sistem Persamaan Lotka-Volterra Algoritma metode Runge-Kutta orde 5 untuk menyelesaikan sistem persamaan (.) dengan menggunakan program Matlab 5. [ ] a. Input : Koefisien-koefisien yang terdapat pada sistem persamaan Lotka- Volterra banyaknya populasi awal dan batas bawah interval waktu ( ) batas atas interval waktu ( ) dan jarak interval h fungsi b. Output : Banyaknya iterasi ( ) dan sebagai penyelesaian pendekatan dari sistem persamaan Lotka-Volterra. c. Algoritma :. Set h 0 h h. Definisikan. For : h h ( ) ( ) ( ) h ( ) h ( ) ( ) h ( ) h ( ) ( ) h ( ) h ( ) ( ) h ( ) h ( ) ( ) h ( ) h ( ) ( ) h ( ) h ( ) ( ) IV-5

43 h ( ( ) h ( ) ) h ( ( ) h ( ) ( ) h ( ( ) h ( ) 6 ( ) 6 ) h ( ( ) h ( ) 6 ( ) 6 ( ) ( ) ( ) ( ) d. nilai e. End. Algoritma metode Runge-Kutta orde lima untuk sistem persamaan LKV di atas dapat digambarkan kedalam flow chart di bawah ini: IV-6

44 Start Menentukan koefisien pada sistem pers. LKV Menentukan besarnya populasi 0 dan (0) Menentukan dan h Memasukkan rumus RK5 Menghitung variabel-variabel dalam formula rumus RK5 Hitung dan Stop Gambar. Flow Chart Algoritma Metode RK5 untuk Sistem Persamaan Lotka-Volterra. Berikut ini adalah beberapa contoh penyelesaian sistem persamaan Lotka- Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima. Contoh. Diberikan sistem persamaan LKV yang mempunyai koefisien-koefisien yaitu.5; 0.0; 0.5; 0.0 dengan jumlah awal populasi mangsa 0 00 dan jumlah awal populasi pemangsa Hitunglah dan ( ) pada persamaan (.) dengan metode Runge-Kutta orde Lima (RK5) pada saat 50 hari dengan ukuran langkah waktu h 0.5! Penyelesaian : Bentuk sistem persamaan Lotka-Volterra dengan koefisien-koefisien.5; 0.0; 0.5 dan 0.0 sebagai berikut: IV-

45 (.) Setelah itu persamaan (.) dimasukkan ke dalam metode Runge-Kutta orde lima dengan waktu interval atau h dan 0 50 sehingga menjadi: Iterasi Pertama: h h (0) (0) (0) 05 [ h (0) h (0) (0) [50 595] 65 h 0 h h (0) h (0) (0) IV-

46 h (0) h (0) (0) ( 05660) ( ) 50 (9) h (0) h (0) (0) h ( (0) h (0) ) IV-9

47 h ( (0) h (0) (0) 6 h ( (0) h (0) ) IV-0

48 (0) ( 65) ( 0605) 50 5 (5) (96) h ( (0) h (0) (0) ( 65) 6 ( 05660) ( 966) ( 0605) 50 5 (5) (96) (0 ) (0) IV-

49 Jadi pada saat 0.5 hari besarnya (mangsa) adalah 6569 dan atau (pemangsa) adalah Jika iterasi metode RK5 pada sistem persamaan LKV akan ditunjukkan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel. Tabel Iterasi Metode RK5 untuk Sistem Persamaan LKV dengan Nilai Awal dan. Iterasi (Mangsa)/ekor (Pemangsa)/ekor Iterasi untuk penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan metode RK5 dapat juga digambarkan dalam grafik dibawah ini: Gambar. Grafik Sistem Persamaan Lotka-Volterra pada Metode Runge- Kutta Orde 5 dengan Nilai Awal dan. IV-

50 Pada gambar. dapat dilihat jika iterasi dilakukan secara berulang hingga mencapai 50 atau iterasi ke-0 maka pada akhirnya akan memperoleh penyelesaian dan Dengan kata lain jumlah spesies mangsa dan pemangsa dalam suatu populasi setelah 50 hari secara berturut-turut adalah ekor dan ekor. Secara keseluruhan penyelesaian numerik dari sistem persamaan Lotka- Volterra dikerjakan oleh program Matlab. Pada gambar. menjelaskan bahwa populasi mangsa pada awalnya 00 ekor menurun menuju populasi minimal yaitu 0 ekor tapi pada saat yang sama populasi mangsa adalah ekor. Kemudian pada saat yang sama populasi mangsa menuju populasi maksimalnya yaitu 00 ekor tapi pada saat yang sama populasi adalah 50 ekor. Sedangkan populasi pemangsa pada awalnya adalah 50 ekor naik menuju populasi maksimalnya yaitu 6 ekor namun pada saat yang sama populasi mangsa adalah ekor. Kemudian pada saat populasi pemangsa menuju populasi minimalnya yaitu 0 ekor namun pada saat yang sama populasi mangsa adalah 56 ekor. Demikian pula populasinya akan menurun dan naik secara periodik. Penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan metode Runge-Kutta orde lima yang mempunyai koefisien-koefisien 5; 00; 05 dan 00 dengan jumlah awal populasi mangsa lebih kecil dari jumlah awal pemangsa 0 < 0. Contoh. Diberikan sistem persamaan LKV yang mempunyai koefisien-koefisien yaitu 5; 00; 05 dan 00 dengan jumlah awal populasi mangsa 0 50 ekor dan jumlah awal populasi pemangsa 0 00 ekor. Hitunglah dan ( ) pada persamaan (.) dengan metode Runge -Kutta orde Lima (RK5) pada saat 50 hari dengan ukuran langkah waktu h 05! Penyelesaian: Bentuk sistem persamaan Lotka-Volterra dengan koefisien-koefisien 5; 00; 05 dan 00 sebagai berikut: IV-

51 (.) Setelah itu persamaan (.) dimasukkan ke dalam metode Runge-Kutta orde lima dengan waktu interval atau h 05; 0 00 dan 0 50 sehingga didapatkan: Iterasi Pertama: h h (0) (0) (0) 05 [ (00) h (0) h (0) (0) [6095 5] 065 h 0 h (00) h (0) h (0) (0) IV-

52 h (0) h (0) (0) ( 06966) ( 06966) 00 ( 55950) h (0) h (0) (0) ( 55959) ( 06966) 00 ( 55959) h ( (0) h (0) ) IV-5

53 h ( (0) h (0) (0) h ( (0) h (0) 6 0 IV-6

54 6 ) ( 99900) ( 99900) ( ) h ( (0) h (0) IV-

55 ( ) ( 99900) ( ) (0 ) (0) ( ).509 (0 ) (0) ( ) IV-

56 Jadi pada saat 05 hari besarnya (mangsa) adalah 509 ekor dan atau (pemangsa) adalah ekor. Hasil iterasi metode Runge-Kutta orde lima untuk sistem persamaan LKV akan ditunjukkan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel. Tabel Iterasi Metode RK5 untuk Sistem Persamaan LKV dengan nilai awal dan. Iterasi (Mangsa)/ekor (Pemangsa)/ekor Iterasi untuk penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan metode RK5 dapat juga digambarkan dalam grafik dibawah ini: Gambar. Grafik Sistem Persamaan LKV pada Metode RK5 dengan Nilai Awal dan. Pada gambar. dapat dilihat jika iterasi dilakukan secara berulang hingga mencapai 50 atau iterasi ke-0 maka pada akhirnya akan memperoleh penyelesaian dan Dengan kata lain jumlah spesies mangsa dan pemangsa IV-9

57 dalam suatu populasi setelah 50 hari secara berturut-turut adalah 9 ekor dan 56 ekor. Selanjutnya untuk mencari titik keseimbangan pada sistem persamaan LKV dengan 5; 00; 05 dan 00 kita dapat mengasumsikan jumlah populasi mangsa atau 0 dan jumlah populasi mangsa atau 0 sehingga: Sehingga didapatkan titik keseimbangan yaitu (50 50) untuk sistem persamaan Lotka-Volterra titik keseimbangan dapat dilihat juga dari gambar phase plane pada gambar. seperti dibawah ini: Gambar. Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV pada Koefisien- Koefisien ; ; dan. Pada gambar. menjelaskan bahwa sistem persamaan Lotka-Volterra mempunyai titik keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa pada titik (5050) yang berarti bahwa populasi akan seimbang jika jumlah mangsa 50 ekor dan pemangsa 50 ekor. IV-0

58 . Simulasi Numerik Perbandingan hasil komputasi terhadap sistem persamaan Lotka-Volterra dengan membandingkan hasil penyelesaian dari tiap-tiap koefisien dan yang terdapat pada sistem persamaan (.) dengan metode RK5 pada saat 50 dan waktu interval h 05. Perbandingan hasil penyelesaian sistem persamaan LKV dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel. Hasil Simulasi Penyelesaian Sistem Persamaan Lotka-Volterra untuk dan dengan Koefisien-Koefisien yang Berbeda-beda. Jumlah Populasi Jumlah Populasi Koef Sistem pers. LKV Mangsa ( ) Pemangsa ( ) ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; Berdasarkan tabel. menjelaskan bahwa penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan metode Runge-Kutta orde lima dapat dengan berbeda-beda dapat disimpulkan sebagai berikut:. Jika laju pertumbuhan mangsa ( ) lebih besar maka jumlah populasi pemangsa akan lebih besar dari jumlah populasi mangsa.. Jika koefisien pemangsa saat memakan mangsa ( ) lebih kecil maka jumlah populasi pemangsa lebih besar dari jumlah mangsa.. Jika koefisien laju koefisien kematian pemangsa ( ) lebih besar maka didapatkan bahwa jumlah populasi mangsa akan lebih besar dari jumlah populasi pemangsa. IV-

59 . Jika koefisien laju pertumbuhan pemangsa setelah mendapat makanan dari mangsa ( ) lebih kecil maka jumlah populasi mangsa akan lebih besar dari jumlah pemangsa. Namun jika lebih besar maka jumlah populasi pemangsa akan lebih besar dari jumlah populasi mangsa. Selain tabel diatas dapat dilihat pula hasil jumlah populasi mangsa dan pemangsa dengan menggunakan metode RK5 dari grafik-grafik di bawah ini: (a) (b) Gambar.5 (a) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan. dan (b) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan. (a) (b) Gambar.6 (a) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan. dan (b) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan.. (a) (b) Gambar. (a) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan. dan (b) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan. IV-

60 (a) (b) Gambar. (a) Grafik Sistem Pers. LKV dengan dan (b) Grafik Sistem Persamaan LKV dengan. Sistem persamaan Lotka-Volterra yang mempunyai koefisien-koefisien berbeda-beda mempunyai titik keseimbangan yang berbeda pula seperti yang ditunjukkan pada phase plane di bawah ini. (a) (b) Gambar.9 (a) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan dan (b) Phase Plane untuk Sistem Persaman LKV dengan. Pada gambar.9.(a) menjelaskan bahwa titik ekuilibrium saat mengganti nilai pada koefisien. mempunyai titik keseimbangan pada populasi mangsa dan pemangsa pada titik (50.) dan dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 50 ekor dan. ekor. Sedangkan pada gambar.9.(b) menjelaskan bahwa saat mengganti nilai. maka mempunyai titik keseimbangan populasi pada titik (5060) serta dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 50 ekor dan 60 ekor. IV-

61 (a) (b) Gambar.0 (a) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan dan (b) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan. Pada gambar.0.(a) menjelaskan bahwa titik ekuilibrium saat mengganti nilai pada koefisien 00 mempunyai titik keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa pada titik (505) dan dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 50 ekor dan 5 ekor. Sedangkan pada gambar.0.(b) menjelaskan bahwa jika koefisien 00 diganti maka mempunyai titik keseimbangan populasi pada titik (50; 5) serta dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 50 ekor dan.5 ekor. (a) (b) Gambar. (a) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan dan (b) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan. Gambar..(a) menjelaskan bahwa titik ekuilibrium saat mengganti nilai pada koefisien 0 mempunyai titik keseimbangan populasi mangsa dan IV-

62 pemangsa pada titik (050) dan dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 0 ekor dan 50 ekor. Sedangkan pada gambar..(b) menjelaskan bahwa jika koefisien 0 diganti pada sistem persamaan LKV maka mempunyai titik keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa pada titik (050) serta dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 0 ekor dan 50 ekor. (a) (b) Gambar. (a) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan dan (b) Phase Plane untuk Sistem Persamaan LKV dengan. Gambar..(a) menjelaskan bahwa titik ekuilibrium sistem persamaan LKV saat diganti nilai koefisien 005 mempunyai titik keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa pada titik (050) dan dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada 0 ekor dan 50 ekor. Sedangkan pada gambar..(b) jika koefisien 005 diganti maka sistem persamaan LKV mempunyai titik keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa pada titik (;50) serta dapat diketahui juga bahwa jumlah populasi akan seimbang jika jumlah populasi mangsa dan pemangsa pada ekor dan 50 ekor. IV-5

63 IV-6

64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Dari pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra: dengan.5; 0.0; 0.5 dan 0.0 yang diselesaikan dengan metode Runge-Kutta orde lima memberikan hasil perhitungan saat nilai awal 0 00; 0 50; 50 dan waktu interval h 0.5 yaitu dan Dengan kata lain jumlah spesies mangsa dan pemangsa dalam suatu populasi setelah 50 hari secara berturut-turut adalah ekor dan ekor. Sedangkan penyelesaian sistem persamaan LKV dengan nilai awal 0 00; 0 50; 50 dan waktu interval h 0.5 yaitu dan Dengan kata lain jumlah spesies mangsa dan pemangsa dalam suatu populasi setelah 50 hari secara berturut-turut adalah 9 ekor dan 56 ekor. Selain itu diperoleh juga titik keseimbangan dari sistem persamaan LKV untuk populasi mangsa dan pemangsa yaitu (5050) yang berarti bahwa keseimbangan populasi mangsa dan pemangsa di suatu tempat adalah sebanyak 50 ekor dan 50 ekor. Berdasarkan tabel. menjelaskan bahwa penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan metode Runge-Kutta orde lima saat 50 hari dan waktu interval h 05 dengan koefisien-koefisien berbeda-beda dapat disimpulkan sebagai berikut:

65 . Jika laju pertumbuhan mangsa ( ) lebih besar maka jumlah populasi pemangsa akan lebih besar dari jumlah populasi mangsa.. Jika koefisien pemangsa saat memakan mangsa ( ) lebih kecil maka jumlah populasi pemangsa lebih besar dari jumlah mangsa.. Jika koefisien laju koefisien kematian pemangsa ( ) lebih besar maka didapatkan bahwa jumlah populasi mangsa akan lebih besar dari jumlah populasi pemangsa.. Jika koefisien laju pertumbuhan pemangsa setelah mendapat makanan dari mangsa ( ) lebih kecil maka jumlah populasi mangsa akan lebih besar dari jumlah pemangsa. Namun jika lebih besar maka jumlah populasi pemangsa akan lebih besar dari jumlah populasi mangsa. 5. Saran Pada skripsi ini penulis membahas tentang penyelesaian sistem persamaan Lotka-Volterra dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde lima. Oleh karena itu penulis menyarankan agar pembaca dapat menyelesaikan lotka-volterra dengan menambahkan parameter lain atau model iteraksinya populasi atau mencari model matematika lainnya. Dalam menyelesaikan persamaan Lotka- Volterra dapat menggunakan metode predictor-corrector banyak langkah yaitu metode Adams-Bashforth-Moulton metode Milne-Simpson atau Hamming. V-

66 DAFTAR PUSTAKA Aisyah. Penyelesaian persamaan Lotka-Volterra secara numerik Dengan Metode Runge-Kutta Berorde. Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Riau. 006 Bidayasari. Penyelesaian Numerik Persamaan Competitive Lotka-Volterra dengan Menggunakan Metode Runge Kutta Orde. Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau : 009. Boyce W.E dan Diprima R.C. Elementary Differential Equations and Boundary Value Problems: John Wiley & Sons Inc : 00 Bronson Richard dan Gariel Costa. Persamaan Diferensial edisi tiga. Erlangga: Jakarta. 00. Butcher J.C. Numerical methods for ordinarry Differential Equetion. John Wiley& Sons: England. 00. Chauvet. E Paulet. E. J Previt P. J dan Walls. Z. A Lotka-Volterra Three Species Food Chain. Mathematics Magazine. Vol. 5. No. Oktober 005 Fitria A.V. Analisis Sistem Persamaan Diferensial Model Predator-Prey dengan Perambatan. Jurnal Cauchy. Volume No. November 0. Griffiths D.F. dan Higham J.D. Numerical Methods for Ordinary Equations : Intial Value Problems. Springer. London. 00 Hossain S.ABM Thohura. S dan Aktar. S. The Lotka-Volterra Model: An Approach by The Cas. GANIT J. Bangladesh Math. Soc. Vol. 9. Halaman Kincaid D. Numerical Mathematics and Computing Sixth Edition. Thomson brooks/cole: United state of America. 00 Lambert J.D Numerical Methods For Ordinarry Differential System John Wiley & Sons Ltd : New York. 99.

67 Lapidus L dan Seinfield. H. J. Numerical Solution of Ordinary Differential Equations.halaman 9-. Academic Press: New York and London.9. Munir R. Metode Numerik edisi revisi. Informatika: Bandung. 00. Prayudi. Matematika Teknik : Persamaan Diferensial Transformasi Laplace dan Deret Fourier. Graha Ilmu : Yogyakarta. 99 Shampine F.L. Numerical Solution Of Ordinary Differential Equetions Champan & Hall Mathematics: New York. 99. Urifah N S. Penyelesaian Numerik Sistem Persamaan Diferensial Lotka-Volterra dengan Metode Runge-Kutta Fehlberg (RKF 5) dan Metode Heun. Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang. 00

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA GEOMETRI TUGAS AKHIR

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA GEOMETRI TUGAS AKHIR MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA GEOMETRI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh LYLY YULIARNI

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh:

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

Lebih terperinci

INVERS MATRIKS BLOK DAN APLIKASINYA PADA MATRIKS DIAGONAL DAN SEGITIGA TUGAS AKHIR

INVERS MATRIKS BLOK DAN APLIKASINYA PADA MATRIKS DIAGONAL DAN SEGITIGA TUGAS AKHIR INVERS MATRIKS BLOK DAN APLIKASINYA PADA MATRIKS DIAGONAL DAN SEGITIGA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : HARYONO 10854002947

Lebih terperinci

MENENTUKAN LINTASAN TERCEPAT FUZZY DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FLOYD MENGGUNAKAN METODE RANGKING FUZZY TUGAS AKHIR

MENENTUKAN LINTASAN TERCEPAT FUZZY DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FLOYD MENGGUNAKAN METODE RANGKING FUZZY TUGAS AKHIR MENENTUKAN LINTASAN TERCEPAT FUZZY DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FLOYD MENGGUNAKAN METODE RANGKING FUZZY TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI PERMAINAN DALAM STRATEGI PEMASARAN PRODUK TUGAS AKHIR

PENERAPAN TEORI PERMAINAN DALAM STRATEGI PEMASARAN PRODUK TUGAS AKHIR PENERAPAN TEORI PERMAINAN DALAM STRATEGI PEMASARAN PRODUK TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika Oleh : ENDAH PRASETIOWATI 10754000100

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SIFAT FISIK HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN SIFAT FISIK HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) TUGAS AKHIR PERBANDINGAN SIFAT FISIK HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: SARI GANTI

Lebih terperinci

ANALISIS GRAF PIRAMIDA, GRAF BERLIAN, DAN GRAF BINTANG SEBAGAI GRAF PERFECT

ANALISIS GRAF PIRAMIDA, GRAF BERLIAN, DAN GRAF BINTANG SEBAGAI GRAF PERFECT ANALISIS GRAF PIRAMIDA, GRAF BERLIAN, DAN GRAF BINTANG SEBAGAI GRAF PERFECT TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Matematika Oleh: HELMA YANTI

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LAPLACE MENGGUNAKAN METODE RANTAI MARKOV TUGAS AKHIR N U R I Z A

PENYELESAIAN PERSAMAAN LAPLACE MENGGUNAKAN METODE RANTAI MARKOV TUGAS AKHIR N U R I Z A PENYELESAIAN PERSAMAAN LAPLACE MENGGUNAKAN METODE RANTAI MARKOV TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: N U R I Z A 10854004579

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK TUGAS AKHIR

APLIKASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK TUGAS AKHIR APLIKASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: KASMIDAR 10754000354

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung derivatif dari variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel bebas. Persamaan diferensial sendiri

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK YANG HILANG MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) DI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR

MENENTUKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK YANG HILANG MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) DI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR MENENTUKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK YANG HILANG MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) DI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ARNI YUNITA

TUGAS AKHIR ARNI YUNITA SIMULASI HUJAN HARIAN DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ORDE TINGGI (ORDE 3) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR

ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: DESRINA 11054202008

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 Tornados P. Silaban 1, Faiz Ahyaningsih 2 1) FMIPA, UNIMED, Medan, Indonesia email: tornados.p_silaban@yahoo.com 2)

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Dewi Erla Mahmudah 1, Ratna Dwi Christyanti 2, Moh. Khoridatul Huda 3,

Lebih terperinci

KESTABILAN POPULASI MODEL LOTKA-VOLTERRA TIGA SPESIES DENGAN TITIK KESETIMBANGAN ABSTRACT

KESTABILAN POPULASI MODEL LOTKA-VOLTERRA TIGA SPESIES DENGAN TITIK KESETIMBANGAN ABSTRACT KESTABILAN POPULASI MODEL LOTKA-VOLTERRA TIGA SPESIES DENGAN TITIK KESETIMBANGAN Ritania Monica, Leli Deswita, Rolan Pane Mahasiswa Program Studi S Matematika Laboratorium Matematika Terapan, Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 2 (2014), hal 117 124. PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :

Lebih terperinci

APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR

APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANTAI MARKOV DAN DISTRIBUSI CAMPURAN DATA TIDAK HUJAN DAN DATA HUJAN UNTUK MENSIMULASI DATA HUJAN HARIAN TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANTAI MARKOV DAN DISTRIBUSI CAMPURAN DATA TIDAK HUJAN DAN DATA HUJAN UNTUK MENSIMULASI DATA HUJAN HARIAN TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANTAI MARKOV DAN DISTRIBUSI CAMPURAN DATA TIDAK HUJAN DAN DATA HUJAN UNTUK MENSIMULASI DATA HUJAN HARIAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan

Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan 1 Ai Yeni, 2 Gani Gunawan, 3 Icih Sukarsih 1,2,3 Prodi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TITIK PADA GRAF HASIL KALI COMB DAN DENGAN m BILANGAN GENAP TUGAS AKHIR

NILAI TOTAL TAK TERATUR TITIK PADA GRAF HASIL KALI COMB DAN DENGAN m BILANGAN GENAP TUGAS AKHIR NILAI TOTAL TAK TERATUR TITIK PADA GRAF HASIL KALI COMB DAN DENGAN m BILANGAN GENAP TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: NUR

Lebih terperinci

Sagita Charolina Sihombing 1, Agus Dahlia Pendahuluan

Sagita Charolina Sihombing 1, Agus Dahlia Pendahuluan Jurnal Matematika Integratif. Vol. 14, No. 1 (2018), pp. 51 60. p-issn:1412-6184, e-issn:2549-903 doi:10.24198/jmi.v14.n1.15953.51-60 Penyelesaian Persamaan Diferensial Linier Orde Satu dan Dua disertai

Lebih terperinci

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI Yuni Yulida Program Studi Matematika FMIPA Unlam Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km. 36

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir : Kajian Matematika Murni

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir : Kajian Matematika Murni LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir : Kajian Matematika Murni SOLUSI NUMERIK DAN ANALISIS GALAT SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-3 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SATU LANGKAH (ONE STEP METHOD) DAN METODE

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DUA PARAMETER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELUANG MOMENT BERBOBOT TUGAS AKHIR

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DUA PARAMETER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELUANG MOMENT BERBOBOT TUGAS AKHIR ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DUA PARAMETER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PELUANG MOMENT BERBOBOT TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE TIGA KOEFISIEN KONSTAN

PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE TIGA KOEFISIEN KONSTAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 2 Hal. 21 25 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace M. Nizam Muhaijir 1, Wartono 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 T - 10 Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman Maulana Malik, Sri Mardiyati Departemen Matematika

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RUNGE KUTTA ORDE EMPAT (KUTTA) BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh: SUPINAH

MODIFIKASI METODE RUNGE KUTTA ORDE EMPAT (KUTTA) BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh: SUPINAH MODIFIKASI METODE RUNGE KUTTA ORDE EMPAT (KUTTA) BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika Oleh:

Lebih terperinci

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agustus 2016 ISSN: 0852-730X Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral Lukman Hakim 1, Azwar Riza Habibi 2 STMIK

Lebih terperinci

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) PADA JARINGAN DISTRIBUSI BANGKINANG UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) PADA JARINGAN DISTRIBUSI BANGKINANG UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5. PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) PADA JARINGAN DISTRIBUSI BANGKINANG UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE JARRAT DENGAN VARIAN METODE NEWTON DAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : KHARISMA JAKA ARFALD

MODIFIKASI METODE JARRAT DENGAN VARIAN METODE NEWTON DAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : KHARISMA JAKA ARFALD MODIFIKASI METODE JARRAT DENGAN VARIAN METODE NEWTON DAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika Oleh : KHARISMA

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL oleh ASRI SEJATI M0110009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didunia nyata banyak soal matematika yang harus dimodelkan terlebih dahulu untuk mempermudah mencari solusinya. Di antara model-model tersebut dapat berbentuk sistem

Lebih terperinci

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 2 (2014), hal 125 134. PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT Vol 10 No 2, 2013 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT Mohammad Soleh 1, Siti Kholipah 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro. Oleh:

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro. Oleh: DESAIN AKSI KENDALI PID PADA PERMUKAAN LUNCUR DECOUPLE SLIDING MODE CONTROLLER PADA SISTEM NON LINIER MULTIVARIABEL CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Metode Iterasi Tiga Langkah Bebas Turunan Untuk Menyelesaikan Persamaan Nonlinear

Metode Iterasi Tiga Langkah Bebas Turunan Untuk Menyelesaikan Persamaan Nonlinear Metode Iterasi Tiga Langkah Bebas Turunan Untuk Menyelesaikan Persamaan Nonlinear M. Nizam 1, Lendy Listia Nanda 2 1, 2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA MENGGUNAKAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

PENYELESAIAN MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA MENGGUNAKAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 1 (2015), hal 9 16. PENYELESAIAN MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA MENGGUNAKAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PENDAHULUAN

APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PENDAHULUAN APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA E. KHATIZAH 1, P. T. KARIMA 2, D. I. ASTUTI 2 Abstrak Metode transformasi diferensial merupakan salah satu metode pendekatan

Lebih terperinci

Model Matematika Jumlah Perokok dengan Nonlinear Incidence Rate dan Penerapan Denda

Model Matematika Jumlah Perokok dengan Nonlinear Incidence Rate dan Penerapan Denda Model Matematika Jumlah Perokok dengan Nonlinear Incidence Rate dan Penerapan Denda Mohammad Soleh 1, Ifnur Haniva 2 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl.

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika Oleh

Lebih terperinci

CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERDASARKAN FINGERPRINT BIWORD WINNOWING DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERDASARKAN FINGERPRINT BIWORD WINNOWING DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERDASARKAN FINGERPRINT BIWORD WINNOWING DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE HOMOTOPY PERTURBASI UNTUK PERSAMAAN NONLINEAR DAN MEMBANDINGKAN DENGAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

MODIFIKASI METODE HOMOTOPY PERTURBASI UNTUK PERSAMAAN NONLINEAR DAN MEMBANDINGKAN DENGAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT MODIFIKASI METODE HOMOTOPY PERTURBASI UNTUK PERSAMAAN NONLINEAR DAN MEMBANDINGKAN DENGAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Handico Z Desri 1, Syamsudhuha 2, Zulkarnain 2 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M.

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M. 1 Abstrak ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, Kus Prihantoso Krisnawan,M.Si 3 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

MODEL DINAMIK INTERAKSI DUA POPULASI (Dynamic Model Interaction of Two Population)

MODEL DINAMIK INTERAKSI DUA POPULASI (Dynamic Model Interaction of Two Population) Jurnal Barekeng Vol. 5 No. 1 Hal. 9 13 (211) MODEL DINAMIK INTERAKSI DUA POPULASI (Dynamic Model Interaction of Two Population) FRANCIS Y. RUMLAWANG 1, TRIFENA SAMPELILING 2 1 Staf Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR. Nurul Khoiromi ABSTRACT

FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR. Nurul Khoiromi ABSTRACT FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR Nurul Khoiromi Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Vol. 11, No. 2, 105-114, Januari 2015 Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Rezki Setiawan Bachrun *,Khaeruddin **,Andi Galsan Mahie *** Abstrak

Lebih terperinci

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk asus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa Ipah Junaedi 1, a), Diny Zulkarnaen 2, b) 3, c), dan Siti Julaeha 1, 2, 3 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada metode numerik, dikenal suatu metode untuk menaksir atau mencari solusi pendekatan nilai eksak dari suatu ordinat y n+1 dengan diketahui nilai dari y n,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Sistem Informasi. Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Sistem Informasi. Oleh : PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF) PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MUTUALISME DUA SPESIES SKRIPSI

ANALISIS KESTABILAN MODEL MUTUALISME DUA SPESIES SKRIPSI ANALISIS KESTABILAN MODEL MUTUALISME DUA SPESIES SKRIPSI HERLINDA AYUNITA PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 ANALISIS KESTABILAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI Oleh: SAMSIATI NUR HASANAH NIM: 11321432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PREDATOR-PREY DENGAN PREY YANG TERINFEKSI SKRIPSI

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PREDATOR-PREY DENGAN PREY YANG TERINFEKSI SKRIPSI ANALISIS MODEL MATEMATIKA PREDATOR-PREY DENGAN PREY YANG TERINFEKSI SKRIPSI TYAS WIDYA NINGRUM PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Lebih terperinci

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK Risvi Ayu Imtihana 1, Asmara Karma 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT Masnida Esra Elisabet Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Solusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne

Solusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Vol. 9 No. 2, Oktober 2013 pp. 23-30 Solusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne Elis Ratna Wulan, Fahmi

Lebih terperinci

SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG

SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 11-22 ISSN 1978 8568 SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Afo Rakaiwa dan Suma inna Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 PDB Linier Order Satu 2

BAB 2 PDB Linier Order Satu 2 BAB 1 Konsep Dasar 1 BAB 2 PDB Linier Order Satu 2 BAB 3 Aplikasi PDB Order Satu 3 BAB 4 PDB Linier Order Dua 4 BAB 5 Aplikasi PDB Order Dua 5 BAB 6 Sistem PDB 6 BAB 7 PDB Nonlinier dan Kesetimbangan 7

Lebih terperinci

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Imaddudin Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Analisis Numerik Integral Lipat Dua Fungsi Trigonometri Menggunakan Metode Romberg

Analisis Numerik Integral Lipat Dua Fungsi Trigonometri Menggunakan Metode Romberg Analisis Numerik Integral Lipat Dua Fungsi Trigonometri Menggunakan Metode Romberg Numerical Analysis of Double Integral of Trigonometric Function Using Romberg Method ABSTRAK Umumnya penyelesaian integral

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENETUKAN TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT DALAM DENGAN METODE AHP (ANALITYC HIERARCHY PROCESS) TUGAS AKHIR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENETUKAN TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT DALAM DENGAN METODE AHP (ANALITYC HIERARCHY PROCESS) TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENETUKAN TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT DALAM DENGAN METODE AHP (ANALITYC HIERARCHY PROCESS) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 2, No 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya Nabila Asyiqotur Rohmah, Erna Apriliani Jurusan

Lebih terperinci

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR I. P. Edwar, M. Imran, L. Deswita Mahasiswa Program Studi S Matematika Laboratorium Matematika Terapan, Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2 SKRIPSI MIZWAR ARIFIN SRG

PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2 SKRIPSI MIZWAR ARIFIN SRG PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2 SKRIPSI MIZWAR ARIFIN SRG 070803030 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

STUDI PERFORMANSIPENGENDALISLIDING MODEDAN PID PADAPENGENDALIANKECEPATAN MOTOR DC TUGAS AKHIR

STUDI PERFORMANSIPENGENDALISLIDING MODEDAN PID PADAPENGENDALIANKECEPATAN MOTOR DC TUGAS AKHIR STUDI PERFORMANSIPENGENDALISLIDING MODEDAN PID PADAPENGENDALIANKECEPATAN MOTOR DC TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Oleh :

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR TUGAS AKHIR

DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR TUGAS AKHIR DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR (SCHUR DECOMPOSITION) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL Siti Nurjanah 1, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

FAMILI METODE ITERASI DENGAN KEKONVERGENAN ORDE TIGA. Rahmawati ABSTRACT

FAMILI METODE ITERASI DENGAN KEKONVERGENAN ORDE TIGA. Rahmawati ABSTRACT FAMILI METODE ITERASI DENGAN KEKONVERGENAN ORDE TIGA Rahmawati Mahasiswa Program Studi S Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya,

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya Nabila Asyiqotur Rohmah 1209 100 703 Dosen Pembimbing: Dr Erna Apriliani,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI oleh AMELIA FEBRIYANTI RESKA M0109008 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK oleh Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik Fakultas Teknik Universitas Indonesia Maret 2016 1 DAFTAR ISI hlm. PENGANTAR BAB 1 BAB 2 INFORMASI UMUM KOMPETENSI

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL Marpipon Haryandi 1, Asmara Karma 2, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan metode Adams Bashforth-Moulton multiplikatif (M) orde empat beserta penerapannya. Metode tersebut memuat metode Adams Bashforth multiplikatif orde empat

Lebih terperinci

VARIASI METODE CHEBYSHEV DENGAN ORDE KEKONVERGENAN OPTIMAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT ABSTRAK

VARIASI METODE CHEBYSHEV DENGAN ORDE KEKONVERGENAN OPTIMAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT ABSTRAK VARIASI METODE CHEBYSHEV DENGAN ORDE KEKONVERGENAN OPTIMAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Julia Murni 1, Sigit Sugiarto 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Laboratorium Matematika Terapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif dari satu variabel

Lebih terperinci

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1 METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI 1 + Lely Jusnita 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga

Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga Nilwan Andiraja 1, Zulfikar 2 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl.

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga

Aplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga Aplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga Nilwan Andiraja 1, Fiki Rakasiwi 2 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR

APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR SKRIPSI Oleh TILSA ARYENI 110803058 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR JMP : Volume 5 Nomor 1, Juni 201, hal. 4-51 MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR Danar Agus Nugroho dan Rina Reorita Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Email

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI API (APPLICATION PROGRAMMING INTERFACE) ECHO NEST TERHADAP MUSIC INFORMATION RETRIEVAL TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI API (APPLICATION PROGRAMMING INTERFACE) ECHO NEST TERHADAP MUSIC INFORMATION RETRIEVAL TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI API (APPLICATION PROGRAMMING INTERFACE) ECHO NEST TERHADAP MUSIC INFORMATION RETRIEVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: IRMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari berbagai macam fenomena alam dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peran ilmu fisika

Lebih terperinci

METODE GENERALISASI SIMPSON-NEWTON UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN KONVERGENSI KUBIK. Resdianti Marny 1 ABSTRACT

METODE GENERALISASI SIMPSON-NEWTON UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN KONVERGENSI KUBIK. Resdianti Marny 1 ABSTRACT METODE GENERALISASI SIMPSON-NEWTON UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN KONVERGENSI KUBIK Resdianti Marny 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aryati dkk.(2003) menyatakan bahwa persamaan diferensial adalah formulasi matematis dari masalah di berbagai bidang kehidupan. Persamaan diferensial sering

Lebih terperinci

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 103-112 ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Lebih terperinci

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia. METODE SIMPSON-LIKE TERKOREKSI Ilis Suryani, M. Imran, Asmara Karma Mahasiswa Program Studi S Matematika Laboratorium Matematika Terapan, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Pengantar Persamaan Differensial (1)

Pengantar Persamaan Differensial (1) Program Studi Modul Mata Kuliah Kode MK Disusun Oleh Sistem Komputer 01 Persamaan Differensial MKK103 Albaar Rubhasy, S.Si, MTI Pengantar Persamaan Differensial (1) Materi Pembahasan: Deskripsi Perkuliahan

Lebih terperinci

DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Lucy L. Batubara 1, Deswita. Leli 2, Zulkarnain 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Laboratorium Matematika Terapan, Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT. Yenni May Sovia 1, Agusni 2 ABSTRACT

MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT. Yenni May Sovia 1, Agusni 2 ABSTRACT MODIFIKASI METODE NEWTON DENGAN KEKONVERGENAN ORDE EMPAT Yenni May Sovia, Agusni 2 Mahasiswa Program Studi S Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN AUTOMATIC CLUSTERING DAN CHEN S METHOD DALAM LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN AUTOMATIC CLUSTERING DAN CHEN S METHOD DALAM LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN AUTOMATIC CLUSTERING DAN CHEN S METHOD DALAM LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI ROKHANA ETHA DAMAYANTI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci