FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPON TERHADAP NYERI PASIEN POST OPERASI MAYOR DI IRNA BEDAH RSUP. Dr. DJAMIL PADANG 2014.
|
|
- Djaja Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPON TERHADAP NYERI PASIEN POST OPERASI MAYOR DI IRNA BEDAH RSUP. Dr. DJAMIL PADANG 04 Dedi Adha* ABSTRAK Semua pasien post operasi akan mengalami nyeri setelah efek anastesi hilang. Operasi mayor menimbulkan trauma fisik yang luas dan menyebabkan nyeri yang lebih, apabila tidak ditangani dengan benar mengakibatkan peningkatan tekanan darah, pernafasan, suhu tubuh, bahkan dapat meningkatkan kolaps kardiovaskuler dan syok.berdasarkan data medical record RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 0 pasien post operasi mayor yang berada dirawat inap Irna bedah berjumlah 53 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan respon terhadap nyeri pasient post operasi mayor di Irna bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang Penelitian ini menggunakan desain Deskiptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yang telah dilakukan di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal Mei -7 Juni 04. Sampel diambil dengan teknik accidental samplingdan didapatkan 30 orang responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan lembar ceklis, kemudian diolah secara komputerisasi menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-square Hasil penelitian ini didapatkan 36,7% mengalami nyeri sedang, 56,7% berumur dewasa, 56,7% perempuan, 40% mengalami cemas sedang, ada hubungan umur (p value = 0,04), jenis kelamin (p value = 0,0), kecemasan (p value = 0,00) dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang Diharapkan pada perawat yang bertugas di bangsal bedah untuk dapat memberikan penyuluhan pre operasi agar pasien lebih tergambar tentang tindakan yang akan dilakukan serta efek yang ditimbulkan, serta mengajarkan pasien teknik dasar dalam penanganan nyeri. Apabila pasien mengalami masalah psikologis anjurkan pasien untuk mengungkapkan dengan orang yang dapat dipercaya. Kata Kunci : respon nyeri post operasi Alamat Korespondensi : *Dedi Adha Staf Pengajar Program Studi D III Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Jln. Jamal Jamil Pondok Kopi - Siteba
2 PENDAHULUAN Definisi nyeri dari McCaffery merupakan pedoman awal yang sangat berguna untuk mengkaji nyeri. Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa itu ada. (Smeltzer, Bare, 00). Berdasarkan waktu kejadian, nyeri dapat dikelompokan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu detik sampai dengan <6 bulan, biasanya terjadi pada penyakit akut, pada pembedahan dengan awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang bervariasi. Sedangkan nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam >6 bulan. (Tamsuri,0). Menurut Potter dan Perry (993); Torrance dan Sergison (997) secara umum respon pasien terhadap intensitas nyeri terbagi atas respon perilaku dan respon yang dimanifestasikan oleh otot dan kelenjar otonom. Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri diantaranya adalah Umur, Jenis kelamin, Kecemasan, kultur, makna nyeri, perhatian, pengalaman masa lalu, pola koping, support keluarga dan sosial. Toleransi terhadap nyeri meningkat sesuai dengan bertambahnya usia seseorang. Makin bertambahnya usia seseorang makin bertambah pula pemahaman terhadap nyeri dan usaha untuk mengatasinya (Tamsuri 007). Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka menganggap nyeri adalah hal yang alamiah yang harus dijalani. Cara lansia bereaksi terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara bereaksi orang yang lebih muda. Karena individu lansia mempunyai metabolisme yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap massa otot lebih besar dibanding individu berusia lebih muda, oleh karenanya analgesik dosis kecil mungkin cukup untuk menghilangkan nyeri pada lansia. (Retnopurwandi, 008) Jenis kelamin merupakan perbedaan yang telah dikodratkan Tuhan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak sekadar bersifat biologis, akan tetapi juga dalam aspek sosial kultural ini merupakan dampak dari sebuah proses yang membentuk berbagai karakter sifat gender. Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan tersendiri,(ex: tidak pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri). ( Syamsuhidayat, 008) Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam. Kecemasan selalu ada ketika nyeri diantisipasi atau dialami secara langsung dan meningkatkan intensitas nyeri yang dialami. Nyeri menjadi lebih buruk ketika kecemasan, ketegangan, dan kelemahan muncul (Tamsuri 007). Umumnya diyakini bahwa kecemasan yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ditinjau dari aspek fisiologis, kecemasan yang berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Secara klinik, kecemasan pasien menyebabkan menurunnya kadar serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang memiliki andil dalam memodulasi nyeri pada susunan saraf pusat. Hal inilah yang mengakibatkan peningkatan sensasi nyeri. (Smeltzer, Bare, 00). Rasa nyeri timbul hampir setelah tiap jenis operasi, karena terjadi torehan, tarikan, manipulasi jaringan dan organ. Dapat juga terjadi akibat stimulasi ujung saraf oleh bahan kimia yang dilepaskan pada saat operasi atau karena iskhemi jaringan akibat gangguan suplay darah ke salah satu bagian, seperti karena spasmus otot, atau odema. Setelah operasi faktor lain yang menambah rasa nyeri seperti infeksi, distensi, spasmus otot diseputar daerah torehan, pembalut yang ketat atau gips (Morison, 004). Berdasarkan data medical record RSUP. Dr. M.Djamil Padang sejak Januari - 3 Desember 0 pasien post operasi mayor yang berada dirawat inap Irna bedah berjumlah 53 orang, yang terdiri dari 308 perempuan dan 05 lakilaki. Serta 8 lansia, 7 dewasa, 58 remaja
3 dengan tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Dapat dirata-ratakan pasien post operasi mayor berjumlah 43 setiap bulannya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nahrul hayat tahun 00 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan intensitas nyeri pasien post op mayor di Irna bedah RSUP.DR.M.Djamil Padang tahun 00, didapatkan hasil ada pengaruh usia,jenis kelamin,dan kecemasan terhadap intensitas nyeri pasien post mayor di Irna bedah RSUP.DR.M.Djamil padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Deskiptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan intensitas nyeri pasien post operasi mayor di instalasi rawat inap bangsal bedah RSUP. Dr.M. Djamil Padang. Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekitar 43 orang pasien post operasi mayor di instalasi rawat inap bangsal bedah RSUP. Dr.M. Djamil Padang.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi mayor yang ditemui di Bangsal Bedah RSUP DR M.Djamil Padang dan memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan kriteria diatas, sehingga pasien yang memenuhi syarat untuk menjadi reponden pada penelitian ini berjumlah 30 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Respon Nyeri Tabel. Distribusi Frekwensi Respon Nyeri Pasien Post Operasi Mayor Di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil Padang Tahun 04 No Respon Nyeri Frekuensi % B e r d a s 3 a r 4 k a Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat Jumlah ,0 36,7 30,0 3,3 00 Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa pasien post operasi mayor mengalami respon nyeri ringan (0%), nyeri sedang (36,7%), nyeri berat (30%), dan nyeri sangat berat (3,3%) di Irna B RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 04. (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana ditemukan (44,4%) pasien yang mengalami intensitas nyeri ringan. Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa itu ada.(smeltzer, Bare, 00). Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
4 cara memindahkan stimulus nyeri (Hall & Guyton, 997). Menurut analisa peneliti, kurang dari separoh pasien mengalami respon nyeri sedang (36,7%), ini terlihat dari respon yang dialami pasien yaitu ada keluhan nyeri, susah tidur, mulai merintih, memegang bagian yang nyeri, aktivitas terbatas. Selain itu rasa nyeri yang dialami pasien timbul hampir setelah tiap jenis operasi, karena terjadi torehan, tarikan, manipulasi jaringan dan organ. Dapat juga terjadi akibat stimulasi ujung saraf oleh bahan kimia yang dilepaskan pada saat operasi atau karena iskhemi jaringan akibat gangguan suplay darah ke salah satu bagian, seperti karena spasmus otot, atau edema. Setelah operasi faktor lain yang menambah rasa nyeri seperti infeksi, distensi, spasmus otot diseputar daerah torehan, pembalut yang ketat atau gips.. Umur Tabel. Distribusi Frekwensi Umur Pasien Post Operasi Mayor Di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil Padang Tahun 04 No. Umur Frekuensi (Persentase). Lansia 3 43,3. Dewasa 7 56,7 Jumlah didapatkan pasien yang mengalami respon nyeri pada lansia (43,3%) dan pada dewasa (59,7%) di Irna B RSUP. Dr. M.Djamil Padang. (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana (6,%) reponden berumur dewasa. Umur dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah waktu hidup atau ada sejak dilahirkan (Poerwadarminta). Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.menurut Retnopurwandri (008), Makin bertambahnya usia seseorang makin bertambah pula pemahaman terhadap suatu masalah yang diakibatkan oleh suatu tindakan dan usaha untuk mengatasinya. Analisa peneliti, pada umur lansia pasien lebih siap melakukan, menerima dampak, efek dan komplikasi tindakan operasi daripada dewasa. Dalam umur seseorang belum tentu dapat menahan dan menerima suatu tindakan dalam dirinya yang dapat menimbulkan kecatatan pada dirinya. 3. Jenis kelamin Tabel 3 Distribusi Frekwensi Jenis Kelamin Pasien Post Operasi Mayor Di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil Padang Tahun 04 No. Jenis Kelamin f %.. Laki-Laki Perempuan ,3 56,7 Jumlah didapatkan (56,7%) pasien post operasi
5 mayor berjenis kelamin perempuan dan laki-laki (43,3%) di Irna B RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 04. (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana ditemukan (5,8%) berjenis kelamin perempuan. Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan tersendiri. Berbagai penyakit tertentu ternyata erat hubungannya dengan jenis kelamin, dengan berbagai sifat tertentu berperan dalam perbedaan jenis kelamin (Tamsuri, 004) Analisa peneliti, lebih dari separoh (56,7%) responden berjenis kelamin perempuan, dibandingkan responden lakilaki (43,3%). 4. Kecemasan Tabel 4 Distribusi Frekwensi Kecemasan Pasien Post Operasi Mayor Di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil Padang Tahun 04 No. Kecemasan Frekuensi Persentase Tidak ada cemas 5 6,7 Cemas ringan 6 0,0 3 Cemas sedang 40,0 4 Cemas berat 7 3,3 Jumlah didapatkan responden yang tidak ada cemas (6,7%), cemas ringan (0%), cemas sedang (40%), cemas berat (3,3%) di Irna B RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 04. (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana banyak responden dengan tingkat kecemasan ringan (55,5%). Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam.kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (DepKes RI,990). Analisa peneliti, cemas yang dialami responden banyak pada tingkat kecemasan sedang (40%) dibanding tingkat kecemasan ringan, kecemasan berat, dan tidak cemas. Karena kebanyakan responden hanya mengalami beberapa dari tanda-tanda kecemasan, seperti merasakan kelelahan, kecepatan denyut jantung dan peningkatan pernapasan, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu belajar namun tidak optimal, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis. Kecemasan selalu ada ketika nyeri diantisipasi yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
6 5. Hubungan umur dengan respon nyeri Tabel 5. Hubungan Umur Dengan Respon Nyeri Pasien Post Operasi Mayor di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil Padang Tahun 04 Umur Respon Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat Berat Total Lansia Dewasa F % F % f % f % f % 5 7,7 9,4 9 5,4 5,9 7 53,8,8 Total , 5, didapatkan bahwa pasien yang mengalami responden nyeri ringan banyak ditemukan pada pasien yang berumur dewasa (9,4%) dibandingkan dengan pasien yang berumur lansia (7,7%). Setelah dilakukan uji statistik didapatkan ρ value = 0,04 (ρ <0,05) artinya ada hubungan umur dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 04. Penelitian ini sejalan dengan (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana ditemukan (66,6%) respon nyeri banyak ditemukan pada responden dewasa daripada lansia (33,4%). Biasanya pada orang dewasa melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi dan pada umumnya lansia menganggap nyeri sebagai komponen alamiah dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani oleh petugas kesehatan. Di lain pihak, normalnya kondisi nyeri hebat pada dewasa muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa tua. Orang dewasa tua mengalami perubahan neurofisiologi dan mungkin mengalami penurunan persepsi sensori stimulus serta peningkatan ambang nyeri.selain itu, proses penyakit kronis yang lebih umum terjadi pada dewasa tua seperti penyakit gangguan, kardiovaskuler atau diabetes mellitus dapat mengganggu transmisi impuls saraf normal (Ramadhan, 00). Cara lansia bereaksi terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara bereaksi orang yang lebih muda, karena individu lansia mempunyai metabolisme yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap massa otot lebih besar dibanding individu berusia lebih muda, oleh karenanya analgesik dosis kecil mungkin cukup untuk menghilangkan nyeri pada lansia (Smeltzer, Bare, 00). Analisa peneliti, adanya hubungan umur dengan respon nyeri karena dalam menghadapi nyeri yang dideritanya, respon dari setiap individu berbeda-beda baik tua maupun muda. Umumnya pada lansia lebih siap untuk melakukan, menerima dampak, efek, dan komplikasi tindakan operasi daripada dewasa. Hendaknya pasien pre operasi mempertahankan kondisi psikologisnya seperti tingkat nyeri pada rentang normal, apabila mengalami masalah sebaiknya diungkapkan atau berbagi rasa dengan orang yang dapat dipercaya agar tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan.
7 6. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Respon Nyeri Tabel 6 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Respon Nyeri Pasien Post Operasi Mayor di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil Padang.Tahun 04 Jenis Kelamin Respon Nyeri Total Ringan Sedang Berat Sangat Berat f % F % F % f % F % Laki-Laki Perempuan 4 5,4 3,5 9 69,,8 8 7,7 47, 3 7,7 7,6 Total ρ value = 0, didapatkan bahwa pasien yang mengalami responden nyeri ringan banyak ditemukan pada pasien perempuan (3,5%) dibandingkan dengan pasien laki-laki (5,4%). Setelah dilakukan uji statistik didapatkan ρ value = 0,000 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan jenis kelamin dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 04. (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana banyak respon nyeri sedang banyak ditunjukan oleh responden perempuan (,7%) daripada laki-laki (9,5%). Jenis kelamin merupakan perbedaan yang telah dikodratkan Tuhan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak sekadar bersifat biologis, akan tetapi juga dalam aspek sosial kultural ini merupakan dampak dari sebuah proses yang membentuk berbagai karakter sifat gender. Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan tersendiri,(ex: tidak pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri). (Syamsuhidayat, 008). Analisa peneliti, adanya hubungan jenis kelamin dengan respon nyeri karena laki-laki dan perempuan berbeda dalam merespon nyeri. Hal ini karena laki-laki lebih siap menerima tindakan operasi disebabkan kemampuan fisik dan mental laki-laki lebih kuat dan lebih siap untuk melakukan, menerima dampak, efek, dan komplikasi tindakan operasi, sedangkan perempuan lebih suka mengeluhkan sakitnya dan menangis. 7. Hubungan Kecemasan Dengan Respon Nyeri Tabel 7 Hubungan Kecemasan Dengan Respon Nyeri Pasien Post Operasi Mayor di Irna Bedah RSUP. Dr. M.Djamil PadangTahun 04 Kecemasan Respon Nyeri Total Ringan Sedang Berat Sangat Berat F % f % F % f % f % Tidak ada Cemas Ringan Sedang Berat 40,0 33,3 8,3 4, ,0 50,0 4,7 4,3 6 0,0 6,7 50,0 4, ,0 0,0 0,0 57, Total
8 didapatkan bahwa pasien yang mengalami responden nyeri ringan banyak ditemukan pada pasien perempuan (3,5%) dibandingkan dengan pasien laki-laki (5,4%). Setelah dilakukan uji statistik didapatkan ρ value = 0,000 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan jenis kelamin dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 04. (00) tentang faktor-faktor yang Bukittinggi, dimana banyak respon nyeri sedang banyak ditunjukan oleh responden perempuan (,7%) daripada laki-laki (9,5%). Jenis kelamin merupakan perbedaan yang telah dikodratkan Tuhan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak sekadar bersifat biologis, akan tetapi juga dalam aspek sosial kultural ini merupakan dampak dari sebuah proses yang membentuk berbagai karakter sifat gender. Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan tersendiri,(ex: tidak pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri). (Syamsuhidayat, 008). Analisa peneliti, adanya hubungan jenis kelamin dengan respon nyeri karena laki-laki dan perempuan berbeda dalam merespon nyeri. Hal ini karena laki-laki lebih siap menerima tindakan operasi disebabkan kemampuan fisik dan mental laki-laki lebih kuat dan lebih siap untuk melakukan, menerima dampak, efek, dan komplikasi tindakan operasi, sedangkan perempuan lebih suka mengeluhkan sakitnya dan menangis. Analisa peneliti, cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas. Kecemasan hampir selalu ada ketika nyeri diantisipasi atau dialami secara langsung dan cenderung meningkatkan intensitas nyeri yang dialami. Studi telah ρ value = 0,00 mengindikasikan bahwa pasien yang diberi pendidikan pra operasi tentang hasil yang akan dirasakan pasca operasi tidak menerima banyak obat-obatan untuk nyeri dibandingkan orang yang mengalami prosedur operasi yang sama tetapi tidak diberi pendidikan pra operasi. Nyeri menjadi lebih buruk ketika kecemasan, ketegangan dan kelemahan muncul. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 04, maka dapat disimpulkan bahwa :. Kurang dari separoh (36,7%) pasien post operasi mayor mengalami respon nyeri sedang di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun 04.. Lebih dari separoh (56,7%) pasien post operasi mayor berumur dewasa di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun Lebih dari separoh (56,7%) pasien post operasi mayor berjenis kelamin perempuan di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun Kurang dari separoh (40,0%) pasien post operasi mayor mengalami cemas sedang di Irna Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahun Ada hubungan umur dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 04 dengan nilai (p value = 0,04). 6. Ada hubungan jenis kelamin dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 04 dengan nilai (p value = 0,0). 7. Ada hubungan kecemasan dengan respon nyeri pasien post operasi mayor di RSUP. Dr. M.Djamil Padang tahun 04 dengan nilai (p value = 0,00). Saran yang dapat diberikan penelitian adalah :. Bagi Perawat Bangsal Bedah RSUP.Dr.M.Djamil Padang diharapkan pada perawat yang bertugas di bangsal bedah untuk dapat memberikan penyuluhan pre operasi agar pasien lebih tergambar tentang tindakan yang akan dilakukan serta
9 efek yang ditimbulkan, serta mengajarkan pasien teknik dasar dalam penanganan nyeri yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam atau distraksi. Apabila pasien mengalami masalah psikologis anjurkan pasien untuk mengungkapkan atau berbagi rasa dengan orang yang dapat dipercaya agar tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan.. Bagi Institusi PendidikanDiharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang bagi mahasiswa khususnya keperawatan 3. Bagi Peneliti SelanjutnyaDiharapakan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan data awal untuk melakukan penelitian terkait tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan respon nyeri dengan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini, 005. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta Ahmad Rifai. 00. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasien post Bukittinggi Hall dan Guyton, 997. Fisiologi Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC Hidayat, A. Aziz Hidayat, 008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Morison, 004. Manajemen luka. Alih bahasa Tyasmono AF. Jakarta : EGC Notoadmodjo, 005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry, 006. Fundamantal Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi keempat. Jakarta: EGC Rondhianto (008). Perawatan post anestesi di ruang pemulihan (recovery room). Dibuka pada tanggal 5 Januari 04 dari Sjamsuhidajat R, Jong WD, 005. Ilmu Bedah. Edisi ke-dua. Jakarta: EGC Smeltzer, Bare, 00. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC. Tamsuri, A, 007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC DepKes RI, 990 teori kecemasan (Online), om/009/03/teori-kecemasan.html) diakses9 Desember 03 Retno purwandi, 008 Keperawatan Nyeri (Online),( /0/konsep-dasar- nyeri.html) diakses 3 Desember 03 Syamsuhidayat, 008 Penanganan nyeri (Online), ( kuliah/konsep-nyeri.html/comment-page- ) diakses 5 Desember 03
BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal
Lebih terperinciINFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :
TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas
Lebih terperinciKata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es
GASTER, Vol. 7, No. Agustus (56-573) PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN STIMULASI SARAF ELEKTRIK TENS DAN TERAPI ES TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN SIMPLE FRAKTUR DIRUANG PREMEDIKASI INSTALASI BEDAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011
PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI PKU MUHAMMADIYAHGOMBONG Endah Estria Nurhayati 1, Herniyatun 2,Safrudin ANS 3 1,2,3Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
15 Bibliography : 35 (2002-2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan oleh dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN
ISSN 2407-7232 JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN Volume 1, No. 2, Agustus 2015 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Lingkungan Berpengaruh dengan Kejadian ISPA pada Balita Tugas Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERSEPSI NYERI PADA PASIEN APENDISITIS DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERSEPSI NYERI PADA PASIEN APENDISITIS DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM Mutia Amalia Lubis Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Batam ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah suatu bentuk tindakan invasif yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN SPO PEMASANGAN INFUS OLEH PERAWAT PELAKSANA DI IRNA C NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2010
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN SPO PEMASANGAN INFUS OLEH PERAWAT PELAKSANA DI IRNA C NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2010 M. Ilhamdi Rusydi*, Nova Fridalni**, Yani Nurman ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena
Lebih terperinciPERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI
PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit yang menyebabkan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan atau menghilangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkiraan tindakan pembedahan di dunia adalah 234 juta tindakan setiap tahunnya bahkan melebihi jumlah kelahiran. Pada tahun 2002, bank dunia melaporkan bahwa dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu keadaan yang sangat serius pada pasien pre operasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan gelisah serta menggambarkan perasaan keraguraguan,
Lebih terperinciGuntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciHUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya
Lebih terperinciTINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH
TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH Rahmat Ali Putra Hrp*Asrizal** *Mahasiswa **Dosen Departemen Keperawatan Medikal bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner data demografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida yang mengalami nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RSB Mutiara Bunda-Salatiga.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Alamat : Saya telah membaca surat permohonan dan mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu ketika mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri atau rasa sakit merupakan respon yang paling dipahami oleh individu ketika mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi yang diekspresikan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN
PENELITIAN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN I Wayan Darwane*, Idawati Manurung** Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Appendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu dan umbai cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008). Sedangkan menurut
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, individu bisa saja merasakan sehat maupun sakit. Sehat adalah keadaan dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS
PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS Imelda Rahmayunia Kartika e-mail: syeirha_girl@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinci*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten
HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DAN KADAR GULA DARAH DENGAN TERJADINYA ULKUS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Saifudin Zukhri* ABSTRAK Latar Belakang : Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciNaskah Publikasi Program Studi Ners Agustus 2017
Hubungan Mekanisme Koping Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Diabetesi di Wilayah Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan Lu lu Khoerunnida, Rita Dwi Hartanti STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Lebih terperinciMEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG
MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciSumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK
Perbedaan Rasa Nyeri Pada Kala I Fase Aktif Terhadap Ibu Bersalin dengan Dilakukan Massase Punggung dan Tidak Dilakukan Massase Punggung (Studi Kasus di BPS. Kisworo Pratiwi Surabaya). Sumiati Tenaga Pengajar
Lebih terperincimemberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia inguinalis merupakan permasalahan yang bisa ditemukan dalam kasus bedah. Kasus kegawatdaruratan dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat Strangulasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kecemasan merupakan gangguan psikiatri yang sering ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun
32 BAB 5 HASIL PENELITIAN Dari Penelitian Analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Sekolah Dasar Pelangi kasih, Sekolah Dasar Theresia, dan Sekolah Dasar Negeri Pegangsaan
Lebih terperinciGAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN
GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN Dolis Yesti Fennyria Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Sectio caesarea merupakan salah satu cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi kecenderungan operasi sesar (SC) semakin diminati orang. Angka kejadian operasi sesar di Amerika Serikat meningkat dari 5,5%
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinciSiti Fadlilah INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN STATUS TANDA-TANDA VITAL PADA PASIEN PRE-OPERASI LAPAROTOMI DI RUANG MELATI III RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Siti Fadlilah INTISARI Latar Belakang: Pasien
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR.
SKRIPSI PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Penelitian Keperawatan Medikal Badah
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENYULUHAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN PRE OPERASI DI IRNA B BEDAH RSUP Dr. M.DJAMIL PADANG Penelitian Keperawatan Medikal Bedah SKRIPSI
Lebih terperinci