UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN GIZI DENGAN FOKUS PADA PERIODE 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DI TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA Dengan topik :
|
|
- Sugiarto Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN GIZI DENGAN FOKUS PADA PERIODE 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DI TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA Dengan topik : PROGRAM SPESIFIK DAN SENSITIF UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN GIZI DENGAN FOKUS PADA PERIODE 1000 HARI PERTAMA DI KABUPATEN MAGETAN DR. H. KRA. SUMANTRI NOTO ADINAGORO, MM Bupati Magetan
2 PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN DINAS KESEHATAN Jln. Imam Bonjol No. 4 Magetan PROGRAM SPESIFIK DAN SENSITIF UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN GIZI DENGAN FOKUS PADA PERIODE 1000 HARI PERTAMA DI KABUPATEN MAGETAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2016
3 KABUPATEN MAGETAN PETA KABUPATEN MAGETAN ( MAP OF MAGETAN REGENCY ) LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN MAGETAN Uraian Satuan Keterangan Koordinat Lintang Koordinat Bujur Lintang Selatan (LS) Bujur Timur (BT) 7 o 30' 34'' - 7 o 47' 49'' 111 o 10' 54'' o 30' 46'' Luas Wilayah km 2 688,85 Ketinggian Wilayah m.dpl Suhu Dataran Tinggi o Celcius Dataran Rendah o Celcius Curah Hujan Dataran Tinggi mm Dataran Rendah mm Batas Wilayah Utara Kab. Ngawi Timur Selatan Barat Kab. Madiun dan Kota Madiun Kab. Ponorogo dan Kab. Wonogiri (Jawa Tengah) Kab. Karanganyar (Jawa Tengah)
4 VISI DAN MISI KABUPATEN MAGETAN
5 VISI KABUPATEN MAGETAN TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MAGETAN YANG ADIL DAN BERMARTABAT MISI KABUPATEN MAGETAN Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat. Mewujudkan kepemerintahan yang baik dan peningkatan SDM yang profesional yang dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah. Menggairahkan perekonomian daerah melalui program pengungkit bagi masyarakat dan optimalisasi pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan. Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dalam menunjang pertumbuhan perekonomian daerah. Mewujudkan suasana aman dan damai melalui kepastian, penegakan dan perlindungan hukum.
6 SASARAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI 6 (ENAM) W Kesejahteraan, dilihat dari filosofi Jawa, bahwa masyarakat yang dikatakan sejahtera setidaktidaknya memenuhi indikator 6 (enam) W, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. WAREG Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan kenyang, secara tersirat dapat dimaknai bahwa orang hidup itu dikatakan sejahtera bila cukup pangan, sandang dan papan. 2. WARAS Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sehat, yaitu manusia dikatakan sejahtera bila sehat jasmani dan rohani. 3. WASIS Dimaknai berpendidikan yang cukup dan layak. 4. WUTUH Yang dapat dimaknai adanya keseimbangan antara jasmani dan rohani. 5. WIDODO Memberikan makna bahwa orang hidup dapatnya memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. 6. WASKITO Yang diartikan sebagai manusia yang visioner atau berpandangan jauh ke depan.
7 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN
8 VISI KABUPATEN MAGETAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT MAGETAN YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT MISI KABUPATEN MAGETAN Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat secara mandiri dalam upaya hidup sehat Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel
9 Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Pembangunan pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya. UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Arah perbaikan gizi adalah MENINGKATNYA MUTU GIZI perorangan dan masyarakat. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat bersama-sama menjamin tersedianya bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi secara merata dan terjangkau Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN Arah Pembangunan Pangan dan Gizi yaitu meningkatkan ketahanan pangan dan status kesehatan dan gizi masyarakat. 9 9
10 Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi... (2) Inpres Nomor 3 Tahun 2010 Perlunya disusun dokumen Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) di 33 provinsi. UU Pangan NO 18 Tahun 2012 (psl 63) Pemerintah menetapkan kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun rencana aksi pangan dan gizi setiap 5 (lima) tahun Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari perta kehidupan
11 Dasar Acuan Kabupaten Magetan untuk meningkatkan Cakupan ASI Eksklusif : PP RI NOMOR 33 TAHUN 2012 : TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
12 KOMITMEN PEMERINTAH DALAM UPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DI INDONESIA GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada seribu hari pertama kehidupan
13 INDIKATOR KINERJA PROGRAM GIZI
14 INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KEGIATAN PEMBINAAN GIZI TAHUN No. Indikator Kinerja Target ( % ) Presentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan 2 Presentase balita yang ditimbang berat badannya 3 Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 4 Presentase Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium 5 Presentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 6 Presentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
15 INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KEGIATAN PEMBINAAN GIZI TAHUN No. Indikator Kinerja Target ( % ) Presentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan tambahan 8 Presentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan 9 Presentase remaja puteri yang mendapat TTD 10 Presentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 11 Presentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 12 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram)
16 INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KEGIATAN PEMBINAAN GIZI TAHUN No. Indikator Kinerja Target ( % ) Presentase Balita yang mempunyai Buku KIA/KMS 14 Presentase balita yang ditimbang Naik berat badannya 15 Presentase balita yang ditimbang yang Tidak Naik berat badannya (T) 16 Presentase balita yang ditimbang yang Tidak Naik berat badannya dua kali berturut turut (2T) 17 Persentasi balita dibawah Garis Merah (BGM) < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 15 < 14 < 13 < 12 < Persentase Ibu Hamil Anemia < 20 < 19 < 18 < 17 < 15
17 CAPAIAN KINERJA PROGRAM GIZI
18 DATA SKDN TH 2010 s/d 2015 KABUPATEN MAGETAN S K D N
19 Persentase Kasus Gizi Buruk Tahun 2011 s/d 2016 Kabupaten Magetan
20 PENYEBAB GIZI BURUK
21 Cakupan Angka STUNTING Kabupaten Magetan
22 HASIL SURVEI KONSUMSI GARAM BERYODIUM DAN KADARZI
23 Pencapaian D/S
24 Pencapaian N/D
25 Pencapaian FE 1 dan FE 3
26 Pencapaian VIT A Biru & Merah
27 VITAMIN A IBU NIFAS
28 Cakupan ASI EKSKLUSIF
29 DUKUNGAN DANA DAN KEGIATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PROGRAM GIZI Kabupaten Magetan
30 ANGGARAN PROGRAM GIZI NO TAHUN JUMLAH ANGGARAN Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp ,-
31 JENIS PELATIHAN YG DIIKUTI NO TAHUN NAMA PELATIHAN JUMLAH PESERTA ( ORG ) SUMBER DANA Tata Laksana Gizi Buruk 15 APBD Peningkatan Kapasitas Konseling Menyusui 2 APBD Pemantauan Pertumbuhan WHO 2 APBD Tata Laksana Gizi Buruk 8 APBD Pemantauan Pertumbuhan WHO 1 APBD Konselor ASI 1 APBD Konselor ASI 66 APBD Enumerator Survey PKG 2 APBD Rapid Survey 1 APBD TOT Fasilitator PMBA 1 APBD 1
32 JENIS PELATIHAN YG DIIKUTI NO TAHUN NAMA PELATIHAN JUMLAH PESERTA ( ORG ) SUMBER DANA Pemantauan Pertumbuhan WHO 1 APBD OJT PMBA 112 ( Kader Posyandu) APBD 2 & MCAI Software Nutriclin 2 APBD Pemantauan Pertumbuhan WHO 24 APBD PMBA 24 APBD Konselor ASI 22 APBD TOT Fasilitator PMBA 3 APBD PMBA 24 APBD TOT Fasilitator Pemantauan Pertumbuhan WHO 2 APBD 1
33 JUMLAH TENAGA KESEHATAN TERLATIH NO JENIS PELATIHAN GIZI BIDAN DOKTER TENAGA KESEHATAN LAIN TENAGA LAIN 1 Konselor ASI Pemantauan Pertumbuhan WHO Software Nutriclin PMBA Fasilitator Pemantauan Pertumbuhan WHO / PMBA 6 Tata Laksana Gizi Buruk /3 7 Enumerator Survey PKG 2 8 Nutriclin 27
34 KEGIATAN DI KABUPATEN MAGETAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF ANTARA LAIN : TAHUN 2012 KAB. MAGETAN MENDAPAT BANTUAN UNTUK PENGADAAN RUANG LAKTASI DI 15 LOKASI DI KAB. MAGETAN MELAKSANAKAN PELATIHAN-PELATIHAN BAGI PETUGAS PEMERINTAH MAUPUN SWASTA YANG MENDUKUNG PENINGKATAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF
35 MEMBENTUK KELAS PEDULI ASI DI MASYRAKAT MEMBENTUK KELAS NENEK ASI DI DESA/KELURAHAN MEMBERIKAN PENGHARGAAN BERUPA SERTIFIKAT PADA BAYI YANG SUDAH LULUH ASI EKSKLUSIF MENINGKATKAN SOSIALISASI DAN PENYULUHAN YANG DILAKUKAN DI MASYARAKAT TAHUN 2015 ADA BANTUAN DANA HIBAH MCAI DI 13 PUSKESMAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN PETUGAS DAN KADER
36 GAMBARAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TAHUN 2015 DI MAGETAN
37 TARGET INDIKATOR PROGRAM KES. ANAK TAHUN 2015 Indikator Kesehatan Anak KN KN Lengkap Neo Risti Cak. Bayi Par Cak.Anbal Par Cak.Apras Par
38 ANGKA KEMATIAN IBU DI KAB. MAGETAN ( PER Kelahiran Hidup) Per KH Dalam Angka
39 GAMBARAN AKI TAHUN AKI MAGETAN DI MAGETAN Per KH TRIB II SUMBER : Data LKI (LAPORAN KEMATIAN IBU) KAB. MAGETAN
40 Intervensi Perbaikan Gizi Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif
41 INTERVENSI GIZI SPESIFIK Adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Intervensi gizi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek
42 2.Ibu Menyusui Kepada ibu menyusui Promosi menyusui / ASI Eksklusif Konseling Menyusui 3.Bayi & Balita Intervensi Gizi Spesifik Pemantauan pertumbuhan (D/S = 85% Suplemen vitamin A = 85% Pemberian garam iodium PMT / MPASI Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia) Zink untuk manajemen diare Pemberian obat cacing 1. Ibu hamil 6. Lansia Suplementasi besi folat = 80 % PMT ibu hamil KEK Penanggulangan kecacingan Suplemen kalsium Konseling gizi Pelayanan gizi Lansia 5. Remaja & Usia produktif Kespro remaja Konseling: Gizi Suplementasi Fe 4. Usia sekolah Penjaringan Bln Imunisasi Anak Sekolah Upaya Kes Sekolah PMT anak sekolah di Prov. Papua dan P Barat Promosi MJAS di sekolah
43 INTERVENSI GIZI SENSITIVE adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK. Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat langgeng ( sustainable ) dan jangka panjang. Beberapa kegiatan tersebut adalah penyediaan air bersih, sarana sanitasi, berbagai penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, fortifikasi pangan, pendidikan dan KIE Gizi, pendidikan dan KIE Kesehatan, kesetaraan gender, dan lain-lain
44 INTERVENSI GIZI SENSITIF: Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor BKP/PERTANIAN Ketahanan Pangan dan Gizi PU Air Bersih & Sanitasi BPJS Jaminan Kesehatan Masyarakat PP DAN PA Remaja Perempuan SOSIAL Penanggulang an Kemiskinan BKKBN AGAMA Pendidikan Gizi Masyarakat DIKBUD Keluarga Berencana
45 PERAN PKK DALAM UPAYA PENINGKATAN PROGRAM GIZI K A B U P A T E N M A G E T A N
46 PERAN KADER 1. Penggerak Membantu petugas dalam deteksi dini balita kurang gizi 2. Penyuluh Membantu petugas memberikan penyuluhan secara inter-personal serta kelompok 3. Membantu Pelayanan Mengingatkan ibu untuk selalu membawa balita ke posyandu Menggunakan Buku KIA dalam melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan ibu dan anak (Tanda bahaya bagi ibu, bayi dan balita) Membantu petugas untuk memantau pelaksanaan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita 4. Motivator memotivasi ibu untuk memenuhi gizi seimbang bagi balita
47 KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KABUPATEN MAGETAN
48 Kegiatan STBM tahun fokus pada Pilar 1 (Stop BABS) Upaya mewujudkan Kabupaten Magetan ODF tahun 2014 adalah tanggung jawab semua komponen yang ada baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.
49 SASARAN Terlaksananya gerakan sanitasi dan perubahan perilaku masyarakat untuk berhenti dari kebiasaan buang air besar sembarangan menjadi perilaku buang air besar secara sehat; Terlindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang ditularkan melalui tinja.
50 KONDISI AWAL
51 Dukungan Pemerintah - Regulasi - Pembiayaan - Pemberian Penghargaan untuk Desa ODF - Sinergi Program lintas sektor untuk mewujudkan Magetan ODF
52 REGULASI MAGETAN ODF INSTRUKSI BUPATI MAGETAN NOMOR 1 TAHUN 2011, TENTANG MAGETAN TERBEBAS DARI BAB TIDAK SEHAT ( ODF ) 2. INSTRUKSI BUPATI MAGETAN NOMOR 4 TAHUN 2011, GERAKAN BERSAMA MENUJU MAGETAN YANG BERSIH, SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN DAN INDAH ( MAGETAN BERSERI ) 3. SURAT EDARAN BUPATI MAGETAN TENTANG OPTIMALISASI MEWUJUDKAN KABUPATEN MAGETAN ODF RAKOR RUTIN DG POKJA SANITASI MEMBAHAS KEGIATAN / OPTIMALISASI ODF
53 5. UPDATE DATA AKSES JAMBAN ( OJT SMS GATE WAY ) 6. OPTIMALISASI PELAKSANAAN STBM DENGAN LINTAS SEKTOR (MENGIKUT SERTAKAN LINTAS SEKTOR DALAM KEGIATAN MONITORING AKSES JAMBAN) 7. PEMBENTUKAN TIM RAYONERING STBM TINGKAT KABUPATEN 8. PEMBENTUKAN KADER PEMANTAU ODF (KPO) 9. ADANYA PERATURAN DESA TENTANG LARANGAN BABS 10. PEMBERIAN PIAGAM PENGHARGAAN UNTUK DESA/KELURAHAN ODF 11. PEMBERIAN REWARD UNTUK DESA ODF BERUPA CETAKAN BUIS BETON (8 DESA)
54
55
56
57 INTERVENSI PROGRAM JAJARAN KESEHATAN : Pemicuan akses jamban baik di komunitas maupun anak sekolah Penyuluhan ttg pentingnya BAB di jamban sehat kepada : - PKK - Dharmawanita - Posyandu
58
59 Penyebar luasan media promosi, melalui media cetak atau elektronik : - leafleat - poster - banner - siaran radio - tv lokal ( JTV ) - Jawa Pos ( radar Magetan )
60 Pembentukan Tim Rayonering dg SK Kepala Dinas Kesehatan ; Tujuan : untuk mengoptimalkan pelaksanaan di desa yang belum ODF dg kegiatan : - Pemicuan - Monev pasca pemicuan - Verifikasi ODF - Monev pasca ODF Demo pembuatan jamban sehat sederhana dg melibatkan wusan, tukang yang ada di desa dan masyarakat serta organisasi profesi
61
62 BANGUNAN FISIK PROGRAM SANIMAS
63 BAPERMAS - Mengikutsertakan dari Dinas Kesehatan ataupun Pokja AMPL dalam perencanaan program PNPM - Pengalokasian pembangunan jamban oleh PNPM selalu dikoordinasikan dg Dinas Kesehatan ORPROF ( Organisasi Profesi ) Kesehatan : (IDI, PDGI, IBI, PPNI, HAKLI, PATELKI, PPGI) ORPROF ikut serta dalam pelaksanaan : Pembuatan jamban sehat sederhana yang dilakukan dengan gotong royong pada acara bakti sosial HKN Mengikuti monev akses jamban yg dijadualkan oleh Puskesmas
64 Keikutsertaan Orprof dalam program STBM
65 FORUM KABUPATEN SEHAT Selalu mendukung Program STBM, dari : Pemicuan Penyuluhan Monev Verifikasi
66 PG ( Pabrik Gula ), PDAM dan BPD : Dengan memberikan CSR berupa stimulan jamban untuk masyarakat kurang mampu, setelah melalui proses pemicuan yg dilakukan oleh tim fasilitator WUSAN : Dengan adanya wusan yg telah terlatih maka pembangunan jamban sehat sederhana banyak terbangun dan menghilangkan anggapan membangun jamban itu mahal
67 Pembangunan jamban oleh Wirausaha Sanitasi
68 HASIL AKSES JAMBAN SETELAH ADA INTERVENSI Peningkatan Akses Jamban - Tahun 2009 : 58,30 % - Tahun 2010 : 66,00 % - Tahun 2011 : 81,70 % - Tahun 2012 : 90,15 % - Tahun 2013 : 92,37 % - Tahun 2014 : 100 %
69
70
71 Data Sarana Akses Jamban Masyarakat Kab. Magetan - Jumlah Jamban Leher Angsa (Jamban Sehat Permanen/JSP) : KK ( 74,18% ) - Jumlah Jamban Cubluk/Cemplung (Jamban Sehat Semi Permanen/JSSP) : KK ( 21,28% ) - Jumlah Sharing / gabung : KK ( 4,54% ) Target Pencapaian Program STBM s/d tahun 2019 Peningkatan tangga sanitasi peningkatan kualitas jamban sehat (dari JSSP dan Sharing ke JSP) : 100 % masy. akses jamban sehat permanen Peningkatan Pilar STBM selanjutnya 50 % Desa STBM
72
73 PENERIMAAN PENGHARGAAN PERSAGI AWARD
74 PENGHARGAAN ADHI KARYA PANGAN NUSANTARA
75
76 KEGIATAN STBM YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2015
77 SIMULASI ASI EKSKLUSIF
78 KOMITMEN BIDAN MENDUKUNG ASI EKSKLUSIF
79 KOMITMEN BIDAN MENDUKUNG TIDAK MEMAKAI SUSU FORMULA
80 PEMBENTUKAN KOMITMEN LINTAS SEKTOR MENDUKUNG PROGRAM GIZI 80
81
82 KELAS NENEK ASI
83 KELAS AYAH ASI
84 SOSIALISASI ASI IBU BEKERJA
85 SOSIALISASI ASI EKSKLUSIF
86 KONSELING MENYUSUI
87 HARI IKAN NASIONAL
88 DOKUMENTASI KEGIATAN BUPATI MAGETAN Bapak Bupati Magetan Drs. H. SUMANTRI, MM memberikan pangan lokal bagi siswa SD dalam rangka Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapak Bupati Magetan Drs. H. SUMANTRI, MM memberikan susu segar untuk siswa TK dan SD pada acara Sambang Desa
89 Bapak Bupati Magetan Drs. H. SUMANTRI, MM memberikan Trophy Kejuaraan Lomba Cipta Menu Tingkat Kab. Magetan
90 SOSIO DRAMA KELAS PEDULI ASI 90
91 LEMBAR BALIK UNTUK KELAS PEDULI ASI KERJASAMA PUSKESMAS & PNPM
92
93 MAGETAN KUMANDANG YEN KABEH PODHO TUMANDANG
94
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007
Lebih terperinciTANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan
TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan Mengapa Terjadi Kurang Gizi di Indonesia? Hanya 36% balita 6-23 bulan yang mengkonsumsi asupan makanan berkecukupan
Lebih terperinciREVITALISASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MELALUI PGS DAN PSG
REVITALISASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI 2015 2019 MELALUI PGS DAN PSG ANUNG SUGIHANTONO Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada: Workshop Cakupan Indikator Pembinaan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET
EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan
Lebih terperinciDinas Kesehatan Aceh 2016
Dinas Kesehatan Aceh 2016 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019 Peningkatan surveilans gizi termasuk 1 pemantauan pertumbuhan Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, dll 2 PERBAIKAN GIZI Peningkatan
Lebih terperinciEVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu 1. Akses Pelayanan Antenatal Pelaksanaan kegiatan yang belum sesuai
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan
Lebih terperinciRPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT
RPJMN 2015-2019 KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT ISU YANG BELUM TERSELESAIKAN Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Tingkat Fertilitas yang Stagnan Ketersediaan Farmasi dan Alkes Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi
1 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Input a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi di Kota Bengkulu yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp. 239.990.000,00 (proporsi 0,64%)
Lebih terperinciPEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR
1 PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR 1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga
Lebih terperinciPokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)
Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) Subandi Sardjoko Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Disampaikan pada Lokakarya
Lebih terperinciDisampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012
Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Lebih terperinciDr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK
Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI UPT PUSKESMAS CARINGIN TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KECAMATAN CARINGIN Jl. Kol. Bustomi No.47 Desa Caringin Kecamatan Caringin Telepon (0251) 8220966 Email: puskesmas.caringin@yahoo.com KERANGKA ACUAN
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI
ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI Kuliah Pembekalan KKP 2012 DR. Ikeu Tanziha Pengertian Pengertian analisis situasi pangan dan gizi adalah kegiatan pengamatan terhadap
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp 0748.21052 SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112 Organisasi Bidang Seksi Program KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TAHUN ANGGARAN 2013 : Dinas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciP O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS
P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS I Gambaran Umum Generasi Sehat dan Cerdas selanjutnya disebut GSC, mulai dilaksanakan sejak tahun 2007, sebagai salah satu program nasional
Lebih terperinciMasalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global
Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global Endang L. Achadi FKM UI Disampaikan pd Diseminasi Global Nutrition Report Dalam Rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2015 Diselenggarakan oleh Kementerian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.
No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa dinilai dengan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
Lebih terperinciMencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.
v Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. Direktur PKGBM MCA-Indonesia, Iing Mursalin STANTING STANTING ADALAH Ketika balita lebih pendek dari standar tinggi badan seumurnya. Hampir 9 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
Lebih terperinciUPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI YUSNIWATI, SKM, M. KES DINAS KESEHATAN PROVINSI ACEH
ANALISIS PENILAIAN STATUS GIZI DARI PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016 UNTUK PENGGERAKAN PELAKSANAAN KEGIATAN GIZI MASYARAKAT TA 2017 DAN KEBIJAKAN KEGIATAN GIZI MASYARAKAT TA 2018 UPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan pangan
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA
94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)
Lebih terperinciKegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017
Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017 Disampaikan Pada : Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Program Kesehatan Masyarakat Bekasi 14-17 Juni 2016 STATUS KESEHATAN PEREMPUAN Angka Kematian Ibu
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
Lebih terperinciWonogiri, 11 Pebruari 2014
Wonogiri, 11 Pebruari 2014 luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7 0 32 dan 8 0 15 Lintang Selatan (LS) dan 110 0 41 dan
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) I. Pendahuluan II. III. IV. Pangan dan Gizi Sebagai Investasi Pembangunan Analisis Situasi Pangan dan Gizi
Lebih terperinciKEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG
KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan yang tertuang dalam arah kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi masalah gizi ganda, yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari kemajuan jaman pada latar
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.188, 2017 KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Kebijakan Strategis. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN
Lebih terperinciBAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan sumber
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan
Lebih terperinciPANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI
PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciSekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011
Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011 TUJUAN POKJANAL/POKJA POSYANDU adalah untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 747/Menkes/SK/VI/2007 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SIAGA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 747/Menkes/SK/VI/2007 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SIAGA DEPARTEMEN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PROGRAM ASI DI KABUPATEN KLATEN. Oleh : dr.ronny Roekmito, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kab.Klaten
UPAYA PENINGKATAN PROGRAM ASI DI KABUPATEN KLATEN Oleh : dr.ronny Roekmito, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kab.Klaten Latar Belakang: Gempa...2006 VIDEOKlaten Bantuan Yang Tidak Terkontrol Susu Formula diberikan
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
Lebih terperinciPeluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk
Peluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Dalam rangka memfasilitasi kegiatan penciptaan permintaan (Demand Creation), TERIMA BERSIH menggagas suatu kegiatan kompetisi
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciINTEGRASI 3 KOMPONEN STBM
BIMA MENUJU KABUPATEN BASNO (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL) TH. 2015 DENGAN PENDEKATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM PETA KAB.BIMA JUMLAH TINJA BERSERAKAN DI KAB.
Lebih terperinciEfektif Intervensi Gizi dan Perkembangannya di Indonesia Oleh Prof. (Em) Soekirman Yay. Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia
Efektif Intervensi Gizi dan Perkembangannya di Indonesia Oleh Prof. (Em) Soekirman Yay. Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia Pertemuan Nasional PDGMI 12 November 2016 11/12/2016 Prof. (Em)
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,
Lebih terperinciSERIBU HARI UNTUK NEGERI
SERIBU HARI UNTUK NEGERI (DRAFT) PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA I. LATAR BELAKANG Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan
Lebih terperinciISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA
ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciPendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013
Pendekatan Kebijakan di Hulu Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013 Permasalahan Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Masih
Lebih terperinciAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
SAMBUTAN DIRJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA WORKSHOP DALAM RANGKA HARI GIZI NASIONAL KE 55 JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu
Lebih terperinciBAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016
SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI 1 Pendahuluan 2 Latar Belakang 3 Tujuan a. Umum b. Khusus. 4 Kegiatan a. Pokok b. Rincian Kegiatan. 5 Cara melaksanakan kegiatan. 6 Sasaran 7 Jadwal pelaksanaan
Lebih terperinciDaya tahan rendah Mudah sakit Kematian
DR. ESI EMILIA, MSI Gizi Kurang Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian Daya tahan rendah Absensi meningkat Produktivitas rendah Pendapatan rendah Tumbuh kembang otak tidak optimal Gangguan kecerdasan &
Lebih terperinciNo. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien
KONSULTASI GIZI.. A. PENGERTIAN Serangkaian proses komunikasi dua arah untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam
Lebih terperinciKeluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Apa latarbelakang perlunya KADARZI? Apa itu KADARZI? Mengapa sasarannya keluarga? Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri Mengapa perlu
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung adalah asupan energi, asupan protein, ASI eksklusif, MP-ASI, ISPA, umur balita, pemantauan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.
Lebih terperinciINISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF
INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF MENURUNKAN RESIKO KEMATIAN BAYI & MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Oleh : Dr. Limawan B, M.Kes Kabid Kesmas Dinkes Kab.Klaten PENDAHULUAN Laporan WHO/Unicef
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2015 No.05,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. Pedoman Umum, pelaksanaan, program, penyediaan, makanan tambahan, Pendidikan Anak Usia Dini, Pos Pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu sangat mendambakan kesehatan karena hal itu merupakan modal utama dalam kehidupan, setiap orang pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani maupun
Lebih terperinciPEDOMAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS GEMAHARJO
PROGRAM GIZI PUSKESMAS GEMAHARJO KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmad dan hidayahnya, akhirnya penyusunan buku pedoman Program Gizi Puskesmas
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN R I TAHUN 2008 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciWujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986
POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Lebih terperinciKERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015
KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum
Lebih terperinciBAB V. MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI
BAB V. MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI 2006-2010 NO ISU STRATEGIS KEBIJAKAN STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR PROGRAM I. AKSESIBILITAS TERHADAP PANGAN 1. Terbatasnya kapasitas produksi beras pangan
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017
RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah
Lebih terperinciWALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN
SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita
Lebih terperinciCATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN
Lampiran 1 CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN Kecamatan : SAGARANTEN Kabupaten/Kota : SUKABUMI Propinsi : JAWA BARAT Tahun : 2017 I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) A.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperincikegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah
Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2014) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diartikan sebagai bentuk pengembangan
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinci