Tinjauan Pustaka. 2.1 Fuel Cell (Sel Bahan Bakar)
|
|
- Veronika Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab Tinjauan Pustaka.1 Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) Fuel cell merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik seperti halnya baterai. Prinsip pembuatan fuel cell pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman bernama Christian Friedrich Schönbein pada tahun 1838 yang dimuat dalam Philosophical Magazine edisi Januari Berdasarkan prinsip ini, fuel cell pertama kali dikembangkan oleh Sir William Robert Grove pada tahun 1843 [3]. Fuel cell komersial pertama kali dikembangkan oleh perusahaan General Electric, NASA (National Aeronautics and Space Administration), dan McDonnell Aircraft untuk digunakan pada Project Gemini. Pada tahun 1959, Francis Thomas Bacon berhasil mengembangkan fuel cell berkapasitas 5 kw. Pada tahun 1960-an, paten fuel cell milik Bacon dibeli oleh Pratt dan Whitney, dan digunakan sebagai sumber energi dan penghasil air minum pada proyek luar angkasa Amerika. UTC Power, anak perusahaan United Technology Corp., adalah perusahaan pertama yang memproduksi sistem fuel cell secara massal untuk sumber energi pembantu (co-generation power plant) pada rumah sakit, universitas, dan gedung perkantoran. Melalui produknya, PureCell 00, suatu sistem fuel cell berkapasitas 00 kw, UTC Power menjadi pemasok tunggal pada proyek luar angkasa Amerika (NASA). Proyek luar angkasa NASA memegang peran yang sangat penting pada sejarah perkembangan fuel cell [3]. Walaupun fuel cell memiliki sejarah yang panjang, fuel cell baru menarik minat khalayak ramai pada 35 tahun terakhir. Kebutuhan akan sumber energi yang efisien dan tidak berpolusi sebagai sumber energi pada kendaraan bermotor menyebabkan meningkatnya minat untuk mengembangkan kendaraan bertenaga fuel cell yang berefisiensi tinggi (hingga 70%) dan rendah emisi. Dalam beberapa tahun terakhir ini, fuel cell juga telah digunakan pada berbagai aplikasi seperti alat-alat portable (misalnya radio, handphone, laptop, dll), perumahan (penggabungan antara generator panas dengan generator listrik), dan aplikasi transportasi yang lainnya (misalnya kapal selam, kapal laut, dll) [4]. Fuel cell yang sangat sederhana adalah sel hidrogen yang ditunjukkan oleh Gambar.1. Pada sel ini, gas hidrogen ditempatkan pada anoda dan gas oksigen ditempatkan pada katoda.
2 Gambar.1 Diagram Fuel Cell. Pada anoda, gas hidrogen mengalami reaksi oksidasi menjadi ion + (proton) dan melepaskan elektron. Elektron yang dilepaskan ini mengalir ke katoda melalui sirkuit luar dan menghasilkan energi listrik. Proton yang dihasilkan dihantarkan ke katoda oleh suatu elektrolit yang membatasi anoda dengan katoda. Di katoda, proton dan elektron tersebut ikut serta pada reaksi reduksi oksigen menjadi air. Persamaan untuk reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut (data potensial reduksi diambil dari [5]): Katoda: (g) (aq) + 4e - (l) E o = 1,9 V Anoda: (g) + (aq) + e - E o = 0,000 V Reaksi total: (g) + (g) (l) E o = 1,9 V Sebagai elektrolit atau penyekat anoda dan katoda dapat digunakan membran. Membran yang digunakan sebagai elektrolit harus memenuhi beberapa syarat penting, yaitu harus memiliki konduktivitas proton yang tinggi, sifat fuel barrier yang baik, insulator listrik yang baik (tidak menghantarkan elektron), kekuatan mekanik yang tinggi, kestabilan kimia dan termal yang baik, serta murah. Membran yang paling baik saat ini digunakan dalam sel ini adalah Nafion yang diproduksi Du Pont. Nafion memenuhi hampir semua syarat-syarat tersebut, tetapi Nafion juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan Nafion adalah harganya yang mahal. Pembuatannya yang sangat rumit karena menggunakan fluor membuat harga Nafion menjadi mahal. 5
3 . Kitin Kitin, poli-(1 4)--asetamido--deoksi-β-D-glukosa, adalah polimer alam terbanyak setelah selulosa [6]. Perbedaan antara kitin dengan selulosa terletak pada atom C-. Jika pada selulosa atom C- mengikat gugus hidroksill maka pada kitin atom C- mengikat gugus asetamida. Kitin banyak terdapat pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah, seperti jamur, ragi, udang, kepiting, cumi-cumi, dll. Pada tumbuhan dan hewan tersebut, kitin berfungsi sebagai bahan pelindung dinding sel (pada tumbuhan) dan eksoskeleton (pada hewan). Kitin terdiri atas dua jenis, yaitu α-kitin dan β-kitin. Kitin pada kepiting dan udang berupa α-kitin sedangkan pada cumi-cumi berupa β- kitin. Perbedaan antara α-kitin dengan β- kitin terletak pada karbon anomeriknya. Perbedaan karbon anomerik ini menyebabkan ikatan glikosidik yang terbentuk pada α-kitin berupa ikatan 1,4 -α sedangkan pada β- kitin berupa ikatan 1,4 -β [7]. Secara komersial, kitin umumnya diisolasi dari kulit udang dan kulit kepiting yang merupakan limbah industri makanan laut. Kulit udang dan kepiting memiliki komponen utama berupa protein, mineral, kitin, dan pigmen karotenoid. Kadar masing-masing komponen pada kulit udang dan kepiting ditunjukkan pada Tabel.1. Tabel.1 Kandungan kitin, pigmen karotenoid, dan protein pada kulit udang dan kulit kepiting salju [8]. Sumber Kulit Kitin (% kering) Protein (% kering) Total karotenoid (% mg kering) Udang 17,01 ± 0,5 41,90 ± 0,0 14,77 ± 0,5 Kepiting Punggung 18,70 ± 0,13 18,61 ± 0,14 11,96 ± 0,5 Capit 3,70 ± 0,33 17,1 ± 0,18 1,64 ± 0,01 Kaki 3,5 ± 0,11 15,68 ± 0,11 3,43 ± 0,0 Bahu 6,90 ± 0,14 3,95 ± 0,16,68 ± 0,01.3 Kitosan Kitosan, poli-(1 4)--amino--deoksi-β-D-glukosa, dapat dibuat melalui proses deasetilasi kitin. leh karena itu, kitosan dapat disebut sebagai turunan kitin. Sama seperti kitin dan selulosa, kitosan merupakan polimer alam dan banyak terdapat di beberapa spesies jamur. 6
4 Namun, kadar kitosan dalam jamur tidak banyak. Secara komersial, kitosan umumnya disintesis melalui deasetilasi kitin. Dari Gambar., terlihat bahwa kitin dan kitosan merupakan turunan dari selulosa. Walaupun ketiganya memiliki kemiripan struktur, selulosa, kitin, dan kitosan memiliki sifat yang berbeda satu sama lain. (a) (b) Gambar. Struktur (a) selulosa, (b) kitin, dan (c) kitosan [6]. (c).4 Karboksimetil kitosan Karboksimetil kitosan adalah salah satu turunan kitosan. Karboksimetil kitosan adalah kitosan yang tersubstitusi oleh gugus karboksimetil pada gugus hidroksil (-) dan/atau gugus amina (-N ). leh karena itu, ada tiga jenis karboksimetil kitosan, -karboksimetil kitosan, N-karboksimetil kitosan, dan N,-karboksimetil kitosan. Karboksimetil kitosan dapat disintesis dari kitosan yang direaksikan dengan asam kloroasetat pada suasana basa. Variasi posisi substitusi yang dapat membentuk karboksimetil kitosan digambarkan pada Gambar.3. Gambar.3 Sintesis karboksimetil kitosan dari kitosan [9]. 7
5 Selama ini, karboksimetil kitosan digunakan sebagai bahan baku kosmetik, material biomedis, dan senyawa fungistatis [10]..5 Membran.5.1 Definisi dan klasifikasi Secara umum, membran dapat didefinisikan sebagai suatu batas antara dua fasa yang dapat melewatkan spesi-spesi tertentu secara selektif [11]. Kata selektif berhubungan dengan proses membran pada suatu membran, yaitu kemudahan suatu membran dalam melewatkan spesi tertentu terhadap spesi yang lainnya. Proses pemisahan pada membran dapat disebabkan oleh beberapa gaya dorong, yaitu perbedaan konsentrasi, perbedaan tekanan, perbedaan suhu, dan perbedaan potensial listrik. Membran dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga parameter, yaitu sifat fisik/kimia, struktur, dan material. Klasifikasi membran secara ringkas dijelaskan pada Gambar.4. Berdasarkan muatannya, membran diklasifikasikan sebagai membran tak bermuatan (netral) dan membran bermuatan. Membran bermuatan ini umumnya adalah membran polimer yang memiliki gugus ionik (polielektrolit). Membran Sifat Fisik/ Kimia Struktur Material Muatan Listrik idrofilisitas Simetris Asimetris Alami Sintetik Bermuatan idrofil Berpori Berpori Anorganik rganik Tak Bermuatan idrofob Rapat Berpori dengan Dense Toplayer Logam Membran Cair Komposit Keramik Polimer Gambar.4 Klasifikasi membran [11]. 8
6 Polielektrolit memiliki gugus ionik yang terikat pada rantai polimer. Gugus ionik terikat (fixed charges group) ini berinteraksi kuat dengan ion-ion yang berbeda muatan/ion lawan (counter-ion). Pada air atau pelarut lainnya yang memiliki kepolaran tinggi, polielektrolit terionisasi. Polielektrolit yang memiliki gugus terikat bermuatan negatif disebut sebagai membran penukar kation karena membran tersebut mampu menukarkan ion lawan yang bermuatan positif (kation). Sebaliknya, polielektrolit yang memiliki gugus terikat bermuatan positif disebut sebagai membran penukar anion karena membran tersebut mampu menukarkan ion lawan yang bermuatan negatif (anion). + + C C C C R - A R - A n Polielektrolit penukar kation - - C C C C R + A R + A n Polielektrolit penukar anion Gambar.5 Polielektrolit penukar kation dan polielektrolit penukar anion [11]..5. Membran penukar kation (proton) pada fuel cell Pada fuel cell jenis PEMFC, elektrolit yang digunakan sebagai penyekat adalah suatu membran polielektrolit. Membran polielektrolit ini berfungsi untuk memisahkan antara anoda dengan katoda, mencegah terjadinya kebocoran bahan bakar dan kebocoran listrik (elektron), dan menghantarkan proton dari anoda ke katoda. leh karena itu, membran polielektrolit yang digunakan haruslah memiliki sifat fuel barrier yang baik, insulator listrik yang baik, dan suatu polielektrolit penghantar proton yang baik. Selama ini, membran polielektrolit yang paling sering digunakan sebagai membran elektrolit pada PEMFC adalah Nafion (produk Du Pont). Nafion adalah polielektrolit yang berasal dari modifikasi politetrafluoroetilen (Teflon ). Politetrafluoroetilen adalah polimer yang stabil terhadap bahan kimia, p, suhu, dan bersifat hidrofob. Dengan memasukkan gugus ionik ke dalam politetrafluoroetilen, yaitu gugus sulfonat, polielektrolit yang berbasis matriks Teflon berhasil disintesis (Nafion ) [11]. Struktur Nafion ditunjukkan oleh Gambar.6. CF CF CF CF n CF CF CF S m CF Gambar.6 Struktur Nafion. 9
7 Nafion terdiri atas daerah hidrofobik (rantai utamanya) dan daerah hidrofilik (rantai sampingnya). Polimer yang memiliki massa molekul relatif rata-rata dan jarak antargugus hidrofil yang kecil akan memiliki nilai konduktivitas proton yang besar [1]. Gugus sulfonat pada Nafion adalah gugus yang berperan vital pada proses hantaran proton pada polimer ini. Semakin besar derajat sulfonasi suatu polimer, semakin besar pula nilai konduktivitas proton polimer tersebut. Akan tetapi, jika derajat sulfonasi terlalu besar maka polimer tersebut akan menjadi sangat hidrofil sehingga dapat larut dalam air. Apabila hal ini terjadi, fungsi polimer sebagai penyekat antara anoda dengan katoda tidak dapat berlangsung. leh karena itu, derajat sulfonasi optimum memegang peran yang penting supaya dapat dihasilkan polimer dengan konduktivitas proton yang tinggi tetapi tidak larut dalam air..6 Transfer Proton pada Membran Kitosan C C N N n (1) C C N N n () C C N N n (3) Gambar.7 Skema tranfer proton pada membran kitosan (1 3). 10
8 Membran kitosan hanya bisa menukarkan proton pada kondisi basah (kaya akan air). Transfer proton pada membran kitosan melibatkan transfer proton pada air dan interaksi antara proton tersebut dengan gugus amina pada membran kitosan. Adanya gugus amina ini membantu terjadinya transfer proton [13]. Transpor proton pada membran kitosan terjadi melalui mekanisme Grothus. Pergerakan proton dari satu tempat ke tempat yang lainnya dibantu oleh terowongan yang dibentuk oleh molekul-molekul air yang saling berinteraksi melalui ikatan hidrogen [14] (lihat Gambar.7). Pada kondisi kering, membran kitosan tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai membran penukar proton. leh karena itu, sirkulasi air sebagai produk samping dari reaksi pada PEMFC sangat penting bagi kelangsungan proses transfer proton pada membran..7 Potensial Membran Apabila suatu membran penukar ion mengalami kontak dengan larutan ionik, ion-ion yang bermuatan sama/sejenis (co-ions) dengan gugus ionik pada membran akan terekslusi dan tidak dapat melewati membran [11]. Efek ini dikenal sebagai ekslusi Donnan dan dapat dijelaskan oleh termodinamika kesetimbangan dengan menghitung potensial kimia komponen-komponen ionik pada dua fasa yang ada (larutan dan membran) ketika larutan ionik dan membran bermuatan berada pada kesetimbangan. Pada suatu sistem elektrolit, potensial kimia ion ke-i pada larutan ruah (bulk), dalam membran, μ i, dinyatakan sebagai [15]: μ i, dan di o μ = μ + RTln γ c + Z Fφ (.1) i i i i i o i i i i i μ = μ + RT ln γ c + Z Fφ (.) Apabila konsentrasi pada larutan ruah rendah, koefisien keaktifan dapat diasumsikan bernilai satu sehingga Persamaan.1 menjadi: o μ = μ + RTln c + Z Fφ (.3) i i i i Dengan asumsi terjadi kesetimbangan pada antarmuka (membran dengan larutan ruah), potensial Donnan dapat diturunkan dari Persamaan. dan.3. o o RT γ i ci μ i μi Δ φdon = φ φ = ln Z F c Z F i i i (.4) 11
9 o o Apabila didefinisikan bahwa μ μ = RT ln k maka Persamaan.4 akan menjadi: i i i RT γ i c i Δ φ Don = ln (.5) ZiF kc i i Pada sistem elektrolit yang terdiri dari satu kation dan satu anion (1:1), Persamaan.5 dapat ditulis ulang menjadi: RT γ + c RT γ c Δ φ Don = ln + = ln (.6) ZiF k+ c+ ZiF k c Ketika suatu membran bermuatan memisahkan dua larutan yang sama tetapi berbeda konsentrasi, terjadi transfer elektrolit dari larutan pekat ke larutan encer sebagai akibat dari adanya perbedaan konsentrasi antara kedua larutan tersebut. Apabila suatu ion bergerak lebih cepat daripada ion lainnya yang berbeda muatan, pemisahan muatan akan terjadi. Pemisahan muatan yang terjadi menyebabkan munculnya medan listrik. Medan listrik ini akan memperlambat pergerakan ion yang bergerak lebih cepat dan mempercepat pergerakan ion yang bergerak lebih lambat. Mekanisme ini akan menjaga elektronetralitas sistem elektrolit yang terlibat. Walaupun tidak ada medan listrik yang diberikan kepada sistem, potensial listrik muncul sebagai akibat dari pergerakan ion-ion melewati membran. Potensial listrik yang diamati ini disebut sebagai potensial membran [15]. Berdasarkan teori Teorell-Meyer-Sievers, potensial membran pada membran penukar ion yang bersifat monopolar dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari dua potensial Donnan dan potensial difusi. Δ φ =Δ φ E +Δ φc +Δ φ Diff (.7) Potensial membran untuk membran penukar kation (bemuatan negatif, Δ φn ) dan membran penukar anion (bermuatan positif, Δ φp ) yang memisahkan dua fasa dengan konsentrasi c 0 dan c d dinyatakan oleh Persamaan.8 dan.9 secara berturut-turut. 0 ( Q X ) c c 1 d W c Q X + RT N ln d RT Δ φ = W ln F c 0 F c c d ( ) + W Q X Q X 0 ( Q X ) c c 1 d W c Q X + RT P ln d + + RT + + Δ φ = W ln F c + 0 F c c d ( ) W Q X Q X (.8) (.9) 1
10 W i ω ω ω + ω + + (.10) Keterangan: Δ φ N = potensial membran untuk membran penukar kation Δ φ P = potensial membran untuk membran penukar anion R T F c d c 0 Q ± X ± = tetapan gas universal = suhu = tetapan Faraday = konsentrasi larutan elektrolit pekat = konsentrasi larutan elektrolit encer = muatan efektif Muatan efektif adalah perbandingan antara koefisien keaktifan (γ ± ) dengan tetapan disosiasi (k ± ) (Persamaan.11). W = perbandingan mobilitas ionik ( γ + γ / k+ k ) Q = (.11) ω ± = mobilitas ionik absolut.8 Impedance Spectroscopy (IS) Pemahaman tentang elektrokimia telah mengalami pergeseran dari ketergantungan terhadap waktu/konsentrasi menjadi fenomena yang berhubungan dengan frekuensi, suatu trend yang bergerak ke arah studi listrik AC. Rangsangan listrik (arus atau tegangan) yang diberikan pada suatu material akan menyebabkan respon dari material yang bersangkutan. Respon listrik pada sel heterogen bergantung pada spesi bermuatan yang ada, struktur mikro elektrolit, dan sifat dan tekstur permukaan elektroda [16]. Impedance Spectroscopy (IS) adalah metode baru dalam mengkarakterisasi sifat-sifat listrik suatu material dan antarmukanya dengan menggunakan elektroda penghantar listrik. IS dapat digunakan untuk menyelidiki dinamika bound atau pergerakan muatan pada daerah ruah atau antarmuka untuk berbagai material padat atau cair: ionik, semikonduktor, campuran elektronik-ionik, bahkan insulator (dielektrik). 13
11 IS menjadi instrumen analitik yang populer pada riset dan pengembangan material. al ini disebabkan karena IS melibatkan pengukuran sifat-sifat listrik yang relatif sederhana yang dapat diotomatisasi dan memberikan hasil yang berhubungan dengan berbagai variabel material yang kompleks: mulai dari transpor massa, laju reaksi kimia, korosi, sifat dielektrik, hingga ke defek, struktur mikro, dan pengaruh komposisi terhadap daya hantar suatu padatan. IS berguna sebagai prosedur kontrol kualitas (quality control) yang empiris. Selain itu, IS juga berguna pada interpretasi proses elektrokimia dan elektronik. Kurva yang diperoleh dari pengukuran IS dapat berupa kurva Bode atau kurva Nyquist. Kurva Bode diperoleh dari aluran antara impedansi kompleks (Z dan Z ) terhadap frekuensi. Dari kurva Bode, pengaruh frekuensi terhadap impedansi riil dapat dianalisis. Kurva Nyquist diperoleh dari aluran antara impedansi imajiner (Z ) dengan impedansi riil (Z ). Kurva Nyquist terdiri atas dua daerah, yaitu daerah setengah lingkaran dan daerah linier. Daerah setengah lingkaran menunjukkan sifat listrik material yang dikarakterisasi dan tahanan antarmuka antara material dengan elektroda. Daerah linier pada kurva Nyquist disebut sebagai daerah Warburg. Daerah Warburg menunjukkan tahanan elektroda. Contoh kuva Nyquist ditunjukkan pada Gambar.8. Gambar.8 Kurva Nyquist untuk membran kitosan dengan berbagai derajat deasetilasi (DD) dengan amplitudo 1 V dan rentang frekuensi 0, kz [13]. Tahanan membran (R m ) diperoleh dari diameter setengah lingkaran pada kurva Nyquist. Dari tahanan membran ini, konduktivitas dapat ditentukan melalui Persamaan.1. l σ = (.1) RA 14
12 Keterangan: σ = konduktivitas (S cm -1 ) l = tebal membran (cm) A = luas permukaan membran (cm ) R = tahanan membran (Ω) 15
Hasil dan Pembahasan
Bab 4 asil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan dan Kitosan Kulit udang yang digunakan sebagai bahan baku kitosan terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tahapan-tahapan dalam pengolahan kulit udang menjadi kitosan
Lebih terperinci2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. 2.1 Krisis Energi
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2. Krisis Energi Sejak dimulainya revolusi industri di Eropa, konsumsi energi dunia cenderung bertambah secara konstan. Pada tahun 9, konsumsi energi dunia mencapai,7 TerraWatt (7
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, menjalankan mesin-mesin pabrik, proses memasak
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR
BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otot merupakan bagian utama sebagai pembangkit gaya dan gerak pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Otot merupakan bagian utama sebagai pembangkit gaya dan gerak pada semua aktivitas manusia. Filamen kontraktil dari otot skeletal yang disebut dengan benang otot
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinciSkala ph dan Penggunaan Indikator
Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciC w : konsentrasi uap air dalam kesetimbangan, v f dan f w menyatakan laju penguapan dengan dan tanpa film di permukaan
Adanya film monomolekuler menyebabkan laju penguapan substrat berkurang, sedangkan kesetimbangan tekanan uap tidak dipengaruhi Laju penguapan dinyatakan sebagai v = m/t A (g.det -1.cm -2 ) Tahanan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tapioka merupakan industri rumah tangga yang memiliki dampak positif bila dilihat dari segi ekonomis. Namun dampak pencemaran industri tapioka sangat dirasakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinci1. Bilangan Oksidasi (b.o)
Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciBATERAI BATERAI ION LITHIUM
BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)
Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,
Lebih terperinciMAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR
MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR Oleh : Kelompok 9 Maratus Sholihah (115061100111019) Hairunisa Agnowara (125061100111033) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinci(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)
15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,
Lebih terperinciKesetimbangan Kimia. Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi
Kesetimbangan Kimia Kimia Dasar 2 Sukisman Purtadi Keadaan Setimbang dan tetapan Kesetimbangan Kesetimbangan dinamis dan statis Syarat kesetimbangan Tetapan kesetimbangan dan peranannya Q dan K Nilai Q
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk
Lebih terperinciElektrokimia. Sel Volta
TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia di dunia terutama energi listrik. Dewasa ini kebutuhan energi yang semakin meningkat tidak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciKISI-KISI UN KIMIA SMA/MA
KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA 2015-2016 Siswa mampu memahami, menguasai pengetahuan/ mengaplikasikan pengetahuan/ menggunakan nalar dalam hal: Struktur Atom Sistem Periodik Unsur Ikatan Kimia (Jenis Ikatan)
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK
Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuel cell merupakan sistem elektrokimia yang mengkonversi energi dari pengubahan energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell mengembangkan mekanisme
Lebih terperinciELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia
Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciElektroda Cu (katoda): o 2. o 2
Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini
Lebih terperinciSel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk kelompok senyawa polisakarida, dimana gugus asetilnya telah hilang sehingga menyisakan gugus amina
Lebih terperinciMengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif
TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
Lebih terperinciRedoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP
Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL
BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL Tujuan dari penyusuan tugas akhir ini merancang baterai untuk memenuhi kebutuhan yang dipakai pada mobil listrik
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciRecovery logam dengan elektrolisis
Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis melalui polimerisasi dari monomer (stiren). Polimerisasi ini merupakan polimerisasi radikal, dengan pusat aktif berupa radikal bebas.
Lebih terperinciA. Klasifikasi membran berdasarkan material dasar pembuatannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Membran Membran merupakan suatu lapisan tipis yang memisahkan dua larutan. Salah satu sifat membran yang penting adalah sifat semipermeabel, yaitu hanya dapat dilewati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak tidak terlepas
Lebih terperinciREDOKS dan ELEKTROKIMIA
REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Adapun perbedaan
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material, Kelompok Keilmuan Kimia Anorganik dan Fisik, Program Studi Kimia ITB dari bulan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial dalam berbagai bidang dan industri. Kitin dan kitosan merupakan bahan dasar dalam bidang biokimia,
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri adalah salah satu teknik analisis yang sering digunakan di bidang kimia analitik. Pada teknik ini, arus dari elektroda kerja diukur sebagai fungsi
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fase. Membran memiliki ketebalan yang berbeda- beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan
Lebih terperinci9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?
Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.
Lebih terperinciBAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN
BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan bertambahnya waktu maka kemajuan teknologi juga semakin bertambah. Pertumbuhan penduduk di dunia pun kian meningkat termasuk di Indonesia. Hal ini berarti meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh
Lebih terperinci3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)
3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan
Lebih terperinciELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra
ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciSAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata kuliah : Kimia Kode : Kim 101/3(2-3) Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kimia yang disampaikan secara sederhana, meliputi pengertian
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT
LAPRAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA RGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKL DAN ASAM BENZAT LABRATRIUM KIMIA RGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM UNIVERSITAS GADJA MADA YGYAKARTA 2005 SINTESIS BENZIL
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich Schönbein pada tahun 1838, sel bahan bakar telah berkembang dan menjadi salah
Lebih terperinciPEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.
PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Hari : Senin, 13 April 2009 Waktu : 10.20 12.00 Tempat : Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan mengukur potensial campuran elektrolit K 3 Fe(CN) 6 dan K 4 Fe(CN) 6
45 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakterisasi Elektroda Ag/AgCl Karakterisasi elektroda Ag/AgCl dilakukan untuk mengetahui apakah elektroda yang akan digunakan layak untuk pengukuran. Pengukuran dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sel surya tersensitisasi zat warna (dye-sensitized solar cell, DSSC) merupakan jenis sel surya generasi ketiga yang banyak dikembangkan karena efisiensinya yang tinggi,
Lebih terperinciPERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)
PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda
Lebih terperinci4.1 Isolasi Kitin. 4 Hasil dan Pembahasan
4 asil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin Kitin banyak terdapat pada dinding jamur dan ragi, lapisan kutikula dan exoskeleton hewan invertebrata seperti udang, kepiting dan serangga. Bahan-bahan yang terdapat
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram
Lebih terperinciSTUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI Sitti Rahmawati 1, Cynthia Linaya Radiman 2, Muhamad A. Martoprawiro 3 Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis
Lebih terperinciKONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A
KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A 2011 11030234016 Pengertia n Konduktometri Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah sumber kehidupan masyarakat modern. Pemanasan global, persediaan bahan bakar fosil dan polusi kota mendorong untuk menggunakan energi terbarukan (Tarascon,2010).
Lebih terperinciPROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK
PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) Budi Utomo 1, Musyawaroh 2, Hunik Sri Runing Sawitri 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini menjadi bahan yang tak akan pernah habisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis energi saat ini menjadi bahan yang tak akan pernah habisnya dibahas, pasalnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman ini terus berkembang. Bahan bakar
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON
BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemodelan matematis Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton (Proton Exchange
Lebih terperinciMetode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat
Bab 3 Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas tahap pembuatan kitin dan kitosan, sintesis karboksimetil kitosan dari kitin dan kitosan, pembuatan membran kitosan dan karboksimetil kitosan, dan karakterisasi.
Lebih terperinciKROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography
KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK
BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK 4.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai pengembangan model dalam software
Lebih terperinci