BAB I PENDAHULUAN. Flores, Cet-1, 2001, hlm Nilai kehidupan yang ada di masyarakat ini terintegrasi dalam sebuah sistem yang kemudian menjadi
|
|
- Veronika Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Permasalahan Misi yang berkembang selama berabad-abad bukanlah misi yang bersifat statis. Misi dapat ditafsirkan dan diartikan dalam banyak pemahaman, yang pada akhirnya akan mempengaruhi cara pandang dan perilaku seseorang terhadap misi itu sendiri. Adanya pemahaman yang beragam tentang misi membuat orang tertarik untuk mempelajari misi, sehingga muncul istilah missiologi. Istilah misiologi berasal dari bahasa Latin missio dan bahasa Yunani logos. Missio berarti pesan atau tugas perutusan, sedangkan logos berarti ilmu atau studi. 1 Sebagai ilmu, tentu saja misi mengalami perkembangan. Perkembangan dapat terjadi karena adanya kepekaan terhadap kondisi sosial yang ada. Kondisi sosial juga berpengaruh terhadap cara pandang atau asumsi yang memberi dasar dalam berperilaku dan membentuk nilainilai kehidupan di masyarakat. Tugas misi yang sebenarnya adalah menangkap dan mengkomunikasikan kondisi sosial dengan berita Injil. Ada tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam merealisasikan komunikasi tersebut. Pertama adalah, mengenal nilai kehidupan di masyarakat. 2 Tahap ke dua, membentuk sistem makna dan mengidentifikasikan faktor-faktor pembentuknya. Langkah ke tiga adalah, mengidentifikasikan relasi antara keduanya. Berita Injil mempunyai tata nilai yang tidak dapat dikomunikasikan secara langsung dengan tata nilai yang ada di masyarakat. Untuk itu, diperlukan suatu metode komunikasi yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat. Problematika yang muncul kemudian adalah, apakah gereja mampu menemukan metode yang sesuai dengan kebutuhan bentuk-bentuk komunikasi masyarakat yang menjadi sasaran misi itu sendiri. Sebelum tahun 313 Masehi, peranan komunikasi 1 Wilhelm Djulei Conterius, SVD., Misiologi dan Misi Gereja Milenium Baru, Penerbit Nusa Indah, Flores, Cet-1, 2001, hlm Nilai kehidupan yang ada di masyarakat ini terintegrasi dalam sebuah sistem yang kemudian menjadi tatanan bagi sebuah komunitas. Sharing nilai yang membentuk konsensus ini lebih dikenal dengan sebutan budaya: kekuatan yang membentuk pola perilaku seseorang.
2 2 audio lebih dominan daripada komunikasi visual. 3 Berita Injil disampaikan secara lisan melalui cerita-cerita dalam kelompok kecil. Dalam proses penceritaan terjadi dialog dan komunikasi dua arah yang dinamis. Akan tetapi dalam perkembangannya, metode seperti itu tidak ditemukan lagi dalam kebaktian Minggu di gereja. Jemaat diposisikan sebagai pendengar Pendeta yang mengkhotbahkan tata nilai Kristen melalui ayat-ayat Alkitab. Cara itu memungkinkan timbulnya kesenjangan antara pengkhotbah dan jemaat. Oleh karena itu, jika sebelumnya penyebaran berita Injil merupakan proses dialog yang dinamis dan banyak menyentuh hal-hal praksis, maka kini hal itu telah berubah menjadi sebuah aturan atau tata gereja yang bersifat formal. Ruang dialog yang ada seakan dikikis sedemikian rupa, sehingga tidak ada lagi kesempatan bagi jemaat untuk memberi respon atau mengapresiasi apa yang didengar dan dilihat. Jika berita Injil yang disampaikan tidak mudah dipahami jemaat, maka besar kemungkinan berita itu tidak diteruskan kepada masyarakat. Dengan demikian, sudah saatnya gereja mengubah cara pandang melalui inovasi dan kreasi dalam rangka menjalin komunikasi dengan masyarakat. Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan informasi atau berita dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi dapat terjadi juga antara seseorang dengan kelompok orang yang lain dan antara suatu kelompok orang dengan kelompok orang yang lain. Komunikasi terjadi karena ada dorongan atau kebutuhan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain, atau mungkin keinginan dari orang lain untuk mengetahui sesuatu yang dibutuhkan. Sebelum komunikasi disampaikan, pengirim berita akan menyusun pesan-pesan tersebut agar mudah diterima oleh penerima berita. Kemudian pengirim berita mulai mencari metode dalam menyampaikan berita. Metode komunikasi sangat menentukan bagaimana berita itu mampu diterima dengan baik sesuai keinginan pengirim. Jika berita tidak diterima dengan baik atau kurang dipahami, biasanya penerima berita akan mengkonfirmasi ulang berita yang diterimanya. Selanjutnya, pengirim kembali menyusun pesan-pesan tersebut untuk 3 Robby I. Chandra, Teologi dan Komunikasi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta, 1996, hlm. 43.
3 3 disampaikan ulang. Dalam proses ini, metode yang sama dapat dilakukan atau dicoba dengan penyampaian berita yang lain. 4 Problematika yang muncul kemudian adalah berkenaan dengan metode agar berita Injil dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah mengkomunikasikan berita Injil dengan metode yang mudah dipahami oleh masyarakat. Metode komunikasi itu dapat diekspresikan menurut konteks lokal tempat masyarakat itu hidup dan seni drama sebagai ekspresi kehidupan, dapat menjadi salah satu metode komunikasi misi. Secara etimologis, istilah drama berasal dari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. 5 Drama menonjolkan aspek gerak dan dialog yang dipadu dengan iringan musik, bahkan dalam banyak pertunjukan juga digunakan tata panggung, tata lampu, dan tata rias khusus sebagai penunjang estetika. Penonton akan menyaksikan adegan secara langsung dan mendengar dialog secara nyata. Di Indonesia, drama sering juga disebut sandiwara. Istilah sandiwara berasal dari bahasa Jawa, sandi yang berarti rahasia dan warah, yang berarti petunjuk atau ajaran. Dengan demikian, seni drama dapat dipahami sebagai petunjuk yang terselubung karena salah satu ajarannya adalah menyampaikan pesan moral yang tersirat dalam keseluruhan cerita. 6 Gabriel Marcel, seorang filsuf asal Perancis bahkan mengungkapkan bahwa seni drama dan filsafat mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami manusia. Dalam sebuah drama, secara nyata diperlihatkan situasi-situasi eksistensial yang sulit dilukiskan pada taraf teoretis dalam suatu uraian filosofis. 7 Peran seni drama sebagai komunikasi berita Injil, merupakan fokus dari skripsi ini. Kajian terhadap seni drama sebagai metode komunikasi dalam misi, ditujukan sebagai suatu bentuk alternatif pemikiran dalam rangka inovasi misi. Berita Injil yang sarat dengan nilai-nilai kekristenan dapat dijadikan ide dalam penulisan naskah 4 Bdk. Uraian Robby I. Chandra tentang Memahami Proses Komunikasi, dalam Teologi dan Komunikasi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta, 1996, hlm Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama, PT Grasindo, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer Perancis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 62.
4 4 drama, sehingga kisah perjuangan para nabi dan Yesus dalam menghadapi tantangan dari orang-orang di sekitarnya, dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat yang dewasa ini tengah menghadapi kesulitan hidup. Dengan demikian, karakter inklusif dari bagian Injil yang bersifat universal memungkinkan untuk dikomunikasikan kepada orang-orang yang bukan Kristen. Artinya, seni drama yang bermuatan nilai-nilai Kristen dapat membawa perubahan nilai di masyarakat, bahkan mungkin memunculkan nilai-nilai baru dalam masyarakat. A.2. Perumusan Permasalahan Telah dijelaskan bahwa sebelum tahun 313 Masehi, peranan komunikasi audio lebih dominan daripada komunikasi visual. Jika sebelumnya berita Injil disampaikan secara lisan melalui cerita-cerita dalam kelompok kecil, maka sekarang berita Injil disampaikan dengan cara mengkhotbahkan ayat-ayat Alkitab dalam ibadah hari Minggu di gereja. Cara itu seakan mengikis ruang dialog antara pengkhotbah dan jemaat. Berita Injil seolah-olah menjadi perintah yang datang dari atas untuk dilaksanakan oleh jemaat. Berita Injil yang disampaikan menjadi sebuah monolog yang hanya berhenti pada tataran kognitif jemaat. Contoh lain adalah metode Pemahaman Alkitab (PA) dalam kelompok kecil. Cara itu seolah-olah terlihat sangat dialogis, akan tetapi sebagian besar proses tetap berhenti pada tataran kognitif saja. Jika berita Injil hanya berhenti pada tahap pemikiran, maka kecil kemungkinan berita tersebut mempengaruhi kehidupan praksis jemaat. Berita yang disampaikan mestinya dapat merambah tataran afektif, sehingga menjadi stimulus bagi jemaat untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengkomunikasian berita Injil melalui khotbah, merupakan salah satu bentuk komunikasi searah yang tidak dialogis. Komunikasi searah berdampak kepada keterbatasan pemahaman jemaat terhadap berita yang diterima, karena adanya perbedaan kemampuan jemaat untuk menangkap informasi. Komunikasi searah juga tidak memberi kesempatan kepada jemaat untuk merespon materi yang dikhotbahkan. Pendek kata, corak komunikasi searah yang kadang-kadang juga diiringi oleh kesenjangan pengetahuan materi khotbah antara pengkhotbah dan jemaat, adalah salah satu faktor penghambat penyebarluasan berita Injil oleh jemaat kepada masyarakat.
5 5 Gereja sepatutnya mempertimbangkan realitas tersebut di atas sebagai langkah awal dalam memperbaharui metode komunikasi dalam memberitakan Injil. Metode baru dapat dirancang agar memungkinkan komunitas Kristen bersikap lebih terbuka terhadap komunitas lain. Yang dimaksud dengan metode adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam rangka mencapai suatu tujuan komunikasi. Metode dapat diawali dengan memperhatikan perilaku dan gaya hidup masyarakat serta metode komunikasi yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Salah satu contoh keberhasilan pemanfaatan metode komunikasi yang ada di masyarakat, adalah apa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga pada saat berdakwah dengan menggunakan gamelan (alat musik Jawa) dan wayang kulit. 8 Proses dakwah dimulai ketika orang-orang Jawa berkumpul karena suara gamelan serta menyaksikan pertunjukan wayang kulit. 9 Seni pertunjukan serupa yang juga dikenal oleh masyarakat, adalah drama. Oleh karena potensi seni drama sebagai metode komunikasi misi belum banyak dimanfaatkan oleh gereja, maka skripsi ini memilih topik seni drama sebagai metode komunikasi dalam misi. Problematika yang muncul kemudian adalah, apakah gereja mampu menempatkan seni drama sebagai metode komunikasi misi yang potensial. Sebenarnya gereja telah memulai metode itu dengan menampilkannya dalam perayaan Natal dan Paskah di gereja-gereja. Cerita yang ditampilkan biasanya berada di seputar kisah kelahiran dan kematian Yesus. Pada kenyataannya penggunaan seni drama sebagai metode komunikasi telah dapat menjawab kebutuhan jemaat, karena cerita yang ditampilkan lebih mudah dipahami oleh jemaat. 10 Pemikiran tentang 8 Kesenian wayang kulit adalah sebuah pertunjukan boneka yang terbuat dari kulit binatang dan dimainkan oleh seorang dalang yang banyak memberikan pesan-pesan moral dalam dialognya. Ada juga wayang kulit Sasak, yaitu wayang kulit yang berkembang di kalangan masyarakat Islam di Lombok. Cerita yang dibawakan adalah cerita khusus yang berasal dari Serat Minak, yaitu cerita tentang peristiwa-peristiwa di Arab sebelum tampilnya Nabi Besar Muhammad S.A.W. Kemudian wayang Adam Ma rifat, yaitu wayang kulit yang juga pernah berkembang di Jawa sebagai media berkhotbah sekelompok aliran mistik dalam agama Islam, bahkan di kalangan umat Katolik Jawa juga pernah berkembang pertunjukan wayang Wahyu. 9 R.M. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2002, hlm Dialog dengan Pdt. Stefanus Christian Haryono, MA., CF. sebagai Pendeta universitas di Universitas Kristen Duta Wacana dalam rangka ibadah Paskah Interaktif yang dilaksanankan pada tanggal 6 April 2006.
6 6 efektivitas penggunaan seni drama sebagai metode komunikasi yang potensial tersebut, adalah fokus skripsi ini. B. PEMILIHAN JUDUL B.1. Rumusan Judul Pembahasan terhadap permasalahan yang disebutkan di atas, akan dituangkan ke dalam sebuah hasil pemikiran yang berjudul: SENI DRAMA SEBAGAI METODE KOMUNIKASI DALAM MISI: Suatu Alternatif Tentang Metode Komunikasi Dalam Misi B.2. Alasan Pemilihan Judul Judul dipilih dengan berdasar beberapa alasan. Pertama, wacana alternatif metode misi merupakan kajian yang perlu dikembangkan, mengingat dinamika masyarakat memerlukan pendekatan bermisi yang sesuai. Seni drama sendiri sudah dikenal masyarakat secara umum sehingga mudah diakses sebagai metode komunikasi dalam misi. Ke dua, pembahasan topik perkembangan misi yang dikaitkan dengan seni drama, merupakan topik penelitian yang relatif baru di kepustakaan Fakultas Theologia Universitas Kristen Duta Wacana. Ke tiga, tanpa disadari seni drama sebenarnya selalu muncul dalam tata ibadah setiap hari Minggu di gereja, sehingga topik pembahasan ini juga dimaksudkan menjadi pengayaan terhadap corak liturgi gereja. Ke empat, melalui pembahasan ini gereja diharapkan terdorong untuk berinovasi dan berkreasi dalam bermisi di tengah-tengah masyarakat. Inovasi dan penggalian kreativitas bukan sebatas untuk tujuan misi, namun juga membantu para pendengarnya melihat kehidupan serta memberi inspirasi untuk memperbaiki kehidupan ini. Kesadaran yang lahir dari metode pendekatan baru, memungkinkan perubahan nilai atau bahkan menghasilkan nilai-nilai baru dalam masyarakat. Oleh karenanya, seni drama dapat menjadi alternatif metode komunikasi misi untuk kehidupan masyarakat dewasa ini.
7 7 B.3. Batasan Pengertian Agar tidak menimbulkan pemahaman yang bermakna ganda, maka judul skripsi ini memerlukan batasan pengertian. Yang dimaksud dengan seni drama adalah seni pertunjukan yang menonjolkan percakapan dan gerak para pemain di atas panggung. 11 Panggung adalah tempat atau arena yang digunakan secara khusus pada saat pertunjukan berlangsung. Ada juga sarana lain yang dapat digunakan selain panggung, yaitu radio, televisi, dan film layar lebar. Berdasarkan sarana penyajian tersebut, maka Penulis membatasi pemahaman seni drama pada seni pertunjukan yang ditampilkan di panggung. Drama panggung dapat dimainkan di dalam dan di luar ruangan. Para aktor bermain di atas panggung pertunjukan atau arena khusus yang disediakan. Penonton berada di sekitar panggung untuk melihat dan mendengar pertunjukan secara langsung. Penonton dapat juga memberi respon dalam bentuk dialog. Biasanya pemain akan merespon jika dialog tersebut tidak lepas dari alur yang ada dalam naskah. Adapun yang dimaksud dengan naskah adalah cerita tertulis berupa pedoman dialog, gerak, dan situasi panggung yang ditampilkan dalam pertunjukan. Drama yang menggunakan naskah, dikategorikan sebagai drama modern. Sedangkan drama tanpa naskah, dikategorikan sebagai drama tradisional. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Penulis membatasi pengertian seni drama sebagai drama modern. Jadi, makna kata seni drama dalam judul tersebut adalah seni pertunjukan yang disajikan di panggung atau arena khusus dengan menggunakan naskah sebagai pedoman penyajian. Yang dimaksud dengan metode adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dalam berkomunikasi. Sedangkan komunikasi adalah proses pemindahan informasi atau berita dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi dapat terjadi juga antara seseorang dengan kelompok orang yang lain dan antara suatu kelompok orang dengan kelompok orang yang lain. Secara khusus, yang dimaksud dengan berita dalam konteks penelitian ini adalah tata nilai Kristen yang terkandung dalam Injil. Jadi, yang dimaksud dengan metode komunikasi adalah cara menyampaikan tata nilai Kristen yang terkandung dalam Injil agar dapat diterima dan 11 Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama, PT Grasindo, Jakarta, 2002, hlm. 1.
8 8 dipahami oleh pendengarnya. Tata nilai Kristen yang terkandung dalam Injil tersebut, selanjutnya disebut dengan berita Injil. Yang dimaksud dengan misi adalah pesan atau tugas perutusan. Misi dalam skripsi ini tidak ditujukan untuk Kristenisasi, melainkan suatu tugas untuk mengkomunikasikan tata nilai Kristen yang terkandung dalam Injil kepada masyarakat. Yang dimaksud dengan masyarakat adalah masyarakat Jawa, yaitu sekelompok masyarakat yang hidup di pulau Jawa. Budiono Herusatoto menyebut secara lengkap bahwa masyarakat Jawa adalah sekelompok masyarakat yang secara turun-temurun mewarisi tata nilai, adat istiadat, dan tradisi kebudayaan Jawa. Mereka juga menggunakan bahasa Jawa dengan beragam dialek dalam kehidupan sehari-hari, serta bertempat tinggal di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang disebut sebagai Tanah Jawa. 12 Selanjutnya, yang dimaksud dengan alternatif adalah pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan. 13 Misi sebagai suatu tugas untuk mengkomunikasikan tata nilai Kristen, dapat ditempuh dengan berbagai cara. Untuk itu Penulis memberikan alternatif pemikiran tentang metode komunikasi dalam misi. Saat ini sudah ada beberapa metode yang dilakukan dalam misi. Sebagai alternatif, Penulis memilih seni drama sebagai metode komunikasi dalam misi. C. METODE PENULISAN Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif-analitis, 14 yaitu teknik penulisan dengan mengumpulkan referensi bacaan dan mendeskripsikan pemikiran yang ada dalam referensi yang terkumpul. Kritik dan seleksi terhadap data yang terkumpul juga dilakukan agar diperoleh data-data yang relevan dengan topik penulisan. 12 Bambang Subandrijo, Keselamatan Bagi Orang Jawa, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000, hlm Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Edisi ke-2, 1997, hlm Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda, Teknik, Tarsito, Bandung, Edisi ke-7, 1980, hlm
9 9 D. SISTEMATIKA PENULISAN Agar menjadi tulisan yang utuh dan mudah dipahami, maka tulisan ini secara sistematis dibagi menjadi lima bab. Bab I sebagai pendahuluan berisi gambaran umum skripsi yang meliputi latar belakang permasalahan, perumusan permasalahan, rumusan judul, alasan pemilihan judul, batasan pengertian, metode penulisan, dan keterangan tentang sistematika penulisan. Bab II akan menjelaskan perkembangan metode komunikasi misi pada abad XX. Uraian dimulai dari lembaga misi tingkat dunia dan berlanjut kepada gambaran umum tentang metode misi yang dilakukan oleh gereja-gereja di Indonesia. Uraian selanjutnya adalah penjelasan tentang sikap dan tindakan lembaga gereja terhadap usaha misi yang telah dilakukan di Indonesia. Pada bagian penutup, uraian diakhiri dengan usulan metode komunikasi melalui seni drama. Bab III akan memaparkan realitas masyarakat dan relevansinya dengan seni drama dan perkembangannya. Uraian diawali dari perkembangan seni drama tradisional dan seni drama modern. Uraian dalam bab ini akan meliputi juga penjelasan tentang peranan seni drama dalam kehidupan keagamaan, termasuk kehidupan bergereja. Bab IV berisi penjelasan tentang alasan pemilihan seni drama sebagai media komunikasi dalam misi. Uraian diawali dengan penjelasan tentang keunggulan seni drama serta kemungkinan peran serta jemaat dalam proses pelaksanaan metode komunikasi tersebut. Uraian dilanjutkan dengan peran seni drama dalam misi Kristen dan diakhiri dengan pemaparan tentang penerapan metode komunikasi misi melalui seni drama. Bab V sebagai bab terakhir akan menjawab pertanyaan yang diajukan dalam perumusan permasalahan pada bab pendahuluan. Uraian pada bab ini akan ditutup dengan penjelaskan relevansi metode misi dengan salah satu bentuk budaya yang ada di Indonesia, yaitu seni drama.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis
Lebih terperincilambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, manusia memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan pesan. Berbagai alat komunikasi diciptakan hanya untuk mempermudah manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. Berbagai jenis seni yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek
Lebih terperinciBAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan
1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah
Lebih terperinciUKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena modern yang terjadi di awal millennium ketiga ini yang lebih popular dengan sebutan globalisasi memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kemajemukan merupakan realitas yang menjadi salah satu ciri dari kondisi masa sekarang ini. Di era modern yang untuk sementara kalangan sudah berlalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik sudah masuk dalam unsur liturgi dan berfungsi sebagai sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Permasalahan Sebagai salah satu penerus tradisi Gereja Reformasi, Gereja Kristen Jawa (GKJ) memiliki ajaran iman yang sangat mendasar sehubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya, rasa manusia untuk memenuhi
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seperti diketahui bersama bahwa dalam kehidupan orang Kristen saat ini, gereja adalah sebuah identitas yang sangat penting bagi orang-orang percaya kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Dapat dikatakan dalam suatu bagian daerah Indonesia memiliki kebudayaan dan kesenian khas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Ibadah etnik merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberi ruang bagi kehadiran unsurunsur budaya. Kehadiran unsur-unsur budaya yang dikemas sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya. Setiap daerah di Kepulauan Indonesia memiliki budayanya sendiri. Bahkan di setiap kota/kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.
Lebih terperinciARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA
ARTIKEL KARYA SENI PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERDRAMA I JAYA PRANA DAN NI LAYON SARI UNTUK MENGGALI POTENSI SISWA BERMAIN DRAMA DI SMP NEGERI 1 SUKAWATI GIANYAR Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang merupakan representasi kehidupan manusia yang memuat nilai, norma, etika, estetika, serta aturan-aturan dalam berbuat dan bertingkah laku yang baik. Wayang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciB A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan
5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah memiliki kedudukan yang tinggi dan mempunyai peranan yang sangat penting menurut pandangan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, karena Islam sangat memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tedjo Narsoyo (2010:3), Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan. Pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran secara filsafati,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya tertentu. Sebuah pernyataan tentang kesenian Jawa, kesenian Bali, dan kesenian flores, semuanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Permasalahan. A.1 Latar Belakang Masalah
1 Bab I Pendahuluan A. Permasalahan A.1 Latar Belakang Masalah Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) memiliki simbol eksistensi/keberadaan sebagai sebuah organisasi Gereja yang dituangkan dalam sesanti/ semboyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya yang menghubungkan dan mengikat anggota masyarakat satu dengan yang lain. Tradisitradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para muballigh yang telah berhasil menyebarluaskan agama Islam di Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga telah berhasil mengislamkan
Lebih terperinci1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN
1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah sebuah kota yang berada di pesisir utara pulau Jawa, berbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena letak geografisnya yang strategis membuat
Lebih terperincidari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat
Lebih terperinci2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciMUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan
MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia sepanjang sejarah mencakup berbagai macam kegiatan,di antaranya adalah seni yang di dalamnya termasuk seni tari. Batasan seni tari sudah
Lebih terperinciberbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Raymond Williams mendefinisikan budaya sebagai struktur keluarga, struktur masyarakat dan organisasi produksi yang mengekspresikan serta mengatur hubungan sosial serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang khas dengan pluralitas agama dan budaya. Pluralitas sendiri dapat diterjemahkan sebagai kemajemukan yang lebih mengacu pada jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinci1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal
Berkhotbah merupakan bentuk pelayanan yang penting dalam kehidupan bergereja. Dapat dikatakan bahwa semua teologi yang telah dipelajari ketika masuk dalam kehidupan bergereja akan bermuara di khotbah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan, pengalaman dan ekspresi kepada orang lain. Ekspresi dalam musik memiliki batasan yang luas, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang
Lebih terperinci