BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul : Transaksi Elektronik Via EDC dalam Perspektif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul : Transaksi Elektronik Via EDC dalam Perspektif"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Penulis memilih judul : Transaksi Elektronik Via EDC dalam Perspektif Hukum Mayantara mengingat alasan yang akan dikemukakan dibawah ini ; Pertama, sudah tidak terhitung lagi jumlah dan jenis transaksi di dalam masyarakat yang menggunakan media elektronik dan telekomunikasi. Namun, apakah semua transaksi tersebut telah memperoleh suatu cover atau jaminan landasan yuridis yang bersifat khusus, baik yang diatur dalam Undang-Undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 1 maupun karena tuntutan asas konvergensi tidak dapat dipisahkan dari Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi 2? Jawaban atas pertanyaan tersebut belum terlalu mendapat perhatian yang serius di kalangan ilmuan hukum atau para jurists di Indonesia. Adapun satu dari berbagai jenis transaksi dalam masyarakat yang menggunakan media elektronik dan telekomunikasi yang belum memeroleh perhatian yang serius dari para jurists di Indonesia yaitu EDC. Abdul Halim Barkatullah & Teguh Prasetyo, SH, M.Si serta Dr. Danrivanto Budhijanto, SH., LLM (in IT Law) 1 Selanjutnya disebut UU ITE. 2 Selanjutnya disebut UU Telekomunikasi. 1

2 pernah menyinggung dalam buku mereka tentang EDC akan tetapi dalam kedua buku itu sama sekali belum membahas secara khusus transaksi via EDC tersebut.yang dimaksud dengan EDC adalah Electronic Data Capture. EDC adalah satu dari alat yang digunakan dalam layanan pembayaran elektronik, antara lain yang dilakukan bank. Mengingat alasan sebagaimana telah dikemukakan di atas tersebut, Penulis tertarik menggunakan kesempatan penyusunan skripsi kesarjanaan Penulis ini untuk memelajari aspek hukum (mayantara) tentang transaksi elektronik via EDC tersebut. Dalam hal ini perlu dikemukkan bahwa EDC adalah suatu alat yang berfungsi seperti komputer biasa, dengan processor, RAM, hard-disk dan operating system sendiri, dalam membantu suatu transaksi elektronik. Menurut data dari sebagian responden 3 yang telah mengisi kuisoner yang telah dibuat dan disebarkan oleh Penulis, dapat disimpulkan bahwa EDC adalah sebuah alat yang digunakan sebagai media pembayaran menggunakan kartu kredit dan kartu debet. Faktor-faktor pendukung agar alat tersebut dapat bekerja dengan baik adalah jaringan internet atau network dan/atau jaringan telepon yang baik pula dikarenakan transaksi EDC adalah transaksi yang dilakukan secara on-line maupun secara off-line. On-line artinya terhubung dengan jaringan telekomunikasi, sedangkan off-line adalah transaksi dengan menggunakan EDC namun terputus dengan jaringan telekomunikasi. 3 Penulis menyebar dua belas kuisioner sedangkan yang dijawab hanya empat dari kedua belas kuisioner tersebut. 2

3 Keuntungan yang dapat diperoleh dari transaksi via EDC ini adalah: 1) Praktis. Praktis dalam hal ini pihak nasabah dapat melakukan transaksi tanpa harus mengeluarkan uang tunai. 2) Dengan transaksi menggunakan EDC dapat meminimalkan penggunaan uang palsu yang beredar di tengah masyarakat. 3) Nasabah dapat memperoleh berbagai program-program menarik dari bank tertentu (dalam hal ini Bank CIMB Niaga) berupa tawaran cicilan tetap dengan bunga 0%. Sedangkan kekurangan dari transaksi menggunakan EDC adalah untuk pengambilan tunai dibatasi maksimal per transaksinya (dalam hal ini sesuai dengan perjanjian pihak penyedia jasa atau bank terkait) dan mesin EDC tersebut tidak dapat mendeteksi secara langsung apakah kartu yang digunakan untuk bertransaksi adalah asli atau palsu. 4 Cara kerja dari transaksi menggunakan mesin EDC tersebut adalah sebagai berikut; pihak konsumen memberikan kartu kesepakatan dengan pihak bank yang berupa ATM dan/atau kartu kredit kepada operator mesin/ teller (kasir). Selanjutnya teller atau kasir memasukan data sesuai permintaan konsumen tersebut. Lalu mesin akan mengirim data kepada bank yang bersangkutan untuk diproses. Setelah data diproses, kemudian penyelesaian transaksi (realtime) ditandai dengan keluarnya bukti 4 Diolah dari data kuisioner yang telah diisi oleh: 1) Dini Rinta Utami, Operasional Bank CIMB Niaga, Jalan Jendral Sudirman No. 93 Salatiga, diisi tanggal 16 Juli ) Wiwid Saddam Ali Syahbana, Asisten Kepala Toko Indomaret Patimura, diisi tanggal 3 Juli ) Respati B D, Manager Hotel Le Beringin, Jalan Jendral Sudirman Nomor 160, diisi tanggal 6 Juli ) Susi Hendrayatni, Kasir Toko Alfamart cabang UKSW, diisi tanggal 6 Juli

4 berupa struk yang dikirim sistem komputer bank kepada mesin EDC dan terletak di counter (kasir ) yang dioperasikan oleh teller (kasir). Selain transaksi secara on-line, transaksi via EDC juga dapat dilakukan secara off-line atau manual. Meskipun mungkin tidak dimaksudkan untuk menggambarkan cara kerja EDC, namun ada penulis yang mengatakan bahwa saat kartu digesek, huruf timbul pada kartu akan mencetak slip yang berkarbon. Slip berkarbon inilah yang akan dikirim pedagang (merchant) pada saat proses capture. Meskipun merchant tidak melakukan otorisasi on-line, terkadang merchant memeriksa keaslian (keotentikan) kartu tersebut dengan menelpon bank penerbit kartu, atau memeriksa kartu tersebut masuk dalam daftar kartu blacklist dari daftar kartu yang dikeluarkan oleh perusahaan kartu kredit secara periodik. 5 Per definisi menurut hukum positif Indonesia, transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. 6 Dalam kaitan dengan fungsi EDC seperti fungsi komputer di atas, hukum positif Indonesia (mayantara) mendefinisikan komputer sebagai alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi 5 Abdul Halim Barkatullah & Teguh Prasetyo, SH, M.Si., Bisnis e-commerce: Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia., Yogyakarta., Pustaka Pelajar., 2005., hal. 57. Hal ini menunjukan bahwa dalam transaksi elektronik Via EDC, tidak dapat dipisahkan dengan kartu yang juga disebutkan dan menjadi milik bank serta dipegang oleh nasabah bank yang bersangkutan. 6 Pasal 1 Angka (2) UU ITE. 4

5 logika, aritmatika, dan penyimpanan. 7 Definisi ini berkonvergensi dengan telekomunikasi. 8 Suatu manifestasi yang konkret dari asas konvergensi 9 tersebut adalah bahwa dengan demikian, asas-asas dan kaedah-kaedah yang terkandung di dalam UU ITE tidak dapat dipisahkan dari UU Telekomunikasi. Perspektif asas konvergensi tersebut mendikte atau memberikan inspirasi kepada Penulis bahwa ada beberapa masalah yang dapat dideskripsikan melalui suatu kegiatan penelitian, dan pada akhirnya menulis suatu skripsi kesarjanaan. Oleh sebab itu Penulis memilih judul di atas dengan alasan yang kedua. Alasan kedua itu adalah bahwa judul itu menuntun penelitian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain; 1) Apa hakekat dari transaksi elektronik via EDC sebagaimana diatur dalam UU ITE dan prinsip konvergensi dari UU Telekomunikasi? 2) Kapan suatu transaksi elektronik via EDC dimulai atau dinyatakan berlaku. 3) Siapakah pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi elektronik via EDC yang 7 Pasal 1 Angka (14) UU ITE. 8 Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya (Pasal 1 UU Telekomunikasi). 9 Konvergensi merupakan konsep yang dipergunakan sebagai upaya untuk penyatuan sistem-sistem hukum, konsepsi, prinsip-prinsip atau norma-norma (Dr. Danrivanto Budhijanto, SH., LLM (in IT Law)., Hukum Telekomunikasi, Penyiaran & Teknologi Informasi: Regulasi & Konvergensi., Bandung., PT Refika Aditama., 2010., hal. xi). Istilah konvergensi dalam perspektif mayantara dipergunakan oleh pembuat UU ITE dan dicantumkan dalam penjelasan I Umum, paragraf kedua... Demikian pula, hukum telematika yang merupakan perwujudan dari konvergensi hukum telekomunikasi, hukum media, dan hukum informatika... Kenyataan ini menunjukan bahwa konvergensi di bidang teknologi informasi, media, dan informatika (telematika) berkembang terus tanpa dapat dibendung, seiring dengan ditemukannya perkembangan baru di bidang informasi, media, dan komunikasi.... 5

6 menggunakan sarana telekomunikasi? 4) Apa sajakah yang bisa atau dapat menjadi objek dalam sebuah transaksi Via EDC? 5) Apakah hak-hak dan kewajiban dari para pihak yang terlibat dalam sebuah Via EDC? 6) Kapan suatu transakasi elektronik Via EDC dinyatakan telah berakhir dan 7) Bagaimana penyelesaian sengketa dalam suatu transaksi elektronik Via EDC? plus bukan hanya itu saja, melainkan masih banyak pula aspek hukum yang dapat diteliti dari kegiatan transaksi elektronik. Ketiga, sehubungan dengan uraian di atas, penelitian dalam rangka mengungkap prinsip-prinsip dan kaedah-kaedah hukum yang menganut permasalahan di atas penting (urgent) terutama nantinya akan dibandingkan dengan prinsip-prinsip hukum yang mengatur tentang transaksi pada umumnya (konvensional). Karena walaupun transaksi elektronik terjadi di dunia siber, namun dampak yang ditimbulkannya baik positif maupun negatif dapat langsung terasa di dunia nyata Latar Belakang Permasalahan Teknologi informasi 11 di dunia tidak terkecuali yang ada di Indonesia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Satu hasil dari dampak perkembangan teknologi informasi yang pesat ini adalah teknologi di bidang perbankan, yang memberikan 10 Penjelasan umum UU ITE paragraf ketujuh Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyberspace), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. 11 Perlu dikemukakan di sini bahwa yang Penulis maksudkan dengan Teknologi Informasi di sini adalah bukan hardware dan software, komputer, antara lain. Hal ini berada di luar kompetensi juris. T.I di mata seorang juris adalah prinsip-prinsip dan kaedah-kaedah hukum yang menjawab mengenai T.I. 6

7 akses bagi nasabah untuk dapat melakukan transaksi dimanapun dan kapanpun mereka berada, yaitu terdapat suatu layanan pembayaran yang dilakukan melalui sistem elektronik yang disediakan oleh bank maupun lembaga bukan bank. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat tersebut telah memberikan dampak terhadap munculnya inovasi-inovasi baru dalam pembayaran elektronik (e-payment). Beberapa contoh pembayaran yang dilakukan secara elektronik yang dikenal di Indonesia adalah phone banking, internet banking, dan pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit serta kartu debit atau kartu ATM yang dilakukan melalui mesin EDC. 12 Seperti telah Penulis singgung di atas, transaksi menggunakan mesin EDC ini dapat dilakukan jika faktor-faktor pendukung seperti jaringan internet berjalan dengan baik. Internet merupakan kependekan kata dari interconnection-networking yang mengandung arti sistem hubungan berbagai komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan mencakup seluruh dunia (jaringan computer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti kabel telepon dan satelit. 13 Dengan internet, seorang manusia atau badan hukum dapat berinteraksi (dalam hal ini disebut transaksi elektronik) dengan manusia dan/atau badan hukum lain yang berada pada belahan dunia lain tanpa harus mengadakan pertemuan secara 12 Samuel Adityo Utomo, S.Tek, Aplikasi Contaclesssmart Card Sebagai Alat Jual Beli Gedung C UKSW, Fakultas Teknik Elektro dan Komputer, hal -1, Abdul Halim Barkatullah & Teguh Prasetyo, SH, M.Si., Op. Cit., hal

8 konvensional, melainkan diciptakan transaksi elektronik yang lebih praktis tanpa perlu kertas (papperless) dan dapat tidak bertemu secara fisik (face to face). 14 Transaksi elektonik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. 15 Dari pengertian tersebut di atas maka, dapat diuraikan unsur-unsur dari transaksi elektronik itu sendiri yaitu, bahwa transaksi elektronik adalah suatu perbuatan hukum. Perbuatan hukum merupakan perbuatan yang menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum adalah timbunya hak dan kewajiban. 16 Selanjutnya, transaksi elektronik juga berarti komputer. UU ITE mendefenisikan komputer sebagai alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan. Unsur selanjutnya adalah bahwa transaksi elektronik adalah jaringan komputer. Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antara 2 (dua) komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). 17 Akhirnya unsur dari transaksi elektronik adalah media elektronik. 14 Ibid., hal vii. 15 Pasal 1 Angka (2) UU ITE. 16 Salim H.S. SH., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Indonesia., Sinar Grafika Offset., Jakarta., 2003., hal Melwin Syafrizal., Pengantar Jaringan Komputer., C.V Andi Offset., Yogyakarta., 2005., hal 2. 8

9 Dari pengertian transaksi elektronik di atas terlihat perbedaan yang sangat mendasar antara transaksi yang menggunakan media elektronik dengan transaksi konvensional atau transaksi yang terjadi pada umumnya. 18 Transaksi elektronik pada hakekatnya adalah bertujuan agar para pihak yang terlibat melakukan transaksi tidak harus bertemu atau berhadapan secara langsung. Bisa saja para pihak yang telah melakukan transaksi tersebut berada pada tempat atau bahkan Negara yang berbeda sehingga tuntutan untuk melakukan transaksi secara konvensional tidak dapat dilakukan. Dalam transaksi secara elektronik para pihak yang terlibat dalam transaksi elektronik itu adalah sebagai berikut: 1) Pihak Penjual atau merchant atau pengusaha yang menawarkan sebuah produk melalui internet sebagai pelaku usaha; 2) Pihak Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang oleh undang-undang, yang menerima penawaran dari Penjual atau Pelaku Usaha dan berkeinginan untuk melakukan transaksi jual beli produk yang ditawarkan oleh Penjual/Pelaku Usaha/merchant; 3) Pihak Bank sebagai pihak penyalur dana dari pembeli atau konsumen kepada Penjual atau Pelaku Usaha/merchant, karena pada transaksi jual beli secara elektronik, Penjual dan Pembeli tidak berhadapan langsung, sebab mereka berada pada lokasi yang berbeda sehingga pembayaran dapat dilakukan melalui perantara dalam hal ini bank; 4) Pihak Penyedia jasa pengangkutan sebagai pihak yang memfasilitasi penjual dan pembeli dalam hal mengirim dan mengantar barang 18 Abdul Halim Barkatullah & Teguh Prasetyo, SH, M.Si., Op. Cit., hal. vii. 9

10 sebagai obyek transaksi. Pada beberapa kasus, para pihak tidak menggunakan jasa pengangkutan melainkan para pihak menentukan dan kemudian menyepakati satu tempat di mana mereka dapat bertemu dan kemudian melakukan penyerahan uang dan barang. Media elektronik hanya digunakan untuk melakukan penawaran. Praktek ini dikenal dengan nama COD yang merupakan singkatan dari Cash On Delivery; 5) Pihak Provider sebagai penyedia jasa layanan akses internet. Adapun hak dan kewajiban para pihak dalam transaksi elektronik adalah sebagai berikut 19 : Pihak Penjual. Hak dari Pihak Penjual adalah menerima sejumlah uang sesuai harga yang telah disepakati sebelumnya dengan Pembeli. Selain itu, Pihak Penjual juga berhak mendapat perlindungan dari Pembeli yang tidak beritikad baik. Sedangkan kewajiban dari Pihak Penjual adalah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya, benar dan jujur kepada calon Pembeli dikarenakan dalam transaksi elektronik Penjual dan Pembeli tidak harus bertemu secara langsung sehingga calon Pembeli tidak dapat mengecek secara langsung barang yang akan dibeli. Pihak Pembeli. Hak dari Pihak Pembeli adalah mengetahui informasi yang sejelas-jelasnya dari Penjual dari barang yang akan dibeli. Kewajiban Pihak Pembeli adalah menyerahkan sejumlah uang dari harga yang telah disepakati bersama dengan Pihak Penjual kepada Pihak Penjual. 19 Edmon Makarim., Kompilasi Hukum Telematika., Jakarta., PT. RajaGrafindo Persada., 2000, hal

11 Pihak Bank. Pihak Bank berkewajiban untuk memfasilitasi penyerahan sejumlah uang dari harga yang telah disepakati Pihak Penjual dengan Pihak Pembeli untuk barang yang menjadi obyek transaksi. Pihak Penyedia jasa pengangkutan. Pihak Penyedia jasa pengangkutan berkewajiban mengirim dan mengantar barang yang menjadi obyek transaksi dari Pihak Penjual sampai pada tangan Pihak Pembeli dengan selamat. Pihak Provider. Pihak Provider berkewajiban untuk menyediakan jasa layanan internet kepada Pihak Pembeli dan Pihak Penjual dengan akses 24 jam penuh agar transaksi elektronik tersebut dapat berjalan. Dalam menjalankan hak dan kewajibannya, para pihak yang terdapat dalam transaksi elektronik ini haruslah berlandaskan iktikad baik sebagai perwujudan dari Pasal 17 Ayat (2) UU ITE. Iktikad baik dari para pihak ini dapat dilakukan pada waktu mulai berlakunya suatu hubungan hukum dan pada waktu pelaksanaan hak-hak dan kewajiban yang termaktub dalam hubungan hukum itu. 20 Iktikad baik tersebut adalah asas yang digunakan para pihak dalam melakukan transaksi elektronik tidak bertujuan untuk secara sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak lain tanpa sepengetahuan pihak lain tersebut Dr. Agus Yudha Hernoko, SH, MH., Hukum Perjanjian : Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersil., Yogyakarta., Laksbang Mediatama bekerja sama dengan Kantor Advokat Hufron & Hans Simaela., 2008., hal Penjelasan Pasal 3 UU ITE. 11

12 Selain itu pula dalam Pasal 1338 Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa : Perjanjian-perjanjian harus dilakukan dengan iktikad baik. Rumusan tersebut berarti bahwa sebagai sesuatu yang disepakati dan disetujui oleh para pihak, pelaksanaan prestasi dalam tiap-tiap perjanjian harus dihormati sepenuhnya, sesuai dengan kehendak para pihak saat perjanjian ditutup. 22 Dari paparan di atas, maka dapat diketahui beberapa hakekat perbedaan antara transaksi elektronik dengan transaksi konvensional. Transaksi elektronik bertujuan untuk memudahkan Penjual dan Pembeli dalam melakukan pemindahan barang atau hak tanpa harus bertemu secara langsung sebagaimana yang terjadi pada transaksi konvensional. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana apabila transaksi elektronik itu sendiri dilakukan melalui EDC? Maksudnya, bagaimana transaksi elektorinik Via EDC dalam perspektif UU ITE atau mayantara? Tambahan pula, bagaimana perspektif atas EDC menurut UU ITE itu dihubungkan lagi dengan UU telekomunikasi melalui asas konvergensi? Hal tersebut itulah yang diteliti lebih lanjut melalui penelitian ini Rumusan Masalah Sehubungan dengan pemaparan, mengenai perbedaan mendasar antara transaksi elektronik dan transaksi konvensional di atas, maka berikut ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah perspektif mayantara dalam transaksi elektronik via EDC? 22 Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, SH., MH., Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian., Jakarta., PT RajaGrafindo Persada., 2003., hal

13 1.4.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Apa hakekat dari transaksi elektronik via EDC sebagaimana diatur dalam UU ITE dan prinsip konvergensi dari UU Telekomunikasi? 2) Kapan suatu transaksi elektronik via EDC dimulai atau dinyatakan berlaku. 3) Siapakah pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi elektronik Via EDC yang menggunakan sarana telekomunikasi? 4) Apa sajakah yang bisa atau dapat menjadi objek dalam sebuah transaksi Via EDC? 5) Apakah hak-hak dan kewajiban dari para pihak yang terlibat dalam sebuah Via EDC? 6) Kapan suatu transakasi elektronik Via EDC dinyatakan telah berakhir dan 7) Bagaimana penyelesaian sengketa dalam suatu transaksi elektronik Via EDC? 1.5.Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif, dengan pendekatan yang digunakan adalah statute approach dan conceptual approach. Penulis meneliti dan menemukan prinsip-prinsip atau asas-asas dan kaedah-kaedah yang mengatur mengenai transaksi elektronik via EDC dalam perspektif mayantara. Satuan amatan dalam penelitian ini adalah peraturan perundang-undangan tentang UU ITE yang berkonvergensi dengan UU Telekomunikasi dan aturan-aturan yang berkaitan. Sedangkan satuan analisis penelitian ini adalah bagaimana perspektif mayantara atas transaksi via EDC. 13

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan mengemukakan gambaran yang diperoleh dari hasil studi terhadap UU ITE dan UU Telekomunikasi. Diskripsi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK I. UMUM Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku

Lebih terperinci

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com)

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com) Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com) Sri Anggraini Kusuma Dewi STMIK Asia Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul: Karakteristik Perjanjian Kerjasama Pengelolaan BPDNet

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul: Karakteristik Perjanjian Kerjasama Pengelolaan BPDNet BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Penulis memilih judul: Karakteristik Perjanjian Kerjasama Pengelolaan BPDNet Online antara PT Artajasa Pembayaran Elektronis dengan PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap perkembangan segala aspek dalam kehidupan manusia pada

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap perkembangan segala aspek dalam kehidupan manusia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan yang selalu berkembang setiap harinya membawa dampak terhadap perkembangan segala aspek dalam kehidupan manusia pada umumnya, dan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya masyarakat informasi yang diyakini merupakan salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media informasi dan telekomunikasi sangat pesat berkembang saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri adalah jaringan komunikasi

Lebih terperinci

KEABSAHAN PERJANJIAN JUAL-BELI BENDA BERGERAK MELALUI INTERNET (TINJAUAN DARI BUKU III KUH PERDATA DAN UU NO 11 TAHUN 2008)

KEABSAHAN PERJANJIAN JUAL-BELI BENDA BERGERAK MELALUI INTERNET (TINJAUAN DARI BUKU III KUH PERDATA DAN UU NO 11 TAHUN 2008) KEABSAHAN PERJANJIAN JUAL-BELI BENDA BERGERAK MELALUI INTERNET (TINJAUAN DARI BUKU III KUH PERDATA DAN UU NO 11 TAHUN 2008) Heru Kuswanto, SH., M.Hum. 1 ABSTRAK Berdasarkan syarat sahnya suatu perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Internet adalah seluruh jaringan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat, hal ini berdampak pada perubahan aktivitas dalam dunia bisnis. Perubahan tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi, dan informasi telah berjalan sedemikian rupa sehingga pada saat ini sudah sangat jauh berbeda, pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI ELECTRONIC BILL PRESENTMENT AND PAYMENT DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BW JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Perlindungan

Lebih terperinci

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN A. Indikator Teknologi Sistem Informasi Perbankan Indikator teknologi sistem informasi perbankan yaitu: 1. Platform perangkat computer (main frame, minicomputer, PC LAN) 2. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi dengan penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola hidup masyarakat, dan berkembang dalam tatanan kehidupan

Lebih terperinci

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1 Pencegahan dan Penanganan Kejahatan Pada Layanan Perbankan Elektronik Ronald Waas 1 Yang saya banggakan, Ketua Umum dan Jajaran Pengurus Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, Para Pembicara dari Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam memajukan perekonomian negara, perbankan mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini karena bank mempunyai fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang teknologi, dimana dalam teknologi dapat dilihat dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI -1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan karya tulis ini setidak-tidaknya akan menemukan jawaban atas sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan karya tulis ini setidak-tidaknya akan menemukan jawaban atas sejumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagaimana Penulis telah kemukakan dalam Bab I bahwa penelitian dan penulisan karya tulis ini setidak-tidaknya akan menemukan jawaban atas sejumlah pertanyaan 1 yang berhimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Peningkatan pertumbuhan penduduk. meningkatkan pula kebutuhan lahan permukiman di kawasan perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Peningkatan pertumbuhan penduduk. meningkatkan pula kebutuhan lahan permukiman di kawasan perkotaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kawasan perkotaan sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduknya. Peningkatan pertumbuhan penduduk meningkatkan pula kebutuhan lahan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. menawarkan produk salah satu caranya dengan media SMS atau. menawarkan produk bank secara masal atau broadcast message,

BAB III PENUTUP. menawarkan produk salah satu caranya dengan media SMS atau. menawarkan produk bank secara masal atau broadcast message, 60 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perkembangan teknologi dewasa ini memberikan begitu banyak pilihan khususnya bagi bank dalam hal menawarkan produknya. Bank menawarkan produk salah satu caranya dengan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERBANKAN. Hartika Yusman. Abstrak. Pendahuluan. Pembahasan.

TEKNOLOGI PERBANKAN. Hartika Yusman. Abstrak. Pendahuluan. Pembahasan. TEKNOLOGI PERBANKAN Hartika Yusman hartika@raharja.info Abstrak Semakin berkembangnya teknologi di dunia, transaksi perbankan pun mulai menggunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar-Belakang Keunggulan komputer berupa kecepatan dan ketelitiannya dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat menekan jumlah tenaga kerja, biaya serta memperkecil kemungkinan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA 0 PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Persyaratan guna Mencapai Derajat Hukum dan Ilmu Hukum pada

Lebih terperinci

BAB II SYSTEM PAYMENT POINT ONLINE BANK DALAM HUKUM PERBANKAN. A. Dasar Hukum System Payment Point Online Bank dalam Hukum Perbankan

BAB II SYSTEM PAYMENT POINT ONLINE BANK DALAM HUKUM PERBANKAN. A. Dasar Hukum System Payment Point Online Bank dalam Hukum Perbankan BAB II SYSTEM PAYMENT POINT ONLINE BANK DALAM HUKUM PERBANKAN A. Dasar Hukum System Payment Point Online Bank dalam Hukum Perbankan PPOB (Payment Point Online Bank) adalah Satu kesatuan Sistem Hardware

Lebih terperinci

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE)

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE) ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE) ANDI RISMA Universitas Muslim Indonesia Email: permata.mitha@yahoo.com ABSTRACT Online transaction is a process of buying and selling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Layaknya fungsi uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi, uang tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KEDUDUKAN E-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF UU ITE

BAB III ANALISIS KEDUDUKAN E-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF UU ITE BAB III ANALISIS KEDUDUKAN E-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF UU ITE Di dalam Bab ini, pembahasan dibagi dalam dua pokok bahasan. Pertama, yang akan dibahas adalah mengenai kaidah-kaidah dalam Undang- Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. Banyaknya produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan para pelaku usaha kepada masyarakat sama-sama

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini, sejajar dengan berkembangnya berbagai macam media elektronik. Perkembangan media media elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan suatu masalah (perselisihan) yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan suatu masalah (perselisihan) yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Penyelesaian sengketa merupakan institusi hukum yang dipelajari oleh seorang yuris. 1 Penyelesaian sengketa di dalam ilmu hukum hadir dalam rangka pemecahan

Lebih terperinci

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Oleh: Dr Jamal Wiwoho, Dr I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani 4/30/2012 model pengaturan ITE www.jamalwiwoho.com 1 Saat ini telah lahir suatu rezim hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang marak akhir-akhir ini, tidak saja memberikan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara tertentu namun juga akan berimbas terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perilaku konsumen mengalami perubahan lebih. mengedepankan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dalam melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perilaku konsumen mengalami perubahan lebih. mengedepankan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dalam melakukan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi informasi yang didukung dengan kemajuan pola pikir masyarakat khususnya masyarakat di Indonesia sekarang ini mendapat perkembangan yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian, dimana peranan Bank adalah sebagai penyimpan dana dan penyalur dana. Peran

Lebih terperinci

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH Dosen STIH Padang Abstrak Pasar 1320 KUHPerdata mengatur tentang syarat-syarat sah perjanjian. Ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sehat. Tujuan dari disampaikannya iklan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sehat. Tujuan dari disampaikannya iklan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk memasarkan produknya, pelaku usaha pada umumnya membuat promosi tentang barang dan / atau jasa yang akan diperdagangkan ke masyarakat melalui sarana media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat memberikan dampak tidak langsung dalam perubahan pola kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan pemanfaatan teknologi internet untuk melakukan transaksi bisnis di Indonesia telah maju dengan pesat, dimana trend ini terlihat dengan

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) PENERAPAN PASAL 1320 KUHPERDATA TERHADAP JUAL BELI SECARA ONLINE (E COMMERCE) Herniwati STIH Padang Email: herni@yahoo.co.id Submitted: 22-07-2015, Rewiewed: 22-07-2015, Accepted: 23-07-2015 http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i4.13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia semakin berubah, dalam beberapa tahun terakhir perkembangan sistem telekomunikasi di Indonesia sudah demikian pesatnya memberikan dampak yang menyentuh

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN HUKUM DAN AKSES DALAM TRANSAKSI MELALUI MEDIA INTERNET

ANALISIS HUBUNGAN HUKUM DAN AKSES DALAM TRANSAKSI MELALUI MEDIA INTERNET ANALISIS HUBUNGAN HUKUM DAN AKSES DALAM TRANSAKSI MELALUI MEDIA INTERNET Oleh: Zakaria Abstrac Development of information technology has caused the world to be without limit (bordeless) and cause significant

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan sistem pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan kretikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan usaha pada sektor jasa saat ini telah memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini sudah semakin berkembang lantaran aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan transaksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it

BAB I PENDAHULUAN an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembayaran dengan menggunakan kartu kredit mulai dikenal pada awal tahun 1900-an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it dan diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang membantu perkembangan ekonomi suatu negara. Tumbuhnya perkembangan bank secara baik dan sehat akan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut BAB I PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian dunia yang dewasa ini sedang mengalami perubahan pesat yang cukup mendasar menuju kepada sistem ekonomi global yang lebih efektif dan efisien. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perputaran uang dalam pembayarannya diperlukan keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perputaran uang dalam pembayarannya diperlukan keamanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, di jaman sekarang ini kegiatan perdagangan ataupun bisnis semakin ramai dan beragam dalam skala besar, menengah ataupun kecil. Sehingga

Lebih terperinci

BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PIDANA DI INDONESIA

BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PIDANA DI INDONESIA BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PIDANA DI INDONESIA Oleh: Elsa Karina Br. Gultom Suhirman Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Regulation

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

KONSEP DASAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KONSEP DASAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Dr. Rusman, M.Pd. http://rusmantp.wordpress.com SEKILAS TEKNOLOGI INFORMASI Manusia adalah mahluk sosial, disamping Sandang, pangan, dan Papan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, pihak (the party to

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, pihak (the party to BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, pihak (the party to contract) penyelenggara jaringan telekomunikasi diwajibkan untuk memenuhi permohonan pihak

Lebih terperinci

Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat

Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat Aspek Hukum Transaksi Elektronik; Perikatan, Pembuktian dan Penyelesaian Sengketa, oleh Resa Raditio. S.H., M.H. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262;

Lebih terperinci

A. Pengertian E-Commerce

A. Pengertian E-Commerce BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TRANSAKSI E-COMMERCE A. Pengertian E-Commerce Electronic commerce atau disingkat E-Commerce adalah kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumer), manufaktur (manufacturers),

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik Manajemen Kartu Plastik Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 7 Pengertian Merupakan kartu yang dikeluarkan/diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan selain bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 8/Ags/2016

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 8/Ags/2016 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 Oleh: Yuliana Fransiska Tan 2 ABSTRAK Pada pengertian ini E-Commerce

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang financial, serta kegiatan

Lebih terperinci

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom E-Commerce Ade Sarah H., M. Kom Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan aktivitas perdagangan memperluas cara berkomunikasi dan berinteraksi antara pelaku usaha dengan konsumen. Globalisasi dan perdagangan bebas sebagai

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/60/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan

Lebih terperinci

dan Hukum di Indonesia Cet 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 14.

dan Hukum di Indonesia Cet 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 14. BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dalam perkembangan perdagangan tidak lagi membutuhkan pertemuan secara langsung antara para pelaku bisnis. Kemajuan teknologi memungkinkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negosiasi para pihak berupaya

BAB I PENDAHULUAN. negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negosiasi para pihak berupaya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perjanjian atau Kontrak adalah suatu wadah yang mempertemukan kepentingan satu pihak dengan pihak lain dalam membuat suatu kesepakatan yang kemudian menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja di negara-negara maju tapi juga di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. saja di negara-negara maju tapi juga di negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, teknologi telah berkembang dengan sedemikian pesat, proses komunikasi menjadi lebih mudah dan berkembang dengan sangat cepat. Salah satu yang diuntungkan

Lebih terperinci

BAB IV. dunia. Jaringan komunikasi global dengan fasilitas teknologi komputer

BAB IV. dunia. Jaringan komunikasi global dengan fasilitas teknologi komputer BAB IV ANALISIS JUAL BELI ACCOUNT CLASH OF CLANS MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG RI NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Analisis Terhadap Praktek Jual Beli Account Clash

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan yang sangat penting dan mendesak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang cepat dan akurat. Tanpa informasi yang cepat dan akurat ini

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang cepat dan akurat. Tanpa informasi yang cepat dan akurat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat sehingga membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Tanpa informasi yang cepat dan akurat ini membuat para

Lebih terperinci

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK) No.7/61/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 SURAT EDARAN Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan telah diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016 PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH TERHADAP PENGGUNAAN KARTU KREDIT DITINJAU DARI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 Oleh : Patrik Elsafan Toreh 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

E-Journal Graduate Unpar Part B : Legal Science

E-Journal Graduate Unpar Part B : Legal Science PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAKU USAHA DAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI SECARA ONLINE DENGAN PEMBAYARAN MELALUI PAYPAL Indra Kirana D. PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era globalisasi pada abad ke-21 ini menyebabkan dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia. Terutama dalam hal perkembangan teknik komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang selalu dibutuhkan manusia dalam kegiatan ekonomi. Uang telah lama digunakan sebagai alat pembayaran yang sah, namun penggunaan uang tunai dirasa memberikan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini produk perbankan telah berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan salah satu aktivitas kehidupan manusia dan bahkan telah merasuki semua sendi kehidupan masyarakat modern. Dengan fenomena ini mustahil orang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebenarnya tidak dipermasalahkan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemampuan sumber daya manusia yang sangat inovatif dan kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang tinggi. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang adalah alat tukar yang diterima secara umum dan memiliki kepastian hukum serta nominalnya atau merupakan elemen penting pada kehidupan manusia. Perubahan alat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

berjalan jauh dan bertatap muka secara langsung. Inilah yang dikenal orang

berjalan jauh dan bertatap muka secara langsung. Inilah yang dikenal orang 2 Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet, maka manusia dapat mengetahui apa yang terjadi didunia dalam hitungan detik, dapat berkomunikasi dan mengenal orang dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia merupakan salah satu wujud dari kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Tujuan pembangunan Indonesia itu sendiri

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan BAB I KETENTUAN UMUM 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1 Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 perkembangan dunia terasa semakin pesat. Internet merupakan suatu jaringan komunikasi digital dan merupakan jaringan komputer terbesar yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memang harus diperhatikan agar tidak mengalami kerugian. berkaitan satu dengan yang lain dengan demikian tujuan mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. memang harus diperhatikan agar tidak mengalami kerugian. berkaitan satu dengan yang lain dengan demikian tujuan mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis saat ini memang penuh dengan persaingan dan dengan jenis yang bermacam-macam. Tentunya berhubungan dengan konsumen selaku pemakai atau pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia sekarang ini sangat pesat, karena munculnya para pembisnis muda yang sangat inovatif dan kreatif di segala bidang. Apalagi bisnis

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5289 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN DAN PENGHIMPUNAN DATA DAN INFORMASI YANG BERKAITAN I. UMUM DENGAN PERPAJAKAN

Lebih terperinci

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik Akhirnya Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) disetujui DPR menjadi Undang-Undang dua hari lalu. UU ini, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi global yang serba transparan, menurut Toffler, adalah gejala

BAB I PENDAHULUAN. informasi global yang serba transparan, menurut Toffler, adalah gejala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi ditandai oleh perkembangan teknologi elektronik yang sangat pesat, yang telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dan kegiatan masyarakat.

Lebih terperinci

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih PRODUK-PRODUK BANK Disusun Oleh : Tyas Krisnawati 05412144020 Anita Satriana Dewi 05412144021 Dina Martiningsih 05412144022 Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat

Lebih terperinci