PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERAMALAN BANJIR KANAL BARAT JAKARTA MENGGUNAKAN AUTOREGRESI MULTIVARIANT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERAMALAN BANJIR KANAL BARAT JAKARTA MENGGUNAKAN AUTOREGRESI MULTIVARIANT"

Transkripsi

1 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERAMALAN BANJIR KANAL BARAT JAKARTA MENGGUNAKAN AUTOREGRESI MULTIVARIANT Ngarap Im Man Jurusan Matemata FST BINUS Unversty, Jln.Kebon Jeru Raya no.27 Jaarta Barat 11480, Indonesa emal : man@bnus.edu Abstra Maalah n membahas tentang perancangan program omputer yang dapat mengetahu gambaran araterst data etnggan permuaan ar d pntu ar sunga Manggara, mengetahu varabel mana yang palng berpengaruh terhadap etnggan permuaan ar dan upaya pencaran model peramalan banjr yang lebh ba dengan menggunaan metode autoregres multvarant. Hasl peneltan n dapat membantu petugas pntu ar dalam member perngatan dn dan antspas upaya pencegahan dan penanggulangan banjr. Model persamaan peramalan yang ddapat adalah Y t = 109, ,9291 CH t-6 24,484 T t-2 0,06245 PM t-2 + 1,4706 KB t-2 d mana temperatur dan etnggan permuaan ar merupaan varabel yang meml hubungan yang palng uat. Varabel n meml hubungan secara negatf yang berart eta temperatur turun maa nla etnggan permuaan ar aan na. Koefsen determnas meml nla sebesar R 2 = dan statst Durbn Watson sebesar DW = Kata Kunc : Peramalan banjr, autoregres multvarant, anal barat Jaarta, 1. PENDAHULUAN Banjr basanya dsebaban oleh beberapa fator. Salah satu fator yang pentng adalah curah hujan. Banjr d Jaarta yang menyebaban lumpuhnya bu ota Negara tahun 2007 slam dsebaban arena menngatnya ntenstas curah hujan pada bulan Otober hngga bulan Maret yang mencapa puncanya pada bulan Febuar. Pada bulan-bulan n berjuta-juta gallon ar d tumpahan e Jaarta melalu sstem dranase yang ada. Namun arena burunya sstem dranase d Jaarta maa ar yang mengalr tda dapat tersaluran dengan ba sehngga terjadlah luapan ar. Namun dalam pembahasan n tda membahas tentang erusaan sstem dranase. Tetap ta aan melhat bahwa perubahan curah hujan pada bulan-bulan tertentu aan menyebaban perubahan tngg permuaan ar serta debtnya. Perubahan yang teratur dalam janga watu tertentu berart menghaslan pola data tme seres. Ja data tmes seres bsa ta dapatan maa dapat dlauan peramalan pada data-data yang telah lalu untu memperraan bagamana pola datanya d masa yang aan datang. Selanjutnya arena permasalahan pada peneltan n begtu luas maa perlu dberan batasan-batasan permasalahan yang dbahas, yatu : Daerah yang duj terbatas untu daerah pntu ar Manggara Kanal Barat Jaarta yang melput daerah Kapu Muara dan Plut dengan melewat sepanjang jalan Sultan Agung (Stasun Duuh), jalan Galunggung, KH Margono Djojohadoesoemo, Petamburan, Stasun Tanah Abang. Lalu membelah jalan Kya Carngn-Tomang Raya dan KH Hasym Asy'ar-Kya Tapa menuju Ange. Kemudan data alran ar ddapatan dar Pemberdayaan Sumber Daya Ar dan Panta dalam bentu data debt ar dan tngg permuaan ar dalam perode watu tap jam untu etnggan permuaan dan data haran dar stasun Meteorolog dan geofsa Bogor. Sampa saat n PSDA ( Pemberdayaan Sumber Daya Ar dan Panta ) delola oleh badan pemerntah yang berewenangan dalam mengendalan banjr melalu sstem pntu ar yang mash belum mempunya sstem peramalan. Aplas sstem peramalan n nantnya tda hanya dgunaan untu Jaarta namun juga bsa d gunaan d daerah-daerah lan. Dengan menggunaan metode analss deret berala multvarant maa penuls mencoba untu membuat suatu pemodelan yang atual tentang hubungan antara curah hujan, temperatur, lama penynaran matahar, elembaban nsb dan etnggan permuaan ar sunga. Sunga yang dtelt al n adalah sunga Manggara. alasan penuls mengambl sunga Manggara arena sunga n mengendalan alran ar d tengah-tengah ota Jaarta dan juga sebaga palang pntu terahr sebelum ar masu e Istana Negara. Untu pembentuan model dambl dar seluruh data yang sudah ddapat, mula dar tahap exploras data sampa dengan peramalan yang d harapan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Banjr Kanal Barat Banjr yang ta rasaan terutama bla memasu awal tahun basanya terjad pada bulan-bulan Januar dan Febuar, pada dasarnya banjr arena rman ar dar Bogor. Hujan d Bogor yang cuup deras aan menyebaban ar d sunga-sunga Jaarta meluap. Salah satunya adalah sunga yang damat oleh penelt. A-8

2 Sunga Manggara mengendalan banjr d Kanal Barat yang aan berpengaruh pada daerah lan sepert Kapu Muara dan Plut dengan melewat sepanjang jalan Sultan Agung (Stasun Duuh), jalan Galunggung, KH Margono Djojohadoesoemo, Petamburan, Stasun Tanah Abang. Lalu membelah jalan Kya Carngn-Tomang Raya dan KH Hasym Asy'ar-Kya Tapa menuju Ange. Perlu d etahu bahwa sunga Manggara juga mengendalan alran sunga e Istana Negara. Curah hujan yang terjad d Bogor tda sepenuhnya langsung mengalr e Jaarta. Dperluan watu untu mengalam peresapan terlebh dahulu. Sedangan tanah tda aan menyerap terlalu cepat ja tanah mash menampung ssa-ssa ar dar watu yang lalu. Dalam hal n tanah serng mengalam ejenuhan sehngga tda dapat mengalran ar secara langsung yang dterma dar ar hujan. Dengan adanya teor n maa penuls menympulan bahwa data curah hujan tda bsa langsung danalss bersama-sama dengan etnggan permuaan ar sunga. Dperluan penjumlahan tap varabel hujan tersebut. Sebaga contoh dsn penuls menjumlahan varabel hujan selama semnggu, untu mendapatan model yang lebh mewal eadaan sebenarnya. Adapun varabel yang d paa dalam peneltan n adalah varabel etnggan permuaaan ar sunga Manggara sebaga varabel yang dependent dan varabel curah hujan d Bogor sebaga varabel ndependent. Karena ta semua bsa mengasumsan bahwa etnggan permuaan ar d sunga Manggara sangat bergantung pada curah hujan d Bogor. Oleh arena tu semuanya aan salng berhubungan. 2.2 Ketepatan Metode Peramalan Dalam banya stuas peramalan, etepatan dpandang sebaga rtera penolaan untu memlh suatu metode peramalan, dalam banya hal, ata etepatan ( acuracy) menunju e ebaan sua, yang pada ahrnya penunjuan seberapa jauh model peramalan tersebut mampu mereprodus data yang telah detahu. Dalam pemodelan esplanators (ausal), uuran ebaan sua cuup menonjol. Dalam pemodelan deret - berala, sebagan data yang detahu dapat dgunaan untu meramalan ssa data berut sehngga memungnan orang untu mempelajar etepatan ramalan secara lebh langsung. Bag pemaa ramalan, etetapan ramalan yang aan datang adalah yang palng pentng. Bag pembuat model, ebaan sua model untu fata (uanttatf dan ualtatf) yang detahu harus dperhatan Koefsen Korelas Serngal terjad bahwa dua varabel datan satu sama lan, walaupun mungn tda selalu benar bahwa nla suatu varabel bergantung pada, atau dsebaban oleh perubahan nla varabel yang lan. Pada setap ejadan, suatu hubungan data dnyataan dengan perhtungan orelas antara dua varabel. Koefsen orelas r adalah suatu uuran asosas (lnear) relatf antara dua varabel. Ia dapat bervaras dar 0 (yang menunjuan tda ada orelas) hngga ±1 (yang menunjuan orelas sempurna). Ja or elas lebh besar dar 0, dua varabel dataan berorelas postf dan ja urang dar 0 dataan orelas negatf. Koefsen orelas memegang peranan pentng dalam analss data multvarant (yatu apabla yang terlbat dua varabel atau lebh) dan mempunya atan erat dengan analss regres Perhtungan Koefsen Korelas Untu menghtung orelas antara dua varabel X dan Y yang dnotasan sebaga observas (X, Y), = 1,2,,n, rumus-rumus berut adalah relevan: Nla tengah X 1 n X n 1 X (1) Nla tengah Y 1 n Y n 1 Y (2) Kovarans antara X dan Y n 1 Cov XY ()() X X Y Y (3) Varans X n 1 1 C o v V a r X X S n 2 2 X X X () X n 1 n 2 2 YY Y () Y n 1 A-9 r XY untu n pasangan Varans Y 1 Cov Var Y Y S (5) (4)

3 Korelas antara X dan Y CovXY rxy Cov Cov XX YY Cov S S XY (6) X Y Dmana Sx Cov XX dan SY CovYY adalah devas standar X dan Y. Perhatan bahwa pada rumus-rumus tersebut, semua penjumlahan dbag dengan n dan buan n 1 pada rumus ovarans dan ragam maa tda aan mengubah rumus orelas pada persamaan d atas. Rumus lan untu menghtung oefsen orelas adalah sebaga berut: n XY ()() X Y rxy n X ()() X n Y Y Keuntungan lan dar rumus n adalah untu setap hmpunan observas berpasangan, hanya lma penjumlahan dasar yang harus d htung yatu 2 2 X, Y, X, Y, dan XY 2.3 Regres Analss regres adalah metolog statst yang berfungs untu memperraan hubungan dar dua atau lebh varabel uanttatf dengan deman salah satu varabelnya dapat dramalan dar varabel lanya. ( Netter, Kutner Nachtsem, Wasserman, 1996, p3). Analss regres dembangaan pertama al oleh Sr Grancs Galton d ahr abad 19. Galton telah mempelajar hubungan antara etnggan orang tua dengan ana-ana merea dan menemuan bawa etnggan ana ba yang pende maupun yang tngg terlhat mengarah e arah rata-rata elompo. Da menympulan bahwa data n bergera mengut aturan e arah emunduran e nla tengah. Galton mengembangan dsrps matemata untu emunduran yang mengut aturan n, yang searang ta enal dengan model regres. Terdapat dua jens hubungan antar varabel dalam regres yatu hubungan fungsonal dan hubungan statstal. Hubungan fungsonal antar dua varabel dapat d espresan dalam formula matemata. Ja X ddefnsan sebaga varabel bebas dan Y sebaga varabel ta bebas, maa hubungan fungsonalnya adalah sepert berut : Y f () X Hubungan secara statstal, hampr sama sepert hubungan fungsonal tetap buan hubungan secara sempurna. D dalam observas secara umum hubungan statstal tda berpengaruh secara langsung terhadap urva hubungan. Analss regres meml tga tujuaan: (1) desrps, (2) ontrol, (3) peramalan. (Netter, Kutner Nachtsem, Wasserman, 1996, p9). Desrps arena analss regres mampu memberan gambaran hubungan antar varabel. Kontrol berguna ja ta ngn mengetahu sebarapa besar nla varabel bebas ja ta ngn nla varabel ta bebasnya sebesar nla tertentu. Selan hal tersebut model regres juga dapat dgunaan sebaga penduga varabel ta bebas dengan varabel-varabel bebasnya. Secara umum bentu persamaan regres adalah sebaga berut: Y X 0 1 (8) Dmana : Y adalah nla respon dar varabel e ; 0 dan 1 adalah parameter X adalah nla varabel predtor e ; adalah random error dgn rata-rata E{ }=0 dan ragam Regres Berganda Regres berganda adalah metode yang sesua untu analss eta problem peneltan melbatan satu varabel ta bebas yang d asumsan mempunya hubungan dengan dua atau lebh varabel bebas ( Har, Anderson, Tatham, Blac, 1998, p14). Tujuan dar regres berganda adalah untu mempreds perubahan dar varabel ta bebas yang berespon terhadap perubahan varabel bebas. Tujuan n dapat dcapa melalu aturan statst uadrat terecl. Model regres berganda (Mardas, 1999, p278) Y X X Dmana : 0, 1, 2,..., adalah parameter tetap, dan X1, X2,..., X onstata varabel bebas, A-10 (7) (9)

4 adalah suatu varabel random yang menyebar secara normal d setar nol (nla tengah ) dan mempunya suatu ragam V. Perhatan bahwa bentu model reges pada persamaan (9) adalah lnear pada oefsenya. Pangat dar setap oefsen adalah 1 (lnear) dan n berat bahwa tasran oefsen dapat dperoleh secara efsen dengan menggunaan metode uadrat terecl ( least square = LS method). Ja terdapat dua varabel, berart Y dpetaan dalam sebuah bdang. (bdang yang dbentu dar dua buah varabel X ). Ja terdapat lebh dar dua varabel bebas maa ta ataan bawa Y dpetaan e dalam sebuah bdang hyperplane (yang berart suatu permuaan berdmens lebh tngg). Dalam pratnya, tugas pemodelan regres adalah untu menasr parameter yang tda detahu pada model, yatu 0, 1, 2,..., dan V. Dar hmpunan data yang detahu. Prosedur LS dapat dterapan,,,..., dan menasr V. Aar uadrat dar tasran terahr n serng al untu menentuan dsebut: galat standar tasran ( standard error of estmate). Dengan deman bentu pragmats model reges secara statst adalah sebaga berut : Y X X X e (10) Dmana : 0, 1, 2,..., adalah penasr LS dar 0, 1, 2,...,, dan semuanya adalah varabel aca, dengan sebaran bersama normal. X1, X2,..., X onstata varabel bebas, e ( 1,2,...,) N adalah suatu nla galat tasran, untu pengamatan e, dan dasumsan merupaan sampel ndepandent dar suatu sebaran bnomal Autoregres Secara umum proses autoregres (AR) orde e-p, mempunya bentu model sebaga berut: ARIMA (p,0,0) X ' X X... X e (11) t 1 t 1 2 t 2 p t p t D mana : µ = nla onstan ; β j = parameter autoregres e-j ; e t = nla galat pada saat t Model autogres serng dsebut juga model ARIMA ( p,0,0). Karena anga pertama pada model ARIMA melambangan autoregres atau serng dsebut AR, sedangan untu anga etga ta enal sebaga ordo ratarata bergera atau serng ta sebut sebaga MA ( movng average). Sedangan ja etga anganya buan nol maa hal tersebut menunjuan model campuran antara autoregres dan rata-rata bergera. 2.4 Reayasa Perangat Luna Model reayasa prant luna yang dpaa penuls adalah model seuens lnear. Model n dsebut juga model ar terjun ( waterfall).model n merupaan sebuah pendeatan epada perembangan perangat luna yang sstemat dan seuensal yang mual pada tngat dan emajuan sstem pada seluruh analss, desan, odng, pengujan dan pemelharaan : 3. METODE PENELITIAN Sesua dengan judul maalah n maa metode peneltan lebh dfousan dalam perancangan programnya. Perancangan program aplas autoregresf multvarate bertujuan untu membentu model autoregres (AR) dengan empat buah varabel yang sudah dtetapan. Dar program n dapat dlhat pola -pola yang terbentu. Dar mula pola data sebenarnya, data esporas, data peramalan dan perbandngan antara data sebenarnya dengan data peramalan. Dengan melhat tamplan data berupa graf dharapan agar lebh mudah dpaham sealpun untu orang awam. Adapun metodolog yang dbuat terdr dar tga bagan yatu : Perancangan dagram STD, Perancangan flowchart, dan perancangan layar. 3.1 Perancangan Dagram Transs (STD) Dagram transs dgunaan untu member gambaran secara menyeluruh tentang cara erja suatu sstem aplas. Dengan menggambaran eadaan ( state) dan as ( event) yang menyebaban sstem tersebut berpndah eadaan, sepert yang dtunjuan dalam gambar 1. A-11

5 Gambar 1. Dagram Transs Program 3.2 Perancangan Dagram Alr (Flowchart) Dagram alr n dbuat untu menggambaran nteras antara perhtungan metode autoregresf multvarate dengan sstem aplas yang dbuat. Dengan adanya flowchart n maa ta dapat lebh jelas melhat bagamana perhtungan yang dlauan oleh program (proses perhtungan yang basanya tda dtamplan pada program aplas). Hal n dalam dlhat pada gambar 2. (**) Mengulang embal e Start = 0 pada X X [0][1], X X[1][1] sampa dengan X X[4][4]. Kemudan dlanjutan e dagram berut n (**) A-12

6 (3*) (3*) A-13

7 Gambar 2. Flowchart Autoregres 3.3 Perancangan Layar Perancangan layar adalah gambaran layar mua pengguna ( user nterface) yang dberan oleh program. Adapun rancangan program detes dn banjr anal barat dengan menggunaan program metode autoregres multvarate adalah sebaga berut : Gambar 3. Rancangan Layar 4. HASIL & PEMBAHASAN Hasl pengumpulan data Berdasaran catatan haran pntu ar Manggara maa dperoleh jumlah populas data etnggan permuaan sunga selama bulan Otober 2009 sampa Aprl 2010 adalah sebanya 5112 data. Data n tda dpaa semuanya. Dalam enyataannya penuls aan merngas e dalam bentu haran. Yang dapat ta htung bahwa dar bulan Otober sampa Aprl ada 212 har deman pula banyanya data yang aan dtelt. Sebenarnya data yang d dapat dar catatan haran pntu ar Manggara tda hanya data etnggan permuaan ar saja. Tetap ada juga debt ar, ssa, dan tnggnya pembuaan pntu ar namun untu varabel yang dgunaan hanyalah etnggan permuaan ar hal n berdasaran wawancara langsung e petugas penjaga pntu ar, dan juga arena pencatatan debt ar, ssa maupun pembuaan pntu adalah berdasaran etnggan permuaan ar buan berdasaran alat uur husus. Data dmasud dtunjuan dalam gambar 4. A-14

8 Gambar 4. Graf Ketnggan Permuaan Ar Manggara Ot Apr 2010 Dapat ta lhat bahwa data d atas meml hubungan lnear antara watu dan etnggannya. Dan tampanya juga meml pola data musman dengan data penclan atas d bagan tengahnya. Penclan tersebut merupaan data banjr bandang yang ternyata sunga Manggara mencapa tt tertngg pada 4 Febuar 2009 yatu 1090 meter dar dasar sunga. Tetap ta tda aan membahas lebh dalam mengena hal tu. Data tersebut mempunya rata-rata sebesar dan standart devas sebesar Menghlangan data penclan Dalam analss oleras dan reges secara umum data penclan atau serng dsebut dengan outlayer bsa mengabatan nla-nla oefsen oleras dan regres tertar/sewed earah data penclan tersebut. Dengan adanya sewness n aan menyebaban peramalan menjad tda vald lag arena aan menjauh nla rataratanya yang sebenarnya. Oleh sebab tu dalam peneltan n data penclan aan dhlangan. Data setar har e-131 pada graf, terlhat bahwa terdapat data penclan atas. Untu menghlangannya maa dgunaanlah rata-rata dar sebelum dan sesudah penclan tu terjad dengan deman dapat memperba eauratan model yang d dapat. Dapat ta lhat rumus tepatnya adalah sebaga berut: Y Y Y Dengan pendugaan datas maa ta bsa melhat embal grafnya menjad sepert yang dtunjuan pada gambar 5. Gambar 5. Graf Ketnggan Permuaan Ar Setelah Menghlangan Penclan Dar graf mash dapat ta lhat bawah setar har e terdapat data dengan pola flutuas yang cuup estrm. Namun data n tda perlu dhlangan arena merupaan bagan dar pola data tu sendr buan merupaan data penclan Korelas antar varabel Sebelum membentu sebuah model peramalan, hal yang ta perluan adalah mengetahu besarnya hubungan antar varabel ba tu secara postf maupun secara negatf. Dengan mengetahu besarnya hubungan antara varabel n maa ta bsa mengetahu varabel mana yang terba untu dmasuan e dalam model. Tentu saja dengan adanya varabel yang ba aan membuat model peramalan ta mempunya ragam yang cuup bervaras dan juga error yang lebh ecl. Korelas basanya berguna untu memantau besarnya hubungan antar varabel. Namun d peneltan n ta aan melhat hubungan antar varabel dengan penambahan watu jeda ( tme lag). Watu jeda dsn dmasuan arena pemodelan autoreges yang aan ta paa aan menggunaan watu jeda. Untu lebh jelas ta bsa melhat modelnya secara langsung : Y ' X X... X e t 1 t 1 2 t 2 p t p t X, X,..., X Dapat ta lhat bahwa nla t 1 t 2 t p menunjuan adanya watu jeda ( tme lag). Selan tu tanpa watu jeda ta tda aan bsa meramal ejadan yang aan datang dan ja tu terjad maa ta hanya bsa A-15

9 menduga nla varabel Y (varabel ta bebas) dar varabel X (varabel bebas) lannya, tda aan memungnan ta menduga nla Y dar varabel lan sebelum saat tu tanpa watu jeda. Jeda yang aan ta ambl dbatas dengan janga watu tujuh har atau semnggu. Sehngga peramalan yang aan dlasanaan tda aan lebh dar watu jeda e tujuh. Maa secara gars besar pengujan orelasnya aan sepert berut : Ketnggan ar saat n (Yt) dpengaruh oleh : X 1 = Curah hujan ; X 2 = Temperatur; X 3 = Lama penynaran matahar; X 4 = Kelembaban nsb Keempat varabel tersebut mempunya tme lag satu hngga tujuh sebelum dlauan pengujan orelas. Korelas dengan tme lag satu Tabel 1. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Satu Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Dar tabel 1 dapat dlhat bahwa secara eseluruhan hubungan antara data etnggan permuaan ar dan data lmatolog (curah hujan, tempratur, lama penynaran matahar, dan elembaban nsb) adalah sepert yang dtamplan pada tabel 2. Tabel 2. Hubungan Korelas Antar Varabel Y X Hubungan Ketnggan permuaan ar Curah hujan ( o C) Postf Ketnggan permuaan ar Temparatur (mm) Negatf Ketnggan permuaan ar Lama penynaran (%) Negatf Ketnggan permuaan ar Kelembaban nsb (%) Postf Hubungan yang postf menunjuan bahwa seman besar nla varabel yang satu aan seman besar pula nla varabel yang dpengaruhnya. Sebaga contoh seman tngg curah hujan yang terjad d Bogor maa seman tngg pula permuaan ar yang ada d pntu ar Manggara. Dan sebalnya eta temperatur menurun maa etnggan pemuaan ar aan na. Karena ja d Bogor serng terjad hujan maa secara otomats suhu udara aan turun. Deman juga dengan lama penynaran matahar, ja matahar seman jarang bersnar maa emungnan permuaan ar aan na menjad besar. Untu melhat sebarapa besar uatnya pengaruh yang dberan varabel-varabel tersebut ta bsa melhatnya d tabel 1 sebelumnya. Tampalah d stu bahwa varabel yang palng besar member pengaruh terhadap permuaan ar sunga adalah varabel temperatur yang mempunya nla sebesar yang berart bahwa temperatur meml pengaruh postf setengah terhadap tngg permuaan. Korelas dengan tme lag dua Tabel 3. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Dua Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Korelas dengan tme lag tga Tabel 4. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Tga Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Korelas dengan tme lag empat Tabel 5. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Empat Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran A-16

10 Kelembaban Nsb Korelas dengan tme lag lma Tabel 6. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Lma Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Korelas dengan tme lag enam Tabel 7. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Enam Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Korelas dengan tme lag tujuh Tabel 8. Koefsen Korelas dengan Tme Lag Tujuh Tngg Permuaan Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Tngg Permuaan 1 Curah hujan Temperatur Lama Penynaran Kelembaban Nsb Dar tabel-tabel d atas ta bsa mengetahu bahwa data curah hujan meml hubungan varabel terendah dar varabel lanya. Hal n mungn dsebaban arena data curah hujan terlalu banya data yang bernla nol. Nla nol ddapat arena tda setap har ta aan mengalam hujan. Sehngga eta tda ada hujan tentu saja aan bernla nol. Fenomena n menyebaban data curah hujan mempunya ragam yang ecl sehngga menyebaban hubungannya dengan varabel lan menjad urang bagus. Data curah hujan sendr terus na sampa pada tme lag yang e enam dan turun pada tme lag tujuh. Hal n menduung teor tentang tt jenuh tanah adalah benar. Bahwa eta hujan turun maa tanah tda dapat langsung menyerapnya. Perlu ada beberapa watu sampa tanah mampu menyerap dan mengalrannya e sunga. Kemungnan besar watu tersebut adalah enam har dengan melhat fenomena yang terjad pada percobaan orelas d atas. Untu data-data lan semuanya tampa wajar dengan seman menurunnya nla varabel temperatur, lama penynaran matahar, dan elembaban nsb dengan bertambahnya lag. Nla terba merea adalah saat merea berada d lag edua Autoorelas Setelah mengetahu besarnya hubungan orelas antar varabel dengan setap tme lag berart ta sap untu membentu model dengan persamaan autoregres. Model yang aan ta paa adalah model AR (4,0,0). AR (4,0,0) aan mewal tap varabel dengan tme lag tertentu. Varabel yang terwal urutannya adalah sebaga berut yatu curah hujan, temperatur, lamanya penynaran matahar, dan elembaban nsb. Untu mengetahu tme lag terba pada tap persamaan tulah maa ta menghtung varabel oeleras sepert yang ta lauan d sub bab sebelumnya. Tabel 9 menunjuan watu terba tap-tap varabel. Tabel 9. Watu Terba Tap Varabel Varabel Watu terba Curah hujan ( o C) Tme lag enam Temparatur (mm) Tme lag dua Lama penynaran (%) Tme lag dua Kelembaban nsb (%) Tme lag dua Mengut watu terba yang telah dsajan tabel d atas maa pemodelan regresnya menjad : AR (4,0,0) Yt ' 1X t 6 2 X t 2 3X t 2 4 X t 2 Setelah mendapatan model d atas maa ta bsa mula menghtung setap nla oefsennya dengan menggunaan cara regres berganda. Dan hasl yang d dapat dlhat pada tabel 10 berut : A-17

11 Tabel 10. Hasl Perhtungan Regres Coeffcents Intercept X Varabel X Varabel X Varabel X Varabel Persamaannya menjad : Y t : CH t t t pm t KB t-2 Dar persamaan ddapat bahwa pengaruh palng besar dberan oleh temperatur ssanya mempunya pengaruh dbawah anga dua. Curah hujan dan elembaban nsb member pengaruh postf yang berart seman tngg curah hujan dan elembaban nsb maa aan seman tngg pula etnggan permuaan arnya. Sebalnya temperatur dan penynaran matahar menunjuan pengaruh negatf. Model Y t : CH t t t pm t KB t-2 dapat ta gunaan untu meramalan masmal ejadan dua har sesudahnya. Dan sebaga ndator banjr penuls menggunaan rumus ū ± sd. Rumus n adalah rumus statst ualtas ontrol ( qualty control) yang mengambl rata-rata sebaga nla tengah dan standart devas sebaga batas atas dan batas bawah. Dengan subttus nla rata-rata dan nla standart devas dar analss desrptf ddapat rumus tersebut menjad 713,94 ± 56,51. Yang berart bawah ja data yang dramalan melebh batas atas yatu 713, ,51 atau 770,45. Maa status aan dataan sebaga status waspada arena emungnan besar etnggan permuaan ar d Manggara aan menyebaban banjr. Berut adalah graf Y dugaan tahun 2010: Gambar 6. Graf Y Dugaaan 5. KESIMPULAN Berdasaran hasl analss dan pembahasan sepert yang telah d uraan, maa dapat dsmpulan bahwa Model yang dhaslan adalah Yt : CH t t t pm t KB t-2. Indator data lmatolog yang mempengaruh etnggan permuaan ar adalah Temperatur dengan etnggan permuaan ar merupaan varabel yang meml hubungan yang palng uat. Varabel n meml hubungan secara negatf yang berart eta temperatur turun maa nla etnggan permuaan ar aan na. Sedang oefsen determnas meml nla sebesar R 2 = dan statst Durbn Watson sebesar DW = eduanya berguna untu mengetahu eauratan model. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam esempatan n penuls mengucapan terma ash epada Henry Ea Saputra alumn jurusan Statsta FST Bnus Unversty yang telah membantu penuls dalam pelasanaan peneltan n sehngga dapat dselesaan sesua dengan rencana. DAFTAR PUSTAKA Dunteman, 1985, Introducton to Multvarate Analyss, SAGE Publcaton, USA Har, Anderson, 1998, Multvarate Data Analyss, 5 ed, Prentce Hall, Newyor Mardas, 1999, Metode dan Aplas Peramalan, Erlangga, Jaarta Netter J, Kutner MH Nachtsem, Wasseman, 1996, Appled Lnear Regresson Models, 3ed, McGrawHll, Newyor Shnederman, 1998, Desgnng the user Interface Strateges for Effectve HCI, 3ed, Addson Wesley, England A-18

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang pintu air Manggarai secara singkat, hasil analisa data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Pintu air Manggarai Secara operasional pintu air Manggarai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION Oleh : SOEMARTINI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 008 DAFTAR ISI Hal DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda KOLINEARITAS GANDA MULTICOLLINEARIT Oleh Bambang Juanda Model: = X + X + + X + ε. Hubungan Lnear Sempurna esa, Ja C X 0 C onstanta yg td semuanya 0. Mudah detahu rn td ada dugaan parameter oef dgn OLS,

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil Bab 7 STATISTIKA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetens Dasar Setelah mengut pembelajaran n sswa mampu:. Menghayat dan mengamalan ajaran agama yang danutnnya. 2. Meml motvas nternal, emampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SENIN, 4 JANUARI 23 OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara tda boleh menggunaan omputer untu mengerjaan soal- soal ujan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetan Reges dan Koelas.. Pengetan Reges Paa lmuan, eonom, psolog, dan sosolog selalu beepentngan dengan masalah peamalan. Peamalan matematyang memungnan ta meamalan nla-nla suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING 7 Ilustras entu hmpunan fuzzy dan fungs eanggotaannya dapat dlhat pada Contoh 3. Contoh 3 Msalan seseorang dataan sudah dewasa ja erumur 7 tahun atau leh, maa dalam loga tegas, seseorang yang erumur urang

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si Analsa Penerapan Metode Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots Pada Oblgas ( Analyss of Applcaton Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots s Method n Oblgaton ) Oleh : Wahyu Saf

Lebih terperinci

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA Pengaruh Kelembaban dan Ser Tanah Terhadap Mutu dan Produs Tanaman Tembaau Temanggung dengan Metode MANOVA Mftala Al Rza ), Sutno ), dan Dumal ) ) Jurusan Statsta, Faultas MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN SISFO-Jurnal Sstem Informas IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN Fazal Mahananto 1), Mahendrawath ER 2), Rully Soelaman 3) Jurusan Sstem Informas,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability Bab III Model Estmas Outstandng Clams Lablty. Model ELRF Suatu model yang dgunaan untu menasr outstandng clams lablty, tda cuup hanya melbatan data pada run-off trangle saa. Sebab, pembayaran lam d masa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB III MODUL INJEKTIF

BAB III MODUL INJEKTIF BAB III ODUL INJEKTIF Bab n adalah bab yang palng pentng arena bab n bers mula dar hal-hal dasar mengena modul njet sampa sat-sat stmewanya yang tda dml oleh modul lan yang tda njet, yang merupaan ous

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 1-10, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 1-10, April 2001, ISSN : JURNAL MATEMATIKA DAN KOMUTER Vol.. No., -, Aprl, ISSN : -88 ENDEKATAN RERESI OLINOMIAL ORTHOONAL ADA RANCANAN DUA FAKTOR (DENAN ALIKASI SAS DAN MINITAB) Tat Wharh Jurusan Matemata FMIA UNDI Abstra eneatan

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION PEMODELAN INGKA KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPAEN LAMONGAN DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED ORDINAL LOGISIC REGRESSION Marsa Rfada 1, Purhad 1) Mahasswa Magster Jurusan Statsta, Insttut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e ANALISIS PEMAKAIAN KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS PASIEN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA Aref Yudssanta, dan Dra. Madu Ratna, M.S Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Prosedur Komputas untu Membentu Selang Kepercayaan Smultan Propors Multnomal S - 11 Bertho Tantular Departemen Statsta FMIPA UNPAD bertho@unpad.ac.d

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Watu Peneltan. Tempat Peneltan Obje dalam peneltan n adalah Kelas VIII M.Ts. Neger onang yang terleta d Kecamatan onang Kabupaten Dema.. Watu Peneltan Peneltan dlasanaan

Lebih terperinci

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) D-305 Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Eonom d Jawa Tmur Tahun 010-014 Menggunaan Regres Data Panel Putr Rachmawat, Wahu

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci