Bagaimana membuat situasi dan kondisi ekonomi menjadi menarik bagi investor. Menurut diagram diamond d dari Porter akan menyebabkan suatu negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bagaimana membuat situasi dan kondisi ekonomi menjadi menarik bagi investor. Menurut diagram diamond d dari Porter akan menyebabkan suatu negara"

Transkripsi

1 Dr Mohammad Abdul Mukhyi, Dr. Mukhyi SE., SE MM. MM

2 Liberalisasi Persaingan Bagaimana membuat situasi dan kondisi ekonomi menjadi menarik bagi investor. Menurut diagram diamond d dari Porter akan menyebabkan suatu negara dapat mengekspor atau lebih baik mengimpor produk tertentu.

3 Dasar ekonomi untuk perdagangan : keunggulan komparatif Hukum Corn adalah tarif, subsidi, dan pembatasan yang ditetapkan oleh Parlemen Britania pada awal abad ke sembilan belas untuk menakut-nakutinakuti mengimport dan mendorong barang ekspor. Teori keuntungan komparatip David Ricardo yang Teori keuntungan komparatip David Ricardo, yang melawan terhadap hukum corn, negara yang spesialisasi dan berdagang bebas akan bermanfaat bagi semua mitra perdagangan (upah nyata akan naik), bahkan. yang mungkin adalah tentu saja lebih sedikit produsen efisien.

4 Absolute Advantage versus Comparative Advantage Suatu negara menikmati suatu keuntungan mutlak di atas negara lain dalam produksi dari suatu produk manakala menggunakan lebih sedikit sumber daya untuk menghasilkan produk itu dibanding negara lain Suatu negara menikmati suatu keuntungan komparatip dalam produksi dari suatu produk manakala produk itu dapat diproduksi pada suatu biaya yang lebih rendah dalam kaitan dengan barang-barang lain.

5 Keuntungan dari Keuntungan Kemutlakan Timbal balik Yield Per Acre Of Wheat And Cotton NEW ZEALAND AUSTRALIA Wheat 6 bushels 2 bushels Cotton 2 bales 6 bales Selandia Baru dapat menghasilkan tiga kali gandum daripada Australia pada satu hentar tanah. dan Australia dapat menghasilkan tiga kali kapas. Kita katakan bahwa keduanya mempunyai keuntungan mutlak timbal balik.

6 Keuntungan dari Keuntungan Kemutlakan Timbal balik Mendorong bahwa masing-masing negara menentukan tanahnya untuk memperoleh unit produksi gandum dan kapas yang sama sebagai ditunjukkan di bawah: Total Production Of Wheat And Cotton Assuming No Trade, Mutual Absolute Advantage, And 100 Available Acres NEW ZEALAND AUSTRALIA Wheat Cotton 25 acres x 6 bushels/acre 75 acres x 2 bushels/acre 150 bushels s 150 bushels s 75 acres x 2 bales/acre 150 bales 25 acres x 6 bales/acre 150 bales

7 Production Possibility Frontiers for Australia and New Zealand Before Trade

8 Keuntungan dari Keuntungan Kemutlakan Timbal balik Suatu persetujuan untuk berdagang 300 bushels gandum untuk 300 bungkus kapas akan menggandakan keduaduanya konsumsi kapas dan gandum di kedua negara. Production and Consumption of Wheat and Cotton after Specialization PRODUCTION CONSUMPTION New Zealand Australia New Zealand Australia Wheat 100 acres x 6 bu/acre 600 bushels 0 acres bushels 300 bushels Cotton 0 acres 100 acres x 6 bales/acre 300 bales 300 bales bales 300 bales 300 bales

9 Expanded Possibilities after Trade Sebab kedua negara mempunyai keuntungan mutlak di produksi satu produk, spesialisasi danperdagangan g akan bermanfaat bagi kedua-duanya.

10 Keuntungan dari keunggulan komparatif Jika setiap negara mempunyai perbandingan keuntungan mutlak di dalam produksi dua jenis barang, Ricardo memberikan argumen bahwa spesialisasi dan perdagangan adalah dlh masih memberikan keuntungan timbal lblik balik Jika negara negara g spesialisasi dalam produksi barang barang yang mana mereka mempunyai keunggulan komparatif, mereka akan memaksimalkan kombinasi output t mereka dan mengalokasikan sumberdayanya degnan sangat efisien

11 Keuntungan dari keunggulan komparatif Mengasumsikan bahwa orang dalam masing masing negara ingin mengkonsumsi kapas dan gandum dalam jumlah yang sama, dan masing masing negara mengkonsentrasikan dengan kurva kemungkinan produksinya, podu seperti berikut Yield Per Acre of Wheat and Cotton NEW ZEALAND AUSTRALIA Wheat 6 bushels 1 bushel Cotton 6 bales 3 bales

12 Keuntungan dari keunggulan komparatif Total Production of Wheat and Cotton Assuming No Trade and 100 Available Acres Wheat Cotton NEW ZEALAND AUSTRALIA 50 acres x 6 bushels/acre 75 acres x 1 bushels/acre 300 bushels 75 bushels 50 acres x 6 bales/acre 300 bales 25 acres x 3 bales/acre 75 bales Keuntungan dari perdagangan dalam contoh tersebut dapat digambarkan dl dalam tiga bagian

13 Realisasi keuntungan dariperdagangan g ketiga satu negara mempunya dua keuntungan mutlak Stage 1: Countries specialize ili Wheat Cotton New Zealand 50 acres x 6 bushels/acre 300 bushels 50 acres x 6 bales/acre 300 bales STAGE 1 Australia 0 acres acres x 3 bales/acre 300 bales Australia memindahkan semua ladangnya ke produksi kapas. Selandia Baru tidak bisa dengan sepenuhnya mengkhususkan di produksi gandum sebab memerlukan 300 bungkus kapas dan tidak akan mampu mendapatkan cukup kapas dari Australia (jika negaraakan mengkonsumsi sejumlahgandum dan kapas yang sama).

14 Realisasi keuntungan dari perdagangan ketiga satu negara mempunya dua keuntungan mutlak Stage 2: Wheat Cotton New Zealand 75 acres x 6 bushels/acre 450 bushels 25 acres x 6 bales/acre 150 bales STAGE 2 Australia 0 acres acres x 3 bales/acre 300 bales New Zaeland akan mentransfer 25 hektar untuk New Zaeland akan mentransfer 25 hektar untuk memproduksi kapas ke dalam gandum

15 Realisasi keuntungan dari perdagangan ketiga satu negara mempunya dua keuntungan mutlak Stage 3: Countries trade New Zealand STAGE bushels (trade) Australia Wheat 350 bushels 100 bushels (after trade) 200 bales (trade) Cotton 350 bales 100 bales (after trade)

16 Keuntungan dari Keunggulan Komparatif Biaya riil produksi kapas gandum yang harus dikorbankanuntuk k k menghasilkan itu. Suatu negara mempunyai keuntungan komparatif dalam produksi kapas jika biaya kesempatannya, dalam kaitan dengan gandum, adalah lebih rendah dari negara lain

17 Keunggulan komparatif berarti menurunkan biaya kesempatan A t li d N Z l d k lhk t bil Australia dan New Zaeland akan memperoleh keuntungan bilamana perdagangan antara 1:1 dan 3:1, kapas ke gandum

18 Terminologi Perdagangan Perbandingan di mana suatu negeri dapat berdagang produk domestik untuk produk yang diimport adalah istilah perdagangan. Istilah perdagangan menentukan bagaimana keuntungan dari perdagangan dibagi-bagikan bagikan antar mitra perdagangan

19 TEORI PRA KLASIK MERKANTILIS: Ide Pokok: k: a. negara kuat bila X > M. b. surplus diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (emas dan perak) alat pembayar yang sah. Kebijakan: a. mendorong X, kecuali LM b. membatasi m impor dengan ketat, kecuali LM Neo Merkantilis kebijakan proteksi Kebijakan tarif dengan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge Non tarif larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan/karantina.

20 Kritik David Hume: mekanisme otomatis ti dari Pi Price specie flow machanism Negara makmur X > M LM banyak Money supply naik Px naik Pm turun Qx turun Qm naik X< M (M > X) LM turun Negara miskin

21 Kritik Adam Smith : klasik absolute advantage Kemakmuran Bukan diukur dengan LM Diukur dengan GDP + PLN G Free trade Produktivitas Efisiensi Spesilasisasi (absolut advantage) Persaingan GDP naik + PLN luas Kemakmuran meningkat

22 TEORI KLASIK : ADAM SMITH Produksi per satuan tenaga kerja / hari Teh Sutra Dasar tukar dalam negeri Indonesia 12 Kg 3 M 4 kg = 1 M 1 Kg = ¼ M ½ Kg = 1 M 1 kg = 2 M Asumsi: 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama 3. Pertukaran dilakukan secara barter 4. Biaya transpor diabaikan Cina 4 Kg 8 M

23 Produk per satuan tenaga kerja / hari Teh Sutra TS DS TS DS Indonesia 12 kg 24 kg 3 M 0 M Cina 4 kg 0 kg 8 M 16 M Produk dua Negara 16kg 24 kg 11 M 16 M TS = Tanpa Spesialisas DS = Dengan Spesialisasi

24 Teh Gain from trade are 4 kg Teh = ¼ m < DTI > 2 m Sutra = ½ kg < DTI > 4 kg PPC Indonesia ½ kg 0 1 M PPC Cina Sutra

25 Comparative advantage : David Ricardo labor efficiency Negara Produksi 1 Kg Gula 1 m kain Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja Cina 6 hari kerja 5 hari kerja

26 Dasar perhitungan cost comparative Perhitungan Cost Comparative Advantage Perbandingan cost Indonesia Cina Cina 1 Kg Gula 1 m Kain 3/6 HK 4/5 HK Indonesia 6/3 HK 5/4 HK

27 Data hipotesis gain from trade berdasarkan teori comparative advantage dari David Ricardo Perbandingan Produksi/TK/HK Negara Gula Kain Dasar Tukar Dalam Negara Indonesia 1/3 kg ¼ m 4kg = 3 m 1 kg = ¾ m 3/4 kg = 1 m Cina 1/6 kg 1/5 m 5kg = 6 m 1 kg = 6/5 m 5/6 kg = 1 m

28 Matriks manfaat spesialisasi berdasarkan lb labor efficiency Gula Kain 1 kg 2 kg 1 m 2 m Hari kerja TS DS TS DS Indonesia 3 HK 6 HK 4 HK 0 Cina 6 HK 0 5 HK 10 HK jumlah 9 HK 6 HK 9 HK 10 HK

29 Data hipotesis labor productivity Negara Produksi setiap tenaga kerja per hari kerja Indonesia 1/3 kg gula ¼ meter sutra Cina 1/6 kg gula 1/5 meter sutra DTDN 4/3 kg = 1m 1 kg = ¾ m 5/6 kg = 1 m 1 kg = 6/5 m

30 Data perhitungan production comparative advantage (labor productivity) Perhitungan production comparative advantage (labor productivity) tenaga kerja / hari kerja Perbandingan Gula Kain produksi Indonesia 1/3 ¼ = 6/3 = 5/4 Cina 1/6 1/5 Cina 1/6 Indonesia 1/3 = 3/6 1/5 1/4 = 4/5

31 Kelemahan teori klasik Comparative Advantage 1. Perdagangan terdadi karena ada perbedaan fungsi faktor produksi, sehingga terjadi perbedaan produktivitas atau efisiensi, i i akibatnya terjadi perbedaan bd harga 2. Jika fungsi faktor produksi sama (produktivitas dan efisiensi) 3. Tidak bisa membedakan mengapa terjadi perbedaan harga 4. Adanya jumlah perbedaan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki

32 SPESIALISASI PRODUKSI: Bila di Indonesia tersedia 600 hari kerja dan di Cina tersedia hari kerj 800 hari kerja: gula 200 gula PPF 150 PPF kain kain PPF = Production possibility frontier

33 Sebelum ada perdagangan garis PPF adalah garis batas kemampuan konsumsi (consumption possibility frontier = CPF) Dalam kasus constant cost,, perdagangan g bebas cenderung mendorong masing-masing negara berspesialisasi secara penuh dalam produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif. HARGA RELATIF: Harga relatif = rasio harga = dasar pertukaran Harga relatif setelah perdagangan harus diantara harga relatif sebelum perdagangan terjadi di masing-masing negera.

34 THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY ELI HECKSHER DAN BERTIL OHLIN Perbedaan opportunity cost karena perbedaan jumlah atau proporsip faktor produksi yang dimiliki masing masing g negara. Pendekatan 1: L C BL 2 BL 1 B A D IC 2 IC 1 0 M

35 Factor endowment theory (Heckscher Ohlin) Komparatip at p keuntungan menjelaskan a seluruh u kondisi ketersediaan perbedaan nasional, khususnya sumberdaya yang tersedia. Negara mengekspor produk produk yang menggunakan input yang secara relatif berlimpahan (murah), dan mengimport produk yang memerlukan input yang secara relatif langka (mahal).

36 Factor endowment theory: assumptions Semua negara mempunyai pilihan dan rasa yang sama (kurva indiferensi sama) Mereka menggunakan faktor masukan (input) yang mana mutunya seragam Mereka semua menggunakan teknologi yang sama

37 Comparative advantage according to factor endowment theory Autarky equilibrium

38 Comparative advantage according to factor endowment theory Post trade equilibrium

39 Factor endowment theory: implications Faktor persamaan harga Pergeseran di masing-masing bangsa ke arah penggunaan faktor lebih murah, dan menjauhi dari yang mahal, memimpin ke arah harga faktor yang lebih sama (jika faktor adalah mudah berpindah) Distribusi pendapatan Perdagangan merubah distribusi pendapatan domestik sebagai permintaan untuk perbedaan perubahan faktor Apakah semua lancar dalam praktek? Perbedaan upah global menyarankan aspek lain adalah penting: kepemilikan modal manusia tidak seimbang; perbedaan teknologi antar negara-negara; rintangan perdagangan; biaya-biaya transportasi; dan lain-lain. Factor price equalization

40 Apakah perdagangan menambah buruk ktidk ketidaksamaan? Teori perdagangan menyatakan bahwa negara negara dengan tenaga terampil ilberlimpah limpah h akan mengimpor barang barang yang dibuat dengan tenaga kerja tak trampil (mengurangi permintaan domestik untuk tenaga kerja tak mahir) Perbandingan upah keseimbangan untuk tenaga kerja trampil/tidak trampil dipengaruhi oleh perdagangan g dan perubahan teknologi, perpindahan, serta pendidikan dan pelatihan Bukti menyatakan bahwaperdagangan menyokong secara relatif kepada ketidaksamaan upah, membandingkan pada perubahan teknologi dan faktor lain; pendidikan dan pelatihan yang lebih baik adalah solusi potensi

41 Rumus Teori H O = 2 x 2 x 2 L L BL 2 BL 1 BL 1 BL 2 0 M 0 Negara A Negara B M

42 Matriks Gain From Trade BerdasarkanTeori a a eo H O Negarah Indonesia Jepang Barang Pakaian Radio Pakaian Radio Fungi Produksi tenaga kerja mesin tenaga kerja mesin Proses Padat Padat Padat Padat Produksi karya modal karya modal mesin mesin Proporsi tenaga faktor (kurang) tenaga (banyak) kerja kerja produksi (banyak) (kurang) isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit isocost Unit cost (murah) (mahal) (mahal) (murah)

43 TK Perbedaan Harga Produksi Menurut Teori H O Isocost 600 Isocost 400 tk 1 A Isoqunt 20 unit radio tk 2 tk 3 B C Isoqunt 100 unit radio Isocost 600 tk 4 D Isocost 400 Q 1 0 Q 1 M 2 M 3 M 4 mesin

44 Kesimpulan Teori H O 1. Harga/biaya produksi komoditi akan ditentukan oleh jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki masing masing negara. 2. Keunggulan komparatif masing masing negara ditentukan oleh struktur u dan poposi proporsi faktor produksi po siyang dimiliki. i i i 3. Masing masing negara cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki i i faktor produksi po iyang relatif eai banyak dan murah ua untuk u memproduksinya. 4. Masing masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.

45 Kelemahan ee a Teori H O 1. Perbedaan harga barang sejenis dapat terjadi karena adanya perbedaan proporsi/jumlahp faktor produksi yang dimiliki masing masing negara dalam memproduksi barang tersebut. 2. Bila proporsi masing masing negara sama maka harga akan sama, sehingga perdagangan g tidak terjadi. 3. Pad kondisi 2 di atas, perdagangan bisa juga tetap terjadi.

46 Sources of the increase in the ratio of skilled to unskilled wages in the US (percent) A. Forces Causing Greater Inequality of Wages International trade 7 Lower transport and communication costs 3 Liberalization of trade barriers 3 Production sharing with other countries 1 Immigration 2 Stagnant minimum wage 5 Decline of labor unions 3 Skill-biased technological change 29 Unexplained 29 B. Forces Causing Greater Equality of Wages Increase in supply of skilled workers relative to unskilled workers 40 C. Net Effect 18 Note: Percentages for unequalizing forces must be chained, not added, to equal total unequalizing effect. Similarly, A and B must be chained to calculate C. Source: William Cline, Trade and Income Distribution, Institute for International Economics, Washington, DC, 1997, p. 264.

47 Factor endowments of countries & regions, as a percentage of the world total

48 US human capital relative to those of other nations

49 Heckscher-Ohlin, skills, and comparative advantage

50 Skala ekonomi dan spesialisasi Skala ekonomi menyediakan perangsang untuk spesialisasi, sejak biaya per unit turun ketika peningkatan produksi Perdagangan menyediakan suatu potensi pasar yang lebih besar untuk produk, membuat tinggi tingkat produksi pada tingkat yagn mungkin Tetapi, dalam teori, negaraakan mengkhususkandi dalam produk produk dengan pasar domestik yang besar (rumah efek pasar), peningkatan pertanyaan tentang dampak dampakperdaganganpadanegara negara kecil dan area pedesaan

51 Skala ekonomi sebagai dasar untuk perdagangan

52 Pedagangan dan spesialisasi di bawah penurunan biaya

53 Teori Perluasan lain Permintaan yang berlebihan Perdagangan intra industri Siklus produksi Keunggulan komparatif dinamik Kebijakan industri Dampak kebijakan regulasi dalam perdagangan (regulasi lingkungan untuk contoh)

54 Perdagangan dan Lingkungan Regulasi lingkungan dapat mendorong ke arah kebijakan perdagangan Tambahan biaya dapat mengurangi keuntungan komparatif regulasi industri Penerimaan kesehatan publik dan keuntungan lingkungan Memusatkan pada polusi industri yang bergerak ke negara-negara miskin dengan sedikit regulasi Tetapi studi mengindikasikan bahwa aturan lingkungan mempunyai sedikit peranan dalam keputusan penempatan investasi Pengotor membayar prinsip: perangsang untuk menemukan jalan pada pengurangan polusi sedikitnya berharga

55 Trade effects of government regulation

56 Free trade under increasing costs Transportation costs No transportation costs

57 Free trade under increasing costs Transportation costs Transportation costs of $2000 per auto

58 Teori faktor spesifik Melihat pada pengaruh distribusi pendapatan dalam perdagangan g jangka pendek, ketika beberapa faktor input dan bergerak bebas antar Mengindikasikan bahwa para pekerja dapat lebih baik atau lebih buruk, tergantungt pada preferensi Memperkirakan bahwa pemilik faktor menggunakan dalam keuntungan ekspor industri dari perdagangan, g yang mana pemilik faktor menggunakan dalam imporkompetensi industri yang kalah dalam perdagangan

59 Harga relatif dan model faktor spesifik

60 Paradoks aa Leontief Tahun struktur I O Struktur ekspor dan impor AS tahun 1947 berdasarkan kapital dan tenaga krja Kebutuhan faktor produksi/juta ekspor impor Rasio X/M Struktur I O Kapital Tenaga (whitney) Kerja/tahun Ratio capital/labor Struktur I O 1947 (Leontief) Struktur I O 1958&1962 (Baldwin) Kapital Tenaga Kerja/tahun Ratio capital/labor Kapital Tenaga Kerja/tahun Ratio capital/labor

61 Paradox Leontief dapat terjadi karena: 1. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan 2. Tarif dan non tarif barrier 3. Perbedaan dalam skills dan human capital 4. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam

62 Teori Opportunity Cost G Hargerler e Opportunity Cost = Production Possibility Curve (PPC) = kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Produksi N T MRT 8N/1T 8N/1T 8N/1T 8N/1T 8N/1T N PPC 0 T

63 N 16 B (16N, 4T) 8 A (8N, 1T) IC 2 IC T

64 Indifference Curve dan PPC Increasing Cost Produksi N T MRT 4N/1T 6N/1T 8N/1T 10N/1T 12N/1T N PPC increasing cost 0 T

65 PPC Increasing Cost yang sama, IC berbeda N A B IC 1 IC 2 0 T

66 PCC Increasing cost berbeda, e IC sama a N PCC 1 A B IC 1 PCC 2 0 T

67 PCC increasing cost dan IC berbeda N PCC 1 A PCC 2 IC 1 B IC 2 0 T

68 Gain from trade menurut PCC increasing cost yang sama adengan IC yang berbeda e Negara I (UK) Barang N N B N 1 N 1 2 N 2 1 N 2 B A C C 1 2 C 1 C 1 2 C 2 1 C 2 PCC :P Internasional 0 T T T 1 1 T 2 2 T 2 Negara II (AS) Barang T

69 Keterangan: eea Keadaan sebelum perdagangan: a. Negara I (UK) dan Negara II (AS) memiliki kemampuan produksi (PCC increasing cost) yang sama, tetapi dengan selera (IC) yang berbeda. b. Di negara I (UK) lebih suka barang N, IC menyinggung PCC (titik B). c. Di negara II (AS) lebih suka barang T, IC menyinggung PCC (titik A). d. Harga N lebih murah di Negara II daripada di Negara I. Harga T lebih murah di Negara I daripada di Negara II. e. Negara I mengimpor barang N dan mengekspor barang T, Negara II mengimpor barang T dan mengekspor barang N

70 Setelah perdagangan internasional: a. Adanya ekspor dan impor barang N dan T membentuk garis harga internasional yang bersinggungan dengan PCC di titik A dengan kemampuan produksi sama. b. Selera masing masing negara, Negara I lebih suka barang N dan Negara II lebih suka barang T, IC akan bergeser ke kanan dari IC semula. c. Di Negara I mengimpor barang N dan mengekspor barang T, Negara II mengimpor barang T dan mengekspor barang N

71 Offer curve / reciprocal eipoademand Menggambarkan kesediaan suatu negara untuk menawarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga (Marshall dan Edgeworth) oleh Dominick Salvatore. N 1 N 1 Pb 1 Offer curve B na 1 Ea 1 na 2 Ea 2 Offer curvea nb 1 Eb 1 ICa N 2 Pb 2 ICa 2 1 ICb Pa 1 Pa nb 2 Eb ICb 1 0a ta 1 T 1 ta 2 T 2 0b tb 1 tb 2

72 Negara A 1. Spesialisasi produk adalah N 2. Total output N1. 3. Tingkat konsumsi Ea 1 (na 1 dan ta 1 ). 4. Pada harga Pa 1 konsumsi dalam negeri 0a na 1 dan ekspor N 1 na 1 5. Ekspor N negara A (N 1 na 1 ) < permintaan negara B (0b nb 1 ), maka harga N naik dari Pa 1 ke Pa 2 ke titik Ea Offer curve A menghubungkan titik Ea 1 dengan Ea 2.

73 Negara B 1. Spesialisasi produk adalah T 2. Total output T1. 3. Tingkat konsumsi Eb 1 (nb 1 dan tb 1 ). 4. Pada harga Pb 1 konsumsi dalam negeri 0b tb 1 dan ekspor T 1 tb 1 5. Ekspor T negara B (T 1 nb 1 ) < permintaan negara A (0a na 1 ), maka harga T naik dari Pb 1 ke Pb 2 ke titik Eb Offer curve A menghubungkan titik Eb 1 dengan Eb 2.

74 Offer curve and reciprocal demand Ob Jepang nb 2 nb 1 Tb 1 Nb 1 Pa 1 b 2 Pab 1 tb na 1 b 1 tb 2 ta 2 Ea 1 Ta 1 1 Na 1 Tb 1 na 1 Ob Indonesia na 2

75 Analisis Manfaat Perdagangan Internasional Menurut Edgeworth Bowley Box Diagram Y 1 X 1 2 X X 1 IC 1 1 IC 2 1 IC 1 3 IC 3 IC 1 4 Y 1 A 1 Y 1 G 2 IC 1 0 C Y 1 2 Y 2 2 B D IC 2 0 F IC 2 2 IC 2 E IC 1 2 IC 2 3 IC X 1 1 X 1 2 Y 2 X 2

76 Keterangan: 1. Titik B,C,D,F dan G adalah titik potong perdagangan internasional antara negara I dan II. 2. Pada titik A negara I beruntung karena IC 1 3 > IC 11. Negara II rugi karena titik C sama berada pada IC 21. Matrixs Comparative Advantage Suatu negara sebaiknya mempunyai keunggulan komparatif untuk dapat bersaing di pasar internasional.

77 Faktor faktor comparative advantage Faktor Comparative Produk Primer Produk Industri Advantage Mineral Pertanian Fase I Fase II Fase III/IV 1. SDA SDM: a. Kuantitas + _ + b. Kualitas Teknologi Skala Ekonomi Diferensiasi + + Berdasarkan teori Product life cycle R.Vernon. Fase I : tahap perkenalan Fase III : tahap kedewasaan Fase II : tahap pertumbuhan Fase IV : tahap penurunan Tanda + = diperlukan Tanda = tidak diperlukan

78 International Product Life Cycle (IPLC) Theory Tahapan (I) Inovasi Lokal Import/ Ekspor Tidak ada Target Pasar Dalam negeri (AS) Pesaing Sedikit / lokal Biaya Produksi Tinggi (II) Mulai As dan Sedikit / lokal Mulai menurun Inovasi di luar negeri ekspor NIMs lainnya karena skala ekonomi (III) Ekspor NIMs & NIMs Stabil Maturity stabil NSBs (IV) Imitasi di luar (V) Pembalikan Ekspor turun NSBs NIMs Menaik karena skala ekonomi menurun Impor naik AS NIMs & NSBs Menaik karena comparative advantage

79 Ekspor + NIMs lainnya Eropa, Kanada, Jepang) Tahap I II IV (0) V III NSBs Time AS (negara inovator Impor - NIMs NSBs : Negara-negara Industri Maju : Negara-negara yang sedang berkembang

80 Kesimpulan: 1.Kara > 0 posisi negara sebagai net eksportir. 2.Kurva < 0 posisi negara sebagai net importir. 3.Agar trade balance AS sebagai negara inovator menjadi positif, maka AS akan mengekspor new product yang menggunakan emerging technology. Competitive Advantage of Nation Dari M.Porter Dalam era persaingan global suatu negara harus memiliki competitive advantage of nation dengan memiliki faktor penentu (W.J.Keegan & M.C.Green): 1. Factor Condition : a. SDM. b. SDA. c. IPTEK. d. Permodalan. e. Prasarana.

81 Factor Strategy Structure & Rivalry Factor Condition Demand Condition Related & Supporting Industry 2. Demand Condition : a. composition of home demand b. size and pattern of growth of home demand c. rapid home market growth d. trend of international demand

82 3. Related & Supporting Industry : dengan pemasok untuk menjaga dan memelihara value chain. 4. Firm Strategy Structure & Rivalry : persaingan di dalam negeri merupakan faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi competitive advantage perusahaan. Persaingan yang berat di dalam negeri akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk dan teknologi, peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Hyper Competitive (Richard D aveni): Menemukan strategi yang tepat berupa perencanaan dan kegiatan operasional terpadu yang mengkaitkan lingkungan eksternal dan internal mencapai tujuan mempertahankan/meningkatkan k tk sustainable real income secara efektif dan efisien keunggulan daya saing berkelanjutan.

83 Catatan: 1. Keunggulan daya saing negara tetap didasarkan pada keunggulan kompetitif dinamis. 2. Keunggulan daya saing berkelanjutan harus diartikan sebagai keunggulan yang diperoleh karena invention dan innovation secara terus-menerus. 3. Invention dan innovation diperoleh dari hasil research & development, baik secara scientific atau applied. 4. Sustainable competitive advantage cocok untuk sektor agroindustri karena sumber base-nya dapat diperbaharui.

84 Tingkat Pertukaran: Suatu nilai tukar adalah perbandingan di mana dua mata uang diperdagangkan, g atau harga satu mata uang dalam kaitan dengan yang lain. Untuk beberapa perbandingan negara, nilai tukar dapat memimpin secara otomatis pada kedua negara merealisir keuntungan dari spesialisasi dan keunggulan komparatip

85 Perdagangan g dan tingkat pertukaran dalam dua negara atau dua barang dunia Tingkat pertukaran menentukan perdagangan Domestic Prices of Timber (Per Foot) and Rolled Steel (Per Meter) in the United States and Brazil UNITED STATES BRAZIL Timber $1 3 Reals Rolled steel $2 4 Reals Opsi pembelian rumah tanggaatau importir p p gg p akan tergantung pada tingkat pertukaran

86 Perdagangan g dan tingkat pertukaran dalam dua negara atau dua barang dunia Trade Flows Determined by Exchange Rates EXCHANGE RATE PRICE OF REAL RESULT $1 = 1 R $1.00 Brazil imports timber and steel $1 = 2 R.50 Brazil imports timber $1 = 2.1 R.48 Brazil imports timber; United States imports steel $1 = 2.9 R.34 Brazil imports timber; United States imports steel $1 = 3 R.33 United States imports steel $1 = 4 R.25 United States t imports timber and steel

87 Tingkat pertukaran dan keunggulan komparatif Jika tingkat pertukaran berakhir naik dalam range yang baik, pasar bebas masing masing negara akan bergerak untuk menggeser sumberdaya ke dalam sektor ini yang manainimenyukaikeunggulan komparatif. Hanya produk produk ini yang manasuatu negara mampunyai keunggulan komparatif akan bersaing di dalam pasar dunia

88 Sumber-sumber keunggulan komparatif Faktor yang mendasari mengacu pada kuantitas dan kualitas tenaga kerja, tanah, dan sumber alam suatu negara. Faktor yang mendasari nampak menjelaskan suatu porsi signifikan yang penting dari pola perdagangan dunia.

89 Rintangan Perdagangan : tarif, subsidi ekspor dan kuota Protection is the practice of shielding a sector of the economy from foreign competition. A tariffi is a tax on imports. A quota is a limit on the quantity of imports. Export subsidies bidi are government payments made to domestic firms to encourage exports. Dumping refers to a firm or industry that sells products on the world market at prices below the cost of production.

90 Keuntungan Perdagangan : Ketika harga dunia ada $2, kuantitas permintaan domestik meningkat, dan kuantitas yang ditawarkan berkurang, penawaran menurun dan sumberdaya akan digunakan di sektor yang lain

91 Kerugian dari pembebanan tarif Hilangnya efisiensi dari $ 1 tarif: Konsumen harus membayar sesuatu lebih tinggi untuk barang-barang itu bisa diproduksi pada biaya yang lebih rendah. Marginal produksi digambar ke dalam tekstil til dan menjauh dari barang-barang lain, menghasilkan produksi domestik yang tidak efisien i Government revenue equals the shaded area.

92 TREND DAN ARAH PERKEMBANGAN PRODUK ELEKTRONIKA AKAN TERKONVERGENSI KE ARAH PRODUK MULTIMEDIA Digitaliz zation Content Entertainment Publishing Information Providers NIM = Networked Interactive Multimedia Computer Hardware and Software NIM Telephone, Cable, Satellite, Radio Computer Communication

93 PERMASALAHAN : 1. BELUM MENDAPAT DUKUNGAN YANG MEMADAI DARI HUKUM PERUNDANGAN, STANDARISASI, SDM, DAN BUDAYA INFORMASI. 2. BELUM MEMILIKI PETA POTENSI SDM MAUPUN PERUSAHAAN SOFT WARE. 3. PENGUASAAN TEKNOLOGI PRODUK MAUPUN MANUFAKTUR MASIH LEMAH 4. LEMAH DALAM MELAKSANAKAN PERLINDUNGAN THD HaKI. 5. TERBATASNYA KETERSEDIAAN TEMPAT-TEMPAT UNTUK INCUBATOR DAN WIRAUSAHA. 6. SANGAT TERBATASNYA KETERSEDIAAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN VENTURE CAPITAL SPESIALIS DI TEKNOLOGI SOFTWARE 7. BERKEMBANGNYA ISUE GLOBAL ( SEPERTI LINGKUNGAN HIDUP, PERBURUHAN, HAM, PERLINDUNGAN KONSUMEN, BIOTERORISM, DLL ). 93

94 KEKUATAN : 1. ADA TREND PERGESERAN BASIS PRODUKSI HARDWARE DAN SOFTWARE KE NEGARA YANG BANYAK TERSEDIA TENAGA KERJA SEMI-SKILL DAN PROGRAMER. 2. ADANYA PEMBANGUNAN TELEMATIKA INDONESIA ( INDUSTRI INFORMATIKA, TELEKOMUNIKASI, MULTIMEDIA ). 3. UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN APLIKASI TELEMATIKA. 4. PENGEMBANGAN E.COMMERCE / INTERNET SANGAT PESAT. 5. TENAGA SEMI SKILL TERSEDIA BANYAK, TENAGA PROGRAMER SANGAT KOMPETITIF. 6. KEMAMPUAN KREASI- CONTENT KITA CUKUP KUAT (MIS: ANIMASI). 7. PESATNYA PERKEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI YANG SANGAT MENENTUKAN DALAM KECEPATAN MERAIH PELUANG PASAR. 8. TERDAPATNYA BERBAGAI LEMBAGA PT, R & D BAIK MILIK PEMERINTAH DAN SWASTA. 94

95 KEUNGGULAN KOMPARATIVE : INDONESIA MEMILIKI FAKTOR KEUNGGULAN KOMPARATIF UNTUK BERKEMBANGNYA INDUSTRI ELEKTRONIKA,, YAITU: 1. PASAR DOMESTIK YANG BESAR SETELAH AS, CHINA DAN INDIA. 2. MEMILIKI TENAGA KERJA YANG CUKUP DAN UPAH BURUH YANG SANGAT BERSAING 3. TERLETAK DI GEO-STASIONER DAN TELAH BERPENGALAMAN LEBIH DARI 15 TAHUN MENGOPERASIKAN SATELIT. 4. SECARA ALAMIAH TELAH TERBENTUK KLUSTER INDUSTRI ELEKTRONIKA BERORIENTASI PASAR GLOBAL DI SEPANJANG KORIDOR JKT-CIKAMPEK. 95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

TEORI KLASIK : ADAM SMITH

TEORI KLASIK : ADAM SMITH KEUNGGULAN KOMPARATIF - 1 Mohammad Abdul Mukhyi Motive melakukan pertukaran Æ gain from trade ÆSumber : perbedaan selera dan pola konsumsi sisi produksi Æ efisien dan efektif a. comparative advantage b.

Lebih terperinci

KEUNGGULAN. Mohammad Abdul Mukhyi THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY ELI HECKSHER DAN BERTIL OHLIN

KEUNGGULAN. Mohammad Abdul Mukhyi THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY ELI HECKSHER DAN BERTIL OHLIN KEUGGUL KOMPRTIF II Mohammad bdul Mukhyi THE PROPORTIOL FCTORS THEORY ELI HECKSHER D ERTIL OHLI Perbedaan opportunity cost karena perbedaan jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing

Lebih terperinci

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL I. TEORI PRA KLASIK MERKANTILISME MERKANTILISME ADALAH SUATU ALIRAN EKONOMI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG PESAT PADA ABAD XVI XVIII DI EROPA BARAT. IDE POKOK MERKATILISME ADALAH

Lebih terperinci

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF Wahono Diphayana 1. MERKANTILISME a. Pandangan Merkantilisme Mengenai PI Suatu negara akan kaya atau makmur dan kuat

Lebih terperinci

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern) E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 24 Materi Minggu 4 Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern) 4.1. Proportional Factor Theory El Hecksher Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaum klasik menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL Pengertian Ekonomi Internasional diartikan sebagai bagian ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi

Lebih terperinci

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyebutkan teori perdagangan internasional Mahasiswa mampu mendeskripsikan teori perdagangan internasional Mahasiswa mampu menganalisis

Lebih terperinci

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas Teori Modern Dalam Perdagangan Internasional Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaan abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia ( sebelum perang dunia I ) memberikan

Lebih terperinci

Bisnis Internasional Pertemuan Ketiga Bab 5 Teori Perdagangan Internasional

Bisnis Internasional Pertemuan Ketiga Bab 5 Teori Perdagangan Internasional Bisnis Internasional Pertemuan Ketiga Bab 5 Teori Perdagangan Internasional REFERENSI : CHARLES W. L. HILL INTERNATIONAL BUSINESS EDISI 7 PERTEMUAN KETIGA Outline Gambaran Tentang Teori Perdagangan Merkantilisme

Lebih terperinci

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik) TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik) 1 Merkantilisme suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

Model Perdagangan Hecksher-Ohlin (Teori, Kritik dan Perbaikan) Darwanto, S.E., M.Si. FE UNDIP

Model Perdagangan Hecksher-Ohlin (Teori, Kritik dan Perbaikan) Darwanto, S.E., M.Si. FE UNDIP Model Perdagangan Hecksher-Ohlin (Teori, Kritik dan Perbaikan) Darwanto, S.E., M.Si. FE UNDIP Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin

Lebih terperinci

Teori Hecksher-Ohlin (H-O)

Teori Hecksher-Ohlin (H-O) 1 Teori Hecksher-Ohlin (H-O) Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Perdagangan Internasional Teori tentang perdagangan internasional telah mengalami perkembangan yang sangat maju, yaitu dimulai dengan teori klasik tentang keunggulan

Lebih terperinci

Develop a framework of porter diamond model for different commodities (under your concern)

Develop a framework of porter diamond model for different commodities (under your concern) Terangkan apa perbedaan Comparative advantage dan competitive advantage. Mengapa negara yang memiliki comparative advantage belum tentu miliki competitive advantage. Terangkan evolusi teori perdagangan.

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PERDAGANGAN INTERNASIONAL Pendahuluan Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan mendapat keuntungan. Tiap

Lebih terperinci

Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa. Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi impor

Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa. Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi impor Bisnis Internasional #2 Nofie Iman Merkantilisme Berkembang di Eropa abad ke-16 hingga 18 Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM EKONOMI INTERNASIONAL

GAMBARAN UMUM EKONOMI INTERNASIONAL GAMBARAN UMUM EKONOMI INTERNASIONAL MOHAMMAD ABDUL MUKHYI 1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL Ekonomi Internasional : Mempelajari perilaku transaksi-transaksi ekonomi internasional dan

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

MATERI III: KURVE PENAWARAN DAN DASAR TUKAR

MATERI III: KURVE PENAWARAN DAN DASAR TUKAR MATERI III: KURVE PENAWARAN DAN DASAR TUKAR Perbedaan harga relatif dalam 2 negara isolasi menunjukkan comparative advantage dan membentuk dasar perdagangan yang menguntungkan. I. KURVE PENAWARAN (Offer

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 01 Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan antara negara satu dengan negara lainnya dengan

Lebih terperinci

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L PERDAGANGAN INTERNASIONAL PIEw13 1 KEY QUESTIONS 1. Barang-barang apakah yang hendak dijual dan hendak dibeli oleh suatu negara dalam perdagangan internasional? 2. Atas dasar apakah barang-barang tersebut

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Perdagangan antarnegara atau dikenal dengan perdagangan internasional,

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Perdagangan antarnegara atau dikenal dengan perdagangan internasional, BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Perdagangan Internasional. Perdagangan antarnegara atau dikenal dengan perdagangan internasional, sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi perdagangan antara subyek ekonomi negara yang satu dengan negara yang lain, baik

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Fery (2013) tentang analisis daya saing usahatani kopi Robusta di kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan metode Policy Analiysis

Lebih terperinci

LECTURE NOTE: MATAKULIAH EKONOMI INTERNASIONAL I. OIeh: Tn Widodo, SE. Mec.Dev

LECTURE NOTE: MATAKULIAH EKONOMI INTERNASIONAL I. OIeh: Tn Widodo, SE. Mec.Dev LECTURE NOTE: MATAKULIAH EKONOMI INTERNASIONAL I OIeh: Tn Widodo, SE. Mec.Dev QOE IESP FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2002 MATERI I: KEUNGGULAN COMPARATIF DAN KOMPETITIF (COMPARATIVE & COMPETITIVE

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik

Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik Opissen Yudisyus 20100430019 FAKULTAS EKONOMI EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012 Teori Perdagangan

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL. Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM.

EKONOMI INTERNASIONAL. Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM. EKONOMI INTERNASIONAL Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM. Materi Ekonomi Internasional Pendahuluan Teori Klasik Teori Neo Klasik Teori Alternatif Kebijakan Perdagangan Pendahuluan Ilmu Ekonomi Internasional I :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Menurut Sukirno (2013) teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu (Pappas & Hirschey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia dengan ide, bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Internasional. Abdillah Mundir, SE, MM

Konsep Dasar Ekonomi Internasional. Abdillah Mundir, SE, MM Konsep Dasar Ekonomi Internasional Abdillah Mundir, SE, MM Pendahuluan Ilmu Ekonomi Internasional I : cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pengambilan keputusan dalam dalam pengunaan sumberdaya yang terbatas

Lebih terperinci

Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional

Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional Pertemuan 4 Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional Dhiani Dyahjatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendasari penelitian ini dan juga studi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang terkait dengan penelitian ini. Teori ini

Lebih terperinci

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier Kurva kemungkinan produksi Dalam ekonomi, kurva kemungkinan produksi (Inggris: production possibility frontier (PPF), production possibility curve, production-possibility boundary atau product transformation

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya

Lebih terperinci

Bisnis Internasional #2. Nofie Iman

Bisnis Internasional #2. Nofie Iman Bisnis Internasional #2 Nofie Iman PR pertemuan sebelumnya Anda adalah seorang direktur yang mengepalai divisi pengembangan bisnis sebuah perusahaan penerbangan yang sedang berkembang. Saat ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perdagangan Internasional Menurut Rugman dan Collinson (2012:166), Perdangangan internasional adalah cabang dari ekonomi yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

MINGGU 7. MARKET OVER SPACE

MINGGU 7. MARKET OVER SPACE MINGGU 7. MARKET OVER SPACE Oleh TIM TATANIAGA PRODUK AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 Markets Over Space Harga produk agrbis akan bervariasi

Lebih terperinci

B. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

B. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) A. PENDAHULUAN Pemikiran-pemikiran para ahli ekonomi pada suatu waktu diterima. Akan tetapi, kalau dianggap tidak mampu memecahkan masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi, pemikiranpemikiran tersebut

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Perdagangan Internasional pada dasarnya merupakan perdagangan yang terjadi antara suatu negara tertentu dengan negara yang

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik) E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 15 Materi Minggu 3 Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik) Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1 A. Arti Perdagangan Luar Negeri Perdagangan internasional adalah cabang Ilmu Ekonomi yang mempelajari segala sesuatu mengenai hubungan dagang antar negara. Sebagai cabang Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini terdapat berbagai hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti lain, baik itu dalam penelitian pada umumnya maupun penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan Menurut Sugiarto (2002), pengertian permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Modern (H-O) Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini diambil dari kedua pencetusnya yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2001:48) perdagangan atau pertukaran dilakukan oleh penduduk suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, selain dua sektor lainnya, yaitu sektor pertanian dan sektor jasa. Seiring dengan

Lebih terperinci

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Merkantilisme Penganut merkantilisme memiliki pendapat bahwa satu-satunya cara

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Merkantilisme Penganut merkantilisme memiliki pendapat bahwa satu-satunya cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Merkantilisme Penganut merkantilisme memiliki pendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi makmur dan kuat adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

TEORI TEORI BISNIS INTERNASIONAL

TEORI TEORI BISNIS INTERNASIONAL TEORI-TEORI BISNIS INTERNASIONAL MERKANTILISME (Th 1700) Intinya: Falsafah ekonomi berkeyakinan: (1) Kemakmuran sebuah negera bergantung pada harta yang terakumulasi, biasanya emas (2) Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Perdagangan International Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai system dimana negara-negara mengekspor dan mengimpor barang dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN 1. Untuk meningkatkan kerjasama ekonomi internasional, terutama menarik lebih banyak investasi asing di Indonesia perlu diusahakan antara lain : a. Membatasi tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

MATERI II: TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

MATERI II: TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN MATERI II: TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN Batas Kemungkinan Produksi (PPF) dengan Biaya Menaik PPF : Kurve kemungkinan produksi Menunjukkan kombinasi dua barang yang maksimum bisa diproduksi oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Komposisi dan arah pandangan antara beberapa negara serta bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Kesenjangan menurut Sudibyo (1994) adalah ketidakmerataan akses

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Kesenjangan menurut Sudibyo (1994) adalah ketidakmerataan akses BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kesenjangan Ekonomi Wilayah Kesenjangan menurut Sudibyo (1994) adalah ketidakmerataan akses terhadap sumberdaya ekonomis. Penyebab yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan III. KERANGKA PEMIKIRAN Ekonomi Internasional pada umumnya diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor)

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE 1999-2010 I Putu Kusuma Juniantara Made Kembar Sri Budhi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang dilakukan

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Memasuki Pasar Global Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Berlakunya pasar bebas dan AFTA seolah menjadi momok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mengenai Ekspor 2.1.1 Teori Klasik BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage/ Absolut Cost) Teori keunggulan Absolut dikemukakan oleh Adam Smith pada abad ke 18.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdagangan internasional membahas alasan alasan serta pengaruh pembatasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdagangan internasional membahas alasan alasan serta pengaruh pembatasan 9 BAB II 2.1 Teori Perdagangan Internasional TINJAUAN PUSTAKA Teori perdagangan internasional menganalisa dasar dasar terjadinya perdagangan internasional serta serta keuntungan yang diperoleh. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

BAB 13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL BAB 13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL POKOK POKOK BAHASAN erdagangan Internasional andasan ekonomis Perdagangan Internasional. eunggulan Komparatif efisit Dan Surplus Perdagangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk menerangkan pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), kurs, cadangan devisa, tingkat suku bunga riil, dan

Lebih terperinci

BAGIAN SATU : TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 27

BAGIAN SATU : TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 27 Bab 1: Pendahuluan 1 1.1 Pentingnya Ekonomi Internasional 1 1.2 Perdagangan Internasional dan Standar Hidup Suatu Negara 2 Studi Kasus 1-1 Studi Kasus 1-2 Stud; Kasus 1-3 Dell dan Komputer-Komputer Lain

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

INTERNASIONAL DEFFERENCES IN THE INCOME DISTRIBUTION

INTERNASIONAL DEFFERENCES IN THE INCOME DISTRIBUTION THE WAGE STRUCTURE The Supply and Demand for workers and skill determine the structure of wages in the economy the rewards for work and human capital invesments. Dispersion and inequality in the allocation

Lebih terperinci

3. Jelaskan bagaimana karakteristik asing dapat mempengaruhi suatu perusahaan bisnis internasional.

3. Jelaskan bagaimana karakteristik asing dapat mempengaruhi suatu perusahaan bisnis internasional. BAB 6 Lingkungan Global SASARAN PEMBELAJARAN : 1. Jelaskan mengapa perusahaan perhatian terhadap bisnis internasional. 2. Uraikan bagaimana perusahaan melakukan bisnis internasional. 3. Jelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan dan kendala bagi Indonesia. Persaingan

Lebih terperinci

Keseimbangan Umum. Rus an Nasrudin. Mei Kuliah XII-2. Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei / 20

Keseimbangan Umum. Rus an Nasrudin. Mei Kuliah XII-2. Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei / 20 Keseimbangan Umum Rus an Nasrudin Kuliah XII-2 Mei 2013 Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei 2013 1 / 20 Outline 1 Pendahuluan 2 Konsep Keseimbangan Umum 3 Permintaan dan Penawaran dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan pertukaran barang ataupun jasa yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR II.1. Teori Produksi Proses produksi yaitu proses dimana produsen mengubah berbagai faktor produksi (input) menjadi barang atau jasa (output). Dalam membuat keputusan produksi,

Lebih terperinci

Bisnis Internasional Pertemuan Kelima Bab7 Foreign Direct Investment

Bisnis Internasional Pertemuan Kelima Bab7 Foreign Direct Investment Bisnis Internasional Pertemuan Kelima Bab7 Foreign Direct Investment REFERENSI : CHARLES W. L. HILL INTERNATIONAL BUSINESS EDISI 7 PERTEMUAN KELIMA Outline Pendahuluan Foreign Direct Investment (FDI) Horizontal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsepsi 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah proses jual beli baik berupa barang maupun jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Indonesia merupakan negara dengan kebun karet terbesar di dunia mengungguli produsen utama lainnya yaitu Thailand dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan luaran (output) dengan masukan (input). Dimana produktivitas

Lebih terperinci

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 1. Para ekonom menggunakan beberapa variabel makroekonomi untuk mengukur prestasi seuah perekonomian. Tiga variable yang utama adalah real GDP, inflation

Lebih terperinci

Oleh : DR. Makarim Wibisono Universitas Slamet Riyadi Surakarta 8 Juni 2012

Oleh : DR. Makarim Wibisono Universitas Slamet Riyadi Surakarta 8 Juni 2012 Oleh : DR. Makarim Wibisono Universitas Slamet Riyadi Surakarta 8 Juni 2012 Praktek Pelajaran Eko. Internasional: Perdagangan internasional : membutuhkan mengambil ekonomi mikro terdahulu. Aspek mikro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong perekonomian berbagai negara di dunia semakin menyatu. Keterbukaan perdagangan luar negeri dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

Makalah Perdagangan Internasional BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Makalah Perdagangan Internasional BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makalah Perdagangan Internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah dan Pengaruhnya

Kebijakan Pemerintah dan Pengaruhnya Kebijakan Pemerintah dan Pengaruhnya International trade Reasons for trade between countries - Comparative advantage - Intra-industry trade indifferentiated products - Free riding, International price

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi gula lokal yang dihasilkan

Lebih terperinci