PENGARUH DAUN MINDI (Melia Azedarach L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TIKUS JANTAN (Rattus Norvegicus)
|
|
- Inge Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH DAUN MINDI (Melia Azedarach L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TIKUS JANTAN (Rattus Norvegicus) Oleh: Lia Ratna Sari 1 ABSTRACT Background: The diabetes mellitus disease is a chronically disease that suffered by mostly people and requires a long period and routine medicinal treatment. The consumption of orally antidiabetical such as glibenclamid for long period causes unwanted side effect. The Mindi leaves as one of the traditional medicines has been utilized frequently. The research concerning about the utilizing of the Mindi leaves intravenously has been conducted but the effect of the utilizing of Mindi leaves boiled water in accordance with the people's utilizing has not been researched yet. Objective: This research has the purpose to observe the effect of Mindi leaves (melia azedarach I.) in decreasing the blood glucose content of the white experimental male mouse that suffered diabetes. Method: This research was carried out toward the subject of the white experimental male mouse (Rattus Norvegicus) number in 25 mousses of grams weight and 4 months old. The treatment was divided into 5 groups and each group consists of 5 mousses. The first group was given standard medicine (glibenclamide) as the positive control, the second group was given the Mindi leaves boiled water of 0.1 g/ kg weight dosage, the third group was given the Mindi leaves boiled water of 0.2 g/ kg weight dosage, the fourth group was given the Mindi leaves boiled water of 0.4 g/ kg weight dosage, and the fifth group was being the negative control (aquadest). The mousses were made into suffering diabetes by inducting intravenously with streptozocotin of 50 mg/kg weight. The measurement of the blood glucose content was carried out at the day 0.7, 14 and 21 by means of GOD-PAP method (without deproteinisation). The data of measurement was processed by means of one-way Anova and continued by the Post Hoc Test. Result: From the Anova analysis result, it was showed that at the day 21 there a significance difference between the treatment of F output = > F tabel = 2.84 and from the Post Hoc Test it was found that in group IV that is the treatment of the Mindi leaves boiled water of 0.4 g/kg weight dosage capable to decrease the blood glucose content significantly (p>0,05). The conclusion of this research is the giving of the Mindi leaves boiled water of 0.4 g/ kg weight dosage is capable to decrease the blood glucose content of the white experimental male mouse that suffered diabetes significantly. Key words: Melia Azedarach (mindi leaves), tradisional plant, hyperglikemik, diabetes mellitus 1 Pengajar Politeknik BSI Yogyakarta 1
2 PENDAHULUAN Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat sebagai sumber energi (Widiastuti, 1989) Kehidupan sehari-hari penyakit ini dikenal atau disebut penyakit kencing manis (Asdie, A.H, 1988) yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) kronik akibat defisiensi insulin relatif maupun absolute (WHO, 1985). Diabetes Mellitus sebenarnya merupakan suatu kelompok heterogen penyakit yang gambaran umumnya adalah hiperglikemia. Secara sederhana penyakit ini dapat dibedakan/ diklasifikasikan dalam dua varian yang dibedakan berdasarkan pola pewarisan, respons insulin dan asalnya. Terdapat gejala khas dari Diabetes Mellitus yaitu polidipsi, poliuri dan polifagi (Suharto, dkk, 1980) Diabetes Mellitus terjadi karena terhambatnya penyerapan glukosa ke dalam sel serta gangguan metabolismenya sehingga akan timbul hiperglikemia. Keadaan normal 50 % glukosa yang dimakan akan termetabolisme dengan sempurna menjadi CO 2 dan air, 5 % menjadi glikogen dan % diubah menjadi lemak. Penderita diabetes semua itu terganggu sehingga semua glukosa yang dimakan akan tetap dalam sirkulasi darah dan energi utama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Polidipsi timbul karena dehidarasi yang disebabkan glukosa tidak berdifusi dengan mudah melalui pori-pori membran sel dan peningkatan tekanan osmotik cairan ekstrasel menyebabkan pemindahan osmotik air keluar dari sel. Efek dari glukosa yang berlebihan menyebabkan kehilangan glukosa dalam urin dan menyebabkan diuresis. Diuresis terjadi karena efek osmotik glukosa dalam tubulus mencegah reabsorpsi cairan oleh tubulus sehingga menyebabkan poliuri. Polifagi timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh karena kurangnya pemakaian glukosa (Suharto, dkk, 1980). Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik sehingga memerlukan pengobatan yang lama dan rutin (Darmono, 1990). Penyebab diabetes Mellitus dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor pankreas, faktor darah, faktor perifer (reseptor defect sehingga insulin tidak dapat bekerja), dan faktor infeksi (virus) (Tjokroprawiro, A, 1989). Diagnosis Diabetes Mellitus dapat ditegakkan dengan melihat gejala khas dan mengukur kadar glukosa darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl (Moerdowo, R. M, 1989). Selain itu untuk mempertegas diagnosis dapat dilakukan berbagai macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan penyaring, tes penentu, test monitoring dan tes kondisi. Penggunaan obat antidiabetik oral yang digunakan masyarakat antara lain dari derivat sulfonilurea yaitu glibenklamid yang memiliki mekanisme kerja pelepasan insulin dari sel B, pengurangan kadar glukagon dalam serum, dan berefek pada ekstra pankreas untuk memperkuat kerja insulin pada jaringan targetnya (Katzung, B. G, 1997). Penggunaan jangka panjang dan rutin banyak menimbulkan efek samping antara lain mual, alergi pada kulit, berpengaruh pada sistem haemopoetik yaitu trombositopenia, leukopenia dan agranulositosis. Berdasarkan uraian di atas maka diharapkan bagi penderita Diabetes Mellitus untuk mendapatkan pengobatan alternatif yang relatif lebih murah dan aman. Daun mindi (Melia Azedarach L.) yang dikenal di masyarakat banyak digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu khasiat yang dilaporkan, daun tanaman ini dapat digunakan sebagai 2
3 obat kencing manis (Diabetes Mellitus) (Hidayat dan Hutapea, J.R., 1991). Selain itu daun dari tanaman mindi ini dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus (Dharma, A.P, 1987) Kandungan utama dari daun ini adalah saponin, flavonoida dan polifenal (Hidayat, dkk, 1991). Flavonoida berfungsi sebagai antioksidan yang utama selain itu juga sebagai antikarsinogenik, antiinflamasi dan juga antiallergik (Aruoma, dkk, 1993). Uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah melihat efek air rebusan daun mindi (Melia Azedarach L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan ( Rattus Norvegicus ) yang menderita diabetes mellitus. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental murni. Subyek yang diteliti adalah tikus putih (Rattus novergicus) galur wistar jantan yang diperoleh dari UPHP (Unit Pengembangan Hewan Percobaan) UGM. Jumlah hewan coba sebanyak 25 ekor dengan berat badan berkisar gram, umur 4 bulan. Semua tikus dalam keadaan sehat sebelum perlakuan. Subyek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok hewan coba terdiri dari 5 ekor, kemudian masing-masing kelompok mendapat perlakuan yang berbeda yaitu kelompok I merupakan kontrol positif dengan perlakuan obat standar (glibenklamid) dosis 20 mg/kg.bb, kelompok II diberi air rebusan daun mindi 0,1 g/kg.bb, kelompok III diberi air rebusan daun mindi 0,2 g/kg.bb dan kelompok IV diberi air rebusan daun mindi 0,4 g/kg.bb dan kelompok V sebagai kontrol negatif pemberian aquades 2,5 ml/kg.bb. Penentuan dosis berdasarkan dosis pada manusia, kemudian dikonversikan ke tikus putih berat 200 gram tetapan 0,018. Ransum tikus adalah BR ad lib. Perlakuan berlangsung selama 21 hari dengan frekuensi pemberian bervariasi tergantung dosis yang diberikan dengan memakai sonde oral. Tikus dibuat dalam keadaan diabetes dengan diinduksi streptozotocin dosis 50 mg/ kg. BB secara intraperitoneal (Chiba, T, 1981). Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi diabetes (kadar glukosa sesaat > 200 mg/dl) adalah 10 hari. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 21. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan methode GOD - PAP (tanpa deproteinisasi ). Pembuatan air rebusan daun mindi dengan cara air dengan volume yang merupakan hasil konversi dengan volume pada manusia dicampur dengan daun mindi segar sebanyak 1,62 gram yang telah dikonversikan dengan dosis manusia. Kemudian direbus sampai suhu 100 C dan dipekatkan lagi sampai menjadinya setengahnya (Hidayat dan Hutapea, J.R.,1991). Penegakan diagnosis diabetes mellitus pada percobaan ini dengan melihat kadar glukosa darah sesaat lebih dari 200 mg/dl (Moerdowo, R.M, 1989) Analisis data yang dilakukan adalah one-way Anova untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok dan kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc Test untuk mengetahui kelompok mana yang paling bermakna menurunkan kadar glukosa darah. 3
4 HASIL PENELITIAN Hasil dari rerata kadar gula darah selama pengambilan pada masingmasing kelompok dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Rerata Kadar Gula Darah Tikus Rattus (mg/dl) Kelompok Pengukuran Hari Ke-0 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21 KGD SD KGD SD KGD SD KGD SD I. Kontrol (+) 360,20 21,42 207,40 17,18 135,60 17,53 119,60 41,24 II. Daun Mindi 0,lg/kg.BB III. Daun Mindi 0,2 R/Kg-BB IV. Daun Mindi 0,4 g/kg.bb 549,40 34,65 340,40 40,43 237,00 24;91 193,00 24,90 447,40 88,17 342,20 42,01 269,20 27,40 215,20 22,19 407,00 63,18 196,60 14,64 112,80 10,50 82,40 10,92 V. Kontrol (-) 277,33 9,93 213,33 22,31 183,00 12,31 180,17 18,36 Tabel terlihat pada hari ke 0 kadar glukosa darah semua kelompok menunjukkan nilai yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pada hari ke 0 semua tikus diinduksi streptozotocin (50 mg/kg..bb) secara intraperitoneal dan belum diberikan perlakuan. Setelah diberi perlakuan, kelompok kontrol positif terlihat mengalami perbaikan mulai hari ke 14, menunjukkan kadar glukosa darah semakin menurun dan mendekati nomal. Kelompok kontrol positif mengalami perbaikan sekitar 66%. Pada kelompok kedua juga mengalami penurunan kadar glukosa darah sekitar 65 %. Kelompok ketiga juga mengalami penurunan kadar glukosa darah sebesar 52 %. Kelompok keempat terlihat pada pengukuran ke-4 (hari ke-21) kadar glukosa sudah menjadi normal bahkan lebih rendah dibanding kontrol positif dan mengalami penurunan kadar glukosa darah sekitar 80%. Kelompok ke-v sebagai kontrol negatif hanya mengalami penurunan kadar glukosa sekitar 36 %. Hasil analisis data menggunakan uji Anova satu jalan dari hari ke 7, 14 dan 21 sewaktu pengambilan darah diperlihatkan pada tabel 2. Tabel 2. Hasil one-way Anova Pada Hari ke-7, 14 dan 21 Pengukur Df F p Hari an ke , * Hari ke- 4 57, * 14 Hari ke- 4 24, * 21 * p < 0,05 signifikan. Tabel 2 tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna yaitu pada had ke-7 perlakuan terlihat F output - 32,735 > F tabel = 2,84 sehingga dapat disimpulkan rata-rata kadar gula darah kelima perlakuan berbeda nyata. Kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc Test menunjukkan bahwa kelompok ke 4
5 IV mengalami penurunan yang bermakna dibanding kelompok lain dengan p < 0,05. Pengukuran had ke- 14 terlihat F output = 57,799 > F tabel = 2,84 sehingga dapat disimpulkan rata-rata kadar gula darah kelima perlakuan berbeda nyata. Kemudian hasil Post Hoc Test menunjukkan bahwa kelompok IV yang paling besar mengalami penurunan bermakna dengan p < 0,05. Pengukuran hari ke- 21 juga terlihat F output = 24,015 > F tabel = 2,84 sehingga dapat disimpulkan rata-rata kadar gula darah kelima perlakuan berbeda nyata. Kemudian dilanjutkan Post Hoc Tes dan terlihat kelompok IV mengalami penurunan yang bermakna kadar glukosanya (p < 0,05 ) terhadap seluruh kelompok perlakuan. Anova one-way kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc Tes dapat disimpulkan bahwa yang paling bermakna menurunkan kadar glukosa darah yaitu kelompok IV dengan perlakuan pemberian air rebusan daun mindi dosis paling tinggi yaitu 0,8 mg/kg.bb. Pengukuran berat badan sejak awal penelitian sampai akhir secara statistic tidak ada perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Gambar 1. Grafik Rerata Kadar Gula Darah (KGD) Pada Pengukuran Hari ke-0, 7, 14 dan 21 Hasil penetapan kadar glukosa darah tikus diabetik pada kelima kelompok dapat dilihat lebih jelas pada gambar 1 yang berisi grafik rerata KGD pada kelima kelompok tikus diabetik. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air rebusan daun mindi dengan dosis 0,4 g/kg.bb selama tiga minggu mampu menurunkan kadar glukosa darah sampai dalam rentang normal yaitu disesuaikan dengan manusia mg/dl (Darmono, S, 1990). Efek dari air rebusan daun mindi ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar glukosa darah pada tikus dan semakin besar penurunan kadar glukosa maka semakin nyata efek dari air rebusan daun mindi tersebut. Pemberian dosis daun mindi 0,1 g/kg.bb dan 0,2 g/kg.bb terlihat menurunkan kadar glukosa darah belum mencapai kadar glukosa normal. Ada kemungkinan karena waktu perlakuan hanya 3 minggu sehingga pada dosis tersebut belum menunjukkan efek atau mekanisme kerja yang optimal. Beberapa mekanisme penurunan kadar glukosa darah dari golongan sulfonilurea adalah perangsangan sekresi insulin di pankreas agar terjadi pelepasan insulin, peningkatan aktivitas faal insulin dalam darah ataupun perbaikan sel-sel beta Langerhans pancreas (Suharto, B., Gan, 1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dosis yang paling tinggi yaitu 0,4 g/kg.bb mampu menurunkan kadar glukosa darah dalam waktu 21 hari. Kondisi mekanisme penurunan kadar glukosa darah pada percobaan tikus yang diinduksi streptozotocin dosis 50 mg/ kg BB dengan memperbaiki sel beta Langerhans pankreas dalam perangsangan sekresi insulin atau dengan mempertinggi aktivitas faal 5
6 insulin melalui penarikan glukosa oleh jaringan dan penghambatan pembentukan glukosa dari glikogen hati (Suharto, B., Gan, 1980). Kepastian mengenai mekanisme penurunan yang terjadi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melalui pemeriksaan histologi jarring an pankreas tikus setelah perlakuan. Penelitian tentang studi pendahuluan efek hipoglikemik infus daun mindi pada tikus putih jantan, menunjukkan bahwa pemberian secara infus daun mindi 40% b/v 20 ml/kg.bb mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan diabetik sampai melebihi kontrol dengan pemberian obat tolbutamid (Istiyaroh, N., 1987) Dilaporkan kegunaan dari daun ini adalah sebagai dermatosis, antihelminthik, expektorant, dan hipoglikemik (Jain, S.K., and Fillipps, R. A, 1991) Salah satu fungsinya sebagai hipoglikemik maka ada kaitannya dalam pengobatan antidiabetik. Selain itu, daun mindi yang disebut neem tree yang dapat dimanfatkan dalam dunia kedokteran selain sebagai antihelminthik juga sebagai antidiabetik dan juga penyakit sipillis (Jacobson, M., 1989) Kandungan daun ini yang paling utama adalah flavonoid (Robinson, T.,1995) Flavonoid merupakan derivat flavone yang dibentuk dalam jaringan tumbuhan dan kebanyakan mempunyai warna natural (Aruoma, Okezie, I.,1993) Flavonoid berperan dalam antioksidan yang digunakan untuk menghilangkan jumlah radikal bebas dalam tubuh (Aruoma, Okezie, I.,1993). Radikal bebas dapat diperoleh dari banyak sumber antar lain dari polusi udara, stres, makanan, radiasi, pestisida, dan penurunan kemampuan tubuh (proses degeneratif) (Varma, S.D., Mizunoa, Kinoshita, 1977) Dilaporkan berbagai macam kegunaan dari flavanoid adalah meningkatkan perlindungan sel-sel tubuh dari kanker, melindungi dari serangan jantung, hipertensi, dan stroke, melindungi selsel dalam tubuh dari radikal bebas, untuk memperkuat sistem imun, mencegah terjadinya penyakit katarak, dan juga mencegah proses penuaan. Berdasarkan fungsi dari beberapa flavonoid maka flavonoid antioksidan dapat berfungsi dalam memperbaiki sel-sel beta pankreas yang rusak dalam penyakit diabetes mellitus (Varma, S.D., Mizunoa, Kinoshita, 1977). Oleh karena itu mengingat daun mindi sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat alternatif dalam pengobatan diabetes mellitus, maka perlu untuk diketahui secara pasti zat apa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah secara lebih rinci dan perlu penelitian lebih lanjut. KESIMPULAN Penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa air rebusan daun mindi dengan dosis 0,4 g/kg BB mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah tikus dalam waktu 21 hari secara bermakna (p< 0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif dan glibenklamid (kontrol positif). DAFTAR PUSTAKA Aruoma, Okezie, I., 1993, Free Radical in Tropical Disease, Harwood Academic Publisher GmbH, Switzerland. Asdie, A.H, 1988, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Orang Dewasa, Berkala Ilmu Kedokteran XX, no.3, FK- UGM, Yogyakarta. Chiba, T., Kadowaki, S., and Tamiriato, T., 1981, Concentration and 6
7 Secretion of Gastric Somatostatin in Streptozotocin-diabetic Rats, Diabetes Vol 30. Darmono, S, 1990, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid H, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Dharma, A.P., Indonesian Medicinal Plants First, Edisi 1, Balai Pustaka, Jakarta, 1987 Istiyaroh, N., 1987, Studi Pendahuluan Efek Hipoglikemik Infus Daun Mindi Pada Tikus Putih Jantan, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Jain, S.K., and Fillipps, R. A., 1991, Medisinal Plants of India, reference Publication, Algonac MI. Jacobson, M., 1989, Focus on Phytochemical Pesticides, The Neem Tree Cilc Press, Boca Parton, Voll. Katzung, B. G, 1997, Basic and Clinical Pharmacology, edisi 6, EGC, Jakarta. Moerdowo, R. M, 1989, Etiopatogenesis Klinik dan Terapi Penyakit Kencing Manis, Ahli Penyakit Dalam Spektrum Diabetes Mellitus, Penerbit Djambatan, Jakarta. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung. Suharto, B., Gan, S, 1980, Insulin, Glukagon, dan Antidiabetik Oral, Farmakologi dan Terapi, edisi 2, FKUI, Jakarta. Syamsulhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dep. Kesehatan. Tjokroprawiro, A, 1989, Diabetes Mellitus Klasifikasi Diagnosis dan Dasar-Dasar Terapi. Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Varma, S.D., Mizunoa, Kinoshita, 1977, Diabetic Cataracts and Flavonoid Science, 195: Widiastuti, 1989, Kebijakan Pemerintah mengenai Pengobatan Tradisional, Naskah Lengkap Seminar Sehari Peranan Pengobatan Tradisional dalam rangka Sistem Kesehatan Nasional, 16 September 1989, Universitas Padjajaran, Bandung. World Health Organization, 1985, Diabetes Mellitus, Technical Report Series No. 27, WHO Study Group-WHO. 7
8 HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU TERPASANG KATETER URETRA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DI BANGSAL RAWAT INAP DEWASA KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT Background: Urinary catheterization is a method to provide the urinary diversion and the disability of urination also. A lot of patients are worry, fearful of feeling the pain and discomfort in facing the urinary catheterization. They seem emotional in facing the action of medication and also the treatment, particularly which deals with the urogenital areas which catheter penetrates to enter into the body. Objective: The purpose of this research is to determine whether the length of time urethral catheterized has a correlation with the patient s anxiety scale on clients who are attached by urethra catheters in Third Class of Adult Ward Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta. Method: The research is a quantitative research. The design of this research is cross - sectional with the descriptive correlation approach. The samples of this research are patients who are attached by urethra catheters in Marwah and Arofah Ward of Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta. The sampling technique is uses the accidental sampling and get 30 respondents. Instruments used are questioners and statistic test uses Spearman Coefficient Correlation Test by computer program, SPSS for windows 11. Result: The research s results show that length of time for urethral catheterization in Third Class of Adult Ward Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta is more than 72 hours (43,33%), the anxiety scale in Third Class of Adult Ward Muhammadiyah Hospital Yogyakarta is light (76,7%). The statistical test s result shows that = 0,002 ( < 0,01). Therefore, there is a significant correlation between the lengths of time for urethral catheterization with the patient s anxiety scale. Keywords: Catheterization, length of time urethral catheterization, anxiety scale 2 Staf Pengajar Profesi Ners Stikes Surya Global Yogyakarta 8
9 PENDAHULUAN Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan untuk membantu eliminasi urin maupun ketidakmampuan melakukan urinasi. Banyak pasien merasa cemas, takut akan rasa nyeri dan ketidaknyamanan dalam menghadapi kateterisasi urin. Mereka terlihat emosional menghadapi tindakan-tindakan pengobatan maupun perawatan terlebih yang berhubungan dengan daerah urogenital kateter menembus masuk ke dalam tubuh (Ellis, 1996). Perawat bertanggung jawab tidak hanya pada penampilan tindakan kateterisasi yang benar serta aman tetapi juga memberi pengajaran dan menghilangkan kecemasan tersebut (Ellis, 1996). Menurut penelitian di Amerika, dari 54 pasien di rumah sakit maupun home care yang terpasang kateter indwelling, 72% di antaranya mengalami beberapa komplikasi, antara lain terjadi blocking atau penyumbatan sehingga aliran urin terganggu, 37% di antaranya mengalami kebocoran urin di sekitar kateter dan 30% mengalami hematuria. Begitu juga pada pasien yang terpasang kateter uretra dalam jangka waktu lama (melebihi 3 bulan). (Ockmore K. et al cit Madigan et al, 2003). Waktu penggantian kateter uretra di bangsal rawat inap dewasa kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dilakukan setiap 7-10 hari atau pada saat ada kerusakan/ kebocoran yang diharuskan untuk diganti. Menurut prosedur tetap pemasangan dan pelepasan kateter uretra di bangsal rawat inap dewasa kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta diketahui bahwa kateter harus diganti kurang lebih 1 minggu sekali. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut ; Apakah ada hubungan antara lama waktu terpasang kateter uretra dengan tingkat kecemasan klien di bangsal rawat inap dewasa kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta?. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian cross sectional dengan pendekatan deskriptif korelasional. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang terpasang kateter uretra di Bangsal Marwah dan Arofah RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan subyek yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah lama waktu terpasang kateter sebagai variabel bebas dan tingkat kecemasan pada klien yang terpasang kateter uretra sebagai variabel terikat. Data penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan pada klien yang terpasang kateter uretra adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Penelitian ini dilakukan langsung dengan memberikan kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai tanda fisik dan gejala psikologi kecemasan untuk menilai tingkat kecemasan yang dirasakan yang kemudian dikategorikan sebagai kecemasan ringan, kecemasan sedang dan kecemasan berat. Lama waktu terpasang kateter uretra data merupakan data primer yang diperoleh dari keterangan responden. Uji validitas dan reabilitas instrumen menggunakan rumus product moment dan alpha chronbach. Analisis data yang digunakan adalah Koefisien korelasi 9
10 bivariat, yaitu statistik yang dapat digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2002). Uji statistik menggunakan rumus koefisien korelasi Spearman, yaitu analisis korelasi sedehana untuk variabel ordinal dengan variabel ordinal (Hasan M.I., 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Lama Waktu Terpasang Kateter Uretra Tabel 1. Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Lama waktu terpasang kateter Uretra Lama waktu terpasang kateter uretra 0 24 jam jam jam > 72 jam Jumlah Persentase (%) ,67 23,33 16,67 43,33 Total Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar lama waktu terpasang kateter uretra adalah >72 jam yaitu sebanyak 13 responden (43,33%) sedangkan yang paling sedikit adalah 0 24 dan jam yakni masing masing sebanyak 5 responden (16,67%). Tingkat Kecemasan Pada Klien yang Terpasang Kateter Uretra Tabel 2 Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan Klien Yang Terpasang Kateter Uretra Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase (%) Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat ,7 13,3 10 Total Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar klien yang terpasang kateter uretra mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 23 responden (76,7%). Klien yang mengalami cemas sedang sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang mengalami cemas berat jumlah 3 responden (10%). Hubungan Antara Lama Waktu Terpasang Kateter Dengan Tingkat Kecemasan Pada Klien Yang Terpasang Kateter Uretra Tabel 3. Hubungan Antara Lama Waktu Terpasang Kateter Dengan Tingkat Kecemasan Pada Klien Yang Terpasang Kateter Tingkat Kecemasan Lama Terpasang Kateter Uretra (Jam) >72 Total F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) Cemas Ringan 0 (0%) 7(23,3%) 4(13, 3%) 12(40%) 23(76,7%) Cemas Sedang 2 (6,%) 0(0%) 1(3, 3%) 1(3, 3%) 4(13, 3%) Cemas Berat 3(10%) 0(0%) 0(0%) 0(0%) 3(10%) Total 5(16,%) 7(23,3%) 5(16, 7%) 13(43,3%) 30(100%) 10
11 Tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang terpasang kateter uretra selama 0-24 jam mengalami cemas ringan sebanyak 0 orang (0%), cemas sedang 2 orang (6,7%) dan cemas berat berjumlah 3 orang (10%). Sedangkan responden yang terpasang kateter uretra selama jam mengalami cemas ringan sebanyak 7 orang (23,3%), cemas sedang tidak ada begitupun dengan cemas berat. Responden yang terpasang kateter selama jam mengalami cemas ringan sebanyak 4 orang (13,3%), cemas sedang sebanyak 1 orang (3,3%) dan cemas berat tidak ada. Responden yang terpasang kateter uretra >72 jam mengalami cemas sedang sebanyak 1 orang (3,3%), cemas ringan sebanyak 12 orang (40%) dan cemas berat tidak ada. Rata-rata lama waktu penggunaan kateter ini bervariasi. Hal ini tergantung pada kondisi pasien, sesuai dengan anjuran medikasi. Kateter dapat diganti apabila terjadi kerusakan seperti kebocoran dan kateter dapat dilepas apabila pasien sudah dapat melakukan urinasi secara normal. Pasien dengan kateter harus dikaji mengenai keadaannya dan dapat diperoleh waktu yang optimum untuk mengganti ataupun melepas kateter (DoH cit Pomfret, I., 1999). Tingkat kecemasan pada klien yang terpasang kateter uretra sebagian besar adalah cemas ringan, ini dikarenakan sebagian besar responden berdasarkan tabel 2, terpasang kateter lebih dari 72 jam yaitu sebanyak 43,33%. Kondisi ini faktor adaptasi secara fisik, maupun psikologis terhadap kehadiran kateter dan faktor pengalaman berperan dalam mempengaruhi persepsi kecemasan, pada hari pertama dijadikan sebagai pengalaman yang kemudian responden mempelajari bagaimana mengatasi kecemasan yang dirasakan. Adanya hubungan yang signifikan antara lama waktu terpasang kateter dengan tingkat kecemasan dikarenakan Banyak klien merasa cemas, takut akan rasa nyeri dan ketidaknyamanan dalam menghadapi kateterisasi urin. Mereka terlihat emosional menghadapi tindakan-tindakan pengobatan maupun perawatan terlebih yang berhubungan dengan daerah urogenital kateter yang menembus masuk ke dalam tubuh (Ellis, 1996). KESIMPULAN Kesimpulan penelitian meliputi: Pertama, sebagian besar lama waktu terpasang kateter uretra di Bangsal Rawat Inap Dewasa Kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah lebih dari 72 jam. Kedua, sebagian besar tingkat kecemasan pada klien yang terpasang kateter uretra di Bangsal Rawat Inap Dewasa Kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah cemas ringan. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan tetapi lawan kesejajaran antara lama waktu terpasang kateter dengan tingkat kecemasan pada klien yang terpasang kateter uretra, yaitu ada kecenderungan semakin lama terpasang kateter uretra, tingkat kecemasan yang dialami semakin ringan di bangsal rawat inap dewasa kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kelima, tingkat keeratan hubungan antara lama waktu terpasang kateter dengan tingkat kecemasan pada klien yang terpasang kateter uretra di bangsal rawat inap dewasa kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sedang. 11
12 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Ellis, Modules for Basic Nursing Skills. Lipincott. Philadelphia Hasan, M. Iqbal Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. PT. Bumi Aksara. Jakarta Madigan, E. & Neff, D Care of Patients with Long-Term Indwelling Urinary Catheters. Online Journal of Issues In Nursing. Diakses 21 Maret 2006, dari http :// ic2/tpc2_1.htm Pomfret, I Catheter Care In The Community. Nursing Standard/vol14/no27/
13 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS KALASAN TAHUN 2010 Oleh : Arita Muwarni 3 ABSTRACT Background: The low level of knowledge of nurses on nursing care standard become one of the causes that can affect the performance of nurses in implementing nursing care in accordance with nursing care on health services, considering aspects of this knowledge is the basic foundation for the implementation of nursing actions. Objective: To identify the factors that influence nurse s knowledge about nursing care standard with application of Standard Nursing Care in the Health Center of Kalasan District. Method: This research is non-experimental research is an observational study analytic inferential hypothesis, the method of crosses sectional approach with point time approach. The samples are nine respondents. Result: Statistical analysis result found that the value coefficient correlation Spearman between the level of nurse s knowledge about nursing care with the implementation of Nursing Care Standards in Kalasan Health Center,with Spearmen Rho that is-0553 with significance level p = 0,364, then Ho is refused, which means there is significant relationship between the factors that affect nurses knowledge about the standard of nursing care by implementing standards of nursing care in Kalasan health center. Conclusion: Most of the respondent s knowledge level on nursing care standards is good enough 5 people, poorly is 1 people. Part of Nursing Standard Application is good satisfactory as many as 5 people, poorly is 4 people. There are significant correlations between the factors that influence the level of knowledge about the health center nurse with Nursing Standard implementation in Kalasan Health Center Keywords: Nurses Knowledge, SAK (Nursing Care Standard) application, Kalasan Health Center 3 Staf Pengajar Stikes Surya Global Yogyakarta 13
14 PENDAHULUAN Standar Asuhan Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan kualitas yang diinginkan terkait dengan pelayanan keperawatan terhadap klien. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1990) menyatakan bahwa standar asuhan keperawatan adalah alat ukur kualitas asuhan keperawatan yang berfungsi sebagai pedoman atau tolok ukur dalam pelaksanaan praktek keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan adalah upaya memberikan asuhan dan bimbingan langsung pada perawat untuk melaksanakan praktek keperawatan (Nursalam, 2007). Asuhan keperawatan yang aman artinya standar yang dibuat harus menjamin bahwa asuhan keperawatan tersebut aman untuk pasien dan perawat, karena profesi mempunyai komitmen untuk melindungi masyarakat dari praktek yang merugikan dan juga profesi seharusnya bertanggung jawab terhadap kompetensi perawat sesuai dengan standar yang dibuat. Efektif bisa berarti dengan biaya yang sedikit mampu menghasilkan yang terbaik dan etis berarti standar juga harus memperhatikan etik yang secara moral bisa dipertanggung jawabkan. Pencapaian maksud tersebut di atas tentu saja diperlukan pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan. Tujuan penting lainnya mencakup proteksi terhadap publik, pengaturan praktek perawat, pembuatan pedoman administratif, menafsirkan harapan publik dan profesional pelayanan kesehatan lainnya terhadap praktek perawat dan acuan legal untuk praktek yang layak. Tersedianya sarana kesehatan di seluruh pelosok tanah air menandakan keberhasilan pembangunan kesehatan yang ditandai dengan berdirinya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas merupakan organisasi pelayanan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat (Depkes RI, 2002). Wilayah kerja Puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah untuk membangun Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya. Umumnya satu Puskesmas mempunyai penduduk binaan antara jiwa (Munijaya, 1999). Setiap kecamatan di Indonesia telah memiliki paling sedikit sebuah Puskesmas. Lebih dari 40% desa telah dilayani oleh sarana pelayanan kesehatan pemerintah. Tahun 2001 tersedia Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling (Depkes RI, 2001). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara dan pengamatan terhadap 9 orang tenaga perawat di Puskesmas Kalasan dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat yaitu sebanyak 6 orang (60 %) kurang memahami tentang Standar Asuhan Keperawatan, dan tidak menerapkan Standar Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pengkajian keperawatan pengumpulan data belum sistematis, menggunakan format, pengelompokan data belum memenuhi kriteria data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Diagnosa keperawatan belum memenuhi komponen Problem Etiology Sympthom (PES). Perencanaan 14
15 keperawatan tidak sesuai prioritas masalah. Pencatatan asuhan keperawatan tidak mencantumkan inisial atau nama perawat yang melaksanakan tindakan, catatan tidak menggunakan formulir yang baku. Hal ini disebabkan latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Pengatur Perawat/ Sekolah Perawat Kesehatan (SPR/SPK), belum pernah mengikuti pelatihan tentang Standar Asuhan Keperawatan serta kurangnya sosialisasi tentang Standar Asuhan Keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat masih perlu mendapatkan perhatian karena pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok/ masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang utuh (holistic), komprehensif, dan bersifat dinamis belum diterapkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Kesadaran perawat akan tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguhsungguh dari Puskesmas. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap awal proses profesional. Rendahnya tingkat pengetahuan perawat tentang Standar Asuhan Keperawatan menjadi salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan Standar Asuhan Keperawatan pada pelayanan kesehatan, mengingat aspek pengetahuan ini merupakan pondasi dasar untuk terselenggaranya suatu tindakan keperawatan. Latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian guna mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat Puskesmas dengan penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Puskesmas Perawatan Kecamatan Kalasan. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat Puskesmas dengan penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Puskesmas Perawatan Kecamatan Kalasan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang merupakan penelitian observasional bersifat analitis inferensial. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja (Nursalam, 2007). Pada penelitian ini menggunakan uji Spearmen Rho dengan menguji satu variabel bebas dan satu variabel terikat. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2010 di Puskesmas Kecamatan Kalasan INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan observasi dengan menggunakan check list. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, responden dalam 15
16 interview tinggal memberikan tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan menggunakan skala Ordinal yaitu pengetahuan Baik,Cukup dan Kurang.Sedangkan untuk Penerapan Standar Asuhan Keperawatan juga menggunakan skala Ordinal yakni Penerapan baik,cukup dan Kurang. Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2007) Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar kuesioner yang dibuat sendiri, lembar kepada responden setelah diuji validitas dan reliabilitasnya bentuk pertanyaan dalam kuesioner pada penelitian ini adalah pertanyaan tertutup yang mencakup 4 (empat) jawaban alternatif, dan harus dijawab dan diisi oleh responden dengan memilih jawaban yang menurut responden paling benar mengenai pengetahuan perawat Puskesmas dengan penerapan standar asuhan keperawatan di Puskesmas Perawatan Kecamatan Kalasan. Instrumen penelitian melalui observasi berupa check list bersumber dari Depkes tahun 1995, sehingga tidak memerlukan pengujian validitas instrumen. Hasil penghitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai product momment. Bila r hitung > dari r tabel dengan taraf signifikasi 5%, maka kuesioner dikatakan valid dan dapat dipakai untuk meneliti. Namun sebaliknya, jika r hitung kuesioner < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari kuesioner (Sugiyono, 2002). HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Karakteristik perawat Puskesmas Kalasan ditampilkan berdasarkan umur dan tingkat pendidikan berikut ini: Tabel 1.Karaktersistik Responden berdasarkan Umur No Kategori Frekuensi th 3 orang th 2 orang th 4 orang Total 9 orang Gambaran umur responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden kelompok umur tahun yaitu sebanyak 3 orang, kelompok umur tahun sebanyak 2 orang, kelompok umur tahun 4 orang. Interval umur tersebut merupakan umur yang produktif identik dengan idealisme yang tinggi, semangat kerja meningkat dan penuh optimisme. Kategori umur ini seorang perawat memiliki kinerja atau prestasi kerja yang tinggi. Tabel 2.Karakterstik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan No Kategori frekuensi 1 2 D III Keperawatan D IV/S1 Keperawatan 5 orang 1 orang 3 SPK 3 orang Total 9 orang Gambaran pendidikan sebagian besar responden perawat berpendidikan DIII Keperawatan / AKPER yaitu sebanyak 5 orang, sedangkan perawat yang berpendidikan 16
17 DIV / S1 Keperawatan 1 orang dan yang lainnya berpendidikan SPR / SPK yaitu sejumlah 3 orang. Green cit Notoatmodjo, 1993 berpendapat bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar untuk melaksanakan tindakan. Pelayanan keperawatan yang profesional membutuhkan kualifikasi tenaga keperawatan yang profesional. Ciri-ciri perawat profesional adalah perawat lulusan pendidikan tinggi keperawatan minimal sarjana keperawatan / Ners. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik pengetahuan, sikap dan perilakunya. Perawat yang mempunyai pengalaman dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas. Makin lama kerja seseorang kecakapan mereka akan lebih baik karena sudah dapat menyesuiakan diri dengan pekerjaanya. Pengalaman kerja yang sudah lama belum menjamin bahwa mereka lebih produktif dari pada karyawan yang paling sedikit lama kerjanya. 2. Tingkat PengetahuanResponden Tingkat pengetahuan perawat Puskesmas Kalasan ditampilkan dalam tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Perawat tentang Standar Asuhan Keperawatan (SAK) No Kategori Frekuensi 1 Baik 3 orang 2 Cukup 5 orang 3 Kurang 1 orang Total 9 orang orang dan Kurang baik 1 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden belum memadai untuk dapat melaksanakan Standar Asuhan Keperawatan dengan baik, karena tingkat pendidikan responden perawat Puskesmas yaitu 5 orang. Pendidikan sebagai salah satu bagian dalam mencapai pengetahuan diperlukan oleh perawat sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan, melalui pendidikan tinggi keperawatan tersebut diharapkan terjadi percepatan proses perubahan atau transisi keperawatan yang semula merupakan kegiatan okupasional menjadi profesional dan yang semula menggunakan pendekatan tradisional menjadi penyelesaian masalah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pemakai jasa dan profesi ( Mubarak Wahid Iqbal, 2005). Jika menghendaki sesuatu agar bertahan lebih lama, maka jelas diperlukan pengetahuan positif tentang apa yang dikerjakan, sebab perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih abadi dibandingkan dengan perilaku tanpa didasari pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt bihavior). 4. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Sebagian besar tingkat pengetahuan responden perawat Puskesmas tentang Standar Asuhan Keperawatan adalah cukup baik yaitu sebanyak 5 orang.pengetahuan Baik 3 17
18 Tabel 4.Distribusi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan No Kategori Frekuensi 1 Baik 3 orang 2 Cukup baik 5 orang 3 Kurang baik 1 orang Total 9 orang Dilihat dari segi penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Puskesmas Kalasan menunjukkan bahwa responden perawat Puskesmas dalam penerapan Standar Asuhan Keperawatan adalah baik ada 3 orang, cukup baik 5 orang dan kurang baik 1orang. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawat Puskesmas dalam penerapan Standar Asuhan Keperawatan salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan seorang perawat. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo bahwa pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap perilaku dan pengetahuan yang dimiliki. Pada kenyataannya sering kali bahwa seorang perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya masih jauh dari harapan yaitu sebagai perawat yang mampu mandiri dan profesional dalam tatanan praktek keperawatan secara langsung di rumah sakit ataupun puskesmas (Mubarak Wahid Iqbal, 2005). Hubungan tingkat pengetahuan Perawat Puskesmas Tentang Standar Asuhan Keperawatan Dengan Penerapan Standar Pelayanan Kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat Puskesmas tentang Standar Asuhan Keperawatan dengan penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Puskesmas Kecamatan Kalasan. Sejumlah 9 orang perawat yang memiliki tingkat pengetahuan tentang Standar Asuhan Keperawatan baik ada 3 orang, penerapan standar asuhan keperawatannya baik ada 3 orang perawat.pengetahuan cukup baik ada 5 orang, sedangkan dari 9 orang yang memiliki tingkat pengetahuan tentang standar asuhan keperawatannya kurang baik ada 1 orang. Penerapan standar asuhan keperawatannya kurang baik ada 1 0rang.dari hasil uji Korelasi Spearmen Rho didapatkan hasil -0,553 lebih besar dibandingkan dengan tabel =0,364 dengan taraf Signifikansi 0,05.Artinya ada hubungan yang signifikan antara Tingkat Pengetahuan Perawat tentang SAK dengan Penerapan Standar asuhan keperawatan di Puskesmas Kalasan. Disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan perawat tentang Standar Asuhan Keperawatan maka akan semakin tinggi kinerjanya dalam penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kemampuan menyerap, menerima, mengadopsi informasi dan pengetahuannya akan semakin tinggi. Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan aktual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk 18
19 memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan profesional diberikan dengan perawat profesional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal manajemen internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadappasien/klien. Terjadi kesepakatan antara praktisi terhadap tingkat kinerja dan menawarkan ukuran penilaian agar praktek keperawatan terbaru dapat dibandingkan. Penilaian esensial asuhan keperawatan melalui penataan standar sebagai dasar kesepakatan untuk mencapai asuhan keperawatan optimal. Standar keperawatan dalam prakteknya harus dapat diterima, setiap klien berhak mendapatkan asuhan berkualitas, tanpa membedakan usia dan diagnosa. Standar dapat diharapkan memberikan pondasi dasar dalam mengukur kualitas asuhan keperawatan. Setiap hari perawat bekerja sesuai standar-standar yang ada seperti merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat profesional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan keperawatan profesional. Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan. Kriteria kualitas asuhan keperawatan mencakup : aman, aku kontinuitas, efektif biaya, manusiawi dan memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik bagi perawat dan pasien. Pengembangan dan penetapan standar keperawatan melalui tahapan yaitu : harus diumumkan, diedarkan atau disosialisasikan dan terakhir penerapan dalam berbagai tatanan pelayanan Pelayanan keperawatan adalah esensial bagi kehidupan dan kesejahteraan klien oleh karena itu profesi keperawatan harus akuntabel terhadap kualitas asuhan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi memungkinkan perawat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menerapkan asuhan bagi klien dengan kebutuhan yang kompleks. Penjaminan efektifitas asuhan keperawatan pada klien, harus tersedia kriteria dalam area praktek yang mengarahkan keperawatan mengambil keputusan dan melakukan intervensi keperawatan secara aman. Saat ini biaya asuhan kesehatan telah meningkat tajam walaupun hari rawat singkat. Melalui penataan standar keperawatan, maka tindakan keperawatan sesuai kebutuhan dan harapan pasien tanpa mengurangi kesejahteraan pasien namun biaya lebih terjangkau. Pemborosan anggaran dan fasilitas dan kesalahan praktek perawat standar asuhan keperawatan hendaknya dapat digunakan dalam 19
20 semua situasi pelayanan kesehatan. Standar asuhan keperawatan menjadi esensial terutama jika diterapkan dalam unit-unit pelayanan yang secara relatif terdapat sedikit jumlah perawat yang berpengalaman tapi harus memberikan pelayanan untuk berbagai jenis penyakit dan memenuhi kebutuhan kesehatan yang kompleks. Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang nyata yaitu pemberian asuhan secara langsung kepada pasien, keluarga, kelompok ataupun komonitas.penjaminan mutu asuhan yang diberikan diperlukan suatu ukuran untuk mengevaluasikannya. Uraian ini adalah suatu standar. Standar keperawatan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu standar asuhan dan standar praktek. Profesi keperawatan harus mulai menata diri dengan membuat standar untuk berbagai keperluan seperti pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan keperawatan akan diterima dan dipercaya oleh komsumen bila mutu pelayanannya terjamin melalui standar yang baku dan selalu ditinggkatkan dari waktu ke waktu. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi maka ketrampilan atau praktek yang ada dia miliki akan semakin tinggi pula jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pengetahuan sedang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Istanto (2002) ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan di RSUD Ambarawa. Penelitian juga sama dengan hasil penelitian Walin (2005), yang menyebutkan ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan dengan penerapan Standar Asuhan Keperawatan. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitan ini adalah : Pertama. Sebagian besar tingkat pengetahuan responden Perawat Puskesmas tentang Standar Asuhan Keperawatan adalah cukup baik. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan sebagian besar adalah cukup baik. Ketiga. Ada hubungan yang bermakna antara Tingkat pengetahuan perawat tentang Penerapan Standar Asuhan keperawatan dengan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Puskesmas Kecamatan Kalasan DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta, Jakarta Depkes RI, 1990.Standar Asuhan bagi Perawat.Depkes RI Jakarta Depkes RI,2002.Laporan Tahunan Depkes RI,Depkes RI Jakarta Hidayat,2007.Metodologi Penelitian Keperawatan.Salemba Jakarta Mubaraq,dkk,2006.Ilmu Keperawatan Komunitas 2,Sagung Seto,Jakarta Muninjaya,1999.Manajemen Pelayanan Kesehatan.PT Rineka Cipta Notoatmodjo, S Pendidikan dan Perilaku kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, S Promosi Kesehatan dan Perilaku. PT Rineka Cipta, Jakarta Nursalam, Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika. Jakarta. Nursalam, Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta Sugiyono,2007.Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. 20
Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU TERPASANG KATETER URETRA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DI BANGSAL RAWAT INAP DEWASA KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT Background: Urinary catheterization
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS KALASAN TAHUN 2010
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS KALASAN TAHUN 2010 Oleh : Arita Muwarni 3 ABSTRACT Background: The low level
Lebih terperinciPENGARUH DAUN MINDI (Melia Azedarach L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TIKUS JANTAN (Rattus Norvegicus)
PENGARUH DAUN MINDI (Melia Azedarach L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TIKUS JANTAN (Rattus Norvegicus) Oleh: Lia Ratna Sari 1 ABSTRACT Background: The diabetes mellitus disease is a chronically
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT GALUR SWISS-WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Elizabeth Tanuwijaya, 2007. Pembimbing
Lebih terperinciMuskhab Eko Riyadi * 1, Catur Budi Susilo, S.Pd., S.Kp., M.Kes. * 2, Muhammad Affandi, S.Kep., Ns. * 3, Adiana Retno, S.Kep., Ns.
Correlation Among The Length of Time Catheterization With The Anxiety Scale On Clients Who Are Attached By Urinary Chateter In Third Class of Adult Ward of Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta Hubungan
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI
ABSTRAK PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa) DAN EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzigium polyanthum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR Balb/C YANG DIINDUKSI
Lebih terperinciUJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciPembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes
ABSTRAK EFEK INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill), KUMIS KUCING (Orhtosiphon spicatus Backer), SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Gede Mahatma,2010;
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN Utarini Eka Putri, 2009. Pembimbing : Diana Krisanti Jasaputra,
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II
Lebih terperinciABSTRAK. Albert Christopher Ryanto, Pembimbing I: Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK.
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MADU HUTAN DAN MADU TERNAK TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI OLEH ALOKSAN Albert Christopher Ryanto, 2014.
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN
ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN (Analysis Of Nursing Documentation Application Standard With The Quality Of Service
Lebih terperinciFUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciEFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Yovita Stevina, 2009. Pembimbing : Diana Krisanti
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO THE RELATIONSHIP BETWEEN THE WORKLOAD WITH PERFORMANCE OF NURSES IN RSUD SARAS HUSADA PURWOREDJO Naskah Publikasi Untuk Memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES
122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DI INDUKSI ALOKSAN DAN PERBANDINGANNYA DENGAN JAMU
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Dyota Sulia Mutiari, 2014 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M. Kes.
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN Sylvia Sari Dewi, 2012. Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr.,
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Brilian Segala Putra, 2009; Pembimbing
Lebih terperinciNOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA
PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA NOVIANA SYLVIA CHRISTY 2443005014 FAKULTAS
Lebih terperinciABSTRAK. Verina Logito, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr.,m.kes Pembimbing II : Lusiana Darsono,dr.,M.Kes
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN Verina Logito, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng,
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Daniel Wirawan, 2012 Pembimbing I : Jo Suherman, dr., M.S.,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN
UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN, Ratih Pratiwi Sari, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email:
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciEFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK KULIT BATANG SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALLOXAN
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK KULIT BATANG SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALLOXAN INTAN PERMATASARI SUPRAPTO 2443005002 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciPembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr,sp.pk, M Kes.
ABSTRAK PERBANDINGAN KOMBINASI INFUSA SAMBILOTO, MENGKUDU, BIJI ALPUKAT, KUMIS KUCING, KOMBINASI KEJI BELING, LIDAH BUAYA, SAMBILOTO, MAHKOTA DEWA, SERTA KOMBINASINYA SEBAGAI ANTI DIABETIK PADA MENCIT
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas
Lebih terperinciPenyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing
Lebih terperinciKata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN HDL TIKUS WISTAR JANTAN Ester Farida Manalu, 2014: Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Arum S. Subhari, 2008; Pembimbing I : Endang Evacuasiany, dra, MS, APT,
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA
ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Entin Hartini, 2011, Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PENGARUH LAMA PRAPERLAKUAN FLAVONOID RUTIN TERHADAP EFEK HIPOGLIKEMIK TOLBUTAMID PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Oleh : Tanti Azizah S., M.Sc., Apt dr. EM Sutrisna,
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH INFUSA BIJI ALPUKAT (Perseae Semen) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK PENGARUH INFUSA BIJI ALPUKAT (Perseae Semen) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Ivanna Theresa S, 2006; Pembimbing 1 : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes. Pembimbing
Lebih terperinciTingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria
Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya Yessy Mardianti Sulistria Farmasi /Universitas Surabaya yessy.mardianti@yahoo.co.id Abstrak Diabetes mellitus
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH Dinar Sarayini Utami P., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Lusiana Darsono dr., M.Kes. :
Lebih terperinciKarya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP TINGGINYA KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme tubuh, termasuk dalam mekanisme keseimbangan kadar glukosa darah yang berperan penting dalam aktifitas
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK Nathania Gracia H., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Hendra Subroto, dr., SpPK.
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016
PAYAKUMBUH TAHUN Dosen Pembimbing: 1. Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep 2. Ns. Windy Freska, S.Kep.,M.Kep PAYAKUMBUH TAHUN PAYAKUMBUH TAHUN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel
57 RINGKASAN Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel Piramid Cerebrum pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Andry Setiawan Lim, 2012, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sijani
Lebih terperinciAKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.
PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE 10 APRIL 30 MEI 2015 Halisah 1, Riza Alfian
Lebih terperinciTHE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL 1 Aan Devianto, 2 Abdul Majid, 3 Siitni 1,3 Program Studi S1 Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes adalah penyakit tertua didunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT
ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT Sebastian Hadinata, 2014, 1 st Tutor : Heddy Herdiman,
Lebih terperinciEfek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet 1 Melvina Afika, 2 Herri S. Sastramihardja,
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) DAN AKAR PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS WISTAR JANTAN MODEL HIPERGLIKEMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN Salah satu penyakit degeneratif terbesar adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Meliitus yang tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif, yang memerlukan waktu dan biaya terapi yang tidak sedikit. Penyakit ini dapat membuat kondisi tubuh
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya zaman, mulai timbul berbagai macam penyakit tidak menular, yang berarti sifatnya kronis, dan tidak menular dari orang ke orang. Empat jenis penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciJl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2
PENGARUH TERAPI STEAM SAUNA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 Effect Of Steam Sauna Therapy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciUJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAUN KUBIS (BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA) TERHADAP TIKUS PUTIH HIPERGLIKEMIA
UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAUN KUBIS (BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA) TERHADAP TIKUS PUTIH HIPERGLIKEMIA VICTORIA SRI MURTI ANTI 2443005020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan
52 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memberikan
Lebih terperinciPENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER
ABSTRAK PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER Dandy Pasandha, 2016 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciOLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA
PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK ETANOL BIJI KELABET (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM LINN.) DAN DAUN MURBEI (MORUS ALBA LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN OLEH: VEROS ALVARIS
Lebih terperinciABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes
ABSTRAK PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MENGGUNAKAN GLUKOMETER DAN SPEKTROFOTOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KLINIK NIRLABA BANDUNG Fenny Mariady, 2013. Pembimbing
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011
PENDOKUMENTASIAN TENTANG PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG BAROKAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Indah Indrajati, M.Basirun Al Ummah 2, Tri Sumarsih, 3, 2,3Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Dwi Argo Wijanarko, 2007. Pembimbing I: Kartika Dewi, dr., Mkes.
Lebih terperinciABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN FUROSEMID TERHADAP DIURESIS PADA LAKI-LAKI DEWASA
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN FUROSEMID TERHADAP DIURESIS PADA LAKI-LAKI DEWASA Johannes Dimas Aditya, 2013, Pembimbing I: Sijani Prahastuti, dr, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin mengalami kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging Medicine (AAM) atau disebut
Lebih terperinciPENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS
PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu
Lebih terperinciPERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 169 174 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN
Lebih terperinciEDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BIJI KELABET (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM LINN.) DAN EKSTRAK DAUN TAPAK DARA (CATHARANTHUS ROSEUS LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH EDWARD WYENANTEA
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan
Lebih terperinciEFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU
ABSTRAK EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcocarpa (Scheff) Boerl) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA MENCIT GALUR Swiss Webster
Lebih terperinciABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA
THE CORRELATION OF KNOWLEDGE STUDENTS 4 th SEMESTER ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA 2013 1 Nedy Malvirani Awuy 2 Farida Kartini 3 ABSTRACT
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH PARE
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordicae Fructus) TERHADAP JUMLAH SEL BETA PANKREAS DENGAN PEMBANDING JAMU D PADA MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN Ella Melissa Lawanto, 2009.
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT
9 HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RS PANTI WALUYO SAWAHAN MALANG Rini Roostyowati 1) 1) Praktisi RS Panti Waluyo Sawahan Malang ABSTRACT Style of leadership
Lebih terperinciUNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 Teguh Imam Santoso 2013-35-004 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LIMFOMA
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AIR ALKALI TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH MODEL DIABETES MELITUS SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN AIR ALKALI TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH MODEL DIABETES MELITUS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Disusun Oleh: DHIA RAMADHANI G0011073 FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat (Widuri) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA Widuri 1, Maryadi 2, Lestari
Lebih terperinciABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA
ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA Lie Milka Ardena Lianto.,2016, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,m.kes Pembimbing II
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Albert Yap, 2013, Pembimbing I: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK Pembimbing
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL Levina Stephanie, 2007. Pembimbing I : dr. Hana Ratnawati, M.Kes.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber
Lebih terperinciPENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M.
PENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG SKRIPSI Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciRINGKASAN. (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang. Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).
RINGKASAN Dodik Prasetyo. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Di bawah bimbingan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN Linda Lingas, 2016 ; Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Muhammad Yusuf¹; Aditya Maulana Perdana Putra² ; Maria Ulfah³
Lebih terperinci