VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA
|
|
- Glenna Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si (penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi UNSYIAH) ( Abstract-This paper investigated the impact of macroeconomic variables on non-oil exsports of Indonesia from The methodological approach used is based on the Engle Grenger (1987) co-integration analysis and the Granger Causality Test. Four variables have been considered; exchange rate (ERX), interest rate (R), government capital expenditure (GOV), and non oilexports (EXPORT). The Result of analysis indicates that in the long run relationships, all variables are significant and related to non oil-exporst in Indonesia. Kata Kunci: Ekspor nonmigas Indonesia, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, Dan Anggaran Pembangunan. PENDAHULUAN Salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional adalah ekspor. Komponen ekspor menjadi bagian penting karena penghasilan dari kegiatan ekspor akan mempengaruhi pendapatan suatu negara. Ekspor mencerminkan seberapa besar keterbukaan suatu perekonomian dan keterlibatan suatu negara dalam kegiatan perdagangan luar negeri. Mayoritas negara-negara di dunia pasti melakukan kegiatan perdagangan luar negeri baik ekspor maupun impor, namun besarnya tergantung potensi produksi dan kebutuhan negara masing-masing. Di Indonesia sendiri, total ekspor senantiasa mengalami peningkatan dari tahun-ketahun. Peningkatan ekspor ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas. Ekspor migas yang pernah menjadi sektor unggulan diera 1970-an 1
2 semakin mengalami penurunan pertumbuhannya mengingat semakin besarnya kebutuhan dan impor migas dalam negeri. Berikut perkembangan ekspor nonmigas di Indonesia. Gambar 1. Perkembangan ekspor non migas di Indonesia (juta US $) EXPORT 200, , ,000 80,000 40, Sumber: Key Indicators Of Asia And The Pacific, data diolah. Dari gambar 1 diatas terlihat bahwa ekspor nonmigas mengalami trend peningkatan kurun tahun Ada beberapa momen dimana terjadi penurunan nilai ekspor yaitu pada tahun 1998 dan tahun Penurunan ini disebabkan oleh adanya imbas krisis ekonomi yaitu krisis moneter tahun 1997/1998 dan krisis global tahun 2008/2009. Isu dan bahasan tentang kegiatan ekspor semakin mengemuka dengan lahirnya teori-teori yang membahas tentang hubungan dagang antar negara. Cikal bakal teori perdagangan luar negeri modern berkembang dengan lahirnya teori klasik tentang keunggulan absolut (absolut advantages) yang dikemukakan oeh Adam Smith, dan teori keunggulan komparatif (Comparative advantages) yang dikemukakan oleh David Ricardo. Lebih jauh analisis berkembang dengan lahirnya teori oleh Heekscher-Ohlin yang dikenal dengan teori proporsi faktor produksi dan teori keunggulan kompetitif oleh Michel E. Porter. Teori-teori diatas secara umum mencoba menjawab alasan mengapa suatu negara harus mengekspor atau mengimpor barang pada negara lain. Dalam literatur ekonomi makro, beberapa variabel penting sangat berpengaruh terhadap variabel ekspor. Menurut Mankiw (2003), ekspor neto (NX) 2
3 adalah sama dengan pengurangan output (Y) dengan pengeluaran domestik (konsumsi (C) + investasi (I) + pengeluaran pemerintah (G)). Jika output lebih besar dari pengeluaran domestik, maka kita mengekspor sebesar selisih kelebihan output tersebut. Lebih dalam, terdapat hubungan yang saling terkait antar pasar uang dan pasar barang. Jika Y-C-G adalah tabungan nasional (S), maka S-I adalah sama nilainya dengan NX. S-I disebut arus modal keluar neto (net capital outflow). Artinya besaran arus modal keluar neto sama dengan nilai net ekspor. Negara yang memiliki S-I dan NX positif akan mencapai surplus perdagangan dimana ekspor lebih banyak dari impor, begitu juga sebaliknya. Hubungan tingkat bunga terhadap ekspor dapat dijelaskan dari ketergantungan investasi (I) terhadap tingkat bunga riil dunia (r* ) dengan asumsi r* adalah sama dengan tingkat bunga domestik r dalam perekonomian terbuka kecil. Nilai net ekspor yang dikenal juga dengan istilah neraca perdagangan akan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. Variabel yang sangat berpengaruh lainnya adalah kurs atau nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (exchange rate). Terdapat keterkaitan kurs dengan harga, dimana kurs nominal dikalikan dengan harga merupakan nilai kurs riil yang sering disebut terms of Trade. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik lebih mahal, begitu juga sebaliknya jika kurs riil rendah. Beberapa penelitian mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor suatu negara ditinjau dari sudut ekonomi makro. Analisis kemudian diperluas dengan mencoba melihat bagaimana pengaruh kebijakan ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Anthony et.al. (2010) mencoba melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kinerja ekspor non migas di Nigeria tahun Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan uji kointegrasi Engle Granger (1987) untuk melihat hubungan jangka panjang antar variabel. Variabel dependen meliputi ekspor nonmigas, sektor agrikultur, sektor manufaktur, dan pendapatan nasional. Variabel independen meliputi; tingkat bunga, nilai tukar, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan pengeluaran rutin pemerintah. Dari hasil uji 3
4 OLS terlihat bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang positif namun dengan tingkat signifikansi lemah terhadap variabel dependen. Dari hasil uji kointegrasi terlihat bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel. Direkomendasikan bahwa pengeluaran pemerintah harus fokus pada peningkatan kinerja sektor agrikultur dan manufaktur untuk meningkatkan kinerja ekspor. Lin et.al. (1993 ), melihat bagaimana pengaruh variabel domestik dan variabel luar negeri ekonomi makro terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode VAR (vector auto regressive) yang dinilai tepat untuk melihat hubungan antar variabel endogen. Penelitian ini menggunakan data kuartal tahun Variabel yang digunakan merupakan policy mix antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan nilai tukar dalam mempengaruhi ekspor daging di Amerika Serikat. Variabel yang digunakan yaitu; ekspor daging, inflasi (CPI), jumlah uang beredar (M1) domestik, tingkat bunga domestik, neraca lancar, Pengeluaran pemerintah, pajak, nilai tukar. Variabel luar negeri meliputi; pendapatan nasional luar negeri, jumlah uang beredar luar negeri, harga luar negeri. Dari variabel-variabel tersebut, hanya jumlah uang beredar domestik yang tidak signifikan mempengaruhi ekspor daging. Variabel lain yang mewakili domestik dan luar negeri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Ben Kaabia M., dan Gil J.M. ( 2001) melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kompetisi ekspor agrikultur di Spanyol dengan data kuartalan tahun Metode yang digunakan yaitu uji kointegrasi dengan pendekatan Johansen s maksimum likelihood. Variabel yang digunakan antara lain; nilai tukar, jumlah uang beredar, tingkat bunga, inflasi, GDP, harga input pertanian, harga output pertanian, dengan variabel dependen ekspor agrikultur. Hasil uji kointegrasi menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro dengan ekspor agrikultur di Spanyol. Dari studi literatur dan penelitian sebelumnya, penulis mencoba mengangkat bagaimana variabel-variabel ekonomi makro mempengaruhi ekspor nonmigas di Indonesia. Variabel ini merupakan gabungan dari variabel pada 4
5 penelitian sebelumnya, seperti; tingkat bunga, kurs, serta pengeluaran pemerintah (anggaran pembangunan). Metode Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel makro terhadap ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun Data merupakan data time series yang diperoleh dari Key Indicators For Asia and The Pacific dan Badan Pusat statistik (BPS). Variabel dependen adalah Ekspor non migas (EXPORT), sedangkan variabel independen yang merupakan variabel ekonomi makro meliputi; tingkat bunga (R) yaitu tingkat bunga deposito 6 bulan dalam satuan persen, kurs (EXR) yaitu kurs rupiah terhadap dolar dalam satuan rupiah, dan pengeluaran pemerintah dalam anggaran pembangunan (GOV) dalam satuan rupiah. Berikut model yang dipakai dalam penelitian ini: EXPORT = bo + bi R + b2 EXR + b3 GOV + Ut...(1) Penelitian ini menggunakan pendekatan kointegrasi dan Uji Granger Causality test. Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antara ekspor nonmigas dengan variabel ekonomi makro. Pengujian dengan Granger Causality test untuk melihat hubungan sebab akibat antar variabel. Sebelum dilakukan pengujian dengan metode diatas, data akan diuji dengan tes uji akar unit (unit root test) untuk melihat apakah data stasioner atau tidak. Pengujian ini untuk menghindari masalah spourius dalam data dan hasil regresi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebelum uji kointegrasi dan Granger Causality test, data time series akan diuji apakah data stasioner atau tidak. Berikut tabel perbandingan uji akar unit pada tingkat level dan First difference dengan pendekatan Augmented Dickey Fuller. 5
6 Tabel 1. Uji Akar-akar Unit dengan pendekatan Augmented Dickey-Fuller Level First Difference VARIABEL ADF Value Critical Value ADF Value Critical Value EXPORT EXR GOV R *** ** *** *** Catatan: **: signifikan pada tingkat 5 %, ***: signifikan pada tingkat 1 %. Berdasarkan hasil uji akar unit dengan menggunakan metode Augmented Dickey Fuller test, didapat bahwa data EXPORT, EXR, dan GOV tidak stasioner pada tingkat level. Hal ini terlihat dari nilai ADF yang lebih besar (>) dari critical value. Artinya data-data tersebut tergolong sebagai data non-stationary pada tingkat level atau tingkat 1(0). Data kemudian didiferensi pada tingkat 1(1) atau First difference, pada tingkat ini data EXPORT, EXR, GOV stasioner terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil (<) dari nilai critical value, sehingga data ketiga variabel tersebut yang digunakan adalah data First Difference. Variabel R terlihat stasioner pada tingkat level (1(0)), terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil dari nilai critical value, sehingga data variabel R yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada tingkat level. Setelah pengujian akar-akar unit, data akan diuji dengan uji kointegrasi untuk melihat bagaimana hubungan keseimbangan antar variabel dalam jangka panjang. Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari besarnya nilai trace statistik dan Max-Eigen statistik dibandingkan dengan nilai critical value pada tingkat kepercayaan 110%. Berikut tabel hasil uji kointegrasi. Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi dengan Trace Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace
7 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 * At most 2 * At most 3** * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level Tabel 3. Hasil Uji Kointegrasi dengan Max-Eigen Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 * At most 2** At most 3** * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari nilai Trace statistik dan Max- Eigen statistik yang lebih besar (>) dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Pada tabel 2 terlihat dengan uji Trace statistik variabel ekonomi makro seperti EXR, GOV, dan R memiliki hubungan kointegrasi dengan variabel EXPORT. Hubungan kointegrasi terlihat pada persamaan kointegrasi 0 hingga 3 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5%. Persamaan kointegrasi yang ke 4 pada tabel 2 juga berkointegrasi, namun pada tingkat signifikansi yang lemah yaitu 10 %. Pada tabel 3 terlihat semua variabel juga memiliki hubungan kointegrasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Max-Eigen statistik yang lebih besar dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang bermakna bahwa variabel ekonomi makro seperti kurs, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap ekspor nonmigas di Indonesia dalam jangka panjang. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di negara lain. Dalam jangka panjang, nilai kurs yang 7
8 relatif stabil sangat mendorong aktivitas ekspor nonmigas di Indonesia, bahkan dalam beberapa kasus depresiasi kurs dalam batas yang wajar akan sangat menguntungkan eksportir karena dapat meningkatkan nilai ekspor. Pengeluaran pemerintah dalam wujud pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana akan sangat menunjang kegiatan produksi dalam negeri yang pada akhirnya meningkatkan ekspor. Tingkat bunga merupakan salahsatu faktor penentu investasi dan investasi akan menggerakkan sektor riil. Tingkat bunga tabungan yang mengalami peningkatan tentu saja akan membuat investor cenderung berinvestasi di perbankan. Keputusan investor ini akan mengurangi aktivitas disektor riil termasuk ekspor. Setelah didapat hubungan jangka panjang antar variabel, pengujian dilanjutkan dengan uji Granger Causality untuk melihat kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara variabel makro ekonomi dengan ekspor nonmigas. Berikut tabel hasil uji kausalitas dengan pendekatan Granger Causality Test. Tabel 4. uji Granger Causality Test. Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DGOV does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause DGOV DEXR does not Granger Cause DEXPORT* DEXPORT does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DEXPORT* DEXPORT does not Granger Cause R * signifikan pada tingkat kepercayaan 5% Dari uji Granger Causality terlihat adanya hubungan searah antara variabel EXR dengan EXPORT, dimana variabel nilai tukar (EXR) mempengaruhi EXPORT. Hasil ini terlihat dari signifikannya nilai F statistik pada tingkat kepercayaan 5%, yang berarti hipotesa 0 yang menyatakan EXR tidak menyebabkan EXPORT ditolak. Hubungan searah antara nilai tukar terhadap eksport memperkuat beberapa penelitian sebelumnya tentang keeratan hubungan antara nilai tukar dan ekspor. 8
9 Hubungan searah juga dapat kita lihat pada variabel tingkat bunga yaitu R mempengaruhi EXPORT. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya, bahwa tingkat bunga berpengaruh pada ekspor dengan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berinvestasi, apakah berinvestasi disektor riil atau di sektor keuangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekspor. Variabel GOV terlihat tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan EXPORT, hasil ini tidak sejalan dengan teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan adanya hubungan yang erat antara pengeluaran pemerintah untuk pembangunan dengan kinerja ekspor. Uji Granger kausality mencoba melihat hubungan kausalitas antar variabel, namun tidak mencakup apakah hubungan tersebut dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Dari hasil uji kointegrasi terlihat adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara variabel ekonomi makro meliputi; kurs, pengeluaran pemerintah, tingkat bunga, terhadap nilai ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengindikasikan pengaruh variabel ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Analisis berlanjut dengan ditemukannya hasil uji kausalitas dengan menggunakan metode Granger Causality test. Berdasarkan pengujian tersebut, terdapat beberapa hubungan searah antar variabel. Variabel kurs dan tingkat bunga terlihat mempengaruhi ekspor nonmigas. Variabel pengeluaran pemerintah tidak memiliki hubungan kausalitas terhadap ekspor. Saran Beberapa penelitian telah mendukung adanya hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro terhadap ekspor. Hal ini berarti variabel-variabel seperti nilai tukar, pengeluaran pemerintah, dan tingkat bunga dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor khususnya ekspor nonmigas untuk kasus di Indonesia. Hasil penemuan ini sekaligus memberikan saran bagi pemerintah untuk 9
10 tetap menjaga stabilitas ekonomi makro seperti nilai tukar dan tingkat bunga sehingga tetap memberikan ruang gerak bagi peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Pengeluaran pemerintah juga diyakini dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor, artinya kedepan anggaran ini diarahkan untuk mempermudah dan memfasilitasi kegiatan ekspor nonmigas di Indonesia. Dari hasil uji Granger Causality, terdapat hubungan searah antara variabel nilai tukar dan tingkat bunga dengan variabel ekspor. Hasil ini mengindikasikan besarnya peran kurs dan tingkat bunga terhadap ekspor nonmigas di Indonesia. Namun pengujian ini tidak dapat melihat masa atau waktu analisis apakah dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kedepan diharapkan ada penelitian lanjutan yang melihat bagaimana pengaruh dalam jangka pendek antar variabel dan tentunya dengan tambahan variabel-variabel lain, seperti; inflasi, jumlah uang beredar,anggaran rutin pemerintah, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA BPS Statistik Ekspor Nonmigas. BPS: Provinsi Aceh. http/ Key indicators For Asia and The Pacific. Edisi Berbagai Tahun, diakses pada 4 Oktober 2013 melalui Google. Ilegbinosa, A.I., Uzomba, P., and somiari R The Impact Of Macroeconomic Variables On Non-Oil Exports Performance In Nigeria, Journal of Economics and Suistainable Development. 3, 5. 10
11 Kaabi, M., and Ben, M Spanish Agricultural Exports competitiveness: The Role Of Macroeconomic Variables. CIHEAM ( Cahiers Options Mediterraneennees). 57, Liu, D. J., Chung, P.J., and Meyer, W.H The Impact Of Domestic and Foreign Macroeconomic Variables On U.S. Meat Exports. Lowa Agriculture and Home Economic Experiment Stration. 3026, Makiw, N.Gregory Teori Makroekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Rahardja, P., dan Manurung, M Teori Ekonomi Makro. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sukirno, Sadono Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lampiran Tabel.1 Data EXR EXPORT (rupiah Obs (Juta US $) terhadap US $) GOV (milyar Rupiah) R (persen)
12 Sumber: key Indicators For Asia And The Pacific, BPS, data diolah Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi Date: 10/21/13 Time: 15:21 Sample (adjusted): Included observations: 25 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: DEXPORT DGOV DEXR R Lags interval (in first differences): 1 to 3 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 *
13 At most 2 * At most Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 * At most At most Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*s11*b=i): DEXPORT DGOV DEXR R E E E E Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(DEXPORT) D(DGOV) D(DEXR) D(R) Cointegrating Equation(s): Log likelihood Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R
14 ( ) ( ) ( ) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) ( ) D(DGOV) ( ) D(DEXR) ( ) D(R) ( ) 2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R ( ) ( ) ( ) ( ) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) ( ) ( ) D(DGOV) ( ) ( ) D(DEXR) ( ) ( ) D(R) E-05 ( ) ( ) 3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R ( ) ( )
15 ( ) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) ( ) ( ) ( ) D(DGOV) ( ) ( ) ( ) D(DEXR) ( ) ( ) ( ) D(R) ( ) ( ) ( ) Tabel.3. Hasil Uji Kausalitas Pairwise Granger Causality Tests Date: 10/21/13 Time: 15:23 Sample: Lags: 1 Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DGOV does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause DGOV DEXR does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause R DEXR does not Granger Cause DGOV DGOV does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DGOV DGOV does not Granger Cause R R does not Granger Cause DEXR DEXR does not Granger Cause R
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang
Lebih terperinciPenjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45
Lebih terperinciKAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat
p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 2016: 119-132 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction
Lebih terperinciOleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si (chennyseftarita@gmail.com) Abstrak-The nature of links between the government activity and economic growth
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.
45 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan
Lebih terperinciAnalisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia
Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia (Metode Cointegrasi test dan Granger Causality test) MUHAMMAD ALHASYMI
Lebih terperinciPenerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)
Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN ANALISIS
BAB 1V HASIL DAN ANALISIS 4.1 Diskripsi Data Penelitian 4.1.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar adalah harga suatu mata uang suatu Negara dalam satuan mata uang asing, yang mana jumlah mata uang asing tersebut
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI
BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).
Lebih terperinciV. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS
59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 2014
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious
48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung
Lebih terperinciBAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA
81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN
70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series
40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing
Lebih terperinciANALISIS INFLASI INDONESIA JANGKA PANJANG: KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LUAR NEGERI
ANALISIS INFLASI INDONESIA JANGKA PANJANG: KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LUAR NEGERI Abstract The purpose of this study is to determine the effect of the exchange rate, foreign inflation, and world oil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).
Lebih terperinciANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA
ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA MASTA SEMBIRING Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan di sampaikan pula saran yang didasarkan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang
III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT, NILAI TUKAR, DAN GOVERNMENT EXPENDITURE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 2 Bulan Februari Tahun 2017 Halaman: 294 303 ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT,
Lebih terperinci1 analisis regresi dengan pendekatan VECM
1 analisis regresi dengan pendekatan VECM BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VECM 10. Pengertian VECM VECM (atau Vector Error Correction Model) merupakan metode turunan dari VAR.
Lebih terperinciAnalisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)
Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)
BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercu Buana dengan data yang diambil adalah harga penutupan dari tahun 2009-2015, untuk
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,
Lebih terperinciTabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian
55 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data runtut waktu (time series) yang berfungsi sebagai bahan analisis.
Lebih terperinciBAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR
1 regresi model VAR BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 9.1 Pengertian VAR Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode time series yang sering digunakan dalam penelitian,
Lebih terperinciANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B
ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Lebih terperinciKRISIS GLOBAL, VARIABEL MONETER, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA. Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si Jul Fahmi, S.
KRISIS GLOBAL, VARIABEL MONETER, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si Jul Fahmi, S.E Abstract-This paper investigated the impact of Financial Crisis in
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis
Lebih terperinciINTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK
81 VII. INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia saat ini dengan produksi CPO pada tahun 2010 mencapai 23,6 juta ton atau mencapai 44% dari total produksi
Lebih terperinciSkripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI
Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit
48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account
III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri
Lebih terperinciBAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini
BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah
III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan ini adalah jawaban atau fakta yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi utang luar negeri di Indonesia
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari
40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative
Lebih terperinci1. Hasil Uji untuk Variabel Harga Minyak Goreng Domestik. 2. Hasil Uji untuk Variabel Harga CPO Domestik
73 Lampiran 9. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test). Test Type : Augmented Dickey-Fuller Test for Unit Root in : 1st Difference Include in Test Equation : Intercept Automatic Selection : Akaike Info Criterion
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang
40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga
BAB IV STUDI KASUS 4.1 Teori Inflasi Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus (Nasution,1998). Menurut Anwar Nasution (Ginting,
Lebih terperinciAnalisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Di Indonesia : Pendekatan Moneter Tahun
Analisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Di Indonesia : Pendekatan Moneter Tahun 1990-2015 Ginola Tri Shindy Email : trisindy.ginola@gmail.com Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kuantitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas.
38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Dalam perdagangan internasional kegiatan mengimpor barang dari suatu Negara ke Negara lain yang dilakukan para importir tidak mungkin membayarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan
Lebih terperinciPENGARUH BI RATE, THE FED RATE,
PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, DAN KURS TERHADAP KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Ratna Mutia Dewi 1* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE 1984-213 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonometrika II Dosen Pembimbing : Drs. Agus Tri Basuki, SE, M.Si Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional
Lebih terperinciANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA Maria Alvyonita Paidi Hidayat Abstract : This research has a purpose to analyze causality relationship between BI Rate and money
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya keterbukaan perekonomian memiliki dampak pada neraca transaksi berjalan (current account) suatu negara, perkembangan manajemen nilai tukar yang diadopsi indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000
28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari
Lebih terperinciANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI
ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI Made Aristiawan Jiwa Atmaja 1, I Putu Eka N. Kencana 2, G.K. Gandhiadi 3 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini
43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger ada hubungan satu arah antara inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode 1991-2014, yang terjadi pada lag 3. Artinya,
Lebih terperinciNo Judul Penulis Periode Metodologi Variabel yang digunakan Hasil Penelitian. Least Square
109 Lampiran 1. Ringkasan Hasil Studi Empiris No Judul Penulis Periode Metodologi Variabel yang digunakan Hasil Penelitian 1 Exchange rate Sweta Chaman Q1 1980 structural Nilai tukar efektif riil Pengeluaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan
BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.
Lebih terperinciMODEL PERMINTAAN UANG DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL
MODEL PERMINTAAN UANG DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL Imam Mukhlis Salman Firdausi Sariyani Syamsul Bachri Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENGUJIAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1 Januari 2013, hlm. 220 229 Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010 http://jurkubank.wordpress.com PENGUJIAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC
Lebih terperinciIV.HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Energi XYZ Semula pengusahaan gas XYZ di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang berdiri pada tahun 1859. Pada
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang
60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Halaman Tulisan Jurnal ( Judul dan Abstraksi ) ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh : Candra Mustika,SE,Msi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu
Lebih terperinciPERANAN SUKU BUNGA, HARGA ASET, DAN NILAI TUKAR DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 135-143 PERANAN SUKU BUNGA, HARGA ASET, DAN NILAI TUKAR DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Rini Dwi Astuti Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan
III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)
Lebih terperinci