VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA"

Transkripsi

1 VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si (penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi UNSYIAH) ( Abstract-This paper investigated the impact of macroeconomic variables on non-oil exsports of Indonesia from The methodological approach used is based on the Engle Grenger (1987) co-integration analysis and the Granger Causality Test. Four variables have been considered; exchange rate (ERX), interest rate (R), government capital expenditure (GOV), and non oilexports (EXPORT). The Result of analysis indicates that in the long run relationships, all variables are significant and related to non oil-exporst in Indonesia. Kata Kunci: Ekspor nonmigas Indonesia, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, Dan Anggaran Pembangunan. PENDAHULUAN Salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional adalah ekspor. Komponen ekspor menjadi bagian penting karena penghasilan dari kegiatan ekspor akan mempengaruhi pendapatan suatu negara. Ekspor mencerminkan seberapa besar keterbukaan suatu perekonomian dan keterlibatan suatu negara dalam kegiatan perdagangan luar negeri. Mayoritas negara-negara di dunia pasti melakukan kegiatan perdagangan luar negeri baik ekspor maupun impor, namun besarnya tergantung potensi produksi dan kebutuhan negara masing-masing. Di Indonesia sendiri, total ekspor senantiasa mengalami peningkatan dari tahun-ketahun. Peningkatan ekspor ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas. Ekspor migas yang pernah menjadi sektor unggulan diera 1970-an 1

2 semakin mengalami penurunan pertumbuhannya mengingat semakin besarnya kebutuhan dan impor migas dalam negeri. Berikut perkembangan ekspor nonmigas di Indonesia. Gambar 1. Perkembangan ekspor non migas di Indonesia (juta US $) EXPORT 200, , ,000 80,000 40, Sumber: Key Indicators Of Asia And The Pacific, data diolah. Dari gambar 1 diatas terlihat bahwa ekspor nonmigas mengalami trend peningkatan kurun tahun Ada beberapa momen dimana terjadi penurunan nilai ekspor yaitu pada tahun 1998 dan tahun Penurunan ini disebabkan oleh adanya imbas krisis ekonomi yaitu krisis moneter tahun 1997/1998 dan krisis global tahun 2008/2009. Isu dan bahasan tentang kegiatan ekspor semakin mengemuka dengan lahirnya teori-teori yang membahas tentang hubungan dagang antar negara. Cikal bakal teori perdagangan luar negeri modern berkembang dengan lahirnya teori klasik tentang keunggulan absolut (absolut advantages) yang dikemukakan oeh Adam Smith, dan teori keunggulan komparatif (Comparative advantages) yang dikemukakan oleh David Ricardo. Lebih jauh analisis berkembang dengan lahirnya teori oleh Heekscher-Ohlin yang dikenal dengan teori proporsi faktor produksi dan teori keunggulan kompetitif oleh Michel E. Porter. Teori-teori diatas secara umum mencoba menjawab alasan mengapa suatu negara harus mengekspor atau mengimpor barang pada negara lain. Dalam literatur ekonomi makro, beberapa variabel penting sangat berpengaruh terhadap variabel ekspor. Menurut Mankiw (2003), ekspor neto (NX) 2

3 adalah sama dengan pengurangan output (Y) dengan pengeluaran domestik (konsumsi (C) + investasi (I) + pengeluaran pemerintah (G)). Jika output lebih besar dari pengeluaran domestik, maka kita mengekspor sebesar selisih kelebihan output tersebut. Lebih dalam, terdapat hubungan yang saling terkait antar pasar uang dan pasar barang. Jika Y-C-G adalah tabungan nasional (S), maka S-I adalah sama nilainya dengan NX. S-I disebut arus modal keluar neto (net capital outflow). Artinya besaran arus modal keluar neto sama dengan nilai net ekspor. Negara yang memiliki S-I dan NX positif akan mencapai surplus perdagangan dimana ekspor lebih banyak dari impor, begitu juga sebaliknya. Hubungan tingkat bunga terhadap ekspor dapat dijelaskan dari ketergantungan investasi (I) terhadap tingkat bunga riil dunia (r* ) dengan asumsi r* adalah sama dengan tingkat bunga domestik r dalam perekonomian terbuka kecil. Nilai net ekspor yang dikenal juga dengan istilah neraca perdagangan akan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. Variabel yang sangat berpengaruh lainnya adalah kurs atau nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (exchange rate). Terdapat keterkaitan kurs dengan harga, dimana kurs nominal dikalikan dengan harga merupakan nilai kurs riil yang sering disebut terms of Trade. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik lebih mahal, begitu juga sebaliknya jika kurs riil rendah. Beberapa penelitian mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor suatu negara ditinjau dari sudut ekonomi makro. Analisis kemudian diperluas dengan mencoba melihat bagaimana pengaruh kebijakan ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Anthony et.al. (2010) mencoba melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kinerja ekspor non migas di Nigeria tahun Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan uji kointegrasi Engle Granger (1987) untuk melihat hubungan jangka panjang antar variabel. Variabel dependen meliputi ekspor nonmigas, sektor agrikultur, sektor manufaktur, dan pendapatan nasional. Variabel independen meliputi; tingkat bunga, nilai tukar, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan pengeluaran rutin pemerintah. Dari hasil uji 3

4 OLS terlihat bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang positif namun dengan tingkat signifikansi lemah terhadap variabel dependen. Dari hasil uji kointegrasi terlihat bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel. Direkomendasikan bahwa pengeluaran pemerintah harus fokus pada peningkatan kinerja sektor agrikultur dan manufaktur untuk meningkatkan kinerja ekspor. Lin et.al. (1993 ), melihat bagaimana pengaruh variabel domestik dan variabel luar negeri ekonomi makro terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode VAR (vector auto regressive) yang dinilai tepat untuk melihat hubungan antar variabel endogen. Penelitian ini menggunakan data kuartal tahun Variabel yang digunakan merupakan policy mix antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan nilai tukar dalam mempengaruhi ekspor daging di Amerika Serikat. Variabel yang digunakan yaitu; ekspor daging, inflasi (CPI), jumlah uang beredar (M1) domestik, tingkat bunga domestik, neraca lancar, Pengeluaran pemerintah, pajak, nilai tukar. Variabel luar negeri meliputi; pendapatan nasional luar negeri, jumlah uang beredar luar negeri, harga luar negeri. Dari variabel-variabel tersebut, hanya jumlah uang beredar domestik yang tidak signifikan mempengaruhi ekspor daging. Variabel lain yang mewakili domestik dan luar negeri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Ben Kaabia M., dan Gil J.M. ( 2001) melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kompetisi ekspor agrikultur di Spanyol dengan data kuartalan tahun Metode yang digunakan yaitu uji kointegrasi dengan pendekatan Johansen s maksimum likelihood. Variabel yang digunakan antara lain; nilai tukar, jumlah uang beredar, tingkat bunga, inflasi, GDP, harga input pertanian, harga output pertanian, dengan variabel dependen ekspor agrikultur. Hasil uji kointegrasi menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro dengan ekspor agrikultur di Spanyol. Dari studi literatur dan penelitian sebelumnya, penulis mencoba mengangkat bagaimana variabel-variabel ekonomi makro mempengaruhi ekspor nonmigas di Indonesia. Variabel ini merupakan gabungan dari variabel pada 4

5 penelitian sebelumnya, seperti; tingkat bunga, kurs, serta pengeluaran pemerintah (anggaran pembangunan). Metode Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel makro terhadap ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun Data merupakan data time series yang diperoleh dari Key Indicators For Asia and The Pacific dan Badan Pusat statistik (BPS). Variabel dependen adalah Ekspor non migas (EXPORT), sedangkan variabel independen yang merupakan variabel ekonomi makro meliputi; tingkat bunga (R) yaitu tingkat bunga deposito 6 bulan dalam satuan persen, kurs (EXR) yaitu kurs rupiah terhadap dolar dalam satuan rupiah, dan pengeluaran pemerintah dalam anggaran pembangunan (GOV) dalam satuan rupiah. Berikut model yang dipakai dalam penelitian ini: EXPORT = bo + bi R + b2 EXR + b3 GOV + Ut...(1) Penelitian ini menggunakan pendekatan kointegrasi dan Uji Granger Causality test. Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antara ekspor nonmigas dengan variabel ekonomi makro. Pengujian dengan Granger Causality test untuk melihat hubungan sebab akibat antar variabel. Sebelum dilakukan pengujian dengan metode diatas, data akan diuji dengan tes uji akar unit (unit root test) untuk melihat apakah data stasioner atau tidak. Pengujian ini untuk menghindari masalah spourius dalam data dan hasil regresi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebelum uji kointegrasi dan Granger Causality test, data time series akan diuji apakah data stasioner atau tidak. Berikut tabel perbandingan uji akar unit pada tingkat level dan First difference dengan pendekatan Augmented Dickey Fuller. 5

6 Tabel 1. Uji Akar-akar Unit dengan pendekatan Augmented Dickey-Fuller Level First Difference VARIABEL ADF Value Critical Value ADF Value Critical Value EXPORT EXR GOV R *** ** *** *** Catatan: **: signifikan pada tingkat 5 %, ***: signifikan pada tingkat 1 %. Berdasarkan hasil uji akar unit dengan menggunakan metode Augmented Dickey Fuller test, didapat bahwa data EXPORT, EXR, dan GOV tidak stasioner pada tingkat level. Hal ini terlihat dari nilai ADF yang lebih besar (>) dari critical value. Artinya data-data tersebut tergolong sebagai data non-stationary pada tingkat level atau tingkat 1(0). Data kemudian didiferensi pada tingkat 1(1) atau First difference, pada tingkat ini data EXPORT, EXR, GOV stasioner terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil (<) dari nilai critical value, sehingga data ketiga variabel tersebut yang digunakan adalah data First Difference. Variabel R terlihat stasioner pada tingkat level (1(0)), terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil dari nilai critical value, sehingga data variabel R yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada tingkat level. Setelah pengujian akar-akar unit, data akan diuji dengan uji kointegrasi untuk melihat bagaimana hubungan keseimbangan antar variabel dalam jangka panjang. Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari besarnya nilai trace statistik dan Max-Eigen statistik dibandingkan dengan nilai critical value pada tingkat kepercayaan 110%. Berikut tabel hasil uji kointegrasi. Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi dengan Trace Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace

7 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 * At most 2 * At most 3** * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level Tabel 3. Hasil Uji Kointegrasi dengan Max-Eigen Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 * At most 2** At most 3** * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari nilai Trace statistik dan Max- Eigen statistik yang lebih besar (>) dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Pada tabel 2 terlihat dengan uji Trace statistik variabel ekonomi makro seperti EXR, GOV, dan R memiliki hubungan kointegrasi dengan variabel EXPORT. Hubungan kointegrasi terlihat pada persamaan kointegrasi 0 hingga 3 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5%. Persamaan kointegrasi yang ke 4 pada tabel 2 juga berkointegrasi, namun pada tingkat signifikansi yang lemah yaitu 10 %. Pada tabel 3 terlihat semua variabel juga memiliki hubungan kointegrasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Max-Eigen statistik yang lebih besar dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang bermakna bahwa variabel ekonomi makro seperti kurs, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap ekspor nonmigas di Indonesia dalam jangka panjang. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di negara lain. Dalam jangka panjang, nilai kurs yang 7

8 relatif stabil sangat mendorong aktivitas ekspor nonmigas di Indonesia, bahkan dalam beberapa kasus depresiasi kurs dalam batas yang wajar akan sangat menguntungkan eksportir karena dapat meningkatkan nilai ekspor. Pengeluaran pemerintah dalam wujud pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana akan sangat menunjang kegiatan produksi dalam negeri yang pada akhirnya meningkatkan ekspor. Tingkat bunga merupakan salahsatu faktor penentu investasi dan investasi akan menggerakkan sektor riil. Tingkat bunga tabungan yang mengalami peningkatan tentu saja akan membuat investor cenderung berinvestasi di perbankan. Keputusan investor ini akan mengurangi aktivitas disektor riil termasuk ekspor. Setelah didapat hubungan jangka panjang antar variabel, pengujian dilanjutkan dengan uji Granger Causality untuk melihat kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara variabel makro ekonomi dengan ekspor nonmigas. Berikut tabel hasil uji kausalitas dengan pendekatan Granger Causality Test. Tabel 4. uji Granger Causality Test. Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DGOV does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause DGOV DEXR does not Granger Cause DEXPORT* DEXPORT does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DEXPORT* DEXPORT does not Granger Cause R * signifikan pada tingkat kepercayaan 5% Dari uji Granger Causality terlihat adanya hubungan searah antara variabel EXR dengan EXPORT, dimana variabel nilai tukar (EXR) mempengaruhi EXPORT. Hasil ini terlihat dari signifikannya nilai F statistik pada tingkat kepercayaan 5%, yang berarti hipotesa 0 yang menyatakan EXR tidak menyebabkan EXPORT ditolak. Hubungan searah antara nilai tukar terhadap eksport memperkuat beberapa penelitian sebelumnya tentang keeratan hubungan antara nilai tukar dan ekspor. 8

9 Hubungan searah juga dapat kita lihat pada variabel tingkat bunga yaitu R mempengaruhi EXPORT. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya, bahwa tingkat bunga berpengaruh pada ekspor dengan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berinvestasi, apakah berinvestasi disektor riil atau di sektor keuangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekspor. Variabel GOV terlihat tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan EXPORT, hasil ini tidak sejalan dengan teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan adanya hubungan yang erat antara pengeluaran pemerintah untuk pembangunan dengan kinerja ekspor. Uji Granger kausality mencoba melihat hubungan kausalitas antar variabel, namun tidak mencakup apakah hubungan tersebut dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Dari hasil uji kointegrasi terlihat adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara variabel ekonomi makro meliputi; kurs, pengeluaran pemerintah, tingkat bunga, terhadap nilai ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengindikasikan pengaruh variabel ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Analisis berlanjut dengan ditemukannya hasil uji kausalitas dengan menggunakan metode Granger Causality test. Berdasarkan pengujian tersebut, terdapat beberapa hubungan searah antar variabel. Variabel kurs dan tingkat bunga terlihat mempengaruhi ekspor nonmigas. Variabel pengeluaran pemerintah tidak memiliki hubungan kausalitas terhadap ekspor. Saran Beberapa penelitian telah mendukung adanya hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro terhadap ekspor. Hal ini berarti variabel-variabel seperti nilai tukar, pengeluaran pemerintah, dan tingkat bunga dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor khususnya ekspor nonmigas untuk kasus di Indonesia. Hasil penemuan ini sekaligus memberikan saran bagi pemerintah untuk 9

10 tetap menjaga stabilitas ekonomi makro seperti nilai tukar dan tingkat bunga sehingga tetap memberikan ruang gerak bagi peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Pengeluaran pemerintah juga diyakini dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor, artinya kedepan anggaran ini diarahkan untuk mempermudah dan memfasilitasi kegiatan ekspor nonmigas di Indonesia. Dari hasil uji Granger Causality, terdapat hubungan searah antara variabel nilai tukar dan tingkat bunga dengan variabel ekspor. Hasil ini mengindikasikan besarnya peran kurs dan tingkat bunga terhadap ekspor nonmigas di Indonesia. Namun pengujian ini tidak dapat melihat masa atau waktu analisis apakah dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kedepan diharapkan ada penelitian lanjutan yang melihat bagaimana pengaruh dalam jangka pendek antar variabel dan tentunya dengan tambahan variabel-variabel lain, seperti; inflasi, jumlah uang beredar,anggaran rutin pemerintah, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA BPS Statistik Ekspor Nonmigas. BPS: Provinsi Aceh. http/ Key indicators For Asia and The Pacific. Edisi Berbagai Tahun, diakses pada 4 Oktober 2013 melalui Google. Ilegbinosa, A.I., Uzomba, P., and somiari R The Impact Of Macroeconomic Variables On Non-Oil Exports Performance In Nigeria, Journal of Economics and Suistainable Development. 3, 5. 10

11 Kaabi, M., and Ben, M Spanish Agricultural Exports competitiveness: The Role Of Macroeconomic Variables. CIHEAM ( Cahiers Options Mediterraneennees). 57, Liu, D. J., Chung, P.J., and Meyer, W.H The Impact Of Domestic and Foreign Macroeconomic Variables On U.S. Meat Exports. Lowa Agriculture and Home Economic Experiment Stration. 3026, Makiw, N.Gregory Teori Makroekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Rahardja, P., dan Manurung, M Teori Ekonomi Makro. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sukirno, Sadono Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lampiran Tabel.1 Data EXR EXPORT (rupiah Obs (Juta US $) terhadap US $) GOV (milyar Rupiah) R (persen)

12 Sumber: key Indicators For Asia And The Pacific, BPS, data diolah Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi Date: 10/21/13 Time: 15:21 Sample (adjusted): Included observations: 25 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: DEXPORT DGOV DEXR R Lags interval (in first differences): 1 to 3 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 *

13 At most 2 * At most Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most 1 * At most At most Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*s11*b=i): DEXPORT DGOV DEXR R E E E E Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(DEXPORT) D(DGOV) D(DEXR) D(R) Cointegrating Equation(s): Log likelihood Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R

14 ( ) ( ) ( ) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) ( ) D(DGOV) ( ) D(DEXR) ( ) D(R) ( ) 2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R ( ) ( ) ( ) ( ) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) ( ) ( ) D(DGOV) ( ) ( ) D(DEXR) ( ) ( ) D(R) E-05 ( ) ( ) 3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R ( ) ( )

15 ( ) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) ( ) ( ) ( ) D(DGOV) ( ) ( ) ( ) D(DEXR) ( ) ( ) ( ) D(R) ( ) ( ) ( ) Tabel.3. Hasil Uji Kausalitas Pairwise Granger Causality Tests Date: 10/21/13 Time: 15:23 Sample: Lags: 1 Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DGOV does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause DGOV DEXR does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DEXPORT DEXPORT does not Granger Cause R DEXR does not Granger Cause DGOV DGOV does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DGOV DGOV does not Granger Cause R R does not Granger Cause DEXR DEXR does not Granger Cause R

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 2016: 119-132 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si

Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si (chennyseftarita@gmail.com) Abstrak-The nature of links between the government activity and economic growth

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. 45 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan

Lebih terperinci

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia (Metode Cointegrasi test dan Granger Causality test) MUHAMMAD ALHASYMI

Lebih terperinci

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah) Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS BAB 1V HASIL DAN ANALISIS 4.1 Diskripsi Data Penelitian 4.1.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar adalah harga suatu mata uang suatu Negara dalam satuan mata uang asing, yang mana jumlah mata uang asing tersebut

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 2014

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA 81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI INDONESIA JANGKA PANJANG: KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LUAR NEGERI

ANALISIS INFLASI INDONESIA JANGKA PANJANG: KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LUAR NEGERI ANALISIS INFLASI INDONESIA JANGKA PANJANG: KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LUAR NEGERI Abstract The purpose of this study is to determine the effect of the exchange rate, foreign inflation, and world oil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA MASTA SEMBIRING Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan di sampaikan pula saran yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT, NILAI TUKAR, DAN GOVERNMENT EXPENDITURE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT, NILAI TUKAR, DAN GOVERNMENT EXPENDITURE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 2 Bulan Februari Tahun 2017 Halaman: 294 303 ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT,

Lebih terperinci

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM 1 analisis regresi dengan pendekatan VECM BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VECM 10. Pengertian VECM VECM (atau Vector Error Correction Model) merupakan metode turunan dari VAR.

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercu Buana dengan data yang diambil adalah harga penutupan dari tahun 2009-2015, untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 55 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data runtut waktu (time series) yang berfungsi sebagai bahan analisis.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 1 regresi model VAR BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 9.1 Pengertian VAR Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode time series yang sering digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

KRISIS GLOBAL, VARIABEL MONETER, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA. Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si Jul Fahmi, S.

KRISIS GLOBAL, VARIABEL MONETER, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA. Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si Jul Fahmi, S. KRISIS GLOBAL, VARIABEL MONETER, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si Jul Fahmi, S.E Abstract-This paper investigated the impact of Financial Crisis in

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK 81 VII. INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia saat ini dengan produksi CPO pada tahun 2010 mencapai 23,6 juta ton atau mencapai 44% dari total produksi

Lebih terperinci

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan ini adalah jawaban atau fakta yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi utang luar negeri di Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

1. Hasil Uji untuk Variabel Harga Minyak Goreng Domestik. 2. Hasil Uji untuk Variabel Harga CPO Domestik

1. Hasil Uji untuk Variabel Harga Minyak Goreng Domestik. 2. Hasil Uji untuk Variabel Harga CPO Domestik 73 Lampiran 9. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test). Test Type : Augmented Dickey-Fuller Test for Unit Root in : 1st Difference Include in Test Equation : Intercept Automatic Selection : Akaike Info Criterion

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga BAB IV STUDI KASUS 4.1 Teori Inflasi Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus (Nasution,1998). Menurut Anwar Nasution (Ginting,

Lebih terperinci

Analisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Di Indonesia : Pendekatan Moneter Tahun

Analisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Di Indonesia : Pendekatan Moneter Tahun Analisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Di Indonesia : Pendekatan Moneter Tahun 1990-2015 Ginola Tri Shindy Email : trisindy.ginola@gmail.com Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kuantitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas. 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Dalam perdagangan internasional kegiatan mengimpor barang dari suatu Negara ke Negara lain yang dilakukan para importir tidak mungkin membayarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE,

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, DAN KURS TERHADAP KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Ratna Mutia Dewi 1* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE 1984-213 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonometrika II Dosen Pembimbing : Drs. Agus Tri Basuki, SE, M.Si Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA Maria Alvyonita Paidi Hidayat Abstract : This research has a purpose to analyze causality relationship between BI Rate and money

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya keterbukaan perekonomian memiliki dampak pada neraca transaksi berjalan (current account) suatu negara, perkembangan manajemen nilai tukar yang diadopsi indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI Made Aristiawan Jiwa Atmaja 1, I Putu Eka N. Kencana 2, G.K. Gandhiadi 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger ada hubungan satu arah antara inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode 1991-2014, yang terjadi pada lag 3. Artinya,

Lebih terperinci

No Judul Penulis Periode Metodologi Variabel yang digunakan Hasil Penelitian. Least Square

No Judul Penulis Periode Metodologi Variabel yang digunakan Hasil Penelitian. Least Square 109 Lampiran 1. Ringkasan Hasil Studi Empiris No Judul Penulis Periode Metodologi Variabel yang digunakan Hasil Penelitian 1 Exchange rate Sweta Chaman Q1 1980 structural Nilai tukar efektif riil Pengeluaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.

Lebih terperinci

MODEL PERMINTAAN UANG DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL

MODEL PERMINTAAN UANG DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL MODEL PERMINTAAN UANG DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL Imam Mukhlis Salman Firdausi Sariyani Syamsul Bachri Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGUJIAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX

PENGUJIAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1 Januari 2013, hlm. 220 229 Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010 http://jurkubank.wordpress.com PENGUJIAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC

Lebih terperinci

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Energi XYZ Semula pengusahaan gas XYZ di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang berdiri pada tahun 1859. Pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Halaman Tulisan Jurnal ( Judul dan Abstraksi ) ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh : Candra Mustika,SE,Msi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

PERANAN SUKU BUNGA, HARGA ASET, DAN NILAI TUKAR DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERANAN SUKU BUNGA, HARGA ASET, DAN NILAI TUKAR DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 135-143 PERANAN SUKU BUNGA, HARGA ASET, DAN NILAI TUKAR DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Rini Dwi Astuti Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci