BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
|
|
- Irwan Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pilar merupakan komponen bangunan bawah jembatan, bagian bawah yang memiliki fungsi untuk menyalurkan beban struktur atas jembatan (superstructure) menuju pondasi jembatan yang kemudian diteruskan ke tanah dasar. Untuk itu diperlukan suatu konstruksi pilar yang kuat dan kaku untuk menopang jembatan. Dalam mendesain bentuk pilar perlu diperhatikan berbagai aspek seperti lokasi, bahan, keperluan jembatan tersebut dibangun, nilai ekonomis dan nilai arsitektural. Pada konstruksi bangunan jembatan, pilar dapat memberikan nilai arsitektural yang tinggi sehingga dapat dijadikan ciri khas dari jembatan tersebut. Seiring dengan berkembangnya dunia keteknik-sipilan, telah banyak dikembangkan berbagai bentuk pilar maupun jenis bahan yang digunakan. Pengembangan model serta bentuk pilar jembatan ini tidak terlepas dari fungsi utama pilar dalam menyalurkan beban superstructure menuju fondasi jembatan. Struktur bangunan pilar yang tinggi dan langsing saat ini menjadi trend dalam mendesain bentuk dan model pilar jembatan, di samping itu pada saat ini mulai banyak dikembangkan jembatan dengan struktur bentang panjang. Penggunaan desain pilar yang langsing (rasio panjang dan dimensi penampang pilar yang besar) tentunya akan memperbesar potensi pengaruh tekuk lokal (lokal buckling) pilar tersebut dalam menahan beban jembatan. Ditambah lagi jembatan dengan bentang yang panjang akan memberikan gaya tekan aksial dan momen yang besar terhadap desain konstruksi pilar, sehingga dalam hal ini perlu direncanakan bentuk serta model pilar dengan baik dan benar, tanpa mengurangi aspek kekuatan dan kekakuan pilar tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Dalam tesis ini akan dibahas pemodelan untuk analisis numerik linier dan nonlinier pilar Jembatan Banyumanik I yang terletak pada Jalan Tol Semarang Solo, ruas Semarang Bawen, seksi I Tembalang Gedawang, STA
2 (Gambar 1.1) pada masa layannya yaitu setelah jembatan dibangun dan dibuka untuk lalulintas umum. Desain struktur pilar beton bertulang double-i (Gambar 1.3) digunakan pada Jembatan Banyumanik I dengan total tinggi pilar 24,5 m dan desain struktur atas menggunakan prestressed concrete box girder dengan panjang total bentang jembatan 170,167 m yang melewati lembah (Gambar 1.2). Gambar 1.1 Lokasi Jembatan Banyumanik I (Sumber: As Built Drawing Jembatan Banyumanik I) 2
3 A1' A1 P1 A2 Gambar 1.2 Tampak Samping Jembatan Banyumanik I (Sumber: As Built Drawing Jembatan Banyumanik I) P1 Gambar 1.3 Penampang Pilar Double-I (Sumber: As Built Drawing Jembatan Banyumanik I) Hasil analisis linier dan nonlinier pemodelan pilar double-i akan dibandingkan dengan hasil analisis linier dan nonlinier pemodelan pilar beton bertulang penampang box yang memiliki luas penampang dan mendapatkan perlakuan pembebanan sama, sehingga dapat diketahui efisiensi dan efektifitas dari masing-masing bentuk pilar beton bertulang jembatan dalam menahan beban jembatan. Pilar beton bertulang penampang box digunakan sebagai salah satu alternatif pembanding karena lebih mudah untuk diaplikasikan di lapangan dibandingkan dengan pilar penampang double-i. Kemudahan dalam mengaplikasikan sebuah konstruksi di lapangan akan mempercepat waktu pengerjaan dan menghemat biaya konstruksi secara umum. 3
4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Mendapatkan model elemen hingga linier dan nonlinier dengan program MIDAS CIVIL dan program ATENA untuk pilar beton bertulang penampang double-i dan penampang alternatif bentuk box. b. Mengetahui kemampuan (kekuatan) pilar dalam menahan beban, kelangsingan, kekakuan dan pola retak pilar beton bertulang penampang double-i dan penampang alternatif bentuk box pada masa layan. c. Membandingkan perilaku struktur meliputi kekakuan, kelangsingan, kekuatan dan pola retak pada masing-masing bentuk pilar beton bertulang penampang double-i dan penampang alternatif bentuk box. 1.4 Batasan Penelitian Dalam penelitian terdapat batasan-batasan sebagai berikut: a. Tinjauan penelitian hanya dilakukan pada struktur pilar beton bertulang double-i Jembatan Banyumanik I Tol Semarang-Solo bentang A1-P1-A2. b. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Software MIDAS CIVIL 2011 (Trial Version) untuk perhitungan struktur linier dan Software ATENA v untuk perhitungan struktur nonlinier. c. Variasi model penampang hanya dilakukan dengan pilar beton bertulang jembatan bentuk kotak ( box) dengan luas penampang yang sama dengan bentuk double-i. d. Tinjauan hanya dilakukan pada masa layan untuk beban mati, beban hidup, gaya rem, beban angin, dan beban gempa. Tidak ditinjau pengaruh bebanbeban yang lain, seperti pengaruh temperatur, beban tumbukan, aliran air, tekanan hidrostatis, gaya apung, dan beban lainnya. e. Analisis struktur terhadap beban gempa dilakukan dengan pendekatan static eqivalen. f. Pilar beton bertulang double-i dianggap bekerja secara bersama-sama dengan anggapan jepit pada kedua ujung atas dan bawah pilar. 4
5 g. Dalam pemodelan jembatan, bentang jembatan dianggap lurus sehingga radius tikungan dan kemiringan jalan jembatan dianggap tidak berpengaruh. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk dapat memberikan masukan dan referensi pada pemilihan bentuk pilar beton bertulang jembatan di masa yang akan datang, sehingga dapat diciptakan dan digunakan bentuk model-model pilar lain yang memenuhi standar mutu dan berdaya guna. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa tema tentang Jembatan Banyumanik I yang terletak pada Jalan Tol Semarang Solo, Ruas Semarang Bawen, Seksi I Tembalang Gedawang, STA telah digunakan sebagai topik bahasan pada : a. Farid Andi Wijaya (Tugas Akhir; 2010) dengan judul Re-Analisis Bangunan Atas Jembatan Banyumanik I Jalan Tol Semarang-Bawenƒ. Penelitian ini membahas tentang analisis kemampuan jembatan (struktur atas) pada masa layan jembatan dalam mendukung semua beban yang bekerja. Analisis pada tugas akhir ini dilakukan dengan software SAP2000. b. Benny Eric Primajaya (Tugas Akhir; 2010) dengan judul Tinjuan Struktur Jembatan Beton Prategang pada Tahap konstruksi dengan Metode Balance Cantileverƒ. Penelitian ini membahas tentang tinjauan pada kemampuan struktur atas jembatan dalam mendukung beban, khususnya beban mati dan beban konstruksi dalam masa pelaksanaan jembatan, yaitu dengan metode balance cantilever. Analisis pada tugas akhir ini dilakukan dengan software SAP2000. c. Imam Fitriadi (Tugas Akhir; 2011) dengan judul Tinjauan Alternatif Pilar Jembatan Banyumanik I pada Ruas Jalan Tol Semarang-Soloƒ. Penelitian ini membahas tentang pemodelan analisis linier pada struktur bawah Jembatan Banyumanik I dan membandingkan model pilar dengan pilar penampang box menggunakan software SAP
6 d. Agus Setyawan ( Tesis; 2012) dengan judul Analisis Nonlinier Tegangan dan Deformasi Struktur Jembatan Beton Prategang pada Tahap Konstruksi dengan Metode Balanced Cantileverƒ. Penelitian ini membahas tentang perilaku struktur atas jembatan Banyumanik I pada tahap konstruksi dengan metode balanced cantilever dengan membandingkan hasil analisis linier software SAP2000 dan analisis nonlinier software ATENA. Kemudian dari beberapa tema tentang pilar double yang telah digunakan sebagai topik bahasan pada : a. Luca Sgambi (Jurnal; 2004) dengan judul Fuzzy Theory Based Approach for Three-Dimensional Nonlinier Analysis of Reinforced Concrete Two- Blade Bridge Pierƒ. Penelitian ini membahas tentang analisis nonlinier pilar double yang langsing pada masa layan dengan menggunakan metode finite element method. b. Samer El-Bahey dan Michel Bruneau (Jurnal; 2012) dengan judul Bridge Piers with Structural Fuses and Bi-Steel Columns (I: Experimental Testing)ƒ. Penelitian ini membahas tentang analisis nonlinier struktur pengaku antar pilar double dengan melakukan pembuatan model penelitian di laboratorium. c. Samer El-Bahey dan Michel Bruneau (Jurnal; 2012) dengan judul Bridge Piers with Structural Fuses and Bi-Steel Columns (II: Analytical Investigation)ƒ. Penelitian ini membahas tentang analisis nonlinier struktur pengaku antar pilar double dengan memodelkan secara numerik menggunakan software ABAQUS. Dalam penelitian ini akan dibahas pemodelan analisis linier dan nonlinier jenis pilar double-i pada masa layan menggunakan software MIDAS CIVIL 2011 dan software ATENA, kemudian memvariasikan model pilar penampang double-i dengan model pilar penampang box pada masa layan. 6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia. Penggunaan struktur beton prategang ini dinilai mempunyai banyak keuntungan, antara lain (Triwiyono,2003)
Lebih terperinciVolume 13 No.2 September 2012 ISSN :
Analisis Non Linier Tegangan Dan Deformasi Struktur Jembatan Beton Prategang Pada Tahap Konstruksi Dengan Metode Balanced Cantilever Non-linier Analisis Of Stress And Prestressed Concrete Bridge Structure
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JENIS JEMBATAN Jembatan dapat didefinisikan sebagai suatu konstruksi atau struktur bangunan yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang hampir 70 persen wilayahnya merupakan lautan dan lebih dari 17.504 pulau yang terpisahan oleh laut. Berdasarkan data statistik
Lebih terperinciEVALUASI JALAN LAYANG NON TOL PAKET CASABLANCA KUNINGAN- JAKARTA. Alan Elang Filtrana, Ester Melina, Sri Tudjono *), Ilham Nurhuda *)
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 296 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 296 301 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha sekarang mengalami kemajuan perkembangan yang begitu pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut, pembangunan infra struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah dengan tingkat kerawanan gempa yang tinggi. Hal ini disebabkan karena wilayah kepulauan Indonesia berada di antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fly Over atau Overpass Jembatan yaitu suatu konstruksi yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau melintang tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciPengaruh Rasio Tinggi Busur terhadap Bentang Jembatan Busur pada Gaya Dalam dan Dimensi Jembatan
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Pengaruh Rasio Tinggi Busur terhadap Bentang Jembatan Busur pada Gaya Dalam dan Dimensi Jembatan LIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik... 33 Tabel 3.2 Nilai K sh untuk komponen struktur pasca-tarik... 37 Tabel 3.3 Nilai-nilai K re dan J... 38 Tabel 3.4 Nilai C...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam membangun suatu bangunan, perlu diperhatikan bahan konstruksi yang akan digunakan. Bahan-bahan konstruksi yang sering dijumpai dalam konstruksi bangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kemajuan teknologi industri, transportasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Jembatan Pelengkung (arch bridges) Jembatan secara umum adalah suatu sarana penghubung yang digunakan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya oleh karena
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah berhenti dan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton memiliki kelebihan kuat terhadap gaya tekan dan lemah terhadap gaya tarik. Sehingga pada bidang konstruksi, beton dikombinasikan dengan tulangan baja yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi terhadap struktur kolom komposit telah banyak diteliti dan dikembangkan. Terdapat beberapa jenis struktur komposit baja-beton yang sering digunakan, yaitu baja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keruntuhan akibat gaya geser pada suatu elemen struktur beton bertulang bersifat getas (brittle), tidak daktil, dan keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba tanpa ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tarik yang tinggi namun kuat tekan yang rendah.kedua jenis bahan ini dapat. bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontruksi beton merupakan salah satu kontruksi yang banyak digunakan di masyarakat, dikarenakan bahan untuk membuat beton bertulang relatif lebih mudah didapatkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus menerus mengalami peningkatan, kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN LEMAH IRENG 1 JALAN TOL SEMARANG SOLO
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN LEMAH IRENG 1 JALAN TOL SEMARANG SOLO Dimas Prasetyo Nugroho, Sidqi Muhammad Sri Tudjono *), Sukamta *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. JEMBATAN FLY OVER RAWABUAYA 4.2. ANALISIS STRUKTUR
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. JEMBATAN FLY OVER RAWABUAYA Jembatan fly over Rawabuaya dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas jalur Cengkareng-Kembangan khususnya di daerah Rawabuaya, dimana pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia dalam melakukan berbagai interaksi antar manusia sebagaimana halnya mahkluk sosial. Interaksi
Lebih terperinciMUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.
STUDI ANALISIS MODIFIKASI BATANG TEGAK LURUS DAN SAMBUNGAN BUHUL TERHADAP LENDUTAN, TEGANGAN PELAT BUHUL DAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA JEMBATAN RANGKA BAJA AUSTRALIA KELAS A JURNAL Disusun Oleh: MUHAMMAD
Lebih terperinciEVALUASI JALAN LAYANG NON TOL PAKET CASABLANCA KUNINGAN-JAKARTA
EVALUASI JALAN LAYANG NON TOL PAKET CASABLANCA KUNINGAN-JAKARTA Alan Elang Filtrana, Ester Melina Sri Tudjono*), Ilham Nurhuda*) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof
Lebih terperinciPERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI
PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada tahun 1850, J.L Lambot memperkenal konsep dasar konstruksi komposit yaitu gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama sama memikul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua bagian utama dari bangunan, yaitu bagian struktur dan nonstruktur. Bagian struktur ialah bagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah konstruksi. Segala sesuatunya harus dipertimbangkan dari segi ekonomis, efisien, dan daya tahan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,
Lebih terperinciModifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial Ahmad Basshofi Habieb dan I Gusti Putu Raka Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik: kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 % dari kuat tekannya. Karena rendahnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, pembangunan konstruksi sipil juga semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SLAB ON PILE SUNGAI BRANTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK PADA PROYEK TOL SOLO KERTOSONO STA STA.
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 275 282 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 275 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton adalah elemen struktural bangunan yang paling banyak dimanfaatkan sampai saat ini yang juga telah banyak mengalami perkembangan baik dalam teknologi pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya konstruksi bangunan terdiri dari dua komponen, yaitu komponen struktural dan non struktural. Dinding, pintu, jendela, dan komponen arsitektur lain merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode numerik dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAP 2000. Metode numerik
Lebih terperinciPERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 50 PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN M. Erizal Lubis, Novdin M Sianturi Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER
Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER 4.1. DESAIN JEMBATAN/JALAN LAYANG Sistem jembatan/jalan layang direncanakan berdasarkan kriteria sebagai berikut : Estimasi biaya konstruksi ekonomis. Kemudahan pelaksanaan.
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN NILAI LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA JEMBATAN PCI-GIRDER DENGAN PROGRAM MIDAS CIVIL TERHADAP HASIL PENGUKURAN DI LAPANGAN
ANALISA PERBANDINGAN NILAI LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA JEMBATAN PCI-GIRDER DENGAN PROGRAM MIDAS CIVIL TERHADAP HASIL PENGUKURAN DI LAPANGAN Moh. Reshki Maulana 1 dan Made Suangga 2 1 Universitas Bina
Lebih terperinciBAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY
BAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY 4.1 UMUM Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, tujuan tugas akhir ini adalah membandingkan dua buah sistem dari beberapa sistem struktur guideway yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap kebutuhan lahan tanah yang semakin meningkat pula untuk permukiman penduduk
Lebih terperincisipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan salah satu bahan untuk struktur dalam bangunan teknik sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih ekonomis, maka minimalisasi balok IWF dapat dilakukan dengan mengurangi luas badan balok melalui
Lebih terperinciOleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )
Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA (3109 106 045) Dosen Pembimbing: BUDI SUSWANTO, ST.,MT.,PhD. Ir. R SOEWARDOJO, M.Sc PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciPERILAKU RANGKAK SUSUT TERHADAP LENDUTAN STRUKTUR JEMBATAN BENTANG PANJANG
Volume 13, No. 4, April 2016, 260 267 PERILAKU RANGKAK SUSUT TERHADAP LENDUTAN STRUKTUR JEMBATAN BENTANG PANJANG Baskoro Abdi Praja 1 dan Andreas Triwiyono 2 1 Program Studi Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tinjauan Umum
BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan tekan tinggi tetapi kekuatan tariknya relatif rendah. Sedangkan baja adalah suatu material yang memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Pembebanan merupakan faktor penting dalam merancang stuktur bangunan. Oleh karena itu, dalam merancang perlu diperhatikan beban-bean yang bekerja pada struktur agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan pembangunan sarana prasarana fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal tersebut menjadi mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus - menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus - menerus mengalami peningkatan, khususnya bangunan yang menggunakan material baja. Baja banyak digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gempa di Indonesia Tahun 2004, tercatat tiga gempa besar di Indonesia yaitu di kepulauan Alor (11 Nov. skala 7.5), gempa Papua (26 Nov., skala 7.1) dan gempa Aceh (26 Des.,skala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi jalur cincin api dunia. Terdapat empat lempeng tektonik dunia yang ada di Indonesia, yaitu lempeng Pasific,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )
TUGAS AKHIR RC09-1830 OLEH : ADE SHOLEH H. (3107 100 129) LATAR BELAKANG Banyaknya kebutuhan akan gedung bertingkat Struktur gedung yang dibandingkan adalah beton bertulang (RC) dan baja berintikan beton
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang I-1
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Berbagai jenis struktur, seperti terowongan, struktur atap stadion, struktur lepas pantai, maupun jembatan banyak dibentuk dengan menggunakan struktur shell silindris.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah menghancurkan ribuan rumah, jembatan dan gedung-gedung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA Komputer menjadi alat bantu yang menakjubkan dalam menyelesaikan problem-problem numerik maupun non-numerik (teks, grafis, suara, dan gambar) pada setiap aspek
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN GIRDER AKIBAT KEMIRINGAN MEMANJANG JEMBATAN. Suyadi 1)
ANALISIS KEKUATAN GIRDER AKIBAT KEMIRINGAN MEMANJANG JEMBATAN Suyadi 1) Abstract At standards, the maximum slope of the bridge is 5%. Longitudinal slope of the bridge will determine the length of the bridge,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai infrastruktur transportasi, jembatan mempunyai peran sebagai integral system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai, lembah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan konstruksi bangunan menggunakan konstruksi baja sebagai struktur utama. Banyaknya penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan kabel (cable stayed bridge) merupakan salah satu jenis jembatan dimana struktur utama berupa gelagar yang ditahan oleh satu atau lebih kabel yang dipasang miring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara sekarang ini adalah, seringnya pemadaman listrik yang terjadi setiap saat. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Analisa Perencanaan Gedung Parkir Indosat Semarang Dengan Struktur Beton Prategang Berdasarkan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1728-2002)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Sambungan Balok-Kolom Pacetak Hutahuruk (2008), melakukan penelitian tentang sambungan balok-kolom pracetak menggunakan kabel strand dengan sistem PSA. Penelitian terdiri
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciStudi Perbandingan Beberapa Jenis Penampang Buckling Restrained Braces Akibat Beban Aksial dengan Program Bantu Finite Element Analysis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-6 1 Studi Perbandingan Beberapa Buckling Restrained Braces Akibat Beban Aksial dengan Program Bantu Finite Element Analysis Gati Annisa Hayu, dan Budi Suswanto
Lebih terperinciOleh : Irsyad Septian B. ( ) Dosen Pembimbing II : Budi Suswanto ST., MT., Ph.D. Hidayat Soegihardjo., Ir., MS., Dr.
TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA BENTUK PENAMPANG BRESING ANTI TEKUK PADA STRUKTUR BANGUNAN BAJA AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MIDAS FEA Oleh : Irsyad Septian B. (3111105010) Dosen
Lebih terperinciPERILAKU LENTUR, GESER, DAN NORMAL BALOK PELENGKUNG DENGAN ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP (STUDI KASUS : JEMBATAN SANGEH)
PERILAKU LENTUR, GESER, DAN NORMAL BALOK PELENGKUNG DENGAN ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP (STUDI KASUS : JEMBATAN SANGEH) COVER TUGAS AKHIR Oleh : I Wayan Krisna Mila Wijaya NIM: 1104105009 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT
ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT Steven Limbongan Servie O. Dapas, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email: limbongansteven@gmail.com
Lebih terperinciASPEK PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN BALOK BOKS BETON PRATEGANG PADA JEMBATAN KANTILEVER SEIMBANG (KASUS JEMBATAN TUKAD BANGKUNG BADUNG BALI)
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ASPEK PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN BALOK BOKS BETON PRATEGANG PADA JEMBATAN KANTILEVER SEIMBANG (KASUS JEMBATAN TUKAD BANGKUNG BADUNG
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN... i SURAT KETERANGAN PEMBIMBING...ii ABSTRAK...iii UCAPAN TERIMAKASIH...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR...... ii UCAPAN TERIMA KASIH......... iii DAFTAR ISI...... iv DAFTAR TABEL...... v DAFTAR GAMBAR...... vi ABSTRAK...... vii BAB 1PENDAHULUAN... 9 1.1.Umum...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pengetahuan tentang perencanaan suatu bangunan berkembang semakin luas, termasuk salah satunya pada perencanaan pembangunan sebuah jembatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia berada pada jalur gempa pasifik ( Circum Pacific Earthquake Belt) dan jalur gempa Asia (Trans Asiatic Earthquake Belt) sehingga mengakibatkan tingkat resiko
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini kolom bangunan tinggi banyak menggunakan material beton bertulang. Seiring dengan berkembangnya teknologi bahan konstruksi di beberapa negara, kini sudah
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NURUL FAJRIYAH NRP DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO, ST., MT., Ph.D.
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN ANALISA KEKUATAN GESER DENGAN MENGGUNAKAN METODE GESER ANALITIS DAN METODE STRUT AND TIE MODEL PADA BALOK TINGGI BETON BERTULANG DAN KOMPOSIT BAJA BETON DISUSUN OLEH
Lebih terperinci3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer
4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat)
Lebih terperinciABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102
nalisis Perbandingan Kebutuhan Biaya..(Basuki) NLISIS PERBNDINGN KEBUTUHN BHN (BIY) TULNGN SENGKNG KONVENSIONL DN SENGKNG LTERNTIF PD BLOK BETON BERTULNG BNGUNN GEDUNG 2 LNTI Basuki Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciRESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS
RESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jembatan Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh sungai, saluran, lembah, selat atau laut, jalan raya dan
Lebih terperinciStaf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe
LEBAR SAYAP BALOK T DAN BALOK L PADA PORTAL SIMETRIS DUA BENTANG Syukri Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRACT This research conducted to evaluate effective length of
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Struktur Bangunan Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur beton bertulang hanya difokuskan pada elemen struktur berpenampang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar penelitian yang dilakukan pada perilaku geser dari elemen struktur beton bertulang hanya difokuskan pada elemen struktur berpenampang persegi panjang.
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Tania Windariana Gunarto 1 dan
Lebih terperinciBAB IV PERMODELAN STRUKTUR
BAB IV PERMODELAN STRUKTUR IV.1 Deskripsi Model Struktur Kasus yang diangkat pada tugas akhir ini adalah mengenai retrofitting struktur bangunan beton bertulang dibawah pengaruh beban gempa kuat. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area pada konstruksi seperti rumah, gedung bertingkat, dan jenis konstruksi lainnya. Umumnya,
Lebih terperinciStudi Parametrik Analisis Konstruksi Jembatan Segmental Metode Free Cantilever Method DAFTAR PUSTAKA
Studi Parametrik Analisis Konstruksi Jembatan Segmental Metode Free Cantilever Method DAFTAR PUSTAKA Mondorf, Paul E, Concrete Bridges, Taylor & Francis, UK, 2006. Seminar Sehari, Analysis and Design of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Mulai dari tingkat perekonomian, sumber daya manusia, sumber daya alam, infrastruktur maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR PERSAMAAN...xiv INTISARI...xv ABSTRACT...xvi
Lebih terperinci