Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia"

Transkripsi

1 Yayasan HAK Jl. Gov. Serpa Rosa T-091, Farol Dili - Timor Lorosae Tel/Fax.: yhak@minihub.org Photo: Atoy AB Editorial Masa transisi sudah berjalan 8 bulan. Timor Lorosae masih penuh abu dan arang. Puing-puing rumah masih berserakan. Belum lagi mampu membangun kembali rumahnya, rakyat sudah disibukkan dengan kenaikan harga berbagai barang, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Ada spekulasi bahwa pajak penyebab kenaikan tersebut. Tetapi ada yang mengganggap kenaikan harga BBM dari Pertamina tersebut tidak sebanding dengan pajak yang dikenakan. Orang Pertamina dilarang berkomentar. Apapun yang menjadi dasarnya, pertanyaan penting yang harus dijawab adalah mampukah rakyat menanggung kenaikan itu? Persoalannya, tidak semua rakyat mampu mendapatkan uang saat ini. Angka pengangguran masih tinggi. Lebih jauh, keputusan itu mungkin baik untuk experimen ekonomi, tetapi apakah juga realistis dan manusiawi? Membayangkan masyarakat mampu menanggung semua ini adalah sesuatu yang terlalu mengada-ada. Rakyat masih harus dilindungi. Pajak harus selektif, harga barang harus terkendali. Direito Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia Di sebuah angkutan umum, Jum at [2/6] Paul mendengar perbincangan seorang sopir, bahwa mereka akan mogok. Kenapa? Harga bensin mulai hari ini melonjak, menjadi Rp per liter, kata Antonio, sopir angkutan umum itu. Dalam perjalanan Comoro- Mercado Lama itulah para penumpang menjadi resah. Kenaikan bensin itu tentu saja akan menimbulkan dampak pada kenaikan barang-barang kebutuhan yang lain. Rupa-rupanya rencana itu bukan sekadar rencana. Masyarakat kota Dili pagi itu dikejutkan dengan aksi mogok para sopir kendaraan umum akibat membumbungnya Protes Kenaikan Harga BBM. Pengemudi Angkutan Umum melakukan aksi protes atas kenaikan harga BBM di hadapan Kantor UNTAET. Harga BBM Melonjak, Hidup Makin Sulit Hidup di Timor Lorosae makin sulit saja. Belum sempat menikmati kemenangan referendum, rakyat Timor Lorosae kini menghadapi berbagai kesulitan hidup. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru-baru ini. Itukah kebijakan Pemerintahan Transisi? Kenaikan harga BBM tersebut tidak disosialisasikan terlebih dahulu? harga bensin. Aksi tersebut mengakibatkan para penumpang baik yang akan ke sekolah, ke pasar, maupun yang bekerja kewalahan mencari transportasi. Akibatnya, sebagian besar di antara calon penumpang itu memilih berjalan kaki sementara yang punya uang memilih naik taksi, dan yang lainnya terpaksa membatalkan rencana kegiatan hari itu. Pemogokan tersebut kemudian diteruskan dengan aksi unjuk rasa di depan halaman kantor UNTAET, yang dimulai sekitar pukul Horas Timor Lorosae (HTL) dan baru berakhir sekitar pukul Puluhan sopir dan kondektur mikrolet, bis kota, taksi, dan angkutan umum lainnya, tanpa dikoordinir membawa serta kendaraan masing-masing bermaksud bertemu dengan pimpinan UNTAET, Sergio Viera de Melo. Mereka ingin menyampaikan tuntutan mereka secara langsung kepada UNTAET. Namun, rencana mereka gagal karena Sergio de Melo tengah mengikuti Konferensi di Tibar, Liquisa. Merasa tidak puas mereka kemudian beramairamai menuju Tibar untuk mencari Sergio de Melo. Di Tibar mereka juga bertemu dengan Presiden

2 Direito Utama CNRT, Xanana Gusmao. Melihat kerumunan massa tersebut, Xanana kemudian menyarankan agar mereka segera kembali dan ia berjanji untuk menyelesaikannya masalah tersebut di Dili. Dalam aksi tersebut, mereka mempertanyakan kenaikan harga bensin yang dianggap sangat mendadak, tanpa didahului dengan sosialisasi kepada masyarakat. Mereka juga menuntut supaya harga bensin yang pernah naik dari Rp per liter menjadi sekitar Rp dan sekarang Rp per liter, diturunkan seperti harga semula Rp per liter atau malah lebih rendah dari harga tersebut. Mereka datang setelah semuanya hancur, sesudah memperlakukan kita sebagai buruh upahan, ternyata mereka belum juga puas. Kemudian mengeluarkan kebijakan menaikan harga barangbarang seenaknya saja, teriak seorang peserta aksi dalam bahasa Tetum. Pihak Pertamina yang merupakan pengimpor bensin dari Indonesia ketika dikomfirmasi Direito mengatakan, pihaknya tidak diperbolehkan oleh Civpol untuk memberi informasi kepada pers. Civpol melarang kami untuk memberi informasi kepada media dan masyarakat, jelas seorang pejabat Pertamina yang enggan menyebutkan namanya, di kantor Pertamina Pantai Kelapa Dili. Alasan pelarangan oleh Civpol tersebut, menurut pihak Pertamina, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak masyarakat yang lebih besar. Sementara itu menurut informasi dari UNTAET, kenaikan harga bensin kali ini, bukan karena kebijakan UNTAET, namun karena harga bensin di dunia juga naik. Sementara menurut informasi lain, kenaikan harga bensin berdasarkan ketentuan UNTAET adalah sebesar 0.05%. Jadi sangat bertentangan dengan kenaikan sebesar 25-30% sebagaimana yang dilakukan oleh pihak Pertamina, jelas seorang sumber yang enggan disebut namanya. Meresahkan Kenaikan harga bensin yan g tidak didahului dengan sosialisasi tersebut mengakibatkan masyarakat resah. Beberapa orang yang ditemui Direito pada dasarnya bereaksi sama. Kenaikan harga bensin itu jelas mengakibatkan kenaikan harga-harga barang lainnya padahal daya beli masyarakat sangat rendah, dan tingkat pengangguran sangat tinggi. Kondisi ini menurut mereka berpotensi besar t e r h a d a p munculnya gejolak sosial. Kenaikan harga bensin jelas mengakibatkan kenaikan harga barang-barang lainnya, termasuk sembako (sembilan bahan pokok, red). Bagaimana dengan masyarakat kelas bawah? Dari mana mereka mendapatkan uang sementara lapangan kerja saja tidak ada. Berarti hidup mereka semakin susah? ucap Nelson (20), seorang pedagang di depan bekas Mercado Comoro. Sebagai pedagang tentu saja Nelson akan mencari untung. Ia akan menaikan harga barang sesuai dengan tarif kenaikan bensin tersebut, supaya tidak rugi. Tapi persoalannya, apakah orang mau membeli? keluhnya. Sementa itu, Ano (27), seorang lulusan SMA yang saat ini menganggur menilai, kehadiran UNTAET di Timor Lorosae, dalam tataran tertentu, tidak ada bedanya dengan penjajah-penjajah terdahulu. UNTAET datang hanya untuk menciptakan masalah (sosial) di daerah kita. Selama masa transisi Direito Juni 2000 ini UNTAET malah membuat kita, rakyat Timor Lorosae menjadi tidak merdeka lagi. Adakah buktinya? Lihat saja pengangkut sampah saja mereka datangkan dari luar negeri dengan gaji dolar, sementara kita yang tuan tanah ini, merayap cari rupiah saja sulit sekali. Sekarang mereka menaikkan harga bensin. Dengan situasi seperti sekarang ini lapangan kerja semakin sempit, dari mana orang dapat duit untuk hidup?...sesudah memperlakukan kita sebagai buruh upahan,... mereka mengeluarkan kebijakan menaikkan harga barang-barang seenaknya saja, Pendapat serupa disampaikan oleh Celestino (25), seorang sopir angkutan kota. Ia menilai kenaikan harga bensin itu sungguh sangat menyulitkan para sopir angkutan umum. Alasannya, UNTAET sebelumnya tidak memberi pengumuman lebih dulu kepada masyarakat, sehingga ketika para sopir angkutan kota menaikan tarif angkutan kota dari Rp menjadi Rp atau Rp.2.000, masyarakat langsung protes. Sebagian penumpang menilai para kondektur secara sepihak telah menaikan tarif angkutan, di luar kebijakan UNTAET. Sementara Mariano (23), salah seorang sopir taxi pun mengeluh, Ketika harga bensin masih Rp per liter, para sopir taxi memasang tarif minimun Rp Dan itu pun sangat sulit menemukan penumpang. Apa lagi sekarang? Sudah pasti, para penumpang enggan bepergian dengan taxi jika tarifnya tinggi. Lalu, apakah kami harus berhenti sebagai sopir taxi? ungkapnya. 2

3 Wawancara Dr. Lucas da Costa: Mina Rai Folin Sae Hamate Povo nia Movemento Baru-baru ini UNTAET memberlakukan sebuah peraturan baru tentang pajak. Sejumlah jenis barang yang diperdagangkan di Timor Lorosae mulai dikenai pajak, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Pengenaan pajak terhadap BBM ini ternyata membuat Pertamina menaikkan harga minyak. Berbagai reaksi bermunculan. Sopir-sopir angkutan umum melakukan demo. Yang pasti, kenaikan harga minyak juga mempengaruhi kenaikan harga barang-barang lain, termasuk sebagian kebutuhan pokok masyarakat. Berikut ini Direito menyuguhkan wawancara dengan Dr. Lucas da Costa, seputar tanggapannya sebagai seorang ekonom Timor Lorosae, yang dikemukakannya dalam bahasa Tetum gadogado. Direito (D): Foin dadauk ne e mina rai nia folin sae, oin sa ita nia hare ba ida ne e? Lucas Da Costa (LDC): Primeiro hau hakarak hateten katak ne lalika ema estuda ekonomia, lalika ema sai matenek, para hodi hatene katak bainhira BBM nia folin sae, sasan nia folin sae hotu. Pergunta ida ema bele halo mak kona ba BBM nia folin sae ne e diak ka lae. Bele diak, bele ladiak. Bele diak purtantu hanesan ema ekonomia nian, hau hakarak koalia oituan tuir hanoin ekonomia nian. Kuando BBM sae bele diak ba ekonomia bainhira husi folin sae ne e stado bele kobra osang makas, para tau hamutuk ikus fali mai, estado lori osan ne e halao fali aktividades ekonomia sira seluk. D: Katak bele fo benefito? LDC: Sei fo benefito nafatin, ida ne e diak. Mais sei ladiak bainhira BBM nia folin sae ne e, sei halo aktividades ekonomia barak mak para. Por exemplo kona ba ita nia kasu dadau agora ne e, hau bele hateten katak ne e ladiak ba ekonomia Timor. Tamba estado sei la hetan osan barak husi folin sae ne e hodi halao fali aktividades ekonomia ba aban bairua. Por tanto ida ne e ladiak. Segundo, Ladiak liu tan tamba aktividades ekonomia povo nia sei lumpuh tia. Por exemplo ema nebe husi fatin ida ba fatin seluk atu halo kontrato ema sira ne e ladun livre hanesan uluk, tamba iha kendala ida transporte nia folin karon. Tuir fali folin sae ne e mos iha implikasaun eh iha impacto ba sosial. Ne e hau bele fo exemplo simples ida, bainhira harga BBM ne e sae, maka estudante ka escolante sira sei iha difikuldade para atu ba mai escola. Husi uma ba escola ou husi escola fila fali mai uma. Entaun sira bele la ba escola. Sira bele halibur malu deit iha luron hodi halo rungrangga. Ne e iha impacto sosial ida. E depois iha impacto seluk mos ba kinerja, ba hasil no ba produktifitas funsionario estado nian. Ne e mak ladiak tamba funsionario estado sira, nebe aban bairua sei halo lao administrasaun iha rai ida ne e, Timor oan sira, sira nia salario oituan deit. As liu mak 361 dolar Americano fulan ida. Entaun sira sei laiha kapasidade para atu memenuhi sira nia kebutuhan dasar no kebutuhan sira nia familia nian. Entaun ida ne e bele hateten katak, terbuka peluang bo ot ida ba sira para atu bele halo korupsaun. D: Bele elabora liu tan kona ba peluang korupsaun ida ne e? LDC: Ida ne e bele mosu tamba, sira bele uja kbi it nebe tau ba sira nia kabas, hodi manipula osan estado nian. Ou loke peluang ba ema sira seluk hodi halo negosio nebe sira simu envelope. Hanesan iha tempo Indonesia nian. D: Ne e hanesan buat ida importante tebes ba ita, katak ekonomia bele sai lumpuh. Se ita hare karik uluk tempo Indonesia nian, situasaun siguransa ladiak mak halo situasaun geral iha Timor lao ladiak. Dadaun, ida ne e melumpuhkan ita liu husi sasan sira nia folin. Ita bele dehan henesan ne e ka lae? LDC: Sin, uluk ekonomia Timor iha Indonesia nia okos, ladun avanca tamba problema seguranca. Hanesan ita hateten dadauk liu ba. Ikus ne e divia diak liu tan, tamba ita iha liberdade para atu lao husi fatin ida ba fatin seluk, maibe iha kendala ida, nebe sei la fo mobilidade ba ita. Justru harga BBM sae ne e mak sei melumpuhkan perekonomian. D: Ita ohin koalia kona ba impacto nebe sei mosu husi folin nebe sae. E ita hatene katak nia impacto barak mak ladiak. Maibe tansa mak UNTAET la hare ba buat sira ne e, ou selae rasaun oin sa mak halo UNTAET hasae BBM nia folin ne e? LDC: Ita bele buka esplikasaun barak, para hodi justifika BBM nia folin agora sae ne e. Bele UNTAET mak hakarak husik BBM mina nia folin sae. Tamba ba sira, BBM fnia folin sae ka tun, ladun importante ba sira. Tamba sira nunka sosa mina, sira nunka sei sofre. Apurtanto laos sira mak hasae mina nia folin, maibe sira husik mina nia folin sae, komforme mekanismo pasar. Rajaun seluk, mina nia folin sae tamba uluk hanesan ita hatene iha Indonesia nia tempo, Pertamina deit mak kaer monopoli suplai mina ba Timor tomak. Mais depois de Referendum hotu tiha, Pertamina sei aguenta, maibe selain Pertamina, tama tan mos perusahaan distributor mina nian ida naran East Timor Fuel (ETF). Ita hotu hatene katak ETF fan nia mina folin karon liu mina nebe fan husi Pertamina. Entaun iha ne e ita bele hare, ou Pertamina mak ikut-ikutan menaikan harga minyaknya, supaya nia bele hetan keuntungan bo ot hanesan ETF, ou nia terpaksa, tamba ema ruma mak obriga nia hasae folin. Ida para ema seluk nia mina mos bele laku. Tamba bainhira ETF nia mina folin sae (karon), Pertamina nia folin tun (kraik/barato), konsertesa ema sei halai liu ba Pertamina. D: Foin dadauk kolega sira, hanesan sofer barak mak ba halao demonstrasaun iha Kantor UNTAET nia oin. E depois altura sira hasoru malu ho UNTAET, sira hetan respostas katak mina folin sae tamba preso mina mundo nian mos sae. Ida ne e oin sa tuir ita nia nia hanoin? LDC: Hau hanoin ida ne e, esplikasaun ida ne e labele fo ba povu. Labele fo ba komunidade Internasional para justifika mina nia folin sae.tamba ema hotu-hotu iha mundo tomak hatene katak kondisi perekonomian Timor ne;e seidauk diak n e duni tenki hetan uituan perlindungan. Se iha karik kenaikan harga BBM iha mundo tomak, pelu menus tenki buka mekanismo ida para atu halo BBM nia folin iha Timor ne e labele sae. Politika iha rai hotuhotu sempre hanesan ne e. Hau hanoin mundo tomak komprende, tamba Timor ne e, ita bele golongkan ba the Most Favourit Nation (MFN). Dehan katak nasaun ida presija hetan perlindungan tertentu para nia bele halao nia perekonomian. Ne e duni esplikasaun ida ne e sala. Segundo, hau lafiar katak mina rai Indonesia nian (Pertamina) sae ona to o Rp litru ida. Tamba foin dadauk ne e, mina rai Indonesia nian iha folin sae, mas tarulah sae 20%. Maka mestinya iha Timor, nia folin sae ba Rp per liter. Mais ita tenki esplika mos, kuando Indonesia esporte nia sasan ba 3 Direito Juni 2000

4 Wawancara liur, sasan nia folin sei barato liu housi iha Indonesia nia rai laran. Tamba Indonesia iha subsidio do esportasaun. Ne e be se uluk Pertamina fan mina rai iha ne e ho harga Rp per liter, ne e laos esporta nebe folin Rp iha Timor hanesan mos folin Rp iha Indonesia. Mais ikus ne e se nia esporte nia mina rai ne e mai Timor, maka tamba subsidio di esportasaun ne e, lolos ne e mina rai nia folin la sae. D: Iha mos rajaun seluk husi Pertamina hasai katak tamba pajak hasae ne e mak halo folin mina mos sae? LDC: Hau lafiar katak pajak mak halo mina rai ne e folin sae. To o agora ne e, 11,5%. Purtanto se mina rai nia folin sae tamba pajak, lolos ne e nia labele sae liu Rp per liter husi falin uluk Rp per liter. Ne e duni hau hare pajak laos esplikasaun nebe tenki fo, tenki simu para justifika mina rai nia folin sae ne e. D: Entaun rajaun ida ne e la los ida. LDC: Lalos duni. D: Bele ka lae UNTAET hasai regulamento ida atu kontrola tia preso ka sasan folin sira ne e, para sasan folin labele sae? LDC: To o agora ita hotu hatene katak UNTAET seidauk iha mekanismo ida para atu kontrola folin sira iha pasar ne e. Foin agora iha Tibar ne e mak ekonomista Timor sira sinti katak kuando laiha mekanismo ida hodi kontrola pasar, orsida pasar ne e bele sai liar. Ne e be ekonomista Timor sira sujere para UNTAET halo regulamneto, hamosu mekanismo ida para kontrola folin iha pasar. Hau hanoin katak iha tempo badak ne e mai, sei iha duni regulemento no mekanismo para kontrola sasan nia folin iha pasar. Mais ita la hatene los bainhira. D: Hanesan ita koalia kona ba situasaun depois de referendum, ita hare katak UNTAET tuir los nia responsabilidade para atu bele fo akseso ou transporte publico ba Timor atu bele halao aktividades ekonomia nian, mais ita hare katak UNTAET loke liu dalan ba investor liur sira atu hatama, pur exemplo Taksi nebe utiliza liu ba kepentingan ema riku sira? LDC: Hau hanoin ida ne e mak kekurangan bo ot ida UNTAET nian iha administrasaun ida ne e, nia halao iha rai ida ne e. Iha rai hotuhato tenki iha transportes publicos. Iha nebe estados fo subsidios ba transportasaun publicos ne e atu ema hotu-hotu utiliza transportes publico ne e ho folin barato. Iha rai ida ne e (Timor), iha liu rajaun para iha transportasaun publicos. Purtanto, iha cidade ida nia laran deit, komu entre cidade ida ho cidade seluk, komu entre cidade ho foho, maibe UNTAET la halao ida ne e. Ne e hau hare kekurangan bo ot ida. Tamba sira hatene katak molok sira tun Timor, sira hatene katak ekonomia rai ida ne e hancur. Lolos ida ne e mak sira tenki hola. Mais hau hanoin katak sira mos ladun iha motivasaun para atu hola desisoes sira ne e, tamba transporte nia folin sae ka lae, ba sira ladun interese, sira la importa transporte nia folin sae. Tamba sira la selu gazolina, la selu sofer. Ainda mais, sira la emporta se ema timor sosa buat ne e ka lae. Pur exemplo hanesan agora dadauk, ita hare membros NCC simu hotu kareta husi UNTAET. Ema ida simu kareta ida. Mais membros NCC tenki hatama fali sira nia kareta ne e ba kantor UNTAET labele liu tuku 5 lorokraik. Ema UNTAET fali bele lori kareta UNTAET nian ba uma, pasiar, ba haris tasi no uja ba buat seluk tan. D: Hare husi serviso UNTAET nian, tuir los agora se mak toma responsabilidade ba mina rai nia folin sae ne e? LDC: Konsertesa Timor oan seidauk hetan responsibilidade. Timor oan sira seidauk iha fatin para esplika ba povu, tansa mak mina nia folin sae. Tamba laos Timor oan sira mak kaer ukun iha rai ida ne e. Se mak devia esplika buat ida ne e ba povu, ne e mak UNTAET. D: Ohin ita bo ot hateten katak UNTAET la iha interese kona mina folin sae ka lae. Se hanesan ne e, UNTAET ne e serviso los ba se? LDC: Sira la serbiso ba ema ida, sira serbiso ba sira nia a an rasik. Sira so hatene deit tinan ida ka rua mai sira sai ona husi Timor. Sira sei la interese pur exemplo sira sai ne e situasaun diak tan ka sei a at nafatin, ida ne e sira la interese. Sira interse deit sira sai husi ne e sai ho osang barak para halo sira nia familia ho sira nia nasaun kontente. D: Ita koalia fila fali kona ba responsabilidades Untaet nian atu bele fo akseso ba povu sira, atu bele hetan transporte publika. Ida ne e oin sa? LDC: Hau hanoin katak iha tempo badak ne e mai, UNTAET ka se deit mak kaer ukun iha rai ida ne e, tenke estabelese lalais rede transportasaun publico diak nebe publico tomak bele hetan akseso ba ida ne e. Ida ne e importante tebes, primeiro, laos tamba dever estado nian mak ida ne e, maibe liliu tamba kondisi perekonomian povu ida ne e nia la memungkinkan nia para atu mobilisa a an, ou para hetan mobilitas tinggi husi fatin ida ba fatin seluk Direito Juni 2000 D: Ho kasus barak-barak ne e, oin sa ita atu hare ba UNTAET nia serbiso iha Timor to o ba ohin loron? LDC: Hau bele hateten katak, primeiro, tamba UNTAET foin serbiso fulan 8, tempo ne e la to o ba para ita atu dehan katak UNTAET berhasil ka gagal. Mais se UNTAET la muda lalais nia strategia, nia konsep entaun ita bele hateten katak UNTAET gagal. Tamba hau hare liu tiha fulan 8 ne e, pasar sei bekerja dengan sendirinya, laos tamba UNTAET hasai regulamento ida, laos CNRT mak hasai regulamento ida. Pasar iha sasan, iha ema sosa sasan, iha mos ema fan sasan, ne e tamba alamia. Ne e be UNTAET ou Guverno transisaun, aban bairua mosu para atu kaer ukun rai ne e, tenke estuda barak housi povu, buka komprende diak povu nia komportamneto, pasar nia komportamento, molok atu hola desisaun ida. So hanesan ne e mak bele berhasil. D: Saida mak bele halao atu bele hatun fali sasan nia folin sira ne e? LDC: Uluk liu hau hakarak hateten katak para atu povu kiik, ema sira kiak, bele HETAN SASAN HO FOLIN BARATO, HETAN SASAN HOTU NEBE SIRA PRESISA, Timor oan mak tenki kaer ukun iha ne e. Enkuanto ema seluk mak kaer ukun, povu Timor sei sofre nafatin. Ema sira be kaer ukun dadauk ne e dala ruma ladun interese ema kiik, ema kiak sira nia distinu no sira nia sorte (nasib). E se interese karik, sira ladun komprende. Segundo, depois de ema Timor kaer ona ukun, ema sira halo konta serbiso ligado ba ekonomia, ba sasan nia fatin, sasan barak ka uituan, ema sira ne e mos tenki iha konsiensia katak sira serviso ba povu laos ba sira nia a an. Ne e para molok sira atu hakotu lia ruma, foti desisaun ruma, sira estuda didiak buat ne e. Se hanesan ne e mak mak povu kiik nebe nia presisa e hetan ho folin barato. D: Oin sa prospek partisipasaun ema Timor ba serbiso administrasaun Timor iha tempo transisaun ne e? LDC: Oras ne e dadauk UNTAET hamutuk ho CNRT prepara hela para halao guverno transisaun hahu fulan Julho ano Iha fulan Julho ne e, nudar ita rona, Guverno transisaun lao ho ministro 8. Ministro 4 UNTAET mak kaer, hanesan Finansias, Justisa, Seguranca no Relasoens Externas. Enkuanto CNRT kaer Infrastruktur, Administrasaun Civil, Asumtu Sosiais ho Asumtu Ekonomikus. Mudahmudahan bain hira governo trasisaun ne e hahu, bele hola desisaun nebe favorese, fasilita e benifisito. *** 4

5 O p i n i Pra-peradilan dan Penegakan Hukum di Timor Lorosae Timor Lorosae tengah menjalani masa transisi menuju negara merdeka. Masa transisi menjadi penting untuk mempersiapkan segala hal bagi berfungsinya sebuah sistem kenegaraan. Dalam bidang hukum, misalnya, sebuah mekanisme penegakan hukum, yang mencakup perangkat hukum, lembaga dan aparatnya tengah dibangun. Dan sekarang tinggal bagaimana masyarakat meresponsnya. Dari sisi substansi hukum, kendati di sana-sini masih tampak beberapa ketidakjelasan, tapi Regulamen UNTAET No 1/1999 (Bagian 3) dan beberapa regulamen lainnya bisa dijadikan landasan hukum untuk menjawab berbagai tuntutan masyarakat tentang pentingnya penegakan hukum di Timor Lorosae. Kasus pra-peradilan bukan semata-mata untuk memperjuangkan hak-hak tersangka yang dijamin dalam hukum acara, tapi juga dalam rangka mendorong bekerjanya hukum dalam masyarakat. Tulisan ini sekadar mengupas esensi lembaga praperadilan dalam sistem penegakan hukum. Saat ini banyak kasus kriminal yang menuntut tindakan aparat keamanan sebagai penanggung jawab ketertiban dan keamanan untuk kepentingan umum. Konsekuensi dari tanggung jawab negara tersebut adalah aparat kepolisian akan menangkap dan menyeret siapa pun yang dianggap terlibat kasus kriminal. Wewenang mereka adalah menyidik, menuntut, dan menahan kemudian memproses dalam peradilan berdasarkan kriteria pembuktian yang memadai. Jalur-jalur tersebut telah diatur dalam ketentuan hukum yang disebut hukum acara. Pada setiap tingkatan pemeriksaan dari polisi hingga peradilan mekanismenya diatur dan batas waktunya menjadi kewenangan dalam hukum acara (KUHAP), dengan konsekuensi hukumnya masingmasing apabila dilanggar. Dalam praktek, seluruh aturan main tersebut tidak ditaati atau dijalankan secara konsisten oleh aparat penegak hukum. Misalnya, kasus penangkapan tanpa surat, proses penyidikan Oleh : Lito Exposto yang tidak transparan dan penahanan yang melewati batas waktu tampak menjadi hal yang sah, karena dominasi pemikiran masyarakat bahwa negara adalah satu-satunya institusi penegakkan hukum. Akibatnya, apa pun tindakan negara (melalui aparatnya) dianggap pantas. Kerja aparat seakanakan tak terkontrol oleh hukum. Fenomena selama proses transisi ini tampak bahwa para pelaku yang terlibat dalam kasus kriminal ditahan, tanpa kepastian kapan akan diproses. Bahkan, sejak awal penangkapan tidak melewati proses sebagaimana diatur oleh hukum, karena alasan kondisi keamanan. Dalam batas tertentu alasan demi keamanan itu dapat dibenarkan, tapi agaknya kekeliruan dalam mendefinisikan kondisi keamanan (darurat) akhirnya berdampak pada dilanggarnya mekanisme hukum formal, yang seharusnya diberlakukan dalam kasus yang kini ditangani aparat penegak hukum. Salah satu kasus yang jadi acuan tulisan ini adalah gugatan pra-peradilan Yayasan HAK terhadap Jaksa Penuntut Umum atas tindakan penahanan yang melewati batas waktu. Perdebatan di persidangan sesungguhnya adalah seputar argumentasi, kapan berlakunya hukum sipil yang menurut hitungan pemohon dimulai sejak diberlakukannya Peraturan No. 1/1999 UNTAET, pada 25 Oktober Dan diterimanya permohonan Yayasan HAK merupakan bukti bahwa tindakan jaksa telah melanggar hukum acara sebagaimana diatur dalam pasal 24 jo. 25 KUHAP. Terlepas dari kemenangan tersebut, sesungguhnya yang hendak diperhatikan adalah hakekat dari gugatan pra-peradilan dalam sebuah sistem hukum. Bahwa proses penegakkan hukum yang semata-mata menjadi urusan negara tidaklah berarti tanpa kontrol. Dalam sistem demokratis dominasi tersebut ditepis dengan dibukanya akses masyarakat untuk mengontrol bekerjanya hukum dalam masyarakat dengan berbagai variasinya. Yang biasanya dikenal adalah dua sistem kontrol, yaitu sistem kontrol melalui hakim komisaris (seperti sistem hukum Belanda) dan sistem kontrol secara terbuka melalui lembaga pra-peradilan, sebagaimana diatur dalam pasal KUHAP. Pasal 77 (a) secara jelas mengatur sistem kontrol yang menjadi kewenangan pengadilan untuk memeriksa sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan. Esensi pra-peradilan sesungguhnya adalah mekanisme untuk mengontrol cara kerja negara (aparat berwenang) dalam tugas penegakan hukum pada tingkat hukum formal (hukum acara). Pasal 24 jo. 25 KUHAP secara tegas mengatur tentang batas-batas kewenangan dan konsekueansi hukumnya bagi aparat kepolisian hingga kejaksaan dalam tugas judisialnya. Dengan modal kedua pasal itulah kuasa hukum pemohon menggugat jaksa atas tindakan yang melanggar pasal tersebut, dan konsekuensinya adalah dibebaskannya pemohon dari tahanan. Tapi, seberapa besar efektivitas kontrol melalui instrumen hukum tersebut tampaknya tergantung pada sistem politik dari negara. Pengalaman semasa berkuasanya Pemerintah RI, terbukti dalam banyak kasus gugutaan pra-peradilan seringkali digagalkan akibat rekayasa penguasa yang tidak memberi peluang kontrol terhadap kerja aparat penegak hukum, sehingga lembaga ini hanya sebuah hiasan dalam KUHAP yang sesungguhnya tidak berfungsi maksimal karena sistem politik yang diterapkan adalah otoriter. Masa transisi di Timor Lorosae merupakan sebuah fase ujian untuk membangun sebuah mekanisme dan sistem hukum demokratis dan untuk membangun sebuah sistem yang baik. Cara terbaik adalah mengawalinya dengan praktek yang kemudian mengevaluasinya sebagai masukan dalam rangka membangun sistem hukum ke depan dari pada membayangkan dan merumuskan sebuah sistem hukum tanpa pengalaman dan praktek sama sekali. *** 5 Direito Juni 2000

6 Serba Serbi Lokakarya HAM di Oe-Cusse Human Rights Section Untaet bekerjasama dengan Yayasan HAK, Fokupers, Jesuit Refugee Service dan Yayasan Fatu Sinai telah menyelenggarakan lokakarya hak asasi manusia, pada April. Sekitar 30 peserta yang hadir adalah utusan dari CNRT, zona nureps, organisasi pemuda, OPMT, GFFET, Yayasan Tafen Kuan, Hadomi Maluc. Materi yang dibahas dalam lokakarya tersebut adalah dampak psikologis dalam konflik yang berkepanjangan, perempuan sebagai korban konflik, rekonsiliasi, hak asasi manusia, dan bagaimana melakukan advokasi atas pelanggaran hak asasi manusia. Pelatihan Resolusi Konflik di Maubara Bagaimana menyelesaikan persoalan di Timor Lorosae secara damai? Untuk itu Yayasan HAK bekerjasama dengan Yayasan USC Satunama Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan resolusi konflik, pada April. Acara yang diselenggarakan di Asrama Susteran Carmelitas Maubara, Liquica itu diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari Liquica, Viqueque, Dili, dan Ermera. Para peserta mendiskusikan masalah hak asasi manusia, resolusi konflik, hak anak, masalah perempuan, konflik dalam berbagai perspektif, civil society dan pemerintahan yang baik. Selain itu, para peserta juga belajar bagaimana menjadi mediator dan negosiator. Distribusi Bantuan di Wilayah Tengah Yayasan HAK bekerjasama dengan UNWFP dalam pembagian pangan di Distrik Ainaro pada 9-15 Mei lalu. Kali ini, UNWFP membangikan bantuan berupa beras kepada 97 guru SD di Zona Maubisse, Turiscai, dan Hatu-builico. Para guru tersebut akan mendapat bantuan beras untuk dua bulan. Mereka senang menerima bantuan itu, karena selama ini ada sejumlah NGO internasional yang mengambil data para guru dan murid tapi bantuan tak pernah mereka terima, kata Mariano Ferreira, koordinar Divisi Emergency Aid untuk wilayah Tengah. Direito Juni 2000 Diskusi Sehari di Liquica society dan peranannya dalam penyelenggaraan pemerintahan yang Kaum muda-mudi, pelajar dan mahasiswa bersih dan berwibawa, sedangkan Aderito Liquica yang tergabung dalam Comite de Jesus Soares dari Sahe Institute for Joventude Conselho Liquica Liberation membahas masalah hak asasi menyelenggarakan diskusi sehari dengan manusia. Sementara koordinator Makaer tema bagaimana membangun suatu Fukun, Didi Babo-Soares mengajak sekitar peradaban baru di Bumi Lorosae, pada peserta untuk mendiskusikan masalah Mei lalu. Hadir sebagai pembicara dalam konflik dalam berbagai perspektif. Acara diskusi tersebut adalah Johnson yang diselenggarakan di Wisma Panjaitan, Aderito de Jesus Soares, dan Tokodede itu merupakan tindaklanjut dari Didi Babo-Soares. Johnson Panjaitan dari lokakarya yang diselenggarakan di PBHI [Persatuan Bantuan Hukum Indonesia] menguraikan masalah peran Maubara. civil Birokrat PBB menomorduakan Masa Depan Timor Lorosae Arsitek perencana administratif bagi kemerdekaan Timor Lorosae menuduh birokrat PBB menomorduakan masa depan Timor Lorosae. Mereka lebih memperhatikan kariernya dengan cara mendekati kelalaian kriminal. Profesor Jarat Chopra memulai serangan yang menyengat terhadap bekas kerabat senior PBB setelah ia mengakhiri jabatannya sebagai Kepala Administrasi Distrik PBB di Dili. Jabatan itu hanya ia pegang selama empat bulan dari yang direncanakan selama dua tahun sesuai dengan masa kontrak. Saya percaya, mereka tidak memiliki komitmen yang tulus akan semangat dan berdasarkan tujuan yang telah digariskan, tanpa pertimbangan sungguh-sungguh terhadap negara atau rakyat Timor Lorosae, kata profesor Chopra. Tujuan dari permainan orang-orang ini adalah mencari jenjang yang dapat mereka capai melalui misi ini untuk menunjang agar mereka dapat mencapai kekuasaan berikutnya. Jika misi di Timor Lorosae berakhir dengan malapetaka, hal itu baik bagi individu-individu ini sepanjang mereka mencapai status birokratis tertentu dan dapat melanjutkannya. Profesor Chopra adalah seorang veteran dari lusinan misi PBB sejak tahun Dia adalah seorang peneliti dan pengajar hukum internasional di Brown Univeristy, Amerika Serikat dan bekas asisten khusus perdamaian di International Institute for Strategic Studies di London. PBB memberikan tugas penting kepadanya untuk merancang dan mengimplementasikan kerangka administrasi bagi Timor Lorosae yang baru. Kunjungan Profesor Chopra ke pertemuan-pertemuan di New York dengan teman-temannya dari urusan luar negeri, ia mengatakan rakyat Timor Lorosae harus melakukan segalanya untuk merebut kedaulatan untuk mengontrol negara mereka dari administrasi PBB, yang dikenal sebagai UNTAET melalui wakil-wakil mereka atau dengan memaksa pemilihan umum lebih awal dan pengambilalihan kekuasaan. Profesor Chopra mengatakan eksperimen menginvestasi kontrol kedaulatan wilayah oleh PBB telah gagal karena kepentingan rakyat Timor Lorosae telah menjadi urutan kedua dari kepentingan pribadi para birokrat itu. Ia mengklaim administrator PBB di Timor Lorosae, Sergio Viera de Mello diisolasi oleh birokrat-birokrat seniornya dalam operasi misi sehari-hari dan dari masalah utama yang berkembang di luar. Misi tidak mengetahui persoalan yang berkembang tak terkontrol di Timor Lorosae karena pola bagi pelumpuhan birokratis telah dibentuk lebih awal dan telah begitu mendalam sehingga bahkan [Sergio Vieira de Mello] tidak dapat menghentikannya. Sergio adalah seorang raja prakonstitusi dengan kekuasaan legislatif dan administrasi di tangannya, tapi sebenarnya ia tidak memiliki kekuasaan untuk mengontrol organisasinya sendiri. Profesor Chopra mengatakan, misi memiliki kesempatan segera setelah kedatangannya pada bulan November untuk menentukan jadwal yang ketat bagi kemerdekaan dan membentuk tonggak 6

7 bersejarah di samping jalanan yang tidak rata kepada pengalihan kekuasaan ke Timor Lorosae. Dia mengklaim bahwa birokrat senior memblokir gerakannya, karena tidak sesuai dengan rancangan karier mereka. Menyebut diri mereka Pemerintah Timor Lorosae, kelompok orang-orang menyedihkan yang terdiri dari tiga atau empat orang yang duduk mengelilingi meja dengan agenda kemajuan sendiri dan memperkaya diri sendiri, kata profesor Chopra. Saya percaya bahwa bertindak seperti ini ketika masa depan sebuah bangsa berada di tangan anda adalah tindakan yang mendekati kelalaian kriminal. Sergio de Mello menanggapi kritik Profesor Choopra dengan mengatakan, itu memalukan. Bahwa bekas Kepala Administrasi Distrik tidak membawa masalah tersebut kepadanya sejak awal. Bagaimanapun, Profesor Chopra mengatakan, ia telah berusaha Serba Serbi memberitahu Sergio de Mello beberapa kali, tapi memonya selalu ditahan oleh birokrat yang sama dan ia bertanggung jawab terhadap kegagalan misi ini. Dia meninggalkan jabatannya itu setelah didepak dari struktur kekuasaan. Pada suatu hari komputer saya hilang, dan kemudian kursi saya... Apakah dengan sikap kekanak-kanakan ini kita harus mengisi mandat yang dipercayakan kepada kita? [sumber: Mark Riley, SMH, 6 Mei 2000] KELUARGA BESAR KORBAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (JANDA, DUDA SERTA ANAK-ANAK YATIM PIATU) Komisi Perdamaian dan Keadilan Baucau melaporkan, pada 21 Mei 1999 telah terjadi penangkapan terhadap empat warga sipil di rumahnya, di Kecamatan Venilale, Baucau. Tuduhan terhadap mereka tidak jelas. Penangkapan terhadap keempat orang itu pun tak disertai surat penangkapan. Mereka ditangkap atas perintah Kapolsek Venilale. Hingga laporan ini diterima (22/5), keempat korban masih ditahan di Polsek Venilale. Diduga mereka telah mengalami penyiksaan. Kejadian di Santa Cruz, pada awal September lalu amat mengenaskan. Seorang pemuda ditembak oleh milisi Aitarak dan terjatuh. Karena dikira meninggal, milisi yang datang bersama sejumlah anggota TNI menyuruh seorang bapak yang kebetulan berada di sana untuk mengangkat tubuhnya. Tapi saat disiram air, pemuda yang dikira sudah tewas itu terbangun kembali. Darah masih bercucuran di tubuhnya. Bukannya membawa korban ke rumah sakit, milisi Aitarak dan anggota TNI menyuruhnya berdiri dan lari ke arah pemakaman. Dengan tertatih-tatih ia berlari, dan setelah mencapai jarak 100 meter tiba-tiba senjata milisi kembali meletus, dan tubuh pemuda itu tersungkur tewas. Dari Namlea, Dili Timur dilaporkan lima orang tewas terkena tembakan. Keluarga korban hanya bisa menangis sambil menahan suara di bawah pengawasan anggota TNI dan Polri. Saat seorang keluarga korban minta bantuan Polri untuk membawa jenazah saudara mereka, seorang anggota Brimob membentak: Itu bukan urusan kami. Sana cari palang merah! Dalam sebuah kejadian di Becora pada hari penguman referendum, terlihat anggota Brimob Kontingen Lorosae membiarkan segerombolan anak muda berusia yang membawa senapan dan parang mengejar sejumlah ibu dan anak-anak yang menjerit ketakutan. Tidak ada tindakan apa pun yang mereka ambil. Tindakan biadab yang membiarkan rakyat diteror oleh gerombolan Tuntutan Kami Pada Pimpinan FRETILIN yang menyebut dirinya milisi pro-otonomi (yang terbukti kalah dalam referendum) sudah berlangsung selama beberapa minggu, dan makin meningkat sejak pemungutan suara lalu. Petikan kejadian di atas adalah kejadian nyata. Peristiwa kekerasan itu masih melekat dalam ingatan kita. Betapa banyak di antara kita yang telah menjadi korban kekejaman penguasa pendudukan sejak invasi pada Saudara-saudara kami disiksa, ditahan dengan sewenang-wenang, diculik, dibunuh, dipenjarakan tanpa proses hukum yang adil. Kami merasakan penderitaan ini tanpa bisa menyuarakan dan menuntut keadilan. Sementara para pelaku terus berkeliaran tanpa dibawa ke hadapan pengadilan. Sebagai keluarga para korban kami berhak untuk mengetahui nasib anggota keluarga kami yang hilang. Kami berhak untuk mengetahui siapa pelaku pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan apa yang sesungguhnya terjadi dengan para korban pelanggaran tersebut. Sesuai standar internasional hak asasi manusia, kami punya hak untuk mengetahui (right to know). Kami juga punya hak atas keadilan (right to justice). Kami berhak menuntut agar para pelaku mendapatkan hukuman. Kami menyadari bahwa para pelaku juga berhak untuk mendapat keadilan. Karena itu mereka harus diajukan ke hadapan pengadilan, agar bisa dijatuhkan hukuman yang sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. Pengadilan yang adil diperlukan agar tidak terjadi balas dendam yang membabi-buta akibat penderitaan bertahun-tahun yang tak bisa diungkapkan. Sebagai keluarga, kami berhak atas rehabilitasi baik dalam arti pemulihan nama baik maupun tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan untuk memulihkan harkat dan martabat kami sebagai manusia, serta berhak atas ganti rugi atas penderitaan yang kami alami. Kami perlu mengingatkan bahwa seluruh penderitaan kami tersebut memang merupakan konsekuensi dari keinginan kita semua, rakyat Timor Lorosae, untuk mewujudkan kemerdekaan dan kebebasan rakyat dari segala bentuk penindasan dan penghisapan serta mewujudkan suatu negara yang menjamin kemerdekaan dan kebebasan itu. Penderitaan itu merupakan penggorbanan yang telah memungkinkan kita semua terbebas dari penguasa pendudukan yang telah membelenggu kita selama hampir seperempat abad. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada FRETILIN (Frente Revolucionária de Timor Leste Independênte), partai politik consistent berjuang demi kebebasan dan kemerdekaan rakyat Timor Lorosae untuk: MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH YANG TEGAS DEMI TERWUJUDNYA PENGADILAN INTERNASIONAL TERHADAP PENJAHAT PERANG DI TIMOR LOROSAE. MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH YANG TEGAS DEMI TERWUJUDNYA PENGADILAN INTERNASIONAL TERHADAP PARA PELAKU PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT DI TIMOR LOROSAE SEJAK INVASI 1975 HINGGA PEMBUMIHANGUSAN BERUPAYA SECARA SUNGGUH- SUNGGUH AGAR PEMERINTAHAN NEGARA TIMOR LOROSAE MERDEKA MENJADIKAN PEMENUHAN HAK KORBAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT TERSEBUT SEBAGAI SALAH SATU PRIORITAS UTAMA. YAYASAN HAK Jl. Gov. Serpa Rosa No. T-091 Farol, Dili, Timor Lorosae Telp / Direito Juni 2000

8 Ami Lian Akibat Hukum Belum Berjalan Apa pandangan Manuel Soares tentang situasi setelah referendum dan pada masa transisi saat ini? Menurut saya, jika hukum belum berjalan di Timor Lorosae. Akibatnya, kalau timbul masalah atau konflik yang terjadi di daerah maka polisi [CivPol] tidak dapat mengatasinya. Contohnya, ketika terjadi tabrakan di Maubisse. Polisi tidak mengambil tindakan terhadap pelaku dan barang bukti berupa mobil Kijang Pick-up masih bebas beroperasi untuk angkutan umum Maubisse-Dili. Padahal korbannya, Bapak Jose, yang mengalami cidera akibat tabrakan itu masih dirawat di rumah sakit di Maubisse. Kejadian lain adalah salah seorang anggota milisi, yang bernama Dominggos Mendonca membunuh Afonso, siguranca di Maubisse, akibat terjadi salah-paham. Dominggos mengira bahwa istri dan anakanaknya sudah disuruh pulang ke rumahnya sementara ia disuruh tetap ditempat untuk memberikan keterangan pada bagian investigasi CNRT. Ia diminta menceritakan kegiatan-kegiatannya setelah pulang dari pengungsian, di Atambua. Dominggos kemudian menggangap siguranca di tempat itu menjadi musuhnya. Sesuai informasi dari Peace Keeping Force (PKF), milisi tersebut telah ditangkap tapi masyarakat setempat tidak pernah tahu - apakah si pembunuh itu telah diamankan oleh CivPol atau dibiarkan berkeliaran. Keluarga korban selalu menanyakan, apakah kasus itu akan dibawa ke pengadilan atau tidak? Masalah-masalah seperti itu menjadi pertanyaan bagi masyarakat di Maubisse. [Manuel Soares Salsinha, Penanggungjawab Humanitarian di Maubisse] Tak Ada Program yang Jelas dari Pemerintah Transisi Ketika menuju centru vota nian, pada 30 Agustus 1999, saat referendum lalu pilihan saya sudah bulat. Tak ada seorang pun yang mempengaruhi saya, apalagi memaksa. Jadi, bagi saya situasi di Bumi Lorosae saat ini adalah normal-normal saja. Karena kemerdekaan bagi saya adalah keluar dari hati saya. Soal masa transisi? Hingga saat ini memang tak ada program yang jelas dari pemerintahan transisi. Buktinya, antara lain masih banyak orang yang jadi penganggur. Sebagai guru SD, saya rela tidak mendapatkan gaji. Yang penting, saya bisa mendidik anak-anak kita karena mereka adalah generasi penerus bangsa Timor Lorosae. Selama saya tidak mendapat gaji, saya bisa bertahan hidup dari hasil kebun. Kami sekeluarga makan talas, ubi, kentang dan singkong. Hasil dari perkebunan itu saya tanam sebelum referendum. [Apolirario, Seorang Guru SD di Turiscai] Selama Masa Transisi, Masyarakat Menghadapi Kesulitan Setelah menang referendum, pada umumnya masyarakat hidup tenang dan senang karena bebas dari penindasan militarisme Indonesia. Tapi setelah memasuki masa transisi, masyarakat menghadapi kesulitan. Kita semua tahu bahwa banyak hal yang muncul di Timor Lorosae, seperti di bidang politik, sosial dan ekonomi tidak ada kondisi yang menentu, menurut saya, masyarakat masih akan menerima kenyataan itu. Saya berharap, setelah masa emergency selesai, setiap orang bisa menciptakan kondisi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari demi bisa bertahan hidup. Berdasarkan pengamatan saya, pemerintahan transisi dalam hal ini UNTAET dan instansi lokal bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang layak untuk rakyat untuk menghidupi kebutuhan keluarganya. Harapan saya untuk pemerintahan transisi dan pemerintahan definitif kelak, semua kondisi masih perlu dipulihkan dan percaya bahwa hubungan semuanya masih utuh. Sebagai sekretaris Organicao Juventude Timorensis [OJT] Regiao III, Liandro (26), mengingatkan agar pemuda Lorico Asuain Timor Lorosae, khususnya pemuda Lorico Asuain Regiao III untuk bersama-sama dengan seluruh rakyat Timor Lorosae dari sektor timur sampai barat, dari pantai selatan hingga utara agar mengingat pesan dari para kerabar yang telah meninggal, agar menjadi persatuan. Kita harus bersatu demi Negara Timor Lorosae ke depan dan sepakat untuk melaksanakan proses rekonsiliasi dari tingkat atas sampai ke tingkat bawah, agar masa transisi lebih Usaha Mereka Menyambung Hidup Ana do Carmo Sarmento membuka warung di pinggir pantai, pada Desember lalu. Dalam situasi serba sulit ini, orang seperti saya harus pintar mencari usaha demi hidup, katanya pada jurnalis Dereito. Hasil dari usahanya itu cukup untuk makan sekeluarga. Bagi tia Sarmento tak terlalu sulit menekuni usahanya itu. Sejak pendudukan Indonesia, ia telah berdagang. Berbeda dengan Angela. Sepulang dari Atambua, perempuan muda ini memutuskan untuk menetap di Dili karena rumahnya di Suai dibakar habis oleh milisi Laksaur. Semula Angela menjual rokok secara eceran di sekitar Hotel Olympia. Usaha lalu berkembang. Ia kemudian berjualan sate, makanan kecil sampai minuman ringan. Sayang, ketika mulai banyak pembeli yang berdatangan, mereka diusir oleh pihak UNATET. Mereka diminta untuk pindah dari kawasan di sekitar hotel terapung itu. Kami diusir karena mereka menganggap warung kami merusak pemandangan. Meja dan kursi saya pernah dilempar ke laut oleh orang-orang UNTAET. Untung kami bisa segera mengambilnya kembali. Karena tak tahan dengan berbagai teror dan intimiadasi para pemilik warung itu memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Apakah selama mengelola warung itu masih menghadapi hambatan? Menurut Ana do Carmo Sarmento, sejak beberapa waktu lalu terbetik berita bahwa pimpinan CNRT dan UNTAET akan menyuruh mereka pindah. Lokasi usaha kami bisa saja dipindahkan asal ke tempat yang strategis. Jangan di luar kota atau di tempat yang sempit. Selain itu, mereka juga akan dikenai pajak. [Ana Sarmento dan Angela, pemilik warung di Rua Direitos Humanos] Redaksi Direito Pemimpin Redaksi: Rui Viana Editor: TI Lay Out: Quim Staff & Reporter: Neves, Rodrigues, Exposto, Silva, Borges, Julio, Bangbo 8 Direito Maret 2000

Job Diagnostic Survey (JDS)

Job Diagnostic Survey (JDS) Job Diagnostic Survey (JDS) Bagian Satu Kuesioner bagian ini meminta Anda untuk menggambarkan pekerjaan Anda, secara seobjektif. Contoh pertanyaan dan cara menjawabnya sebagai berikut: Sejauh mana pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. jenis kelamin (b) tingkat pendidikan (c) pekerjaan (d) masa kerja:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. jenis kelamin (b) tingkat pendidikan (c) pekerjaan (d) masa kerja: BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah sejumlah masyarakat Desa Costa yang diambil sebagai sampel yaitu sebanyak 100 orang secara

Lebih terperinci

Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia

Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia Yayasan HAK Jl. Gov. Serpa Rosa T-091, Farol Dili - Timor Lorosae Tel/Fax.: + 313323 e-mail: yhak@minihub.org Direito Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia Editorial Lolos dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya.

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/14

REGULASI NO. 2000/14 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa- Bangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/14 10

Lebih terperinci

Dengan terbitan nomor ini, Bulletin La o Hamutuk memulai volume ketiganya. Sejak dua tahun yang lalu, kami

Dengan terbitan nomor ini, Bulletin La o Hamutuk memulai volume ketiganya. Sejak dua tahun yang lalu, kami Buletin La o Hamutuk Vol. 3, No. 1 Pebruari 2002 Dengan terbitan nomor ini, Bulletin La o Hamutuk memulai volume ketiganya. Sejak dua tahun yang lalu, kami meneliti dan menjelaskan beberapa institusi international

Lebih terperinci

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR UNITED NATIONS NATIONS UNIES United Nations Transitional Administration Administration Transitoire des Nations Unies in East Timor au Timor Oriental UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA I. UMUM Bahwa hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/11

REGULASI NO. 2000/11 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/11 6 Maret

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

Tentang Pendirian Kantor Catatan Sipil demi Timor Lorosae

Tentang Pendirian Kantor Catatan Sipil demi Timor Lorosae PERSERIKATAN BANGSA-BANGS Administrasi Transisi Perserikatan Bang bangsa di Timor Lorosae UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Natio Unies in au Timor Oriental UNTAET/REG/2001/3 16 March

Lebih terperinci

AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS

AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS Tanggal Embargo: 13 April 2004 20:01 GMT Indonesia/Timor-Leste: Keadilan untuk Timor-Leste: PBB Berlambat-lambat sementara para pelaku kejahatan bebas berkeliaran Pernyataan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/8 TENTANG PENDIRIAN REZIM UNTUK MENGATUR LALU LINTAS DI TIMOR LOROSAE

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/8 TENTANG PENDIRIAN REZIM UNTUK MENGATUR LALU LINTAS DI TIMOR LOROSAE UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration Unies in East Timor UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Nations au Timor Oriental UNTAET/REG/2001/8 Juni 26 2001 REGULASI NOMOR

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2002/2 5 March 2002 REGULASI NO.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PASAR PADA SALURAN PEMASARAN KOPI ORGANIK DI SUBDISTRITO AINARO VILA, DISTRITO AINARO, TIMOR-LESTE

ANALISIS KINERJA PASAR PADA SALURAN PEMASARAN KOPI ORGANIK DI SUBDISTRITO AINARO VILA, DISTRITO AINARO, TIMOR-LESTE LAMPIRAN Lampiran 1 : Panduan Kuesioner untuk Petani Kuesioner penelitian dengan judul : ANALISIS KINERJA PASAR PADA SALURAN PEMASARAN KOPI ORGANIK DI SUBDISTRITO AINARO VILA, DISTRITO AINARO, TIMOR-LESTE.

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL)

A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) Tel: 77289241 or 77179655 / 77402231 e-mail: lanarra.del@gmail.com, atino@laohamutuk.org

Lebih terperinci

(THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL)

(THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) Tel: +670-77289241 ka +670-77179655 / +670-77402231 e-mail: lanarra.del@gmail.com,

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/09

REGULASI NO. 2000/09 UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/9 25 February 2000 REGULASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, Copyright (C) 2000 BPHN UU 5/1998, PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NO. 2001/02

UNTAET REGULASI NO. 2001/02 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-bangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/2 16

Lebih terperinci

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH 1 PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * I. PENDAHULUAN Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH Hukum itu akal, tetapi juga pengalaman. Tetapi pengalaman yang diperkembangkan oleh akal, dan akal

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan

Lebih terperinci

Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana.

Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana. Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana. Konstitusi adalah... hukum dasar suatu negara. Konstitusi adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengantar Pembahasan pada bab ini tentang sejarah singkat pemerintahan Timor Leste dan pra kondisi penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) Tertanggal 16 Desember 1966, Terbuka untuk penandatanganan Ratifikasi dan Aksesi MUKADIMAH Negara-negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Tidak pidana korupsi di Indonesia saat ini menjadi kejahatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Pidana merupakan bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang dibuat oleh penguasa untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang membedakan

Lebih terperinci

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK (STUDI KASUS POLRESTA SURAKARTA) SKRIPSI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan

Lebih terperinci

MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL. Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si

MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL. Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara Hukum ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 setelah perubahan ketiga. Hal ini berarti bahwa di dalam negara Republik

Lebih terperinci

3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet.

3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet. LAMPIRAN a. Pra Pristiwa 1. Bahwa berdasarkan penuturan adik korban, korban memiliki hubungan pertemanan bersama salah satu pelaku, Abiatar. Mereka seringkali minum sagero 1 bersama. Abiatar kerap meminta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di Indonesia saat ini semakin meningkat, melihat berbagai macam tindak pidana dengan modus tertentu dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rangkaian panjang dalam proses peradilan pidana di Indonesia berawal dari suatu proses yang dinamakan penyelidikan. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP. Oleh : LBH Jakarta

JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP. Oleh : LBH Jakarta JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP Oleh : LBH Jakarta 1. PENGANTAR Selama lebih dari tigapuluh tahun, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau KUHAP diundangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KARENA SALAH TANGKAP DAN MENAHAN ORANG MUHAMMAD CHAHYADI/D Pembimbing:

TINJAUAN HUKUM TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KARENA SALAH TANGKAP DAN MENAHAN ORANG MUHAMMAD CHAHYADI/D Pembimbing: TINJAUAN HUKUM TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KARENA SALAH TANGKAP DAN MENAHAN ORANG MUHAMMAD CHAHYADI/D 101 10 308 Pembimbing: 1. Dr. Abdul Wahid, SH., MH 2. Kamal., SH.,MH ABSTRAK Karya ilmiah ini

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2001/06

REGULASI NO. 2001/06 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/6 5 June

Lebih terperinci

Submisaun ba Komisaun A, Parlamentu Nasional Republika Demokratika Timor-Leste. Husi La o Hamutuk. Kona-ba esbosu lei

Submisaun ba Komisaun A, Parlamentu Nasional Republika Demokratika Timor-Leste. Husi La o Hamutuk. Kona-ba esbosu lei La o Hamutuk Instituto Timor-Leste ba Analiza no Monitor Desenvolvimento 1/1a Rua Mozambique, Farol, (P.O. Box 340) Dili, Timor-Leste Tel: +670-3325013 ka +670-7234330 email: info@laohamutuk.org Web: http://www.laohamutuk.org

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 22 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penahanan Aung San Suu Kyi 1. Pengertian Penahanan Penahanan merupakan proses atau perbuatan untuk menahan serta menghambat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2006),

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran

Lebih terperinci

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2001/18

REGULASI NO. 2001/18 UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/18 21 Juli 2001 REGULASI NO.

Lebih terperinci

Setiap negara perlu untuk mengatur sumber daya

Setiap negara perlu untuk mengatur sumber daya Buletin La o Hamutuk Vol. 5, No. 1 Januari 2004 Otoritas Perbankan dan Pembayaran Untuk definisi dari kata-kata yang dicetak tebal, lihat daftar istilah di halaman 5. Setiap negara perlu untuk mengatur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 215/KMA/SK/XII/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 215/KMA/SK/XII/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 215/KMA/SK/XII/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG

Lebih terperinci

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak Melindungi Hak-Hak Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan K o n v e n s i 1 9 5 4 t e n t a n g S t a t u s O r a n g - O r a n g T a n p a k e w a r g a n e g a r a a n SERUAN PRIBADI DARI KOMISIONER TINGGI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia RISALAH KEBIJAKAN Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia LBH Jakarta November 2015 Tim Penyusun: Alldo Fellix Januardy, Yunita, & Riesqi Rahmadhiansyah RISALAH KEBIJAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hak asasi manusia (selanjutnya disingkat HAM) yang utama adalah hak atas kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan

Lebih terperinci

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007 PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK Supriyadi W. Eddyono, S.H. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Jl Siaga II No 31 Pejaten Barat, Jakarta 12510 Telp

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT, PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA, SERTA HAK JABATAN FUNGSIONAL JAKSA

Lebih terperinci

RUU Perlindungan Korban dan Saksi Draft Sentra HAM UI dan ICW, Juni 2001 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

RUU Perlindungan Korban dan Saksi Draft Sentra HAM UI dan ICW, Juni 2001 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG !"#$%&'#'(&)*!"# $%&#'''(&)((* RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERLINDUNGAN KORBAN DAN SAKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pelanggaran hukum yang menjadi perhatian adalah pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus pelanggaran hukum tersebut.

Lebih terperinci

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D 101 10 523 Abstrak Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan Pendahuluan Kekerasan apapun bentuknya dan dimanapun dilakukan sangatlah ditentang oleh setiap orang, tidak dibenarkan oleh agama apapun dan dilarang oleh hukum Negara. Khusus kekerasan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Baru dua tahun yang lalu militer Indonesia (TNI) dan

Baru dua tahun yang lalu militer Indonesia (TNI) dan ibuletin La o Hamutuk Vol. 2, No. 6 & 7 Oktober 2001 Keadilan untuk Timor Lorosa e? Baru dua tahun yang lalu militer Indonesia (TNI) dan pasukan-pasukan milisinya melancarkan teror dan penghancuran akhir

Lebih terperinci

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) Tentang: MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kerja sama Timor-Leste dan Kuba Di bidang Kesehatan

Kerja sama Timor-Leste dan Kuba Di bidang Kesehatan gratis gratis gratis gratis gratis gratis Buletin La o Hamutuk Vol. 9, No. 2 Agustus 2008 Kerja sama Timor-Leste dan Kuba Di bidang Kesehatan S etelah merdeka dari Indonesia, negara baru Timor- Leste dituntut

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL Studi ini bertujuan meneliti penyebab dan dampak konflik antara

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT, PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA, SERTA HAK JABATAN FUNGSIONAL JAKSA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, 1 WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa angkutan jalan sebagai salah

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme I. PARA PEMOHON 1. Umar Abduh; 2. Haris Rusly; 3. John Helmi Mempi; 4. Hartsa Mashirul

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Prinsip Dasar Peran Pengacara Prinsip Dasar Peran Pengacara Telah disahkan oleh Kongres ke Delapan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) mengenai Pencegahan Kriminal dan Perlakuan Pelaku Pelanggaran, Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNTAET INSTRUKSI NOMOR 5/2001 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN KENDARAAN BERMOTOR DI TIMOR LOROSAE

UNTAET INSTRUKSI NOMOR 5/2001 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN KENDARAAN BERMOTOR DI TIMOR LOROSAE UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Nations Unies au Timor Oriental UNTAET/DIR/2001/5 Juni 5 2001 INSTRUKSI NOMOR

Lebih terperinci