NASKAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENEGAH GAMPONG (RPJMG) TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENEGAH GAMPONG (RPJMG) TAHUN"

Transkripsi

1 Lampiran I Nomor 01 Tahun 2014 Tanggal 12 Februari 2014 NASKAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENEGAH GAMPONG (RPJMG) TAHUN GAMPONG JURONG GP. COT PALOH KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah Swt setelah melalui proses penggalian gagasan sampai musyawarah dalam rangka Menggagas Masa Depan Desa, penyusun yang terdiri dari sebagian anggota Tuha Peut dan Perangkat berhasil menyusun Dokumen RPJMG. RPJMG adalah bagian dari program perencanaan seluruh warga masyarakat yang menginginkan perubahan yang lebih baik di segala bidang. Masa Depan akan terlihat jika dimulai dengan perencanaan yang matang dan disertai kerja keras dan usaha untuk mewujudkannya. Dokumen ini mungkin masih kurang sempurna karena keterbatasan informasi dari dokumen terdahulu yang kurang lengkap, meskipun demikian dokumen ini sudah cukup mewakili aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen RPJMG ini. Harapan kami semoga Dokumen ini bisa menjadi tolok ukur Pembangunan di Jurong Gp. Cot Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie dan semoga seluruh Rencana Pembangunan bisa terealisasi dan kemajuan pesat bisa terlihat di Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie. Wassalamu alaikum Wr.Wb, 12 Februari 2014 Tim Penyusun Pemerintah

3 KEPUTUSAN TUHA PEUT GAMPONG JURONG GP. COT PALOH NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN RANCANGAN QANUN GAMPONG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH GAMPONG (RPJMG) TAHUN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA TUHA PEUT GAMPONG Menimbang a. bahwa sesuai ketentuan Pasal. 2 ayat 1 Peraturan Bupati Kabupaten Pidie Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran secara partisipatif bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan partisipasi, kesejahteraan serta pelayanan masyarakat gampong melalui pembangunan dalam skala gampong.; b. bahwa untuk melaksanakan pembangunan dalam skala gampong tersebut, pelaksanaannya sesuai sengan daftar skala prioritas pembangunan gampong baik fisik, ekonomi, sosial budaya, pelaynan umum, maka perlu dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJMG); c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu menetapkan Qanun tentang Rencan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMG) tahun ; d. bahwa untuk maksud tersebut di atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang telah disusun perlu ditetapkan melalui Qanun ; e. bahwa Qanun sebagaimana dimaksud huruf c. Disetujui bersama antara Keuchik dan Tuha Peut; f. bahwa untuk melaksanakan hal diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Tuha Peut; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Wilayah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 1999 Tentang penyelenggraan Keistimewaan Provinsi daerah Istimewa Aceh (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 3952); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tetang keuangan negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentikan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4386); 5. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006, tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Keuangan Desa; MEMUTUSKAN Menetapkan KESATU Menyetujui Rancangan Qanun Tentang Rencana Jangka Menengah (RPJMG) Tahun untuk ditetapkan menjadi Qanun. KEDUA Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan. Ditetapkan di Pada tanggal 12 Februari 2014 TUHA PEUT GAMPONG JURONG GP. COT PALOH KETUA ABUBAKAR KAOY

5 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Keputusan Tuha Peut... Daftar isi... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Pengertian... BAB II PROFILE GAMPONG Sejarah Asal usul/legenda Sejarah Pemerintahan Sejarah Pembangunan Kondisi Geografis Letak geografis gampong Kondisi Fisik Kondisi Demografis Kondisi Sosial Ekonomi Prasarana dan Sarana Data Pemerintahan... BAB III POTENSI DAN MASALAH Potensi Masalah... BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH GAMPONG Visi dan Misi Visi Misi Kebijakan Pembangunan Arah Kebijakan Pembangunan Program Pembangunan Strategi Pencapaian... BAB V PENUTUP...

6 DAFTAR LAMPIRAN 1. MASUKAN 1.1 Potret Daftar Masalah dan Potensi dari Potret Kalender Musim Daftar Masalah dan Potensi dari Kalender Musim Bagan Kelembagaan Daftar Masalah dan Potensi dari Bagan Kelembagaan PROSES 2.1 Penentuan Peringkat Masalah Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah Penentuan Peringkat Tindakan HASIL 3.1 Perencanaan Pembangunan yang dibiayai Swadaya Masyarakat dan Pihak Ketiga Perencanaan Pembangunan yang dananya tahun Agenda Panduan Kegiatan Antara Swadaya Dan Dana Yang Sudah Ada Tugas Pembantuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMG) Peringkatan Usulan Kegiatan Perencanaan Pembangunan berdasarkan RPJMG, tahun 2014 s/d Indikasi Perencanaan Pembangunan Desa dari RPJM-Desa Rencana Kerja Pembangunan ( RKPG ) Tahunan Berita Acara Musrenbang....

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan gampong di Aceh merupakan sebuah proses berkelanjutan. Saat ini pemerintah Aceh menempatkan gampong sebagai basis pembangunan. Pembangunan di gampong harus bisa menguatkan posisi dan merubah kondisi. Artinya menguatkan posisi gampong yang sebelumnya di pinggirkan menjadi subyek perubahan. diharapkan bisa merubah penghidupan masyarakat dari kondisi rentan menjadi memiliki daya tahan. Pembangunan gampong di Aceh memerlukan pendekatan yang komprehensif. Pendekatan ini mempunyai dimensi yang luas, yaitu menempatkan posisi setara antara negara dan masyarakat, memobilisasi sumberdaya dan menyiapkan perencanaan. Untuk mencapainya, perlu beberapa hal diperhatikan. Pertama, komitmen politik dan keberpihakan pemerintahan untuk isu-isu penguatan gampong. Kedua, pembangunan gampong membutuhkan arah dan pendekatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan, hak dan masalah-masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat lokal. Ketiga, menentukan pilihan prioritas bidang-bidang pembangunan gampong, hanya berfokus pada kebutuhan fisik melainkan juga perlu memperhatikan pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, dan juga pembangunan sumber daya manusia. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai keterpaduan dan keseimbangan pembangunan gampong, meliputi a. Perencanaan tahunan dari tahun pertama sampai tahun kelima merupakan perencanaan yang saling terkait dan berkelanjutan. Perencanaan bisa disebut berkelanjutan apabila perencanaan yang disusun pada setiap tahun mengacu pada evaluasi dan data basis pada tahun sebelumnya; b. Rencana program tahunan sebaiknya berorientasi pada tema besar penanggulangan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan, perbaikan kesehatan dan pendidikan; c. Rencana program sebaiknya disusun seimbang antara kegiatan fisik dan nonfisik; d. Substansi perencanaan harus berkualitas yaitu perencanaan yang menjawab kebutuhan, hak dan masalah yang dihadapi masyarakat gampong; e. Harus ada sinergi kebijakan antara Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota. Artinya jika Pemerintah Aceh mencanangkan gampong sebagai prioritas pembangunan, maka perencanaan kabupaten/kota juga harus fokus pada prioritas pembangunan gampong sebagaimana yang tertuang dalam perencanaan pembangunan gampong. sebagai pemerintahan otonom wajib menyusun perencanaan pembangunan sebagai pilar penyelenggaraan pembangunan gampong. Perencanaan pembangunan lima tahunan (RPJMG) dan tahunan (RKPG) harus diwujudkan dalam satu kesatuan perencanaan yang integral, menyeluruh yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Dokumen RPJMG dan RKPG, selain sebagai acuan tunggal pengelolaan pembangunan gampong juga harus diberlakukan sebagai dokumen politik, yakni kumpulan aspirasi dan harapan tertinggi masyarakat gampong akan program-program pembangunan yang sesuai dengan masalah, kebutuhan, dan potensi yang dimilikinya.

8 1.2. LANDASAN HUKUM Penyusunan dokumen Perencanaan Pembangunan didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4309); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. 9. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmu Dalam Provinsi Nanggro Aceh Darussalam; 10. Peraturan Bupati Pidie Nomor 3 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan (BKG); 11. Keputusan Bupati Pidie Nomor 74 Tahun 2008, tentang Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pembangunan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Dengan Pendekatan Partisipatif Kabupaten Pidie; 12. Qanun Nomor 1 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMG) tahun PENGERTIAN RPJMG adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan gampong, prioritas kewilayahan, kebijakan keuangan gampong dan program, disertai dengan rencana kerja. Dalam proses penyusunan RPJMG ini memperhatikan dan mengakomodir perencanaan-perencanaan Kabupaten yang telah tertuang di dalam RPJM-Kabupaten termasuk Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK). RPJMG disusun secara partisipatif dan

9 berfungsi sebagai acuan utama pelaksanaan pembangunan gampong yang ditetapkan dengan Qanun. Selain itu RPJMG juga dapat dijadikan acuan pembangunan gampong yang akan dilaksanakan oleh Pemerintahan untuk pelayanan kepada masyarakat yang lebih berdaya guna, dalam menyusun sasaran, program dan kegiatan Pembangunan juga untuk memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja Pemerintah sebagai wujud pertanggung jawaban dalam mencapai Visi, Misi dan tujuan Pemerintah. Sedangkan tujuan dan manfaat RPJMG secara rinci dijabarkan dibawah ini, yaitu sebagai berikut 1). Tujuan RPJMG a. Agar memiliki dokumen Perencanaan Pembagunan dalam lingkup skala yang berkesinambungan dalam waktu 5 10 tahun dengan menyelaraskan kebijakan Pembangunan, Kecamatan, maupun Kabupaten / Kota ; b. Sebagai dasar / pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di ; c. Sebagai masukan penyusunan RAPBG ; d. Disusunnya / dibuat rencana pembagunan jangka 5 (lima) tahunan yang dijabarkan dalam kegiatan Rencana Pembangunan Tahunan yang di sebut RKPG. 2). Manfaat RPJMG a. Lebih Menjamin Kesinambungan pembangunan ; b. Sebagai rencana induk pembangunan yang merupakan acuan pembangunan ; c. Pemberi arah kegiatan pembagunan ; d. Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program pembangunan dari Pemerintah ; e. Dapat mendorong pembangunan swadaya masyarakat. Dalam implementasinya RPJMG selanjutnya dijabarkan dalam RKPG sekaligus dengan penganggarannya didalam APBG. Penyusunan RPJMG memperhatikan 3 (tiga) aspek bahasan yang saling berkait sebagai kerangka dasar yang meliputi meliputi a. Fokus Masa Lalu gampong yang merupakan representasi masa lalu gampong dalam hal sejarah asal-usul, lembaga kepemerintahan dan pembangunan. b. Fokus Masa Kini yang merupakan gambaran kondisi gampong saat ini, meliputi kondisi potensi, peta sosial dan peran pelaku pembangunan gampong. c. Fokus Masa Depan merupakan harapan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat untuk kondisi gampong di masa mendatang baik dalam hal kelembagaan, ekonomi, dan fasilitas dasar umum lainnya.

10 PROFIL DESA 2.1. Sejarah Desa Asal-usul/Legenda Desa Dahulunya daerah ini hanya dijadikan sebagai areal pertanian sebagian masyarakat Padang Tiji, dikarenakan daerah ini terkenal dengan kesuburannya. Waktu berganti waktu, hari berganti hari jumlah masyarakat yang membuka lahan didaerah ini semakin banyak, sehingga timbul ide untuk membuat gubuk-gubuk sebagai tempat persinggahan, jika sewaktu-waktu cuaca mendukung untuk kembali kedesanya masing-masing. Secara kebetulan gubuk-gubuk yang mereka bangun sangat berdekatan, bisa dikatakan gubuk yang mereka bangun berada pada satu areal yang khusus yang bertujuan untuk keamanan meraka bersama, dikarenakan dahulunya didaerah ini sangat banyak binatang buasnya. Seiring berjalannya waktu jumlah gubuk yang terbangun semakin banyak, sehingga membuat sebagian dari mereka menjadikan tempat ini sebagai tempat menetap, semakin lama masyarakat yang menetappun semakin banyak. Dengan bertambahnya jumlah masyarakat yang menetap menjadikan daerah ini layaknya sebuah desa, dikarenakan mereka sering melakukan ritual adat layaknya yang mereka lakukan didaerah mereka masing-masing. Yang membedakan hanya tempat mereka menetap saja. Untuk hal-hal yang lainnya mereka juga selalu memusyawarahkan bersama, misalnya; kapan harus mulai turun kesawah beserta melakukan kendurinya. Dikarenakan mayoritas dari masyarakatnya beragama islam, maka untuk kegiatan keagamaan mereka juga membangun sebuah surau yang sederhana secara bergotong royong. Surau ini hanya digunakan untuk kegiatan keagamaan, akan tetapi juga digunakan sebagai tempat mereka memusyawarahkan kegiatan sosial lainnya. Rutinitas ini terus berlanjut, sehingga timbul keinginan dari mereka untuk menjadikan wilayah ini sebagai bentuk sebuah desa, yang memiliki pemerintahan yang tetap. Sehingga terbentuklah satu desa baru diwilayah kecamatan Padang Tiji dengan nama Jurong Cot atau sering disebut dengan Cot. Sulit menemukan rujukan mengapa daerah itu disebut dengan Cot. Dari cerita orang tua, dikisahkan disana bahwa dulunya diantara gampong-gampong yang ada disekitaran Padang Tiji salah satu nya terdapat gampong yang memiliki luas arealnya sangat luas, akan tetapi wilayahnya memiliki dataran yang lebih tinggi dari pada desa-desa yang berdekatan dengan desa ini, sehingga dalam bahasa aceh di sebut Cot, Cot artinya tinggi atau bukit. Profesi mayoritas masyarakat setempat pada zaman dulu adalah petani. Seiring dengan evolusi masa, perkembangan profesi masyarakat mulai menemukan keberagaman. Namun profesi sebagai petani tetap bertahan hingga sekarang. Jenis pertanian berupa padi, pinang, pisang, cokelat, dan cabai merupakan bentuk kegiatan pertanian yang sudah lama berlangsung Sejarah Pemerintahan Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim Perencanaan dari narasumber yang masih ada digampong, maka sejarah Pemerintahan Cot dapat ditelusuri sebagai mana termuat dalam tabel berikut berikut

11 Tabel 1 Sejarah Pemerintahan No Tahun Nama Keuchik Kondisi Pemerintahan Nara Sumber Keterangan Ibrahim Asyed Sistem pemerintahan traddisional. Tgk. M. Isa Belum ada peraturan yang jelas. Belum ada tupoksi pemerintahan gampong. Hanya terdiri dari geuchik dan wakil geuchik Syamaun Tidak ada struktur pemerintahan. Zainal Abidin Semua keputusan masih didominasi oleh keuchik. Belum ada pelayanan pemerintah kepada masyarakat Abubakar Struktur pemerintahan dilengkapi sesuai dengan UU No. 5 tahun 1979, seperti LKMD, sekdes yang membantu keuchik. Usman Masa jabatan keuchik terbatas M. Yusuf Diberlakukannya UU No. 5 tahun 1979 tentang desa nama gampong diganti dengan desa. Ridwan Struktur pemerintahan dilengkapi sesuai dengan UU No. 5 tahun 1979, seperti LKMD, sekdes desa yang membatu keuchik. Masa jabatan terbatas Abubakar Kaoy Sudah ada pemerintahan yang lengkap. Abubakar s/d sekarang Masa jabatan keuchik 8 tahun Keuchik menjabat selama dua periode menjadi 16 tahun Mulai terjadi penataan/pembangunan infrastruktur gampong. Saruni Nurdin Berlakunya UU No. 11 tahun Nama desa diubah menjadi gampong. Terjadi pergantian nama perangkat gampong, seperti; keuchik, tuha 4, imam meunasah. Tgk. M. Saleh

12 Struktur pemerintahan jelas, namun bbelum lengkap dengan tupoksi yang jelas. Pemilihan tuha 4 sebagai legislatif gampong. Pemilihan keuchik melalui pilkades, yang dipilih secara langsung. diwajibkan penyusunan (RPJMG, RKPG) & penganggaran (APBG) Sejarah Pembangunan Adapun Sejarah Pembangunan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Tabel 2 Sejarah Pembangunan No Tahun Peristiwa Dampak Nara Sumber Keterangan Pembangunan Meunasah Pembangunan Jalan Pembangunan Kuburan Umum Tersedianya tempat ibadah. Tersedianya tempat berkumpulnya masyarakat dalam melakukan musyawarah. Memudahkan masyarakat dalam mengangkut hasil pertanian. Memudahkan transportasi dalam desa. Menunjukkan kebersamaan masyarakatnya yang luar biasa. M. Isa, YS Ukuran 12x12m, dibangun dengan kayu M. Yusuf Panjang jalan 1 km M. Isa, YS Luas areal kuburan 1 ha Pembangunan Jembatan Memudahkan masyarakat dalam mengangkut hasil pertanian. Abu bakar Ukuran 4x3m Memudahkan transportasi dalam desa Pembangunan Jaringan Listrik (PLN) Aktivitas keagamaan di meunasah lebih lancar dimalam hari. Peralatan Elektronik dapat difungsikan. Ridwan Pemasangan listrik hanya pada 50 kk Masyarakat lebih mudah dalam memperoleh informasi dari media elektronik. Penerangan desa yang lebih baik Pembangunan WC Meningkatkan kebersihan dan kesehatan masyarakat. M. Saleh Ukuran 2x3m

13 Pembangunan WC Meningkatkan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Abubakar Kaoy 2 unit dgn ukuran 2x3m Pembangunan Lorong-lorong Pembangunan Balai Pengajian Pembangunan lapangan Voley Meningkatkan sarana transportasi dalam desa. Bertambahnya rumah-rumah. Majelis ta lim semakin bertambah. Meningkatkan sarana olah raga pemuda. M. Yunus Ada 4 lorong, masingmasing berukuran lebar 2 meter, panjang m M. Hasan 1 unit 1 unit, ukuran 2,5 x 12 m Pembangunan jembatan, saluran, jalan Memudahkan masyarakat dalam mengangkut hasil panen. Menghindari banjir dimusim hujan. Saruni Nurdin 1 unit jembatan, 575 meter saluran, 420 meter jalan 2.2 Kondisi Geografis gampong Letak Geografis merupakan salah satu dari 64 gampong di wilayah Kecamatan Padang Tiji. terletak di tengah-tengah pusat Kecamatan Padang Tiji dengan luas wilayah 725,5 Ha, adapun batas-batas wilayah gampong adalah sebagai berikut Utara Cot Keutapang Selatan Suyo Timur Barat Trieng Pulo Hagu Tanjong Kondisi Fisik Dasar Kondisi fisik dasar gampong dari dapat di lihat dari segi pemanfaatan lahan. dengan luasnya 413,5 Ha, dalam pemanfaatan lahan dikelompokkan kedalam 5 (Lima) bagian yaitu

14 1. Luas pemukiman 2. Luas persawahan 3. Luas perkebunan 4. Luas kuburan 5. Luas pekarangan 6. Luas taman 7. Perkantoran 8. Luas prasarana umum lainnya Total Luas 60 ha/m2 180 ha/m2 60 ha/m2 1 ha/m2 112 ha/m2 - ha/m2 0,5 ha/m2 - ha/m2 413,5 ha/m2 Permukaan tanah dari gampong berbentuk rata dan datar, dengan struktur dasar tanah berupa tanah liat Kondisi Demografis a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur A. Jumlah Kepala Keluarga B. Jumlah laki-laki bulan 2. > 1 - < 5 tahun < 7 tahun tahun 5. > tahun 6. > 56 tahun C. Jumlah perempuan bulan 2. > 1 - < 5 tahun < 7 tahun tahun 5. > tahun 6. > 56 tahun 164 KK 300 orang 5 orang 50 orang 50 orang 45 orang 90 orang 60 orang 356 orang 10 orang 56 orang 80 orang 30 orang 160 orang 50 orang b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jender 1. Jumlah penduduk 2. Jumlah laki-laki 3. Jumlah perempuan 4. Jumlah janda 5. Jumlah duda 6. Jumlah anak yatim 7. Jumlah fakir miskin tahun 9. > tahun 10. > 56 tahun 656 orang 300 orang 356 orang 30 orang 20 orang 30 orang 102 orang 75 orang 250 orang 110 orang

15 c. Data Tingkat Pendidikan Masyarakat 1. Jumlah penduduk buta huruf 2. Jumlah penduduk tamat SD/MIN 3. Jumlah penduduk tamat SD/MIN 4. Jumlah penduduk tamat SLTP/MTsN 5. Jumlah penduduk tamat SMU/MAN 6. Jumlah penduduk tamat D-1 7. Jumlah penduduk tamat D-2 8. Jumlah penduduk tamat D-3 9. Jumlah penduduk tamat S Jumlah penduduk tamat S Jumlah penduduk tamat S-3 d. Agama 1. Islam 2. Kristen 3. Katholik 4. Hindu 5. Budha 6. Khonghucu 7. Kepercayaan Kepada Tuhan YME 20 orang 300 orang 183 orang 80 orang 5 orang 6 orang 10 orang 656 orang... orang... orang... orang... orang... orang... orang e. Kesejahteraan Keluarga 1. Jumlah keluarga sangat miskin (fakir) 2. Jumlah keluarga miskin 20 keluarga 30 keluarga 45 jiwa 67 jiwa 2.3 Kondisi Sosial Ekonomi f. Kekayaan 1. Tanah Kas /Desa 2. Pasar 3. Pasar Hewan 4. Tambatan Perahu 5. Tempat pelelangan ikan yang dikelolah oleh 4 Ha - unit - unit - buah - buah - buah

16 g. Mata Pencaharian Masyarakat 1. Sektor Pertanian Petani Buruh tani Pemilik usaha pertanian 2. Sektor Perkebunan Buruh perkebunan Karyawan perusahaan perkebunan Pemilik usaha perkebunan 3. Sektor Peternakan Buruh usaha peternakan Pemilik usaha peternakan 4. Sektor Perikanan Nelayan Pemilik usaha perikanan Buruh usaha perikanan 5. Sektor Kehutanan Pemilik usaha pengolahan hasil hutan Buruh usaha pengolahan hasil hutan Pengumpul hasil hutan 6. Sektor Pertambangan dan Bahan Galian C Penambang galian C kerakyatan/perorangan Pemilki usaha pertambangan skala kecil dan besar Buruh usaha pertambangan 7. Sektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Montir Tukang batu Tukang kayu Tukang sumur Tukang jahit Tukang kue Tukang anyaman Tukang rias Pengrajin industri rumah tangga lainnya Sektor Industri Menengah dan Besar Karyawan perusahaan swasta Karyawan perusahaan pemerintah Pemilik perusahaan 9. Sektor Perdagangan Pengusaha perdangan hasil bumi Buruh jasa perdangan hasil bumi 120 orang 40 orang 120 orang 20 orang 10 orang

17 10. Sektor Jasa Pegawai Negeri Sipil TNI Polri Bidang Dukun Dokter Dosen Guru Pensiunan PNS Pensiunan TNI/Polri Pengacara Notaris Tidak mempunyai mata pencaharian tetap Jasa penyewaan peralatan pesta 8 orang 4 orang 2 orang 40 orang 2.4 Prasarana dan Sarana h. Prasarana dan Sarana Kantor Keuchik 1. Kantor Geuchik/Kepala Desa 2. Kondisi Kantor Keuchik/ Kepala Desa 3. Balai Musyawarah 4. Listrik 5. Air Bersih 6. Telepon ada ada i. Prasarana dan Sarana Kesehatan 1. Rumah sakit umum 2. Puskesmas 3. Puskesmas pembantu 4. Poliklinik 5. Apotik 6. Posyandu 7. Toko obat 8. Balai Pengobatan masyarakat yayasan/swasta 9. Rumah bersalin 10. Balai Kesehatan ibu dan anak 11. dst 1. Dokter umum 2. Dokter gigi 3. Dokter spesialis lainnya 4. Para medis 5. Dukun bersalin 6. Bidan 7. Dukun pengobatan alternatif... orang... orang... orang... orang... orang

18 1. Jumlah keluarga menggunakan sumur gali 2. Jumlah keluarga pelanggan PDAM 3. Jumlah keluarga menggunakan Penampung Air Hujan 3. Jumlah keluarga menggunakan sumur pompa 4. Jumlah keluarga menggunakan air sungai 5. Jumlah keluarga menggunakan mata air 164 keluarga... keluarga... keluarga... keluarga... keluarga... keluarga j. Prasarana Pendidikan Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar/sederajat SPM/sederajat SMU dan MAN sederajat Perguruan Tinggi Lembaga pendidikan agama ada ada ada Jumlah perpustakaan /Desa Jumlah taman bacaan /Desa... unit... unit k. Prasarana dan Kondisi Irigasi 1. Panjang saluran primer 2. Panjang saluran sekunder 3. Panjang saluran tersier 4. Jumlah pintu pembagi air 800 meter 700 meter 600 meter meter l. Prasarana Peribadatan 1. Jumlah mesjid 2. Jumlah mushola/surau/meunasah - unit 1 unit m. Prasarana Olah Raga 1. Lapangan bola kaki 2. Lapangan volly 3. Lapangan bulutangkis 4. Lapangan tenis 5. Lapangan basket 6. dst.. buah 1 buah... buah... buah... buah... buah

19 n. Prasarana dan Sarana Transportasi Jenis Volume Kondisi 1. Panjang jalan aspal 2. Panjang jalan tanah 3. Panjang jalan sirtu 500 meter 500 meter 1500 meter Baik Baik rusak 1. Angkutan Umum (angkot) 2. Becak 3. Ojek... unit... unit - unit o. Prasarana Komunikasi dan Informasi 1. Telepon umum 2. Wartel 3. Warnet 4. Sinyal telepon selurer/handphone 5. Kantor pos 6. TV untuk umum 7. Koran/surat kabar Ada Ada Ada p. Prasarana Penerangan Aliran listrik PLN Ada q. Prasarana dan Sarana Kebersihan 1. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 2. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 3. Truck/Gerobak sampah 4. Tempat pengelolaan sampah 5. WC Umum 4 unit

20 2.5 Data Pemerintahan a. Keuchik b. Sekretaris b. Imuem Meunasah c. Tuha Peut d. Perangkat Unsur Staf 2. Kaur Pemerintahan 3. Kaur Perencanaan dan Pembangunan 4. Kaur Keistimewaan Aceh dan Kesos 5. Kaur Trantibmas 6. Kaur Pemberdayaan Perempuan 7. Kaur Pemuda 8. Kaur Umum 9. Kaur Keuangan Unsur Pelaksana Husaini Iskandar Tgk. M. Saleh Abubakar Kaoy Nazaruddin Tgk. A. Wahab Hasan 1. Tuha Adat 2. Keujruen Blang 3. Peutua Seuneubok 4. Pawang Laot 5. Haria Peukan 6. Lainya, sebutkan M. Nur Unsur Wilayah 1. Kepala Dusun/Jurong 2. Kepala Dusun/Jurong 3. Kepala Dusun/Jurong M. Jali Ali Junaidi Samsul Bahri

21 3.1 Potensi BAB III POTENSI DAN MASALAH Pembangunan adalah usaha untuk dapat meningkatkan manfaat dari sumberdaya dengan cara memamfaatkan dan efisiensi sumberdaya atau potensi yang ada. memiliki potensi ataupun sumberdaya alam, Buatan dan sumberdaya manusia yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan gampong, yang lebih jelasnya dapat dilihat dalam Table Potensi dibawah ini SUMBER DAYA URAIAN LOKASI VOLUME PELUANG RESIKO SUMBER DAYA ALAM Lahan Permukiman Lahan Persawahan Lahan Perkebunan Masyarakat Lahan Kuburan Lahan Perkarangan Lahan Perkantoran SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Penduduk Tamat SD Tamat SLTP Tamat SMU Tamat Perguruan Tinggi Tidak Sekolah 60 Ha 180 Ha Pembangunan Rumah baru untuk penduduk Penghasilan pangan pokok, sayur mayur, palawija lainnya. 60 Ha Penghasilan agrobisnis 1 Ha 12 Ha 0,5 Ha Dapat dijadikan perkuburan umum yg terstruktur rapi. Dapat dijadikan lahan sampingan utk kegiatan pertanian tanaman muda Pembangunan Kantor pemerintah & swasta 656 Jiwa Peningkatan Ketrampilan 300 Orang Peningkatan Ketrampilan 183 Orang Peningkatan Ketrampilan 80 Orang Peningkatan Ketrampilan 21 orang Peningkatan Ketrampilan 20 Orang Peningkatan Ketrampilan Sengketa lahan dengan pemilik sah Sengketa lahan dengan pemilik sah Sengketa lahan dengan pemilik sah Keluarga setuju relokasi kuburan Sengketa lahan dengan pemilik sah Sengketa lahan dengan pemilik sah Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat

22 SUMBER DAYA EKONOMI Kelompok SPP Koperasi BUMG Pengusaha SUMBER DAYA SOSIAL Majelis Ta lim/ Pengajian Gotong Royong Tuha Peut PKK Kaur Desa Imum Meunasah Karang Taruna SUMBER DAYA BUATAN Meunasah Balai Pengajian Jalan dan Lorong Desa Saluran Irigasi & Saluran Pembuang WC 3 Klp Dapat tumbuh keuanggan wanita Dapat mengembangkan usaha 1 Klp Peningkatan Ilmu Agama 2 Kali/ Bulan 9 Orang 1 Klp 3 Orang 1 Orang 1 Klp Persatuan Masyarakat Penengah dlm Penyelesaian masalah Peningkatan Kesejahteran Klp Wanita Peningkatan Adm Pemerintahan Ketua Pembinaan Keagamaan di Peningkatan Organisasi Kepemudaan 1 unit Peningkatan Ilmu Agama 4 Kali/ Bulan 2100 m 1300 M 4 Unit Persatuan Masyarakat Penengah dlm Penyelesaian masalah Gp Peningkatan Kesejahteran Klp Wanita Perbaikan sarana sanisitas yang layak Peningkatan Ekonomi Masyarakat Modal terbatas Terarahnya Ibadah Masyarakat Kebersihan Lingkungan Memudahkan Administrasi desa Memudahkan Administrasi desa Memudahkan Administrasi desa Memudahkan Administrasi desa Memudahkan Administrasi desa Terarahnya Ibadah Masyarakat Kebersihan Lingkungan Memudahkan Administrasi gampong Memudahkan Administrasi gampong

23 3.2 Masalah Permasalahan yang dari hasil pengkajian masalah berdasarkan potret gampong, kelender musim dan bagan kelembagaan yang ada di gampong dan perlu di tangani dalam tahun adalah sebagai berikut NO MASALAH POTENSI 1 Sumber daya air untuk persawahan masih terbatas karena tergolong sawah tadah hujan Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 2 Kualitas jalan yang sudah Tidak layak dilalui oleh warga Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 3 Kualitas jalan yang sudah Tidak layak dilalui oleh warga Tenaga kerja, Tanah timbun 4 Tidak mempunyai tempat wudhuk khusus Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 5 Tidak adanya jalan untuk akses ekonomi warga Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 6 Tidak ada tempat sanitasi yang layak Kayu, Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 7 Lahan tidur yang belum tergarap masih sangat luas Petani, Lahan 8 Musim tanam yang serentak Tenaga Teknis

24 NO MASALAH POTENSI 9 Minimnya bahan bacaan untuk santri pada pesantren Santri, pesantren (dayah) 10 Tidak adanya pusat administrasi / tempat berkantor para perangkat gampong Tenaga profesional, tukang, tenaga kerja 11 Belum adanya suatu badan usaha milik gampong yang dapat meningkatkan Penadapatan Asli (PAG) Kader Pemberdayaan, perangkat desa, kreditur bunga rendah, Pengurus 12 Usaha peternakan masih bersifat sambilan Peternak, areal peternakan 13 Lahan tidur yang belum tergarap masih sangat luas Petani, Lahan 14 Tidak ada sarana olahraga Tenaga profesional, tukang, tenaga kerja 15 Minimnya pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk dijadikan pupuk kompos calon peserta, perangkat gampong, trainer, modul 16 Tidak adanya fasilitas simpan pinjam di tingkat gampong Calon pengurus, kredit lunak, usaha rakyat 17 Tidak adanya tempat ibadah di tengah masyarakat Tenaga profesional, tukang, tenaga kerja

25 NO MASALAH POTENSI 18 Minimnya fasilitas keagamaan Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 19 Terjadinya pengikisan badan jalan Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 20 Jarak trasportasi antar wilayah sangat jauh karena dibatasi sungai Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 21 Banyak rumah yang Tidak layak huni Kayu, Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 22 Rata-rata pendidikan masyarakatnya hanya tamatan SMA Sarana Transportasi 23 Petani kesuulitan mengangkut hasil panen Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 24 Terjadinya genangan air di pemukiman penduduk Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja 25 Warga sulit melalui jalan karena kondisi pada saat musim hujan berlumpur Tenaga ahli, tukang, tenaga kerja

26 BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH GAMPONG 4.1 Visi dan Misi Visi Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan gampong. Penyusunan Visi ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di seperti Pemerintah, Tuha Peut, Imum Meunasah, Tokoh Masyarakat, tokoh Agama, Tokoh Perempuan dan masyarakat gampong pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di gampong seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan Padang Tiji mempunyai titik sektor Pertanian, perkebunan rakyat dan Perdagangan, maka berdasarkan pertimbangan diatas Visi adalah TERCIPTANYA PEMERATAAN PEMBANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG JURONG GP. COT PALOH Misi Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah agar tercapainya visi tersebut. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di realisasikan dengan program kegiatan sesuai dengan kebutuhan visi dan misi gampong. Sebagaimana penyusunan Visi, misi pun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Jurong Gp. Cot, sebagaiman proses yang dilakukan maka misi adalah 1) Menyelenggarakan Pemerintahan yang Transparan, Akuntabilitas, Partisipatif dan Responsif 2) Membangun sarana prasarana pertanian 3) Meningkatkan dan memberdayakan peran wanita dalam mengelola ekonomi keluarga 4) Mengembangkan kelompok-kelompok simpan pinjam 5) Membangun sarana dan prasarana umum untuk akses ekonomi 6) Mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 4.2 Arah kebijakan pembangunan Arah Kebijakan Pembangunan Kebijakan pembangunan gampong diarahkan kepada sistim pembangunan yang memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat bayak dan usaha peningkatan kesejahteraan hidup bagi seluruh masyarakat. Rumusan kebijakan tersebut adalah membangun dan memelihara berbagai prasarana dasar Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan Dan Lingkungan, Bidang Prasarana Umum, Bidang Ekonomi Koperasi Dan Usaha Masyarakat.

27 4.2.2 Program Pembangunan Berdasarkan analisa dan kajian permasalahan yang ada di serta kesepakatan segenap warga masyarakat dalam Musyawarah Pembangunan (Musrenbang), kegiatan Pembangunan Kecamatan Padang Tiji adalah dikonsepkan sebagai berikut a) Pembangunan Skala b) Pembangunan Skala Kabupaten c) Pembangunan Skala Provinsi d) Pembangunan Skala Nasional Dalam implementasinya pembangunan skala gampong tersebut selanjutnya dijabarkan dalam RKPG dengan penganggarannya didalam APBG Strategi Pencapaian Strategi pencapaian pembangunan gampong dilaksanakan dengan langkah langkah dan tahapan sebagai berikut a) Membuat Skala Prioritas Pembuatan skala prioritas ini bertujuan untuk mendapatkan prioritas masalah yang harus segera dipecahkan. Adapun teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan rangking dan pembobotan. b) Menyusun Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah Setelah semua masalah dirangking berdasarkan kriteria yang disepakati bersama, selanjutnya adalah menyusun alternatif tindakan yang layak. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan alternatif tindakan pemecahan masalah dengan memperhatikan akar penyebab masalah dan potensi yang ada. c) Menetapkan Tindakan Yang Layak Pada tahapan ini dipilih tindakan yang layak untuk memecahkan masalah yang ada. Dalam tahapan ini juga dipisahkan mana pembangunan skala dan pembangunan skala kabupaten.

28 BAB V PENUTUP Demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMG) ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan di Jurong Gp. Cot Kecamatan Padang Tiji tahun yang selanjutnya setiap tahun akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan (RKPG)., 12 Februari 2014 Keuchik HUSAINI

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Lebih terperinci

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DALAM KABUPATEN BIREUEN DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROFIL DAN POTENSI GAMPONG PUUK KECAMATAN KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE TAHUN 2016

GAMBARAN UMUM PROFIL DAN POTENSI GAMPONG PUUK KECAMATAN KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE TAHUN 2016 GAMBARAN UMUM PROFIL DAN POTENSI GAMPONG PUUK KECAMATAN KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE TAHUN 2016 KELOMPOK 84 KKN UNSYIAH 2016 PERIODE KE-X I. SEJARAH DAN PROFIL GAMPONG A. SEJARAH GAMPONG PUUK Tidak

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH BESAR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI ACEH BESAR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI ACEH BESAR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI ACEH BESAR Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pemerataan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

TENTANG SUMBER PENDAPATAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

TENTANG SUMBER PENDAPATAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG SUMBER PENDAPATAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUHANAHU WATA ALA BUPATI PIDIE, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat, BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG T PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA SERTA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017 DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017 Kode Desa (Kode PUM) :... Nama Desa/Kelurahan :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... Provinsi :... Tahun Pembentukan :... Dasar Hukum Pembentukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN Tahun 2016 Kode Desa (PUM) 3517070012 Desa/Kelurahan PULOSARI Kecamatan BARENG Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN Lamsenia Lamsenia Meunasah Bak U

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN Lamsenia Lamsenia Meunasah Bak U BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN Leupung merupakan salah satu kecamatan di kabupaten aceh besar sebelum tsunami memiliki luas ±7600 km 2, dengan penduduk berjumlah 8910 jiwa (Bunthok, 2005).

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Utara sebelah Utara : berbatasan dengan gampong Keuniree. Sebelah Timur : Berbatasan dengan gampong Tumpok 40

Utara sebelah Utara : berbatasan dengan gampong Keuniree. Sebelah Timur : Berbatasan dengan gampong Tumpok 40 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bekerja di berbagai bidang yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kompetensi dan dedikasi yang tinggi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Tengah dari Kabupaten Lampung Barat di Provinsi Lampung. 2. Potensi Sumber Daya Alam dan Mata Pencarian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Tengah dari Kabupaten Lampung Barat di Provinsi Lampung. 2. Potensi Sumber Daya Alam dan Mata Pencarian 45 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pekon Kampung Jawa 1. Potensi Pekon Kampung Jawa Pekon Kampung Jawa merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Pesisir Tengah dari Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kegiatan akademik yang bersifat sosial aplikatif, di mana saat kegiatan berlangsung mahasiswa dituntut untuk mengabdi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN

BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN A. Sejarah Desa Walikukun Pada jaman dahulu, yaitu sebelum tahun 1980 walikukun adalah nama kampung yang berada di wilayah Desa Mendaya

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang : a. bahwa lembaga adat yang berkembang dalam

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SUMBER KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SUMBER KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SUMBER KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN 2014-2018 DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 DESA KLEPU KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PERATURAN DESA KLEPU NOMOR

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN 3 TAHUN 2016

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN 3 TAHUN 2016 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN 3 TAHUN 2016 Kode Desa (Kode PUM) : 3207011002 Nama Desa/Kelurahan : KERTASARI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

12/16/2016 DATA POKOK DESA/KELURAHAN

12/16/2016 DATA POKOK DESA/KELURAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN Tahun 2016 Kode Desa (PUM) 3218032008 Desa/Kelurahan SINDANGSARI Kecamatan CIMERAK

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN DESA JATIROTO KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

QANUN MUKIM PALOH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN MUKIM PALOH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA QANUN MUKIM PALOH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA IMUEM MUKIM PALOH, Menimbang: a. Bahwa hutan adat mukim

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Desa Banyumas 1. Sejarah Berdirinya Desa Banyumas Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang undang No.2 Tahun 1999 tentang pemerintahan

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 11 TAHUN 2016

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 11 TAHUN 2016 PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BESARAN PENGHASILAN TETAP KEUCHIK DAN PERANGKAT GAMPONG, TUNJANGAN KEUCHIK, KEURANI GAMPONG DAN TUHA PEUT, OPERASIONAL TUHA PEUT DAN INSENTIF

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN... TAHUN...

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN... TAHUN... 2012, No.115 8 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..... TAHUN... 1. Nama

Lebih terperinci

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengamalan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dimana mahasiswa akan langsung berinteraksi dengan masyarakat guna menerapkan ilmu yang

Lebih terperinci

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR Y TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA

Lebih terperinci

I. CONTOH FORMAT BERITA ACARA MUSRENBANG GAMPONG

I. CONTOH FORMAT BERITA ACARA MUSRENBANG GAMPONG LAMPIRAN -1- PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG DAN ALOKASI BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH SERTA TATA CARA PENGELOLAANDAN PERTANGGUNGJAWABAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH BARAT DAYA BUPATI ACEH BARAT DAYA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA SHARING BANTUAN KEUANGAN PEUMAKMUE GAMPONG (DS-BKPG) DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2010 Menimbang :

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

MEMUTUSKAN : Menetapkan : SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN BINTAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN Tahun 2016 Kode Desa (PUM) 3672020011 Desa/Kelurahan MEKARSARI Kecamatan PULOMERAK Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. PENDIDIKAN, AGAMA, EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh Universitas Syiah Kuala dengan cara menerjunkan mahasiswa peserta

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Disampaikan pada Acara : Rapat Koordinasi dan Evaluasi PLPBK Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2014 Sabang, 5 November 2014 Disajikan Oleh :

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Bantarjo merupakan salah satu pedukuhan yang berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo Yogykarata, luas wilayah 96.5 ha,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA A. FORMAT RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA A.1 FORMAT

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2. Jarak Geografis INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR

2. Jarak Geografis INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR KECAMATAN PONTIANAK TIMUR TAHUN 2015 I. Indikator Penilaian Perlombaan Desa dan Kelurahan A. Orbitasi 1. Orbitasi Wilayah No Indokator Sun Indikator

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG DAN ALOKASI BAGIAN DARI HASIL PAJAK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten 47 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak pada 140 0 42 0-105 0 8 0 BT dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah : IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir 1. Lokasi Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kelurahan Tanjung Ratu Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Way Pengubuan,

Lebih terperinci

BERITA ACARA MUSRENBANG GAMPONG

BERITA ACARA MUSRENBANG GAMPONG LAMPIRAN PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG DAN ALOKASI BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH SERTA TATA CARA PENGELOLAANDAN PERTANGGUNGJAWABAN I.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Lokasi KKN

A. Gambaran Umum Lokasi KKN BAB I PENDAHULUAN Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu hal, pemberdayaan juga dapat didefinisikan memanfaatkan sumberdaya yang terdapat pada suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan geografis dan demografis. Keadaan geografis Kelurahan Sidomulyo Barat adalah kelurahan yang terletak di kecamatan tampan kota madya pekanbaru. Kelurahan

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab. PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab. Bogor 16760 PROFIL/RIWAYAT DESA CILEUNGSI Desa Cileungsi merupkan salah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Lokasi KKN Gambaran lokasi KKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Lokasi KKN Gambaran lokasi KKN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Lokasi KKN 1.1. Gambaran lokasi KKN Gampong Tibang merupakan salah satu gampong yang terletak di Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Batas-batas wilayah gampong

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN..

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN.. LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN MONOGRAFI DESA Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN.. 1. Nama Desa : 2. Tahun Pembentukan :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 23 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : KKN UNSYIAH PERIODE X TAHUN 2016 PROFIL GAMPONG KELOMPOK P88 KEUREUMBOK

DISUSUN OLEH : KKN UNSYIAH PERIODE X TAHUN 2016 PROFIL GAMPONG KELOMPOK P88 KEUREUMBOK PROFIL GAMPONG KEUREUMBOK DISUSUN OLEH : KKN UNSYIAH PERIODE X TAHUN 2016 KELOMPOK P88 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufiq dan hidayahnya

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman 50 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Gunung Batin Udik Luas wilayah Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah 36 BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN A. Pengertian dan Jenis-Jenis Jalan 1. Pengertian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten IV. GAMBARAN UMUM A. Geografis Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Luas Desa Taman Sari adalah seluas 2.118 ha/m2. meliputi lahan pemukiman

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BESAR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Sejarah Desa Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, bagian dari Kabupaten Tulang Bawang Barat, merupakan Desa Transmigrasi yang dibentuk pada

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL-USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

Lebih terperinci