Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang
|
|
- Ivan Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Reka Elkomika X Januari 2017 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.5 No.1 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang JAUZIE ARIEF, WALUYO, SYAHRIAL Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung ABSTRAK Gangguan hubung singkat sering terjadi pada operasi sistem tenaga listrik yang dapat menyebabkan kerusakan peralatan, kerugian ekonomi, dan keadaan terburuk yaitu kegagalan operasi sistem tenaga listrik. Pembangkit tenaga listrik UBP Kamojang memiliki 3 unit generator, dimana energi listrik yang dibangkitkan disalurkan ke G.I Kamojang dan untuk pemakaian sendiri yang terdiri dari beban motor listrik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengoperasian kembali unit 1 terhadap arus hubung singkat pada setiap busbar beban pemakaian sendiri dengan tiga skenario berbeda. Hasil simulasi hubung singkat terjadi penurunan arus hubung singkat awal (I k) dari skenario 2 ke skenario 3 pada bus SW.SB.3 sebesar 30,409 ka menjadi 30,378 ka. Arus hubung singkat puncak (I P ) sebesar 61,141 ka menjadi 61,093 ka, dan arus hubung singkat awal (I k) pada bus SW.SB 2 sebesar 6,363 ka menjadi ka, arus hubung singkat puncak (I P ) sebesar 15,631 ka menjadi 15,571 ka. Kata kunci: Arus, hubung singkat, scenario, pembangkit, motor listrik ABSTRACT Short circuit often occurs in the electric power system operations that can cause equipment damage, ecnomic loss, and the worst situation is failure of the power system operation. UBP Kamojang electric power generation has three generator units, where the electrical energy is generated to supply Kamojang substation and for selfconsumption which consist of electric motor loads. The purpose this study was to determine the operation effect of unit 1 to the short circuit on each busbar, selfconsumption load with three different scenarios. The results of short circuit simulation decline in the initial short circuit current (I k) from scenario 2 to scenario 3 on SW.SB 3 bus as 30,409 ka to be 30,378 ka. The peak current short circuit current (I P ) was 61,141 ka to be 61,093 ka, and the initial short circuit current (I k) on the SW.SB 2 bus was 6,363 ka to be 6,337 ka, and the peak short circuit current (I P ) was 15,631 ka to be 15,571 ka. Keywords: short circuit, electric power systems, generators, electric motor Jurnal Reka Elkomika - 1
2 Arief, Waluyo, Syahrial 1. PENDAHULUAN Hubung singkat merupakan hubungan konduksi sengaja atau tidak sengaja melalui hambatan atau impedansi yang cukup rendah antara dua atau lebih titik dimana dalam keadaan normal mempunyai beda potensial (IEC, 2001). Terjadinya hubung singkat mengakibatkan timbulnya lonjakan arus dengan magnitude lebih tinggi dari keadaan normal dan tegangan di tempat tersebut menjadi sangat rendah yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan, kerugian ekonomi, dan keadaan terburuk yaitu kegagalan operasi sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Sistem pembangkitan tenaga listrik UBP Kamojang memiliki 3 unit generator, yaitu 30 MW, 55 MW, 55 MW berturut-turut untuk unit 1, 2 dan unit 3. Energi listrik yang dibangkitkan oleh UBP Kamojang diperlukan untuk pemakaian sendiri, yang terdiri dari beban motor listrik dan disalurkan ke GI Kamojang yang terhubung dengan pembangkit unit 4 PGE 60 MW, PLTP Darajat 145 MW, dan PLTP Gunung Salak 220 MW. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak UBP Kamojang bahwa unit 1 mengalami gangguan yang menyebabkan tidak adanya suplai energi menuju beban pemakaian sendiri dan penyaluran daya melalui sistem interkoneksi 150 kv. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengoperasian kembali unit 1 terhadap arus hubung singkat pada setiap busbar beban pemakaian sendiri dengan kondisi tiga skenario. Proses perhitungan hubung singkat sistem pembangkit Kamojang sangat rumit jika dilakukan dengan perhitungan secara manual, sehingga untuk mempermudah perhitungan digunakan software (ETAP, 2013). 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Diagram Alir Penelitian Pada Gambar 1 ditunjukkan diagram alir yang memperlihatkan proses atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan secara sistematis dari awal hingga akhir penelitian. Berdasarkan gambar tersebut, langkah awal yang dilakukan adalah peninjuan sistem tenaga listrik dan pengumpulan data yang dibutuhkan, yaitu data peralatan elektrik seperti generator, transformator, beban, busbar, kabel penghantar, data pengaman, dan data power grid. Setelah data tersebut terpenuhi maka langkah selanjutnya adalah menentukan ketiga skenario pengoperasian unit 1 yang telah ditetap kan pihak UBP Kamojang. Proses simulasi perhitungan dilakukan setelah membuat representasi sistem tenaga dan menentukan study case dengan perhitungan standar IEC untuk ketiga skenario, apabila simulasi perhitungan sesuai kondisi di lapangan maka langkah selanjutnya dapat dilakukan analisis pengaruh pengoperasian kembali unit 1 terhadap arus hubung singkat pada setiap busbar beban pemakaian sendiri untuk ketiga skenario. Jurnal Reka Elkomika - 2
3 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang Mulai Peninjauan Sistem Tenaga Kelistrikan UBP Kamojang dan Persiapan Data Data: - Data Peralatan Elektrik - Data HV Circuit Breaker (KV,Amp) - Data LV Circuit Breaker (KV,Amp) - Data Fuse (KV,Amp) - Data Power grid (MVAsc,X/R) Menentukan Ketiga Skenario Pengoperasian Unit 1 Membuat Representasi Sistem Tenaga Pembangkitan Kamojang Menggunakan ETAP 12.6 Untuk Ketiga Skenario Menentukan Study Case Untuk Setiap Skenario (Standard,Faktor c,pemilihan bus gangguan) Simulasi Perhitungan Arus Hubung Singkat 3 Fasa Sesuai Tidak Ya Analisis Pengaruh Pengoperasian Kembali Unit 1 Terhadap Arus Hubung Singkat Pada Beban Pemakaian Sendiri Untuk Ketiga Skenario Kesimpulan Selesai Gambar 1. Flowchart penelitian 2.2 Data Penelitian Gambar 2 merupakan single line diagram pembangkit unit Kamojang yang menunjukkan konfigurasi sistem keseluruhan pembangkit dan data yang dibutuhkan untuk penelitian aliran daya pada beban pemakaian sendiri. Data tersebut dapat diperoleh dari UBP Kamojang. Jaringan 150 kv ditunjukkan dengan garis yang berwarna merah yang terdiri dari unit pembangkit Kamojang, Darajat, Bandung Selatan, dan beban menuju daerah Cikasungka. Warna hitam merupakan jaringan 20 kv yang disuplai untuk daerah Paseh, Samarang, dan Drawati. Jaringan 11,8 kv yang berwarna hijau merupakan unit pembangkit Kamojang, dan beban pemakaian sendiri terdapat pada jaringan 6,3 kv dan 0,38 kv. Jurnal Reka Elkomika - 3
4 Arief, Waluyo, Syahrial Gambar 2. Single line UBP Kamojang 2.3 Skenario Penelitian Aliran Daya Tabel 1 menunjukkan tiga skenario yang ditetapkan dalam menganalisis sistem tenaga pembangkit Kamojang agar tujuan dapat tercapai dalam pengoperasian kembali unit 1 (Indonesia Power, 2013). Adapun penjelasan dari ketiga skenario adalah sebagai berikut: a. Skenario pertama merupakan kondisi sistem pembangkitan Kamojang beroperasi secara normal tanpa pembangkit dari unit 1. Dalam sistem tenaga listrik Kamojang terdapat diesel generator yang terhubung pada busbar STT.SW.BOARD A ESSNTL dengan keadaan tidak disinkronkan. b. Skenario kedua adalah star-up unit 1, dimana proses suplai tegangan diperoleh dari bus station STATION SB. A 6,3 kv melalui trafo (T8) dari jaringan 150 kv dengan kondisi circuit breaker yang tertutup adalah 52ST8, 52ST2, 52ST3, 52U1C, dan 52S1C. c. Skenario ketiga setelah proses star up unit adalah proses unit 1 melakukan paralel generator ke sistem jaringan 150 kv melalui transformator step up (T1) dari 11,8 kv dengan kondisi circuit breaker yang tertutup adalah 52T1 dan circuit breaker yang terbuka adalah 52ST8, 52U1C, dan 52S1C. Tabel 1. Skenario penelitian pembangkitan UBP Kamojang Circuit Breaker Circuit Breaker Skenario Keterangan Asal Busbar yang Ditutup yang Dibuka 1 Sebelum Unit 1 Masuk Jaringan Kontribusi T8 Pada Unit 1 3 Setelah Unit 1 Masuk Jaringan Station SB.A - 52T8, 52ST8 52T2, 52T3 52U1C,52S1C 52T1-52T8, 52ST8 52U1C,52S1C Jurnal Reka Elkomika - 4
5 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang 2.4 Representasi Sistem Pembangkit Kamojang Single line diagram pada Gambar 2 direpresentasikan ke dalam pemodelan sistem tenaga menggunakan software ETAP, sehingga dapat mewakili sistem tenaga listrik Kamojang, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Gambar 3. Representasi simulasi pembangkitan UBP Kamojang 2.5 Simulasi Hubung Singkat Gambar 4 menunjukkan short circuit study case yang digunakan untuk mengontrol dan mengelola pengujian busbar gangguan, dan standar yang digunakan. Pengujian gangguan yang dipilih pertama adalah busbar SW.SB.23 yang merupakan busbar 0,38 kv unit 2. Perhitungan arus hubung singkat dapat dilakukan dengan 2 standar, yaitu; ANSI/IEEE dan IEC. Gambar 5 menunjukkan run short circuit untuk mendapatkan hasil arus hubung singkat dengan standar perhitungan menggunakan IEC Gambar 4. Study case mengenai skenario gangguan Gambar 5. Menu simulasi short circuit (ETAP, 2013) Jurnal Reka Elkomika - 5
6 Arief, Waluyo, Syahrial 2.6 Perhitungan Arus Hubung Singkat Standar IEC Perhitungan arus hubung singkat menggunakan standar IEC terdiri dari beberapa periode, yaitu; sub transient (X d), transient (X d), dan steady state (X d ) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Faktor tegangan (c) digunakan pada perhitungan arus hubung singkat maksimum dan minimum berdasarkan IEC Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Gambar 6. Gelombang arus hubung singkat dengan komponen AC dan perbedaan selama arus gangguan Tabel 2. Faktor tegangan untuk setiap sistem gangguan Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik yaitu hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, 2 fasa ke tanah, dan 1 fasa ke tanah. Dalam penelitian ini, jenis gangguan hubung singkat yang diuji adalah hubung singkat 3 fasa. Walaupun jenis gangguan hubung singkat 3 fasa bukan merupakan jenis gangguan yang paling sering terjadi dalam sistem, namun di dalam analisisnya arus hubung singkat 3 fasa adalah arus hubung singkat terbesar (Suhendra, 2009). Sumber arus hubung singkat dapat berasal dari generator, motor sinkron, dan motor asinkron. Perhitungan arus hubung singkat standar IEC 60909, diantaranya (Schlabbach, 2005) sebagai berikut. 1. Arus hubung singkat awal (I k) adalah nilai rms komponen simetris AC dari tempat gangguan pada saat hubung singkat terjadi jika impedansi arus hubung singkat pada kondisi nilai waktu nol. 2. Arus hubung singkat puncak (I P ) adalah nilai maksimum sesaat dari gangguan arus hubung singkat. (2) Jurnal Reka Elkomika - 6
7 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang Dengan k adalah suatu fungsi dari rasio R/X dan dapat dihitung dengan persamaan: 3. Arus hubung singkat breaking simetris (I B ) adalah nilai rms dari komponen AC simetris dari gangguan hubung singkat pada saat pemisahaan kontak dengan fase pertama dari perangkat switching. (4) Gambar 7 menunjukkan grafik perbandingan nilai rasio hubung singkat pada generator terhadap arus generator untuk menentukan nilai faktor (μ). (3) Gambar 7. Faktor (μ) untuk perhitungan simetris arus hubung singkat breaking 4. Arus hubung singkat steady state (I k ) adalah nilai rms komponen simetris dari gangguan arus hubung singkat setelah periode transient. Perhitungan arus steady state terdapat dua kondisi gangguan, yaitu: a. Gangguan terjadi dekat dengan generator, perhitungan arus hubung singkat steady state maksimum pada kondisi gangguan terjadi dekat dengan generator, diasumsikan bahwa mesin sinkron ditetapkan pada eksitasi maksimum. (5) Nilai berlaku untuk turbin generator ditunjukkan oleh Gambar 8, dan Gambar 9 untuk salient pole generator. Gambar 8. Faktor dan untuk turbin generator (a) seri satu dan (b) seri dua Jurnal Reka Elkomika - 7
8 Arief, Waluyo, Syahrial Gambar 9. Faktor dan untuk salient-pole generator (a) seri satu dan (b) seri dua b. Gangguan terjadi jauh dari generator Berdasarkan IEC untuk kondisi gangguan hubung singkat jauh dari generator, arus hubung singkat steady state identik dengan arus hubung singkat awal dan arus hubung singkat breaking. (6) Untuk menghitung arus hubung singkat, diperlukan perhitungan impedansi pada busbar gangguan. Adanya peralatan transformator terjadi perbedaan tegangan di sisi primer dan sisi sekunder pada busbar gangguan yang akan dihitung. Maka diperlukan persamaan rasio transformator yang merujuk pada salah satu sisi tegangan transformator. Rasio transformator tegangan primer merujuk ke sisi sekunder: Rasio transformator tegangan sekunder merujuk ke sisi primer: (7) (8) tp adalah tap changer dalam satuan persen, adalah tegangan primer dalam satuan kilovolt, dan adalah tegangan sekunder dalam satuan kilovolt. Impedansi referensi yang diperoleh sebagai : (9) 2.7 Perhitungan Impedansi Peralatan a. Impedansi generator (10) (11) (12) (K G ) digunakan untuk perhitungan arus hubung singkat steady-state (I p ) dari generator, dimana V n, V G,, cos, dan S G berturut-turut merupakan tegangan nominal pada sistem jaringan (volt), tegangan nominal generator (volt), reaktansi pada generator (pu), Jurnal Reka Elkomika - 8
9 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang nilai power factor pada generator dan kapasitas generator (voltampere). Tabel 3 menunjukkan tipe data generator yang ditetapkan dan digunakan sebagai referensi. Tabel 3. Tipe data generator sinkron (average values) b. Impedansi transformator (13) dimana U rt, I rt, S rt, u kr, u Rr, P krt berturut-turut merupakan tegangan nominal transformator pada sisi tegangan tinggi atau tegangan rendah (kilovolt), arus nominal transformator pada sisi tegangan tinggi atau tegangan rendah (ampere), daya semu nominal transformator (megavolt ampere), tegangan arus pendek pada arus nominal (persen), tegangan nominal komponen resistif arus pendek (persen) dan total rugi-rugi dari trafo di gulungan pada arus nominal (kilowatt). Apabila pada data teknik tidak diketahui nilai u kr, maka dapat digunakan persamaan 17 dan Tabel 4 yang merupakan tipe data transformator yang telah ditetapkan dan dapat digunakan apabila salah satu parameter tidak diketahui untuk mencari nilai impedansi transformator. Voltage levels Tabel 4. Tipe data transformator (MVA) (% ) (% ) MV/LV 0,05-0,63 4 < 1kV 0,63-2,5 6 MV/MV = 1-66 kv HV/MV > 66 kv 2, ,8 (14) (15) (16) (17) c. Impedansi kabel penghantar (18) Jurnal Reka Elkomika - 9
10 Arief, Waluyo, Syahrial dimana,, dan berturut-turut merupakan impedansi kabel (ohm), nilai resistansi kabel perkilometer (ohm per kilometer), nilai reakansi kabel perkilometer (ohm per kilometer) dan panjang kabel yang terpasang (satuan kilometer). d. Impedansi motor asinkron Motor asinkron juga memberikan kontribusi arus hubung singkat akibat inersia beban dan rotor tetap berputar setelah terjadinya gangguan. Perhitungan dasar untuk memperoleh impedansi motor asinkron ditunjukkan pada persamaan berikut: (19) (20) dimana,,,,, dan berturut-turut merupakan perbandingan locked rotor dan arus full load, arus nominal locked rotor (ampere), nominal daya aktif motor (kilowatt), faktor daya saat beban penuh, faktor daya saat starting, impedansi motor (ohm), resistansi motor (ohm) dan reaktansi motor (ohm) (Nillson, 2010). 3. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS Dalam melakukan pengujian dengan menggunakan standar IEC didapatkan 3 jenis arus hubung singkat 3 fasa pada setiap bus gangguan untuk ketiga skenario berdasarkan hasil simulasi. Unit 2 dan unit 3 memiliki kapasitas peralatan yang sama sehingga arus hubung singkat pada busbar beban pemakaian sendiri akan sama. 3.1 Hasil Simulasi Skenario 1 Gambar 10 menunjukkan hasil simulasi pada representasi sistem tenaga untuk skenario 1, Tabel 5 menunjukkan hasil simulasi arus hubung singkat maksimum pada skenario 1 untuk setiap busbar gangguan. (21) Gambar 10. Simulasi arus hubung singkat pada skenario 1 Jurnal Reka Elkomika - 10
11 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang Tabel 5. Hasil arus hubung singkat pada skenario 1 Bus Gangguan Tegangan (kv) Intial Symmetrical Current (ka,rms) Jenis Gangguan Peak Current (ka), Method C Steady State Current (ka,rms) RUNNING A 23 0,38 35,140 76,751 28,608 RUNNING B 23 0,38 35,140 76,751 28,608 RUNNING C 23 0,38 35,140 76,751 28,608 SW. SB. 23 0,38 35,140 76,751 28,608 SW. SB. 22 6,3 6,803 16,738 5,869 UNIT 2 11,8 20,811 52,664 20,371 STATION SB. B 6,3 4,855 11,838 4,503 ST. SB ESSNTL B 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [1] 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [2] 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [3] 0,38 45, ,822 40,310 SUB STATION ,065 13,096 4,663 BUS A ,660 51,675 16,161 BUS B ,660 51,675 16, Hasil Simulasi Skenario 2 Gambar 11 menunjukkan hasil simulasi pada representasi sistem tenaga untuk skenario 2. Tabel 6 menunjukkan hasil simulasi arus hubung singkat maksimum pada skenario 2 untuk setiap busbar gangguan. Gambar 11. Simulasi arus hubung singkat pada skenario 2 Tabel 6. Hasil arus hubung singkat pada skenario 2 Jenis Gangguan Tegangan Bus Gangguan Intial Symmetrical Peak Current (ka), Steady State Current (kv) Current (ka,rms) Method C (ka,rms) RUNNING A 23 0,38 35,140 76,751 28,608 RUNNING B 23 0,38 35,140 76,751 28,608 RUNNING C 23 0,38 35,140 76,751 28,608 SW. SB. 23 0,38 35,140 76,751 28,608 SW. SB. 22 6,3 6,803 16,738 5,869 UNIT 2 11,8 20,811 52,664 20,371 RUNNING A 3 0,38 30,409 61,141 23,949 RUNNING B 3 0,38 30,409 61,141 23,949 RUNNING C 3 0,38 30,409 61,141 23,949 SW. SB. 3 0,38 30,409 61,141 23,949 SW. SB 2 6,3 6,363 15,631 5,707 UNIT 1 11,8 11,109 28,326 10,796 STATION SB. A 6,3 6,363 15,631 5,707 STATION SB. B 6,3 4,855 11,838 4,503 ST. SB ESSNTL B 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [1] 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [2] 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [3] 0,38 45, ,822 40,310 SUB STATION ,065 13,096 4,663 BUS A ,665 51,684 16,166 BUS B ,665 51,684 16,166 Jurnal Reka Elkomika - 11
12 Arief, Waluyo, Syahrial 3.4 Hasil Simulasi Skenario 3 Gambar 12 menunjukkan hasil simulasi pada representasi sistem tenaga untuk skenario 3, dimana Tabel 7 menunjukkan hasil simulasi arus hubung singkat maksimum pada skenario 3 untuk setiap bus gangguan. Gambar 12. Simulasi arus hubung singkat pada skenario 3 Tabel 7. Hasil arus hubung singkat pada skenario 3 Jenis Gangguan Tegangan Bus Gangguan Intial Symmetrical Peak Current (ka), Steady State Current (kv) Current (ka,rms) Method C (ka,rms) RUNNING A 23 0,38 35,140 76,751 28,608 RUNNING B 23 0,38 35,140 76,751 28,608 RUNNING C 23 0,38 35,140 76,751 28,608 SW. SB. 23 0,38 35,140 76,751 28,608 SW. SB. 22 6,3 6,803 16,738 5,869 UNIT 2 11,8 20,811 52,664 20,371 RUNNING A 3 0,38 30,409 61,141 23,949 RUNNING B 3 0,38 30,409 61,141 23,949 RUNNING C 3 0,38 30,409 61,141 23,949 SW. SB. 3 0,38 30,409 61,141 23,949 SW. SB 2 6,3 6,363 15,631 5,707 UNIT 1 11,8 11,109 28,326 10,796 STATION SB. A 6,3 6,363 15,631 5,707 STATION SB. B 6,3 4,855 11,838 4,503 ST. SB ESSNTL B 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [1] 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [2] 0,38 45, ,822 40,310 ST.SB ESSNTL A [3] 0,38 45, ,822 40,310 SUB STATION ,065 13,096 4,663 BUS A ,665 51,684 16,166 BUS B ,665 51,684 16, Analisis Hubung Singkat Standar IEC digunakan untuk menghitung berbagai jenis arus hubung singkat dalam sistem tenaga, adanya faktor koreksi (c) perhitungan cukup konservatif. Nilai faktor koreksi (c) ditetapkan berdasarkan tegangan nominalnya. Tiga skenario yang berbeda ditetapkan untuk mengevaluasi sistem, sehingga arus hubung singkat dapat ditentukan. Berdasarkan Tabel 5, 6, dan 7 hasil pengujian arus hubung singkat terhadap bus beban pemakaian sendiri terjadi penurunan arus hubung singkat awal pada bus SW.SB 3 dari skenario 2 sebesar 30,409 ka menjadi 30,378 ka dan pada bus SW.SB 2 dari skenario 2 sebesar 6,363 ka menjadi 6,337 ka. Sedangkan pada bus unit 1 terjadi peningkatan arus hubung singkat awal dari skenario 2 sebesar 11,109 ka menjadi 11,760 ka pada skenario 3. Jurnal Reka Elkomika - 12
13 Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang Pada ketiga skenario pengoperasian unit 1 berpengaruh juga pada bus A dan bus B yang mengalami peningkatan arus hubung singkat awal sebesar 19,713 ka, disebabkan karena adanya beban motor asinkron yang terpasang pada bus SW.SB.3 dan bus SW.SB.2. Beban motor asinkron merupakan salah satu sumber yang memberikan kontribusi arus hubung singkat. Sehingga arus hubung singkat awal (I k) terbesar diperoleh pada pengujian bus ST.SB ESSNTL sebesar 45,141 ka dan arus hubung singkat awal (I k) terkecil diperoleh pada pengujian bus STATION SB.B sebesar 4,855 ka untuk setiap skenarionya. Arus hubung singkat puncak (I p ) diperoleh pada periode kondisi sub-transient dari nilai arus hubung singkat awal (I k). Perhitungan arus hubung singkat puncak (I p ) mengalami peningkatan dari arus hubung singkat awal (I k) untuk setiap bus dari ketiga skenario. Hal ini disebabkan karena adanya faktor pengali rasio X/R dari impedansi gangguan. Sedangkan pada periode steady state, arus hubung singkat steady state (I k ) akan mengalami penurunan setelah periode arus puncak (I p ). I k akan menjadi nilai arus hubung singkat ketika siklus telah berlalu akibat adanya circuit breaker yang menahan arus hubung singkat pada periode arus hubung singkat puncak (I p ). 4. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil perhitungan dan analisis aliran daya dan hubung singkat terhadap pengaruh pengoperasian unit 1 pada ketiga skenario terhadap arus hubung singkat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil perhitungan simulasi arus hubung singkat terhadap bus beban pemakaian sendiri terjadi penurunan arus hubung singkat awal dari skenario 2 ke skenario 3 pada bus SW.SB.3 sebesar 30,409 ka menjadi 30,378 ka, arus hubung singkat puncak dari 61,141 ka menjadi 61,093 ka, dan arus hubung singkat awal pada bus SW.SB 2 sebesar 6,363 ka menjadi 6,337 ka, arus hubung singkat puncak 15,631 ka menjadi 15,571 ka.. 2. Pengaruh pengoperasian unit 1 dari ketiga skenario terhadap perhitungan hubung singkat terjadi peningkatan arus hubung singkat awal pada bus unit 1 dari skenario 2 ke skenario 3 sebesar 11,109 ka menjadi 11,760 ka, dan pada bus A dan bus B arus hubung singkat awal sebesar ka menjadi 19,713 ka. Arus hubung singkat puncak 51,684 ka menjadi 51,766 ka, dan arus hubung singkat steady state 16,166 ka menjadi 16,214 ka. 3. Adanya arus kontribusi dari motor asinkron menyebabkan terjadinya arus hubung singkat awal terbesar pada bus Running Unit dan bus ST.SB ESSNTL. DAFTAR PUSTAKA IEC. (2001). International Standar IEC Nillson, Mikael. (2010). Short-Circuit Analysis of the Onsite Electric Power System at Ringhals Unit 4, Thesis Master of Science, Teknik Program Magister Electric Power Chalmers. Sweden. Indonesia Power. (2013). Prosedur Pengoperasian PLTP Kamojang Unit 1, 2 Dan 3. PT Indonesia Power UBP Kamojang, Hal Schlabbach, Jurgen. (2005): Power and Energy Short-Circuit Current, Series 51. The London of Engineering and Technology. London. Suhendra, Denni. (2009). Perhitungan Arus Hubung Singkat Pada Perencanaan Sistem Tenaga Listrik Di PT Semen Gresik. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional. Bandung. ETAP. (2013). Electric Transient Analyzer Program, ETAP User Guide Versi Jurnal Reka Elkomika - 13
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk
BAB IV ANALISA DATA 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) ETAP merupakan program analisa grafik transient kelistrikan yang dapat dijalankan dengan menggunakan program Microsoft Windows 2000,
Lebih terperinciDAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014
DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciKAPASITAS PEMUTUS DAYA ( CIRCUIT BREAKER ) Electric Power Systems L4 - Olof Samuelsson
KAPASITAS PEMUTUS DAYA ( CIRCUIT BREAKER ) 1 Untuk memutus arus hubung singkat dan mengisolir gangguan sehingga arus h.s. tersebut tidak merusak peralatan sistem tenaga listrik, digunakan alat pemutus
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan
ANALISIS SISTEM TENAGA Analisis Gangguan Dr. Muhammad Nurdin Ir. Nanang Hariyanto, MSc Departemen Teknik Elektro ITB Pendahuluan Sistem tenaga listrik pasti mengalami gangguan dengan arus yang besar Alat
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang
Lebih terperinciAnalisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)
Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Fitrizawati 1, Siswanto Nurhadiyono 2, Nur Efendi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah
Lebih terperinciPerbandingan Penyetelan Rel dan Pemutus Tenaga Eksisting Terhadap Penyetelan Hasil Perhitungan Metode MVA Base, I Base dan IEC 60909 Pada Fasilitas Pemrosesan Gas Ratri Adhilestari 1 dan Ridwan Gunawan
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Fajar Widianto, Agus Supardi, Aris Budiman Jurusan TeknikElektro
Lebih terperinciPENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan
Lebih terperinciPerhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di
Lebih terperinciPenentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.2 Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) Suralaya mampu membangkitkan listrik berkapasitas 3400 MW dengan menggunakan tenaga uap. Tetapi perlu diketahui bahwa di dalam proses
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciStudi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv
39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang
Lebih terperinciANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)
ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. TUJUAN Setelah praktik, saya dapat : 1. Membuat rangkaian sistem tenaga listrik menggunakan software Power Station ETAP 4.0 dengan data data yang lengkap. 2. Mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI 3.1 Generator dan Transformator Unit Generator Suatu alat listrik yang merubah energi gerak berupa putaran dari turbin yang dipasang seporos dengan generator, kemudian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Kelistrikan Bag Filter Fan Bag filter merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk menyedot debu yang dihasilkan saat proses produksi. Pada bag filter terdapat
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN/ HUBUNG SINGKAT
MATERI KULIAH ANALISIS GANGGUAN/ HUBUNG SINGKAT ANALISIS STABILITAS 1 DALAM ANALISIS SISTEM TENAGA II, DIANALISIS SISTEM DALAM KEADAAN PERALIHAN DAN SIMETRI /TIDAK SIMETRI. ATAU ANALISIS DILAKUKAN SESAAT
Lebih terperinciStudi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator Menggunakan Metoda Harmonik Ketiga di PT. Indonesia Power UP. Saguling
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.2 Studi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator Menggunakan Metoda Harmonik Ketiga di PT.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI Manggar Sari GI Karang Joang Gambar 4.1 Single Line GI Industri GI Industri berlokasi di JL. Mayjen Sutoyo N0. 01, Gn
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,
Lebih terperinciPUSPA LITA DESTIANI,2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem yang digunakan di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan yaitu sistem pembangkit tenaga listrik terisolir. Sistem Pembangkit Terisolir merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari sistem starting star delta, autotrafo dan reaktor pada motor induksi 3 fasa 2500 KW sebagai penggerak
Lebih terperinciPemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang
9 Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang Eko Kuncoro, Hadi Suyono, Rini Nur Hasanah dan Hazlie Mokhlis Abstrak Meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU
Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221
Lebih terperinciAnalisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama
Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama Ir. I Made Ardita Y, M.T., Farekh Huzair Departemen Teknik Elektro,, Depok 644 Tel: (0)
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II
MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNTAG 2016 PERCOBAAN I PENGENALAN ETAP I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari fungsi
Lebih terperinciINSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 Konsentrasi: TEKNIK TENAGA LISTRIK AJUAN JUDUL TUGAS AKHIR BERIKUT GARIS BESAR BAHASANNYA INSTITUT SAINS
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA
Techno, ISSN 1410-8607 Volume 16 No. 2, Oktober 2015 Hal. 125 130 ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA Eka Purwito dan Fitrizawati* Program
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI
PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciPENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY Emmy Hosea 1, Ontoseno Penangsang 2, Algavien Tinus 3 1&3 Program
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN
26 BAB KONSEP PERHTUNGAN JATUH TEGANGAN studi kasus: Berikut ini proses perencanan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan Mulai Pengumpulan data : 1. Spesifikasi Transformator 2. Spesifikasi Penyulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dari penelitian ini bertempat di PT.PLN (PERSERO) Area Pengaturan Beban (APB) Jawa Barat yang beralamat di Jln. Mochamad Toha KM 4 Komplek
Lebih terperinciPERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS
PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS 8.1 UMUM Saluran transmisi tenaga dioperasikan pada tingkat tegangan di mana kilovolt (kv) merupakan unit yang sangat memudahkan untuk menyatakan tegangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...
DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciSTUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS
STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,
Lebih terperinciRancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton
Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas
Lebih terperinciKata kunci : Hubung Singkat 3 Fasa, Kedip Tegangan, Dynamic Voltage Restorer, Simulink Matlab.
ABSTRAK Banyaknya gangguan yang timbul dalam pendistribusian energi listrik dapat mengakibatkan menurunnya kualitas daya listrik. Salah satu gangguan yang timbul dalam pendistribusian tenaga listrik yaitu
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN REAKTOR PEMBATAS ARUS SEBAGAI PEMBATAS ARUS HUBUNG SINGKAT DI PT. PULP AND PAPER
ANALISIS PENGGUNAAN REAKTOR PEMBATAS ARUS SEBAGAI PEMBATAS ARUS HUBUNG SINGKAT DI PT. PULP AND PAPER Khairus Shalih*, Dian Yayan Sukma**, Edy Ervianto** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan
Lebih terperinciPenentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan
Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengukuran dan Pengambilan Data Pengambilan data dengan cara melakukan monitoring di parameter yang ada dan juga melakukan pengukuran ke lapangan. Di PT.Showa Indonesia Manufacturing
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv
Analisis Kestabilan Transien di PT. Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv Waskito Aji, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.
SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS Agus Supardi 1, Aris Budiman 2, Fajar Widianto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS
BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)
STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR) Rimbo Gano (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK
STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK Nama : Sandi Agusta Jiwantoro NRP : 2210105021 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 2. Dr. Dedet Candra Riawan, ST.
Lebih terperinciSTUDI KOORDINASI FUSE
STUDI KOORDINASI FUSE DAN RECLOSER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM. 6 GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) Riko Jogi Petrus Pasaribu (1),
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim atau PKT merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini antara lain adalah : 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema
Lebih terperinciAnalisis Arus Dan Tegangan Transien Akibat Pelepasan Beban Pada Sisi Primer Transformator Unit 5, Unit 6, dan Unit 7 Suralaya
Analisis Arus Dan Akibat Pelepasan Beban Pada Sisi Primer 5, 6, dan 7 Suralaya Angga Adi Prayitno, Suhendar, dan Herudin Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia Abstrak Gejala
Lebih terperinciANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM
SKRIPSI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM I MADE YOGA DWIPAYANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN
Lebih terperinciModul Pelatihan etap 6.0.0 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar
Modul Pelatihan etap 6.0.0 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar UNIT 1 PENGENALAN ETAP 1. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi software ETAP 6.0.0
Lebih terperinciBahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis
24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai
Lebih terperinciKOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI
KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI 1 Nanda Dicky Wijayanto, Adi Soeprijanto, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM
ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM I Made Yoga Dwipayana 1, I Wayan Rinas 2, I Made Suartika 3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : 2210105016 1. PENDAHULUAN 2. TEORI PENUNJANG 3. PEMODELAN SISTEM 4. ANALISA
Lebih terperinciANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak
ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL Bayu Seno Adi Nugroho *), Karnoto, and Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Deskripsi Proyek Proyek pengembangan pembangunan fasilitas permanen menggantikan fasilitas sementara untuk memproduksikan minyak dan gas dari 6 sumur Cluster-A, 1 sumur Cluster-A3,
Lebih terperinciAnalisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem
Teknologi Elektro, Vol. 16, 1, Januari-April 2017 61 Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem Made
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan data PLN APB Jawa Barat tahun 2014, subsistem Cirata 150 kv disuplai oleh dua unit IBT 500 MVA pada tegangan 500/150 kv di Gardu Induk Tegangan
Lebih terperinciSTUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)
STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) Andika Handy (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciStudi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas Sandi Agusta Jiwantoro, Margo Pujiantara, dan Dedet Candra Riawan Teknik
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciNo Fasa/Line Tegangan(Volt) 1 Vrs Vst Vtr Vrn Vsn Vtn
BAB IV ANALISIS DAN KESIMPULAN 4.1. Hasil Pengukuran Tegangan Transformator Tiga Fasa Tanpa Beban konfigurasi hubungan kumparan Y-Y diperlihatkan pada tabel 4.1. berikut ini : Tabel.4.1. Tegangan transformator
Lebih terperinciBAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN
39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang
Lebih terperinciEvaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter
Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter Risman Adinata Jacob, Margo Pujiantara, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.
SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) mustamam1965@gmail.com
Lebih terperinciPenentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa
1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN
Teknologi Elektro, Vol.,., Juli Desember 0 9 STUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN I P. A. Edi Pramana, W. G. Ariastina, I W. Sukerayasa Abstract
Lebih terperinciANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)
ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK 156117 (2SKS) ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan : Mahasiswa mampu memodelkan dan menganalisa arus gangguan hubung singkat, dengan menggunakan metode
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA PHASA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE THEVENIN
AALISIS GAGGUA HUBUG SIGKAT TIGA PHASA PADA SISTEM TEAGA LISTRIK DEGA METODE THEVEI Jurusan Teknik Elektro T USU Abstrak: Analisis gangguan hubung singkat tiga phasa pada sistem tenaga listrik yang memnyai
Lebih terperinciKAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41
Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 01, April 2014 ISSN 1693-4024 KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM 1000+ SERI M41 Heri Sungkowo 1 Abstrak SEPAM (System Electronic Protection Automation Measurement)1000+
Lebih terperinciJurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN
Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL
Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik
OPTIMALISASI PENGGUNAAN KAPASITOR BANK PADA JARINGAN 20 KV DENGAN SIMULASI ETAP (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan) David Tampubolon, Masykur Sjani
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC
B19 Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC Firdaus Ariansyah, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara
Lebih terperinci