Yusti Meliana, Budiman, Yeni Rohayeni
|
|
- Hendri Hadian Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG MAKANAN PENDAMPING (MP) ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI KELURAHAN CIPAGERAN DAN CITEUREUP CIMAHI UTARA PERIODE MARET-MEI 2008 Yusti Meliana, Budiman, Yeni Rohayeni ABSTRAK Latar Belakang: Tidak terselenggaranya program ASI Eksklusif dipengeruhi oleh adanya pemberian makanan pendamping ASI yang diberikan sebelum bayi berumur 6 bulan. Adanya pemberian MP ASI dini dipengaruhi juga oleh beberapa faktor seperti belum optimal dan belum komprehensifnya penerangan dan penyuluhan tentang kapan dan bagaimana sebaiknya MP ASI itu diberikan. Selain itu kebiasaaan memberikan makanan dan atau minuman secara dini pada masyarakat juga memicu tidak terlaksananya ASI eksklusif. (Ainy, 2003) Berdasarkan data survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64 persen. Persentase ini menurun dengan jelas menjadi 46 persen pada bayi berumur 2-3 bulan dan 4 persen pada bayi berumur 4-5 bulan. (SDKI, ) Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap bidan tentang MP ASI berdasarkan karakteristik di kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimah Utara. Metodelogi Penelitian: Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif. Pengambilan sample menggunakan tekhnik total sampling dimana sampel yang diambil yaitu seluruh bidan sebanyak 20 orang.data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer yang dengan menggunakan angket dengan alat ukur kuesioner. Hasil penelitian: dari hasil penelitian yang diperoleh, pengetahuan bidan mengenai MP ASI sebagian besar (65%) baik, sikap bidan tentang MP ASI sebagian besar (55%) berada pada kategori positif, pengetahuan dan sikap bidan sebagian besar (68,8%) baik dan (56,3%) positif berada pada kelompok umur produktif, pengetahuan dan sikap bidan mengenai MP ASI sebagian besar (6,%) baik dan (50%) positif berada pada jenjang pendidikan D3,pengetahuan dan sikap bidan mengenai MP ASI, sebagian besar (89,9%) baik dan (55,6) positif berada pada kelompok pengalaman kerja 3-6 tahun. Kesimpulan: pengetahuan bidan mengenai MP ASI sebagian besar (65%) baik, sikap bidan sebagian besar (55%) berada pada kategori positif, pengetahuan dan sikap bidan sebagian besar (68,8%) baik dan (56,3%) positif berada pada kelompok umur produktif, pengetahuan dan sikap bidan mengenai MP ASI sebagian besar (6,%) baik dan (50%) positif berada pada jenjang pendidikan D3,pengetahuan dan sikap bidan mengenai MP ASI, sebagian besar (89,9%) baik dan (55,6) positif berada pada kelompok pengalaman kerja 3-6 tahun Kata kunci : Makanan Pendamping ASI, Deskriptif Kepustakaan: 9 ( ) A. PENDAHULUAN ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu. Manfaat menyusui/memberikan ASI bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi terlebih lagi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu. (Wahyuni,2005) Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 8
2 Manfaat ekonomi pemberian ASI bagi keluarga adalah mengurangi biaya pengeluaran terutama untuk membeli susu. Lebih jauh lagi, bagi negara pemberian ASI dapat menghemat devisa negara, menjamin tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, menghemat subsidi biaya kesehatan masyarakat, dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan plastik sebagai bahan peralatan susu formula (botol dan dot). Dengan demikian menyusui bersifat ramah lingkungan. (Wahyuni,2005) Mengingat besarnya manfaat ASI bagi bayi, keluarga, masyarakat, dan negara maka perlu serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI). Selama ini upaya PP-ASI telah dilaksanakan, namun masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif. (Wahyuni, 2005) Tidak terselenggaranya program ASI Eksklusif juga dipengeruhi oleh adanya pemberian makanan pendamping ASI yang diberikan sebelum bayi berumur 6 bulan. Adanya pemberian MP ASI dini dipengaruhi juga oleh beberapa faktor seperti belum optimal dan belum komprehensifnya penerangan dan penyuluhan tentang kapan dan bagaimana sebaiknya MP ASI itu diberikan. Selain itu kebiasaaan memberikan makanan dan atau minuman secara dini pada masyarakat juga memicu tidak terlaksananya ASI eksklusif (Ainy, 2003) Berdasarkan data survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64 persen. Persentase ini menurun dengan jelas menjadi 46 persen pada bayi berumur 2-3 bulan dan 4 persen pada bayi berumur 4-5 bulan (SDKI, ) Terdapat berbagai kendala yang dihadapi dalam pemberian ASI (terutama ASI Eksklusif), sehingga terjadi pemberian makanan pendamping ASI sebelum waktunya diantaranya dengan adanya perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor. Selain itu, masih banyak diantara masyarakat yang beranggapan bahwa kolosrum adalah air susu yang kotor sehingga tidak layak dikonsumsi oleh bayi. Pemikiran yang tidak benar seperti ini harus sesegera mungkin di rubah karena kolostrum merupakan bagian dari ASI yang paling banyak menyimpan zat-zat penting yang diperlukan bagi pertumbuhan bayi. Untuk itu, pensosialisasian kolostrum dan kandungan ASI harus lebih ditingkatkan. (Ainy, 2003) Pemberian makanan/minuman sebelum ASI keluar masih terjadi dikalangan masyarakat, ini juga didukung dengan adanya berbagai kepercayaan dan mitos seputar pemberian makanan pada bayi baru lahir masih masih dilakukan oleh sebagian masyarakat sehingga pemberian ASI tertunda dan dapat menyebabkan ASI tidak keluar. Kurangnya rasa percaya diri ibu dalam menysusui bayinya faktor psikis dapat mendukung tercapai dan tidaknya dalam pemberian ASI. kondisi psikis yabg tidak baik pada ibu dapat menghambat produksi ASI sehingga asupan ASI bagi bayi tidak terpenuhi sepenuhnya. (Ainy, 2003) Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 9
3 Pada negara berkembang, terjadi fenomena dimana wanita aktif dalam karir, setelah ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol/susu formula secara dini, sehingga menggeser/menggantikan kedudukan ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun. Pada tahun 997 jumlah pekerja wanita adalah 34,33 juta jiwa dengan angka pertumbuhan sebesar 4,76% (998), sementara angka pertumbuhan pekerja pria pada tahun yang sama adalah 2,70%. (Ainy, 2003) Selain faktor yang berasal dari masyarakat, tidak sedikit program dan tindakan salah berasal dari tenaga kesehatan sendi seperti gencarnya promosi susu formula dan makanan pendamping ASI, baik melalui petugas kesehatan maupun melalui mass media, bahkan dewasa ini secara langsung kepada ibu-ibu. Sikap petugas kesehatan yang kurang mendukung tercapainya keberhasilan PP- ASI. Faktor lain penghambat pemberian ASI berasal dari petugas kesehatan sendiri yang kurang mendukung program pemberian ASI. Lemahnya perencanaan terpadu dalam program PP-ASI. Berbagai program yang terkait dengan peningkatan mutu pemberian ASI tidak terlaksana sesuai dengan tujuan utamanya. Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari kegiatan PP-ASI di tingkat pelayanan maupun di masyarakat. (Ainy, 2003) Maka dari itu, peran serta pemerintah agar terciptanya program ASI Eksklusif dapat terselenggara dengan baik perlu ditingkatkan lagi. Dan kesadaran masyarakat tentang hal ini masih minim sehingga kasus pemberian MP ASI Dini masih ada dan berpengaruh pada peningkatan dan pertumbuhan BB yang tidak maksimal. Dalam hal ini, bidan selaku indikator utama yang melayani kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak sangat berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup ibu dan anak. Bidan dikatakan profesional, apabila memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dihasilkalkan pendidikan yang cukup untuk memenuhi kompetensi profesionalnya. Upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dan mendekatkan pelayanan pada masyarakat sedemikian besarnya. Diantaranya dengan lebih meningkatkan lagi pendidikan khususnya kebidanan dengan pengharapan bahwa dengan peningkatan ini, meningkat pula wawasan dan pengetahuan bidan sehingga dalam sikap dan pelayanannya, bidan akan lebih maksimal lagi sehingga taraf kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak akan berada pada level yang lebih baik lagi ( IBI, 200). Dari beberapa pengkajian yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan dan juga WHO terkait dengan pendayagunaan bidan dan kemampuannya telah diperoleh informasi bahwa bidan dan perawat menempati jumlah lebih dari 40% dari keseluruhan tenaga kesehatan di Indonesia, ini membuktikan bahwa profesi tenaga kesehatan menjadi tonggak utama keberhasilan tercapainya tingkat kesehatan masyarakat. Hampir semua bidan tingkat pendidikannya belum profesional, ini dibultikan dengan masih banyaknya bidan Lulusan DI yang masih aktif memberikan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 20
4 pelayanan, dan ini bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan pendidikan seorang bidan minimal D III untuk dapat melakukan pelayanannya. Bidan yang bekerja dirumah sakit dan puskesmas kurang lebih 40-60% merasa tidak adekuat dalam melaksanakan keterampilan klinik kebidanan, ini dipengaruhi oleh kebijakan yang tertera di tempat kerja masing-masing yang tidak sesuai dengan kurikulum terbaru sehingga mempengaruhi pada pelayanan dan hasil dari asuhannya itu sendiri.pelatihan-pelatihan yang diterima oleh bidan masih dirasakan sangat kurang. Kurangnya berbagai macam pelatihan menyebabkan tidak berkembangnya kompetensi bidan dan ketidakprofesionalan dalam memberikan pelayanan dan asuhan. (Bambang, 2003) Pada pengambilan data yang dilakukan pada bulan November 2007 di 4 RW yang berada di kawasan kelurahan Cipageran, didapatkan di daerah RW 05 : 39,2 % dari keseluruhan jumlah bayi sebanyak 87 yang diberikan MP ASI sesuai dengan usia yang ditentukan yaitu pada usia > 6 bulan. Dan sisanya sebanyak 60,8 % mendapatkan MP ASI < 6 bulan/ sedangkan untuk RW 09 : 33,4 % dari keseluruhan jumlah bayi sebanayk 55 yang diberikan MP ASI sesuai dengan usia yang ditentukan yaitu pada usia > 6 bulan. Dan sisanya sebanyak 66 % mendapatkan MP ASI < 6 bulan. Untuk RW : 35,8 % dari keseluruhan jumlah bayi sebanyak 63 yang diberikan MP ASI sesuai dengan usia yang ditentukan yaitu pada usia > 6 bulan. Dan sisanya sebanyak 64,2 % mendapatkan MP ASI < 6 bulan, dan pada daerah RW 2 : 47,4 % dari keseluruhan jumlah bayi sebanyak 66 yang diberikan MP ASI sesuai dengan usia yang ditentukan yaitu pada usia > 6 bulan. Dan sisanya sebanyak 52,6 % mendapatkan MP ASI < 6 bulan Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang MP ASI Berdasarkan Karakteristik di Kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimah Utara Periode Maret Mei B. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002). Jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap bidan tentang MP ASI berdasarkan karakteristik di Kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimah Utara. 2. Paradigma Penelitian Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang melakukan tindakan yang benar dalam kehidupannya. Pengetahuan yang didasari Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 2
5 dengan pemahaman yang tepat akan menumbuhkan sikap yang positif sehingga akhirnya tumbuh suatu bentuk prilaku yang diharapkan (Notoatmojo, 2003). Perkembangan pendidikan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduanya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan/tuntutan masyarakat akan pelayanan kebidanan. Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat semakin tinggi terhadap pelayanan kebidanan yang bermutu, perubahan-perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat, dan perkembangan IPTEK, serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan satu pola pendidikan bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap profesionalismenya. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, melainkan hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.(notoatmojo, 2003). Sikap mempunyai pengaruh langsung pada kebijakan dan program didalam pelayanan kesehatan. Semakin bijak keputusan tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan, semakin berkualitas pula kinerja tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan. Atas dasar itulah peneliti mengharapkan bahwa dengan dilakukannya penelitian ini dapat membentuk pribadi yang utuh dan sesuai dengan pengharapan yang akan menjadikan kehidupan lebih baik lagi. Berdasarkan uraian diatas, penelitian menyimpulkan kerangka penelitian sebagai berikut : Pengetahuan Sikap Perilaku Tenaga Kesehatan (Bidan) Karakteristik Keterangan : : diteleti : tidak diteleti Bagan. Kerangka Konsep Penelitian Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 22
6 3. Definisi Operasional Tabel.Definisi Operasional dan Cara Pengukuran No Variabel Definisi Konseptual Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003) 2 Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003) 3 Umur Umur adalah lama waktu seseorang manusia hidup atau seorang manusia itu ada 4 Pendidikan Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran 5 Lama kerja Masa kerja adalah hitungan lamanya pegawai dalam bekerja di prusahaan. (BKN, 2002). 4. Populasi dan Sampel Definisi Operasional Kumpulan informasi yang didapatkan oleh tenaga kesehatan tentang MP ASI Penilaian terhadap sesuatu yang dianggapnya benar berkaitan dengan MP ASI Usia responden sampai ulang tahun terakhir Jenjang sekolah responden sampai wawancara Lama waktu yang Alat Kategori Skala Kuesinor. Baik = bila jawaban benar > 75 % 2. cukup = bila jawaban benar % 3. kurang = bila jawaban < 60 Kuesinor. Negatif < median 2. Positif > median Kuesinor Kuesinor Kuesinor th th 3. > 6 tahun. D 2. D3 3. D 4. < 3 tahun tahun tahun 4. > 9 tahun Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Populasi pada penelitian ini adalah Bidan yang berada di wilayah kerja Kelurahan Cipageran dan Citeureup kecamatan Cimahi Utara yang berjumlah 20 orang. Dengan sampel adalah total populasi. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling dimana sampel yang diambil yaitu seluruh bidan yang ada di wilayah kerja Kelurahan Cipageran dan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara, dengan waktu penelitian yaitu pada bulan Maret- Mei Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 23
7 5. Tekhnik Pengambilan dan Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer menggunakan angket yang didalamnya berisi 20 pertanyaan seputar pengetahuan tentang MP, dan untuk variabel sikap berisi 0 pernyataan tertutup yang diberikan kepada responden. Untuk mengetahui apakah pertanyaan tersebut dapat digunakan atau tidak, maka dilakukan uji pertanyaan dengan melakukan uji validitas dan Reabilitas. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang bertujuan untuk menghitung jumlah kategori dari jawaban responden dan menghasilkan distribusi frekuensi serta prosentase dari tiap variabel. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai pengetahuan dan sikap bidan terhadap MP ASI berdasarkan karakteristik di Kelurahan Cipageuran dan Citeureup Cimahi. Penelitian dilakukan pada 20 responden dengan hasil sebagai berikut :. Gambaran Umur, Pendidikan dan Lama Kerja Bidan Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bidan di Kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimahi Periode Maret-Mei 2008 Karakteristik Jumlah Persentase. Umur a tahun b tahun 2. Pendidikan a. D3 b. D4 3. Lama kerja a. < 3 tahun b. 3-6 tahun c. 6-9 tahun d. >9 tahun Jumlah 20 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa yang paling banyak bidan berada pada kelompok umur 8-40 tahun yaitu sebanyak 6 orang (80%), sebagian besar responden tingkat pendidikannya yaitu D3 sebanyak 8 orang (90%), dan untuk kelompok masa kerja terbanyak yaitu pada kelompok 3-6 tahun sebanyak 3-6 tahun (45%). Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 24
8 2. Pengetahuan dan Sikap Bidan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Bidan Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap di Kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimahi Periode Maret-Mei Pengetahuan a. Baik > 75% b. Cukup Sikap a. Negatif b. Positif Kategori Jumlah Persentase Jumlah Dari tabel diatas didapatkan persentase pengetahuan terbesar berada pada kategori baik yaitu sebanyak 3 orang (65%), dan untuk sikap positif berjumlah orang (55%). Hal ini dipengaruhi pula oleh adanya peningkatan jenjang pendidikan bidan yang minimal harus D3, selain itu merebaknya media yang menampilkan informasi tentang Makanan pendamping ASI menambah pengetahuan responden. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Hadi (2007) bahwa dengan pengetahuan seseorang dapat mengubah prilaku yang kurang benar sehingga berpengaruh terhadap kebijakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2003). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan untuk peningkatan pelayanan dan pola hidup yang lebih baik dimasyarakat. Pengetahuan yang baik dan terbaru dalam hal penyuluhan tentang MP ASI dari tenaga kesehatan (bidan) kepada masyarakat menunjang terjadi pola hidup yang sehat untuk kesejahteraan ibu dan bayi akan bisa lebih meningkat lagi. Setiap tenaga kesehatan memiliki sikap yang berbeda, bervariasi dan sulit ditebak, dimana setiap individu arah berfikir dan berbagai hal yang dipertimbangkannya memiliki karakteristik yang bervariasi, yang dapat menentukan atau mengarahkan sikap seseorang. Dari hasil penelitian didapatkan hasil dimana perbandingan jumlah bidan yang bersikap positif tidak terlalu jauh dengan bidan yang bersikap negatif. Hal ini berhubungan dengan teori yang menyatakan bahwa faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (Notoatmodjo,2003) Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 25
9 Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, melainkan hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo,2003). Sikap mempunyai pengaruh langsung pada kebijakan dan program didalam pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan harus bekerja sama secara langsung dengan pembuat pelayanana kesehatan untuk mengidentifikasi aspek-aspek apa dalam program pelayanan ibu dan anak yang membantu atau menghalangi upaya pemberian MP ASI tepat waktu dan menentukan upaya perbaikannya. Keputusan yang dibuat harus berkaitan dengan kebijakan yang meliputi struktur dan fungsi pelayanan kesehatan. 3. Pengetahuan Bidan Berdasarkan Karakteristik Tabel 3. Pengetahuan Bidan Berdasarkan Karakteristik di Kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimahi Periode Maret-Mei 2008 Pengetahuan Jumlah Karakteristik Baik Cukup n % n % N %. Umur 8-40 tahun 68,8 5 3, tahun Jumlah Pendidikan D3 D4 3. Lama Kerja < 3 Tahun 3 6 tahun 6 9 tahun > 9 tahun 6, 7 38, , , , 50 62, Jumlah Dari 6 orang bidan tersebut bidan yang memiliki pengetahuan baik adalah pada umur 8-40 tahun sebanyak orang (68,8%), dan terdapat 8 (90%) bidan yang berpendidikan D3 dan 2 bidan (0%) yang berpendidikan D4. Dari 8 bidan yang berpendidikan D3 mempunyai pengetahuan yang baik yaitu sebanyak orang (6,%). Dari 20 orang bidan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar bidan berpengalaman kerja 3-6 tahun yang kesemuanya mempunyai pengetahuan baik (89,9%). Umur merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kesehatan. Bidan yang bertugas rata-rata termasuk masa dewasa dini dan masa dewasa madya yaitu berumur 8 tahun sampai pada umur 60 tahun. Seorang bidan yang berusia Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 26
10 8 tahun sampai pada umur 40 tahun keadaan fisik dan keadaan berfikirnya masih kuat dan segar, mereka mampu menyerap pengetahuan dan semangat untuk melakukan tugasnya (IBI, 200). Produktifitas setiap individu terpengaruhi pula oleh tingkat aktifitas dan daya tangkap. Pada rentang waktu 8-40 tahun inilah segala bentuk aktifitas akan semakin aktif dilakukan dengan hasil yang lebih produktif pula. Pengaruh pendidikan yang lebih tinggi terhadap pengetahuan dan sikap menjadi faktor pendukung tercapainya pengetahuan dan sikap yang lebih baik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hastono (997), kematangan intelektual ini berpangaruh pada wawasan, cara berfikir, baik dalam cara pengambilan keputusan maupun dalam kebijakan. Dan menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan dapat menambah wawasan atau pengetahuan seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin besar kesempatan seseorang untuk mendapatkan informasi dan sumber pengetahuan yang lebih banyak dan berkualitas Dari keseluruhan data diketahui bahwa untuk kategori pengetahuan berdasarkan lama kerja secara keseluruhan berada pada kategori pengetahuan yang baik, meskipun ada diantaranya pada salah satu kelompok lama kerja tersebut yang dominan berpengetahuana cukup. Sedangkan untuk kategori sikap, meskipun perbandingan antara kategori positif dan negatif didapatkan hasil yang tidak terlalau besar tetapi sikap positif mendominasi sikap bidan berdasarkan lama kerja. 6.Sikap Bidan Berdasarkan Karakteristik Tabel 4. Sikap Bidan Berdasarkan Karakteristik di Kelurahan Cipageran dan Citeureup Cimahi Periode Maret-Mei 2008 Sikap Jumlah Karakteristik Negatif Positif n % n % N %. Umur 8-40 tahun 7 43,8 9 56, tahun Jumlah Pendidikan D3 D Lama Kerja < 3 Tahun 3 6 tahun 6 9 tahun > 9 tahun , , Jumlah Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 27
11 Dari tabel diatas, berdasarkan kelompok umur 8-40 tahun terdapat 9 (56,3%) bidan berada pada kategori sikap positif, dan 7 ( 43,8) bidan berada pada kategori sikap negatif. Sedangkan untuk pendidikan bidan D3 sama-sama mempunyai sifat positif dan negative (50%) terhadap MP ASI. Dan dari segi pengalaman, sebagian besar dengan pengalaman 3-6 tahun mempunyai sikap negative 5 bidan (55,6%) terhadap MP ASI, dan 4 bidan (44,4%) mempunyai sikap positif terhadap MP ASI sama besar dengan yang mempunyai pengalaman kerja lebih dari 9 tahun. Pengaruh pendidikan yang lebih tinggi terhadap pengetahuan dan sikap menjadi faktor pendukung tercapainya pengetahuan dan sikap yang lebih baik, hanya saja dari hasil penelitian diatas didapatkan angka yang seimbang dimana dari tingkat pendidikan bidan yang D3 masih terdapat bidan-bidan yang memiliki sikap negatif. Padahal, diharapkan dengan adanya peningkatan jenjang pendidikan bidan yang minimal harus berpendidikan D3 tidak terdapat lagi bidan-bidan yang mempunyai sikap negatif terhadap suatu kebijakan yang telah ditetapkan. Tetapi, hasil ini tidak semata-mata menjadikan citra bidan menjadi buruk, karena sikap merupakan cara pandang seseorang melihat suatu objek dari sudut pandang yang berbeda pada setiap individunya. Nilai pengetahuan yang baik dan sikap yang positif tidak sepenuhnya tergantung dari masa kerja dan pengalaman kerja yang lama, karena perspektif setiap individu tidak hanya didapatkan dari masa kerja yang lama saja melainkan dari berbagai aspek seperti tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan dan pandangan hidup seseorang. Hasil penelitian diatas sesuai dengan PP IBI (200) bahwa pengalaman kerja seseorang dapat dikaitkan dengan seberapa lama dia bekerja. Semakin lama masa kerja, maka pengalaman yang diperoleh sewaktu bekerja akan semakin baik. Namun kecakapan dan keahlian bidan sebagai tenaga kesehatan profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap. Bidan yang profesional menuntut pendidikan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara efektif, efisien dan terstandar. D. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan : a. Pengetahuan bidan mengenai MP ASI sebagian besar (65%) baik b. Sikap bidan tentang MP ASI sebagian besar (55%) berada pada kategori positif, c. Pengetahuan dan sikap bidan sebagian besar (68,8%) baik dan (56,3%) positif berada pada kelompok umur produktif. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 28
12 d. Pengetahuan dan sikap bidan mengenai MP ASI sebagian besar (6,%) baik dan (50%) positif berada pada jenjang pendidikan D3 e. Pengetahuan dan sikap bidan mengenai MP ASI, sebagian besar (89,9%) baik dan (55,6) positif berada pada kelompok pengalaman kerja 3-6 tahun. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menyampaikan saran sebagai berikut : a. Diharapkan agar pihak Puskesmas dapat memfasilitasi tenaga kesehatan ( bidan ) dengan informasi terbaru serta mengadakan pelatihan-pelatihan yang akan meningkatkan kinerja pelayanan bidan dan memberikan dorongan bagi bidan untuk selalu meningkatkan tingkat pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. b. Bagi Bidan, diharapkan untuk berperan aktif pada setiap kegiatan pelatihan yang diadakan oleh instansi kesehatan terkait serta berkemauan keras untuk terus menggali pengetahuan baik itu yang didapatkan dari pendidikan formal maupun informal. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A., Pedoman Pemberian MP-ASI, EGC, Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2005, Buku Panduan Pemberian MP ASI, Jakarta. Krisnatuti Diah, Yenrina Rina, Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Penerbit : Puspa Swara, Jakarta. Machfoedz, I., 2007, Metodologi Penelitian. Penerbit : Fitramaya, Yogyakarta Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.penerbit Rineka Cipta, Jakarta Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, 200, 50 Tahun IBI : Bidan Menyongsong Masa Depan Supartini,2004, Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta. WHO, Hak Asasi dan Pekan ASI Sedunia. Ainy, 2003, Membangun Kasih Sayang Dengan ASI, http :// karya.com. Wahyuni, Tri,2007, Persiapan Pemberian Makanan Pendamping ASI, http :// Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 29
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008
11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang
Lebih terperinciSugiarti dan Vera Talumepa
GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG INISIASI MENYUSU DINI BERDASARKAN KARAKTERISTIK BIDAN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2008 Sugiarti dan Vera Talumepa ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian ASI (Air Susu Ibu ) adalah suatu cara pemberian makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan emosional yang unik bagi pertumbuhan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Lebih terperinciRina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI PADA USIA KURANG DARI 6 BULAN DI KELURAHAN GIRITIRTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016 Rina Harwati Wahyuningsih
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung Wanda Redisa Lambertus 1 & Imelda Sianipar 1* 1 STIK Immanuel Bandung Abstrak Latar
Lebih terperinciKEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA
KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI I. PENDAHULUAN Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Asta Kartika 1) Eko Mardiyaningsih 2) Wulansari 3) 1 Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2 Akper Ngudi
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN
GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN 213 Ade Rochyatun Utami 1, Istichomah 2, Meyliya Qudrani 3 D III Kebidanan Politeknik Harapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Desak Made Intan Kumala Ratih*Budi Artini** STIKES William Booth Surabaya ABSTRAK MPASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik
Lebih terperinciKarya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN LAMA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 6 24 BULAN DI KELURAHAN PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan
112 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu
Lebih terperinciPengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20
Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20 PENGETAHUAN TENTANG PROSES MENYUSUI PADA IBU NIFAS DI RS MARDI RAHAYU KUDUS Dini Enggar Wijayanti Staf Pengajar Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),
Lebih terperinciNisa khoiriah INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari waktu kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah masa dimana pada saat itu seorang
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Nurma Hi. Mabud 1, Jenny Mandang 2, Telly Mamuaya 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber
Lebih terperinciABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Pada Bayi Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Kusmiyati, 1, Syuul Adam 2, Sandra Pakaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan SKRT 2003, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, usia harapan hidup serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). Manfaat dari
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN Endang Rusdjianti, Iga Puput Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI merupakan makanan terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat penting, karena apabila gizi yang diterima oleh bayi cukup maka pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN Endah Purwaningsih 1), Ana Puji Lestari 2) Abstrak : Menurut Survei Demografi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN Husniyatur Rohmah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko Martini***.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI Astri Wahyuningsih 1, Dian Windy 2 Abstrak : Menyusui
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI
PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI Soraya Rika Sari*, Anita Puri**, El Rahmayati** Manajemen laktasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengelolaan menyusui. Kegagalan proses
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA Nelly Indrasari* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Tanjungkarang Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian
Lebih terperinciPENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR
PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR Ika Tristanti Dosen STIKES Muhammadiyah Kudus Jl. Ganesha I Purwosari Kudus Email: ika.tristanti@yahoo.com
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI Eksklusif dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimilki oleh para ibu mengenai segala nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan potensi dan penerus untuk mewujudkan kualitas dan keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan sejak dini dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program MDGs 2015 Indonesia difokuskan pada penurunan angka kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization (WHO). Angka kematian bayi menjadi
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN Anggrita Sari¹, Noorhidayah², Noorsidah 3 ¹ Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar mampu bersaing dengan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi patut menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Bayi usia 0-6
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan di Indonesia (Hidayat, 2008). Masalah kesehatan anak ditandai dengan tingginya angka kematian
Lebih terperinciPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA Jeikawati*, Reysha Aprilia Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan merupakan suatu seni yang harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA
KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA Vita Natalia*, Rapita Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Salah
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH
PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH Endah Purwaningsih 1), Saifudin Zukhri 2), Atikah Rachmawati 3) STIKES Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi.
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Morbiditas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi
Lebih terperinciArtikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh
Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Artikel Pola asuh gizimerupakan praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting dalam keberhasilan Pembangunan Nasional, anak sebagai SDM penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG
IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Eva Inayatul Faiza 1, Riski Akbarani 2 eva_inayatul@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu. ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Erni Yuliastuti 1, YP. Rahayu 2, Azizah Yasmin 3 1 Dosen Poltekes Kemenkes Banjarmasin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup menjadi salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti dicapai hingga
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013 Umi Baroroh 1 Tias Dwi Arti 2 Tri Hestini 3 Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi anak merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada anak merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan
Lebih terperinciOleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK
PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG POLA KONSUMSI MAKANAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN Wahyuningsih ABSTRAK Upaya untuk mencegah kematian bayi baru lahir yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah yang besar artinya bagi kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui
Lebih terperinciOleh : Aat Agustini ABSTRAK
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIGASONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK ibu yang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan
Lebih terperinciMOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari
MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG Natalia Desty Kartika Sari ABSTRAK Keunggulan ASI adalah adanya kolostrum yang akan memberikan antibodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI (Irawati, 2007). ASI sangat penting untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 20 Juli 2013 di Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dengan jumlah responden sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI ( Air Susu Ibu) eksklusif adalah bayi hanya diberi saja selama enam bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK
Hidayah et al., Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Primipara.. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan gizi bayi sampai berusia 2 tahun sangat penting sehingga harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah dengan pemberian Air Susu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013 Fitri Wahyuna 1, Zainal Abidin 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alamiah yang terbaik bagi bayi. Hal ini dikarenakan ASI mengandung energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan
Lebih terperinciSURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA DLANGGU KEC. DEKET KAB. LAMONGAN Nurul Hidayatul Chusniya, Lilin Turlina Korespondensi:
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR
PENELITAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Ilham*, Eny**, Herliana*** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya Abstrak Sebagian
Lebih terperinciDUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN
DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan
Lebih terperincimencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara, perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pembentukan manusia berkualitas
Lebih terperinciJurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DI RT 011/05 KELURAHAN PAPANGGO JAKARTA UTARA TENTANG ASI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Labora Sitinjak, S.Kp, M.Kep*, Dekrinand Ngongo Bolodadi** *Dosen Akademi Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang nilainya tidak bisa digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam menghasilkan manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu 2.1.1 Definisi ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan disajikan tentang latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka konsep, definisi konseptual dan operasional, pertanyaan penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU Erni Arifa Muniro Yanti, Siti Solikhah Korespondensi: Siti Solikhah, d/a : STiKes Muhammadiyah
Lebih terperinciVolume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama yang terbaik bagi bayi hingga usia 4-6 bulan, setelah itu bayi harus diperkenalkan dengan ragam makanan padat, meski ASI masih
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG Ferawati 1), Anggorowati 2) 1 PSIK, STIKES Widya Husada 2 Jurusan Keperawatan FK, UNDIP email: aangham@gmail.com
Lebih terperinciABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015
ABSTRAK Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Yunita 1, Esse Puji Pawenrusi 1, Hamzah Tasa 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber
Lebih terperinciPERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN
PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Desilestia Dwi Salmarini¹, Elvine Ivana Kabuhung², Reni Ovilla Yulianti 1 1 Akademi
Lebih terperinciGAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK
GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR Ranti Lestari 1, H. Amin Amsyari 2, Rini Pakpahan 1 1 Akademi Kebidanan Cianjur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN
PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Alfan F.W*, Titi Astuti**, Merah Bangsawan** ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi sejak lahir harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif, sesegera mungkin
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bayi sejak lahir harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif, sesegera mungkin (setelah hingga satu jam sejak lahir) sampai usia enam bulan (WHO, 2005). ASI
Lebih terperinci