ANALISIS SISTEM KENDALI BEBAN ELEKTRONIK (ELC) SEBAGAI STABILISASI ENERGI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER
|
|
- Yulia Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS SISTEM KENDALI BEBAN ELEKTRONIK (ELC) SEBAGAI STABILISASI ENERGI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER SUJATNO STTN BATAN, Jl : Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB, Jogjakarta Ontayus1@Yahoo.com ABSTRAK Analisis Sistem Kendali Beban Elektronik (ELC: Electronic Lood Control) Sebagai stabilisasi Energi Listrik berbasis Mikrokontroler. Telah dilakukan analisis sistem kendali beban elektronik (ELC) pada pembangkit listrik dengan kendali utama menggunakan mikrokontroler AT89C51/52. Pengendalian beban dimaksudkan untuk menjaga kestabilan energi listrik yang dihasilkan oleh generator. Sistem kendali dilakukan dengan cara membuat beban komplemen (ballast Lood), sehingga energi yang dihasilkan oleh generator akan tetap walaupun beban konsumen berubah-ubah. Pengendalian menggunakan mikrokontroler dengan tujuan, untuk mengatur bukaan lebar sempitnya sudut triac sebagai switch elektronik. Dimana unjuk kerjanya berdasarkan perubahan arus yang disebabkan oleh adanya perubahan pada beban konsumen. Perubahan arus dideteksi oleh trafo arus (CT : Current Transformer), keluaran dari trafo diperkuat dengan penguat operasional (Op-Amp). Sinyal dari trafo arus yang telah diperkuat yang berupa sinyal analog dirubah menjadi sinyal digital melalui A/D Converter agar dapat diproses dalam mikrokontroler. Keluaran dari mikrokontroler akan memicu triac untuk membuka yang besarnya berdasarkan perubahan arus yang terjadi pada jaringan. Dengan bekerjanya Triac maka jika terjadi penurunan daya pada konsumen, sisa daya akan mengalir ke beban komplemen (ballast load), sehingga daya generator senantiasa tetap walaupun beban konsumen mengalami perubahan. Diharapkan bahwa penelitian ini memungkinkan penentuan karakteristik dan performen suatu ELC berbasis mikrokontroler. Kata kunci : Beban komplemen, beban konsumen, mikrokontroler ABSTRACT Electronic Load Control System Analysis (ELC: Electronic Lood Control) For stabilization of Electrical Energy-based Microcontroller. Analyzed the electronic load control system (ELC) at a power plant with the main control using microcontroller AT89C51/52. Controlling expenses is intended to maintain the stability of the electrical energy produced by the generator. Control system is done by making a load of complement (ballast Lood), so that the energy produced by the generator will remain even if the consumer load changes. Control by microcontroller done to control the triac as electronic switches. Where its performance based on current changes due to changes in consumer load. Changes in currents detected by current transformer (CT: Current Transformer), the output of the transformer amplified by operational amplifiers (Op-Amp). Signals from the current transformer which has been strengthened in the form of converted analog signals into digital signals through A / D converter to be processed in a microcontroller. The output of the microcontroller will trigger triac to open a magnitude based on the current changes occurring in the network. With the operation of Triac so if there is a decrease in consumer power, the remaining power will flow to the load of complement (ballast load), so that the power generator always remains even though the burden of consumers is changing. It is hoped that this study allows the determination of the characteristics and performen a microcontroller-based ELC. Key words: Burden of complement, the burden of consumers, microcontrol. 177
2 YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada setiap pembangkit listrik diperlukan suatu sistem kontrol yang mengatur agar putaran turbin - generator tetap konstan, walaupun diberi beban yang bervariasi. Putaran turbin-generator yang fluktuasi akan berakibat hasil frekuensi dan tegangan dari generator tidak konstan. Untuk mengatasi problema itu ada dua cara yaitu menggunakan governor atau ELC (Electronic Lood Control). Governor berfungsi untuk mengatur putaran turbin-generator agar konstan, dengan cara mengatur debit air atau uap yang masuk ke runner turbin. Governor biasanya digunakan pada pembangkit tenaga air yang berdaya besar. ELC (Electronic Load Control) berfungsi untuk mengatur secara otomatis aliran listrik ke beban konsumen dan beban elektronik (beban komplemen). ELC banyak digunakan pada pembangkit tenaga air yang berdaya rendah sampai sedang seperti misalnya pada pembangkit listrik Mikrohidro. Pada prinsipnya bahwa pada setiap pembangkit listrik, putaran turbin-generator senantiasa harus di jaga konstan, walaupun beban pada konsumen selalu berubah-ubah. Beban yang tidak tetap berakibat arus yang mengalir dari generator ke konsumen juga tidak tetap. Berdasarkan konsumsi arus oleh konsumen inilah sebagai dasar untuk mendeteksi beban konsumen. Dengan menggunakan CT (Circuit transformer) konsumsi arus ke konsumen dapat di deteksi. Dari sekunder CT arus di rubah menjadi tegangan dengan cara memasang resistor. Tegangan dari sekunder CT masih terlalu kecil sehingga perlu di perkuat dengan menggunakan penguat operasional (Op-Amp). Tegangan keluaran dari CT yang diharapkan mempunyai ring antara 1 Volt sampai maksimum sekitar 5 Volt. Setiap perubahan arus pada konsumen maka akan terjadi perubahan tegangan keluaran dari CT. Setiap perubahan tegangan ini akan deteksi oleh ADC (Analog to Digital) untuk dirubah menjadi sinyal digital, sehingga dapat di proses di dalam mikrokontroler. Pada sistem mikrokontroler setiap perubahan tegangan dari ADC akan di deteksi dan akan digunakan untuk pemicu saklar elektronik yang dalam hal ini menggunakan triac. Bukaan gate triac akan membuka sesuai dengan perubahan arus yang terjadi pada beban konsumen. Dengan demikian arus listrik akan terbagi dua sebagian ke konsumen dan sebagian lainnya akan mengalir ke beban komplemen. Dengan kondisi itu maka arus yang di keluarkan dari sumber pembangkit listrik senantiasa tetap sesuai arus nominal nya. Penelitian ini bertujuan mengetahui ketelitian ELC dengan kendali mikrokontroler dan unjuk kerja ELC berdasarkan perubahan arus beban. TEORI Jika beban konsumen berubah maka arus dari generator yang diserap oleh beban juga akan berubah. Dengan perubahan arus ini diharapkan tidak mempengaruhi putaran generator, sehingga tidak berpengaruh pada frekuensi yang dihasilkan. Untuk menjaga putaran generator tetap konstan maka daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban yang diterima generator juga tetap. Daya turbin dipengaruhi oleh debit air, agar daya turbin tetap konstan, maka debit ait dibuat tetap. Sedangkan agar beban generator tetap, perlu dibuat beban komplemen untuk mengimbangi perubahan pada beban konsumen. Besar beban komplemen diatur oleh ELC yang menggunakan kendali utama mikrokontroler, sehingga : Beban Generator = Beban Konsumen + Beban Komplemen. Gambar 1 menunjukkan blok diagram pembagian daya dengan ELC Gambar 1. Blok diagram Pembagian Daya dengan ELC Adapun prinsip kerja ELC adalah jika daya yang diserap oleh beban konsumen berubah akan mengakibatkan pula perubahan frekuensi dan arus yang mengalir ke beban. Perubahan arus dan frekuensi ke beban akan dideteksi oleh sensor arus yang kemudian dibandingkan dengan harga referensi yang telah ditentukan. Selanjutnya rangkaian kontrol yang berupa mikrokontroler akan memberikan aksi atas perubahan tersebut dengan memanipulasi untuk mengatur sudut penyalaan pada switch statik (Thyristor). Sistem pengatur putaran generator dengan ELC terdiri dari empat bagian utama yaitu (SubhanNafis,2008). Sensor arus berfungsi untuk mendeteksi perubahan arus yang disebabkan terjadinya perubahan beban konsumen. Sensor arus terdiri dari trafo arus (CT) dan konveter. 1. Sistem Kontrol Rangkaian kontrol ini berfungsi untuk mensinkronkan dan membandingkan antara perubahan arus dan harga referensi yang telah ditentukan serta memberikan picu pada Triac (Static switch). 178
3 2. Static Switch Switch ini berfungsi untuk menghubungkan antara sistem kontrol dengan beban komplemen. Komponen switch ada yang menggunakan triac, scr dan relai. 3. Beban Komplemen Beban tiruan ini dapat digunakan lampu atau resistan. Adapun fungsinya adalah untuk tempat pengalihan daya dari perubahan daya yang terjadi pada beban konsumen. SEMINAR NASIONAL VIII konsumen turun maka keluaran arus dari generator akan terjadi fluktuasi. Terjadinya perubahan arus ini maka akan mempengaruhi putaran generator bisa menjadi lebih cepat atau mungkin akan lebih lambat dari putaran nominalnya. Dengan demikian akan terjadi perubahan frekuensi yang dikeluarakan generator. Untuk itu perubahan beban dari konsumen dialihkan ke beban komplemen sehinga beban yang diterima generator senantiasa tetap. Sebagai sensor perubahan arus digunakan trafo arus (CT) seperti terlihat pada Gambar 3. TATA KERJA Untuk menunjang penelitian ini diperlukan beberapa peralatan dan bahan antara lain : Peralatan yang diperlukan a. Tool Set b. Multimeter c. Tang ampere d. Osciloscope e. Beban komplemen berupa lampu pijar f. Beban konsumen dari lampu pijar g. Generator Sinkron Bahan yang dibutuhkan : a. Komponen pasif b. Komponen aktif c. Mikrokontroler d. Trafo CT Gambar 3. Sensor Arus Trafo arus yang digunakan mempunyai rasio 50 A/ 5 A, pada sisi sekunder keluaran arus di ubah menjadi tegangan dengan memasangkan resistor. Tegangan ini masih kecil sehingga perlu di naikan dengan menggunakan rangkaian penguat Op-Amp (Operastional Amplifier). Tegangan keluaran yang diharapkan adalah 0 Volt 5 Volt Rangkaian sensor arus seperti terlihat pada gambar berikut ini : LANGKAH PENELITIAN Rangkaian ELC dibuat dengan menggunakan sensor arus dalam mengetahui perubahan beban dan menggunakan kontrol utama mikrokontroler. Rangkaian rancangan sistem ELC (Electronic Load Control) seperti terlihat pada Gambar 2. Line CT Beban Pada kondisi awal putaran generator tetap dengan beban nominalnya yang diserap oleh konsumen. Tetapi pada saat beban puncak atau beban Gambar 4. Rangkaian Sensor Arus 179
4 YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 Perhitungan : Nilai penguatan dari rangkaian propotional sesuai dengan rumus membalik (inverting) Yaitu : A V = - R 2 atau Vout / Vin R 1 A V = - 66 K, A V 10 K = - 6,6 x penguatan Jika ada arus pada line 5 A, maka arus pada sisi sekunder trafo adalah : I p = 5 A, I S = 5 / 10 A = 0,5 A Pada sekunder trafo dipasang Ri = 1 Ω, maka tegangan pada sekunder : V = I x R V = 0,5 x 1 V = 0,5 Volt Selanjutnya tegangan di perkuat menjadi : V = 6,6 x 0,5 V = 3,3 Volt AC berfungsi untuk membaca kondisi konversi dan port 3.6 untuk memerintah ADC memulai konversi. Untuk menyelaraskan sinyal jala-jala dengan keluaran pulsa triger triac dari mikrokontroler di perlukan rangkaian zero crossing. ZeroCrossing berfungsi untuk mensinkronkan gelombang jala-jala dengan pulsa triger yang dikontrol. Tegangan ac keluaran dari trafo di bentuk menjadi pulsa gelombang penuh dengan menggunakan dua dioda D1 dan D2. Seperti terlihat pada Gambar 6. Rangkaian zero crossing selanjutnya dihubungkan ke port interrupt (INTI) AT89S51. Gelombang penuh ini sebagai inputan pada komparator (LM 311) untuk di ubah menjadi gelombang kotak dengan tegangan 5 Volt dan frekuensi sama dengan frekuensi jala-jala yaitu 50 Hz (10 ms). Sinyal tersebut sebagai masukkan pada mikrokontroler dan akan di olah menjadi sinyal PWM (Pulse Width Modulation) dengan lebar pulsa 50 Hz (10 ms). Pada sinyal PWM tersebut di seting pulsa aktif sebesar 9,5 ms dan pulsa aktif lownya 0,5 ms. Sinyal PWM inilah yang nantinya digunakan untuk mengontrol kerja triac pada rangkaian ELC dengan cara menggunakan delay yang dikontrol oleh mikrokontroler. Tegangan masih berupa tegangan AC maka perlu di searahkan dengan penyearah setengah gelombang, sehingga tegangan menjadi : 5 Volt. Selanjutnya tegangan analog ini akan dirubah menjadi tegangan digital melalui ADC 0804 agar perubahan arus dapat di proses di dalam mikrokontroler. Keluaran dari mikrokontroler berupa pulsa yang akan di gunakan untuk menyulut triac yang digunakan sebagai switch pada beban komplemen. Hasil pulsa keluaran dari trafo berupa pulsa sinus (AC) seperti terlihat pada Gambar 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian trafo arus dilakukan dengan memberikan arus pada trafo, kemudian pada keluaran trafo diamati dengan menggunakan meter arus, hasilnya seperti terlihat pada tabel. 1. Hasil uji laboratorium output trafo arus adalah sebagai berikut : Pada gambar 5 terlihat bahwa tegangan keluaran dari trafo arus yang telah dirubah menjadi tegangan masih berupa tegangan bolak balik. Untuk dapat di proses di ADC tegangan perlu di searahkan. Di dalam rangkaian ADC 0804 sinyal analog dari keluaran trafo akan di rubah menjadi sinyal digital. Keluaran dari rangkaian ADC di inputkan ke mikrokontroler pada port 0 dan port 3 yaitu P3.2 (INTO) dan P.3.6 (WR). Port 0 Untuk mempermudah dalam pemrosesan maka keluaran dari trfo yang berupa arus dirubah menjadi keluaran yang berupa tegangan. Hasilnya seperti terlihat pada tabel
5 Gambar 6. Grafik Pengujian Penguat Dari hasil pada Tabel. 2 terlihat bahwa jika input CT 0,5 A maka keluaran trafo pada sisi sekunder sebesar 29,3 ma. Pada hal yang dibutuhkan untuk pengontrolan adalah tegangan 0 Volt 5 volt. Untuk itu keluaran arus dari trafo dirubah menjadi tegangan dengan memasanga R i = 10 k dan menghasilkan data tegangan 51 mv ac. Tegangan ini masih jauh dari kebutuhan kebutuhan untuk itu perlu diperkuat, sehingga dihasilkan 341 mv ac. Karena yang dibutuhkan adalah tegangan TTL maksimum 5 Volt maka tegangan out put tersebut dirubah menjadi tegangan dc agar dapat diproses dalam A/DC. Hasil akhir seperti terlihat pada Tabel 3. dan grafiknya terlihat pada Gambar 7. Pada tabel 3. terlihat bahwa tegangan maksimum telah mencapai 5 volt dc, hai ini sudah memenuhi syarat sebagai input ke ADC. Dari ADC tegangan dirubah menjadi sinyal digital, sehingga dapat diolah dalam mikrokontroler. Sistem kontrol mikrokontroler akan merespon jika terjadi perubahan arus dari jaringan dan akan memicu saklar elektronik (Triac), sehingga beban akan mengalir dari komplemen ke konsumen atau sebaliknya. HASIL PENGUJIAN ADC Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi bentuk sinyal digital. Prinsip kerja dari konveter A/D adalah semua bit-bit diset, kemudian di uji dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Apabila konversi telah di laksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian output digital akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru. 181
6 YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 Dari hasil tersebut dapat dihitung simpangan bakunya (standard deviation) dengan rumus sebagai berikut : Untuk prosentase ketidak seimbanganya adalah sebagai berikut : P k = Simpangan baku x 100 % Rata-rata KESIMPULAN Dari hasil pengujian tanpa ELC pada Tabel.6 terlihat bahwa tegangan akan mengalami penurunan pada saat beban konsumen dinaikkan. Demikian sebaliknya, jika beban konsumen diturunkan maka tegangan generator akan naik. Jadi dengan demikian terjadi putaran generator tidak stabil. Pada Tabel.7 hasil pengujian dengan menggunakan ELC terlihat bahwa tegangan cenderung konstan terhadap beban konsumen. Jika dibuat grafik seperti terlihat pada Gambar 8. di bawah ini. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rangkaian Electronic Load Control (ELC) dengan sensor arus dapat digunakan sebagai pengatur beban listrik pada PLTMH. 2. Electronic Load Control dapat untuk mengetahui pemakaian beban listrik pada konsumen. 3. Tingkat ketelitian dalam pengaturan beban dengan ELC, standar deviasinya sebesar ± 0,18079 dan prosentase ketidak keseimbangan tegangan sebesar 0,082 %. 182
7 Saran 4. Dapat mengetahui ketidak keseimbangan tegangan generator terhadap perubahan beban. 5. Electronic Load Control (ELC) dengan kendali utama mikrokontroler unjuk kerjanya dapat meningkatkan kepekaan dan kecepatan deteksi. 1. Rangkaian Electronic Load Control (ELC) yang menggunakan sensor arus dan sebagai sensornya menggunakan trafo arus (CT) maka perlu dipilih trafo arus yang rasionya tidak terlalu besar, sehingga responnya lebih baik. 2. Electronic Load Control dengan sensor arus kurang peka terhadap beban induktip, untuk itu beban induktip pada konsumen perlu diberi kapasitor. DAFTAR PUSTAKA 1. AFIANTO EKO PUTRA, 2002, Belajar Mikrokontroler Gaya media,jogjakarta. 2. ARIS MUNANDAR, 1997, Teknik Tenaga Listrik I, ITB Press, Bandung. 3. CATUR EDI WIDODO, 2004, Interfacing port paralel dan port serial komputer. 4. FOURYS YUDO. SP, 2009, Desain dan Rancang Bangun Kontrol Beban Elektronik Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, MST-UGM. 5. FREDRICK W.HUGHES, 1990, Panduan Op-Amp, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 6. FRANK.D.PETRUZELLA,1986, Elektronika Industri, Andi, Jogjakarta. 7. DIDIN WAHYUDIN, 2007, Belajar Mikrokontroler, Andi, Jogjakarta. 8. SUBHAN NAFIS, 2008, Electronic Load Control, Tutorial Dunia Listrik. 9. WIDODO BUDIHARTO, 2004, Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Elex Media Komputindo, Jakarta. 10. ILLIAM D. CHOOPER, Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran, Penerbit Erlangga Jakarta. 11. hhttp:// zero crossing-detektor dengan Op-Amp Diunduh pada 10 Maret SEMINAR NASIONAL VIII TANYA DAN JAWAB Pertanyaan 1. Apakah tanpa ELC beban listrik konsumen tidak dapat diukur/diketahui? (Djiwo Harsono) 2. Selama ini sistem kendali beban elektronik dilakukan dengan cara seperti apa? Dan apa keuntungan dari μ Kontrol? (Dewita) 3. Modul yang diganti/diperbaik funsinya untuk apa? Dan perbandingan performa setelah diganti apakah lebih baik dari sebelumnya? (Iksan) Jawaban 1. ELC berfungsi untuk menstabilkan putaran dan generator walaupun beban pada konsumen berubah-ubah, tidak untuk mengukur. 2. Untuk PLTA, biasanya menggunakan Governor yaitu yang mengatur input/output air ke turbingenerator. Untuk ELC yang diatur bahan input/output air yang masuk dianggap air masuk tetap, kemudian yang diatur adalah beban dari generatornya. 3. Untuk catu daya ke kapasitor baik. Performanya lebih baik karena yang sama bentuk PCB dan umpama sudah tidak layak, sudah waktunya diganti. 183
Desain Kontrol Beban Elektronik pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
176 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 12, No. 2, 176-184, November 2009 Desain Kontrol Beban Elektronik pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (Electronic load controller design on microhydro power
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat performansi dari suatu sistem pembangkit listrik ditentukan oleh frekuensi output yang dihasilkan. Pada suatu pembangkit listrik yang menggunakan energi renewable
Lebih terperinciDESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto
Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,
Lebih terperinciSTUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO
STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO Anggi Muhammad Sabri Saragih 13204200 / Teknik Tenaga Elektrik Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN 1 Ari Rahayuningtyas, 2 Teguh Santoso dan 3 Maulana Furqon 1,2,,3
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK
BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator
Lebih terperinciBAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk
BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt
Lebih terperinciSistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi
Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller AT89S51
Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 12, No. 2, April 2009, hal 55-62 Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller AT89S51 Heri Sugito, Suryono Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan
19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan
Lebih terperinciANALOG TO DIGITAL CONVERTER
PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari
Lebih terperinciPengamatan dilakukan untuk menguji hasil perancangan dan implementasi. terpenting adalah bagian yang cukup kritis. Dengan mendapatkan parameter hasil
BAB IV ANALISA DAN PENGAMATAN Pengamatan dilakukan untuk menguji hasil perancangan dan implementasi alat, sehingga dapat diketahui sejauh mana alat dapat bekerja. Pengamatan yang terpenting adalah bagian
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR) Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciPENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Achmad Hasan P3 Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Deputi Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciModul Laboratorium Sistem Kendali. Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT
Modul Laboratorium Sistem Kendali Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta-Tahun 2013 DAFTAR ISI Modul
Lebih terperinciyaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali
BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciSISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012
SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang
Lebih terperinciELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) ABSTRAK
ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) Disusun oleh : Maulana Jayalaksana 0822061 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL
RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA
RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad ini permasalahan energi di dunia merupakan topik yang sering dibahas, hal ini dikarenakan energi merupakan kebutuhan pokok manusia. Disamping itu pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar
Lebih terperinciPERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
No Vol: September 0 ISSN : 0-99 PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 855 Cahayahati, Mirza Zoni Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta Program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB II KWH-METER ELEKTRONIK
3 BAB II KWH-METER ELEKTRONIK 2.1. UMUM Energi ialah besar daya terpakai oleh beban dikalikan dengan lamanya pemakaian daya tersebut atau daya yang dikeluarkan oleh pembangkit energi listrik dikalikan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
RANCANG BANGUN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Machmud Effendy Jurusan Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Malang Kampus III: Jl. Raya Tlogomas No.
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 13 (ADC 2 Bit) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 2 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 2 Bit dengan
Lebih terperinciANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51
ISSN: 693-6930 ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C5 Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciMekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)
Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Triode AC (TRIAC) Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciPenguat Inverting dan Non Inverting
1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan
Lebih terperinciPERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN
PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menampikan dan menghitung hasil dari nilai nilai inputan sensor sensor dan gambaran Rancang Bangun Alat Pengukuran
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK
SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciLAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)
LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC
Lebih terperinciDengan : f = frekuensi stator (Hz) n s = kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub.
PERANCANGAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) SEBAGAI PENSTABIL FREKUENSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) Erdyan Setyo W¹, Mochammad Rif an, ST., MT.,², Teguh Utomo, Ir., MT ³ ¹Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium
Lebih terperinciPerancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa
Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Indah Pratiwi Surya #1, Hafidh Hasan *2, Rakhmad Syafutra Lubis #3 # Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci
Lebih terperinciPENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.
PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciANALISIS SISTEM CYCLOCONVERTER PADA BEBAN NON LINEAR
PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS SISTEM CYCLOCONVERTER PADA BEBAN NON LINEAR Muhammad Tola 1), Setiawan 2) & Anggang Sujarwadi 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI
BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter
Lebih terperinciBAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI
BAB III RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai prinsip kerja rangkaian pemicu dan rangkaian komutasi. Menguasai
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, dan Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Lebih terperinciGambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.
BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Hariz Bafdal Rudiyanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Depok Kelapa Dua Email: hariz_bafdal@yahoo.co.id ABSTRAKSI Robot
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciRANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun oleh : SANYOTO
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Oce Dianova. Abstrak
100 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.2 PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Oce Dianova Abstrak Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik pengkondisi sinyal DAC 0808 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian pengkondisi sinyal DAC 0808
Lebih terperinciBAB II LANDASAN SISTEM
BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji
Lebih terperinciAUTOMATISASI PERBAIKAN FAKTOR DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32
AUTOMATISASI PERBAIKAN FAKTOR DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32 Hendra Gunawan 067002088 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Nilai faktor daya yang rendah
Lebih terperinciABSTRAK. Tuts Organ Elektronik Menggunakan Pengontrol Mikro Edwin /
Tuts Organ Elektronik Menggunakan Pengontrol Mikro Edwin / 0622030 Email : edwinedun@hotmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH 65, Bandung 40164, Indonesia
Lebih terperinciAlat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva
Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva Feranita, Ery Safrianti, Oky Alpayadia Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau feranitadjalil@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciWIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK
WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun oleh : Andre Yosef M 0722080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,
Lebih terperinciWorkshop Instrumentasi Industri Page 1
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR
RANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR TUGAS AKHIR Disusun Oleh: DIANA NUR FITASARI J0D 006 007 PROGRAM STUDI DIPLOMA III INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan tingkat diploma Program Studi DIII Instrumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regulator tegangan merupakan sebuah rangkaian yang dapat melakukan pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber tegangan AC yang bernilai tetap
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51
PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan
Lebih terperinciDESAIN DAN PROTOTIPE ALAT PEMINDAH BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA32 *) ABSTRAK
DESAIN DAN PROTOTIPE ALAT PEMINDAH BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA32 *) Kiki Ayu Winarni **), M. Muslim, S.Pd.,M.Si. ***) Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciClamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller
Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciPembangkit Pulsa Pemicu Berdasarkan Detektor Persilangan Nol yang Diperoleh dari Analog to Digital Converter dan Interrupt
Pembangkit Pulsa Pemicu Berdasarkan Detektor Persilangan Nol yang Diperoleh dari Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga darmawan@staff.uksw.edu
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL
BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL 5.1 Respon Sensor Arus Pengujian terhadap sensor arus terbagi menjadi dua, yaitu pengujian tanpa rangkaian pengkodisisan sinyal (transformator arus dan sensor
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi
Lebih terperinciCONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic
CONVERSION 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic Analog To Digital Converter Spesifikasi umum ADC : ADC tersedia dalam kemasan IC
Lebih terperinciSistem Monitoring Pencurian Energi Listrik
Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik Bondan Dwi Cahyono 1) Yahya Chusna Arif 2) Suryono 3) 1) PENS-ITS, Surabaya 60111, email: bondi@student.eepis-its.edu 2) PENS-ITS, Surabaya 60111, email: yahya@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai
Lebih terperinci